Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI I


MESIN BUBUT

Disusun Oleh
Nama : Baldy Hamzah Babussalam
NPM : 20423259
Kelas : 1IC01
Kelompok : A1
Shift :I

LABORATORIUM TEKNIK MESIN DASAR


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehinggga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Proses Produksi 1 dengan judul Mesin Bubut. Laporan akhir pratikum Proses
Produksi 1 ini disusun sebagai syarat telah mengikuti pratikum Proses Produksi 1
yang berjudul Mesin Bubut.

Laporan akhir ini berisikan tentang Pengertian dan Cara Kerja Mesin
Bubut,
serta Bagian-Bagian Utama dari Mesin Bubut. Diharapkan dengan hadirnya
Laporan akhir ini dapat memberikan gambaran tentang sebuah ilmu yang
membahas tentang Mesin Bubut serta memudahkan dalam pratikum Mesin Bubut
berlangsung. Akhirnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Akhir
Proses Produksi 1 ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penyusun memohon kepada pembaca dan pembimbing berkenan
memberikan saran atau kritik. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Akhir
Proses Produksi 1 ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses Produksi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu


proses transformasi atau konveksi dari material atau bahan baku (baik logam
maupun non logam) menjadi suatu produk setengah jadi atau pun produk jadi
yang lebih berguna dengan memakai mesin-mesin perkakas atau peralatan
tertentu dengan menggunakan metode yang sesuai.

Pada proses pembuatan suatu benda kerja sangatlah dibutuhkan proses


pengerjaan dengan mesin. dimana akan diperolch benda kerja yang bermutu
baik dan memperolehnya dalam jumlah yang banyak serta waktu kerja yang
relatif singkat dan efisien. Sescorang yang bekerja dalam bidang permesinan,
harus mengetahui seluk-beluk mesin yang ditangani dan hendaknya
memahami juga proses pengerjaannya.

Pemilhan mesin yang terbaik untuk membuat suatu produk tertentu


memerlukan pengetahuan mendasar mengenai. Segala kemungkinan proses
produksi, Pertimbangan itu antara lain didasarkan pada bentuk benda Kerja,
dimensinya, jumlah, tingkat ketelitian, ukuran. toleransi serta kemampuan
mesin vang akan dipilih.

Hal tersebut dilakukan karena proses produksi pada dunia industri tidak
pernah lepas dari alat-alat dan mesin-mesin sebagai teknologi dasar yang
digunakandalam kegiatan produksi. Setelah mengetahui dan memahami
teknologi tersebut, maka pengetahuan akan penggunaan dapat diketahui dan
maintenance dapat dilakukan dengan baik, dengan pemahaman yang lebih
dapat mengoptimalkan solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan yang
ada selama kegiatan produksi tersebut berlangsung.
1.2 Rumusan Masalah

Perumus Perumusan masalah sebagaian masalah sebagai berikut :


1. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses membubut ?
2. Bagaimana proses kerja dari mesin frais, mesin bor, mesin bubut tap dan
snei ?
3. Bagaimana pekerjaan yang pada umumnya dikerjakan pada mesin tersebut ?
4. Bagaimana bagian - bagian yang terdapat pada mesin tersebut

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan praktikum ini berdasarkan proses pembentukan atau pembuatan
makalah :
1. Mendeskripsikan peralatan yang digunakan dalam proses membubut;
2. Mendeskripsikan proses kerja dari mesin frais, mesin bor, mesin bubut, tap
dan snei.
3. Mendeskripsikan pekerjaan mesin perkakas tersebut.
4. mendeskripsikan bagian–bagian mesin tersebut.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan akhir
praktikum Proses poduksi I adalah studi referensi dan studi observasi.
Kedua metode tersebut termaksuk kedalam langkah dalam penulisan data
selama
berlangsungnya praktikum.

a. Studi referensi
Semua informasi mengenai pengertian dan cara pengoprasian mesin
diperoleh dari buku modul yang telah diberikan kepada praktikan yang
nantinya akan diimplementasikan kedalam studi praktikum teknik msein
dasar.

b.Studi observasi
Data yang di peroleh praktikan merupakan data yang diperoleh dari
berbagai aspek. data tersebut bisa diperoleh dari lokasi praktikum
laboratorium teknik mesin dan juga melalui proses praktikum yang telah
dijalani.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang,tujuan ,rumusan masalah, tujuan
masalah, dan sistemat sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Berisi teori tentang mesin bubut,mesin frais,dan mesin bor. Baik
berupa definisi definisi dan cara pengoperasiannya serta hal-hal
lainnya yang berkaitan dengan mesin tersebut.

