KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
Nama : Jason Julio Winarta
NIM : 063.15.068
KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
Nama : Jason Julio Winarta
NIM : 063.15.068
Dengan ini menyatakan bahwa kerja praktek yang saya buat dengan judul :
1. Merupakan hasil karya tulis yang disusun dengan usaha saya sendiri,
menggunakan hasil kuliah dan referensi yang tertera dalam laporan kerja
praktek saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang pernah dipublikasikan atau
sudah pernah dipakai untuk mencapai gelar akademik.
3. Bukan merupakan duplikasi dari laporan kerja praktek orang lain.
Demikian pernyataan saya. Apabila terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah
saya nyatakan, maka saya bersedia laporan kerja praktek saya dibatalkan.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
Nama : Jason Julio Winarta
NIM : 063.15.068
Pembimbing,
Nilla, ST, MT
iii
SURAT KETERANGAN
------------------------------
No...............................
TTD
(Cap Perusahaan)
Nama Jelas
*) coret yang tidak perlu Jabatan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan kerja
praktek dengan baik dan lancar.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah berperan
dalam membantu berjalannya proses kerja praktek dan membimbing dalam proses
pembuatan laporan kerja praktek. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah Bapak
Yogi Agung Tan sebagai pemilik sekaligus direktur dari PT. Cahaya Putra Perkasa
yang bersedia menyediakan waktu dan tempat dalam melakukan kerja praktek, juga
kepada Ibu Nilla, ST, MT yang telah membimbing selama penyusunan laporan
kerja praktek. Terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Yoga Agung Tanujaya
yang telah bersedia menjadi pembimbing lapangan selama proses kerja praktek
berlangsung.
Laporan kerja praktek disusun berdasarkan kegiatan kerja praktek yang
dilakukan di PT. Cahaya Putra Perkasa dengan durasi kerja praktek yaitu 14 hari.
Permohonan maaf disampaikan apabila terdapat salah kata atau
kekurangan dalam penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini. Diharapkan
kritik dan saran sebagai evaluasi untuk penyusunan laporan di masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan memberikan
kontribusi pada bidang teknik industri di Universitas Trisakti.
v
DAFTAR ISI
vi
II.2.1 Struktur Organisasi dan Job Description ......................... II - 12
II.2.2 Jumlah Tenaga Kerja ....................................................... II - 16
II.2.3 Sistem Sumber Daya Manusia ......................................... II - 17
II.2.4 Pengaturan Jam Kerja (Shift dan Lembur) ....................... II - 17
BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan ..................................................................................... IV - 1
IV.2 Saran ............................................................................................... IV - 2
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xi
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
I-1
Laporan Kerja Praktek I-2
PT. Cahaya Putra Perkasa
yang dua di antaranya dipasang di tembok dengan ketinggian dua meter dan jarak
sekitar tiga meter, sedang satunya lagi diletakkan di lantai di dekat pintu
penghubung kantor dengan pabrik. Pabrik memiliki tingkat kebisingan yang tinggi
yang dihasilkan oleh proses pemotongan besi dan berbagai suara mesin lainnya
seperti mesin bubut, milling, mesin giling karet, dan penggunaan mesin pres. Pabrik
tidak memiliki standar ISO atau APD, namun perusahaan menyediakan APD
standar seperti kacamata hitam dan sarung tangan. Sebagian besar operator mesin
tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, penyumbat
telinga, atau kacamata yang bila tidak dipakai berpotensi meyebabkan luka atau
timbul penyakit bila menangani bahan kimia, mendengar suara bising terlalu lama,
atau beresiko buta akibat melihat sinar las secara terus-menerus.
Tidak adanya gudang bahan baku dan barang jadi menyebabkan bahan
baku seperti batang besi diletakkan di sebelah mesin tanpa adanya perhatian lebih
lanjut. Tempat pembuangan scrap yang kecil dan terbuka membuat gang dipenuhi
dengan scrap yang dapat mengganggu dalam berjalan. Pada bagian penggilingan
karet, bahan baku beserta bahan kimia yang diperlukan diletakkan begitu saja di
area terbuka, yang dapat membuat bahan baku terkontaminasi dengan udara yang
kotor yang dihasilkan dari permesinan di area lain. Proses penggilingan juga
menghasilkan bau yang menyengat, dan berpotensi menyebabkan timbulnya
penyakit apabila terhirup dalam durasi yang lama.
