Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Profil Perusahaan
PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama merupakan industri
yang mengelola condensate menjadi bahan-bahan aromatic serta hasil
produk sampingannya sehingga PT. Trans – Pacific Petrochemical
Indotama adalah perusahaan di bidang Petrokimia. Dalam menjalankan
usahanya PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama mempunyai visi,
misi serta semboyan:
a. Visi perusahaan
1. Menjadikan produsen petrokimia bertaraf dunia yang peduli
dengan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.
b. Misi perusahaan
1. Melaksanakan keselamatan kerja dengan komitmen tinggi sebagai
dasar untuk meraih pasar bebas.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi untuk
melaksanakan sistem manajemen keselamatan kerja yang handal.

2. Sejarah Perusahaan
Pendirian PT. TPPI bersamaan dengan mulai maraknya industri
petrokimia di Indonesia pada awal tahun 90-an. Tren ini awalnya dimulai
dengan berdirinya Asahi Mas pada tahun1984, dan kemudian Candra Asri
pada tahun 90-an.TPPI sendiri mulai berdiri pada Oktober 1995
berdasarkan PP No. 1/1967 dan PP No. 11/1970 dengan investasi modal
dari pihak asing yaitu Trans-Pasific Petrochemical Indotama Limited dan
PT. Tirtamas Majutama, keduanya merupakan pendii dan pemilik saham.
Berikutnya kepemilikan saham berubah dengan masuknya Siam Cement,
Itochu Corporation and Nissho Iwai Corporation.

1
2

Pembangunan kawasan pabrik dimulai tahun 1996 yang terletak


di Tuban, Jawa Timur, tapi semua aktivitas proyek termasuk konstruksi
terhenti sementara pada awal tahun 1998 disebabkan tingginya nilai tukar
rupiah terhadap dolar akibat krisis ekonomi yang melumpuhkan
perekonomian Indonesia dan mengakibatkan perusahaan tidak mampu
melunasi hutangnya dan mendanai proyek yang sedang berjalan.
Kepemilikan proyek kemudian beralih ke pemerintah, melalui
Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Oktober 2001 BPPN, Pertamina
dan Tirtamas mendatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk
melanjutkan pembangunan proyek TPPI. Pada Agustus 2002
penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham untuk pengalihan
saham dari anak-anak perusahaan Tirtamas kepada Tuban Petro. Pada
Februari 2004, Presiden Indonesia mengumumkan secara legal
nasionalisasi dariTPPI, dimana hak kepemilikan terbesar yang sebelumnya
dari pihak asing berpindah tangan ke Pemerintah Indonesia. Kondisi ini
tentunya membawa angin segar bagi TPPI sehinggabisa hidup lagi setelah
dilanda krisis moneter berkepanjangan sebab dengan adanya peralihan ini
keuangan TPPI pun membaik seiring dengan pengucuran dana segar.
Sebagai kelanjutannya, konstruksi dilanjutkan kembali, tepatnya dimulai
pada Juni 2004.
Kemudian pada bulan Februari 2006, condensate pertama
diimpor oleh TPPI untuk masuk ke tangki penyimpanan. Selanjutnya pada
17 Maret TPPI mulai memproduksi sesuai spesifikasi dan diikuti oleh
produksi light naphta, kerosene, diesel, dan poduk lainnya.
Pada April 2006, TPPI menjual produk untuk pertama kalinya
berupa light naphta, reformat, dan kerosene. Setelah itu, TPPI mulai
memproduksi benzene dan toluene. Dan pada sekitar bulan Juni 2006,
TPPI mulai melangsungkan proses aliran secara keseluruhan, dengan
produksi tambahan berupa paraxylene. Selama pembangunan, yang
bertugas sebagai kontraktor yang mengurusi konstruksi untuk plat forming
dan aromatik dipegang oleh JGC (Japan Gas Corp.) dan untuk utility,
3

