Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI II

PENGELASAN DAN ELEKTROPLATING Disusun untuk


Menyelesaikan Mata Kuliah Praktikum Proses Produksi II Dosen
Pengampu:
Nani Mulyaningsih, S.T., M.Eng.

Disusun oleh:
Nama : Irvan Usman Nur Rais
NPM : 1510502006

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TIDAR 2017
KATA PENGATAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada dosen PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI II Nani
Mulyaningsih, S.T, M.Eng. yang telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang teknologi dasar kegiatan produksi khusunya pada bidang pengelasan dan
elektroplating, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang telah di lakukan. Dengan penuh
kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa, khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca laporan ini,
dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Dalam penyelesaian tugas ini kami banyak menerima bantuan dan dukungan dari
banyak pihak, dan kesempatan ini kami berterimakasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan baik
Moril maupun Materiil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini.
2. Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini.

Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Dari kami mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan praktik ini.

Magelang, 14 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1.Latar Belakang.............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3.Tujuan Umum...............................................................................................2
1.4.Tujuan Khusus..............................................................................................2
1.5.Sistematika Penulisan Laporan...............................................................2
II. PENGELASAN..................................................................................................2
2.1.Teori Pengelasan..........................................................................................2
2.2.Alat dan Bahan.............................................................................................4
2.3.Perlengkapan dan Keselamatan Kerja...................................................4
2.4.Pengaruh Posisi Pengelasan......................................................................4
2.5.Cara Pengelasan...........................................................................................5
III. ELEKTROPLATING.....................................................................................6
3.1.Teori Elektroplating....................................................................................6
3.2.Karakteristik Elektroplating.....................................................................8
3.3.Rumus-Rumus yang Digunakan.............................................................8
3.4.Faktor yang Mempengaruhi Lapisan.....................................................9
3.5.Alat-alat..........................................................................................................9
3.6.Bahan-bahan...............................................................................................10
3.7.Perlengkapan dan Keselamatan Kerja................................................10
IV. PROSES KERJA.............................................................................................11
4.1.Pengelasan....................................................................................................11
4.2.Elektroplating..............................................................................................12
V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................13
5.1.Kesimpulan..................................................................................................13
5.2.Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
LAMPIRAN......................................................................................................15

iii
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Teknik mesin diarahkan untuk menjawab kebutuhan industtri


nasional akan sarjana rekayasa material yang memiliki kemampuan pada
bidang proses produksi, proses operasi yang efisien dan efektif untuk
menuju yang terbaik (excellence). Ilmu proses produksi II merupakan
ilmu yang mempelajari tentang teknologi dasar kegiatan produksi
khususnya pada bidang pengelasan dan elektroplating. Selain mempelajari
tentang definisi dari proses tersebut juga menerangkan cara penggunaan
atau pengoperasiannya.

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari


proses manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang dikenal antara lain
proses-proses pengecoran (Metal Chasting), pembentukan (Metal Farming),
Permesinan (Machining), dan metalurgi serbuk (Powder metalurgi). Produk
produk dengan bentuk yang rumit dan berukuran besar dapat dibentuk dengan
teknik pengecoran. Produk-produk seperti pipa, plat dan lembaran. Proses
pengelasan pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atu lebih komponen,
lebih dapat ditunjukan untuk merakit (Assembly) beberapa komponen
menjadi bentuk mesin. Komponen yang dirakit mungkin saja dari hasil
pengecoran, pembentukan, atau permesinan, baik dari logam yang sama
maupun berbeda. Pengelasan suatu teknik penyambungan logam dengan cara,
mencairkan sebagian logam induk dengan logam pengisi, dengan atau tanpa
takanan dan dengan kontinu.

Sedangkan proses elektroplating ditujukan untuk berbagai


keperluan, mulai dari perlindungan terhadap karat seperti pada pelapisan
seng pada besi baja uyang digunakan untuk berbagai keperluan bahan
bangunan dan konstruksi. Pelapisan nikel dan khrom umumnya ditujukan
untuk menjadikan benda mempunyai permukaan lebih keras dan
mengkilap selain juga sebagai perlindungan terhadap korosi.

