Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

TROBEL ACCUMULATOR(PIN MAGNET)


PADA MESIN TENUN AIR JET LOOM(AJL)

SRI AGUSTINA
1083/ 0020391714
MEKATRONIKA XIII

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
SMK NEGERI 3 SEKAYU
JL.TERMINAL RANDIK KEL.KAYUARA SEKAYU.KAB.MUSI
BANYUASIN
E-Mail: smk3modelsekayu@gmail.com
TAHUN 2020/2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI(PRAKERIN)
SISTEM ELEKTRIK PADA MESIN TENUN
TROBEL ACCUMULATOR(PIN MAGNET)
PADA MESIN TENUN AIR JET LOOM(AJL)
PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX)
Sukoharjo-Solo
(24 September - 28 November)

Disusun oleh :
Sri Agustina
NIS/NISN : 1083 / 0020391714

Sukoharjo,28 November 2020


Menyetujui,
Guru Pembimbing, Pembimbing DU/DI

Widodo Rachmadi, S. Pd. T. Bagus Bambang Wibowo,SE., MBA

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Sekayu Kaprog Teknik Mekatronika

Susnila, S.Pd., M.M. Muhammad Apriyanto, A.Md


NIP 19721101 200012 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
denganpertolongan-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Industriyang berjudul”Trouble Accumulator(Pin Magnet) Pada Mesin Tenun
Air Jet Loom(AJL)”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis
alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya
dengan baik.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang
telah membantu dalam mengerjakan proyek ilmiah ini, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas limpahan nikmat dan hidayah-Nya.
2. Orang tua yang selaluh mendo’akan yang terbaik.
3. Staf General PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX)
4. Muhammad Anas S. Pd. T dan Widodo Rachmadi, S. Pd.T serta para guru
SMK Negeri 3 Sekayu.
5. Bagus Bambang Wibowo,SE., MBA selaku pembimbing Praktek Kerja
Industri yang memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan
6. Semua pihak terkait yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan baik materi maupun semangat. Semoga kebaikan
kalian menjadi amal ibadah.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
Laporan Praktek Kerja Industri ini.Kami juga menyadari bahwa dalam
penyusunan Laporan Praktek Kerja Industriini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangsempurnaan, maka kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak,
akan penulis terima dengan senang hati untuk kesempurnaan Laporan Praktek
Kerja Industri ini Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada
masyarakat dari hasil Laporan Praktek Kerja Industri ini.

iii
Karena itu penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Industriini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, penulis akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu penulis harapkan hal
ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga Laporan Praktek Kerja Industri yang kami buat ini dapat membuat
kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Sukoharjo,28 November 2020


Penulis

Sri Agustina

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMANPENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
BAB I PENDAHULU.........................................................................................vii
1.1 Latar Belakang......................................................................................vii
1.2 Tujuan...................................................................................................viii
1.3 Manfaat.................................................................................................viii
BAB II PROFIL PERUSAHAAN..................................................................................2
2.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan..................................................2
2.2 Visi dan Misi...........................................................................................5
2.3 Kebijakan Mutu.......................................................................................5
2.4 Trilogi Sritex..........................................................................................5
2.5 Tridarna Sritex.......................................................................................6
2.6 Bentuk Stuktur Organisasi.....................................................................6
2.7 Uraian Tugas..........................................................................................6
BAB III ISI.........................................................................................................15
3.1 Mesin Tenun..............................................................................................15
3.2 Bagian-Bagian Mesin Tenun.................................................................... 17
3.3 Otomatis Berhenti Pakan Putus…………………….…………….……...21
3.4 Water Jet Loom........................................................................................22
3.5 Rafier Room.........................................................................................................22
3.6 Projectie Loom..........................................................................................23
3.7 Jacquard System.......................................................................................23
3.8 Pembahasan..............................................................................................24
BAB IV PENUTUP.............................................................................................27

v
4.1 Kesimpulan................................................................................................27
4.2 Saran...........................................................................................................27
LAMPIRAN GAMBAR
Daftar Pustaka
Gambar 2.1 Office Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX)..........................2
Gambar 2.2 Inovation Center PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX).....................2
Gambar 3.1 Mesin Rifa.......................................................................................15
Gambar 3.2 Mesin Gendongan............................................................................16
Gambar 3.3 Alat Tenun.......................................................................................16
Gambar 3.4 Mesin Jacquard................................................................................17
Gambar 3.8 Yarn Feeder(Accumulator)..............................................................25

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan komunikasi sangat pesat. Adanya


perkembangan tersebut menjadi sebab dibutukan tenaga terampil dan ahli
dalam bidang-bidang tersebut yang terkait dangan penggunaan teknologi.
Selain satu upaya penyiapan tenaga terampil tersebut dapat dilakukan oleh
lembaga pendidikan yang berkerja sama dengan pihak industri.
SMK Negeri 3 Model Sekayu merupakan lembaga pendidikan yang
siap mencetak tenaga terampil dan ahli dalam bidang teknik elektro.
Sesuai dengan kurikulum yang dijalankan dengan tetap mengantisipasi
kebutuhan dunia industri maka SMK Negeri 3 Model Sekayu melakukan
program yang bias manjambatani kerangka ilmu teori di bangku sekolah
dengan kondisi di dunia industri. Langkah ini diambil dengan maksud agar
siswa lulus mampu dan siap memasuki dunia industri yang sebenarnya.
Salah satu program wajib yang diselanggarakan adalah praktik kerja
industri (PKL).
Terkait dengan program Praktik Kerja Industri tersebut maka penulis
memilih PT. SriTex.Tbk Sukoharjo sebagai tempat melaksanakan PKL.
Pemilihanan tempat praktik kerja industri di PT. SriTex.Tbk Sukoharjo
didasarkan pada pertimbangan bahwa PT. SriTex.Tbk Sukoharjo
merupakan industri Tekstil terbesar di Asia Tenggara yang memiliki
banyak mesin-mesin tekstil yang canggih meliputi berbagai jenis model
dan sistem kelistrikan yang lumayan canggih.
Mengingat keterbatasan waktu PKL maka penulis memilih sistem
kelistrikan arus searah atau DC pada mesin tenun AJL. Menurut penulis ini
merupakan suatu yang menarik untuk dipelajari sehingga penulis berharap
setelai selesai PKL memberikan wawasan keilmuan terkait perkembangan
teknologi mesin tenun sistem Air Jet Loom (AJL).

