Disusun oleh:
Betantio Putra Pradana
NPM: 13 06 0539
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di SKM Oasis PT. Djarum mulai tanggal 3
Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 disusun oleh:
ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas kasih dan karuniaNya sehingga rangkaian Kerja
Praktek di PT Djarum dapat diselesaikan dengan lancar dan penyusan Laporan
Kerja Praktek dapat diselesaikan.
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ada salah satu syarat akademis yang wajib
dipenuhi dalam kuliah Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selain itu,
tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek adalah untuk memperkenalkan mahasiswa
suasana dunia kerja sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Terselesaikannya penyusunan Laporan Kerja Praktek tidak luput dari bantuan dan
motivasi serta partisipasi dari semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
iv
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja
bagi penulis tetapi juga pihak perusahaan dan memperluas pengetahuan dan
wawasan para pembaca.
v
DAFTAR ISI
vi
4.1. Lingkup Pekerjaan .................................................................................... 24
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Pekerjaan ............................................ 26
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan.......................................................... 26
4.4. Hasil Pekerjaan ........................................................................................ 29
4.4.1. Data................................................................................................... 29
4.4.2. Model Simulasi .................................................................................. 30
BAB 5 PENUTUPAN ........................................................................................... 35
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 35
5.2. Saran ........................................................................................................ 35
LAMPIRAN ............................................................................................................. 36
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup
kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan
masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau
pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
1
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada awalnya perusahaan ini hanya dijalankan oleh sekitar 10 orang di Jalan A.
Yani No. 28. Oei Wie Gwan, mantan agen rokok Minak Djinggo di Jakarta ini,
mengawali bisnisnya dengan memasok rokok untuk Dinas Perbekalan Angkatan
Darat. Pada tahun 1955, Djarum mulai memperluas produksi dan pemasarannya.
Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin pelinting dan pengolah
tembakau.
Pada tahun 1969, Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Pada
tahun yang sama, Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang
diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan
pada tanggal 21 April 1970. Saat ini Djarum dipimpin oleh Victor Hartono, yang
merupakan cucu Oei Wie Gwan. Djarum meluncurkan rokok mild bermerek L.A.
Lights pada tanggal 21 April 1999 dan Djarum Black pada tanggal 21 April 2000.
Tahun 2012 Djarum mengeluarkan rokok Djarum Super Mild atau MLD dan Djarum
Black Mild.
Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulu tangkis.
Djarum telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan
Alan Budi Kusuma. Selain itu, sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah
menguasai sebagian besar saham BCA. Untuk Bakti terhadap masyarakat dan
lingkungan, Djarum memiliki lembaga khusus yaitu Djarum Foundation yang
bergerak di bidang pendidikan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
3
Saat ini PT. Djarum sedang membangun Pabrik Terpadu di daerah Gondangmanis
Kecamatan Bae. Pabrik Terpadu tersebut dibangun untuk sentralisasi semua
kegiatan di PT. Djarum.
Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam suatu perusahaan karena
tanpa adanya struktur organisasi, suatu perusahaan tidak akan dapat menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu diperlukan pembentukan struktur
organisasi yang baik yaitu dengan menempatkan orang-orang yang tepat pada
jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga orang-orang
tersebut dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Adapun struktur organisasi yang ada di PT. Djarum OASIS ditunjukkan pada
Gambar 2.1.
4
Manajer
Produksi
Lokasi
Lokasi Gribig
OASIS
Supervisor
Supervisor Supervisor
Personil GS
Staff Material
Staff Staff Pre
Staff PPC Unit Head Unit Head Unit Head Procurement
Administrasi Proses
& Logistic
5
Tugas, wewenang dan jabatan dari struktur organisasi PT. Djarum SKM OASIS
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manajer Produksi
Tugasnya adalah:
a. Melaksanakan kebijakan produksi dalam bidang produksi atau pesanan.
b. Membuat perencanaan pengerjaan produk.
c. Menentukan strategi produksi
d. Menentukan jumlah dan kebutuhan material yang dibutuhkan untuk produksi.