BAB III PROSES KERJA


Berisi mengenai cara pengerjaan atau proses kerja flowchart
pembuatan tangkai palu serta langkah–langkah dalam pembuatannya
sampai selesai dan gambar hasil produksi tangkai palu dan kepala
palu

BAB IV PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari hasil pengerjaan derta saransaran
membagun yang diperlukan pada saran membagun yang diperlukan
pada pelaksana pelaksanaan praktikum an praktikum proses proses
produksi produksi selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut

Mesin bubut (bubut) adalah salah satu jenis mesin perkakas Bergerak
sambil bekerja untuk memutar benda kerja dan menggunakan pemotongan Pahat
(alat) sebagai alat untuk memotong benda kerja. mesin bubut adalah salah satu
mesin proses manufaktur yang digunakan untuk membentuk benda silinder,
tetapi juga dapat digunakan untuk beberapa manfaat lainnya. Benda kerja
pertama kali dipasang di chuck (pegangan) terhubung ke spindel mesin, lalu ke
spindel dan benda kerja berputar dengan kecepatan tertentu. Pisau (pahat) yang
digunakan untuk membentuk benda kerja adalah melekat pada benda kerja yang
berputar sehingga benda kerja dibentuk sesuai dalam ukuran yang diinginkan.
Biasanya mesin bubut dalam keadaan diam, dihidupkan adalah jenis mesin bubut
yang memutar pisau, saat benda diam. Grup bubut juga memiliki suku cadang
otomatis internal beberapa took bahkan dilengkapi dengan layanan sistem
otomatis, dengan sistem hidrolik atau elektrik. Juga ukuran mesin tidak hanya
kecil seperti banyak mesin bubut tradisional bekerja dengan baik sesuai
kebutuhan Industri kelautan dalam pembuatan atau perawatan poros baling-
baling kapal Diameter 1000 mm atau lebih.

2.1.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan
untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat
sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan
sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi


terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis,
drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya.
2.1.2 Parameter Mesin Bubut

Dalam proses pemesinan ada beberapa hal yang harus diperhatikan


dalam membuat benda kerja. Salah satunya yaitu tentang kecepatan putar
mesin yang dapat dilihat di tabel 2.1

Tabel 2. 1 Kecepatan putaran mesin bubut

A 50 210 260 360 1120 1600


B 25 105 130 180 560 300

Pada proses permesinan mesin bubut, ada tiga parameter utama yaitu
kecepatan putar (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong
(depth of cut). Gerak putar dari benda kerja disebut cutting motion, artinya
putaran utama dan cutting speed merupakan gerak untuk mengurangi
benda kerja dengan pahat. Pahat bergerak maju secara teratur akan
menghasilkan geram. Gerak inilah yang disebut kecepatan makan”
(Rochim, Taufiq, 1993). Tiga parameter ini merupakan bagian yang diatur
langsung oleh operator pada mesin bubut. Kecepatan putar n (speed),
selalu dihubungkan dengan poros utama (spindel) dan benda kerja.
Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per
minute, rpm). Dari ketiga parameter seperti yang sudah dijelaskan, kita
dapat menghitung proses permesinan pada mesin bubut.

1. Untuk menghitung kecepatan potong menggunakan persamaan :

𝒗𝒄 = 𝝅. 𝒅.
𝒏

𝟐𝒂
𝒅 = atau

𝒅𝒐 ± 𝒅𝒎
𝟐
Dimana :

vc = kecepatan potong
(m/menit) d =
diameter rata-rata (mm)
n = kecepatan Putaran (rpm)

π = 3,14 do = Diameter
awal (mm) dm = diameter
akhir (mm)
2. Untuk mendapatkan kedalaman potong mengunakan persamaan :

𝒅𝒐 ± 𝒅𝒎
𝒂=
𝟐

Dimana :

a = kedalaman
potong (mm) do =
diameter awal (mm)
dm = diameter akhir (mm)

3. Sedangkan untuk menghitung kecepatan makan


menggunakan persamaan :

𝒗𝒇 = 𝒇. 𝒏

Dimana :

vf = kecepatan makan
(mm/menit)

f = gerak makan (mm)

n = kecepatan putar (rpm)

4. Untuk mendapatkan waktu pemotongan dari suatu proses


pembentukan benda kerja pada mesin bubut menggunakan
persamaan :

𝒍𝒕
𝒕𝒄 =
𝒗𝒇

Dimana :

tc = waktu pemotongan

(menit) lt =

panjang pemotongan

(mm)

vf = kecepatan makan (mm/menit)

