Disusun Oleh :
Hadyan Mawarid M.P 220511603356
Hilmi Zakarian F 220511605343
Ikhtarul Bagus H 220511605564
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
mulai dari bahan cair hingga berbentuk suatu benda dapat dicapai dengan
maksimal.
Pentingnya bengkel pengecoran dalam teknik mesin produksi itu
untuk membantu membuat bentuk – bentuk benda dari logam dengan proses
pencairan logam tersebut. Dalam bengkel pengecoran mahasiswa diharapkan
dapat menguasai proses-proses pengecoran. Praktikum pengecoran berfungsi
untuk membekali siswa berupa kopentensi dan keterampilan teknis berdasarkan
pengalaman nyata lapangan. Selain sebagai praktikum bengkel pengecoran juga
untuk memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran pratikum.
Sehingga siswa mempunyai kontrol kualitas, memiliki sikap dan kemampuan
yang baik selama praktik, dan memenuhi kompetensi dalam bidang pengecoran.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain;
1. Dapat menjelaskan kondisi umum bengkel pengecoran logam.
2. Dapat menjelaskan pengorganisaian bengkel pengecoran logam.
3. Dapat menjelaskan keselamatan dan tata tertib bengkel pengecoran logam.
2
BAB II
KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN LOGAM
3
3. Pegawai
a) Kepala Lab/Bengkel Pengecoran Logam
b) Asisten Bengkel
c) Kepala Mekanik
d) Guru
e) Teknisi
1. Ketua Jurusan
a) Memonitor perkembangan yang terjadi pada bengkel
b) Mengevaluasi langsung perkembangan bengkel
c) Mengontrol begkel secara langsung
d) Membuat rencana pengembangan bengkel
e) Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kualitas kerja
4
2. Kepala Bengkel
a) Menjamin operasional bengkel dengan baik
b) Menjaga hasil kualitas kerja peserta didik
c) Mengevaluasi dan melaporkan kondisi bengkel pada atasan
d) Mengantisipasi kebutuhan benda kerja
e) Mengkoordinasi pekerjaan peserta didik
3. Asisten Bengkel
a) Menjamin bahwa semua peralatan bengkel siap dioperasikan dan bisa
digunakan
b) Menjamin bahwa semua pekerjaan sesuai dengan SOP
c) Menjamin semua aktivitas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
d) Membantu pekerjaan kepala bengkel
e) Menjamin dan mengecek semua peralatan sebelum digunakan
f) Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik saat praktek
4. Kepala Mekanik
a) Mengkoodinator pekerjaan teknisi dengan baik
b) Membagi pekerjaan terhadap mekanik
c) Membantu pekerjaan kepala bengkel apabila terjadi kesulitan
5. Sekretaris Bengkel
a) Membuat surat laporan untuk order bahan kerja
b) Membuat persuratan yang berhubungan dengan bengkel
c) Mencatat ketersedian bahan kerja
d) Membuat inventaris paralatan bengkel
6. Bendahara Bengkel
a) Membuat laporan keuangan bengkel
b) Membuat pengeluaran dalam pembelian bahan kerja
7. Teknisi
a) Melakukan pelayan praktek kepada peserta didik
b) Menjaga kualitas kerja peserta didik saat praktek
c) Memelihara kebersihan bengkel
d) Mengontrol kerja peserta didik saat praktek.
5
BAB III
PENGORGANISASIAN BENGKEL
6
No Jenis Peralatan Benda Keterangan
4 Alat Ukur a. Mistar gulung
Mistar gulung (meteran) memiliki
fungsi sama dengan mistar baja,
yang membedakan adalah
bentuknya. meteran gulung terbuat
dari plat elastis dan relatif panjang
dibanding mistar baja. Dalam
pemakaiannya, meteran gulung
sering digunakan untuk mengukur
benda yang relatif panjang dan
tidak terlalu membutuhkan
ketelitian yang lebih.
b. Mistar siku
Fungsi utama penyiku adalah
untuk memeriksa ketegak- lurusan
atau kesikuan suatu benda,
memeriksa kesejajaran garis, dan
alat bantu dalam membuat garis
pada benda kerja.