2. Super Intendent
Seorang pengawas dan pemimpin yang berada di atas supervisor tetapi
tingkatannya di bawah manajer.
Tugasnya adalah:
a. Mengawasi kinerja supervisor dan staff yang berada di bawahnya.
b. Memikirkan bagaimana improvement yang baik, sehingga dapat menunjang
produktivitas perusahaan.
c. Menggalang teamwork untuk menciptakan suatu lingkungan dan suasana kerja
yang baik.
d. Membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di lantai produksi.
3. Supervisor
Tanggungjawab utama:
a. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap kepala regu
yang dibawahinya (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung semua
karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya), hal ini termasuk dalam
memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat batas
minimumkemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan mendisiplinkan anak
buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
b. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas (output), kualitas dan
schedule produksi serta tingkat utilisasi mesin produkssi yang telah ditetapkan
dan disepakati bersama.
c. Bertanggung jawab dalam pemenuhan standard kualitas hasil produksi sesuai
dengan tingkat kebutuhan customer & schedule pengiriman hasil produksi sesuai
PPIC schedule.
6
d. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan
lingkungan kerja (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja).
e. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja sama team
yang solid.
f. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya
atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan–tindakan
perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas waktu estimasi penyelesaian
masalah–masalah tersebut secara singkat, padat dan kongkrit.
Wewenang:
a. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan
kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.
b. Wewenang dalam menghentikan dan mengatur pengoperasian mesin– mesin
produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman hasil produksi.
4. Administrasi
Tugasnya adalah:
a. Membuat surat jalan atau delivery order untuk kepentingan Flexsim.
b. Membuat nota tagihan untuk produk yang sudah jadi.
c. Membuat kuitansi untuk pembayaran yang telah lunas.
d. Mengurus administrasi mengenai JAMSOSTEK.
e. Menyalurkan telepon yang masuk ataupun keluar di dalam perusahaan.
f. Mengurus perpajakan yang menyangkut masalah perusahaan.
7. Unit Head
a. Merencanakan kegiatan dan biaya
b. Melaksanakan kegiatan dan biaya
7
c. Mengendalikan kegiatan dan biaya
d. Melakukan improve kegiatan dan biaya
9. Pre-Proses
Menyelenggarakan kegiatan proses produksi material pendukung (Foil, filter, CTP
manis, OPP cutsheet) sesuai kebutuhan proses produksi yang didasarkan rencana
kerja.
10. Foreman
Mempunyai tugas untuk mengkoordinir pekerja bawahannya, mengontrol jalannya
tugas, memberikan pengarahan dan bimbingan kepada para pekerja, menurunkan
reject dari konsumen dan produk yang cacat dalam proses, serta menentukan
sebab-sebab masalah dan merumuskan tindakan perbaikan. Bertanggung jawab
kepada Sub Departemen Produksi.
11. Clerk
Mencatat semua adminisitrasi dalam produksi.
12. Operator
Operator produksi mempunyai wewenang untuk menginformasikan pada pimpinan
kerja apabila terjadi masalah kualitas terhadap barang yang diproduksinya.
Bertanggung jawab dalam pencapaian target produksi. Mengisi laporan produksi,
melaksanakan aktifitas produksi sesuai dengan item part dan jumlah yang telah
ditentukan.
8
2.3. Manajemen Perusahaan
2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas di industri rokok
Indonesia.
b. Misi Perusahaan
Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok.
c. Uraian Visi
Kepimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk yang
berkualitas tinggi secara konsisten dan inovatif untuk memuaskan konsumen.
Penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan dan produk-produk kita.
