B. Kronologis Kejadian
Kebakaran di pabrik PT Petrowidada di Gresik, Jawa Timur, pada tanggal 29 Januari
2004, benar-benar mencoreng program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
dicanangkan pemerintah. Betapa tidak. Selain menewaskan dua pekerja, insiden terjadi
saat pemerintah mencanangkan Bulan Januari 2004 sebagai Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Selain itu, PT Petrowidada baru menerima sertifikat keselamatan kerja,
dua pekan sebelum kebakaran. Tak pelak, Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea yang
menandatangani sertifikat tersebut kecewa.
Insiden ini terjadi akibat adanya kebocoron pada pipa tangki B2994. Menutut Kepala
Regu D PT Petrowidada Basuki Rahmat yang menangani kebocoran tersebut, pihaknya
sudah mendekteksi kebocoran di pipa tangki B2994, sehari sebelum insiden. Basuki
kemudian mengurangi isi tangki dan menyiram air di luar tangki. Tujuannya agar tangki
dingin, sehingga menurunkan tekanan. Keesokan harinya, dia kembali menyiapkan
selang hidran di sekitar tangki sesuai prosedur standar keselamatan. Sementara karyawan
belum diperintahkan mengevakuasi diri. Tapi tanpa diduga, ledakan mengguncang sekitar
pukul 16.00 WIB.
Tetapi menurut teknisi pernah menangani ledakan pada pabrik Petrowidada Oktober
1996, namun dalam skala yang kecil. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan
meledaknya pabrik Petrowidada.
Proses perbaikan tabung atau pipa yang bocor dilakukan dengan cara yang tidak
mengikuti prosedur atau berdasarkan pada Material Safety Data Sheet (MSDS).
Penerapan MSDS ini merupakan langkah yang menuju pada prosedur operasi standar
pada pengamanan kondisi darurat.
Berkaitan dengan kejadian ledakan pabrik PetroWidada tersebut, saat pengelasan ada
kemungkinan terjadi kebocoran pada pipa lain yang berdekatan sehingga memicu
terjadinya ledakan. Penanganan kebakaran bisa juga salah prosedur, terutama bila yang
digunakan bahan pemadam yang tidak tepat. Ada bahan-bahan kimia tertentu bila
disemprot air ketika terbakar justru memperbesar api.
Sementara itu, dijelaskan Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Roy Heru Trisnamurti
Phathalik Anhidrate bila terkena kulit dapat menimbulkan rasa seperti terbakar. Jika
terkena kulit dalam jumlah besar tidak tertutup kemungkinan menimbulkan kematian.
Ledakan pabrik, menurut dugaannya, karena adanya faktor keusangan pada bagian
tabung atau pipa, yang secara periodik harus diganti. Akan tetapi, hal itu sebenarnya
dapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kegagalan sistem atau fungsi dari komponen
tersebut.
C. Jumlah Korban
Kebaran dan ledakan yang terjadi di Pabrik Petrowidada telah menyebabkan tewasnya
dua pekerja.
D. Bahan-bahan Kimia
Bahan kimia berbahaya akibat kebakaran dan ledakan di pabrik Petrowidada adalah
Phathalic Anhidride itu sendiri
YAHDI AKBAR
0607135568