Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN BENGKEL PENGECORAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bengkel


Yang dibina oleh Bapak Drs. Yoto, S. T,. M.M.

Disusun Oleh :
Hadyan Mawarid M.P 220511603356
Hilmi Zakarian F 220511605343
Ikhtarul Bagus H 220511605564

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat-Nya. Karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah ini dikerjakan dalam rangka
memenuhi tugas Mata kuliah Manajemen Bengkel di program studi S1
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak
Drs. Yoto, S.T., M.Pd., M.M.
Terwujudnya tugas makalah ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk
sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Yoto selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Bengkel
yang telah membimbing selama proses pembelajaran.
2. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya makalah ini
Semoga atas bantuan tersebut, Allah SWT senantiasa melimpahkan
kekuatan dan petunjukNya sebagai amal sholeh dan senantiasa mendapat balasan
karunia yang berlimpah dari Nya

Malang, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ 5
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan/Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN LOGAM............................................. 3
2.1 Identitas Bengkel Pengecoran Logam .................................................................... 3
2.2 Kondisi Bengkel Pengecoran Logam ..................................................................... 3
2.3 Struktur Organiasi .................................................................................................. 4
BAB III ............................................................................................................................. 6
PENGORGANISASIAN BENGKEL .............................................................................. 6
3.1 Jenis dan Fungsi Peralatan pada Bengkel Pengecoran Logam .............................. 6
3.2 Tata Letak Bengkel Pengecoran Logam .............................................................. 11
3.3 Utilitas .................................................................................................................. 15
3.4 Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembapan ....................... 17
BAB IV ........................................................................................................................... 19
KESELAMATAN DAN TATA TERTIB ...................................................................... 19
4.1 Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel Pengecoran Logam ................. 19
4. 2 Peralatan Keselamatan Kerja di Bengkel Pengecoran Logam ............................ 20
4.3 Tata Tertib di Bengkel Pengecoran Logam ......................................................... 22
BAB V ............................................................................................................................ 24
PENUTUP ...................................................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 24
5.2 Saran..................................................................................................................... 24
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................................... 25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis dan Fungsi Alat Pengecoran Logam .............................................. 6


Tabel 2. Mesin dan Dapur Pengecoran Logam ..................................................... 8
Tabel 3. Peralatan Keselamatan Kerja ................................................................ 20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi.............................................................................. 4


Gambar 2. Denah Ruang dan Tata Letak Bengkel.............................................. 11
Gambar 3. Instalasi Daya Listrik ........................................................................ 13
Gambar 4. Jaringan Transportasi Berdasarkan Tingkat Kerawanan ................... 15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengecoran merupakan proses penuangan logam cair dengan gaya
gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku,
sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya. Perkembangan
proses pengecoran meliputi pembuatan rangka cetak, pembuatan model,
pembuatan inti, mencetak model pada rangka cetak, peleburan logam pada dapur
cor, penuangan logam cair serta perlakuan benda setelah proses. Untuk melakukan
suatu proses pengecoran yang maksimal dibutuhkan bengkel yang khusus untuk
pengecoran sehingga proses pengecoran tersebut dapat dilakukan dengan baik dan
maksimal. Hal ini harus sejalan dengan perkembangan dan standar bengkel
permesinan. Dalam bidang teknik mesin bengkel pengecoran merupakan bagian
dari teknik pemesinan. Di bengkel pengecoran pastinya terdapat banyak berbagai
macam alat yang berkaitan dengan pengecoran, dan sebelum menggunakan
peralatan yang ada di bengkel pengecoran juga dilakukan manajemen atau
pengaturan terhadap peralatan yang terdapat dalam bengkel tersebut.
Dalam perkembangan dunia teknologi, maka pengecoran sangat erat
keterkaitannya dengan kemajuan perindustrian dan teknologi, agar siswa mampu
menganalisis tentang praktek di dunia kerja. Pada praktikum pengecoran siswa
diharapkan mempunyai kemampuan dalam proses pengecoran sebelum terjun ke
lapangan. Praktikum pengecoran diberikan teori dan sekaligus praktikum,
peralatan dan bahan pengecoran telah tersedia sehingga mengakibatkan proses
praktikum menjadi lebih lengkap. Kondisi bengkel, kelengkapan alat, keselamatan
kerja dan kesadaran akan keselamatan kerja dari mahasiswa yang akan melakukan
praktek pengecoran dapat juga menunjang untuk melakukan suatu proses
pengecoran dengan baik sehingga hasil yang di dapat dari proses pengecoran