5. Kemudian untuk menghitung kecepatan penghasilan geram


dari suatu proses pembentukan benda kerja pada mesin bubut
menggunakan persamaan :

𝒛 = 𝒇 × 𝒂 × 𝒗𝒄

Dimana :

z = kecepatan menghasilkan geram

(cm3/menit) a = kedalaman potong (mm)

f = gerak makan (mm)


vc = kecepatan putaran (rpm)

2.1.3 Komponen dan Fungsi Mesin Bubut

Komponen dan fungsi pada mesin bubut ada berbagai macam


berikut Adalah bagian dan fungsi mesin bubut :
1. Bed

Bed merupakan bagian utama dari mesin bubut yang memiliki


bentuk kuat dan kaku. Bagian ini digunakan untuk menahan gaya
yang dihasilkan dari proses operasi dan mampu menangani berat
benda dengan kokoh. Bed juga menjadi tempat bagi semua bagian
mesin bubut terpasang seperti tailstock, headstock, carriage, dan
bagian lainnya. Bagian ini biasanya dibuat dengan bahan khusus dan
bermutu tinggi agar beban dan getaran selama proses permesinan
dapat ditahan dengan baik.
2. Headstock
Headstock merupakan bagian sisi kiri mesin bubut. Ini berfungsi
sebagai housing untuk menyimpan beberapa bagian mesin seperti
spindel utama, chuck, gear train, tuas pengatur kecepatan gear, dan
feed controller. Sistem transmisi ini digunakan bersama untuk
memantau dan mengubah kecepatan spindel.
3. Chuck

Chuck adalah alat yang dibaut pada spindel headstock dan digunakan
untuk menahan benda kerja di salah satu ujungnya. Biasanya bagian
ini berputar dengan poros dan benda kerja. Pada umumnya ada dua
jenis chuck yang digunakan yaitu chuck tiga rahang dan empat
rahang. Cekam tiga rahang (self-centering) dirancang untuk bergerak
secara bersamaan sedangkan cekam empat rahang bergerak secara
independen.
4. Main spindle
Main spindle adalah poros berongga dan bongkahan yang dipasang
di atasnya. Ini digunakan untuk menahan dan memutar chuck dengan
desain berongga yang memungkinkan batang panjang dapat
melewatinya.
5. Tail stock

Tail stock adalah bagian sisi kanan mesin bubut. Tail stock
digunakan untuk memberikan dukungan pada benda kerja dari ujung
kanan selama proses operasi mesin, serta untuk menahan alat untuk
melakukan beberapa operasi seperti penyadapan, pengeboran, dll
agar getaran selama operasi permesinan dapat diredam dengan baik.
6. Carriage

Carriage adalah bagian yang terletak di antara headstock dan


tailstock. Bagian ini dapat dipindahkan secara manual atau dengan
umpan daya di luar. Carriage terdiri dari 5 bagian utama yaitu
saddle, apron, cross slide, tool post, dan compound rest. Ini
menyediakan tiga gerakan ke alat yang umpan longitudinal, umpan
silang, dan umpan sudut.
7. Lead screw

Lead screw terletak di bawah feed rod dan digunakan untuk


menggerakkan carriage secara longitudinal selama operasi
pemotongan ulir.
8. Feed rod

Feed rod digunakan untuk menggerakkan carriage secara


horizontal dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Pergerakan
ruang umpan adalah wajib selama operasi pembubutan.
9. Hand wheel

Hand wheel dioperasikan secara manual dengan tangan untuk


menggerakkan carriage, cross slide, tailstock, dan bagian lain yang
dilengkapi dengan handwheel.
10. Chip pan

Chip pan dibuat untuk mengumpulkan chip dan material yang tidak
diinginkan yang dihasilkan selama operasi bubut. Itu terletak di
bagian bawah mesin bubut.

2.3 Mesin Bor

Mesin drilling (bor) merupakan sebuah alat atau perkakas yang


digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah dengan
cara memutar mata pisau dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda
kerja.Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk
bulat dalam lembaran

Gambar 2. 24 Mesin bor

kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan


memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkat,
Membesarkan lobang,Chamfer. Fungsi utama dari mesin bor adalah untuk
melubangi benda kerja dengan ukuran-ukuran tertentu. Mesin bor terdapat dua
jenis yakni mesin bor duduk dan mesin bor tangan.