II - 1
Laporan Kerja Praktek II - 2
PT. Cahaya Putra Perkasa
permintaan, tingkat kesusahan, dan hal-hal tidak terduga seperti rusaknya mesin
dan operator tidak masuk. Untuk produk rubber coupling PU, berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan terhadap operator mesin yang bertanggung jawab dalam
proses pembuatan produk ini, diketahui bahwa kapasitas produksinya adalah
sebesar 10 unit per hari.
Efisiensi pabrik dihitung dari jumlah produk yang dihasilkan
dibandingkan dengan bahan baku yang digunakan. Efisiensi pabrik pada PT.
Cahaya Putra Perkasa adalah sekitar 90% berdasarkan tebakan terdidik oleh
manajer operasional.
Rubber Coupling PU
Level 0
(1)
Polyurethane
Level 1
(100gr)
dipilih oleh konsumen sesuai dengan kualitas dan harga yang diinginkan.
Konsumen juga dapat memilih tingkat kekerasan resin yang digunakan, namun
pada umumnya untuk membuat produk di atas, dibutuhkan resin dengan tingkat
kekerasan yang cukup tinggi. Tahap pertama adalah menimbang bahan baku dan
MOCA dengan perbandingan 100 gram : 17 gram untuk satu buah rubber coupling
PU dengan berat total sekitar 117 gram. Bila kedua bahan sudah ditimbang, resin
dicampur dengan cat sebanyak 2 gram guna memberi warna pada produk. Warna
yang umum digunakan pada produk ini antara lain warna kuning, merah, dan hitam.
Kedua bahan lalu dipanaskan di kompor secara terpisah sampai suhunya mencapai
sekitar 75 - 80°C. Resin yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam mesin vakum
untuk menghilangkan gelembung yang ada pada resin. Resin dan MOCA yang
sudah cair didinginkan terlebih dahulu sampai berada pada suhu yang tepat.
Cetakan dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan sampai 150°C selagi
menunggu resin dan MOCA berada pada suhu yang tepat. Bila suhunya sudah tepat,
resin dan MOCA kemudian dicampur dan diaduk hingga merata dan dimasukkan
kembali ke mesin vakum untuk menghilangkan gelembung yang dapat muncul
akibat proses pengadukan. Bila campuran resin dan MOCA dipastikan sudah tidak
ada gelembungnya, campuran lalu dituang ke cetakan yang sudah panas secara
manual. Proses pengerasan campuran resin dan MOCA dilakukan selama lima
menit di dalam oven. Apabila sudah lima menit, campuran resin dapat dilepas dari
cetakan dan tetap dipanaskan dalam oven selama enam jam untuk mematangkan
campuran tersebut. Cetakan dapat langsung dipakai kembali untuk mencetak
campuran resin yang baru. Campuran resin yang sudah matang dapat dikeluarkan
dan didinginkan, lalu diinspeksi apakah adanya cacat atau tidak pada barang jadi.
Produk yang sudah diinspeksi kemudian dilakukan finishing untuk menghilangkan
sisa-sisa resin yang mungkin masih menempel pada produk menggunakan pisau
atau tangan. Produk yang telah diinspeksi dan dilakukan finishing kemudian
dibungkus dengan plastik agar tidak merusak produk dan dikirimkan ke pelanggan
menggunakan kurir yang disediakan perusahaan atau menggunakan jasa ekspedisi
melalui jalur darat, laut, ataupun udara. Dapat dilihat waktu baku dari masing-
masing operasi pada peta proses operasi di bawah ini.