Manajemen professional yang berdedikasi serta sumber daya manusia yang
kompeten.
d. Nilai Inti
PT. Djarum memiliki 5 nilai-nilai inti dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu
adalah fokus pada pelanggan, profesionlisme, organisasi yang terus belajar, satu
keluarga, dan tanggungjawab sosial. Berikut adalah penjelasan dari nilai-nilai
tersebut:
i. Fokus pada pelanggan
Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu
perusahaan, tanpa ada pelanggan, tanpa ketertarikan pelanggan terhadap produk
yang telah diproduksi perusahan akan mandet. PT Djarum selalu mengutamakan
agar pelanggan selalu puas terhadap produknya, dengan memberikan harga yang
relatif rendah meskipun keuntungan yang dicapai berkurang, hal ini diatasi dengan
peningkatan hasil yang baik dan jumlah penjualan. Selain itu juga PT Djarum
mendengarkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka dengan cara terbaik
yang dapat dilakukan.
ii. Profesionalisme
Profesional dalam membangun perusahaan secara baik, dimulai dengan perekrutan
karyawan-karyawati yang potensial (salah satu elemen vitas bagi kegemilangan
gerak sebuah perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi
9
secara terus menerus seiring tuntutan tersebut, PT Djarum selalu memberikan
respon yang inovatif pada konsumen. Profesional dalam mengimplementasikan
strategi-strategi yang telah dirancang dengan penuh optimis. Dengan
profesionalisme tersebut semuanya dapat tercapai.
10
2.3.2. Ketenagakerjaan
Jumlah karyawan yang ada di PT Djarum saat ini kurang lebih 75000 orang, yang
tersebar pada beberapa departemen yang ada di PT Djarum. Hal-hal yang berkaitan
dengan ketenagakerjaan di PT Djarum Oasis Kudus diatur sebagai berikut:
11
pada hari Sabtu dan Minggu berbeda dengan shift normal. Untuk karyawan non shift
jam kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Hari Senin – Jumat:
Bekerja mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan jam istirahat pukul 12.00 – 13.00
WIB.
2. Hari Sabtu
Bekerja mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB.
3. Hari Minggu
Mesin beroperasi mulai shift 2 pukul 14.00 WIB
iii. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan menyediakan berbagai fasilitas yang berguna untuk kesejahteraan
karyawan. Fasilitas ini disediakan dengan tujuan meningkatkan semangat karyawan.
Berikut adalah fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh perusahaan:
1. Tunjangan hari raya dan tunjangan lainnya
2. Mess untuk karyawan
3. Kantin
4. Mushola
5. Tempat parkir mobil dan sepeda motor
6. Bis untuk antar jemput karyawan
7. Dll
Kesejahteraan karyawan tidak hanya diberikan dalam bentuk material akan tetapi
diberikan juga dalam perhatian perusahaan untuk keselamatan kerja karyawannya.
Hal ini menjadi hal yang sangat diperhatikan karena keselamatan kerja akan
mempengaruhi produktivitas dan citra perusahaan. PT Djarum telah memberikan
perhatian pada keselamatan kerja karyawannya, hal ini dapat dilihat dari
perlengkapan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Perlengkapan
kerja yang diberikan terdiri dari masker, earplug, sarung tangan, safety shoes, safety
helm, dll. Akan tetapi tidak semua karyawan diberi perlengkapan kerja, hanya
karyawan yang memiliki resiko kerja yang tinggi yang mendapatkan. Apabila terjadi
kecelakaan kerja maka akan dilihat dahulu apa penyebabnya dan untuk biaya akan
ditanggung oleh perusahaan.
12
Di PT Djarum juga disediakan obat-obatan dan minuman. Untuk Panelis (master)
diberikan suntikan kesehatan setiap sebulan sekali. Panelis adalah orang yang
bertugas untuk mencicipi rasa rokok dari departemen R&D. Untuk ibu-ibu bagian
tembakau manual diberikan susu sapi agar dapat menetralkan tembakau yang tidak
sengaja terhirup oleh ibu-ibu dan untuk meningkatkan kesehatan. Terdapat juga
dokter perusahaan bagi karyawan yang sedang sakit.
iv. Fasilitas
PT Djarum menyediakan beberapa fasilitas, yaitu:
1. Tempat Olahraga
PT Djarum menyediakan fasilitas lapangan bulutangkis, lapangan voli, lapangan
tenis, lapangan basket, tempat fitness, jogging track, dll.
