Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR
MODUL 5
“PROSES MESIN BUBUT”

Oleh :
Teuku Excel Ngurah Rai 2211017
Olga Lidyana 2211036
Gabrielle Sabatini 2211047
Pramudia Mandala P 2211057
Rama Revindra 2211090

Program Studi : Teknik Industri


Kelompok 11

LABORATORIUM REKAYASA INDUSTRI TERINTEGRASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BATAM
BATAM
2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan akhir praktikum Proses Manufaktur ini disusun untuk memenuhi


kelengkapan nilai dan laporan pada praktikum Proses Manufaktur

Batam, 24 Januari 2024

Disetujui,

Razan Muhammad Railis ST,.MT

2
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................5
1.2. Tujuan Pratikum..........................................................................................................5
1.3. Manfaat Praktikum......................................................................................................6
1.4. Batasan Masalah..........................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI................................................................................................................7
2.1 Penjelasan Proses Machining.......................................................................................7
2.2 Penjelasan Mesin Bubut..............................................................................................8
2.3 Rumus Perhitungan Mesin Bubut..............................................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
METODOLOGI......................................................................................................................13
4.1 Flowchart Praktikum..................................................................................................13
4.2 Alat dan Bahan Praktikum.........................................................................................13
4.3 Langkah Kerja...........................................................................................................14
4.4 Lembar Rencana Proses.............................................................................................16
BAB IV....................................................................................................................................19
ANALISIS...............................................................................................................................19
4.1. Hasil Perhitungan.......................................................................................................19
4.2. Analisis......................................................................................................................21
BAB V......................................................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan................................................................................................................23
5.2 Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Klasifikasi proses permesinan menurut gerakan relatif pahat/perkakas potong


terhadap benda kerja (Rochim, 1993)........................................................................................8
Gambar 2. 2 Mesin Bubut..........................................................................................................9

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mesin bubut adalah mesin yang di buat dari logam, gunanya untuk menyayat,
gerakan utamanya adalah berputar. Di bidang industri, keberadaan mesin bubut
sangat berperan, terutama dalam industry pemesinan. Misalnya dalam industri
otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan
seperti mur, baut, roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya. Penggunaan mesin
bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor (drilling
mechine), mesin gerinda (grinding mechine), mesin frais (milling mechine), mesin
skrap (shaping mesin), mesin gergaji (sawing mechine) dan mesin-mesin lainnya.
Melihat begitu pentingnya mesin bubut dalam industri pemesinan membuat harga
mesin ini sangat mahal.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang menjadi bentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin,
kemudian spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan putar sesuai
perhitungan. Alat potong yang dipakai untuk membentuk benda kerja disayatkan
pada benda kerja yang berputar. Pada umumnya pahat bubut dalam keadaan diam,
pada perkembangannya ada jenis mesin yang berputar alat potongnya, sedangkan
benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan
mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang
diinginkan. Mesin bubut yang terdapat di lab pemesinan merupakan jenis mesin
bubut konvensional.

1.2. Tujuan Pratikum


1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mengoperasikan mesin bubut.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dan fungsi dari mesin bubut.
3. Untuk mengetahui proses dan langkah-langkah pengerjaan benda kerja
menggunakan mesin bubut.

5
1.3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut dengan baik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari mesin bubut.
3. Mahasiswa mampu berkreatifitas sesuai dengan keahliannya.

1.4. Batasan Masalah


1. Bagaimana cara atau metode pembubutan yang baik?
2. Apa kegunaan mahasiswa latihan menggunakan mesin bubut.
3. Apa kendala dalam latihan kerja bubut?