Tank terminal dan Marine dipegang oleh WAIJO (Wijaya Karya-Adi


Karya-Ika PT Join Operations). Sedangkan UOP (USA) ditunjuk sebagai
process licensor untuk bagian aromatik.
Sebenarnya pada awal berdiri, TPPI merencanakan akan
mendirikan Pabrik Olefin dan Aromatik secara berdampingan. Hal ini
dimaksudkan agar interfacing produk-produksamping bisa dimaksimalkan
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku, bahan penolong dan fuel diantara
kedua pabrik tersebut. Namun, sehubungan dengan adanya krisis ekonomi
pada tahun 1997, maka pembangunan Pabrik Olefin dan sarana
penunjangnya masih belum dapat diwujudkan hingga saat ini. TPPI juga
mempunyai konsep ke depan berupa pembangunan LPG Plant dan Olefin
Plant dalam rangka upgrading dan pengembangan pabrik.

3. Struktur Perusahaan
PT. TPPI dalam pengoperasiannya memiliki 2 bagian, yaitu Head
Office di Jakarta dan Plant Site yang terletak di daerah Tuban – Jawa
Timur. Kantor utama digunakan sebagai tempat Vice President yang
membawahi langsung pimpinan utama di area pabrik Tuban (CRO).
Selengkapnya dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah ini.

Keterangan :
VP/COO : Vice President / Chief Operating Officer

1
4

CRO : Chief Refinery Officer


Sr GMO : Senior General Manager Operation
Sr GMA : Senior General Manager Administration
SHE : Safety, Health and Environment
HRD/GA : Human Resources Development / General Administration

B. Tujuan Kunjungan Industri


Tujuan pelaksanaan kunjungan industri di PT. Trans – Pacific
Petrochemical Indotama (TPPI), antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor bahaya yang ada di PT. Trans – Pacific
Petrochemical Indotama (TPPI) dan bagaimana upaya penanggulangan yang
dilakukan untuk meminimalisir bahaya tersebut.
2. Untuk mengetahui gambaran tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang meliputi;
APD, emergency response planning, ergonomi, gizi kerja, pelayanan
kesehatan, prosedur pelaksanaan surat ijin kerja, implementasi 5R dan
manajemen lingkungan.
3. Untuk mengetahui penerapan SMK3 di PT. Trans – Pacific Petrochemical
Indotama (TPPI).
4. Untuk mengetahui proses water treatment yang ada di PT. Trans – Pacific
Petrochemical Indotama (TPPI).
5. Untuk mengetahui berbagai utilitas yang ada di PT. Trans – Pacific
Petrochemical Indotama (TPPI) dan bagaimana pemanfaatannya.

C. Manfaat Kunjungan Industri


1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penulisan laporan kunjungan lapangan ini dapat
dijadikan referensi tentang proses produksi bahan bakar serta penggunaan
limbah B3 sebagai bahan bakar dan bahan baku alternatif untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar dan bahan baku yang tidak
terbarukan.
5

2. Manfaat Praktis
Bagi industri lain baik yang bergerak di bidang yang sejenis
maupun yang lain jenis, laporan kunjungan lapangan ini dapat dijadikan
contoh praktis penggunaan bahan bakar dan bahan baku dari limbah B3
yang dilakukan oleh PT. Trans – Pacific Petrochemical Indotama (TPPI)
untuk dapat diaplikasikan di perusahaannya.

