Disusun Oleh :
1. Intan Dwi Lupita NIM : 14250253
2. Muhamad Danu Windu NIM : 14250258
3. Zein Ahmad Prasetyo Aji NIM : 14250280
Praktik Kerja Lapangan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
MengikutiTugas Akhir Program Studi Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
Disusun Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Manager Maintenance Supervisor Electrical
Fauzi Baron
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya pada penulis sehingga laporan praktik kerja
lapangan yang dilaksanakan di PT TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL
INDOTAMA yang dimulai pada tanggal 10 Juli 2017 sampai 10 September 2017
dapat terselesaikan dengan baik, semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Laporan praktik kerja lapangan ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian
akhir program studi Strara 1 (S1) jurusan teknik elektro Sekolah Tinggi Teknologi
Ronggolawe Cepu (STTR Cepu). Selama praktik kerja lapangan di PT TRANS-
PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA, penulis mendapatkan banyak
pengalaman, ilmu, dan masukan dari pembimbing lapangan, sekaligus sebagai
media implementasi teori ajar di bangku kuliah guna meningkatkan mutu dan
wawasan mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja.
Laporan praktik kerja lapangan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kesehatan dan kelancaran
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Ir. Agus Darwanto, M.T. selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Rongolawe Cepu, serta selaku pembimbing praktik kerja lapangan penulis.
3. Teguh Yuwono, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Sekolah
Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu
4. Bapak Erfan selaku Manajer maintenance PT TRANS-PACIFIC
PETROCHEMICAL INDOTAMA
5. Bapak Suyadi selaku Supervisor kelistrikan dan pembimbing lapangan
6. Bapak Novik serta Bapak Paidi selaku foremen kelistrikan dan
pembimbing lapangan
iv
7. Bapak Bambang, Bapak Tasmuri, Mas faris, Bapak Trisulo, Bapak
Rahmad, Bapak Adnan selaku Teknisi kelistrikan dan pembimbing
lapangan
8. Bapak Ali imron, Bapak Kastunggal, Bapak Muin, Bapak Ali faidzin
selaku Helper dan pembimbing lapangan
9. Kedua orangtua serta keluarga yang selalu mendoakan, memberi kasih
sayang, dorongan motivasi moral dan materiil pada penulis.
10. Untuk sahabatku tercinta Novita Tiyana Putri yang selalu membantu dan
memberikan semangat yang tinggi dalam proses pembuatan laporan
praktik kerja lapangan.
Penulis menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini masih terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna kemajuan laporan praktik kerja lapangan
penulis dikemudian hari. Semoga isi laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN I .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN II ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan .....................................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ...................................................................2
1.3.1 Bagi Mahasiswa ....................................................................................2
1.3.2 Bagi PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama ..................................3
1.3.3 Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu ..............................3
1.4 Pembatasan Masalah .......................................................................................3
1.5 Metodologi ......................................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan .....................................................................................4
vi
BAB III SISTEM KELISTRIKAN PT TPPI DAN
PENJELASAN MOTOR CONTROL CENTER .....................................28
3.1 Sistem Kelistrikan di PT. TPPI.....................................................................28
3.1.1 Sistem Pembangkit Tenaga Listrik .....................................................29
3.1.2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik .........................................................31
3.1.3 Tegangan Sistem Distribusi ................................................................32
3.1.4 Penggunaan Tenaga Listrik .................................................................32
3.2 Motor Control Center (MCC) .......................................................................33
3.2.1 Pengertian Motor Control Center (MCC) ...........................................33
3.2.2 Jenis-jenis Motor Control Center (MCC)............................................34
3.2.3 Bagian-Bagian Motor Control Center (MCC) ....................................34
vii
4.4.2.5 Pelaporan Disfungsi Peralatan.................................................46
4.4.2.6 Verifikasi Akhir .......................................................................46
4.5 Cara Preventive Maintenance Motor Control Center ...................................47
4.5.1 Preventive Maintenance Motor Control Center 400 Volt Yearly .......47
4.5.2 Preventive Maintenance Motor Control Center 400 Volt
Turn Around ........................................................................................48
4.6 Preventive Maintenance Motor Control Center 400 Volt
Control for 201-K- 002A-M (Combustion Air Fan 160 kW) .......................50
4.6.1 Hasil Preventive Maintenance MCC 400 Volt
Control for 201-K-002A-M (Combustion Air Fan 160 kW) ..............50
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Metodologi
Dalam penyusunan laporan praktek kerja ini penulis menggunakan beberapa
metode dalam pengumpulan data-data selama kerja praktek di PT. TPPI sebagai
acuan pembuatan laporan kerja praktek ini, antara lain:
4
a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek.
b. Metode Literatur
Metode ini mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencatat buku-
buku serta situs-situs internet.
c. Metode Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu
dengan cara bertanya langsung kepada rekan-rekan, staff,guna menggali
informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan praktek kerja lapangan
ini.