2.3.1 Definisi Bor dan Fungsi Mesin Bor

Bor adalah salah satu mesin perkakas, yang secara umum


digunakan untuk mengebor suatu benda kerja. Pada mesin ini juga dapat
dilakukan pekerjaan – pekerjaan yang lainnya seperti, memperluas lubang,
pengeboran untuk tirus pada bagian suatu lubang atau pembenaman.
Dalam pelaksanaannya pengeboran sesungguhnya adalah suatu poros yang
berputar, dimana pada bagian ujungnya (bagian bawah) disambungkan
mata bor yang dapat mengebor terhadap benda kerja yang di jepit pada
meja mesin bor.

Jadi secara umum dalam pelaksanaan pengeboran suatu lubang pada


benda kerja diperlukan suatu mesin bor yang bekerja baik dan teliti. mesin
Dapat mengebor benda kerja secara terus menerus dan mempunyai
kecepatan poros yang dapat disetel menurut kebutuhannya dan dapat
dilakukan bermacam –macam pengeboran yang sesuai kebutuhan.

2.3.2 Parameter Proses Gardi

Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses gurdi


adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel
yang mendasari teknologi proses pemotongan/ penyayatan pada mesin bor
diantaranya. Parameter pemotongan pada proses gurdi meliputi :
kecepatan potong pengeboran, dan kecepatan pemakanan pengeboran
(Feed – F) sedangkan untuk kecepatan mesin tidak dapat diatur karena ada
beberapa jenis mesin bor yang sudah dari pabrik nya kecepatan putar
mesinnya tidak dapat dirubah.

A. Kecepatan Potong Pengeboran

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang


dihitung berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara
defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah
panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu.Setiap jenis
logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-
beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan
dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak
tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul
atau bisa patah. Kecepatan pemotongan biasanya tidak dapat
diatur dikarenakan sudah diatur tidak ada pengaturan kecepatan
mesin dari pabrikan pembuat mesin bor tersebut dan ada juga
yang dapat diatur seperti mesin bubut milling.

Tabel 2. 2 Harga kecepatan mata bor dari bahan HSS

Untuk mendapatkan putaran mesin bor per menit ditentukan


berdasarkan keliling mata bor dalam satuan panjang . Kemudian
kecepatan potong dalam meter per menit dirubah menjadi
milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan
diperoleh kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter
per menit.

Dalam satu putaran penuh, bibir mata bor (Pe) akan menjalani
jarak sepanjang garis lingkaran (U). Oleh karena itu, maka
Dimana:

U = Keliling bibir mata

potong bor D = Diameter

mata bor

P = 3.1

Jarak keliling pemotongan mata bor tergantung pada diameter


mata bor.Waktu pemotongan juga menentukan kecepatan
pemotongan. Oleh karena itu jarak yang ditempuh oleh bibir
pemotong mata bor harus sesuai dengan kecepatan putar mata
bor. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling bibir
pemotongan mata bor (U) selama n putaran per menit dapat
dihitung dengan rumus:

𝑼=𝒑×𝒅×𝒏
Dimana:

U = keliling bibir potong


mata bor

D = Diameter mata bor


N = putaran mata bor per menit

Biasanya kecepatan potong dilambangkan dengan huruf V dalam


satuan meter per menit. Jarak keliling yang ditempuh mata bor
adalah sama dengan jarak atau panjangnya bram yang terpotong
dalam satuan panjang per satuan waktu. Berdasarkan hal tersebut
maka jarak keliling yang ditempuh mata potong bor (U) sama
dengan panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per menit.
Berarti kecepatan potong sama dengan jarak keliling pemotongan
mata bor. Maka:
B. Pemakanan Pengeboran

Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam


lobang/benda kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya
pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak
pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang
diinginkan. Pemakanan juga tergantung pada bahan yang akan
dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang
ditentukan berdasarkan diameter mata bor.

Tabel 2. 3 Besarnya pemakanan berdasarkan diameter mata bor

2.3.3 Jenis Jenis Mesin Bor

Mesin bor terdapat beberapa jenis yakni mesin bor duduk / mesin
bor meja, mesin bor tangan, mesin bor radial, mesin bor koordinat, mesin
bor vertikal atau drilling machine vertical, dan mesin bor berporos.Berikut
adalah penjelasan dari beberapa mesin bor diatas :

1. Mesin bor duduk atau mesin bor meja

Jenis mesin ini didesain khusus untuk pengeboran lubang yang kecil
dan membutuhkan kecepatan tinggi. Perlu diingat, semakin kecil
mata bor yang digunakan maka semakin tinggi kecepatan putaran
mesin bor.Alas pada mesin bor ini diikat dengan mur dan baut pada
meja atau lantai. Mesin bor ini dapat mengebor sampai diameter
15,5 mm. Gerak pemakanan bor dilakukan secara manual atau
dengan tangan. Operator bisa merasakan getaran yang terjadi pada
saat pengeboran. Sehingga mesin bor ini diberi nama mesin bor
sensitif (sensitive drilling machine). Jenis mesin bor Ini yang biasa
umum, karena munggkin dari segi funggsi dan juga Spare part yang
berlimpah di pasaran, dan munggkin juga dengan sspesifikasi pada
mesin bor duduk atau meja ini banyak mencukupi beberapa aspek
dalam proses pengeboran.