Ditimbang Ditimbang
5 O-6 5 O-1
Timbangan Digital Timbangan Digital
Cat (2 gram)
Dipanaskan Dicampur
10 O-7 1 O-2
Kompor Meja Kerja
Didinginkan Dipanaskan
2 O-8 10 O-3
Meja Kerja Kompor
Dihilangkan Gelembungnya
2 O-4
Mesin Vakum
Didinginkan
2 O-5
Meja Kerja
Dicampur
1 O-9
Meja Kerja
Dihilangkan Gelembungnya
2 O - 10
Mesin Vakum
Cetakan
Dipanggang
5 O - 11
Oven
Dimatangkan
3600 O - 12
Oven
Pisau
Ringkasan O - 13 Finishing
5 I-1
Kegiatan Jumlah Waktu (Menit) Meja Kerja
Operasi 13 3650
Inspeksi 1 -
Total 14 3650 S
Mesin-mesin yang digunakan pada proses pembuatan rubber coupling PU meliputi timbangan digital, kompor gas, dua buah
mesin vakum dengan ukuran yang berbeda, dan oven. Routing sheet di bawah ini digunakan untuk menentukan apakah kebutuhan
mesin mencukupi atau tidak.
Routing Sheet Rubber Coupling PU
Dibuat oleh: Jason Julio Winarta
Kapasitas produksi: 10 /Hari
Efisiensi Produksi: 90 %
Persentase lembur pabrik: 10 %
Nama Mesin/ Waktu Baku Waktu Baku Waktu Setup Kapasitas Alat % Jumlah yang Jumlah yang Produksi dengan Reliabilitas Jumlah Mesin
No. Nama Operasi
Meja Kerja (Menit) (Detik) (Detik) Teoritis/Hari Scrap Diharapkan Disiapkan Efisiensi Mesin (%) Teoritis
Resin Polyurethane (100 gram)
1 Pcs
O-1 Ditimbang Timbangan Digital 5 300 0 96 0 10 10 11,11 100 0,12
O-2 Dicampur Meja Kerja 1 60 0 480 0 10 10 11,11 100 0,02
O-3 Dipanaskan Kompor 10 600 60 47,9 0 10 10 11,11 100 0,23
O-4 Dihilangkan Gelembungnya Mesin Vakum 2 120 120 239 0 10 10 11,11 100 0,05
O-5 Didinginkan Meja Kerja 2 120 0 240 0 10 10 11,11 100 0,05
MOCA
1 Pcs
O-6 Ditimbang Timbangan Digital 5 300 0 96 0 10 10 11,11 100 0,12
O-7 Dipanaskan Kompor 10 600 60 47,9 0 10 10 11,11 100 0,23
O-8 Didinginkan Meja Kerja 2 120 0 240 0 10 10 11,11 100 0,05
Campuran Resin dan MOCA
1 Pcs
O-9 Dicampur Meja Kerja 1 60 0 480 0 10 10 11,11 100 0,02
O-10 Dihilangkan Gelembungnya Mesin Vakum 2 120 120 239 0 10 10 11,11 100 0,05
O-11 Dipanggang Oven 5 300 600 94 0 10 10 11,11 100 0,12
O-12 Dimatangkan Oven 3600 216000 0 0,13 0 10 10 11,11 100 85,46
O-13 Finishing Meja Kerja 5 300 0 96 0 10 10 11,11 100 0,12
menggunakan jasa ekspedisi bila destinasi berada di luar kota. Cara pengemasan
umumnya hanya menggunakan plastik untuk mencegah produk kotor atau tergores.
Penyimpanan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi masih tidak
beraturan. Bahan baku resin dalam bentuk drum ditumpuk vertikal, sehingga
apabila dibutuhkan resin dengan tingkat kekerasan yang berbeda, maka drum harus
dibongkar terlebih dahulu. Penyusunan bahan pembantu seperti cat tidak tersusun
dengan rapi. Cetakan yang begitu banyak ditaruh sembarangan di dalam rak kecil
yang sudah sempit, sehingga mempersulit akses mengambil cetakan dan membuat
cetakan sering bergesekan satu sama lain dan menimbulkan karat yang dapat
memperburuk hasil cetakan.
Gang yang sempit mempersulit akses bahan baku dan bahan pembantu,
serta memungkinkan tersenggolnya drum resin ataupun rak cetakan dengan mudah.
Tidak adanya rak khusus untuk meletakkan barang jadi menyebabkan tersebarnya
barang jadi di rak bahan pembantu ataupun meja kerja yang berpotensi membuat
barang jadi menjadi cacat atau jelek.
II.1.8 Layout
Jenis layout yang digunakan pada pabrik ini adalah process layout.