5
6
Plant saja yang selasai dibangun dan dioperasikan. Pada tahun 2010, ada plant
baru yang selesai dibangun dan diopersiakan, LPG Recovery Plant. Plant ini
berfungsi di aliran fuel gas menjadi produk menjadi produk LPG yang dapat
dijual secara komersial.
Pendirian PT.TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama) didasarkan pada
mulai maraknya industri petrokimia di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Tren
ini awalnya dimulai dengan berdirinya PT. Asahi Mas pada tahun 1984 dan
disusul oleh PT. Candra Asri pada tahun 1990-an. TPPI sendiri mulai berdiri
sendiri pada oktober 1995 berdasarkan PP No. 1/1967 dan PP No. 11/1970 dengan
investasi modal dari pihak asing. Pengerukan pertama sebagai persiapan area
pabrik dilangsungkan pada november 1996. Namun, krisis moneter yang
menghancurkan perekonomian Indonesia turut menghambat pembangunan pabrik.
Hal ini berakibat pada ditundanya pembangunan pada desember 1998 untuk
sementara waktu.
Pada februari 2004, Presiden Indonesia mengumumkan secara legal
nasionalisasi PT.TPPI, dimana saham terbesar yang sebelumnya dimiliki pihak
asing berpindah tangan ke pemerintah Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari
nasionalisasi ini, kontruksi dilanjutkan kembali, tepatnya pada juni 2004. Selama
pembangunan, yang ditunjukan sebagai kontaktor adalah JGC (Jepang) untuk area
proses dan WAIJO (konsursium Wijaya Karya, Adhi Karya, dan IKPT) untuk
area utilitas, offsite, dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan UOP (Amerika
Serikat) ditunjuk sebagai process licensor untuk bagian aromatic.
Pada bulan Februari 2006 kondensat pertama diimpor oleh PT.TPPI untuk
masuk ke tanki penyimpanan dan pada bulan berikutnya PT.TPPI mulai
melangsungkan proses dan memproduksi lightnaptha, kerosene, diesel, dan fueloil
rendah sulfur.Pada april 2006, PT.TTPI menual produk untuk pertama kalinya
berupa lightnapta, reformat, dan kerosene. Setelah itu, PT.TPPI memulai
memproduksi benzene dan toluene. Dan pada sekitar bulan uni 2006, PT.TPPI
mulai melangsungkan proses alisaran secara keseluruan, dengan produksi
tambahan berupa Para-Xylene. PT. TPPI berdiri berdasarkan saham yang
ditanamkan oleh beberapa perusahaan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2
7
c. Logo PT.TPPI
12 NWS Australia
13 Oyong Jawa Timjur
14 Pagerungan Jawa Timur
15 Senipah Kalimantan Timur
16 Senoro Sulawesi Tengah
17 Sharjah Uni Emirat Arab
18 Sleipner Norwegia
19 Tangguh Papua
2. Aromatic
Bagian Aromatic yang ditunjukkan pada Gambar 2.9 adalah penghasil utama
produk PT.TPPI secara umum dari unit 205, 206, 297, 209, 211, dan 213.
Pada bagian ini mengolah reformate yang dihasilkan bagian platforming
menjadi produk, benzene, toulene, orthoxylen, paraxylen, mix xylen, dan
heavy naphtha seperti yang tersaji pada Tabel 2.5
HEALTH, SAFETY,
SECURITY &
ENVIRONMENT
OPERATION & MANUFACTURING
SHIFT
UTILITY & SUPERINTENDENT
20
CRO / GENERAL MANAGER
OFFSITE
MARINE
MAINTENANCE
PRODUCTION
REFINERY,
PLANNING &
OPTIMIZATION
RELIABILITY,
INSPECTION & TA
ENGINNERING &
DEVELOPMENT
21
Keterangan :
BOD : Board of Director (Jajaran Direksi)
GM : General Manager / CRO (Chief Refinery Officer)
SMOM : Senior Manager Operation & Manufacturing
HSSE : Health Safety, Security and Environment
HR : Human Resources Development
GA : General Administration
Eng Dev : Engineering & Developent
RELITA : Reliability, Inspection and Turn Arround
RPO : Refinerny Planning and Optimization
Struktur dan fungsi tiap-tiap bagian dan jabatan yang ada di organisasi PT.