1
mulai dari bahan cair hingga berbentuk suatu benda dapat dicapai dengan
maksimal.
Pentingnya bengkel pengecoran dalam teknik mesin produksi itu
untuk membantu membuat bentuk – bentuk benda dari logam dengan proses
pencairan logam tersebut. Dalam bengkel pengecoran mahasiswa diharapkan
dapat menguasai proses-proses pengecoran. Praktikum pengecoran berfungsi
untuk membekali siswa berupa kopentensi dan keterampilan teknis berdasarkan
pengalaman nyata lapangan. Selain sebagai praktikum bengkel pengecoran juga
untuk memfasilitasi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran pratikum.
Sehingga siswa mempunyai kontrol kualitas, memiliki sikap dan kemampuan
yang baik selama praktik, dan memenuhi kompetensi dalam bidang pengecoran.

1.2 Permasalahan/Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan di atas, maka permasalahan dalam makalah ini
antara lain;
1. Bagaimana kondisi umum bengkel pengecoran logam ?
2. Bagaimana pengorganisaian bengkel pengecoran logam ?
3. Bagaimana keselamatan dan tata tertib bengkel pengecoran logam ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain;
1. Dapat menjelaskan kondisi umum bengkel pengecoran logam.
2. Dapat menjelaskan pengorganisaian bengkel pengecoran logam.
3. Dapat menjelaskan keselamatan dan tata tertib bengkel pengecoran logam.

2
BAB II
KONDISI UMUM BENGKEL PENGECORAN LOGAM

2.1 Identitas Bengkel Pengecoran Logam


Pada Identitas dibahas mengenai pengguna bengkel. Bengkel Pengecoran
Logam ditunjukan untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Universitas yang
memiliki pelajaran Pengecoran Logam. Salah satu contoh dari bengkel
pengecoran logam adalah Bengkel Pengecoran Logam Universitas Negeri Malang
ini adalah sebuah ruang praktik milik Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Malang yang dipergunakan mahasiswa sama halnya
dipergunakan siswa untuk kegiatan belajar berupa praktik pengecoran. Selain
untuk kegiatan belajar mengajar berupa praktik pengecoran, bengkel ini juga
berfungsi untuk memberi kelengkapan bagi kuliah teori, sehingga antara teori dan
praktik bukan dua hal yang terpisah, memberi keterampilan kerja ilmiah bagi
mahasiswa, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan
alat/mesin, serta memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat
keterampilan kerja yang diperoleh dan penemuan yang didapat dalam proses
kegiatan kerja laboratorium.

2.2 Kondisi Bengkel Pengecoran Logam


1. Jenis Bengkel
Bengkel Pengecoran Logam berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran pengecoran misal di mulai dengan pengayakan,
penimbangan, pembuatan cetakan pasir, pembakaran logam, penuangan, dsb. .
2. Produk
Bengkel ini menghasilkan produk yang berupa produk temporer,
bukan produk masal ataupun produk kontinyu. Produk temporer adalah
produk yang sengaja dibuat untuk keperluan penelitian maupun pengabdian
masyarakat. Misalnya oleh dosen yang dibantu oleh mahasiswa ataupun
laboran dan oleh mahasiswa yang dibantu oleh dosen maupun laboran. Seperti
membuat benda kerja topeng, dsb.