7
No Jenis Peralatan Benda Keterangan
7 Ragum Ragum adalah alat untuk
menjepit benda kerja.Untuk
membuka rahang ragum
dilakukan dengan caramemutar
tangkai atau tuas pemutar ke arah
kiri (berlawanan arah jarum jam)
sehingga batang berulir akan
menarik landasan tidak tetap
pada rahang tersebut, demikian
pula sebaliknya untuk pekerjaan
pengikatan benda kerja tangkai
pemutar diputar ke arah kanan
(searah jarum jam).
8
Berikut daftar mesin – mesin dan dapur yang digunakan pada praktikum
pengecoran.
digunakan untukmenyalurkan
penyalaan dapurpengolahan
logam
9
No Alat, Gambar Fungsi
Mesin/Dapur
Tabung Gas Tabung gas
5
merupakan sumber dalam bahan
bakar pemanasan dapur
10
3.2 Tata Letak Bengkel Pengecoran Logam
1. Denah Ruangan
Pada Gambar diatas dapat terlihat bahwa area yang didekatkan adalah
tungku pembakaran dengan ruangan casting tanah guna mengurangi moment
produknya. Untuk memudahkan proses pengecoran agar lebih efektif dan tidak
memakan waktu banyak pindah ke proses-proses selanjutnya.
12
2. Instalasi Daya/Listrik
: Instalasi listrik
: Kabel/Aliran Listrik
: Lampu 30 v
: Mesin Amplas/Gerinda
: Mesin Bor
Jumlah = 1000V
14
3.3 Utilitas
1. Pengaturan Jaringan transportasi
Berikut ini jaringan transportasi berdasarkan tingkat kerawanan bahaya
pada bengkel pengecoran.
15
Keterangan :
Hijau : Aman untuk untuk jalur jalan baik peserta praktikum, dosen pengajar,
laboran, dan pihak luar yang ingin melihat.
Kuning : Kurang Aman untuk untuk jalur jalan harus berhati-hati baik peserta
praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat dianjurkan
untuk memakai APD.
Orange : Berbahaya untuk untuk jalur jalan harus berhati-hati baik peserta
praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat wajib
memakai APD.
Pada bengkel pengecoran jaringan transportasinya dapat dibagi beberapa
jenis transportasi,yaitu
a) Transportasi Bahan Praktikum
Pada bengkel pengecoran pendistribusian bahan praktikum tidak langsung
diambil dari bengkel itu sendiri. Siswa yang akan melakukan praktikum harus
mengambil bahan pengecoran di ruangan gudang. Sebelum melakukan
praktikum siswa harus dapat mengetahui bahan apa saja yang diperlukan pada
saatpraktikum untuk efisiensi waktu praktik. Bahan-bahan yang diambil itu
terdapat beberapa yaitu, pasir, dempul, dan aluminium.
b) Transportasi Tempat Praktikum
Pada tempat praktikum pengecoran tidak terlalu luas. Jadi untuk
pengerjaan finishing atau pekerjaan kerja bangku siswa harus beralih tempat
praktik di bengkel kerja bangku. Jadi untuk pekerjaan yang membutuhkan tempat
yang luas harus beralih ke tempat praktik yang lain.
c) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum
Untuk tempat peralatan praktikum pengecoran sebagian besar berada di
bengkel pengecoran itu sendiri. Dari dapur,mesin-mesin,alat proses heat treatment
berada di bengkel pengecoran tersebut. Hanya mungkin beberapa alat kerja
bangku harus diambil ke bengkel kerja bangku
2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air
Jaringan air pada bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks
pengelolaannya. Kebutuhan air pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada
saat pencampuran air dengan pasir silica yang digunakan untuk pembuatan rangka
cetakan model. Pencampuran pasir dengan air sampai pasir mencapai kelembaban
yang diinginkan. Rata-rata pemberian air kedalam pasir hanya 7%-10%. Jika
16
terlalu kering akan menyebabkan pasir tidak lengket sehingga akan menyebabkan
rontok pada pasir dan jika terlalu basah akan menyebabkan pasir terlalu lengket
sehingga cetakan akan lengket dengan model dan sulit diambil. Air yang sudah
digunakan biasanya di buang pada halaman samping bengkel pengecoran yang
masih berupa tanah. Jadi tidak memerlukan pengelolaan yang kompleks dalam
menangani jaringan air ini.