Trans Pacific Petrochemical Indotama adalah sebagai berikut :
1. General Manager / CRO (Chief Refinery Officer)
Bertanggung jawab langsung kepada COO / Direktor Operasi (Chief
Operation Officer) yang berkedudukan di Kantor Utama di Jakarta. Sistem
organisasi di area pabrik berada di bawah wewenang dan tanggung jawab
seorang GM / Chief Refinery Officer. GM/CRO selaku pimpinan tertinggi
berfungsi sebagai koordinator seluruh kegiatan pengolahan di PT. Trans
Pacific Petrochemical Indotama, yang dalam tugasnya dibantu oleh 1 Senior
Manager dan 8 Manager
2. Senior Manajer Operation & Manufacturing (SMOM)
Fungsi jabatan SMOM adalah menyelenggarakan, mengelola, merencanakan,
dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan untuk menciptakan kegiatan bisnis
utama dengan dukungan sumber daya manusia profesional sehingga proses
pengolahan dari minyak mentah menjadi produk yang diinginkan dapat
berjalan dengan optimal.
3. Shift Superintendent
Section ini bertanggung jawab langsung ke SMOM. Fungsi jabatan ini adalah
menyelenggarakan, mengelola semua kegiatan yang telah direncanakan serta
mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan shift atau rotasi pegawai untuk
22
6. Maintenance Manager
Fungsi bagian pemeliharaan adalah menyediakan jasa pelayanan seperti
pemeliharaan peralatan di pabrik, dan menjamin semua peralatan selalu siap
dioperasikan tanpa terjadinya shutdown diluar waktu yang telah ditentukan.
7. Refinery Planning & Optimization Manager (RPO)
Fungsi bagian RPO adalah mengatur ketersediaan bahan baku proses,
pengatur penyimpanan dan pengapalan / lifting produk yang dihasilkan, serta
mengontrol proses produksi agar berjalan sesuai rencana serta dilakukan
secara optimal.
8. Engineering & Development Manager
Mengelola pelaksanaan kegiatan pengontrolan operasional, peralatan dan
kualitas, serta pengadaan study enginnering/modifikasi dan project.
Melakukan koordinasi kegiatan inspeksi, dan pemeliharaan melalui diagnosa,
pengujian, analisa kondisi, dan evaluasi kelayakan peralatan kilang secara
aman, handal, efektif, dan efisien untuk optimalisasi biaya pemeliharaan,
menjamin tingkat kualitas peralatan kilang, dan ketepatan diagnosa dan
program perencanaan keandalan dalam bentuk rencana pemeliharaan.
Didalam Engineering-Development juga ada bagian Field Operation
Superviso/Loss Prevention Engineer ini bertanggung jawab atas kejadian-
kejadian yang berlangsung di lapangan. Dalam tugasnya, diharapkan bagian
ini dapat mengawasi, mengontrol, mengendalikan dan melaporkan hal-hal
yang berkaitan dengan jalannya proses di lapangan (area plant) serta
pengendalian effisiensi proses.
9. HSSE (Health Safety Security and Environment)
Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan, mengkoordinir,
mengelola, pengendalian, mengawasi dan mengembangkan,
menyelenggarakan usaha-usaha kegiatan pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran/kerusakan lingkungan serta
kerusakan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, dalam upaya
pengendalian kerugian operasi perusahaan. Dan juga keamanan kilang serta
mengawasi kegiatan yang terkait dengan pengamanan perusahaan, menangani
24
28
29
b. Tegangan 11kV
Tidak ada beban yang menggunakan tingkat tegangan 11kV. Karena
tegangan ini adalah tegangan keluaran CTG yang langsung di step up ke
35kV.
c. Tegangan 6kV
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk motor-motor MV.
d. Tegangan 400 V
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik bagi motor-motor LV dan beban-
beban LV.
e. Tegangan 230 V
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk kegiatan perkantoran dan
penerangan.
f. Tegangan 110 VAC/VDC
Tegangan 110 VAC digunakan untuk beban-beban kritikal seperti DCS dan
peralatan instumentasi lainnya. Tegangan 110 VDC merupakantegangan
keluaran baterai dan digunakan pada alat pemutus tenaga.
seluruh motor listrik dari satu lokasi diperlukan suatu peralatan yang mampu
melaksanakan hal tersebut. Biasanya di dalam industri menggunakan motor
control center (MCC).
2. Kontaktor Magnetik
Pada kontaktor magnetik terdapat kontak normally open dan normally close,
ketika coil dialiri arus maka akan timbul medan magnet dan akan menarik
kontak kontak pada kontaktor, kontak normally open akan menjadi normally
close dan begitupun sebaliknya. Spesifikasi yang harus diperhatikan pada
kontaktor adalah daya kontaktor, sesuaikan beban yang dipikul dan
kemampuan hantar arus kontak-kontaknya. Tegangan dari koil ada yang
127V ada juga yang 220V dan begitupun frekuensinya.