vii
1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Pratik Kerja Industri (PKL) yang
dilakukan yaitu untuk melengkapi pengatahuan teori dan pratik
yang telah diperoleh siswa dari bangku sekolah. PKL ini juga
ditunjukan untuk memberikan gambaran nyata dan
membiasakan siswa dengan suasana maupun linkungan kerja
dan kondisi yang ada di dunia industri.
2. Tujuan khusus
Pratik kerja Industri yang dilakukan di PT. SriTex.Tbk
Sukoharjo
1. Mempelajari sistem kelistrikan pada mesin tenun AJL.
2. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan pada mesin AJL.
1.3.Manfaat
1. Memperoleh pengatahuan yang nyata tentang kondisi industri,
pelaksanaan tugas dan peralatan yang digunakan dalam industri.
2. Meperoleh kemampuan dan keterampilan teknik yang sesuai dengan
bidang masing-masing.
3. Mendapat pengalaman tentang dunia industri.
4. Menambah wawasan ilmu pengatahuan dan teknologi yang dimiliki.
5. Meningkatkan profesionalisme siswa dalam bidangnya.
6. Meningkatkan kerjasama dan jaringan dalam pengadaan sumber
daya manusia (SDM) yang siap pakai maupun jaringan imformasi
paska pelaksanaan PKL.
7. Mengetahui Prinsip kerja kelistrikan pada mesin tenun Model Air
Jet Loom.

viii
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan

Gambar 2.1 Office Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk


Gambar 2.1 Office Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX)

Gambar 2.2 Inovation Center PT Sri Rejeki Isman Tbk

PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. (SRITEX) merupakan suatu badan usaha
berbadan hukum yang bergerak dalam bidang industri tekstil yang meliputi proses
pemintalan (spinning), pertenunan (weaving), pencelupan (dyeing),
penyempurnaan (finishing), pengecapan (printing), dan garment sampai
pemasaran. Produk dari SRITEX ini di eksport ke luar negeri dan untuk
kebutuhan pasar dalam negeri. Adapun data diperoleh dari Company profile PT.

2
Sri Rejeki Isman Tbk di Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun 1966
SRITEX bermula dari usaha dagang bersama dengan nama UD. Sri
Rejeki yang berlokasi di komplek pertokoan Pasar Klewer Solo dengan
kegiatan usaha yang berupa perdagangan tekstil.
2. Pada tahun 1968
Selain melakukan perdagangan tekstil, UD Sri Rejeki juga melakukan
work order berupa kain kelantang (bleched fabric) dan kain celupan (dyed
fabric) kepada perusahaan industri sebagai sumber pasokan. Dengan
semakin mantap dan berkembang luasnya pasaran produk tersebut, maka
secara bertahap UD. Sri Rejeki memperluas kegiatan perdagangan dengan
bertindak sebagai produsen, dimana investasi permesinan dilakukan secara
bertahap pula. Dimana investasi permesinan yang diperlukan berlokasi di
Jalan Baturono no. 81 A, Solo.
3. Pada tahun 1974-1978
Untuk lebih memantapkan langkah usaha maka diupayakan status
yang lebih menjamin perusahaan, pada tanggal 30 Agustus 1974
mendaftarkan pada Dinas Perindustrian Propinsi Jawa Tengah.Pada tanggal
21 Mei 1977, UD. Sri Rejeki mendapatkan ijin dari pemerintah, untuk
melanjutkan usahanya. Semenjak itu, UD.Sri Rejeki secara bertahap terus
menambah mesin-mesin dan perlengkapan lainnya. UD. Sri Rejeki diubah
menjadi Pabrik Tekstil Sri Rejeki, karena ada perubahan dalam susunan
permodalan maka diubah menjadi PT. Sri Rejeki Isman dengan surat
keputusan Menteri kehakiman No : C2-1830-TR01 tahun 1978.
Penambahan nama Isman ini diambil dari nama pemilik perusahaan yaitu
Ismanto. Adapun pabrik kain ini sudah meliputi unit Printing, Weaving dan
Finishing.
4. Pada tahun 1982
Pada tahun ini tepatnya tanggal 17 Maret mulai direalisasikan proyek
perluasan pabrik dengan status permodalan Penanaman Modal Dalam
Negeri. Karena lokasi di jl. Baturono no. 81 A tidak lagi diijinkan untuk
usaha industri karena terletak di tengahtengah pemukiman penduduk