2. Kendaraan
Untuk level Manajer, Senior Manajer, dan Direktur mendapat fasilitas mobil dinas
dari PT Djarum selama menjabat posisi tersebut.
3. Beasiswa Pendidikan
Untuk karyawan PT Djarum yang sudah berkeluarga mendapat hak beasiswa dari
PT Djarum untuk jenjang SD-SMA bagi anak yang berprestasi.
2.3.3. Pemasaran
Pemasaran produk PT Djarum tidak hanya di dalam negeri akan tetapi sudah
meluas hingga luar negeri. Untuk produk yang dipasarkan di dalam negeri, PT
Djarum telah memiliki distributor yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat
dan bagian tengah. Untuk produk yang dipasarkan di luar negeri, PT Djarum telah
memasarkan ke Malaysia, Singapura, Arab, India, Amerika, dan Eropa. PT Djarum
juga telah memiliki perusahaan di Brasil yang sebagian pekerja adalah orang
Indonesia yang ditugaskan di Brasil. Dalam rangka peningkatan pelayanannya, PT
Djarum telah memiliki cabang di seluruh Indonesia yang cabang kantor
pemasarannya sebagian besar berada di Pulau Jawa.
13
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
14
Tabel 3.1. Tabel Produk yang Dihasilkan PT Djarum
No. Nama Produk Gambar Produk
1 Djarum Super isi 12
3 Djarum Black
15
Tabel 3.2. Tabel Produk yang Dihasilkan PT Djarum (Lanjutan 1)
No. Nama Produk Gambar Produk
4 Djarum Black Menthol
16
Tabel 3.3.Tabel Produk yang Dihasilkan PT Djarum (Lanjutan 2)
No. Nama Produk Gambar Produk
7 LA Lights
8 LA Lights Menthol
Suatu proses produksi melibatkan penggunaan sumber daya. Sumber daya yang
digunakan merupakan modal utama untuk memulai suatu proses produksi. Sumber
daya yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:
17
1. Material
Material meliputi segala jenis bahan bahan yang diproses oleh mesin dan manusia
yang sehingga menjadi produk jadi yang bisa dipakai konsumen.
2. Manusia
Manusia merupakan komponen penting dalam proses produksi. Manusia harus
merencanakan dan juga menjadi elemen pendukung dalam terjadinya proses
produksi karena di PT Djarum bagian QC ini proses produksi hampir semua
dilakukan oleh mesin. Manusia berperan sebagai perencana, operator dan mekanis
dalam proses produksi di QC P.T. Djarum
3. Metode
Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk menginspeksi produk(rokok) baik
secara visual maupun dengan sebuah mesin QTM.
4. Money (modal/dana)
Dana yang dimaksud adalah dana/uang yang akan dikeluarkan untuk membeli
bahan baku, biaya riset, membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak, dll.
5. Mesin
Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Karena di SKM P.T. Djarum ini
proses produksi adalah semi otomatis. Mulai dari pengambilan bulb sampai pada
proses pengiriman filter ke departemen SKM dilakukan oleh mesin (Otomasi).
Bahan baku dalam pembuatan filter terdiri atas acetate tow, hotmelt, triacetine, inner
glue, dan plug wrap. Pada pembuatan filter dihasilkan limbah berupa paper, acetate
18
tow yang terurai, dan filter yang tidak memenuhi spesifikasi. Paper dan acetate tow
yang di-reject tidak dapat digunakan lagi, sedangkan filter yang tidak memenuhi
standar dijual ke pabrik rokok yang kecil. Berikut ini adalah bahan baku dalam
pembuatan filter yang dimaksud:
1. Acetate Tow
Acetate tow berupa serat seperti kapas berwarna putih yang sangat tipis dan tidak
terputus dalam satu gulungan. Acetate tow merupakan bahan baku utama dalam
pembuatan filter rod maupun filter roll. Filter roll merupakan filter yang berbentuk
gulungan. Sedangkan filter rod merupakan filter yang telah dipotong menjadi
batangan. Acetate tow diimpor dari Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
2. Hotmelt
Hotmelt berupa potongan-potongan kecil berukuran kurang lebih 7 mm. Hotmelt
berbentuk kotak dan berwarna kekuningan. Hotmelt digunakan sebagai lem untuk
merekatkan ujung-ujung dari plug wrap.
