Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kerja Praktik

PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG

STUDI ANALISIS KEGAGALAN PADA


PIPA RE-INJEKSI KMJ-21
Oleh:
DEVI SHOFIA AL FITRI
13713044
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
MT4090 Kerja Praktik

PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
1

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Laporan Kerja Praktik


PENGENDALIAN KOROSI PADA INJECTION PIPELINE K21
Oleh:
Devi Shofia Al Fitri
NIM: 13713044
Kamojang, 27 September 2016
Mengetahui dan menyetujui,

Penanggung Jawab Kerja Praktik

Pembimbing Lapangan

Dr. Eng. R. Dadan Ramdan

Awaludin

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di PT. Pertamina Geothermal
Energy Area Kamojang dengan judul Analisis Kegagalan Pada Pipa Reinjeksi
KMJ-21 dengan baik.
Kerja praktik adalah salah satu syarat kelulusan dengan beban 2 sks di tingkat
Strata 1 Program Studi Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara,
Institut Teknologi Bandung.
Banyak manfaat yang didapatkan penulis selama kegiatan kerja praktik yang tidak
penulis rasakan di bangku kuliah. Penulis dapat mengenal dan melihat proses
kerja serta instrumentasi yang digunakan pada industri perminyakan. Selain itu
Penulis dapat mengamati dan mempelajari secara langsung sistem organisasi dan
etos kerja selama berada di lingkungan PT. Pertamina Geothermal Energy Area
Kamojang. Hal yang tidak kalah penting adalah Penulis dapat mengaplikasikan
teori yang diajarkan di kuliah untuk menyelesaikan suatu masalah nyata di PT.
Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
Kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan ini tentunya tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak dibantu oleh beberapa pihak, sehingga pada kesempatan
ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
2. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis
selama penulis menjalankan kegiatan kerja praktik ini.
3. Bapak Hermawan Judawisastra selaku Ketua Program Studi Teknik
Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

4. Bapak Dr. Ir. Raden Dadan Ramdan selaku penanggung jawab kerja
praktik Program Studi Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan
Dirgantara ITB.
5. Bapak Bambang Widyanto selaku pembimbing penulis di kampus dalam
melaksanakan kegiatan kerja praktik yang senantiasa bersedia menjadi
tempat bertanya penulis dan member arahan yang bermanfaat.
6. Pak Ridwan selaku Human Resource yang telah memberi izin Penulis
untuk melaksanakan kerja praktik ini.
7. Bapak Awaludin selaku Senior Supervisor Power Plant Maintenance
Departement (Non Rotating) dan pembimbing kerja praktik Penulis yang
telah memberikan bimbingan, ilmu, dan masukan kepada Penulis ditengah
tanggung jawab dan kesibukan beliau.
8. Bapak Wahyu selaku Supervisor Power Plant Maintenance Departement
(Non Rotating) yang telah bersedia menjadi tempat bertanya penulis dan
memberi arahan yang sangat bermanfaat.
9. Bu Oki dan Pak Sopi selaku staff di HR Development Section atas
bantuannya dalam pengurusan administrasi kerja praktik.
10. Bapak Solihun, Bapak yosep, Bapak Rachmad selaku Admin Plant &
Facility Maintenance di Unit IV.
11. Bapak Mulyadi selaku Senior Supervisor Engineer Planning yang juga
ikut membantu dalam pengambilan data di lapangan.
12. Ibu Irma, Bapak Tato dan rekan rekan dari HSSE yang bersedia membantu
penulis dalam tugasnya untuk menuntaskan pekerjaan yang dilakukan.
13. Seluruh pegawai PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang atas
keramahannya.
14. Ainun, Iffa, Ika, Ivan beserta rekan-rekan kerja praktik Penulis yang selalu
membantu dan menghibur selama masa kerja praktik.
15. Bu Lilis selaku pemilik tempat kost yang Penulis tinggali selama masa
kerja praktik beserta penghuni kos yang membantu dalam keseharian
penulis.
16. Pihak-pihak lain yang telah membantu Penulis yang tidak dapat
disebutkan satupersatu.
Akhir kata Penulis menyadari jika masih banyak kekurangan pada laporan ini
karena ilmu yang dimiliki masih sangat kurang. Oleh karena itu Penulis