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penjelasan Proses Machining


Dalam industri manufaktur proses permesinan merupakan salah satu cara
untuk menghasilkan produk dalam jumlah banyak dengan waktu relatif singkat.
Banyak sekali jenis mesin yang digunakan, ini berarti mengarah pada proses yang
berbeda-beda untuk setiap bentuk produk. Dalam proses permesinan, benda kerja
merupakan jenis material dengan sifat mekanis tertentu yang dipotong secara
kontinyu oleh pahat potong untuk menghasilkan bentuk sesuai keinginan, oleh sebab
itu perlu penyesuaian material pahat. Proses pemotongan logam merupakan suatu
proses yang digunakan untuk mengubah bentuk dari logam (komponen mesin) dengan
cara memotong. Proses pemotongan dengan menggunakan pahat potong yang
dipasang pada mesin perkakas dalam istilah teknik sering disebut dengan nama proses
permesinan. Komponen mesin yang terbuat dari logam mempunyai bentuk yang
beraneka ragam. Umumnya mereka dibuat dengan proses permesinan dari bahan yang
berasal dari proses sebelumnya yaitu proses penuangan dan atau proses pengolahan
bentuk. Karena bentuknya yang beraneka ragam tersebut maka proses permesinan
yang dilakukannya pun bermacam-macam sesuai dengan bidang yang dihasilkan yaitu
silindrik atau rata. Klasifikasi proses permesinan dibagi menjadi tiga yaitu menurut
jenis gerakan relatif pahat / perkakas potong terhadap benda kerja, jenis mesin
perkakas yang digunakan, dan pembentukan permukaan (Rochim, 1993).
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram
dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasang pada suatu jenis mesin perkakas
dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat / perkakas potong
disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk.
Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam
komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding
movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan maka proses
permesinan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan seperti pada
Tabel 2.1

7
Gambar 2. 1 Klasifikasi proses permesinan menurut gerakan relatif pahat/perkakas potong terhadap
benda kerja (Rochim, 1993)

2.2 Penjelasan Mesin Bubut


Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang dibuat khusus. Umumnya
terbuat dari logam dan dirancang khusus untuk menghasilkan benda kerja yang
berbentuk silindris. Proses kerja mesin bubut adalah benda kerja berputar searah
jarum jam dan bisa juga berlawanan arah jarum jam sesuai kebutuhan proses kerja.
Dan kemudian pahat menyayat dengan bergerak searah sumbu x dan y.
Penggolongan mesin bubut diantaranya:
a. Pembubutan Kecepatan
Pembubutan kecepatan yang paling sederhana dari segala pembubutan,
terdiri dari atas bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat
disetel untuk mendukung pahat. Biasanya digerakkan oleh mur kecepatan variable
yang dipasangkan ke dalam kepala tetap. Pembubutan kecepatan terutama
digunakan dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada silinder logam
sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam pemusingan
logam.
b. Pembubutan Mesin
Yang membedakan dari pembubut kecepatan adalah mempunyai ciri tambahan
untuk mengendalikan kecepatan spindle dan untuk menyangga dan
mengendalikan hantaran dari pahat pemotong tetap.
c. Pembubut Bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang
dipasangkan pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai ciri yang sama

8
dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda
dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan untuk bendakerja kecil,
dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 25 mm pada plat muka.
d. Pembubut Ruang Perkakas
Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan
yangdiperlukan untuk pekerjaan perkakas yang teliti, merupakan pembubut
kepala beroda tiga yang digerakkan secara tersendiri dengan kecepatan spindle
yang jangkauannya sangat luas.
Bagian-bagian mesin bubut diantaranya:

Gambar 2. 2 Mesin Bubut

No Keterangan
1 Head Stock
2 Handle Pengatur Putaran
3 Handle Pengatur Putaran
4 Chuck
5 Benda Kerja
6 Pahat
7 Tool Post dan Eretan Ata
8 Eretan Lintang
9 Meja Mesin
10 Senter Jalan
11 Tail Stock
12 Pengunci Barel
13 Lead Crew
14 Feeding Shaft
15 Roda Pemutar/Penggerak Eretan Memanjang
16 Rem Mesin
17 Main Switch
18 Coolant Motor Switch
19 Table Mesin
20 Pengatur Arah Feeding Shaft
21 Handle Lead Screw

9
Jenis-jenis Pembubutan:
a. Pembubutan Tepi (Facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja.
b. Pembubutan Silindris (Turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya.
c. Pembubutan Alur (Grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
d. Pembubutan Tirus (Chamfering)
Benda kerja berbentuk tirus dihasilkan pada proses bubut apabila gerakan pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja
e. Pembubutan Ulir (Threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di jual dipasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
f. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja.
g. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
h. Kartel (Knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang, obeng agar tidak licin.
i. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut.
Jenis-jenis mesin bubut:
1. Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan
benda - benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesinbubut
bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin
bubut bangku dan model lantai, serta mesin bubut yang besar dan berat.

10
2. Mesin bubut sedang (Medium Lathe)
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang
lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk
menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.
3. Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar
dalampembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.
4. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan
lainnya.