3. Triacetine
Triacetine berupa larutan putih. Triacetine digunakan untuk mengeraskan dan
mengenyalkan acetate tow.
4. Inner glue
Inner glue berupa larutan yang digunakan sebagai lem untuk merekatkan acetate
tow dengan plug wrap. Innerglue terbuat dari campuran triacetine dan potongan
acetate tow.
5. Plug wrap
Plug wrap merupakan pembungkus filter, berupa kertas berwarna putih. Plug wrap
ini lebih kuat dari paper. Plug wrap ada dua macam, yaitu porous dan non-porous.
19
3.3.4. Cork Tipping Paper (CTP)
Cork Tipping Paper adalah kertas yang digunakan untuk melapisi sambungan antara
batangan rokok (tobacco rod) dengan filter, CTP yang akan digunakan harus
melewati proses pemanisan CTP (pada pre-process).
3.3.7. Lem
Lem digunakan untuk melekatkan paper, kertas CTP, maupun untuk merekatkan
bahan seperti aluminium foil, kertas inner frame, etiket (blank), kertas craft, dan
bandrol. Penggunaan lem dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Lem yang digunakan dalam proses pembuatan sigaret (pada mesin cigarette
maker) meliputi lem cigarette/ side seam, digunakan untuk merekatkan antar dua
paper, dan lem CTP yang digunakan untuk mengelem Cork Tipping.
b. Lem yang digunakan dalam proses pengemasan (pada mesin packer) yaitu lem
8065 yang digunakan untuk mengelem kertas etiket (blank) dan kertas inner
frame.
3.3.8. Tinta
Tinta hanya digunakan dalam pembuatan produk Djarum Super, di mana tinta
digunakan untuk membuat logo pada Paper. Dalam pembuatan rokok batangan,
juga digunakan bahan pembantu suction tape dan garniture tape.
20
hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas sesuai dengan yang
diharapkan, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan biaya yang minimal.
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan
mesin dan peralatan, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas service,
bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya.
PT. Djarum mengatur fasilitas produksinya menggunakan tipe product layout. Tipe
Product Layout merupakan suatu tata letak pabrik yang mempunyai efisiensi yang
tinggi dimana peralatan disusun berdasarkan urutan proses pembuatan produk.
Aliran produksi yang terjadi adalah Flow Shop dimana karakteristik Flow Shop
sebagai berikut:
a. Aliran pemindahan material berlangsung dengan lancar dan sederhana, serta
biaya material handling yang rendah.
b. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.
c. Adanya sistem insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi
guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
d. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal.
e. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.
Setiap bahan baku atau komponen yang masuk dalam lantai produksi PT. Djarum
akan mengalami beberapa perpindahan dari satu proses ke proses yang lain.
Sebagai contoh kertas papir yang menjadi salah satu bahan baku utama rokok.
Ketika tiba dari vendor akan dimasukkan terlebih dahulu ke warehouse dan
kemudian dipindahkan ke departemen pre-proses untuk diproses. Setiap
perpindahan yang terjadi pasti memerlukan suatu usaha perpindahan material atau
penanganan material (material handling).
21
secara manual juga dilakukan oleh operator pengepakan manual. Operator tanpa
bantuan alat khusus, memasukkan ball ke dalam dus box.
b. Hand truck
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam
jumlah yang banyak.
22
c. Roller conveyor
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
d. Pallet
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
e. Pallet Jack
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu
departemen ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk
mengatur ketinggian penampang pallet jack.