Menurut Assauri [3], process layout merupakan tipe penempatan mesin di mana
mesin-mesin diletakkan dalam satu tempat sesuai dengan kegunaan atau fungsi
yang sama. Alasan digunakannya layout di atas adalah banyaknya variasi produk
yang dihasilkan. Kelebihan dari layout tersebut adalah investasi mesin yang kecil,
penggunaan mesin yang lebih efektif, dan tingginya fleksibilitas akan variasi
produk. Kekurangan dari layout process antara lain aliran bahan yang berantakan
dan dibutuhkannya keterampilan tenaga kerja yang tinggi. Berdasarkan deskripsi di
atas, maka layout process merupakan layout yang sesuai untuk digunakan pada
pabrik ini.
Luas daerah kerja pada pabrik ini adalah sekitar 780 m2. Pola aliran yang
digunakan adalah pola U. Pengaturan tata letak mesin dikelompokkan sesuai
dengan fungsi dari masing-masing mesin tersebut. Mesin-mesin di pabrik tersebut
umumnya diletakkan dengan rapi, namun terdapat beberapa gang antar mesin
dengan gang di bawah satu meter, menyebabkan operator mesin susah untuk
berjalan atau melakukan pekerjaan di antara mesin tersebut. Gang antar stasiun
kerja atau mesin memiliki lebar yang umumnya tidak dapat dilalui forklift, namun
masih dapat dilalui oleh trolley untuk membawa bahan baku yang berat atau besar.
Luas area penerimaan atau receiving adalah sekitar 30 m2 dan
bersebelahan dengan area pengiriman atau shipping. Area gudang bahan memiliki
beragam ukuran seperti 10 m2 untuk bahan baku karet, 15 m2 untuk bahan baku
pengelasan, dan 18 m2 untuk bahan baku logam panjang.
Luas area penyimpanan atau warehousing berkisar dari 5 m2 untuk barang
jadi hasil bubut yang berada di dalam kantor, dan 15 m2 untuk barang jadi
pengelasan. Luas area pengiriman atau shipping adalah sekitar 30 m2.
Luas area penunjang lainnya adalah sekitar 20 m2, tidak termasuk fasilitas
penunjang yang telah disebutkan di atas. Luas layout pabrik secara menyeluruh
adalah 1320 m2, termasuk dengan area ekspansi pabrik yang sedang dikerjakan
pada saat penyusunan laporan.
inovasi yang muncul dan regulasi yang sudah stabil dari pemerintah. Berdasarkan
ketidakpastian elemen di atas, perusahaan ini memiliki ketidakpastian lingkungan
yang cukup rendah, sehingga lingkungan relatif mudah untuk diprediksi dan
dikendalikan.
Tujuan dan strategi organisasi menentukan maksud dan keunggulan
kompetitif yang membedakan perusahaan dengan perusahaan lainnya. Strategi yang
perusahaan lakukan antara lain melakukan ekspansi pabrik dan meningkatkan
efisiensi ruang. Berdasarkan penjelasan di atas, struktur organisasi yang sesuai
adalah tipe organik dengan struktur organisasi fungsional yang mengelompokkan
departemen berdasarkan fungsi atau pengetahuan yang sama.