3
3. Pegawai
a) Kepala Lab/Bengkel Pengecoran Logam
b) Asisten Bengkel
c) Kepala Mekanik
d) Guru
e) Teknisi

2.3 Struktur Organiasi

Gambar 1. Struktur Organisasi

Tugas struktur organisasi Bengkel Pengecoran Logam:

1. Ketua Jurusan
a) Memonitor perkembangan yang terjadi pada bengkel
b) Mengevaluasi langsung perkembangan bengkel
c) Mengontrol begkel secara langsung
d) Membuat rencana pengembangan bengkel
e) Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kualitas kerja

4
2. Kepala Bengkel
a) Menjamin operasional bengkel dengan baik
b) Menjaga hasil kualitas kerja peserta didik
c) Mengevaluasi dan melaporkan kondisi bengkel pada atasan
d) Mengantisipasi kebutuhan benda kerja
e) Mengkoordinasi pekerjaan peserta didik
3. Asisten Bengkel
a) Menjamin bahwa semua peralatan bengkel siap dioperasikan dan bisa
digunakan
b) Menjamin bahwa semua pekerjaan sesuai dengan SOP
c) Menjamin semua aktivitas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
d) Membantu pekerjaan kepala bengkel
e) Menjamin dan mengecek semua peralatan sebelum digunakan
f) Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik saat praktek
4. Kepala Mekanik
a) Mengkoodinator pekerjaan teknisi dengan baik
b) Membagi pekerjaan terhadap mekanik
c) Membantu pekerjaan kepala bengkel apabila terjadi kesulitan
5. Sekretaris Bengkel
a) Membuat surat laporan untuk order bahan kerja
b) Membuat persuratan yang berhubungan dengan bengkel
c) Mencatat ketersedian bahan kerja
d) Membuat inventaris paralatan bengkel
6. Bendahara Bengkel
a) Membuat laporan keuangan bengkel
b) Membuat pengeluaran dalam pembelian bahan kerja
7. Teknisi
a) Melakukan pelayan praktek kepada peserta didik
b) Menjaga kualitas kerja peserta didik saat praktek
c) Memelihara kebersihan bengkel
d) Mengontrol kerja peserta didik saat praktek.

5
BAB III
PENGORGANISASIAN BENGKEL

3.1 Jenis dan Fungsi Peralatan pada Bengkel Pengecoran Logam


Berikut ini tabel jenis – jenis dan fungsi peralatan yang digunakan pada
bengkel pengecoran logam.

Tabel 1. Jenis dan Fungsi Alat Pengecoran Logam

No Jenis Peralatan Benda Fungsi


1 Palu Palu dipergunakan untuk
memukul benda kerja pada
pekerjaan memahat, mengeling,
membengkok, dan sebagainya.
Menurut bentuknya palu
dibedakan dalam beberapa jenis
yaitu palu pen memahat,
mengeling, membengkok, dan
sebagainya. Menurut bentuknya
palu dibedakan dalam beberapa
jenis yaitu palu pen palu tersebut
diberi tangkai yang terbuat dari
bahan kayu liat dan berurat lurus.
2 Cetok Cetok adalah alat yang biasa
digunakan untuk memplester
atau mengaci tembok. Alat ini
juga biasa digunakan untuk
mencampur adonan pasir dan
semen. Sehingga para pekerja
bangunan banyak yang
menggunakan alat ini untuk
membantu pekerjaan.Alat ini
berbentuk lempengan dengan
peganan dari kayu.

3 Kikir Kikir yang digunakan harus


disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan, baik dalam segi kualitas
pekerjaan maupun dalam segi
bentuk.Untuk kualitas pekerjaan,
yang perlu diperhatikan adalah
ketajaman dan kemulusan kikir,
seperti tidak bengkok dan tidak
cacat.

6
No Jenis Peralatan Benda Keterangan
4 Alat Ukur a. Mistar gulung
Mistar gulung (meteran) memiliki
fungsi sama dengan mistar baja,
yang membedakan adalah
bentuknya. meteran gulung terbuat
dari plat elastis dan relatif panjang
dibanding mistar baja. Dalam
pemakaiannya, meteran gulung
sering digunakan untuk mengukur
benda yang relatif panjang dan
tidak terlalu membutuhkan
ketelitian yang lebih.

b. Mistar siku
Fungsi utama penyiku adalah
untuk memeriksa ketegak- lurusan
atau kesikuan suatu benda,
memeriksa kesejajaran garis, dan
alat bantu dalam membuat garis
pada benda kerja.

