LABOR MAINTENANCE
Disusun Oleh :
NIM : 2101012054
Kelas : 2D
Kelompok : III
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, penulis khususnya. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja ini dengan baik dan benar serta tepat pada
waktunya.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada orang tua, teman, dan juga kepada
instruktur yang senantiasa membantu penulis selama ini sehingga penulis mampu
menyelesaikan praktek kerja ini dengan baik dan juga laporan yang siap tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada rekan-rekan dan pihak-pihak
yang senantiasa membantu penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan lapran ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih sangat jauh jika dikatakan sempurna. Untuk itu penulis dengan senang
hati sangat mengharapkan adanya kritik atau saran-saran yang mendukung tentunya demi
tercapainya kesempurnaan laporan ini. Dan semoga bisa berguna dimasa yang akan datang.
SALSABILA NOVIASAFITRI
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
II.1.Teori Dasar
1.1 Pengertian Mesin Bubut (turning)
mesin perkakas yang memutar benda kerja pada sumbu rotasi untuk
melakukan berbagai proses seperti pemotongan, pengamplasan, knurling, pengeboran,
deformasi, pembubutan muka, dan pemutaran, dengan alat yang diterapkan pada benda kerja
untuk membuat objek dengan simetri terhadap sumbunya.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel
dengan poros ulir.
.
Standar Pengujian
Organisasi internasional untuk standarisasi telah menetapkan beberapa
rekomendasi yang berguna untuk prosedur pengujian mesin bubut. Dasar pengertian yang
tercakup dalam pengujian ketelitian geometris mesin perkakas tercantum dalam kode “tes
mesin perkakas R230”. Disamping itu ISO telah menetapkan rekomendasi 150-1708
untuk pengujian ketelitian mesin.
2) Pengkondisian temperature
Tujuannya adalah supaya temperature beberapa komponen mesin bubut yang
diuji mendekati keadaan normal di dalam pemakaian sehari-hari. Pengkondisia
temperature tersebut dikerjakan dengan menjalankan mesin bubut itu dalam
keadaan tanpa beban atau idle-running, begitu pula dengan mesin frais. Kecepatan
putar spindle utama dipilih yang termasuk kelompok putran yang tinggi dan untuk
selang waktu tertentu sehingga dicapai kedaan temperature yang mapan.
3) Uji lembar
Pabrik pembuatan mesin perkakas mencatumkan angka hasil pengetesan
ketelitian mesin perkakas pada lembar uji. Pemakai ataupun pembeli bias
mengetahui kualitas mesin dengan mengkaji data yang tercantum pada lembar uji
yang disertakan pada dokumen mesin yang bersangkutan.
Ketelitian benda kerja yang dihasilkan oleh proses pemotongan tersebut tidak semata
dipengaruhi oleh ketelitian geometric mesin saja, tetapu masih ada pengaruh dari factor lain,
seperti:
Keadaan proses pemotongan
Temperature lingkungan
Keadaan pahat
Pemasangan benda kerja pada pencekam.
BAB III
PROSEDUR KERJA
B. Langkah Kerja
1) Pengukuran Kelurusan dan Kesejajaran Mesin bubut
1) Persiapkan alat yang digunakan.
2) Tentukan bidang –bidang yang akan diukur.
3) Pasang silinder referensi pada tail stock untuk mesin bubut, lalu dibersihkan.
4) Pasangkan dial indicator dengan dudukannya pada bidang kaku.
5) Lakukan pengukuran sesuai standar yang digunakan.
Toleransi yang diizinkan untuk masing –masing pengukuran adalah sebagai berikut:
a) Kesejajaran gerak pindah tail stock relative terhadap gerak pindah carriage
toleransi maksimum 0,3 mm.
b) Kesejajaran gerak peluncur atas terhadap sumbu spindle utama toleransi
maksimum 0,04 mm/300 mm.