3
sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan polusi bagi lingkungan sekitar.
Dengan surat Keputusan ketua Badan Penanaman Modal Pusat
No.79/I/PMDN/1982 tertanggal 8 mei 1982, maka perluasan proyek dapat
dilaksanakan di Jetis Sukoharjo. Di lokasi yang baruini sekaligus
menampung mesin yang baru dan lama.
5. Pada tahun 1985
Pada tahun 1985 untuk mendapatkan nilai tambah, maka unitrotary
printing machine ditingkatkan menjadi Printing Fabrics.
6. Pada tahun 1987
Pada tahun 1987 dilakukan penambahan dua buah Head Strentre
(pelebaran kain dan pengeringan), selain itu juga dilakukan perluasan pabrik
dari penambahan mesin garment menjadi 100 mesin.
7. Pada tahun 1988
Diadakan lagi penambahan dua buah Printing Machine dan
Presprinting Machine. Dengan adanya penambahan pada mesinmesin
tersebut menjadikan PT. Sri Rejeki Isman sebagai "Textile Intergrate
Industry” dengan minimal mempunyai 30.000 mata pintal dan 1 unit Rotary
Printing Machine.
8. Pada tahun 1991
Pada tahun ini, pabrik benar-benar terintegrasi mulai dari proses
pemintalan benang sampai menjadi pakaian jadi. Pada tanggal 2 Maret 1992
Presiden Soeharto meresmikan beberapa industri besar di Indonesia yang
dipusatkan di SRITEX. Sampai saat ini SRITEX telah memiliki empat anak
perusahaan yaitu PT. Sri Wahana Adikarya, PT. Johartex, PT. Srimas, dan
PT. Jogjatex yang tergabung dalam Sritex Group.
9. Pada tahun 2013
PT Sri Rejeki Isman Tbk resmi mencatatkan saham perdananya
(dengan kode SRIL) di Bursa Efek Indonesia.
10. Pada tahun 2017
a. Peresmian perluasan pabrik baru PT. Sri Rejeki Isman Tbk oleh
Presiden Republik Indonesia pada 21 April 2017.

4
b. Best Liability Management – Asset Asian Award 2016 oleh Triple A.
the Best Awards, Forbes Indonesia.
c. Rank-1 Untuk Textile and Garment Group – Economic Review.
d. Rank A Untuk Best GCG 2016 – Economic Review.
e. Top Ten Blue sebagai salah perusahaan terbaik oleh Bursa Efek
Indonesia (IDX) –2016.
f. Best Enterprise Achievers 2016 untuk Kategori Local Giants -
Obsession Media Group.

2.2 Visi dan Misi


Visi
Menjadi produsen tekstil dan garmen terbesar, bereputasi paling baik dan
paling terpercaya.
Misi
 Menghasilkan produk – produk paling inovatif sesuai dengan
keperluan dan kebutuhan pelanggan.
 Menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan dan
pertumbuhan untuk kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
 Menyediakan dan memelihara lingkungan pekerjaan yang kondusif
bagi seluruh karyawan.
 Memberikan kontribusi dan peningkatan nilai bagi masyarakat.
2.3 Kebijakan mutu
Sritex Group adalah Perusaan Tekstil Terpadu yang menghasilkan Produk:
1. Sesuai dengan persyaratan pelanggan.
2. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
3. Menyerahkan produk tepat waktu..
4. Selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
2.4 Trilogi Sritex
1. Perusahaan adalah sawah ladang kita bersama.
2. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
3. Kita terikat sebagai anggota keluarga besar Sritex yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan.

5
2.5 Tri Dharma Sritex
1. Melu Handarbeni ( ikut merasa memiliki).
2. Melu Hangrungkepi ( ikut bertanggung jawab).
3. Mulat Sariro Hangroso wani ( mawas diri).
2.6 Bentuk struktur organisasi
Strukturorganisasi yang ada di PT Sri Rejeki Isman Tbk tepatnya di
departemen weaving 4 adalah struktur organisasi dalam lingkup kecil. Struktur
organisasi departemen weaving 4 dapat dilihat pada gambar

2.7 Uraian tugas


 MANAGER
Ringkasan Tugas Jabatan
1. Mengatur pelaksanaan produksi yang sudah di rencanakan oleh General
Manager yang meliputi sebagai berikut :
a. Mengendalikan pemakaian bahan baku, bahan langsung lainnya, bahan
pembantu dan suku cadang, spare part untuk tercapainya harga pokok yang
minimal.

6
b. Mengendalikan mutu bahan baku, bahan langsung lainnya, bahan
pembantu bahan dalam proses dan barang jadi untuk meminimalkan waste,
kesalahan proses/kegagalan proses dalam rangka mencapai target kwalitas
yang telah ditentukan.
c. Mengendalikan flaow proses bahan baku, bahan dalam proses dan bahan
jadi untuk meningkatkan effisiensi produksi.
2. Mengatur kegiatan pemeliharaan peralatan dan mesin produksi untuk
mempertinggi live of time mesindan mengurangi mesin berhenti karena
rusak.
3. Mengatur pelaksanaan administrasi produksi
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Wewenang
a. Berwenang melimpahkan sebagian tugas kepada bawahannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Berwenang menandatangani dokumen, surat-surat yang
berhubungandengan produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Berwenang menilai, menyampaikan usul promosi, degradasi dan alih
tugas bawahannya sesuai tingkat Kepala Regu.
d. Berwenang menyampaikan usul kepada General Manager produksi untuk
penyempurnaan system kerja dan kemampuan peralatan mesin untuk
meningkatkan kwalitas dan kwantitas produksi.
2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin dan tata tertib perusahaan
diseluruh unit yang dipimpinnya.
b. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, dengan kewajiban
mentransfer ilmu dan keahlian minimal sampai tingkat kepala regu.
c. Bertanggung jawab atas tercapainya jadwal, target kwantitas dan kwalitas
produksi.
d. Pengetahuan terhadap pekerjaan :
- Mengetahui perkembangan teknologi tekstil dari pembuatan serat
sampai garment.