2.3 Rumus Perhitungan Mesin Bubut

1. Spindle Speed (n)


𝟏𝟎𝟎𝟎. 𝒄𝒔
𝒏=
𝝅.𝒅
Keterangan:
D = Diameter Benda Kerja (mm)
Cs = Kecepatan Potong (m/menit)
𝜋 = Nilai Konsta (3,14)

2. Cutting Speed (vc)


𝝅. 𝒅.𝒏
𝑽𝒄 =
𝟏𝟎𝟎𝟎

Keterangan:
n = Putaran Benda Kerja (rpm)
D = Diameter Benda Kerja (mm)
Vc = Kecepatan Pemotongan (m/menit)

11
3. Feed Rate (Vf)
𝑽𝑭 = 𝑭 . 𝒏

Keterangan:
f = Gerak
n = Putaran Benda Kerja

4. Cutting Time (Tc)


𝓵𝒕
𝑻𝒄 =
𝑽𝒇
Keterangan:
Tc = Waktu Pemotongan
𝓁𝑡 = Panjang Permesinan
𝑉𝑓 = Kecepatan Pemotongan

5. Material Removal Rate (Z)


𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎

12
BAB III

METODOLOGI

4.1 Flowchart Praktikum

4.2 Alat dan Bahan Praktikum


Berikut adalah daftar alat dan bahan yang diperlukan:
a. Mesin bubut
Alat utama yang digunakan untuk melakukan proses bubut pada benda kerja.
b. Benda kerja (workpiece)
Komponen yang akan diproses dengan menggunakan mesin bubut.
c. Pisau bubut (lathe tool)
Alat potong yang dipasang pada mesin bubut untuk melakukan pemotongan pada
benda kerja.
d. Kunci Chuck

13
Digunakan untuk mengencangkan atau melepas chuck pada mesin bubut agar
benda kerja dapat dipasang dengan aman.
e. Kunci pengencang (wrench)
Digunakan untuk mengencangkan atau melepas komponen-komponen tertentu
pada mesin bubut.
f. Alat ukur
Termasuk di dalamnya mikrometer, jangka sorong, atau alat ukur lainnya yang
diperlukan untuk mengukur dimensi benda kerja yang telah diproses.
g. Cairan pendingin (coolant)
Cairan khusus yang digunakan untuk mengurangi gesekan dan panas yang
dihasilkan selama proses pemotongan pada mesin bubut.
Pastikan semua alat yang diperlukan tersedia dalam kondisi baik sebelum memulai
praktikum. Periksa ketersediaan dan keberfungsan masing-masing alat dengan teliti. Jika
terdapat kekurangan atau kerusakan pada alat, segera laporkan kepada asisten praktikum.
Selain alat, pastikan juga bahan-bahan berikut ini telah disiapkan:
a. Bahan Benda Kerja
Sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan, benda kerja dapat berupa logam
seperti besi atau aluminium.
b. Bahan Pelumas
Digunakan untuk melumasi pisau bubut dan benda kerja, serta mengurangi gesekan
saat proses pemotongan. Jenis pelumas yang digunakan dapat disesuaikan dengan
material benda kerja yang digunakan.

4.3 Langkah Kerja


Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum ini :
1. Persiapan
 Periksa semua komponen mesin bubut, termasuk motor, spindle, chuck,
dan kontrol operasional. Pastikan tidak ada kerusakan atau masalah yang
mungkin mempengaruhi kinerja mesin.
 Pilih benda kerja yang sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan.
Pastikan benda kerja terpasang dengan aman pada chuck mesin bubut
dan kunci dengan kunci chuck untuk menghindari pergeseran selama
proses bubut.

14
 Pilih pisau bubut yang tepat sesuai dengan jenis material benda kerja dan
operasi yang akan dilakukan. Periksa kondisi pisau bubut, pastikan tepi
potongnya tajam dan bebas dari kerusakan.
 Pastikan alat ukur yang diperlukan, seperti mikrometer atau jangka
sorong, tersedia dan dalam kondisi baik. Kalibrasi alat ukur jika
diperlukan.