5 Sekop Sekop adalah alat untuk mengaduk


pasir yaitu digunakan untuk
mencampur pasir dengan air
sehingga dalam proses
pencampuran pasir atau pada
proses pengolahan pasir sesuai
dengan takaran dan dpat merata
,sehingga pasir dapat digunakan
dengan kriteria yang telah
ditentukan

6 Pahat Tangan Pahat kayu merupakan alat


potong kayu yang digunakan
untuk membentuk benda kerja,
bentuk luar serta memuat lubang
segi empat. Pahat kayu dibuat
dengan berbagai bentuk dan
ukuran dengan tangkai yang dibuat
dari kayu atau plastik.
Pembentukan dengan
menggunakan pahat kayu biasanya
dilakukan dengan pemukulan oleh
palu.

7
No Jenis Peralatan Benda Keterangan
7 Ragum Ragum adalah alat untuk
menjepit benda kerja.Untuk
membuka rahang ragum
dilakukan dengan caramemutar
tangkai atau tuas pemutar ke arah
kiri (berlawanan arah jarum jam)
sehingga batang berulir akan
menarik landasan tidak tetap
pada rahang tersebut, demikian
pula sebaliknya untuk pekerjaan
pengikatan benda kerja tangkai
pemutar diputar ke arah kanan
(searah jarum jam).

8 Gergaji Tangan Gergaji tangan merupakan salah


satu perkakas tangan yang efisien
digunakan dalam memotong atau
membelah kayu dengan ukuran
dan jumlah yang kecil. Seperti
pada semua perkakas tangan,
pemakaian gergaji tangan ini
diperlukan keterampilan untuk
memberikan pemakanan dengan
gerakan yang seimbang.

9 Rahang Penjepit Rahang penjepit diberi landasan


terbuat dari besi tuang yang
permukaannya pada umumnya
diberi parutan bersilang agar
penjepitan lebih kuat dan tidak
licin. Dengan demikian apabila
menjepit benda kerja yang halus
dan dikawatirkan akan rusak
permukaannya maka disarankan
untuk memberi lapisan pelindung
berupa plat yang dapat menjaga
permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja
bangku yang rahang penjepitnya
dibuat rata dan halus (digerinda), di
mana jenis ragum ini digunakan
untuk menjepit benda kerja yang
sudah memiliki permukaaan rata.

10 Timba Timba adalah tempat untuk


menaruh pasir dari hasil adukan
yang telah diaduk di tempat yang
yang besar untuk di pindahkan di
tempat yang lebih dekat sehingga
dalam pengampilan dan proses
pembuatan inti dapat dengan
mudah dilaksanakan atau
dikerjakan.

8
Berikut daftar mesin – mesin dan dapur yang digunakan pada praktikum
pengecoran.

Tabel 2. Mesin dan Dapur Pengecoran Logam


No. Alat, Gambar Fungsi
Mesin/Dapur
1 Mesin Diesel Mesin Diesel

digunakan untukmenyalurkan

udaramelalui blower pada saat

penyalaan dapurpengolahan

logam

2 Dapur Kopula Dapur Kupola padabengkel


pengecoran ini digunakan untuk
mencairkan bahan-bahan logam
aluminium. Prosespemasukan
logam setelah tungku dapur
sudah mencapaipanas yang
tinggi.
(800-1000 derjat C)

Dapur Arang Dapur Arang padabengkel


pengecoran ini digunakan dalam
melebur suatu logamdengan
tingkat pemanasan yangtidak
terlalu tinggi
(200-300 derajat C)

4 Blower Blower merupakan alat untuk


kipas dan penyemprot bahan
bakar

9
No Alat, Gambar Fungsi
Mesin/Dapur
Tabung Gas Tabung gas
5
merupakan sumber dalam bahan
bakar pemanasan dapur

6 Mesin Ayaan Digunakan untuk memilah


antara pasir yang halus dan yang
kasar sebagai proses
pengecoran

10
3.2 Tata Letak Bengkel Pengecoran Logam
1. Denah Ruangan

Gambar 2. Denah Ruang dan Tata Letak Bengkel


11
Keterangan:
A. Gudang bahan baku G Gudang Produk Jadi.
B. Tungku Pembakaran H. Mesin Amplas/Gerinda
C. Ruang Casting Logam I. Mesin Bor
D. Ruang Kolam Pendingin J. Toilet/Tempat Wudgu
E.Ruang Casting Tanah K. Musholla
F. Toilet L. Ruang ganti/Penitipan Barang