7
- Menguasai klasifikasi mutu bahan baku benang tekstil dan prosuk
tekstil.
- Berpengetahuan dasar-dasar perdagangan kapas, serat buatan,
chemical dyestuff, auxiliaries, dan bahan pembantu lainnya dan
produk tekstil.
- Mengetahui seluk beluk operasi, pemeliharaan dan keseimbangan
mesin-mesin produksi dan mesin-mesin utilities minimal yang berada
di bawah devisinya.
- Mengetahui system dan prosedur administrasi yang berlaku di
perusahaan.
- Mampu berbahasa asing minimal Bahasa inggris secara aktif.
 SECTION HEAD
1. Mengawasi pelaksanaan proses produksi, mulai dari bahan baku awal
sampai menjadi barang jadi.
2. Mengawasi pemakaian bahan baku, pemakaian packing material dan
bahan pembantu lainnya dengan meminimalkan waste dan kegagalan
proses.
3. Menjaga dan mengawasi agar mutu bahan baku dalam proses dan mutu
barang jadi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Menjaga dan mengawasi kelancaran dan keseimbangan proses yang
meliputi :
a. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, dengan menekan
absensi, peningkatan disiplin dan tata tertib.
b. Konsistensi dalam menerapkan metode kerja dan keselamatan kerja.
c. Mengefektifkan pengoperasian peralatan dan mesin-mesin yang ada.
d. Menjaga kebersihan peralatan, mesin dan lingkungan kerja.
5. Mengawasi pembuatan laporan produksi yang meliputi laporan absensi
pemakaian bahan baku, hasil produksi dan jam berhenti (stoppage) tiap-
tiap mesin.
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Wewenang

8
- Berwenang melimpahkan sebagian tugas kepada bawahannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
- Berwenang menandatangani dokumen, surat-surat yang berhubungan
dengan produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Berwenang menilai, menyampaikan usul promosi, degradasi dan alih
tugas bawahannya sesuai tingkat Kepala Regu.
- Berwenang menilai dan menetapkan usul promosi, degradasi dan alih
tugas operator.
- Berwenang mengajukan usul kepada Manager dibidang pelaksanaan
produksi.
2. Tanggung Jawab
- Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin dan tata tertib perusahaan
diseluruh unit yang dipimpinnya.
- Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, dengan kewajiban
mentransfer ilmu dan keahlian minimal sampai tingkat kepala regu.
- Bertanggung jawab atas terkendalinya pemakaian bahan baku,
packing material dan bahan pembantu lainnya.
- Bertanggung jawab atas pengoperasian peralatan dan mesin untuk
mencapai target kwalitas produksi dan kwantitas produksi.
- Bertanggung jawab atas rahasia perusahaan khususnya dibidang
teknologi produksi.
 INCHARGE
Ringkasan Tugas Jabatan
Membantu kepala seksi dalam hal pekerjaan sebagai berikut :
- Mengawasi pelaksanaan proses produksi, mulai dari bahan baku awal
sampai menjadi barang jadi.
- Mengawasi pemakaian bahan baku, pemakaian packing material dan
bahan pembantu lainnya dengan meminimalkan waste dan kegagalan
proses.
- Menjaga dan mengawasi agar mutu bahan baku dalam proses dan mutu
barang jadi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

9
- Menjaga dan mengawasi kelancaran dan keseimbangan proses yang
meliputi :
a. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, dengan menekan
absensi, peningkatan disiplin dan tata tertib.
b. Konsistensi dalam menerapkan metode kerja dan keselamatan kerja.
c. Mengefektifkan pengoperasian peralatan dan mesin-mesin yang ada.
d. Menjaga kebersihan peralatan, mesin dan lingkungan kerja.
- Mengawasi pembuatan laporan produksi yang meliputi laporan absensi
pemakaian bahan baku, hasil produksi dan jam berhenti (stoppage) tiap-
tiap mesin.

Wewenang dan Tanggung Jawab


1. Wewenang
a. Berwenang melimpahkan sebagian tugas kepada bawahannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Berwenang menandatangani dokumen, surat-surat yang berhubungan
dengan produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Berwenang menilai, menyampaikan usul promosi, degradasi dan alih
tugas bawahannya sesuai tingkat Kepala Regu.
d. Berwenang menilai dan menetapkan usul promosi, degradasi dan alih
tugas operator.
e. Berwenang mengajukan usul kepada Kepala Seksi dibidang
pelaksanaan produksi.
2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin dan tata tertib perusahaan
diseluruh unit yang dipimpinnya.
b. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, dengan kewajiban
mentransfer ilmu dan keahlian minimal sampai tingkat kepala regu.
c. Bertanggung jawab atas terkendalinya pemakaian bahan baku,
packing material dan bahan pembantu lainnya.
d. Bertanggung jawab atas pengoperasian peralatan dan mesin untuk
mencapai target kwalitas produksi dan kwantitas produksi.

10
e. Bertanggung jawab atas rahasia perusahaan khususnya dibidang
teknologi produksi.
 SUPERVISOR PRODUKSI
Rangkaian Tugas Jabatan
1. Mengawasi pelaksanaan proses produksi, mulai dari bahan baku awal
sampai menjadi barang jadi.
2. Mengawasi pemakaian bahan baku, pemakaian packing material dan
bahan pembantu lainnya dengan meminimalkan waste dan kegagalan
proses.
3. Menjaga dan mengawasi agar mutu bahan baku dalam proses dan mutu
barang jadi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Menjaga dan mengawasi kelancaran dan keseimbangan proses yang
meliputi :
a. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, dengan menekan
absensi, peningkatan disiplin dan tata tertib.
b. Konsistensi dalam menerapkan metode kerja dan keselamatan kerja.
c. Mengefektifkan pengoperasian peralatan dan mesin-mesin yang ada.
d. Menjaga kebersihan peralatan, mesin dan lingkungan kerja.
e. Mengawasi pembuatan laporan produksi yang meliputi laporan absensi
pemakaian bahan baku, hasil produksi dan jam berhenti (stoppage) tiap-
tiap mesin.
Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Wewenang
a. Berwenang melimpahkan sebagian tugas kepada bawahannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Berwenang menandatangani dokumen, surat-surat yang berhubungan
dengan produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Berwenang menilai dan menetapkan usul promosi, degradasi dan alih
tugas operator.
d. Berwenang mengajukan usul kepada Kepala Seksi dibidang
pelaksanaan produksi sampai produk jadi.
2. Tanggung Jawab