Struktur organisasi pada PT. Cahaya Putra Perkasa terdiri dari seorang
direktur yang mengepalai tiga departemen yang diatur oleh manajer dari masing-
masing departemen. Departemen yang terdapat pada perusahaan ini adalah
departemen operasional, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan
akuntansi. Setiap departemen dikepalai oleh seorang manajer yang memiliki
bawahan; manajer operasional memiliki bawahan yaitu operator mesin sejumlah 25
orang, manajer pemasaran memiliki bawahan yaitu tiga orang sales, sedangkan
manajer keuangan dan akuntansi memiliki bawahan yaitu staf akuntansi dan staf
keuangan yang masing-masing berjumlah satu orang. Struktur organisasi secara
lengkap dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini:
Direktur
Manajer
Manajer Manajer
Keuangan &
Operasional Pemasaran
Akuntansi
Supervisor
Operator Mesin
Salesman (3) Staf Keuangan Staf Akuntansi
(25)
Proses bisnis dilakukan dari penempatan bahan baku pada area bahan baku
sesuai dengan jenis bahan baku tersebut. Area-area bahan baku antara lain seperti
area bahan baku karet yang diletakkan di sebelah mesin giling, area bahan baku
pengelasan, area bahan baku logam dengan ukuran panjang, area bahan baku
polyurethane, juga kadang kala diletakkan di dalam kantor. Pembuatan produk
dimulai dengan penentuan operator yang bertanggung jawab terhadap pembuatan
produk tersebut. Operator diberikan desain dan bahan baku sesuai dengan keinginan
pelanggan. Operator lalu memberikan barang jadi kepada supervisor untuk dicek
kualitasnya apakah sudah memenuhi spesifikasi atau belum. Bila belum, maka
dilakukan rework, namun beberapa jenis bahan seperti karet dan polyurethane tidak
dapat dilakukan rework, maka dari itu dijadikan scrap. Bila supervisor menyetujui
hasil kerja dari operator, maka barang jadi dibungkus dengan plastik untuk
perjalanan dekat, sedangkan menggunakan bubble wrap atau kardus untuk barang
jadi berukuran kecil atau destinasi yang jauh. Pengiriman dengan destinasi yang
dekat menggunakan kendaraan motor atau mobil boks sesuai dengan ukuran dan
berat dari produk yang dibuat. Bila destinasi jauh seperti di luar kota, maka
digunakan jasa ekspedisi menggunakan pesawat bila diutamakan cepat sampai atau
kapal untuk menghemat biaya. Departemen yang terkait dalam proses bisnis ini
adalah departemen operasional yang mengatur dan menjalankan proses produksi
serta departemen pemasaran yang melakukan pemesanan bahan baku serta
pengiriman barang jadi kepada pelanggan.
Perencanaan seperti pembelian bahan baku dan pengiriman barang jadi
dilakukan oleh manajer pemasaran. Pengendalian seperti keluar-masuk biaya
dilakukan oleh manajer keuangan dan akuntansi.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
III - 1
Laporan Kerja Praktek III - 2
PT. Cahaya Putra Perkasa
Selain bahan baku dan bahan pembantu, barang jadi juga tidak memiliki
tempat khusus dalam proses penyimpanan. Pada umumnya, barang jadi yang
dihasilkan akan langsung dikirim ke konsumen melalui jasa ekspedisi atau dengan
kurir sendiri, namun tidak menutup kemungkinan barang jadi disimpan sementara
selagi menunggu barang jadi lainnya selesai dibuat. Barang jadi yang telah dibuat
dan menunggu untuk dikirimkan umumnya diletakkan di atas rak bahan pembantu
di atas tumpukan cetakan ataupun di lantai di depan rak cetakan. Barang jadi
memiliki potensi tergores atau kotor bila diletakkan di tempat tersebut. Gambar 3.2
di bawah ini menunjukkan bagaimana barang jadi diletakkan pada area fabrikasi
polyurethane. Dapat dilihat produk berwarna kuning yang diletakkan di atas
tumpukan cetakan dan yang berukuran besar diletakkan di bagian depan rak.
Penanganan Material
yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Pengertian dari masing-masing
aspek tersebut adalah membereskan tempat kerja, menyimpan dengan teratur,
memelihara tempat kerja agar tetap bersih, kebersihan pribadi, dan disiplin terhadap
peraturan dan prosedur yang ada. Terjemahan dari 5S biasa disebut 5R, yaitu
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin.
Rak drum horizontal di atas memiliki dimensi 1,55 x 0,35 x 1,3 meter.
Dimensi tersebut ditentukan berdasarkan ergonomi pekerja agar tidak kesusahan
dalam memuat atau mengeluarkan drum dan mengoperasikan keran drum untuk
mengambil bahan baku. Rak tersebut dapat menampung sebanyak 12 drum yang
dapat menyimpan banyak jenis resin polyurethane.
Penambahan rak juga dibutuhkan untuk mengakomodasi cetakan dengan
jumlah yang banyak dan ukuran dan bentuk yang bervariasi. Rak dapat didesain
agar memiliki ketinggian yang berbeda untuk setiap tingkatnya guna memuat
cetakan dengan ukuran atau ketinggian yang berbeda-beda. Gambar di bawah ini
merupakan usulan rak untuk bahan pembantu.