Gambar 2. 25 Mesin Bor Duduk

2. Mesin Bor Tangan

Hampir di semua bengkel memiliki jenis bor ini. Mesin bor ini
digunakan untuk pengeboran dengan berbagai posisi yang umumnya
tidak bisa dilakukan dengan mesin bor standard.Dengan mekanisme
yang sederhana dan ukuran yang kecil, mesin ini sangat fleksibel dan
dapat dibawa kemana saja. Mesin ini dapat digunakan untuk mata
bor berdiameter 12 mm sampai 18 mm.Kekurangan dari mesin bor
ini adalah, operator tidak dapat mengatur kecepatannya. Sehingga
operator harus benar-benar stabil pada saat menggunakan mesin ini.
Gambar 2. 26 Mesin Bor Tangan

3. Mesin Bor Radial

Mesin bor radial dirancang untuk benda kerja yang berukuran


sedang sampai besar. Jenis mesin ini memiliki kolom mesin
berbentuk bundar yang terikat pada alas yang kuat.Kolom ini
mendukung lengan radial sehingga dapat menaikkan dan
menurunkan meja. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan benda
kerja yang memiliki ketinggian berbeda. Spindle utama terletak pada
lengan radial, sehingga posisinya dapat diputar pada posisi manapun.
Dan kepala bor dapat meluncur pada lengan radial.

Gambar 2. 27 Mesin Bor Radial

4. Mesin Bor Koordinat

Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin


bor yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan
posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk
membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter
lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian
yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi
tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah
memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik.
Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik dapat diatur
sampai mencapai toleransi 0,001 mm).

Gambar 2. 28 Mesin Bor Koordinat

5. Mesin Bor Tegak Atau Vertikal

Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang


lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat
dikendalikan secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran,
poros utamanya digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat
diputar 3600, mejanya diikat bersama sumbu berulir pada batang
mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan
menggerakkan engkol.
Gambar 2. 29 Mesin Bor Tegak atau Vertikal

6. Mesin Bor Berporos Atau Gang

Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah
meja dengan empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan
beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi
masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala
penggerak.

Gambar 2. 30 Mesin Bor Berporos

2.3.4 Komponen Mesin Bor

Bagian mesin bor terdapat dua jenis yaitu bagian penjepit dan
bagian mesin atau tubuh mesin.Berikut bagian penjepit mesin bor yaitu :

1. Cekam Bor
Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai
silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang
penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar
dari mata bor yang dapat dijepit.

Gambar 2. 31 Cekam Bor dan Sarung Tirus

2. Sarung Pengurung/Sarung Tirus

Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung


pengurung yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung
berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling
mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse,
yaitu ketrirusan menurut standar internasional.

Tabel 2. 4 Ukuran tirus

Sedangkan untuk bagian tubuh mesin bor sendiri yaitu :