1
Setelah mengetahui dan memahami teknologi tersebut, maka
pengetahuan akan penggunaan dapat diketahui dan maintenance dapat
dilakukan dengan baik, dengan pemahaman yang lebih dapat
mengoptimalkan solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada
selama kegiatan produksi tersebut berlangsung.

1.2. Rumusan masalah


Laporan ini dibuat untuk memecahkan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pengelasan yang baik sebelum dan sesudah
proses pengelasan menggunakan mesin las SMAW(Shielded
Metal Arc Welding).
2. Bagaimana cara mem-plating yang baik, sebelum dan sesudah proses
elektroplating.
1.3. Tujuan umum
1. Untuk mengetahui komponen, cara kerja, dan proses pengelasan
menggunakan las mesin las SMAW(Shielded Metal Arc Welding).
2. Untuk mengetahui komponen, cara kerja, dan proses
plating menggunakan elektroplating.
3. Untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam bidang pengelasan dan
elektroplating.
4. Untuk melatih mahasiswa mengerjakan sesuai lembar kerja dan dapat
meneyelesaikan tepat waktu.
1.4. Tujuan khusus
Untuk menyelesaikan mata kuliah Praktikum Proses Produksi II
1.5. Sistematika penulisan
II. PENGELASAN
2.1.Teori Pengelasan

Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang


didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan
bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah
konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah
pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling
utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas,
sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang
dilas.

2
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan
memanasi dua buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam
yang menyatu tersebut dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan
salah satu yang menggunakan prinsip tersebut.

Gambar 2.1. Rangkaian Mesin Las Listrik

Pada las lstrik, arus listrik dibangkitkan oleh generator dan


dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda
diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda
kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir
melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja. Arus
yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan logam.

Terkadang dua logam yang disambung dapat menyatu secara


langsung, namun terkadang masih diperlukan bahan tambahan lain agar
deposit logam lasan terbentuk dengan baik, bahan tersebut disebut bahan
tambah (filler metal). Filler metal biasanya berbentuk batangan, sehingga
biasa dinamakan welding rod (Elektroda las). Pada proses las, welding rod
dibenamkan ke dalam cairan logam yang tertampung dalam suatu
cekungan yang disebut welding pool dan secara bersama-sama membentuk
deposit logam lasan, cara seperti ini dinamakan Las Listrik atau SMAW
(Shielded metal Arch welding), lihat gambar 2.1.

Sebagian besar logam akan berkarat (korosi) ketika bersentuan


dengan udara atau uap air, sebagai contoh adalah logam besi mempunyai
karat, dan alumunium mempunyai lapisan putih di permukaannya.
Pemanasan dapat mempercepat proses korosi tersebut. Jika karat,
kotoran, atau material lain ikut tercampur ke dalam cairan logam lasan
dapat menyebabkan kekroposan deposit logam lasan yang terbentuk
sehingga menyebabkan cacat pada sambungan las.

3
2.2. Alat dan Bahan
1. Satu unit mesin las listrik, terdiri dari:
- Mesin las lsitrik.
- Elektroda.
- Tang penjepit elektroda.
- Kabel (elektroda, massa, dan tenaga).
2. Palu.
3. Gerinda amplas.
4. Gerinda potong.
5. Sikat baja.
6. Meteran.
7. Gergaji.
8. Dempul.
9. Kuas cat.
10. Penggaris siku.
11. Vernier caliper.
12. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.
13. Benda kerja (besi berongga persegi).
14. Cat.