1
6

BAB II
DESKRIPSI PROSES

A. Bahan Baku
Kondensat adalah campuran kompleks antara hidrokarbon (sebagian
besar C2-C8) yang dipisahkan atau dikondensasikan dari gas alam (Marathon
MSDS). Jumlah condensate yang diolah oleh PT. TPPI saat ini berkisar pada
angka 72 kilobarrel/hari. PT. TPPI mengolah condensate yang berasal dari
dalam dan luar negeri. Karena jenis bahan bakuyang beraneka ragam,
condensate yang akan diolah terlebih dahulu dicampur (blending). Blending
dilakukan untuk mempertahankan kualitas bahan baku agar sedekat mungkin
dengan spesifikasi bahan baku yang dapat diolah oleh kilang PT. TPPI.
Diharapkan hasil blending yang digunakan sebagai bahan baku tidak
mengandung zat-zat berbahaya lebih dari batas yang ditentukan. Selain itu,
blending yang dilakukan juga bertujuan untuk optimasi produk yang akan
dihasilkan. Maksudnya dipilih kombinasi terbaik dari condensate-condensate
yang ada sehingga diperoleh kuantitas yang tinggi dari produk yang memiliki
nilai jual tinggi di pasaran.
Bahan penunjang dalam PT. TPPI digunakan untuk mendukung
proses-proses pengolahan. Beberapa bahan pendukung yang dipakai dalam
proses adalah:
1) Activated clay, digunakan untuk proses penghilangan olefin.
2) Sulfiding Agent, untuk mengaktifkan base metal catalyst.
3) Corrosion Inhibitor, digunakan dalam proses-proses yang rentan terhadap
gas atau cairan yang bersifat korosi.
4) Chloride, digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit
pemroses.
5) Anti foam, ditambahkan di utilitas air untuk menghilangkan busa.
6) Caustic, larutan NaOH dengan konsentrasi 20%, dan digunakan di Vent
Gas Wash Tower 204-C-001.
7) Absorben, padatan yang digunakan untuk proses absorbsi.
7

8) Desorben, cairan yang berfungsi untuk men-desorb komponen yang


diinginkan telah diadsorb oleh adsorben.
9) Katalis, katalis digunakan untuk mempercepat laju reaki. Ada beberapa
unit yang menggunakan katalis dalam prosesnya.Bahan baku utama dari
PT. TPPI adalah kondensat.

B. Proses Produksi
1. Kondensat
Pada pemprosesan kondensat melibatkan 2 proses utama, yaitu :
1) Proses pemisahan (separation processes)
2) Proses konversi (convertion processes)
Proses penghilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah
komponen minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual. Beberapa
perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari
produk minyak mentah yang diperoleh.
2. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang
mengandung distilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk
decolorisasi fraksi.
3. Kristalisasi
Sebelum difiltrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan
ukuran Kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan
dipindahkan dan menjadi lilin mikro kristalin yang diperdagangkan.
4. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan
tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.

1
8

Gambar 2.1 Proses Aromatik di Pabrik PT. TPPI

C. Bahan yang Dihasilkan/Hasil Samping


Produk-produk yang dihasilkan PT TPPI antara lain produk
platforming (Para-Xylene, Orto-Xylene, Kerosene, Gas Oil, Petrochemical
Thermal CrackerFeed (PTCF), Diesel Oil, Light Naphtha, Reformate) dan
produk aromatik(Mixed-Xylene, Benzene , Toluene). Produk-produk yang
dihasilkan TPPIdipasarkan ke perusahaan-perusahaan lain, seperti ke
Pertamina untuk diolah lagiatau diblending agar sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan oleh konsumen.
9

a. Produk Platforming
1. Light Naphtha
Light Naptha yang merupakan senyawa hydrocarbon yang
mempunyai susunan rantai carbon C5-C6, banyak mengandung
senyawa parafin(alkana). Pada produk Light Naphtha, RVP yang
diinginkan lebih kecil daripadaatmosfer (Metode Uji ASTM 233).
Kapasitas produk Light Naphtha yangdihasilkan di PT. TPPI adalah
sebesar 1.728.000 MTA. Dari produk ini nantinyaakan diproses lebih
lanjut di Olefin Plant ( future).
2. Heavy Naphtha
Heavy Naphtha merupakan senyawa hydrocarbon yang
mempunyaisusunan rantai C7-C10. Produk Heavy Naphtha yang
dihasilkan dari Top produkdidalam Condensate Splitter akan
digunakan sebagai feed di Unit 202 NaphthaHydrotreating, yang
nantinya akan disimpan sebagai Sweet Naphtha. Produk Heavy
Naphtha dikontrol dengan end point (TBP) 1700C.
3. Kerosene
Salah satu produk petroleum yang dihasilkan di PT. TPPI
adalah Kerosenesebesar 325.000 MTA. Produk Kerosene sebenarnya
dikenal oleh masyarakatyaitu sebagai minyak tanah untuk bahan bakar
kompor. Kerosene ini memilikirelative density maksimal sebesar
0,835.
4. LPG ( LiquifiedPetroleumGas)
LPG (Liquified Petroleum Gas) yang dihasilkan dari
campuran gas propana dan butana (C3-C4) biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan bakar gas. Total produk LPG yang dihasilkan sebesar
160.000 MTA, nantinya akan dipasarkan di perusahaan-perusahaan
gas untuk diolah sesuai spesifikasi yang diinginkan.
5. Diesel (Gas Oil)
Dihasilkan dari Diesel Stripper Column (201-C-005) bagian
bawah dan dikirim ke Diesel Tank . Pada produk petroleum, total