23
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
Ruang kerja penulis berada di bagian sudut kanan bawah yang juga difungsikan
sebagai ruang meeting terbuka. Jam kerja pada SKM Oasis yaitu pukul 07.00 hingga
16.00 WIB untuk hari Senin sampai Jumat dan untuk hari Sabtu jam kerja dimulai
pukul 07.00 hingga jam 12.00 WIB.
Pada pelaksanaan kerja praktek penulis diberi tugas oleh Bapak Edwin Purwanto
selaku Pembimbing Lapangan untuk melakukan pengamatan pada proses End of
24
line hingga Shipping untuk kemudian di simulasikan dengan software simulasi Flexsim untuk mengetahui tingkat efektif dan
efisien dari proses End of line hingga Flexsim yang dalam jangka panjang akan digunakan PT Djarum untuk melakukan proses
otomasi.
25
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Pekerjaan
Pada pelaksanaan kerja praktek di PT Djarum penulis ditempatkan pada bagian
Secondary Engineering di SKM Oasis. Penulis diberikan tugas untuk melakukan
pengamatan pada End of line hingga Shipping yang kemudian akan di
simulasikan dengan menggunakan software simulasi Flexsim untuk diukur tingkat
efektif dan efisiennya. Tugas yang diberikan pembimbing lapangan ini
merupakan tugas tim sehingga penulis bekerja dalam tim yang berisi 4 orang.
Demi keperluan penulisan laporan maka penulis akan membahas pada proses
transport dari stasiun kerja Boxer menuju ke Warehouse finished good. Tugas
yang diberikan kepada penulis ini adalah membantu PT Djarum yang akan
melakukan proses otomasi pada bagian End of Line hingga Shipping.
Berikut ini adalah wewenang yang diberikan perusahaan kepada penulis selama
pelaksanaan kerja praktek :
a. Penulis diperbolehkan menggunakan ruangan Secondary Engineering untuk
pengerjaan tugas.
b. Penulis diperbolehkan untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data
pada proses End of line hingga Flexsim dan menyimpan data yang diperoleh
untuk diolah untuk keperluan kerja praktek.
c. Penulis diperbolehkan bertanya kepada penanggungjawab yang berada di
lapangan untuk keperluan data.
d. Penulis diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas seperti koneksi internet
laptop kantor dan software Flexsim berlisensi untuk pengerjaan tugas.
26
Mulai
Melakukan
pengamatan
Menentukan
parameter
penelitian
Melakukan
pengambilan data
Menentukan jenis
Distribusi dari data
yang diperoleh
Membuat Model
Simulasi
TIDAK
Verifikasi Model
YA
Melakukan Analisis
hasil simulasi
Membuat skenario
Membuat
kesimpulan dan
saran
Selesai
27
a. Melakukan pengamatan
Langkah pertama dalam melakukan penelitian yaitu penulis melakukan
pengamatan terlebih dahulu untuk mengenal kondisi lapangan. Pada saat
pengamatan pertama penulis didampingi oleh Pembimbing Lapangan yang
menjelaskan tentang gambaran umum dari proses kerja pada bagian End of
line hingga proses Flexsim.
b. Menentukan parameter penelitian
Setelah melakukan pengamatan penulis berdiskusi dengan Pembimbing
Lapangan untuk menentukan parameter apa saja yang akan diukur guna
untuk membuat simulasi.
c. Melakukan pengambilan data
Setelah menentukan parameter-parameter yang akan diukur, penulis
melakukan pengambilan data pada bagian transport dari proses Boxer menuju
ke Warehouse finished good. Data yang diambil hanya untuk 4 produk yang
dipilih penulis secara acak.
d. Membuat Model Simulasi
Setelah selesai mengambil data penulis melakukan tabulasi data. Data yang
didapatkan ini selanjutkan akan digunakan untuk membuat model Simulasi
pada bagian transport dari proses Boxer menuju ke Warehouse finished good
dengan bantuan Software Simulasi Flexsim 2016.
