BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Perusahaan
PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama merupakan industri
yang mengelola condensate menjadi bahan-bahan aromatic serta hasil
produk sampingannya sehingga PT. Trans – Pacific Petrochemical
Indotama adalah perusahaan di bidang Petrokimia. Dalam menjalankan
usahanya PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama mempunyai visi,
misi serta semboyan:
a. Visi perusahaan
1. Menjadikan produsen petrokimia bertaraf dunia yang peduli
dengan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.
b. Misi perusahaan
1. Melaksanakan keselamatan kerja dengan komitmen tinggi sebagai
dasar untuk meraih pasar bebas.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi untuk
melaksanakan sistem manajemen keselamatan kerja yang handal.
2. Sejarah Perusahaan
Pendirian PT. TPPI bersamaan dengan mulai maraknya industri
petrokimia di Indonesia pada awal tahun 90-an. Tren ini awalnya dimulai
dengan berdirinya Asahi Mas pada tahun1984, dan kemudian Candra Asri
pada tahun 90-an.TPPI sendiri mulai berdiri pada Oktober 1995
berdasarkan PP No. 1/1967 dan PP No. 11/1970 dengan investasi modal
dari pihak asing yaitu Trans-Pasific Petrochemical Indotama Limited dan
PT. Tirtamas Majutama, keduanya merupakan pendii dan pemilik saham.
Berikutnya kepemilikan saham berubah dengan masuknya Siam Cement,
Itochu Corporation and Nissho Iwai Corporation.
1
2
3. Struktur Perusahaan
PT. TPPI dalam pengoperasiannya memiliki 2 bagian, yaitu Head
Office di Jakarta dan Plant Site yang terletak di daerah Tuban – Jawa
Timur. Kantor utama digunakan sebagai tempat Vice President yang
membawahi langsung pimpinan utama di area pabrik Tuban (CRO).
Selengkapnya dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah ini.
Keterangan :
VP/COO : Vice President / Chief Operating Officer
1
4
2. Manfaat Praktis
Bagi industri lain baik yang bergerak di bidang yang sejenis
maupun yang lain jenis, laporan kunjungan lapangan ini dapat dijadikan
contoh praktis penggunaan bahan bakar dan bahan baku dari limbah B3
yang dilakukan oleh PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama (TPPI)
untuk dapat diaplikasikan di perusahaannya.
1
6
BAB II
DESKRIPSI PROSES
A. Bahan Baku
Kondensat adalah campuran kompleks antara hidrokarbon (sebagian
besar C2-C8) yang dipisahkan atau dikondensasikan dari gas alam (Marathon
MSDS). Jumlah condensate yang diolah oleh PT. TPPI saat ini berkisar pada
angka 72 kilobarrel/hari. PT. TPPI mengolah condensate yang berasal dari
dalam dan luar negeri. Karena jenis bahan bakuyang beraneka ragam,
condensate yang akan diolah terlebih dahulu dicampur (blending). Blending
dilakukan untuk mempertahankan kualitas bahan baku agar sedekat mungkin
dengan spesifikasi bahan baku yang dapat diolah oleh kilang PT. TPPI.
Diharapkan hasil blending yang digunakan sebagai bahan baku tidak
mengandung zat-zat berbahaya lebih dari batas yang ditentukan. Selain itu,
blending yang dilakukan juga bertujuan untuk optimasi produk yang akan
dihasilkan. Maksudnya dipilih kombinasi terbaik dari condensate-condensate
yang ada sehingga diperoleh kuantitas yang tinggi dari produk yang memiliki
nilai jual tinggi di pasaran.
Bahan penunjang dalam PT. TPPI digunakan untuk mendukung
proses-proses pengolahan. Beberapa bahan pendukung yang dipakai dalam
proses adalah:
1) Activated clay, digunakan untuk proses penghilangan olefin.
2) Sulfiding Agent, untuk mengaktifkan base metal catalyst.
3) Corrosion Inhibitor, digunakan dalam proses-proses yang rentan terhadap
gas atau cairan yang bersifat korosi.
4) Chloride, digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit
pemroses.
5) Anti foam, ditambahkan di utilitas air untuk menghilangkan busa.