1
10

produk diesel yang dihasilkansebesar 160.000 MTA dengan relative


density antara 0,820 - 0,870.
6. BFO (Blended FuelOil)
Residu atau yang dikenal dengan sebutan
Blended Fuel Oil dihasilkandari produk bawah dari Distillate Column
Unit 201. Kapasitas produk sebesar 64.000 MTA. Produk Residu ini
akan digunakan sebagai Fuel Oil untuk bahan bakar di Furnace atau
Fire heater.
7. Reformate
Reformate digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan produk Aromatik. Reformate juga dapat digunakan sebagai
campuran BBM Premium untuk menaikkan angka octannya, disebut
juga HOMC (High OctaneMotor Component). Spesifikasi RON dari
reformate yang diproduksi PT.TPPIsebesar 104 dengan Reid Vapor
Pressure (RPV) maks. 5.

b. Produk Aromatik
1. Raffinate
Raffinate diperoleh sebagai hasil dari ekstraksi.
Raffinate nantinya akandigunakan sebagai bahan blending light
naphtha yang bertujuan untuk menurunkan RVP (Reid Vapour
Pressure) pada produk light naphtha.
2. Benzene
Salah satu produk Aromatic yang dihasilkan di Unit
Fraksinasi Benzene-Toluene (Unit 206) adalah produk Benzene
sebesar 465.000 MTA dengankemurniaan 99,9 wt %. Pada umumnya
benzene digunakan sebagai fenol, aceton,serat nilon, toys, packaging
dan lain-lain.
3. Toluene
Pada industry aromatic di PT.TPPI dihasilkan total toluene
productsebersar 100.000 MTA di Unit Fraksinasi Benzene Toluene
11

(Unit 206). Tolueneini sering dimanfaatkan sebagai solvent dan


gasoline.
4. Para-Xylene
Para-Xylene merupakan produk utama yang dihasilkan di
Parex Unitdengan total produksi 500.000 MTA dan tingkat
kemurniaan produk 99,7 wt %.Para-Xylene dari Parex Unit ini akan
dikirim ke storage tank.
Hasil produk ini dapat digunakan untuk pembuatan fibers,
bottles, elektronik dan pembuatan AsamTerephtalat (PTA) dan
Dimetyl Terephtalat (DMT) yang digunakan sebagai bahan antara
industri plastik dan tekstil.
5. Ortho-Xylene
Salah satu produk samping yang dihasilkan di Aromatik
FractionationUnit (211) yaitu Orto-Xylene dengan produk yang
dihasilkan 55.000 MTA.
6. Heavy Aromatic ( C10+ )
Heavy aromatic merupakan komponen fraksi berat C10+
dengan kapasitas produk yang dihasilkan sebesar 48.000 MTA.

BA

Gambar 2.2 Produk Hasil TPPI

1
12

BAB III
UTILITAS

Unit Utility pada PT. Trans-Pasific Petrochemical Indotama adalah


semua sarana atau media yang dibutuhkan untuk menunjang operasi pengolahan
kilang seperti tenaga listrik, tenaga uap, air pendingin, air bersih, bahan bakar cair
maupun gas, instrument air, nitrogen, dan lain-lain sehingga kilang dapat
memproduksi produk yang dikehendaki.