11
a. Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin dan tata tertib perusahaan
diseluruh unit yang dipimpinnya.
b. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, dengan kewajiban
mentransfer ilmu dan keahlian sampai tingkat Operator
c. Bertanggung jawab atas pemakaian bahan baku dan bahan pembantu
lainnya.
d. Bertanggung jawab atas pengoperasian peralatan dan mesin untuk
mencapai target kwalitas produksi dan kwantitas produksi.
e. Bertanggung jawab atas rahasia perusahaan khususnya dibidang
teknologi produksi.
 KEPALA MAINTENANCE
Rangkaian Tugas Jabatan
1. Menyusun rencana pemeliharaan peralatan dan mesin produksi yang
meliputi preventive maintenance, overhoule dan perbaikan peralatan
mesin yang rusak.
2. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan mesin untuk menjaga
kelancaran proses produksi, mengurangi peralatan dan mesin berhenti
(stoppage) karena rusak (break down), menjaga konsistensi kwalitas dan
memperpanjang umur peralatan dan mesin.
3. Mengajuka rencana kebutuhan spare part, suku cadang,pelumas dan
bahan pembantu lainnya. Untuk keperluan pemeliharaan peralatan dan
mesin serta menjaga dan mengawasi pemakaian spare part, suku cadang,
pelumas dan bahan pembantu lainnya.
4. Mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia, dengan menekan
absensi, peningkatan disiplin dan tata tertib serta konsistensi dalam
menerapkan metode kerja dan keselamatan kerja.
5. Mengatur pembuatan laporan, analisis dan evaluasi pemeliharaan mesin
produksi yang meliputi absensi, pemakaian spare part, suku cadang,
pelumas dan bahan pembantu lainnya.

Wewenang dan Tanggung Jawab


1. Wewenang

12
a. Berwenang melimpahkan sebagian tugas kepada bawahannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Berwenang menandatangani dokumen, surat-surat yang berhubungan
dengan produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Berwenang menilai, menyampaikan usul promosi, degradasi dan alih
tugas bawahannya sesuai tingkat Kepala Regu.
d. Berwenang menilai dan menetapkan usul promosi, degradasi dan alih
tugas operator.
e. Berwenang mengajukan usul kepada Manager dibidang pemeliharaan
peralatan dan mesin produksi.

2. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas tegaknya disiplin dan tata tertib perusahaan
diseluruh unit yang dipimpinnya.
b. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, dengan kewajiban
mentransfer ilmu dan keahlian minimal sampai tingkat kepala regu.
c. Bertanggung jawab atas pemakaian spare part, suku cadang, dan
bahan pembantu lainnya untuk pemeliharaan mesin.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian peralatan dan
mesin (berkurangnya break down maintenance) untuk pencapaian
target kwalitas dan kwantitas produksi.
e. Berwenang mengajukan usul kepada Manager dibidang pemeliharaan
peralatan dan mesin produksi.

 KEPALA REGU
Tugas dan wewenangnya adaalah :
1. Koordinasi team per regu yang dipimpinya.
2. Bertangung jawab kepada kepala shift atas seluruh proes produksi.
3. Menjaga sarana dan prasarana disetiap bagian masing-masing.

 OPERATOR
Tugas dan wewenangnya adalah :

13
1. Bertangung jawab kepada kepala regu produksi atas pemantauan proses
produksi untuk membantu menjaga kualitas produk sebelum diterima
konsumen.
2. Memberikan sarana apakah proses produksi dapat dianjutkan atau tidak.

14
BAB III
ISI
3.1. Mesin Tenun

Gambar 3.1 Mesin Rifa


Alat Tenun Alat tenun adalah alat atau mesin untuk menenun benang
menjadi tekstil (kain). Alat tenun terdiri dari alat tenun tradisional, alat tenun
bukan mesin yang dipakai untuk menenun dengan tangan manusia, serta alat
tenun mesin yang dilengkapi motor penggerak. Menurut ukurannya, alat tenun
tradisional dan alat tenun bukan mesin yang berukuran kecil dipakai untuk
menenun sambil duduk, sementara alat tenun berukuran besar digunakan untuk
menenun sambil berdiri. Orang Mesir kuno dan orang Cina kuno sudah mengenal
alat tenun bukan mesin sejak 4000 SM. Sedangkan Atm(Alat Tenun Mesin) cara
kerjanya sudah tidak manual lagi. Alat ini mengunakan mesin dalam proses
pertenunan kain.
Mesin weaving atau mesin penenunan adalah salah satu mesin untuk
membantu proses dalam tekstil dengan bahan benang lusi dan benang pakan
untuk menghasilkan kain mentah. Fungsi dasar baik mesin weaving atau alat
tenun tradisional adalah sebagai tempat memasang benang-benang lungsin atau
lusi agar benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsin atau lusi
untuk dijadikan kain. Mekanisme dan bentuk alat tenun dapat berbeda-beda,
namun fungsi dasarnya sama sebagai penenun benang menjadi kain. Proses tenun
diawali dari mempersiapkan benang dalam tahap persiapan hingga terbentuk
anyaman benang kemudian masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin
weaving. Industri tekstil sekarang sudah modern, yang menggunakan berbagai

15
macam teknologi pada mesin weaving.
Untuk alat tenun tradisional, terdapat beberapa jenis alat tenun yang dipergunakan
di Indonesia, yaitu :
1. Alat tenun Gedogan, pada bagian ujung dipasang pada pohon atau tiang
rumah atau pada suatu bentangan papan dengan konstruksi tertentu sedangkan
untuk bagian ujung lainnya diikatkan pada badan penenun yang duduk di
lantai.