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga Penulis dapat melakukan
evaluasi agar lebih biak lagi di masa mendatang. Harapan Penulis semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, 27 September 2016

Penulis

ABSTRAK
Geothermal merupakan energi yang dihasilkan dari interaksi panas batuan dengan
air yang mengalir disekitarnya. Interaksi tersebut menghasilkan uap yang dapat

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Energi


geothermal merupakan energi yang dapat diperbarui dengan cara menjaga
kandungan air di dalam bumi.
Salah satu metode untuk menjaga kandungan air di dalam bumi adalah dengan
mengembalikan uap yang telah diambil dalam fasa cair hasil kondensasi uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin. Air hasil kondensasi (kondensat) akan
dialirkan kembali ke dalam sumur melaui pipa reinjeksi.
Dalam keberjalanannya, pipa reinjeksi yang mengalirkan kondensat akan
mengalami kegagalan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti kondisi
dari material pipa, kandungan fluida (kondensat) maupun dari lingkungan.
Dari segi material pipa yaitu Api 5L (baja karbon), kemungkinan ditemukan
penyebab kegagalan sangat sedikit karena setiap pembuatan pipa untuk aplikasi
pipeline sudah berdasarkan standard. Kemudian untuk pengaruh kandungan fluida
ada kemungkinan terjadi reaksi antara baja kabon dengan kondensat yang dapat
menyebabkan korosi maupun erosi. Dari pengaruh lingkungan, karena pipa tsb
dilapisi cat kemungkinan terjadi kegagalan sangat sedikit.
Dari ketiga aspek yang telah diselidiki akan didapatkan akar permasalahan dari
kegagalan pipa reinjeks yang akan dilakukan penanggulangan.
Kata kunci

: Geothermal, api5l, air kondensat, korosi

Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................
ABSTRAK................................................................................................

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

DAFTAR TABEL.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 lalalala...................................................................................
Gambar 2 Penentuan pitting factor........................................................

DAFTAR TABEL
Table 1 fufufu.......................................................................................

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
6

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang merupakan perusahaan dengan


memanfaatkan uap dari panas bumi untuk menghasilkan listrik dengan uapnya
yang akan memutar turbin. Siklus di dalam bumi ini bisa dianalogikan seperti
memasak air di dalam teko.
Uap dari teko bisa terus menerus dihasilkan apabila terdapat air di dalamnya. Oleh
karena itu uap yang telah digunakan untuk memutar turbin dan sudah
dikondensasi menjadi kondensat akan dialirkan kembali ke sungai dan bersama
dengan air hujan dan air sungai akan masuk kembali ke dalam bumi melalui pipa
reinjeksi.
Apabila pipa reinjeksi mengalami kebocoran maka volume air yang masuk ke
dalam bumi akan berkurang sehingga akan mempengaruhi siklus seperti
perumpamaan uap dari teko yang akan habis apabila di dalamnya tidak terdapat
air.
Oleh karena itu diperlukan studi analisis penyebab kebocoran pada pipa injeksi
agar kebocoran tidak terulang kembali dan siklus PLTP tidak terganggu.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengenal peralatan/ instrumentasi/ mesin-mesin yang dipergunakan di
PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
2. Mengenal sistem kerja dan organisasi PT. Pertamina Geothermal
Energy Area Kamojang.
3. Membantu menyelesaikan masalah teknis yang ada PT. Pertamina
Geothermal Energy Area Kamojang.
4. Memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang teknik secara umum
1.2.2

dan teknik material secara khususnya.


Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyebab terjadinya kebocoran pada pipa reinjeksi KMJ
K-21 (Analisis Material Pipa, Fluida dan Lingkungan).
2. Menentukan jenis dan penyebab dari korosi (apabila terjadi korosi).
2

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

3. Menentukan pengendalian korosi (temporary solution).


1.3 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam kerja praktik ini meliputi:
1. Analisis kegagalan pada injection pipeline K21.
2. Aspek yang menyebabkan kegagalan pada injection pipeline K21.
3. Penyebab, mekanisme dan jenis korosi pada injection pipeline K21,
apabila terjadi korosi.
4. Penanggulangan penyebab kebocoran.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis mendapatkan data dan
informasi dengan metode sebagai berikut:
1. Studi literatur
Penulis melakukan studi literatur dengan mempelajari dasar pemahaman
mengenai proses produksi di PT. PLTP PGE Kamojang serta teori
mengenai korosi, dan pengendalian korosi melalui textbook, handout
kuliah dan internet.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pebimbing dan pegawai lainnya
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik laporan
praktik kerja penulis.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi lapangan untuk memahami unit produksi
yang berhubungan dengan topik laporan praktik kerja penulis.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini tersusun atas 5 bab yang terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Pembukaan laporan yang mengulas tentang latar belakang pekerjaan ini
dilakukan, rumusan permasalahan, ruang lingkup kajian, metode penulisan
laporan, serta sistematika penulisan.
BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Deskripsi umum mengenai profil dan sejarah perusahaan serta kegiatan bisnis
yang dilakukan pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
BAB III DASAR TEORI
Pemaparan mengenai dasar teori sumber energi geothermal secara umum,
mengenai material baja karbon, penjelasan mengenai failure analysis,
mekanisme, jenis, dan metode penanggulangan korosi.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Berisi urutan langkah pengolahan data sampai analisis data disertai alur analisis.
BAB V DATA ANALISIS
Pembahasan lebih lanjut mengenai data-data yang diperoleh di perusahaan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan kemudian diolah dan dipaparkan hasil
pengolahan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam pengerjaan kegiatan ini.
Kemudian dilakukan analisis untuk mengupas masalah yang ada di perusahaan
secara lebih dalam bedasarkan pengalaman yang diperoleh.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan dilakukannya kegiatan ini serta
saran yang mampu memberi manfaat untuk perbaikan kinerja perusahaan
kedepannya.

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. PT Pertamina Geothermal Energy
PT. Pertamina Geothermal Energy merupakan anak perusahaan dari PT.Pertamina
(Persero) yang bergerak dibidang pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Perusahaan ini didirikan pada 12 Desember 2006 dan memiliki kantor di Jl. M.H
Thamrin No. 9 Jakarta Pusat 10340. Perusahaan ini didirikan dalam rangka
mengembangkan wilayah kerja usaha geothermal di Indonesia.
Sumber daya alam Negara Indonesia terkait keberadaan panas buminya
merupakan yang paling besar yang ada di dunia yakni memiliki potensi sekitar
28.000 MW, namun hingga sekarang Indonesia baru mampu memanfaatkan

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

sebagian kecil dari potensi panas bumi yang dimilikinya yakni sekitar 1100 MW
saja. PT. Pertamina Geothermal Energy telah mendapatkan amanah dari
pemerintah untuk mengembangkan potensi panas bumi yang ada di Indonesia
pada 14 wilayah kerja, beberapa wilayah kerja yang telah dimanfaatkan
geothermalnya adalah Lahendong yang menghasilkan 80 MW, Ulubelu yang
menghasilkan 110 MW, Sibayak yang menghasilkan 12 MW, dan yang salah satu
cukup besar terdapat di daerah Kamojang dengan 235 MW.