2.3. Perlengkapan dan Keselamatan Kerja


1. Wearpack.
2. Sarung tangan.
3. Masker.
4. Kaca mata.
5. Topeng las.
6. Sepatu safety.

2.4. Pengaruh Posisi pengelasan


Sebagian besar pekerjaan las dilakukan dengan proses LSW
(Liquid state welding) atau proses las dalam kondisi cair. Proses las yang
dilakukan dengan kondisi cair ini, posisi saat pengelasan berlangsung
sangat berpengaruh terhadap bentuk deposit logam las yang terbentuk.
Tidak semua juru las mahir di semua posisi, posisi di bawah tangan (down
hand) merupakan posisi yang paling mudah untuk dilakukan, namun ketika
mengelas pipa logam dengan posisi miring akan sangat sulit dilakukan.
Juru las yang dapat melakukan pengelasan ini adalah juru las kelas satu
yang dilengkapi dengan sertifikat standar internasional.
Dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat
pengelasan dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan
prosedur pengelasan. Ada dua sistim pengkodean yang banyak dikenal,
yaitu sistim yang ditetapkan oleh American Welding Society (AWS) dan
sistim International Standard Organisation (ISO).

4
Berdasarkan kode yang ditetapkan oleh AWS, posisi las dikaitkan
pada jenis teknik sambungan las, jika sambungan berkampuh (groove)
maka kode posisinya dengan huruf G, untuk posisi down-hand 1G,
horisontal 2G, vertikal 3G, over-head 4G, pipa dengan sumbu horisontal
5G, dan pipa miring 45 6G. Jika sambungan las tidak berkampuh/tumpul
(fillet) maka kodenya adalah F, untuk posisi down-hand 1F, horisontal 2F,
vertikal 3F, dan over-head 4F.
Sistim kode posisi las yang ditetapkan ISO berbeda dengan AWS.
Kode posisi las menurut ISO didasarkan pada posisi elektroda saat
pengelasan dilakukan, untuk pengelasan plat diberi kode PA, PB, PC, PD,
dan PE, sedangkan pengelasan pipa naik PF dan pipa turun PG, lihat
Gambar 2.2 dan 2.3.

Gambar 2.2. Kode ISO Posisi Las Flat

Gambar 2.3. Kode ISO Posisi Las Pipa

2.5. Cara Pengelasan


1. Memasang klem massa pada terminal negatf (-) dan tang pemegang
elektroda pada terminal positif (+).

5
2. Memilih ampere sesuai dengan benda kerja yang akan dilas. Semakin
besar ampere semakin besar juga panas yang dihasilkan yang
membuat benda kerja mudah berlubang.
3. Menjepit elektroda pada tang.
4. Menggunakan kacamata las sebelum melakukan pemgelasan karena
sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi mata.
5. Menjepit tang massa pada benda kerja yang akan dilas,.
6. Meletakkan elektroda pada benda kerja yang akan dilas
7. Jika sudah kemudian membersihkan fluks yang membungkus hasil
pengelasan dengan menggunakan sikat kawat. Pukul dengan palu dan
sikat untuk mendapatkan hasil las yang bagus.

III. ELEKTROPLATING
3.1.Teori Elektroplating

Elektroplating (electroplating) atau pelapisan listrik atau


penyepuhan, merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan
lapisan logam menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit.
Benda yang dilakukan pelapisan harus merupakan konduktor atau dapat
menghantarkan arus listrik.

Pelapisan logam merupakan bidang yang amat luas dan dalam,


serta menjadi salah satu penerapan teknologi elektrokimia. Kaitannya
sangat erat dengan iptek bahan, kimia permukaan, kimia fisik sampai
keteknikannya. Elektroplating dekoratif-protektif biasanya bertujuan
agar penampilan barangnya lebih memikat dan mempesona. Kalau
elektroplating rekayasa, memberikan produk yang menghasilkan sifat
tertentu bagi permukaan, misalnya dapat/tidaknya disolder, ketahanan
ausnya, keterpantulan dan sebagainya maka dikenal sebagai coating
fungsional.

Kegunaan elektroplating yaitu:

- Untuk meningkatkan penampilan,


- Memberikan perlindungan,

6
- Meningkatkan sifat khusus,
- Meningkatkan sifat mekanis.