Gambar 3.2. Mesin Gedongan


2. ATBM (Alat tenun bukan mesin), yang digerakkan dengan injakan kaki untuk
mengatur naik turunnya benang lungsi pada waktu masuk keluarnya benang
pakan, dipergunakan sambil duduk di kursi.

Gambar 3.3.Alat Tenun

16
3. ATBM Dobby , dobby adalah alat tambahan mekanis yang berada di atas
ATBM dan berfungsi mengontrol penganyaman benang pada perkakas tenun
lain, sehingga membentuk motif-motif sesuai dengan pola yang diinginkan.

Gambar 3.4.Mesin Jacguard


3.2. Bagian-bagian Mesin Tenun
Mesin tenun terdapat banyak jenisnya diantaranya mesin tenun Shuttle,
mesin tenun AJL (Air Jet Loom), mesin tenun WJL (Water Jet Loom) dan masih
banyak lagi. Mesin tersebut perbedaannya hanya pada penggerak dan peluncuran
pakannya saja. Pada dasarnya gerakan pokok dan bagian pokok pada mesin sama
saja.
Bagian pembentukan mulut lusi bagian ini antara lain terdiri dari:
 Gun. Alat pembawa dan pengatur benang lusi agar dapat membentuk mulut
lusi yang sesuai dengan rencana anyaman umumnya dibuat dari kawat/plat
tipis ditengah nya dibuat lubang untuk mencucukan benang lusi yang disebut
mata gun.
 Rangka Gun. Tempat/kedudukan dimana gun dipasangkan. Dibuat dari
kayu/logam ringan misalnya aluminium.
 Alat Penggerak Gun. Alat yang kerjanya menarik rangka gun
keatas/kebawah agar benang-benang lusi yang dicucukan pada gun dapat
membentuk mulut lusi.

17
Macam-macam nya:
 Rol kerekan dan eksentrik dalam
 eksentrik luar
 dobby
 jacquard
2. Bagian Puluncur Pakan
Pada peluncuran pakan ini tujuannya untuk meletakkan benang pakan ke
dalam mulut lusi.
Bagian-bagian ini antara lain terdiri dari:
 Teropong. Alat pembawa palet pada waktu terjadi peluncur benang pakan
menembus mulut lusi,bentuk dan besarnya teropong harus sedemikian rupa
sehingga menembus mulut lusi dengan baik. Dibuat dari bahan ringan tapi
kuat.
 Peralatan Pukulan. Terjadi pada alat tenun yang teropongnya tidak langsung
digerakkan oleh tangan yang termasuk peralatan ini adalah picker dan stang
penarik tali picker.
 Pemukul/picker bila menggunakan teropong
 Batang peluncur
 Hembusan angin/semprotan air di mesin tenun air jet loom dan water jet loom.
3. Bagian Pengetekan.
Pada pengetekan ini bertujuan untuk merapatkan benang-benang pakan
yang berada dalam mulut lusi ke dekat benang-benang pakan yang telah terdahulu
teranyam dengan benang lusinya hingga berbentuk anyaman.
Bagian-bagian ini antara lain terdiri dari:
 Sisir Tenun. Alat untuk merapatkan benang pakan agar benang-benang lusi
yang dicucukan ke dalam sisir tidak dapat keluar/bergeser dari lubangnya
macam sisir ditentukan oleh nomer dan lebarnya.
 Alat Penggerak. Untuk merapatkan benang pakan yang baru diluncurkan ke
pada benang sebelumnya.
4.Bagian Penggulungan Kain.

18
Pengulungan kain ini bertujuan untuk menggulung kain setiap
saat,sehinggah setiap pengetekan kaian maju kedepan untuk seterusnya digulung
pada lilitan dan menggulung kain sedikit demi sedikit sesuai dengan anyaman
yang terjadi.
Bagian penggulung kain antara lain:
 Rol Penggulung Kain. Sebuah batang yang panjang dan bulat yang
digunakan untuk menggulung kain padaa alat tenun.
 Penggerak Gulungan Kain.
5. Bagian Penguluran Lusi
Penguluran lusi ini bertujuan untuk mengatur lusi dan lalatan
lusi.Penguluran lusi diatur sedemikian,sehingga panjang penguluran lusi selalu
sesuai dengan panjang lain yang digulung,sehingga diperoleh keseimbangan
dengan tegangan lusi yang tetap.

Pengaturan penguluran benang lusi dilaksanakan dengan:


 Pengereman. Alat pengatur penguluran lusi yang bekerja secara pasif dan
dilaksanakan dengan tali,rantai,ban,balok dan sebagainya.
 Regulator Lusi. Sistem ini dibagi lagi menjadi regulator lusi negatif dan
regulator lusi positif.