Selain rak bahan pembantu, rak barang jadi juga diberikan usulan untuk
membuat barang jadi yang siap dikemas dan dikirim. Ukuran rak barang jadi lebih
kecil dibandingkan dengan rak bahan pembantu karena kebutuhan tempat
penyimpanan barang jadi yang lebih sedikit, dikarenakan barang jadi langsung
dikirim ke pelanggan. Gambar di bawah ini merupakan usulan rak barang jadi.
Letak perbedaan antara rak bahan pembantu dengan rak barang jadi adalah
ukuran dan penggunaan pinggiran pada rak. Ukuran rak bahan pembantu,
khususnya cetakan, memiliki ukuran yang besar karena banyaknya varian cetakan
dengan masing-masing bentuk memiliki jumlah lebih dari satu. Tidak adanya
pinggiran padak rak bagian depan memudahkan operator untuk menaruh atau
mengambil cetakan. Pada rak barang jadi, ukuran yang dibutuhkan kecil karena
kebutuhannya yang sedikit. Juga digunakan pinggiran pada setiap sisi rak untuk
mencegah jatuhnya barang jadi ke lantai.
Metode 5S juga dapat digunakan untuk menyusun cetakan-cetakan, antara
lain meletakkan cetakan yang sering dipakai di bagian depan dan cetakan yang
berukuran besar diletakkan di bagian atas. Peletakan cetakan yang demikian
berguna untuk mempermudah pengambilan cetakan, sehingga proses pengambilan
dapat berjalan lebih cepat dan juga lebih aman. Rak dapat diberikan sekat untuk
setiap dudukan cetakan agar cetakan tidak terbentur satu dengan yang lain.
Penggunaan meja kerja dipakai untuk meletakkan bahan pembantu seperti gelas
pengaduk, pengaduk, cat, dan lem. Barang jadi dapat diletakkan pada rak berukuran
kecil yang bersih dan memiliki permukaan yang halus, mengingat frekuensi
penyimpanan barang jadi yang cepat sehingga tidak diperlukan rak yang besar.
IV.1 Kesimpulan
1. PT. Cahaya Putra Perkasa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur yang menghasilkan produk spare part mesin.
Perusahaan ini berdiri dari tahun 1980 dan sudah memiliki dua cabang di
Jakarta dan Tangerang. Kegiatan kerja praktek dilakukan di cabang Jakarta
yang beralamat di Jalan Sahabat Baru No. 6, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
2. Cabang ini memiliki luas 1320 m2 yang termasuk dengan kantor dan
pabrik. Pabrik memiliki mesin yang disusun berdasarkan prosesnya
(process layout). Proses kerja pada pabrik memiliki sistem make-to-stock.
Selain kantor dan pabrik, terdapat fasilitas penunjang seperti parkir motor,
mess pria, dan juga toilet.
3. Jumlah karyawan langsung dan tidak langsung pada perusahaan ini adalah
sekitar 35 orang, sehingga perusahaan ini masuk dalam kategori organisasi
kecil. Terdapat tiga departemen yaitu departemen operasional, departemen
pemasaran, dan departemen keuangan dan akuntansi yang masing-masing
memiliki staf dengan jumlah yang berbeda. Jam kerja pada perusahaan ini
adalah 40 jam dalam seminggu yang terbagi menjadi 7 jam pada hari Senin
- Jum’at dan 5 pada hari Sabtu.
4. Permasalahan yang diangkat adalah masalah dalam penanganan material.
Material yang dimaksud antara lain adalah bahan baku, bahan pembantu,
dan juga barang jadi. Buruknya penanganan material menyebabkan
beberapa dampak antara lain proses pembuatan produk yang lama,
terciptanya scrap, yang pada akhirnya menyebabkan waktu dan biaya
berlebih.
IV - 1
Laporan Kerja Praktek IV - 2
PT. Cahaya Putra Perkasa
IV.2 Saran
Saran untuk permasalahan di atas antara lain menggunakan metode 5S
yang berfokus pada bagaimana memecahkan masalah terutama dari aspek man
power, dan penambahan meja kerja dan rak seperti rak bahan baku, rak bahan
pembantu, dan rak barang jadi untuk meningkatkan kualitas proses penanganan
material, baik itu bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, yang berujung pada
meningkatkan produktivitas pekerja dan kualitas produk.
xi
LAMPIRAN
L-1
Laporan Kerja Praktek L-2
PT. Cahaya Putra Perkasa