Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, dan karena karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah “K3 PELAPISAN LOGAM” ini.
Walaupun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
selaku mahasiswa berharap kepada Bapak Dosen untuk memberikan kritik dan
saran untuk penyempurnaan makalah “K3 PELAPISAN LOGAM” ini.
Sebagai penulis kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Atas perhatian dari semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
BAB 1 …………………………………………………………………….. 1
BAB 2 …………………………………………………………………….. 5
ii
BAB 3 ……………………………………………………………………. 21
BAB 4 …………………………………………………………………….. 32
BAB 5 …………………………………………………………………… 50
iii
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain
di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan,
baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
Banyak sekali barang-barang yang menggunakanan logam sebagai bahan
utama. Namun penggunaan logam menjadi kurang maksimal jika logam
tersebut mengalami korosi dan cepat aus baik dilihat dari segi kekuatan
fisik/mekanik dan dari segi keindahan. Dengan adanya hal tersebut maka
perlunya dilakukan pelapisan pada logam yaitu untuk meningkatkan sifat
teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi,
dan ketiga memperindah tampilan (decorative). Ada beberapa macam cara
pelapisan logam, salah satunya adalah elektroplating. Elektroplating adalah
proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik dan
senyawa tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke logam yang
dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas,
brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik telah banyak
memberikan konstribusi yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan
industri kecil menengah dan pada saat ini proses electroplating yang dilakukan
oleh Industri electroplating dalam menghasilkan produknya adalah dengan
melapiskan logam krom pada bahan dasar/ baja carbon dengan system satu
lapis atau krom keras yaitu bahan dasar dibentuk kemudian dihaluskan
kemudian langsung diplating dengan krom (Raharjo. 2010). Penggunaan baja
pada masa sekarang ini mengalami kemajuan sangat pesat dan umumnya baja
banyak digunakan untuk alat-alat permesinan, konstruksi, pipa oli /gas,
cetakan kue (obat), peralatan kesehatan, tempat obat, poros-poros mesin
industri pangan, sifat mekanis pada permukaan baja tersebut dapat dinaikan.
Peningkatan sifat-sifat fisis dapat dilakukan dengan proses pelapisan
menggunakan metode electroplating.
2
Sekarang banyak orang mengira bahwa proses elektroplating hanya
berfungsi membuat benda-benda tampak lebih menarik. Pada kenyataannya,
peranan utama elektroplating adalah melindungi logam dari korosi.
Di samping itu, dapat menambah daya tahan gesekan dan menambah
kekerasan. Perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik (electroplating)
telah banyak memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap laju
pertumbuhan industri kecil dan menengah termasuk bengkel fabrikasi, jasa
alat berat, dan modifikasi berbagai kendaraan. Elektroplating merupakan suatu
teknologi yang relatif mudah dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang
sederhana dan membutuhkan pekerja yang relatif sedikit. Kemudahan-
kemudahan ini menarik parawirausahawan untuk bergerak dibidang ini. Pada
dasarnya elektroplating dilakukan dengan maksud memberian perlindungan
terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat teknis
atau mekanis tertentu, terhadap logam dasar.
Di dunia industri, bukan hanya kekuatan produk yang diinginkan pasar,
tetapi penampilan logam yang menarik akan sangat membantu terhadap
keberhasilan produk di pasaran. Dengan kata lain, suatu produk pelapisan
logam membutuhkan hasil dengan penampilan yang baik, misalnya dikaitkan
dengan penampilan produk yang bagus, mengkilat dan cemerlang. Proses
elektroplating adalah suatu proses pelapisan dimana terjadi pengendapan suatu
lapisan logam tipis pada permukaan yang dilapisi dengan menggunakan arus
listrik. Biasanya proses electroplating dilakukan dalam suatu bejana atau
cawan yang terdiri dari elektroda yang dihubungkan dengan arus listrik searah
(DC) dimana rangkaian ini disebut sel elektrolisa. Adapun logam yang
digunakan sebagai pelapis adalah nikel, kromium, mangan, arsen, platinum,
aurum, plumbun dan lain-lain.
3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahaya yang ditimbulkan dalam proses kerja pelapisan logam?
2. Bagaimana dampak dari kecelakaan pada proses kerja pelapisan logam?
3. Apa saja langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari kecelakaan
pada proses kerja pelapisan logam?