2.2. Sejarah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang


Kegiatan eksplorasi geothermal di Kamojang di awali pada tahun 1926 yang
dilakukan oleh pemerintahan. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan dengan cara
melakukan pengeboran 5 sumur di area Kamojang, kegiatan eksplorasi ini
menghasilkan salah satunya sumur KMJ-3 yang hingga sekarang menghasilkan
uap alam kering dengan suhu 140oC dan tekanan 2,5 atm. Kegiatan eksplorasi ini
berlangsung hingga 1928 dimana akhirnya berhenti, dan baru dilanjutkan kembali
pada tahun 1971 dengan dilakukannya pengeboran sumur yang bekerja sama
dengan pemerintahan New Zealand. Pada tahun 1978 diresmikanlah monoblock
berkapasitas 250 kW di Kamojang oleh pemerintah Indonesia saat itu.

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Lalu pada 1979 terus dilakukan pengembangan panas bumi di area Kamojang
hingga pada tahun 1983 kegiatan pengelolaan geothermal di Kamojang berhasil
menyuplai uap komersil yang dibeli oleh perusahaan PT. Indonesia Power yang
merupakan anak perusahaan PT. PLN dan membangun infrastruktur geothermal
pertama di Kamojang dengan besar 30MW, pembangunan ini kemudian disebut
dengan Kamojang unit 1. Keberhasilan untuk kemudian diikuti dengan
pembanungan infrastruktur geothermal lain yang disebut Kamojang unit 2 dan 3
dengan besar masing masing adalah 55 MW. Sehingga total pembangkit listrik
tenaga panas bumi yang disuplai oleh PT. Pertamina Geothermal Energy area
Kamojang dan di olah oleh PT. Indonesia Power sebesar 140 MW.
Pada sebelum tahun 2008 PT. Pertamina Geothermal Energy area Kamojang
dikenal sebagai perusahaan penjual uap geothermal, karena perusahaan ini
bertugas untuk menyuplai uap panas bumi yang kemudian dikelola oleh PT.
Indonesia Power, hingga akhirnya pada tahun 2008 PT. Pertamina Geothermal
Energy area Kamojang mendirikan infrastruktur untuk mengolah uap panas bumi
untuk dijadikan listrik secara mandiri, dengan besar 60 MW infrastruktur
Kamojang unit 4 merupakan infrastruktur pertama milik PT. Pertamina
Geothermal Energy area Kamojang yang tidak hanya menyuplai uap, namun juga
mengelola uap tersebut untuk menjadi listrik. Kemudian di tahun 2015 didirikan
kembali infrastruktur baru dengan besar 35 MW yang bernama Kamojang Unit 5.
2.3 Visi dan Misi PT Pertamina Geothermal Energy
Visi PT. Pertamina Geothermal Energy
2014 : #1 Geothermal Entity In Indonesia
2017 : Leading Geothermal Company in Indonesia
2021

: Leading Geothermal Company In Asia


2025 : World Class Geothermal Energy Enterprise

Misi PT. Pertamina Geothermal Energy

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Melaksanakan Pengelolaan Operasi dan Porofolio Usaha


Geothermal Secara Profesional yang Berwawasan Lingkungan dan
Memberikan Nilai Tambah Bagi Stakeholder
2.4. Tata Nilai PT Pertamina Geothermal Energy

Clean (Bersih)
Competitive (Kompetitif)
Confident (Percaya Diri)
Costumer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
Commercial (Komersil)
Capable (Berkemampuan)

2.5. Perkembangan PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang


Pengembangan pemanfaatan panas bumi yang dilakukan oleh PT. Pertamina
Geothermal Energy area Kamojang berlandaskan pada Undang Undang Panas
bumi no. 27 tahun 2003 mengenai usaha mencari sumber daya panas bumi,
membuktikan adanya sumber daya, serta memproduksikan dan memanfaatkan
fluidanya. Untuk mencapai usaha tersebut beberapa hal yang dilakukan oleh PT.
Pertamina Geothermal Energy area Kamojang adalah:
1. Eksplorasi
Merupakan proses untuk mencari manifestasi yang ada pada alam yang
memberikan tanda keberadaan panas bumi pada daerah tersebut,
manifestasi yang terjadi dapat berupa sumber air panas, uap panas, dll. dari
manifestasi tersebut dilakukan eksplorasi lebih lanjut untuk memastikan
keberadaan panas bumi serta reservoir sebagai tempat untuk
memanfaatkan panas bumi. Jika keberadaan reservoir panas bumi telah
dipastikan maka dilakukan pengeboran untuk mengeksploitasi dan
memanfaatkan reservoir panas bumi tersebut untuk menjadi pembangkit
listrik.
2. Eksploitasi
Merupakan proses untuk memanfaatkan reservoir yang ada pada dalam
bumi untuk menjadi pembangkit listrik. Dalam pemanfaatan reservoir
maka dibuatlah sumur sumur pada daerah Kamojang untuk memanfaatkan
reservoir tersebut. Sumur yang pada pada daerah Kamojang hingga tahun
8