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Utilitas

A. Unit Penyediaan Air


1. Sea Water System Unit
Merupakan suatu proses yang memanfaatkan air laut sebagai
sumber air utama, media pendingin dan back-up fire water system dalam
keadaan darurat dimana ketersediaan fire water tidak tercukupi.
2. Sea Water Intake Canal (SI)
Sea Water Intake dibuat untuk mendapatkan air laut yang bersih,
bening untuk selanjutnya diolah lebih lanjut di Water Treatment Plant. Hal
13

ini dicapaidengan mendesign kecepatan masukan air laut < 0.2 m/det agar
endapan besar tidak terikut aliran, namun mengendap di canal dan
masukan air laut ke dalam Sea water Pump Basin (SPB) pada kedalaman 4
m dari permukaan air laut. Kapasitas produksi SWI sebesar ± 24000
ton/jam. Produk dari SWI akandigunakan untuk:
- Feed Water Treatment Plant
- Back up fire water system jika terjadi kebakaran
- Feed Electrochlorinasi

B. Unit Penyediaan Listrik


Kebutuhan tenaga listrik PT.TPPI dihasilkan oleh Electrical Power
Generator yang terdiri dari 3 (tiga) CGT (Combustion Turbine Generators)
dengan kapasitas produksi masing-masing dapat menghasilkan tenaga listrik
22 MW (Iso Rated Condition ) . Guna optimalisasi pemanfaatan energi panas
gas buang yang dihasilkan dari CGT maka ketiga CGT tersebut di gabung
dengan 3 (tiga) HRSG untuk mengenerate High Pressure Steam 75 ton/hr tiap
HRSG.
Ketiga CGT ini dapat dioperasikan dengan menggunakan fuel gas
atau fuel oil saja punkombinasi fuel gas dan fuel oil. Proses license /
Tegnology untuk ketiga CGT tersebuit adalah GENP (General Electric
Norove Pignone) (italy). Selain dari CGT, pabrik ini memiliki diesel generator
yang digunakan untuk emergeny power ketika black -out (power failure mati
seketika).

C. Unit Penyediaan Bahan Bakar


PT TPPI memiliki steam Generator yang terdiri dari 3 HRSG (Heat
Recorvery Steam Generator ) dan 1 Auxiliary Boiler . Tiap-tiap HRSG di
"coulple" dengan CTG Frame -V dan dilengkapi dengan Duct Burners untuk
fuel gas extra firing mempunyai kapasitas produksi High Pressure steam 90
ton/jam. Fasilitas steam generator ini pada kondisi normal mempunyai
kemampuan untuk memproduksi High Pressure Steam sebanyak 315 T/H.

1
14

Boiler dirancang untuk kebutuhan steam dan juga dirancang agar


pengoperasian serta perawatannya lebih dilakukan. Boiler disamping untuk
menyediakan kebutuhan steam, unit ini juga bertanggung jawab terhadap
pengolahan air umpan boiler. Berdasarkan fluida yang mengalirnya, terhadap
pengoahan air umpan boiler, antara lain:
1. Boiler pipa api (fire tube boiler) : apabila fluida yang mengalir dalam pipa
adalah gas nyala (hasil pembakaran).
2. Boiler pipa air (water tube boiler) : apabila fluida yang mengalir dalam
pipa adalah air.
Unit steam generator ini pada kondisi normal mempunyai
kemampuan untuk memproduksi High Pressure Steam sebanyak 315 ton/ jam
. High Pressure steam ini digunakan untuk menggerakkan pompa pengerak
turbin di departemen utilitas sendiri dan memenuhi kebutuhan steam di
platforming plant dan aromatik plant.