2. Pengaturan mesin
 Sesuaikan kecepatan putaran spindle mesin bubut dengan spesifikasi
yang diperlukan untuk material benda kerja dan operasi yang akan
dilakukan. Pastikan kecepatan spindle sesuai dengan rekomendasi
produsen mesin.
 Sesuaikan kecepatan pemakanan pisau bubut dengan spesifikasi yang
diperlukan. Kecepatan pemakanan harus disesuaikan dengan material
benda kerja dan pemotongan yang diinginkan.
 Pastikan pisau bubut terpasang dengan benar pada pemegang pisau (tool
holder) mesin bubut. Periksa posisi dan sudut pisau bubut sesuai dengan
spesifikasi pemotongan yang diinginkan.
3. Pelaksanaan
 Nyalakan mesin bubut dan biarkan mesin mencapai kecepatan
operasional yang diatur sebelum memulai pemotongan.
 Secara perlahan, gerakkan pisau bubut menuju benda kerja dengan
menggunakan pemakanan yang tepat. Pastikan pisau bubut bergerak
secara lancar dan stabil.
 Perhatikan kondisi pemotongan, termasuk kekuatan pemotongan, hasil
potongan, dan kondisi pisau bubut. Jika terjadi masalah seperti getaran
yang berlebihan atau suara aneh, hentikan mesin dan periksa
penyebabnya.
 Lanjutkan proses bubut dengan mengatur pemakanan dan posisi pisau
bubut sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai dimensi dan bentuk
yang diinginkan pada benda kerja.

15
 Setelah mencapai dimensi dan bentuk yang diinginkan, hentikan mesin
bubut dan pastikan semua gerakan berhenti sebelum mengeluarkan
benda kerja dari chuck.

4. Pengukuran
 Gunakan alat ukur yang sesuai, seperti mikrometer atau jangka sorong,
untuk mengukur dimensi benda kerja yang telah diproses. Pastikan alat
ukur dalam keadaan bersih dan kalibrasi sebelum digunakan.
 Catat hasil pengukuran dengan akurat, termasuk dimensi linier, diameter,
atau dimensi lain yang relevan. Jika ada variasi dari spesifikasi yang
diinginkan, analisis penyebabnya.
Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan teliti dan hati-hati dalam
melaksanakan praktikum. Pastikan juga untuk mematuhi prosedur keamanan yang ditetapkan
dan menggunakan perlindungan pribadi seperti kacamata pelindung dan pakaian kerja yang
sesuai. Jika menghadapi kesulitan atau pertanyaan selama praktikum, segera minta bantuan
dari asisten praktikum atau dosen.

4.4 Lembar Rencana Proses


 Nama Praktikum: Proses Bubut
 Material: Logam aluminium
 Dimensi awal: Diameter 50 mm, Panjang 100 mm
 Alat dan Bahan:
1) Mesin bubut dengan pisau bubut yang sesuai
2) Bahan benda kerja: Batang aluminium dengan diameter dan panjang
yang sesuai
3) Pelumas pendingin yang sesuai
4) Alat ukur Mikrometer, jangka sorong
 Langkah-langkah Proses:
1. Persiapan:
a. Periksa kondisi mesin bubut, pastikan semua komponen berfungsi
dengan baik.
b. Pasang benda kerja dengan benar pada chuck mesin bubut dan kunci
dengan kunci chuck.

16
c. Siapkan pisau bubut yang sesuai dengan jenis dan ukuran benda
kerja yang akan dikerjakan.
d. Pastikan alat ukur yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik.

2. Pengaturan mesin:
a. Atur kecepatan spindle (n) dan kecepatan pemakanan (feed rate)
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
b. Atur posisi pisau bubut dan kunci dengan benar.

3. Pelaksanaan:
a. Hidupkan mesin bubut dan pastikan putaran spindle sesuai dengan
yang diatur.
b. Mulai proses pemakanan dengan menggerakkan pisau bubut secara
perlahan ke arah benda kerja.
c. Perhatikan kondisi pemotongan dan pastikan pemotongan berjalan
dengan baik.
d. Lanjutkan proses bubut hingga mencapai dimensi dan bentuk yang
diinginkan.
e. Matikan mesin bubut setelah selesai.

4. Pengukuran:
a. Gunakan mikrometer untuk mengukur diameter benda kerja yang
telah diproses. Ukur di beberapa titik untuk memastikan konsistensi
dimensi.
b. Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang benda kerja yang
telah diproses.
c. Catat hasil pengukuran dan bandingkan dengan dimensi yang
diinginkan.

5. Evaluasi:
a. Periksa dimensi dan bentuk benda kerja yang telah diproses. Periksa
apakah hasilnya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
b. Evaluasi kualitas permukaan yang dihasilkan oleh proses bubut.