1. Dudukan (Base)
Dudukan atau base merupakan bagian yang menopang semua
komponen pada mesin bor. Biasanya dudukan atau base berada di
paling bawah dengan menempel ke lantai dan dibaut. Dalam
pengeboran akan terjadi getaran, jika pemasangan dudukan atau base
ini tidak kuat, maka getaran tersebut akan membuat keakurasian
dalam pengeboran berkurang.
2. Tiang (Column)
Tiang atau column merupakan bagian yang berguna sebagai
penyangga bagian-bagian pada mesin bor yang terlibat dalam proses
pengeboran. Tiang atau column memiliki bentuk silinder dan
memiliki rel atau alur yang berfungsi sebagai jalur pergerakan vertikal
dari meja kerja.
3. Meja (Table)
Meja atau table merupakan bagian dari mesin bor yang berguna
sebagai tempat peletakkan benda kerja yang akan dibor. Meja kerja
dapat berputar ke kanan dan ke kiri dengan sumbu poros yang
terdapat pada tiang atau column. Meja kerja juga dapat disesuaikan
ketinggiannya secara vertikal, hal ini penting untuk menyesuaikan
dengan pekerjaan yang dibutuhkan. Ada juga meja yang berbentuk
lingkaran, meja ini dapat diputar hingga
360 derajat, porosnya berada di tengah-tengah meja. Meja kerja
dilengkapi dengan table clamp atau pengunci. Table clamp atau
pengunci berfungsi untuk mengunci atau menjaga posisi meja agar
tidak bergeser dan agar posisinya tetap sesuai kebutuhan. Sedangkan
untuk menjepit benda kerja digunakan ragum, ragum diletakkan di
atas meja, hal ini agar benda kerja diam/tidak bergeser.
4. Mata bor (Drill)
Mata bor atau drill adalah salah satu alat yang penting dalam mesin
bor. Mata bor atau drill berfungsi untuk membuat alur atau lubang
yang efisien. Bor spiral adalah salah satau mata bor yang sering
digunakan. Borspiral memiliki daya hantar yang baik. Alur-alurnya
yang berbentuk seperti sekrup menjadikan mata bor ini memiliki
penyaluran serpih (geram) yang baik. Dengan menggunakan bor
spiral, bidang potong serta sudut-sudut sayat dapat diasah tanpa
mengubah diameter bor. Tetapi untuk penghematan waktu para
pengrajin teknik mesin lebih kearah membeli mata bor baru
dikarenakan proses mengejar waktu pemesanan dan sebagainya atau
untuk industri pemesinan.
5. Spindle
Spindle merupakan bagian pada mesin bor yang menggerakkan
pencekam atau chuck dan yang mencekam atau memegang mata bor.
6. Spindle Head
Spindle head adalah rumah dari konstruksi spindle.
7. Drill Feed Handle
Drill feed handle merupakan bagian pada mesin bor yang berfungsi
untuk menekankan atau menurunkan mata bor dan spindle ke benda
kerja.
8. Kelistrikan
Mesin bor menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya.
Motor listrik harus dilengkapi dengan kabel penghubung, kabel power,
sekring, saklar on/off, lampu indicator, serta saklar pengatur
kecepatan.
Itulah beberapa bagian utama yang terdapat pada mesin bor. Penting
untuk anda para pengguna mesin bor untuk mengetahui dan
menguasainya.

Gambar 2. 32 Bagian tubuh mesin bor


2.4 Mesin Frais

Mesin frais adalah mesin yang digunakan untuk meratakan benda kerja
dan biasanya benda kerja berbentuk rata atau persegi.Mesin frais di bagi menjadi
2 secara umum yaitu mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal Berikut
penjelasan mesin frais meliputi: Pengertian Mesin Frais, Klasifikasi Proses Frais,
Bagian-Bagian Mesin Frais, Pengelompokan Mesin Frais, dan Macam-macam
Pisau Frais.

2.4.1 Pengertian Mesin Frais

Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan


lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan
mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah
pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin milling atau
biasa juga disebut mesin frais. Mesin milling adalah mesin yang paling
mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin
perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin
permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian
istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja
sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.

Gambar 2. 7 Mesin Frais


2.4.2 Klasifikasi Mesin Frais

Mesin frais adalah mesin perkakas untuk


mengerjakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan
mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau
terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang
pada meja dengan bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Meja
bergerak vertical (naik-turun), horizontal (maju-mundur dan kiri-
kanan). Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda
seperti pembuatan :

a. Bidang rata
b. Alur
c. Roda gigi
d. Segi banyak beraturan
e. Bidang bertingkat
f. Dan lain-lain

Frais paling sering digunakan dalam pelatihan untuk membuat alur


atau meratakan suatu bidang dari pada benda kerja dengan ketentuan yang
berbeda-beda contoh nya alur pasak,ketebalan bertingkat dan masih
banyak lainnya.

Gambar 2. 8 Bentuk Hasil Mesin Frais


Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan
besar yaitu: mesin frais baku dan mesin frais khusus. Mesin frais baku
dibagi lagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

A. Mesin frais meja


B. Mesin frais lutut dan tiang

Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah :

1. Mesin frais horizontal


2. Mesin frais vertical
3. Mesin frais universal

Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat


digerakan pada tiga arah, yaitu : arah membujur, arah melintang dan arah
tegak.

Sedang pada mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak
lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat
diputar-putar,maka kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat
menyudut terhadap meja mesin. Mesin frais jenis ini banyak digunakan
untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan yang mempergunakan frais sisi
atau frais jari.