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

2016 terbagi menjadi beberapa jenis sumur, yakni: 59 sumur produksi, 17


sumur pantau, dan 9 buat sumur reinjeksi
3. Pengoperasian
Merupakan proses untuk mengontrol segala aspek yang berkaitan dengan
proses pembangkit listrik tenaga panas bumi, aspek yang dikontrol
termasuk perpindahan steam dari sumur menuju scrubber, lalu
memutarkan turbin, mengelola cooling tower, serta melakukan reinjeksi
kembali air kondensat untuk mengisi kembali reservoir sehingga membuat
sistem panas bumi menjadi sitem yang sustainable.

BAB III
TEORI DASAR
3.1 Geothermal
Geothermal merupakan energi yang dihasilkan dari interaksi panas batuan dengan
air yang mengalir disekitarnya. Interaksi tersebut menghasilkan uap yang dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.
Energi geothermal merupakan energi yang dapat diperbarui dengan cara menjaga
kandungan air yang berinteraksi dengan panas yang berasal dari dalam bumi.
3.2 Carbon Steel
Definisi
Klasifikasi
Aplikasi
3.3 Failure analisis
Definisi
klasifikasi
3.4 Korosi
3.2.1 Definisi dan Mekanisme Korosi
9

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Korosi merupakan proses elektrokimia yang mengakibatkan terjadinya


transfer electron dari suatu material ke material lainnya.
Proses yang menyebabkan suatu logam memberi electron dinamakan
proses oksidasi yang artinya logam tersebut terkorosi. Dan bertempat di

anoda. Contohnya: Fe Fe2+ + 2eProses sebaliknya yang menyebabkan logam menerima electron

dinamakan reduksi contohnya: Fe2+ + 2e- Fe


Kecenderungan terjadinya korosi pada logam tergantung pada potensial
elektroda. Logam yang mempunyai nilai potensial lebih rendah akan lebih
mudah melepaskan electron dan hal ini berlaku sebaliknya.

Sebagai contoh untuk sel elektrokimia yang mengandung besi dengan


elektroda zinc

Membrane
3.2.2 Jenis Kerusakan Akibat Korosi
Korosi dipandang berkaitan dengan karat dan perusakan estetika, namun
kerusakan akibat korosi dapat berakibat retakan, kegagalan atau penurunan

10

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

keuletan pada material. terdapat lima jenis kerusakan korosi yang umum ditemui
seperti yang dijelaskan dibawah.
1. General corrosion atau uniform attack.
Jenis korosi ini ditemui pada pengkaratan baja atau tarnishing dari perak.
Terdapat berbagai macam kuantifikasi dari kerusakan ini seperti penetrasi
milimeter pertahun (mm/y), gram per square meter day (gmd), inch
penetration per year (ipy), mils (1 mil = 0.001 inch) per year (mpy) dan
milligrams persquare decimeter per day (mdd).
2. Pitting.
Merupakan jenis serangan yang terlokalisasi dengan laju korosi yang tinggi
pada daerah tertentu. Kedalaman dari pitting biasanya dikuantifikasi dengan
pitting factor.