17
c. Identifikasi dan analisis penyebab ketidaksesuaian atau masalah yang
mungkin terjadi selama proses.
Catatan Tambahan:
a. Selama proses bubut, pastikan untuk menggunakan pelumas pendingin secara teratur
untuk mengurangi gesekan dan panas yang dihasilkan, serta memperpanjang umur
pisau bubut.
b. Perhatikan tanda-tanda aus atau kerusakan pada pisau bubut, dan gantilah jika
diperlukan.
c. Pastikan untuk mengenakan perlindungan pribadi seperti kacamata pelindung dan
pakaian kerja yang sesuai selama melakukan praktikum.
Pastikan untuk mengikuti lembar rencana proses ini dengan hati-hati dan teliti selama
praktikum. Jika ada kesulitan atau pertanyaan, jangan ragu untuk meminta bantuan dari
asisten praktikum atau dosen pengampu.

18
BAB IV

ANALISIS
4.1. Hasil Perhitungan
Turning
Tc Tc
Jumlah do dm d a f n lt Vc Vf Z
No Proses teori praktikum
proses (mm) (mm) (mm) (mm) (mm/rev) (r/min) (mm) (m/min) (mm/min) (cm3/min)
(s) (s)
1 30 29.5 29,75 0,5 1 370 86 0,0345 370 0,0172 0,2324 131
2 29.5 29 29,25 0,5 1 370 86 0,0339 370 0,0169 0,2324 130
3 Roughing 5 29 28.5 28,75 0,5 1 370 86 0,0334 370 0,0167 0,2324 129
4 28.5 28 28,25 0,5 1 370 86 0,0328 370 0,0164 0,2324 131
5 28 27.6 27,8 0,4 1 370 86 0,0322 370 0,0128 0,2324 131
0,0467 162 0,001
6 Finishing 1 27.6 27.5 27,55 0,1 0,3 540 86 0,5308 313
T total praktikum (s) 100,8

 Menentukan Diameter Benda Kerja (d)

1) Percobaan 1 2) Percobaan 2
𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 𝑑𝑜 + 𝑑𝑚
𝑑= 𝑑=
2 2
30 + 29,5 29,5 + 29
= =
2 2
59,5 58,5
= =
2 2
= 29,75 𝑚𝑚 = 29,25 𝑚𝑚

3) Percobaan 3 4) Percobaan 4
𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 𝑑𝑜 + 𝑑𝑚
𝑑= 𝑑=
2 2
29 + 28,5 28,5 + 28
= =
2 2
57,5 56,5
= =
2 2
= 28,75 𝑚𝑚 = 28,25 𝑚𝑚

5) Percobaan 5 6) Percobaan 6
𝑑𝑜 + 𝑑𝑚 𝑑𝑜 + 𝑑𝑚
𝑑= 𝑑=
2 2
28 + 27,6 27,6 + 27,5
= =
2 2
55,6 55,1
= =
2 2
= 27,8 𝑚𝑚 = 27,55 𝑚𝑚

19
 Menentukan Cutting Speed (Vc)
1) Percobaan 1 2) Percobaan 2
𝜋. 𝑑.𝑛 𝜋. 𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = 𝑉𝑐 =
1000 1000
3,14 . 29,75 . 370 3,14 . 29,25 . 370
= =
1000 1000
34,563 33,982
= =
1000 1000
= 0, 0345 𝑚/𝑚𝑖𝑛 = 0,0339 𝑚/𝑚𝑖𝑛

3) Percobaan 3 4) Percobaan 4
𝜋. 𝑑.𝑛 𝜋. 𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = 𝑉𝑐 =
1000 1000
3,14 . 28,75 . 370 3,14 . 28,25 . 370
= =
1000 1000
33,401 32,820
= =
1000 1000
= 0,0334 𝑚/𝑚𝑖𝑛 = 0,0328 𝑚/𝑚𝑖𝑛

5) Percobaan 5 6) Percobaan 6
𝜋. 𝑑.𝑛 𝜋. 𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = 𝑉𝑐 =
1000 1000
3,14 . 27,8 . 370 3,14 . 27,55 . 540
= =
1000 1000
32,298 46,713
= =
1000 1000
= 0,0322 𝑚/𝑚in = 0,0467 𝑚/𝑚𝑖𝑛

 Menentukan Feed Rate (Vf)


𝑉𝑓 = 𝐹 . 𝑛 𝑉𝑓 = 𝐹 . 𝑛
= 1 . 370 = 0,3 . 540
= 370 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛 = 162 𝑚𝑚/𝑚𝑖𝑛