Pada Gambar diatas dapat terlihat bahwa area yang didekatkan adalah
tungku pembakaran dengan ruangan casting tanah guna mengurangi moment
produknya. Untuk memudahkan proses pengecoran agar lebih efektif dan tidak
memakan waktu banyak pindah ke proses-proses selanjutnya.

12
2. Instalasi Daya/Listrik

Gambar 3. Instalasi Daya Listrik


13
Keterangan

: Instalasi listrik

: Kabel/Aliran Listrik
: Lampu 30 v
: Mesin Amplas/Gerinda
: Mesin Bor

Jadi untuk instalasi listrik pada bengkel pengecoran

Lampu : 16 buah x 30V = 480V


Mesin Bor : 1 buah x 260V = 260V
Mesin Amplas/Gerinda : 1 buah x 260V = 260V

Jumlah = 1000V

14
3.3 Utilitas
1. Pengaturan Jaringan transportasi
Berikut ini jaringan transportasi berdasarkan tingkat kerawanan bahaya
pada bengkel pengecoran.

Gambar 4. Jaringan Transportasi Berdasarkan Tingkat Kerawanan

15
Keterangan :
Hijau : Aman untuk untuk jalur jalan baik peserta praktikum, dosen pengajar,
laboran, dan pihak luar yang ingin melihat.
Kuning : Kurang Aman untuk untuk jalur jalan harus berhati-hati baik peserta
praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat dianjurkan
untuk memakai APD.
Orange : Berbahaya untuk untuk jalur jalan harus berhati-hati baik peserta
praktikum, dosen pengajar, laboran, dan pihak luar yang ingin melihat wajib
memakai APD.
Pada bengkel pengecoran jaringan transportasinya dapat dibagi beberapa
jenis transportasi,yaitu
a) Transportasi Bahan Praktikum
Pada bengkel pengecoran pendistribusian bahan praktikum tidak langsung
diambil dari bengkel itu sendiri. Siswa yang akan melakukan praktikum harus
mengambil bahan pengecoran di ruangan gudang. Sebelum melakukan
praktikum siswa harus dapat mengetahui bahan apa saja yang diperlukan pada
saatpraktikum untuk efisiensi waktu praktik. Bahan-bahan yang diambil itu
terdapat beberapa yaitu, pasir, dempul, dan aluminium.
b) Transportasi Tempat Praktikum
Pada tempat praktikum pengecoran tidak terlalu luas. Jadi untuk
pengerjaan finishing atau pekerjaan kerja bangku siswa harus beralih tempat
praktik di bengkel kerja bangku. Jadi untuk pekerjaan yang membutuhkan tempat
yang luas harus beralih ke tempat praktik yang lain.
c) Transportasi Peralatan dan Perlengkapan Praktikum
Untuk tempat peralatan praktikum pengecoran sebagian besar berada di
bengkel pengecoran itu sendiri. Dari dapur,mesin-mesin,alat proses heat treatment
berada di bengkel pengecoran tersebut. Hanya mungkin beberapa alat kerja
bangku harus diambil ke bengkel kerja bangku
2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air
Jaringan air pada bengkel pengecoran tidak terlalu kompleks
pengelolaannya. Kebutuhan air pada praktikum pengecoran hanya digunakan pada
saat pencampuran air dengan pasir silica yang digunakan untuk pembuatan rangka
cetakan model. Pencampuran pasir dengan air sampai pasir mencapai kelembaban
yang diinginkan. Rata-rata pemberian air kedalam pasir hanya 7%-10%. Jika