6) Caustic, larutan NaOH dengan konsentrasi 20%, dan digunakan di Vent
Gas Wash Tower 204-C-001.
7) Absorben, padatan yang digunakan untuk proses absorbsi.
7
B. Proses Produksi
1. Kondensat
Pada pemprosesan kondensat melibatkan 2 proses utama, yaitu :
1) Proses pemisahan (separation processes)
2) Proses konversi (convertion processes)
Proses penghilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah
komponen minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual. Beberapa
perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari
produk minyak mentah yang diperoleh.
2. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang
mengandung distilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk
decolorisasi fraksi.
3. Kristalisasi
Sebelum difiltrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan
ukuran Kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan
dipindahkan dan menjadi lilin mikro kristalin yang diperdagangkan.
4. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan
tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.
1
8
a. Produk Platforming
1. Light Naphtha
Light Naptha yang merupakan senyawa hydrocarbon yang
mempunyai susunan rantai carbon C5-C6, banyak mengandung
senyawa parafin(alkana). Pada produk Light Naphtha, RVP yang
diinginkan lebih kecil daripadaatmosfer (Metode Uji ASTM 233).
Kapasitas produk Light Naphtha yangdihasilkan di PT. TPPI adalah
sebesar 1.728.000 MTA. Dari produk ini nantinyaakan diproses lebih
lanjut di Olefin Plant ( future).
2. Heavy Naphtha
Heavy Naphtha merupakan senyawa hydrocarbon yang
mempunyaisusunan rantai C7-C10. Produk Heavy Naphtha yang
dihasilkan dari Top produkdidalam Condensate Splitter akan
digunakan sebagai feed di Unit 202 NaphthaHydrotreating, yang
nantinya akan disimpan sebagai Sweet Naphtha. Produk Heavy
Naphtha dikontrol dengan end point (TBP) 1700C.
3. Kerosene
Salah satu produk petroleum yang dihasilkan di PT. TPPI
adalah Kerosenesebesar 325.000 MTA. Produk Kerosene sebenarnya
dikenal oleh masyarakatyaitu sebagai minyak tanah untuk bahan bakar
kompor. Kerosene ini memilikirelative density maksimal sebesar
0,835.
4. LPG ( LiquifiedPetroleumGas)
LPG (Liquified Petroleum Gas) yang dihasilkan dari
campuran gas propana dan butana (C3-C4) biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan bakar gas. Total produk LPG yang dihasilkan sebesar
160.000 MTA, nantinya akan dipasarkan di perusahaan-perusahaan
gas untuk diolah sesuai spesifikasi yang diinginkan.
5. Diesel (Gas Oil)
Dihasilkan dari Diesel Stripper Column (201-C-005) bagian
bawah dan dikirim ke Diesel Tank . Pada produk petroleum, total
1
10
b. Produk Aromatik
1. Raffinate
Raffinate diperoleh sebagai hasil dari ekstraksi.
Raffinate nantinya akandigunakan sebagai bahan blending light
naphtha yang bertujuan untuk menurunkan RVP (Reid Vapour
Pressure) pada produk light naphtha.
2. Benzene
Salah satu produk Aromatic yang dihasilkan di Unit
Fraksinasi Benzene-Toluene (Unit 206) adalah produk Benzene
sebesar 465.000 MTA dengankemurniaan 99,9 wt %. Pada umumnya
benzene digunakan sebagai fenol, aceton,serat nilon, toys, packaging
dan lain-lain.