 Menentukan Material Removal Rate (Z)


1) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎 2) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎
= 0,0345 . 1 . 0,5 = 0,0339 . 1 . 0,5
= 0,0172 cm3 = 0,0169 cm3
3) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎 4) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎
= 0,0334 . 1 . 0,5 = 0,0328 . 1 . 0,5
= 0,0167 cm3 = 0,0164 cm3
5) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎 6) 𝑍 = 𝑉𝑐 . 𝐹 . 𝑎

20
= 0,0322 . 1 . 0,4 = 0,0467 . 0,3 . 0,1
= 0,0128 cm3 = 0,001 cm3

 Menentukan Cutting Time (Tc)


𝓁𝑡 𝓁𝑡
1) 𝑇𝑐 = 2) 𝑇𝑐 =
𝑉𝑓 𝑉𝑓
86 86
= =
370 162
= 0,2324 s = 0,5308 s

4.2. Analisis
 Penyebab perbedaan TC Praktikum vs TC teori
Cutting time teori adalah estimasi atau perhitungan teoritis mengenai
waktu yang seharusnya diperlukan untuk melakukan proses pemotongan
berdasarkan prinsip-prinsip dan parameter-parameter yang telah ditetapkan
dalam teori atau perencanaan awal. Ini mencakup asumsi-asumsi yang dibuat
mengenai kondisi ideal, kecepatan pemotongan, dan faktor-faktor lain yang
dapat memengaruhi waktu proses.
Dalam konteks teori, cutting time dihitung dengan mempertimbangkan
parameter-parameter seperti kecepatan pemotongan yang optimal, kedalaman
potong yang diinginkan, dan efisiensi alat potong. Perhitungan ini seringkali
bersifat ideal dan berfungsi sebagai pedoman untuk memahami seberapa
efisien proses pemotongan dapat dilakukan dalam kondisi ideal.
Perbedaan antara cutting time praktikum dan cutting time teori dapat
muncul karena faktor-faktor praktis yang tidak selalu dapat direplikasi secara
sempurna sesuai dengan teori. Oleh karena itu, analisis perbedaan tersebut
perlu melibatkan evaluasi faktor-faktor praktis yang terlibat selama
pelaksanaan praktikum.

 Analisis proses bubut yang dilakukan


Analisis proses bubut melibatkan penggunaan mesin bubut untuk
menghilangkan material dari benda kerja dengan menggunakan pisau potong.

21
Langkah-langkah utama dalam analisis ini meliputi pemilihan material,
penentuan jenis pemotongan, penetapan parameter pemotongan, pemilihan
alat potong, pengaturan mesin, pemantauan dan pengendalian proses,

22
pengendalian getaran, pengukuran dan verifikasi, proses finishing, serta
perhatian terhadap keamanan dan kesehatan. Dengan memperhatikan langkah-
langkah ini, proses bubut dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil
pemotongan yang optimal sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan material yang
digunakan.

23
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proses mesin bubut adalah bahwa melalui analisis yang
cermat dan penerapan langkah-langkah yang tepat, proses ini dapat dioptimalkan
untuk mencapai hasil pemotongan yang optimal. Pemilihan material, jenis
pemotongan, parameter pemotongan, alat potong, pengaturan mesin, pemantauan
proses, pengendalian getaran, pengukuran, finishing, keamanan, dan kesehatan
merupakan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan. Dengan memperhatikan
semua aspek ini, mesin bubut dapat digunakan secara efisien untuk menghasilkan
produk dengan kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan material yang
digunakan.

5.2 Saran
Dalam membuat poros diperlukan perencanaan proses pembuatannya, serta
harus mengetahui parameter pemotongan benda yang akan diproses. Dalam
pengujian hasil kinerja poros, perhatikan saat setting poros agar poros senter dapat
bekerja dengan baik serta tidak menimbulkan getaran.

24
DAFTAR PUSTAKA

Rochim Taufiq, 1993, “Proses Permesinan”, Erlangga, Jakarta.


Widarto. (2008). Teknik Pemesinan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Taufik Rochim. (1993). Teori dan Teknologi Proses Pemesinan. Higher Education
Development Support Project.

25
LEMBAR ASISTENSI LAPORAN
Nama :
NIM :
Kelompok :

Hari /Tanggal Catatan Asistensi Paraf

26

Anda mungkin juga menyukai