16
terlalu kering akan menyebabkan pasir tidak lengket sehingga akan menyebabkan
rontok pada pasir dan jika terlalu basah akan menyebabkan pasir terlalu lengket
sehingga cetakan akan lengket dengan model dan sulit diambil. Air yang sudah
digunakan biasanya di buang pada halaman samping bengkel pengecoran yang
masih berupa tanah. Jadi tidak memerlukan pengelolaan yang kompleks dalam
menangani jaringan air ini.
3. Pengaturan Limbah (Cair, padat, dan gas)
a) Pengaturan Limbah Cair
Limbah cair yang terdapat pada bengkel pengecoran hanya berupa air sisa
proses pendinginan hasil pengecoran. Limbah yang dibuang seperti pada
keterangan sebelumnya dibuang di halaman samping bengkel pengecoran.
b) Pengaturan Limbah Padat
Limbah padat pada bengkel pengecoran berupa sisa terak hasil
pengecoran. Terak sisa pengecoran dibuang pada tempat sampah yang disediakan

pada bengkel. Tempat sampah tersebut hanya dikhususkan untuk pembuangan


limbah tertentu agar pemilahan limbah dapat lebih mudah
c) Pengaturan Limbah Gas
Limbah gas pada bengkel pengecoran merupakan hal paling kompleks.
Pada proses pengecoran paling banyak menghasilkan limbah gas berupa asap.
Pembuangan asap berada pada ventilasi tepat pada diatas penempatan dapur.

3.4 Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembapan


Pada proses pengecoran suhu ruangan sangatlah tinggi. Panasnya suhu
ruangan ini dapat menyebabkan terganggunya siswa saat praktikum. Bengkel
pengecoran harus memiliki ventilasi yang cukup banyak. Suhu ruangan pada
bengkel pengecoran cukup panas. Akan tetapi saat praktikum pada siang hari
dengan cuaca panas sangatlah diperlukan ventilasi tersebut tetap terbuka.
Kelembapan pada bengkel tidak terlalu tinggi. Karena memerlukan suatu
ruangan yang tidak lembap untuk memperoleh hasil yang maksimal pada saat
praktikum pengecoran. Pada saat praktikum harus tetap dijaga tingkat
kelembapan dari ruangan itu.
Penerangan pada bengkel pengecoran di jurusan teknik mesin ini tidak
terlalu banyak. Mengingat tidak terlalu luasnnya ruangan. Setidaknya ada 16
lampu masing – masing bertegangan 30 V. Kurang luasnya ruangan ini sangat
17
menguntungkan untuk daya yang diperlukan bengkel pengecoran di jurusan
teknik mesin ini. Akan tetapi kurang luasnya ruangan bengkel menyebabkan
kurang terkondisikan jika siswanya banyak atau melebihi kapasitas.

18
BAB IV
KESELAMATAN DAN TATA TERTIB

4.1 Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel Pengecoran


Logam
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat di
tempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk
menyelamatkan peralatan serta produksinya. Kesehatan kerja diartikan sebagai
suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan mencegah pencemaran di
sekitar tempat kerja (masyarakat dan lingkungan). Di Undang-Undang No. 14
Tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja disebutkan bahwa,
tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia.
Departemen Tenaga Kerja mensyaratkan kepada seluruh perusahaan/
industri agar setiap pekerja yang bekerja dapat bekerja dengan aman dan selamat,
sesuai dengan norma‐norma keselamatan kerja. Semua hal yang menyangkut
masalah keselamatan kerja telah diatur dengan Undang‐undang Keselamatan
Kerja, baik mengenai tempat kerja, lingkungan kerja dan peralatan yang
digunakan untuk bekerja, sedangkan langkah kerja atau prosedur kerja telah
ditetapkan oleh perusahaan atau industri yang bersangkutan. Tujuan yang sama
dalam membuat aturan keselamatan yaitu menciptakan situasi kerja yang aman
danselamat.
Perencanaan proses produksi yang baik dan penataan peralatan (layout)
tempat bekerja terus dikembangkan dengan tujuan untuk menciptakan situasi
kerja yang aman bagi para pekerja dan peralatan kerja itu sendiri. Perbaikan
terhadap perencanaan mesin terus dikembangkan seperti, misalnya terhadap
kebisingan mesin akibat gesekan antara komponen mesin atau karena hubungan
roda‐roda gigi penggerak. Suara bising pada mesin dapat mengakibatkan rusaknya
pendengaran pekerja. Alat‐alat keselamatan kerja mutlak diperlukan bagi para
pekerja guna menjamin agar pekerja dapat bekerja dengan aman.