3. Intergranular Corrosion.Gambar 1 Penentuan pitting factor


Merupakan jenis serangan yang terlokalisasi pada batas butir dari logam
sehingga akan menurunkan keuletan dan kekuatannya. Batas butir bertindak
sebagai anoda dan area kontak dari butir bertindak sebagai katoda. Proses
korosi ini berlangsung cepat dan terkadang akan mengakibatkan kegagalan.
18-8 stainless stell dan paduan duralium rentan terhadap serangan korosi ini
bila tidak diperhatikan proses pemanasannya.
4.
5.
6.
7.
8.

Galvanic Corrosion.
Crevice Corrosion.
Selective Leaching
Erosion Corrosion
Stress Corrosion
11

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

3.2.4 Pengendalian Korosi


1. Coating
2. Material selectin
3. Inhibitor
External Corrosion Control
Internal Corrosion Control
1. Using Internal Coating
The coating shall meet quality and minimum dry film thickness
specification
Provision shall be made to prevent joint corrosion, such as cleaning and
recoating
2. Using Corrosion Inhibitors
The corrosion inhibitor selected shall not cause deterioration of any
components
3. Using Pipeline Pigging System
Provision shall be made for effective accumulation and handling of liquid
and solid materials removed
4. Using Coupons, Corrosion Probes and/or Test Spools
Shall be installed where the greatest potentials for internal corrosion exist
Must be designed to permit passage of pigs or sphere
Existing Installation
1. Program for Detection, Prevention or Mitigation of Corrosion
Pipeline leak and repair records should be reviewed
If internal corrosion is discovered, the gas shall be analyzed to determine
type and concentration of corrosion agent
Liquids and solids removed should be analyzed to determine the presence
of corrosive agent
2. Protective or Corrective Measures

12

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Corrosion inhibitor shall be applied. Corrosion agent shall be removed.


Fittings shall be added for removal of water from low spots
3. Inspection and Monitoring Program
Inhibitor, corrosion probes, corrosion coupons and test spools should be
periodically checked and evaluated
Where pipe is uncovered, pipe wall thickness measurement or monitoring
will help evaluate internal corrosion
Where internal corrosion may be detrimental to public safety, appropriate
steps shall be taken to mitigate internal corrosion

13

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

BAB V
DATA DAN ANALISIS
1. Data pengamatan
1.1. Data Pipa
Jenis pipa
: API 5L Grade B, SCH 40, PSL 2, diameter 8
Komposisi kimia :
Table 1 Tabel Komposisi Kimia pipa injeksi

Carbon Equivalent:

14

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

CE = 0.24 + (1.2/6) = 0.44 => Medium carbon steel

Dimensi pipa: (ASME 36.10) ketebalan pipa 0.322 inch => 8.17
mm

Table 2 Tabel Komposisi Kimia pipa injeksi

1.2.

Data Fluida

Table 3 Tabel Komposisi Kimia pipa injeksi

15

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

1.3.

Data Lingkungan

1.4.

Data Lapangan

16

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Hasil Inspeksi:

Cat terkelupas ->korosi dari dalam

ketebalan min mencapai 1.9 mm dari 8.17 mm -> internal corrosion ->
faktor Fluida

17

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

Dengan suhu fluida yang terukur 47 C dengan ketebalan pipanya: *)


*) data diambil pada 9 juni 2016

Letak

90

180

A (mm)

4.89

5.07

2.87

B (mm)

1.72

4.4

2.38

C (mm)

1.75

4.36

1.9 (t min)

Keterangan:

Titik B diambil 1 cm dari titik kebocoran dengan pengambilan pada arah


0, 90 dan 180

Titik A diambil 5cm dari titik kebocoran dengan pengambilan pada arah 0,
90 dan 180

Titik C diambil 5cm dari titik kebocoran dengan pengambilan pada arah 0,
90 dan 180

1.5.

Analisis

18

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

19

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

DAFTAR PUSTAKA

20

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

LAMPIRAN

21

Laporan Kerja Praktik


PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang
Studi Analisis Kegagalan pada Pipa Reinjeksi KMJ-21

22

Anda mungkin juga menyukai