D. Unit Penyediaan Udara Tekan


Salah satu divisinya adalah unit utilitas yang berperan sebagai
penyedia kebutuhan proses salah satunya uap air (steam). Uap dihasilkan dari
pemanasan air pada boiler kemudian didistribusikan ke plant lain melalui
steam header. Pada proses pendistribusian uap dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu High Pressure (HP), Medium Pressure (MP), dan Low pressure (LP).
Uap tersebut berasal dari beberapa sumber yaitu boiler dan Heat Recovery
Steam Generator (HRSG) yang kemudian dilewatkan pada steam header jenis
HP, kemudian diturunkan tekanan dan temperaturnya pada plant yang
bernama letdown station yang terdiri atas reduction station dan desuperheater.
Pada proses penurunan tekanan dari HP-MP sudah tidak bermasalah
karena sudah dalam kondisi tunak dan set point yang diinginkan sebesar 17
bar sudah terpenuhi. Namun untuk penurunan temperatur masih ada sedikit
masalah yaitu set point yang diinginkan sebesar 2400 C belum terpenuhi.
Algoritma pengendalian yang digunakan untuk menurunkan temperatur
menggunakan PID konvensional namun hasilnya belum maksimal.
15

ketidaksesuaian parameter PID yang diberikan pada algoritma pengendali


menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dari suatu proses yang
dikendalikan.
a. Letdown Station
Letdown station adalah sebuah plant yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan dan temperatur dari uap air. Pada letdown station
terdiri dari sebuah rangkaian pereduksi tekanan dan desuperheater yang
diilustrasikan pada berikut ini:

Gambar 3.2 Letdown Station

b. Desuperheater
Desuperheater merupakan alat yang digunakan untuk
menurunkan suhu dari uap air. Penurunan temperatur dilakukan dengan
cara menyemprotkan butiran-butiran air dengan kecepatan tinggi kedalam
aliran uap air. Desuperheater bekerja pada tekanan yang tetap artinya
selama pertukaran panas antara uap air dan air tidak terjadi perubahan
tekanan. Gambar 3.2 adalah gambar salah satu dari tipe desuperheater
spray nozzle :

1
16

Gambar 3.2 Spray nozzle


17

BAB IV
PENGOLAHAN LIMBAH

A. Pengolahan Limbah Padat


Limbah padat yang dihasilkan oleh proses yang ada di PT TPPI
relatif sangat kecil. Limbah padat hasil proses seperti sludge dibakar di
incinerator tetap biasanya sangat sedikit karena sludge digunakan sebagai
umpan pada activited sludge Pada pengolahan lumpur, lumpur dari DAF,
biological clarifier, dan lumpur minyak dari dalam kolam-kolam pengolahan
air limbah dimasukkan ke sludge collector dan digumpalkan terlebih dahulu
sebelum dimasukkan ke incinerator. Limbah padat berupa katalis yang berasal
dari unit proses naphta hydrotreater, platformer, isomar dan tatoray pada
umumnya dikembalikan lagi ke vendor untuk di daur ulang, seperti platina
dari platforming.

B. Pengolahan Limbah Cair


Dalam usaha untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan oleh
limbah cair, usaha-usaha yang dilakukan adalah:
1) Memisahkan saluran oil water storm (OWS) dan potentially
contaminedstorm water (PCSW)
2) Menekan sekecil mungkin kandungan-kandungan polutan dalam
effluentwater
3) Melakukan analisis secara berkala terhadap effluent water dari Waste
Water
4) Treatment yang meliputi analisis settling ability of activated sludge, pH,
TSS, TDS, chloride, DO, COD, BOD
5) Limbah bekas laboratorium yang berbahaya dikirim ke waste water
Treatment unit untuk di treatment lagi agar sesuai spec yang diinginkan
sebelum di uang ke outfall.