Pada prinsipnya, pelapisan logam dengan cara lapis listrik merupakan


rangkaian dari arus listrik, elektroda ( anoda dan katoda ), larutan
elektrolit dan benda kerja ditempatkan sebagai katoda.

Keempat gugusan ini disusun sedemikian rupap sehingga membentuk


suatu rangkaian sistem lapis listrik dengan rangkaian sebagai berikut:

Katoda dihubungkan pada kutub negatif pada sumber listrik.


Anoda dan katoda direndamkan dalam larutan elektrolit.

Gambar 3.1. Rangkaian Proses Elektroplating

Pada gambar 3.1. menunjukan bahwa bila arus listrik (potensial)


searah dialirkan antara kedua elektroda, anoda dan katoda dalam larutan
elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda.
Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda
bermuatan positif. Ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan
larutan elektrolit yang hasilnya diendapkan pada elektroda katoda. Hasil
yang terbentuk merupakan lapisan logam dan gas hidrogen.

Sebagai contoh:

Misalkan plat baja yang akan dilapis dengan tembaga (Cu).


Larutan yang digunakan adalah garam logam cupper sulfat
().

7
Oleh karena pada anoda dan katoda terjadi perbedaan potensial
setelah dialiri listrik, maka logam tembaga akan terurai didalam elektrolit
yang juga mengandung ion-ion tembaga. Melalui larutan elektrolit, ion-
ion tembaga ( ) akan terbawa kemudian mengendap pada permukaan katoda
(plat baja) dan berubah menjadi atom-atom tembaga. Di sini terjadi reaksi
reduksi ion tembaga menjadi logam tembaga sebagai berikut:

+ O - +2eCu

Telah diuraikan di atas bahwa suatu proses lapis listrik memerlukan


larutan elektrolit yang merupakan media saat proses berlangsung. Larutan
elektrolit dapat dibuat dari larutan asam, basa, dan garam logam yang
dapat membentuk ion-ion positif. Tiap jenis larutan, larutan elektrolitnya
berbeda-beda tergantung pada sifat-sifat elektrolit yang diinginkan.

3.2. Karakteristik Elektroplating

Jika dibandingkan dengan proses pelapisan logam yang lain,


proses elektroplating mempunyai beberapa kelebihan yaitu:

- Suhu operasi tidak terlalu tinggi


- Tebal lapisan yang dihasilkan lebih mudah dikendalikan
- Permukaan lapisan halus
- Hemat dalam pemakaian logam lapis

3.3. Rumus-rumus yang digunakan

Hukum Faraday:

Pada elektrolit yang diendapkan berbanding lurus dengan waktu dan arus
listrik. Berat logam yang diendapkan:

=W

Dimana:

W = berat logam yang diendapkan

(gr) Ba = berat atom (gr)

8
I = arus listrik (A)

3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Lapisan


a. Logam Dasar
Harus berbentuk batang yang mempunyai penampang melintang bulat
atau seperti persegi (berbentuk pelat). Logam dasar harus bebas dari
lemak dan kotoran-kotoran oksida yang dapat mempengaruhi pelekatan
lapisan dan dapat menimbulkan korosi.
b. Rapat Arus
Pada proses ini, jumlah logam yang terdeposisi pada katoda atau
yang lenyap dari anoda. Rapat arus yang timbul dapat mempercepat
terjadinya pengendapan, namun hasilnya kasar. Di samping itu, rapat
arus yang tinggi dapat menyebabkan pelarutan kembali pada lapisan
yang terbentuk. Rapat arus yang rendah menyebabkan pelepasan ion
lambat sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
c. Konsentrasi Larutan Elektrolit
Pada larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung
lama dan kemungkinan tidak terjadi lapisan. Sebaliknya, pada larutan
yang konsentrasinya tinggi akan menghasilkan lapisan yang melekat
kuat tetapi kemungkinan lapisan yang terbentuk kasar.
d. PH Larutan
Larutan yang bersifat netral atau mendekati netral mudah menjadi
larutan yang bersifat basa dipermukaan katoda, sehingga lapisan yanag
terbentuk akan tercampur dengan lapisan garam basa atau hidroksida.
PH yang terlalu rendah memudahkan terjadinya reaksi pembentukan
gas hidrogen dan melarutnya kembali lapisan yang terjadi.