3. Current Transformer
Current transformer memiliki fungsi yaitu menurunkan arus tinggi ke arus
yang lebih rendah untuk keperluan pengukuran dan proteksi, namun juga
sebagai isolasi dari tegangan pada sistem alat ukur atau proteksi. Untuk
sistem tenaga besar diperlukan CT untuk merubah nominal menjadi lebih
kecil ehingga terbaca oleh peralatan pengukuran dan proteksi. Peralatan
metering dan proteksi biasanya menerima arus nominal yaitu 1-5A.
Peralatan metering hanya membaca keluaran dari CT.
36
5. Indicator Lamp
Lampu indikator biasanya terdapat pada pintu panel yang terhubung
langsung dengan kabel di dalam rangkaian panel tersebut dan memiliki
fungsi mengindikasikan keadaan motor apakah sedang running (red), green
(stop), dan white (fault).
2. Rangkaian Control
a. Tranformator 400V/110V untuk kepentingan kontrol.
b. Fuse merupakan pengaman ketika terjadi gangguan hubung singkat pada
sisi primer trafo.
c. Tombol start dan stop pada push bottom untuk running dan stop motor
dari MCC.
d. MPR, merupakan simbol untuk Motor Protekting Relay
39
40
2. Setelah arus melebihi setting pada relay tersebut maka kontak T dan S relay
akan terbuka /open.
3. Kontak relay 13/12 akan menutup dan menyalakan lampu indikator white
sekaligus alarm yang berarti adanya gangguan.
4. Terbukanya kontak T dan S pada relay MPR akan memutus aliran arus ke
motor.
5. Setelah aliran arus terputus maka aliran arus pada MCC dan LCS akan
menghilang dan akan membuka kontak pada K1 motor akan berhenti dan
lampu indikator red akan padam.
Pada sisi primer trafo masih terdapat tegangan karena posisi MCCB masih
close, berikut adalah proses berhentinya MCCB :
1. Pada saat terjadinya hubung singkat antar fasa di beban, maka MCCB akan
mendeteksi.
2. Ketika arus sudah melebihi rating MCCB maka akan berkerja dengan
membuka kontaknya sesuai jumlah arus dan rating MCCB tersebut.
3. Pada saat kontak MCCB terbuka maka aliran listrik akan terputus dan
operasi motorpun terhenti
Untuk lebih memahami cara start dan stop motor melalui beberapa cara
maka harus mengerti terlebih dahulu bagaimana skema dari wiring diagram yang
berhubungan dengan peralatan tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.1 dibawah ini
42
4.4.2.3 Material
1. Contact cleaner
2. Contact grease
3. Fuse control 2 ampere
4. Control Cable dan Cable ties
5. Insulation tape
6. Kain majun
4.5.2 Preventive Maintenance Motor Control Center 400 Volt Turn Around
Tabel 4.2 Program Preventive Maintenance Turn Around
49
50
4.6 Preventive Maintenance Motor Control Center 400 Volt Control for
201-K- 002A-M (Combustion Air Fan 160 kW)
4.6.1 Hasil Preventive Maintenance MCC 400 Volt Control for 201-K-002A-
M (Combustion Air Fan 160 kW)
51
52
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dan selama Praktek kerja lapangan di PT Trans-
Pacific Petrochemical Indotama Tuban beberapa kesimpulan didapatkan :
1. Dengan adanya Motor Control Center maka akan memudahkan perawatan
dan pengecekan komponen-komponen kontrol, karena kesemuanya telah
terletak dalam suatu panel yang terintegrasi
2. Dengan adanya Motor Control Center maka akan memudahkan teknisi dalam
menjalankan tugasnya, karena untuk start dan stop motor cukup dilakukan
melalui MCC tersebut
3. Preventive Maintenance MCC di PT TPPI terdapat dua macam yaitu
Preventive Maintenance yearly dan Preventive Maintenance Turn Around
4. Selama PKL di PT TPPI Tuban Preventive Maintenance MCC yang penulis
dapatkan hanya Preventive Maintenance yearly
5. Motor Control Center di PT TPPI berdasarkan tegangan yang disuplai
terdapat 2 macam yaitu MCC Low Voltage 400 volt dan MCC Medium
Voltage 6 kV
6. Motor Control Center LV di PT TPPI meggunakan merk Siemens, sedangkan
Motor Control MV menggunsksn merk ABB
5.2 Saran
1. Pada saat melakukan Preventive Maintenance alangkah baiknya
menggunakan alat ukur yang lebih lengkap lagi agar didapatkan hasil yang
lebih lengkap dari pengukuran komponen MCC nya
2. Menggunakan APD yang lengkap dan memperhatikan larangan atau
peringatan yang tertera disekitar area pekerjaan
54
DAFTAR PUSTAKA
55
56
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
cooler 15 kW)
e. Preventive Maintenance MCC
207-E-015-M02 (Paraxylene
cooler 15 kW)
f. Preventive Maintenance MCC
201-P-001A-M (Precut column
overhead pump 210 kW 25 A
LAMPIRAN 3