A. Mesin Bubut
1. Pengukuran Kelurusan dan Kesejajaran Pada Mesin Bubut tanpa Center Drill
1 -0,05 -0,1 -0,14 -0,19 -0,22 -0,28 -0,31 -0,35 -0,4 -0,44
2 -0,03 -0,05 -0,07 -0,1 -0,12 -0,14 -0,17 -0,19 -0,23 -0,25
3 -0,02 -0,02 -0,02 -0,03 -0,03 -0,03 -0,03 -0,03 -0,05 -0,06
4 -0,02 -0,02 -0,02 -0,02 -0,02 -0,02 -0,02 -0,03 -0,05 -0,06
5 -0,02 -0,04 -0,06 -0,06 -0,08 -0,11 -0,13 -0,15 -0,18 -0,19
6 -0,01 -0,1 -0,13 -0,16 -0,21 -0,26 -0,3 -0,35 -0,39 -0,41
7 -0,07 -0,13 -0,18 0,24 -0,3 -0,35 -0,42 -0,48 -0,53 -0,58
8 -0,01 -0,11 -0,16 -0,22 -0,28 -0,33 -0,38 -0,43 -0,48 -0,52
2. Pengukuran Kelurusan dan Kesejajaran Pada Mesin Bubut menggunakan Center Dril
no paramet paramet paramet paramet paramet paramet paramet paramet paramet paramet
titi er 3,3 er 6,6 er 9,9 er 13,2 er 16,5 er 19,8 er 23,1 er 26,4 er 29,7 er 33
k cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
1 -0,09 -0,13 -0,17 -0,23 -0,27 -0,31 -0,34 -0,38 -0,42 -0,45
2 -0,03 -0,08 -0,1 -0,12 -0,16 -0,17 -0,2 -0,22 -0,26 -0,29
4 0,02 0,03 0,04 0,005 0,07 0,08 0,09 0,09 0,1 0,11
5 -0,01 -0,01 -0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
6 -0,06 -0,07 -0,08 -0,09 -0,1 0,012 -0,12 -0,14 -0,15 -0,15
7 -0,12 -0,17 -0,21 -0,24 -0,3 -0,34 -0,34 -0,38 -0,42 -0,45
8 -0,11 -0,17 -0,22 -0,27 -0,32 -0,36 -0,41 -0,46 -0,5 -0,53
3. Pengukuran Rotasi Spindel bagian dalam pada mesin bubut
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0
7 0,01
8 0,01
1 0,03
2 0,02
3 0
4 0
5 0
6 0,02
7 0,03
8 0,03
pengukuran
no parameter
dial
1 1,5 0,32
2 3 0,66
3 4,5 1,06
4 6 1,52
5 7,5 1,83
6 9 2,24
7 10,5 2,26
8 12 2,98
9 13,5 3,36
10 15 4,29
pengukuran
no parameter
dial
1 3 0,73
2 6 1,36
3 9 1,09
4 12 1,09
5 15 1,19
6 18 1,34
7 21 1,54
8 24 1,22
9 27 0,71
10 30 0,36
B. Mesin Milling ( Frais)
Awal Akhir
0 +0,13
Awal Akhir
0 +0,04
no pengukuran dial
1 0
2 -0,01
3 -0,02
4 -0,03
5 -0,04
6 -0,05
7 -0,05
8 -0,05
9 -0,05
10 -0,05
1 0,06
2 0,07
3 0,14
4 0,19
5 0,23
6 0,27
7 0,31
8 0,37
9 0,38
10 0,44
C. Mesin Bor ( Drilling )
1. Ketegaklurusan Mata Bor terhadap Meja
1 0.02
2 0.02
3 0.02
4 0.02
5 0.01
6 0
7 0
8 0
9 0
10 0
2. Pengukuran Rotasi Pada Chuck Bor
pengukuran
parameter
dial
1 -0,03
2 -0,05
3 -0,14
4 -0,12
5 -0,16
6 -0,06
7 -0,01
8 -0,02
9 -0,04
10 -0,16
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil data yang diperoleh pada praktikum yang telah dilakukan, dengan
menggunakan alat dial gauge. Yang pertama mesin frais, untuk pengukuran ketegaklurusan
dan kerataan pada mesin frais sudah melewati batas toleransi yang ditetapkan, sehingga
mesin tersebut harus diperbaiki kembali, atau diganti dengan yang baru.
Yang kedua mesin bubut, alat ukur yang digunakan yaitu dial gauge. Untuk
Kesejajaran Mesin bubut baik menggunakan center drill ataupun tidak, hasilnya adalah
negatif dan melewati batas toleransi, sedangkan batas toleransinya adalah 0.03 mm, Untuk
Rotasi spindel bagian dalam hasilnya tidak melewati batas toleransi, sementara spindel
bagian luar telah melewati batas toleransi.Dan dapat disimpulkan bahwa, mesin bubut ini
sudah tidak layak pakai.
Yang ketiga mesin bor, alat ukur yang digunakan yaitu dial gauge. Pada pengukuran
ketegaklurusan mata bor terhadap meja, sudah melewati batas toleransi yang ditetapkan. Pada
pengukuran rotasi chuck bor juga sudah melewati batas toleransi yang ditetapkan. Dan dapat
disimpulkan bahwa, mesin bor ini sudah tidak layak pakai.
Jadi, pada Mesin bubut (turning), mesin milling (frais), dan mesin bor (drilling), dapat
disimpulkan sudah tidak layak pakai, karena sudah dilakukan pengukuran dan hasilnya
melewati batas toleransi.
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Jangan bermain-main pada saat melakukan praktek.
2. Catat semua hasil pengukuran sebagai laporan praktek.
3. Selalu gunakan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja.
4. Pastikan lingkungan tempat kerja aman.
5. Gunakan alat sesuai prosedur yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
GEORG SCHLEISINGER, TESTING MACHINE TOOLS. Eghth edition. New York, 1978
Joob sheet praktek bengkel maintenance.Politeknik negeri Padang. Jurusan Teknik Mesin
LAMPIRAN
A. Mesin bubut
B. Mesin Milling
C. Mesin Bor