3.5. Alat-alat
1. Gelas kimia.
2. Kabel penghubung.
3. Rectifier.
4. Penghubung.
5. Stop watch.
6. Larutan elektrolit.

9
7. Bak penampung larutan.
8. Bak pencuci.
9. Pemanas.
10. Termometer.
11. Kawat tembaga.
12. Alat ukur.
13. Timbangan digital.

3.6. Bahan-bahan
1. Larutan Nikel (pelapis) terdiri
dari: Nikel sulfat 300gr/lt
- Nikel Chlorite 60 gr/lt.
- Boric Acide 50 gr/lt.
- Brightener Magnum ss 2,5 cc/lt.
- Brightener AM 2,5 cc/lt.

Larutan Tembaga terdiri dari:

- Cupper Cyanide 53 gr/lt.


- Potassium Cyanide 103 gr/lt.
- Brightener C. 60 1,25 cc/lt.
2. Logam pelapis.
3. Benda kerja (logam yang dilapisi).

3.7. Perlengkapan dan Keselamatan Kerja


1. Wearpack.
2. Sarung tangan.
3. Masker.
4. Sepatu safety.
5. Kaca mata.

10
DATA PENGUJIAN ELEKTROPLATING

NAMA : IRVAN USMAN NUR RAIS

NPM : 1510502006

KELOMPOK : 1 (SATU)

SEMESTER / TAHUN : IV/2015

BAHAN YANG AKAN DIPLATING : BESI

UKURAN BENDA KERJA : 2 x 8 cm

TEMPERATUR : 57 C

ELEKTROPLATING TEMBAGA

BERAT BERAT BERAT LOGAM


NO WAKTU VOLTASE SEBELUM SETELAH YANG
(AMPERE) DIPLATING DIPLATING DIENDAPKAN
(GRAM) (GRAM) (GRAM)

1. 5 Menit 2A 49.96 49.97 0.01


2. 10 Menit 2A 47.96 47.99 0.03

IV. PROSES KERJA


4.1. Langkah Praktikum Pengelasan
1. Lihat gambar kerja.
2. Pemotongan benda kerja menggunakan gerinda potong, dengan
spesifikasi:
- Potong benda kerja sepanjang 100 cm sebanyak 8 buah.
- Potong benda kerja sepanjang 80 cm sebanyak 8 buah.
- Potong benda kerja sepanjang 200 cm sebanyak 4 buah.
3. Bersihkan benda kerja dari cat dan kotoran lainnya menggukan amplas.
4. Rangkai benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
5. Pengelasan benda kerja:

11
- Memasang klem massa pada terminal negatf (-) dan tang
pemegang elektroda pada terminal positif (+).
- Memilih ampere sesuai dengan benda kerja yang akan dilas.
Semakin besar ampere semakin besar juga panas yang
dihasilkan yang membuat benda kerja mudah berlubang.
- Menjepit elektroda pada tang.
- Menggunakan kacamata las sebelum melakukan pemgelasan
karena sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi mata.
- Menjepit tang massa pada benda kerja yang akan dilas,.
- Meletakkan elektroda pada benda kerja yang akan dilas
- Jika sudah kemudian membersihkan fluks yang membungkus
hasil pengelasan dengan menggunakan sikat kawat. Pukul
dengan palu dan sikat untuk mendapatkan hasil las yang bagus.
6. Gerinda hasil pengelasan hingga halus dan rapih.
7. Bersihkan benda hasil kerja dengan menggunakan amplas halus.
8. Bersihkan benda hasil kerja dari sisan amplas dan debu
yang menenmpel menggunakan kain lap sintetis.
9. Pengecatan benda hasil kerja dengan cat minyak warna hitam.
10. Keringkan dibawah sinar matahari.