19
Berikut merupakan prosedur keselamatan kerja sebelum
dan saat pekerjaan di bengkel pengecoran.
a. Memakai perlengkapan praktek, meliputi pakaian praktik, sepatu, sarung
tangan dan lain-lain.
b. Prosedur proses penyalaan dapur peleburan yang tepat.
c. Pengawasan terhadap nyala api pada dapur peleburan.
d. Pemeriksaan bahan bakar dapur.
e. Proses pemasukan logam secara bertahap kedalam dapur peleburan.
f. Kehati-hatian dalam pengambilan logam cair dalam tungku, pengambilan
logam cair menggunakan centong yang bertangkaipanjang.
g. Peletakan cetakan yang terlalu jauh dari dapur.
h. Melakukan penuangan dengan hati-hati.
i. Penutupan dapur apabila selesai proses penuangan

4. 2 Peralatan Keselamatan Kerja di Bengkel Pengecoran Logam

Tabel 3. Peralatan Keselamatan Kerja


No Alat Pelindung Diri (APD) Jumlah Fungsi
1 40 Alat pelindung yang berfungsi
(opsional) untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan
atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melayang atau
meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan
bahan-bahan kimia, jasad renik
(mikro organisme) dan suhu
yang ekstrim.
Alat Pelindung Kepala
2 40 Baju pelindung atau baju
(opsional) coverall safety yang digunakan
oleh para pekerja di lapangan.
Baju ini disebut biasa disebut
baju safety lapangan. Secara
umum, baju ini memiliki fungsi
untuk melindungi pekerja dari
cedera ringan hingga berat yang
mungkin terjadi di lapangan.

Wearpack

20
No Alat Pelindung Diri (APD) Jumlah Fungsi
3 40 pasang Berfungsi untuk melindungi dari
(opsional) benda tajam & berbahaya. Untuk
seorang yang bekerja di ruang
berbahaya, Sepatu Safety harus
dipakai untuk menghindari
kemungkinan terkena pecahan
kaca, besi atau serpihan lain,
yang dapat membahayakan
telapak kaki. Mencegah
kecelakaan kerja yang fatal.

Sepatu Safety
4 40 Kegunaan masker dan respirator
(opsional) adalah untuk melindungi
pernapasan dari partikel
berbahaya seperti debu, bakteri,
virus dan partikel udara
berbahaya lainnya.

Masker Safety
5 40 pasang Sarung tangan safety adalah alat
(opsional) pelindung diri (APD) untuk
melindungi tangan Anda dari
berbagai resiko dan bahaya
cedera saat bekerja.
Perlindungan yang diberikan
meliputi perlindungan terhadap
luka sayatan, tusukan, luka
bakar, benturan, dan lainnya.
Sarung Tangan Safety
6 40 Fungsi safety goggles adalah
(opsional) untuk memberikan perlindungan
yang lebih maksimal pada area
mata dan sekitarnya. Hal
tersebut karena safety goggles
menutupi seluruh area mata saat
digunakan dan juga bisa
digunakan bersamaan dengan
kacamata lainnya.
Kacamata Safety

21
4.3 Tata Tertib di Bengkel Pengecoran Logam

1. Siswa dilarang memasuki bengkel/lab diluar jam praktek yang terjadwal,


kecuali ada kepentingan dengan instruktur/guru praktek.

2. Siswa memasuki bengkel sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

3. Siswa yang praktek diwajibkan memakai pakaian praktek sertaperlengkapan


keseselamatan kerja lainnya.

4. Sebelum melaksanakan praktek siswa wajib berbaris untuk mendapatkan


instruksi/pengarahan dari instruktur/guru praktek, absensi dan berdoa.

5. Siswa yang meminjam alat menggunakan kartu pinjam alat dan


bertanggung jawab atas alat yang dipinjamnya.