e. Verifikasi Model Simulasi
Langkah selanjutnya adalah tahap verifikasi model Simulasi dengan kondisi
sebenarnya di lapangan. Pada tahap verifikasi ini penulis menggunakan
acuan satuan waktu untuk transport dari proses Boxer menuju ke Warehouse
finished good.
f. Melakukan Analisis Hasil Simulasi
Setelah model simulasi sudah di verifikasi selanjutnya adalah menganalisis
hasil simulasi untuk mengetahui presentase utilitas dari Forklift yang bertugas
mengangkut finished goods dan nilai input dari Warehouse finished goods.
g. Membuat Skenario
Dari hasil simulasi kemudian penulis membuat skenario berdasarkan dari
model simulasi awal. Kemudian dari hasil skenario ini dibandingkan dengan
hasil simulasi kondisi awal yang kemudian dapat digunakan untuk
memberikan usulan bagi perusahaan.
28
h. Membuat kesimpulan dan saran
Dari hasil model simulasi dapat digunakan untuk menentukan titik kritis dari
aliran produksi untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai usulan perbaikan
dan dasar untuk melakukan proses otomasi.
29
Tabel 4.4. Data per Produk
Produk Dimensi Pallet Dimensi Box Jumlah
(cm) (cm) Box/Pallet
Produk 1 39.6 X 37.5 X 51.4 120 X 100 X 14.5 24
Produk 2 45 X 40 X 56 120 X 100 X 14.5 24
Produk 3 39 X 33.2 X 38 154.5 X 113.5 X 27
14
Produk 4 38.4 x 27.5 x 51.3 154.5 X 113.5 X 27
14
Untuk mengukur data jarak tempuh yang dilewati Material Handling penulis
dibantu dari pihak perusahaan dengan diberikan Gambar Tata Letak dari End
Line dengan skala 1:1. Dalam melakukan pengukuran jarak langsung penulis
menemui kendala yaitu tidak adanya alat ukur untuk mengukur tempuh Material
Handling langsung di lapangan sehingga penulis menggunakan pendekatan
pengukuran dengan menggunakan Gambar Tata Letak dari End Line.
30
Gambar 4.4. Model Simulasi Keseluruhan
Pada model simulasi diatas terdapat 3 stasiun kerja Boxer yang beroperasi Box
yang sudah selesai akan diangkut menuju ke Warehouse finished good dengan
menggunakan 1 Forklift yang sama dengan spesifikasi yang sudah disesuaikan
dengan data yang sudah diambil.
Pada kondisi nyata pemindahan finished good, Forklift hanya dapat mengangkat
1 pallet untuk sekali angkut sehingga proses pemindahan harus dilakukan
berulang kali. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari penanggungjawab di
Warehouse finished good terdapat prioritas pengambilan finished good yaitu
pertama adalah melihat line penyimpanan produk yang kosong. Prioritas
berikutnya adalah untuk memenuhi 1 line penyimpanan terlebih dahulu untuk tiap
produk kemudian beralih kepada produk yang lain. Prioritas yang selanjutnya
adalah jika jumlah finished good pada storage sementara pada stasiun kerja
Boxer sudah memenuhi kapasitas akan dipindahkan terlebih dahulu. Tetapi pada
pengamatan langsung yang dilakukan penulis prioritas pemindahan finished
good tidak selalu bergantung pada prioritas diatas melainkan keputusan
memindahkan finished good tersebut akan dikembalikan lagi kepada Pengemudi
Forklift selaku pelaksana tugas yang dilakukan secara acak (random).
Dari kondisi diatas penulis membuat model simulasi baru untuk memudahkan
dalam penulisan laporan karena keterbatasan penulis untuk mengakses file
simulasi saat pelaksanaan kerja praktek yang hanya dapat dibuka dengan
komputer kantor dan lisensi resmi. Model simulasi baru yang dibuat penulis ini
hanya simulasi untuk transport dari Boxer ke Warehouse finished goods yang
31
sudah disesuaikan dengan model aslinya. Berikut adalah model yang sudah
dibuat oleh penulis :
32
Gambar 4.6. Hasil Simulasi Awal
Dari hasil simulasi awal diatas didapatkan presentase utilitas untuk Transporter
adalah 9,5% dengan kondisi simulasi dijalankan selama 1 shift kerja (8 jam)
dengan nilai input pada Queue 4 yang merupakan Warehouse finished goods
adalah 30 pallet.