MACAM-MACAM MESIN TENUN


AIR JET LOOM
Mesin tenun ini terus dikembangkan karena mempunyai kecepatan tinggi,
mudah pengoperasiannya. Sistem peluncuran benang pakan di mesin ini
menggunakan angin bertekanan (air jet) sebagai media pembawanya. Angin dari
kompresor di saring kebersihannya, kemudian masuk pengatur tekanan angin
(regulator), terus disalurkan melalui main nozzle bersama benang pakan, sehingga
benang pakan dapat menyisip kemulut lusi dari ujung kiri ke ujung kanan kain.
Angin yang ada tidak ditembakkan secara terus-menerus, tetapi diatur secara
elektronik valve saat terjadi penyisipan benang pakannya.
Besar kecilnya tekanan angin diatur sesuai ketentuan agar didapat suatu

19
keseimbangan antara benang pakan sampai keujung kain, tetapi tidak merusak
atau memutuskan benang pakan tersebut. Besar kecilnya tekanan angin tergantung
dari beberapa hal seperti :
 Benang pakan semakin besar, semakin tinggi kebutuhan tekanan angin.
 Kecepatan mesin (rpm) semakin tinggi, semakin tinggi kebutuhan tekanan
angin.
 Kain semakin lebar, semakin tinggi kebutuhan tekanan angin.
 Semakin tinggi daya tarik mulur benang pakan, semakin tinggi pula kebutuhan
tekanan anginnya.
Pengaturan sudut pembukaan semakin pendek, tekanan angin semakin besar.
Keterangan gambar 10 :
A. Cones benang
B. Feeder drum
C. Pin feeder drum
D. Main nozzle
E. Gunting pemotong benang pakan.
F. Sub nozzle
G. Sisir
H. Solenoid valve
I. Sensor pendeteksi benang pakan sampai kepinggir kain
J. Sensor pendeteksi benang pakan terlalu panjang
K. Selang angin
Cara kerja peluncuran benang pakan :
Benang pakan masuk lubang di Feeder drum sebagai pengatur panjang
benang pakan selebar kain dan penyuap ke Main nozzle. Di main nozzle benang
diberi tekanan angin agar dapat terbawa dan menyisip ke mulut lusi sampai ujung
kain. Bentuk sisir yang seperti selokan memanjang serta sub nozzle sebagai
pembantu main nozzle, membuat benang pakan stabil ketika menyisip ke mulut
lusi. Tekanan angin yang diberikan ke main nozzle dan sub nozzle diatur
tekanannya sesuai kebutuhan dengan regulator angin. Dalam 1 (satu) gerakan
pokok mesin tenun, di main nozzle dan sub nozzle angin membuka dan menutup

20
bergantian diatur komputer melalui solenoid valve.
Untuk panjang benang yang dibutuhkan dalam selebar kain diatur oleh
feeder drum. 1 (satu) lebar kain sama dengan 3 (tiga) putaran di feeder drum.
Setelah 3 (tiga) putaran, pin feeder drum akan membuka melepas benang pakan
tersebut. Selain itu pula feeder drum berfungsi sebagai pengatur tegangan benang
sebelum disisipkan ke mulut lusi. Rumus mencari diameter feeder drum untuk
panjang benang pakan selebar kain adalah :
Diameter feeder drum = x 1,03 mm
Pengaturan pengaktifan pembukaan tekanan angin pada peluncuran pakan dalam 1
(satu) gerakan pokok mesin tenun diatur :
1. Pin feeder drum : 80°-200°
2. Main nozzle : 90°-190°
3. Grup sub nozzle I : 110°-190°
4. Grup sub nozzle II : 140°-220°
5. Grup sub nozzle III : 170°-240°
6. Grup sub nozzle IV : 170°-240°
Standar tersebut sudah bisa menjalankankan mesin, namun setelah melihat
jenis kain, cacat pakan, penghematan energi dan lain-lain, penyetelan dapat diberi
variasi (timing variation).
Benang pakan dipastikan sampai keujung kain oleh sensor pendeteksi
pertama, jadi apabila benang tidak sampai, maka mesin akan otomatis berhenti.
Benang apabila terlalu panjang melebihi yang ditentukan, akan terdeteksi oleh
sensor kedua, dan mesin akan otomatis berhenti pula. Sensor yang ada sangat
sensitif dan bekerja pada sudut 200°-300° dalam 1 (satu) gerakan pokok mesin
tenun.
3.3.Otomatis Berhenti Pakan Putus (weft stop motion)
Otomatis berhenti pakan putus di mesin menggunakan sensor cahaya,
apabila ada benang pakan lewat didepannya, maka akan memberi masukan ke
komputer. Komputer akan memproses apakah mesin berhenti atau tetap jalan.
Sensor yang dipasang ada 2 (dua) buah, yaitu: :
A. Sensor feeler H1
Sensor ini diatur bekerja pada sudut interval 200°-290° dalam (1) satu

21
gerakan pokok. Di sudut itu benang pakan akan sampai diujung kain paling jauh.
Sensor akan memastikan benang pakan selalu mencapai ujung kain dan
menghentikan mesin apabila tidak sampai.
B. Sensor feeler H2
Sensor ini di diatur bekerja pada sudut interval 200°-300° dalam 1 (satu)
gerakan pokok. Sensor akan memastikan benang pakan tidak melewati batas yang
diinginkan dan menghentikan mesin apabila ada yang melewati sensor.
Otomatis Berhenti Lusi Putus (warp stop motion)
Otomatis stop lusi putus pada mesin menggunakan dropper dan batang
tembaga. Tiap benang lusi dimasukan dalam lubang dropper, dan apabila ada
benang lusi putus, maka dropper jatuh dan menyentuh batang tembaga. Dengan
sentuhan itu akan memberi masukan ke komputer untuk menghentikan mesin
tenun.
3.4.WATER JET LOOM
Mesin tenun ini digunakan untuk benang-benang filament, karena benang
filament mempunyai stretch yang tinggi, walaupun di paksakan di air jet bisa di
jalankan, tetapi akan merusak peralatan yang ada karena bersifat sangat tajam dan
menggores. Dengan water jet akan mampu mengantar benang dengan sempurna,
karena tekanan air lebih kuat dari tekanan udara.
Cara kerjanya, air dipompa dan di atur tekanannya dengan regulator untuk
ditembakkan melalui nozzle untuk membawa benang pakan. Solenoid valve akan
membuka tembakan air sesuai sudut interval penyisipan benang pakan mesin air
jet loom. Sedangkan di water jet loom tidak memakai sub noozle karena tekanan
air yang ditembakan sudah cukup kuat membawa benang pakan.
Sisir yang dipakai adalah flat reed seperti mesin teropong tidak seperti Air
Jet loom yang berbentuk profile.Otomatis berhenti pakan putus(weft stop motion)
hampir sama dengan air jet loom.Otomatis berhenti lusi putus(warp stop motion)
air jet loom tidak memakai otomatis stop(dropper).Karena benang filament sangat
kuat sehingga jarang sekali putus shedding motion tergantung kebutuhan,biasanya
positif cam atau dobby.
3.5.RAPIER LOOM
Rapier loom banyak digunakan sampai saat ini, mesin ini sangat cocok