4.2. Elektroplating
1. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat dan bahan praktikum.
2. Mengambil larutan elektrolit dan memasukan kedalam bak penampung.
3. Memasang logam pelapis ke dalam bak penampung.
4. Menyiapkan benda kerja dan menimbang beratnya (sebelum di-plating).
5. Pastikan posisi anoda (pada logam pelapis) dan katoda (logam
yang dilapisi).
6. Merangkai alat seperti pada gambar petunjuk kerja.
7. Mulai proses elektroplating.
8. Lakukan elektroplating pada masing-masing benda kerja selama
5 menit dan 10 menit.

12
9. Menimbang benda kerja setelah dielektroplating.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapat beberapa kesimpulan
yaitu antara lain:

1. Pengelasan
- Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik,
diperlukan pelatihan dalam jangka waktu yang tidak
singkat.
- Kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, maka tembusan lasnya dangkal
oleh karena kurang waktu untuk cairan elektroda menembus
bahan Dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur
lasan yang lebar, kasar, dan kuat. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
Oleh karena itu, kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
- Bila elektroda baru dipasang, maka ada kemungkinan ujung
elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Tetapi
jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif
cukup stabil.
- Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga dapat
mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat elektroda dapat
menempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh maka
elektroda akan mati.
- Saat penyambungan dua buah benda diusahakan tidak ada
rongga pada bagian sambungannya, maka hasil lasan akan
rapi dan kuat.
- Pengelasan sudut dalam dan sudut luar harus
memperhatikan lelehan elektroda agar memperoleh
sambungan yang baik dan rapi.

13
2. Elektroplating
- Pada elektroplating semakin lamanya waktu yang
digunakan maka semakin tebal pula pelapisan logam Cu
terhadap logam Fe. Hal ini dapat dilihat pada waktu 5 (lima)
menit dan 10 (sepuluh) menit berat pelapisan yang didapat
masing-masing adalah 0,01 gram dan 0,03 gram.

5.2. Saran
Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik
sehingga praktikum dapat dilakukan dengan baik, tertib dan cepat.
Kurangnya peralatan kerja seharusnya dapat dipenuhi karena kerja bangku
merupakan Dasar dari praktik permesinan lainnya dan juga
mempengaruhi hasil dari pekerjaan. Semua pekerjaan yang dilakukan
akan berhasil apabila disertai dengan jiwa yang sabar, ulet, terampil dan
mau bekerja keras.

DAFTAR PUSTAKA

Amir,diana.Dasar-dasar Elektroplating.
https://id.scribd.com/doc/71575886/Dasar2-Elektroplating (diakses tanggal
15 Maret 2017, pukul 11:25 WIB).

Abadi,zainal.Modul Pengelasan-Las Listrik.


http://www.academia.edu/22368443/Modul_Pengelasan_-_las_Listrik (diakses
tanggal 15 Maret 2017, pukul 11:28).

14
LAMPIRAN

Gambar 3,1 Generator Las

Gambar 3.2 Gergaji Gerinda

15
Gambar 3.3 a) Elektroda, b) Tang Penjepit Massa dan Penjepit elektroda

Ganbar 3.4 Kabel Kerja

16
Gambar 3.5 a) Kacamata Las, b) Sarung Tangan Las

Gambar 3.6 Palu Las

17
Gambar 3.7 a) Meteran, b) Penggaris siku

Gambar 3.8 Gergaji tangan

Gambar 3.9 a) Gerinda, b) Dempul

18
Gambar 3.10 a) Cat, b) Kuas

Gambar 3.11 Benda Kerja

19
Gambar 4.1 Adaptor

20
Gambar 4.2 a) Larutan Tembaga Cyanide b) Larutan Asam Sulfat

Gambar 4.3 a) Plat Besi, b) Plat Tembaga

21
Gambar 4.4 Alat Pemanas Larutan

Gambar 4.5 Termometer

Gambar 4.6 a) Sunlight, b) bak

22
Gambar 4.7 Kawat Tembaga

Gambar 4.8 Amplas

23

Anda mungkin juga menyukai