1.3. Tujuan
1. Memeberikan informasi mengenai sumber bahaya pada proses pekerjaan
pelapisan logam
2. Mengetahui dampak dari proses pelapisan logam
3. Menjabarkan langkah preventive menghadapi sumber bahaya pada proses
kerja pelapisan logam
4
BAB 2
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan
karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait
dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan
dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,
lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan
kerja antara lain:
a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
5
kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Apa itu Safety ? Safety berasal dari bahasa Inggris yang artinya
keselamatan. Kata- kata safety sudah sangat popular dan dipahami oleh
hampir semua kalangan. Bahkan sebagian besar perusahaan lebih suka
menggunakan kata safety dari pada keselamatan. Safety dapat diartikan
sebagai suatu kondisi dimana seseorang terbebas dari kecelakaan atau bahaya
baik yang dapat menyebabkan kerugian secara material dan spiritual.
6
Penerapan safety pada umumnya berkaitan dengan pekerjaan sehingga safety
lebih cenderung diartikan keselamatan kerja.
7
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
8
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk” melindungi
keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2),
“Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.”
(ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen.
9
kecelakaan kerja, yaitu:
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya
kurang diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja
yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
10
2.5. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja
Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan
kerja dan menghindari kecelakaan kerja antara lain:
a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari
dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan
tersebut ke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang
mungkin terjadi.
11
Pekerjaan Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang
tidak dapat diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin
terjadi dan yang paling tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan
prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.
d. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara
manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus
dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan
kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective equipment
3. Penggunaan poster/propaganda
4. Perilaku yang berhati-hati
12
2.6. Pentingnya Keselamatan Kerja
Ada tiga alasan utama mengapa keselamatan kerja tersebut sangan
penting, yaitu :
1) Keselamatan kerja merupakan hak yang paling dasar bagi pekerja. Hak
mendapatkan perlindungan dan keamanan selama berkerja.
2) Keselamatan kerja tersebut merupakan Hak Asasi Pekerja maka perlu
dilindungi oleh Undang-Undang atau aturan-aturan hukum baik
ditingkat nasional maupun internasional.
3) Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan, untuk
mendukung tujuan tersebut faktor keselaatan kerja menjadi penting
untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian akibat
kecelakaan kerja.
13
3. Faktor biologi, baik berupa mikroorganisme, hewan dan tumbuh-
tumbuhan
4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja
5. Faktor mental-fisiologis, yaitu susunan kerja, hubungan diantara
pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan
sebagainya.
2.7. Elektroplating
Elektroplating merupakan proses pelapisan bahan padat dengan
logam lainnya menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit
dengan tujuan memindahkan partikel logam pelapis ke material yang akan
dilapisi.
14
pada substrat atau benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan elektroda
yang menghasilkan elektron sedangkan katoda adalah elektroda yang
menerima elektron yang merupakan tempat pengendapan pada saat
elektroplating. Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert
sedangkan katodanya merupakan substrat yang dipakai untuk membuat
lapisan tipis, misalnya jika ingin melapisi bahan dengan Cr maka larutan
elektrolitnya asam kromat dan sebagai anodanya adalah Cr (Helmy Alian,
2010).
Reaksi yang terjadi pada katoda adalah sebagai berikut :
Mn+ + ne M0
Reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :
M0 Mn++ ne
15
b. Tegangan Arus (Voltage)
Digunakan umumnya 3 - 9 Volt. Untuk pelapisan nikel digunakan 6 - 9
Volt. Sebaiknya arus yang digunakan adalah setabil karena dapat
mempengaruhi mutu dari hasil pelapisan.
c. Suhu Larutan
Kenaikan suhu larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal.
Keuntungannya : - pengurangan garam logam
- mengurangi terserapnya H2
Kerugiannya : - viskositas larutan menurun
- lapisan menjadi kasar
d. PH larutan
Tujuan menentukkan derajat keasaman adalah untuk mengecek
kemampuan larutan dalam menghasilkan larutan yang baik. Larutan bersifat basa
bila PHnya = 11 - 14 dan bersifat asam bila PHnya = 4,5 - 5,6.
16
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan dengan tebal
yang sama.
c. Levelling
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang lebih tebal
pada lekukan.
Asam klorida (encer maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel
dengan membentuk hidrogen (Vogel, 1990: 281):
17
2.10. Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam mineral anorganik dan memiliki sifat larut
dalam air dengan semua perbandingan. Asam sulfat ini mempercepat sampel
untuk mengalami oksidasi. Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air
melalui proses kontak. Asam sulfat panas melarutkan nikel dengan membentuk
belerang dioksida (Vogel, 1990: 281):
Ni (s) + H2SO4 (aq) + 2H + (aq) → Ni2+ (aq) + SO2 (s) + 2H2O (l)
Asam sulfat pekat panas akan melarutkan kromium dengan cepat, sedangkan asam
sulfat encer reaksinya berlangsung pelan :
18
dan membentuk partikel-partikel halus, kemudian melekat pada benda yang
dilapis.
• Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia misalnya lapis
emas, perak, platina, pada baja.
• Melindungi logam dasar dengan logam yang kurang mulia misal lapis
zinc, cadnium, perak pada baja.
19
2.13. Kelebihan dan Kekurangan Proses Electroplating
20
BAB 3
DATA
Pada proses pelapisan logam bahan baku yang digunakan adalah logam
yang akan mengalami proses pelapisan logam serta bahan penunjang seperti
air dan pelarut (benzena, trikloroetilen, metil klorida, toluene, karbon tetra
klorida/CCl4, Natrium karbonat, kostik, sianida, boraks, sabun, asam sulfat,
asam hidroklorida, dan sebagainya).
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas,
brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama
dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan
elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004),
21
dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan
larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit
mencapai 440 VHN)
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi
logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative)
2. Pengasaman
Pengasaman yaitu menghilangkan kerak dan karat dari logam.
Pengasaman ini menggunakan larutan asam sulfat atau asam
hidroklorida.
3. Pelapisan
22
Dalam pelapisan tanpa listrik suatu lapisan diletakkan pada plastik
atau logam dengan daya katalis atau pemindahan. Berbagai campuran
larutan digunakan tetapi paling umum adalah tembaga krom, nikel dan
seng yang dilarutkan bersama sianida asam, alkali dan fosfat.
4. Penyepuhan
Penyepuhan adalah suatu proses pengendapan satu lapisan tipis
oksida pada permukaan logam.
5. Pembilasan
Pembilasan dapat dilakukan dalam penangas lengkap, penangas
mengalir atau pembilasan semprot.
23
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya
terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses
pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini terdapat tiga
jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan
Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda
dilapis dengan Khrom.
b. PelapisanTembaga
24
tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini
karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
25
Gambar 3.1. Tabel Unsur Alkali Tanah
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan
strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada
larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada
benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas.
Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja
sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga
dengan logam lain.
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk
plating tembaga tebal, smentara proses Rochelle digunakan untuk
menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi.
Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui
drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan
dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan
efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan
tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.
Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan
dari benda kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.Pada
umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah
sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik
dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk
mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik
dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat
menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia
maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan
logam pada umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari segala
macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses pada
olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan
permukaan yang lainnya.Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam
(adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu lapisan
26
logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses
pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas
dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda kerja dan
pengelupasan hasil pelapisan logam.
d. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi,
murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik.
Pelapisan senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti
galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara
listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa
keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain,
diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan
pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara
listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang
sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
27
Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil
dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan
dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki
kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali
zincat dan larutan pyrophosphat.
e. Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan
baik untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah
yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam
pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis
pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang
buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain
dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam
inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras
senapan dan lainnya.
f. Pelapisan Khrom
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang
sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan
tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat
dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan
khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam
khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia
adalah khrom oksida (Cr O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah
pada waktu khrom oksida bercampur dengan air
28
3.4. Sumber Limbah
29
2. Logam Besi (Fe)
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia
berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, di mana tubuh
memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe
yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat
mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi
darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe (Amazine,
2014).
3. Tembaga (Cu)
Bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan
di atas 0,1 mg/L. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia
tidak lebih dari 1 mg/L. Konsentrasi normal komponen ini di tanah
berkisar 20 mg/L dengan tingkat mobilitas sangat lambat karena ikatan
yang sangat kuat dengan material.
30
Logam ini cenderung lebih beracun pada tumbuhan. Selama masih
mudah diambil oleh tanaman dari tanah, pembuangan limbah yang
mengandung nikel masih sangat perlu diperhatikan. Total nikel yang
terkandung dalam tanah berkisar 5-500 mg/L. Konsentrasi pada air
tanah biasanya berkisar 0,005-0,05 mg/L, dan kandungan pada
tumbuhan biasanya tidak lebih dari 1 mg/L (kering) (Amazine, 2014).
31
BAB 4
PEMBAHASAN
32
Safety Glasses merupakan perlindungan paling minimum untuk
mata ketika berkerja dari benda-benda yang berterbangan.
33
mencapai di atas 85 dB atau lebih. Sedangkan APD ini wajib dipakai
ketika tingkat kebisingan sudah mencapat 90 dB.