Sedang untuk frais universal, meja dari mesin ini pada mesin
horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan membentuk
sudut 450 kearah tiang mesin. Tenaga untuk pemotongan berasal dari
energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik,
selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin


milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga
menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan
pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka
akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan
pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun
cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

2.4.3 Bagian-Bagian Mesin Frais

Mesin milling (frais) horizontal terdiri dari komponen atau bagian


yaitu sebagai berikut :

Gambar 2. 9 Bagian-Bagian Mesin Frais

Keterangan :

A.Lengan, untuk memindahkan arbor.

B.Penyokong arbor.

C.Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.

D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis.

E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan


perlengkapan mesin.

F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.

G.Tuas pengunci meja.

H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.

I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.

J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.

K. Tuas untuk mengunci meja.


L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya
meja.

M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.

N. Tuas, untuk mengunci sadel.

O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.

P. Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.

Q. Engkol meja.

R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.

S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.

T. Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.

U. Tuas untuk menjalankan mesin

Bagian mesin frais diatas adalah bagian mesin frais horizontal.

2.4.4 Macam-Macam Pisau Frais

Alat potong mesin milling memilikii banyak sekali jenis dan


bentuknya, baik pada mesin milling vertikal maupun horizontal. Pemilihan
pisau berdasarkan pada bentuk benda kerja serta mudah atau kompleksnya
benda kerja yang dibuat. Adapun jenis-jenis pisau frais, antara lain;

1. Mantel (helical milling cutter), pisau jenis ini dipakai pada mesin
frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan
kasar (roughing) dan lebar.

Gambar 2. 13 Cutter mantel


2. Pisau alur (slot milling cutter), berfungsi untuk mebuat alur pada
bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam
yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 8 a dan
b menunjukkan jenis pisau alur mata sayat satu sisi, gambar 8 c dan
d menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi,
gambar 8 e dan
f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi dengan
mata sayat silang.

Gambar 2. 14 Pisau alur

3. Pisau frais gigi (gear cutter), ini digunakan untuk membuat roda gigi
sesuai jenis dan jumlah gigi yang diinginkan. Gambar dibawah ini
menunjukan salah satu jenis gear cutter.
Gambar 2. 15 Gear cuter

4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan
untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam
(cekung).

Gambar 2. 16 Cutter radius cekung

5. Pisau frais radius cembung (concave cutter), pisau jenis ini


digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki
radius luar (cembung).

Gambar 2. 17 Cutter radius cembung

6. Pisau frais alur T (T slot cutter), pisau jenis ini hanya digunakan
untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja
mesin frais.
Gambar 2. 18 Cutter alur “T”

7. Pisau frais sudut, pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur
berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang
digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut yang berbeda
diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70° dan
80°.

Gambar 2. 19 Pisau sudut

8. Pisau jari (end mill cutter), ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi
mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai
untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini
pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical),
namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal
yaitu langsung dipasang pada spindle mesin frais.
Gambar 2. 20 Cutter end mill

9. Pisau frais muka dan sisi (shell endmill cutter), jenis pisau ini
memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk
mengefrais bidang rata dan bertingkat. Gambar 2.21 menunjukkan
pisau frais muka dan sisi.

Gambar 2. 21 Shell endmil cutter

10. Pisau frais pengasaran (heavy duty endmill cutter), pisau jenis ini
mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain.
Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk
menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini
mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.
Gambar 2. 22 Pisau Pengasaran

11. Pisau frais gergaji (slitting saw), pisau frais jenis ini digunakan
untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat
digunakan untuk membuat alur yang memilki ukuran lebar kecil.

Gambar 2. 23 Slitting Saw

2.4 Kerja Bangku

Kerja bangku adalah proses pengerjaan benda kerja yang biasanya dilakukan
di akhir proses kerja, Berikut penjelasan kerja bangku meliputi: Pengertian, Jenis-
Jenis Kerja Bangku, Proses Tap dan Yang Terakhir Proses Sney.

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai olehseseorang
dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku penekanan pada
pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukandi bangku kerja. Praktik
kerja bangku melatih mahasiswa agar mampumenggunakan alat kerja yang baik
dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu
sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan.

2.4.1 Pengertian Kerja Bangku

Kerja bangku merupakan pekerjaan perkakas tangan yang di


gunakan untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang
sesuai dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan
semua pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench). Kerja
bangku meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan diatas meja,
seperti:

1. Mengikir

2. Menitik

3. .Menggores

4. Mengetap

5. Menyenai

6. Mengukur

7. Menggergaji

Sebelum melakukan pekerjaan - pekerjaan tersebut penting untuk


mengetahui dan memahami tentang alat ukur dan juga harus mengetahui tentang
peralatan - peralatan tangan yang standar, itulah yang disebut kerja. Pekerjaan
kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan
perintah kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada pencapaian hasil
kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik
beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik
sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin -
mesin produksi.