Dari kondisi awal tersebut penulis membuat skenario dengan membuat standart
baku untuk pengambilan finished goods dari Boxer yaitu dengan
mempertimbangkan kondisi dari tempat penyimpanan sementara pada stasiun
kerja Boxer. Berikut ini merupakan model skenario dari model simulasi awal :
33
Berdasarkan model skenario diatas pada setiap stasiun kerja Boxer ditetapkan
kondisi untuk Queue yang merupakan tempat penyimpanan sementara dengan
nilai Batch sama dengan 5 yang berarti Transporter yang merupakan Forklift
akan mulai memindahkan finished goods dari stasiun kerja Boxer menuju
Warehouse finished goods ketika tempat penyimpanan sementara pada stasiun
kerja Boxer sudah terdapat 5 pallet finished goods. Penentuan nilai Batch sama
dengan 5 ini berdasarkan kondisi nyata di lapangan dimana area untuk
penyimpaman sememtara pada stasiun kerja Boxer yang terbatas. Berikut ini
adalah hasil simulasi dari skenario model simulasi yang telah dibuat penulis:
Selain itu penulis juga memberikan usulan agar pada lantai produk End Line
ditambahkan area untuk penyimpanan sementara pada stasiun kerja Boxer. Area
penyimpanan sementara ini juga diharapkan dapat membantu operator Forklift
untuk mengetahui jumlah pallet finished goods yang siap diangkut dengan
mempertimbangkan kondisi yang sudah dibuat pada model simulasi skenario
sebelumnya.
34
BAB 5
PENUTUPAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil simulasi maka dapat ditarik kesimpulan jika model simulasi pada
proses transport dari storage sementara pada stasiun kerja Boxer menuju ke
Warehouse finished good belum dapat disesuaikan dengan kondisi nyata di
lapangan karena pada pengamatan langsung penulis di lapangan prioritas
pemindahan finished good tidak berdasarkan prioritas yang telah disebutkan
pada bab sebelumnya, karena keputusan pemindahan finished good ini akan
kembali lagi kepada Pengemudi Forklift yang berperan sebagai pelaksana tugas.
Pada model skenario yang dibuat penulis dengan pertimbangan pemindahan
finished good dari stasiun kerja Boxer menuju Warehouse finished good
berdasarkan kondisi dari tempat penyimpanan sementara pada stasiun kerja
Boxer harus menunggu hingga jumlah pallet finished good yang disimpan
berjumlah 5 pallet baru dapat dipindahkan oleh Forklift ke Warehouse finished
good didapatkan presentase utilitas Forklift meningkat dari 9,5% menjadi 10%
dengan nilai input pada Warehouse finished good tetap dengan nilai 30 pallet.
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada PT Djarum adalah untuk prioritas
pemindahan finished good dari stasiun kerja Boxer menuju ke Warehouse
finished good harus memiliki standart baku seperti yang sudah dibuat penulis
pada model skenario yaitu dengan mempertimbang kondisi tempat penyimpanan
sementara pada stasiun kerja Boxer sehingga kondisi yang tidak terduga seperti
keputusan pemindahan oleh pengemudi Forklift yang bersifat acak (random)
dapat diminimalisir. Selain itu saran dari penulis adalah agar pada lantai produksi
End Line dibuat area penyimpanan sementara yang diharapkan dapat membantu
operator Forkilift untuk menentukan Finished good mana yang akan dipindahkan
ke Warehouse finished good terlebih dahulu berdasarkan model skenario yang
suidah dibuat penulis.
35
LAMPIRAN
36
37