34
Sarung Tangan Kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari
ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai
pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tersebut.
35
Gambar 4.6. Sarung Tangan Karet
36
4.2. Standart Operational Procedure
REVISION
:
STANDART OPERATINAL PROCEDURE
PAGE
ELECTROPLATING
:
Tujuan:
37
• Anda harus membaca dan memahami SOP.
• Anda harus menggunakan proses ini di bawah pengawasan langsung dari
Pengawas, teknisi atau, mahasiswa riset yang terlatih
38
dan minta mereka dalam jangkauan. Jangan menyentuh wadah begitu
Anda mulai menangani solusi pelapisan. 13. Nyalakan catu daya, pastikan
sakelar di bawah mati. Jika menyala, hidupkan catu daya terlebih dahulu
sebelum menyentuh sakelar.
• Mulai proses pelapisan. Setelah Anda pergi di bawah tudung asap dan
mulai bekerja, jangan membelok dari tempat kerja atau menyentuh apa
pun di luar tudung tanpa mendekontaminasi sarung tangan Anda.
No.
Job Safety Analysis Formulir
Revisi 0
Job Order/ Work Reference No: Halaman 1 dari 2
Nama Pekerjaan: Halaman: JSA No. Tanggal: 13 Baru / Revisi :
Memasuki Ruangan 1 dari 1 November Baru
Terbatas 2019
Peralatan : Supervisior:
Analisis oleh :
Bagian: Disetujui oleh: Muhammad Faishal Zaky
APD yang diperlukan : Respirator, body harness, life line, tripot, safety shoes, dll
Langkah Kerja. Potensi Bahaya. Pengendalian.
39
1. Persiapan alat Alat tidak aman Pemeriksaan alat, tidak
menggunakan alat yang
memiliki listrik berarus bolak
balik.
40
4.3. Penyakit Akibat Kerja
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih
aman, sehat dan ergonomis.
41
4.5.2. PAK Akibat Pelapisan Logam
42
Biro statistik Amerika Serikat (1988), penyakit kulit menduduki
sekitar 24% dari seluruh penyakit akibat kerja yang dilaporkan. Setengah
sampai dua pertiga dermatitis akibat kerja terjadi di pabrik. Walaupun
insiden penyakit dermatitis akibat kerja terus menurun secara perlahan
sejak tahun 1974, hal tersebut diyakini karena tidak diketahui atau karena
kesalahan dalam klasifikasi penyakit. The National Institute of
Occupational Safety Hazards (NIOSH) dalam survei tahunan (1975)
memperkirakan angka kejadian dermatitis akibat kerja yang sebenarnya
adalah 20 -30 kali lebih tinggi dari kasus yang dilaporkan (Thaha, 1997).
4.5.3. Kromium
43
Bahkan, nama kromium berasal dari kata Yunani “kroma” yang
berarti “warna”, dinamakan demikian karena banyaknya senyawa
berwarna berbeda yang diperlihatkan oleh kromium Satu atau dua tahun
kemudian seorang kimiawan dari Jerman, Tassaert yang bekerja di Paris
menemukan kromium dalam bijih Kromit, Fe(CrO2)2, yang merupakan
sumber utama kromit hingga sekarang.
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. (Wikipedia)
44
dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis.
(Soemirat, 2002).
a. Pernafasan
b. Saluran pencernaan
c. Kulit
45
Sifat dari senyawa krom seperti adam kromik, dikromat dan
kromium (VI) selain iritan juga kororsif, bila terjadi kontak langsung dapat
menimbukan alergi. Kromium khususnya kromat, banyak menimbulkan
alergi dan penyebab dermatitis terbesar bagi pekerja.
Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang
terkontaminasi, misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau
produksi pigmen krom, pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu,
jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan
menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat merusak dan
mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka
panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung
dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah
yang sangat besar, menyebabkan gangguan perut, bisul, kejang, ginjal,
kerusakan hati, dan bahkan kematian.
a. Efek Klinis
· Ruam Kulit
46
· Ganggu perut dan borok
· Kematian
b. Keracunan Akut
Bila debu atau uap kromium terhirup pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi.
· Bila tertelan
47
Logam kromium sangat sulit diabsorbsi melalui saluran
pencernaan. Absorbsi dalam jumlah yang cukup dari beberapa senyawa
kromium dapat menyebabkan pusing, haus berat, sakit perut, muntah,
syok, oliguria atau anuria dan uremia yang mungkin bisa fatal.
c. Keracunan Kronis
48
dan lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat
paparan logam
49
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang
50
5.2. Saran
51
DAFTAR PUSTAKA
52