3. Pengaturan Limbah (Cair, padat, dan gas)
a) Pengaturan Limbah Cair
Limbah cair yang terdapat pada bengkel pengecoran hanya berupa air sisa
proses pendinginan hasil pengecoran. Limbah yang dibuang seperti pada
keterangan sebelumnya dibuang di halaman samping bengkel pengecoran.
b) Pengaturan Limbah Padat
Limbah padat pada bengkel pengecoran berupa sisa terak hasil
pengecoran. Terak sisa pengecoran dibuang pada tempat sampah yang disediakan
18
BAB IV
KESELAMATAN DAN TATA TERTIB
19
Berikut merupakan prosedur keselamatan kerja sebelum
dan saat pekerjaan di bengkel pengecoran.
a. Memakai perlengkapan praktek, meliputi pakaian praktik, sepatu, sarung
tangan dan lain-lain.
b. Prosedur proses penyalaan dapur peleburan yang tepat.
c. Pengawasan terhadap nyala api pada dapur peleburan.
d. Pemeriksaan bahan bakar dapur.
e. Proses pemasukan logam secara bertahap kedalam dapur peleburan.
f. Kehati-hatian dalam pengambilan logam cair dalam tungku, pengambilan
logam cair menggunakan centong yang bertangkaipanjang.
g. Peletakan cetakan yang terlalu jauh dari dapur.
h. Melakukan penuangan dengan hati-hati.
i. Penutupan dapur apabila selesai proses penuangan
Wearpack
20
No Alat Pelindung Diri (APD) Jumlah Fungsi
3 40 pasang Berfungsi untuk melindungi dari
(opsional) benda tajam & berbahaya. Untuk
seorang yang bekerja di ruang
berbahaya, Sepatu Safety harus
dipakai untuk menghindari
kemungkinan terkena pecahan
kaca, besi atau serpihan lain,
yang dapat membahayakan
telapak kaki. Mencegah
kecelakaan kerja yang fatal.
Sepatu Safety
4 40 Kegunaan masker dan respirator
(opsional) adalah untuk melindungi
pernapasan dari partikel
berbahaya seperti debu, bakteri,
virus dan partikel udara
berbahaya lainnya.
Masker Safety
5 40 pasang Sarung tangan safety adalah alat
(opsional) pelindung diri (APD) untuk
melindungi tangan Anda dari
berbagai resiko dan bahaya
cedera saat bekerja.
Perlindungan yang diberikan
meliputi perlindungan terhadap
luka sayatan, tusukan, luka
bakar, benturan, dan lainnya.
Sarung Tangan Safety
6 40 Fungsi safety goggles adalah
(opsional) untuk memberikan perlindungan
yang lebih maksimal pada area
mata dan sekitarnya. Hal
tersebut karena safety goggles
menutupi seluruh area mata saat
digunakan dan juga bisa
digunakan bersamaan dengan
kacamata lainnya.
Kacamata Safety
21
4.3 Tata Tertib di Bengkel Pengecoran Logam
12. Pada jam istirahat semua siswa harus keluar dari bengkel.
13. Siswa harus segera berhenti melaksanakan praktek, 15 menit sebelum jam
berkahir praktek selesai, setelah mendapat instruksi dari instruktur/guru
praktek, untuk melakukan pembersihan alat, ruangan praktek serta
mengembalikan alatdan bahan seperti semula.
14. Pegembalian alat harus dalam kondisi baik lengkap sesuai dengan daftar.Kalau
ada kerusakan alat/mesin siswa wajib melapor kepadainstruktur/guru praktek.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengecoran logam merupakan kegiatan dalam bidang manufaktur, yang
terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut
dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan hingga membeku. Industri
pengecoran logam tumbuh seiring dengan perkembangan teknik dan metode
pengecoran serta berbagai model produk cor yang membanjiri pasar domestik.
Begkel/lab ini desain untuk Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki
ruang yang telah desain dengan standar bengkel yang sesuai dan memiliki
peraturan/tata tertib bagi siswa pada saat praktek/kerja. Bengkel ini juga memiliki
struktur organisasi dan alat-alat pelindung diri (APD) untuk keselamatan dan
kesehatan kerja pada bengkel/lab pengecoran bengkel.
5.2 Saran
Pada penulisan perencanaan Bengkel Pengecoran ini tentunya masih
menyadari banyak kekurangan. Jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran atau masukan yang
telah teman-teman berikan.Semoga penulis selanjutnya dapat menegembangkan
makalah ini dengan lebih baik dan lebih sempurna lagi dalam penatannya.
24
DAFTAR RUJUKAN
25