6. Siswa wajib praktek/bekerja sesuai dengan pembagian tugas yang telah


ditentukan oleh instruktur/guru praktek.

7. Siswa dilarang memasuki ruang alat (tool room) dan bahan.

8. Siswa dilarang mengaktifkan handphone pada saat melaksanakan praktek.

9. Selama kegiatan praktek siswa dilarang meninggalkan bengkel tanpa seijin


instruktur/guru praktek.

10. Siswa dilarang membuang sampah sembarangan pada saat praktek.

11. Siswa wajib menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan, dan ketenangan


dalam ruangan praktek.

12. Pada jam istirahat semua siswa harus keluar dari bengkel.

13. Siswa harus segera berhenti melaksanakan praktek, 15 menit sebelum jam
berkahir praktek selesai, setelah mendapat instruksi dari instruktur/guru
praktek, untuk melakukan pembersihan alat, ruangan praktek serta
mengembalikan alatdan bahan seperti semula.

14. Pegembalian alat harus dalam kondisi baik lengkap sesuai dengan daftar.Kalau
ada kerusakan alat/mesin siswa wajib melapor kepadainstruktur/guru praktek.

15. Untuk mengakhiri kegiatan prakteksiswa wajib berbaris untuk medapatkan


instruksi/pengarahan dari instruktur/guru praktek dan berdoa.

16. Setelah selesai berdoa, siswa meninggalkan bengkel/lab dengan tertibtanpa


22
membuat gaduh atau keributan.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengecoran logam merupakan kegiatan dalam bidang manufaktur, yang
terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut
dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan hingga membeku. Industri
pengecoran logam tumbuh seiring dengan perkembangan teknik dan metode
pengecoran serta berbagai model produk cor yang membanjiri pasar domestik.
Begkel/lab ini desain untuk Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki
ruang yang telah desain dengan standar bengkel yang sesuai dan memiliki
peraturan/tata tertib bagi siswa pada saat praktek/kerja. Bengkel ini juga memiliki
struktur organisasi dan alat-alat pelindung diri (APD) untuk keselamatan dan
kesehatan kerja pada bengkel/lab pengecoran bengkel.

5.2 Saran
Pada penulisan perencanaan Bengkel Pengecoran ini tentunya masih
menyadari banyak kekurangan. Jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran atau masukan yang
telah teman-teman berikan.Semoga penulis selanjutnya dapat menegembangkan
makalah ini dengan lebih baik dan lebih sempurna lagi dalam penatannya.

24
DAFTAR RUJUKAN

Amin, M. 1998. Pedoman Laboratorium Dan Petunjuk Pratikum Pendidikan IPA


Umum. Jakarta: DirjenDikti.
Yoto. 2015. Manajemen Bengkel Teknik Mesin. Malang: Aditya Media Publishing
Prasetyo, I. 2016. K3 Kerja di Bidang Pengecoran. (Online),
(http://imamprasetyo.over-blog.com/2016/03/k3-kerja-di-bidang-
pengecoran.html), (Diakses pada 08 April 2020)
Anonymous. 2016. Keselamatan Kerja di Bidang Manufaktur/Pengecoran.
(Online), (http://fadlyhthokichi.blogspot.com/2016/03/keselamatan-kerja-
dibidang.html), (Diakses pada 08 April 2020)
Fatoni, R., Mayasari, H.D., Sholaika, A.D., Susanto, Y. 2013. Perancancangan
Ulang Tata Letak Pabrik Dan Analisa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Simposium Nasional RAPI XII, 52 – 59.
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.

Jakarta: Dian Rakyat.


"Principles of Metal Casting" oleh Heine, Rosenthal, and Whiting.
"Solidification and Casting" oleh Flemings, M.C.
"Metal Casting: Computer-Aided Design and Analysis" oleh Stefanescu, D.M.
"Casting, Second Edition: An Analytical Approach" oleh Campbell, John.
"Foundry Technology" oleh Opel, Charles M.
"Casting Design and Performance" oleh John Gilbert Kaufman.
"Metal Casting Principles and Techniques" oleh Overbeck, Larry and Oxley, Mel.

25

Anda mungkin juga menyukai