3. Toluene
Pada industry aromatic di PT.TPPI dihasilkan total toluene
productsebersar 100.000 MTA di Unit Fraksinasi Benzene Toluene
11
BA
1
12
BAB III
UTILITAS
ini dicapaidengan mendesign kecepatan masukan air laut < 0.2 m/det agar
endapan besar tidak terikut aliran, namun mengendap di canal dan
masukan air laut ke dalam Sea water Pump Basin (SPB) pada kedalaman 4
m dari permukaan air laut. Kapasitas produksi SWI sebesar ± 24000
ton/jam. Produk dari SWI akandigunakan untuk:
- Feed Water Treatment Plant
- Back up fire water system jika terjadi kebakaran
- Feed Electrochlorinasi
1
14
b. Desuperheater
Desuperheater merupakan alat yang digunakan untuk
menurunkan suhu dari uap air. Penurunan temperatur dilakukan dengan
cara menyemprotkan butiran-butiran air dengan kecepatan tinggi kedalam
aliran uap air. Desuperheater bekerja pada tekanan yang tetap artinya
selama pertukaran panas antara uap air dan air tidak terjadi perubahan
tekanan. Gambar 3.2 adalah gambar salah satu dari tipe desuperheater
spray nozzle :
1
16
BAB IV
PENGOLAHAN LIMBAH
1
18
Unit – Unit di PT. TPPI yang ada pada pengolahan limbah cair:
1) Waste Water Treatment
Sistem pengolahan air limbah di PT TPPI didesain untuk
mengumpulkan dan mengolah oily water, utility waste, sanitary waste dan
process waste dariaromatic plant. Semua aliran tersebut diolah agar
memenuhi standard lingkungan sebelum dibuang ke laut melalui outfall.
2) Sour Water Stripper
Sour water dari Naphtha Hydro-treating Unit akan masuk
Degassing Drum untuk memisahkan slop oil atau hidrokarbon yang
terikut. Sour water akan masuk ke Sour Water Tank Feed Tank sedangkan
slop oil masuk ke slop oil tank. Dari tangki, sour water dipompa sour
water transfer pump masuk ke top stage stripping tower. Low pressure
steam dimasukkan setelah stage terbawah untuk mengambil gas hidrogen.
Bagian atas akan masuk ke condenser kemudian ke reflux
accumulator dimana tekanan diatur oleh nitrogen jika kurang dan akan
dibuang ke flare jika berlebih. Kondesat accumulator akan dikembalikan
masuk stripping tower bersama feed. Stripped water dipompa dari bagian
bawah tower dan digunakan sebagai umpan desalter dengan H2S content
maksimal 5 ppm.
pumping ke feed stock via slop cooler. Acid gasdari Sour Water Stripper
dan relief gas dari area tangki dibakar di Utility Flare (flow rate 160
ton/jam, 64 MW, temperatur 57oC).
2) Incinerator, untuk membakar gas-gas yang beracun sebelum dibuang
langsung ke udara bebas.
3) Fuel gas system, memperkecil jumlah gas buangan dengan menyalurkan
gas-gas dari proses dalam pabrik ke plant sebagai fuel gas untuk
operasional furnace dan boiler.
1
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Seusai dengan pengamatan yang telah kami lakukan selama
mengadakan kunjungan industri di PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama
Tuban, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan tata cara perawatan baik dan benar memungkinkan tercapainya
mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian, pelayanan,
dan pengoperasian peralatan secara tepat.
2. Memaksimalkan umur dari sistem.
3. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan
keamanan.
4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan service dan perbaikan.
B. Saran
Untuk melakukan operasi pemeliharaan yang baik sebagai dasar
tujuan pokok dari kelangsungan kerja pompa maka metering maka diperlukan:
1. Memelihara secara berkala terhadap seluruh peralatan pompa metering
harus dilakukan tepat pada waktunya sesuai dengan jam kerja pompa
metering yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
2. Pengecekan oli dan membrane.
3. Perlu tingkatkan adanya peralatan safety dan keselamatan kerja.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E6YzshsRXOsJ:digilib.it
s.ac.id/public/ITSUndergraduate13317Chapter1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=
clnk (03/12/2017; 14.31 WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:aDddtyk_uxUJ:staff.uny.
ac.id/sites/default/files/tmp/STRUKTUR%2520DAN%2520TATANAM
A%2520BENZENA.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk (03/12/2017; 15.08
WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:F8WCexayYoJ:digilib.its
.ac.id/public/ITS-Master-14673chapter1pdf.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk
(03/12/2017; 15.10 WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:36ZN3Z5IPoJ:id.wikiped
ia.org/wiki/Kilang_minyak+&cd=1&hl=en&ct=clnk (03/12/2017; 15.17
WIB)
http://s2kesling.fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/PKL-HOLCIM.pdf
(05/12/2017; 16.39 WIB)
https://id.scribd.com/document/333396272/Laporan-OJT-TPPI-docx (05/12/2017;
17.31 WIB)