Kunci kesuksesan dari kerja bangku adalah kesabaran dan ketelitian dalam
bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu yang
lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada waktu
sekarang.

Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar- benar
presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan
pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus
benar-benar diketahui secara baik

2.4.2 Proses Tap


Proses tap adalah proses yang berfungsi untuk membuat suatu ulir
dalam biasanya mur, dan proses yang dilakukan tidak menggunakan
tenaga mesin murni tenaga manusia atau manual. Proses tap biasa disebut
pengetapan dimana proses yang dilakukan benda kerja harus sudah dibor
atau dilubangi terlebih dahulu dengan diameter tertentu sesuai dengan
standar ulir dengan cara membenamkan tap dengan tangan sambil diputar
searah jarum jam. Tap tiap satu set terdiri dari 3 buah yaitu :

1. Tap No. 1 (Intermediate Tap), dimana mata potongnya tirus, digunakan


untuk pengetapan awal.

2. Tap No. 2 (Tapper Tap), untuk pengetapan ulir dipraktikum kita


langsung menggunakan Tap No. 2 ini seharusnya agak mudah masuk tap
harus digunakan secara bertahap.

3. Tap No. 3 (Bottoming Tap), dipergunakan untuk penyelesaian atau tap


akhir yang bertujuan untuk penghalusan ulir.Tap memiliki petunjuk di
gambar benda kerja sesuai dengan jenis ulir nya

apabila metrik ditulis dengan lambang M dan angka setelah nya ialah diameter
benda kerja tersebut, setelah ituh tanda × adalah petunjuk untuk ukuran pitch atau
gang ulir seperti 1,5. Contoh penulisan pada gambar benda kerja M10 × 1,5.

Gambar 2. 42 Tap No. 1,2 dan 3

Sebelum ditap benda kerja harus dichamfer terlebih dahulu dengan kikir bulat atau
menggunakan mesin langsung.

2.4.3 Proses Sney

Proses sney adalah proses kerja bangku dimana tujuannya untuk


pembuatan ulir luar atau biasa di sebut drat dan biasa dilihat di sebuah
baut. Sney yang digunakan untuk pembuatan pemesinan yang paling
sering ialah sney bercelah. Sebenarnya ada dua jenis sney yaitu sney pejal
dan sney bercelah.

Sney pejal berbentuk persegi biasanya segi enam atau bulat. untuk
memudahkan dalam penguliran awal maka jenis sney ini tidak seluruh
mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata
pemotongnya. Dengan begitu benda kerja dapat masuk kedalam sney
dengan mudah dan untuk memudahkan juga benda kerja harus di chamfer
sebelum di sney.

Sedangkan untuk sney bercelah, sney satu ini yang paling sering
digunakan untuk penguliran luar karena memiliki kelebihan besar diameter
nya dapat diatur sampai ukuran yang diinginkan. Dengan demikian dalam
penguliran awal dan akhir tidak perlu mengganti sney lagi.
Bahan sney biasanya terbuat dari baja karbon tinggi agar dapat
memakan benda kerja. Proses Sney biasanya disebut penyenaian dimana
proses nya tidak jauh berbeda dari proses pengetapan dimana kita
memasukkan benda kerja ke lubang sney yang memiliki mata potong dan
memutar nya searah jarum jam. Sney juga memiliki petunjuk yang sama
dengan tap digambar benda kerja

Gambar 2. 43 Sney pejal dan bercelah


BAB III

PROSES KERJA

3.1 Flowchart Tangkai Palu

Gambar 3. 1 Flowchart tangkai palu


3.2 Penjelasan Flowchart Tangkai Palu

3.2.1 Mulai

Sebelum memulai praktikum, paraktikan diharuskan memakai wearpack


yang sesuai standar keamanan dan membawa kartu praktikum. Untuk minggu ini
kelompok saya akan mengerjakan Kepala Palu yang proses-proses pengerjaannya
akan diberitahu ketika briefing. Untuk mengerjakan Kepala Palu kita menyiapkan
beberapa alat dan bahan. Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah jangka sorong,
plat, kunci T, kunci penjepit, pahat, dan karter. Setelah selesai menyiapkan, kami
mulai praktek.

3.2.2 Alumunium ø 25,4x172 mm

Ukuran awal benda kerja yang akan kami kerjakan pada minggu ini.
Kami mengikuti arahan dan langkah-langkah dari asisten Lab untuk melakukan
pembubutan pada benda kerja ini.

Anda mungkin juga menyukai