1
18

Unit – Unit di PT. TPPI yang ada pada pengolahan limbah cair:
1) Waste Water Treatment
Sistem pengolahan air limbah di PT TPPI didesain untuk
mengumpulkan dan mengolah oily water, utility waste, sanitary waste dan
process waste dariaromatic plant. Semua aliran tersebut diolah agar
memenuhi standard lingkungan sebelum dibuang ke laut melalui outfall.
2) Sour Water Stripper
Sour water dari Naphtha Hydro-treating Unit akan masuk
Degassing Drum untuk memisahkan slop oil atau hidrokarbon yang
terikut. Sour water akan masuk ke Sour Water Tank Feed Tank sedangkan
slop oil masuk ke slop oil tank. Dari tangki, sour water dipompa sour
water transfer pump masuk ke top stage stripping tower. Low pressure
steam dimasukkan setelah stage terbawah untuk mengambil gas hidrogen.
Bagian atas akan masuk ke condenser kemudian ke reflux
accumulator dimana tekanan diatur oleh nitrogen jika kurang dan akan
dibuang ke flare jika berlebih. Kondesat accumulator akan dikembalikan
masuk stripping tower bersama feed. Stripped water dipompa dari bagian
bawah tower dan digunakan sebagai umpan desalter dengan H2S content
maksimal 5 ppm.

C. Pengolahan Limbah Gas


Dalam usaha untuk meminimalisasi pencemaran lingkungan oleh
limbah gas, maka PT. Trans-Pasific Petrochemical Indotama dilengkapi
fasilitas sebagai berikut:
1) Flare, menerima semua relief gas dari aromatik, utility dan pressure
storage di area tangki. Ada 2 flare yaitu main flare yang dilengkapi dengan
MP steam sebagai smokeless dan utility flare yang dilengkapi dengan
blower. Flarestack dilengkapi dengan pilot dan remote igniters. Kecepatan
di tip didesain di 120 bawah 0.5 Mach. Beban maksimum flare dari
aromatik adalah 1410 ton/jam dengan 95 MW dan temperatur 203oC.
Hydrocarbon yang terkondensasi dikirim ke main flare KO drum dan di
19

pumping ke feed stock via slop cooler. Acid gasdari Sour Water Stripper
dan relief gas dari area tangki dibakar di Utility Flare (flow rate 160
ton/jam, 64 MW, temperatur 57oC).
2) Incinerator, untuk membakar gas-gas yang beracun sebelum dibuang
langsung ke udara bebas.
3) Fuel gas system, memperkecil jumlah gas buangan dengan menyalurkan
gas-gas dari proses dalam pabrik ke plant sebagai fuel gas untuk
operasional furnace dan boiler.

1
20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Seusai dengan pengamatan yang telah kami lakukan selama
mengadakan kunjungan industri di PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama
Tuban, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan tata cara perawatan baik dan benar memungkinkan tercapainya
mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian, pelayanan,
dan pengoperasian peralatan secara tepat.
2. Memaksimalkan umur dari sistem.
3. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan
keamanan.
4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat
dihubungkan dengan service dan perbaikan.

B. Saran
Untuk melakukan operasi pemeliharaan yang baik sebagai dasar
tujuan pokok dari kelangsungan kerja pompa maka metering maka diperlukan:
1. Memelihara secara berkala terhadap seluruh peralatan pompa metering
harus dilakukan tepat pada waktunya sesuai dengan jam kerja pompa
metering yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
2. Pengecekan oli dan membrane.
3. Perlu tingkatkan adanya peralatan safety dan keselamatan kerja.
21

DAFTAR PUSTAKA

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E6YzshsRXOsJ:digilib.it
s.ac.id/public/ITSUndergraduate13317Chapter1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=
clnk (03/12/2017; 14.31 WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:aDddtyk_uxUJ:staff.uny.
ac.id/sites/default/files/tmp/STRUKTUR%2520DAN%2520TATANAM
A%2520BENZENA.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk (03/12/2017; 15.08
WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:F8WCexayYoJ:digilib.its
.ac.id/public/ITS-Master-14673chapter1pdf.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk
(03/12/2017; 15.10 WIB)
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:36ZN3Z5IPoJ:id.wikiped
ia.org/wiki/Kilang_minyak+&cd=1&hl=en&ct=clnk (03/12/2017; 15.17
WIB)
http://s2kesling.fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/PKL-HOLCIM.pdf
(05/12/2017; 16.39 WIB)
https://id.scribd.com/document/333396272/Laporan-OJT-TPPI-docx (05/12/2017;
17.31 WIB)

Anda mungkin juga menyukai