22
untuk menyisipkan benang-benang yang berat. Rapier loom ada 2 macam :
1. Sistem tongkat
Disini menggunakan benang pakan dibawa ujung tongkat dan diberikan
atau disampaikan ke tongkat kedua kemudian setelah sampai di ujung, benang
pakan akan dilepaskan dari tongkat kemudian baru mengalami pengetekan.
2. Sistem rapier flexible
Disini sama saja, hanya tongkat diganti sabuk atau rantai yang flexsible
sehingga mesin tenun tidak terlalu lebar seperti rapier tongkat yang membutuhkan
tempat yang lebar dan tidak nyaman untuk produksi kain tenun yang lebar untuk
sistem seperti take up,let off dan lainnya sama dengan yang lain,sedangkan sistem
otomatis pakan putus mirip dengan mesin shuttle.
3.6.PROJECTILE LOOM
Cara kerja mesin ini dengan cara menjepitkan benang pakan ke projectile
dan ditembakkan ke ujung kain kemudian penjepit dilepaskan, benang mengalami
pengetekan dan projectile
Kembali melalui jalan bawah untuk dipakai lagi kelebihannya sangat
cocok untuk benag-benang berat dan memproduksi kain yang lebar. Untuk sistem
seperti take up, let off dan lainnya sama dengan yang lain, sedangkan sistem
otomatis pakan putus mirip dengan mesin shuttle.
3.7.JACQUARD SYSTEM
Jacquard adalah sistem pembuat mulut lusi yang paling banyak variasi
anyamannya. Hal tersebut karena lusi naik-turun bergerak secara individu,
sehingga tidak banyak pengulangan seperti sistem dobby apalagi cam variasi
dobby maksimal rata-rata 18 heald frame,sedangkan jacquard bisa 300 lebih baru
pengulangan.
Kelebihan jacquard :
1. Masing-masing lusi dapat naik turun secara independent, sehinga bisa
mwndapatkan corak anyaman yang lebih rumit (rapor panjang dan tidak bisa
dikerjakan dobby).
2. Dapat digunakan untuk macam-macam tenunan selain tenun biasa seperti handuk,
taplak, korden dll.

23
3. Tipe benang, anyaman, warna mudah di variasi dan dikombinasikan di mesin,
terutama yang sistem computer.Tension lusi lebih merata daripada dengan dobby,
karena tebal heald framenya sama.
Klasifikasi mesin jacquard:
1.Inggris Pitch : tentang ukuran 100 s/d 600 needles
2.Ordinary jacquard :single lift,centre shed jacquard,double lift.

Prinsif gerakan Jacquard:


Gerakan dari mesin digunakan menggerakkan lever naik-turun dengan
fulcrum. Ketika turun hook akan bebas, apabila needle ujungnya masuk lubang
kartu, maka hook akan terbawa maju karena terkait lubang needle, sehingga ketika
lever naik kembali, ujung hook akan mengait grief dan hook akan terbawa naik.
Hook naik otomatis harness naik untuk menaikkan benang lusi juga. Bila tidak
masuk lubang kartu, needle tidak terdorong, sehingga harness bebas dan tidak
mengangkat lusi.
Mesin jacquard modern menggunakan solenoid magnet sebagai penarik
needle, sehingga kecepatan, pengaturan design lebih mudah lagi. Tidak perlu
membuat lubang-lubang kartu, cukup membuat design dikomputer dan
memasukkan data mesin, kemudian mesin jacquard bekerja sesuai intruksi yang
diperintahkan.
Hasil design juga bisa langsung dicoba dan dilihat dimesin tenun, karena tidak
membutuhkan waktu yang lama.

3.8.PEMBAHASAN
Perbaikan Trouble Accumulator Mati Pada Mesin Tenun Air Jet Loom(AJL)
Alat ini digunakan pada semua mesin tenun modern,fungsi dari yarn
feeder(accumulator) ini adalah:
 Menjaga tegangan benang pakan agar rata ketika penyisipan ke mulut
lusi,dengan tegangan yang ada benang dapat digunting untuk penyimpan
benang selanjutnya.
 Mengatur panjang benang yang dibutuhkan dalam selebar kain.

24
 Mengatur variasi tembakan benang warna.
Pengaturan kecepatan,variasi warna dilakukan dengan cara memberi
input ke komputer,kemudian komputer akan memberi perintah ke yarn
feeder sesuai dengan yang kita inginkan.Meskipun setiap mesin tenun
mempunyai yarn feeder berbeda-beda bentuk,tetapi fungsi dan
kegunaannya sama saja.

Gambar 3.8 Yarn Feeder(Accumulator)

3.7.1.Alat dan Bahan


 Alat
1.Obeng
2.Tang
3.Kunci L
4.Avometer
 Bahan
1.Sekring 5A
2.Isolasi
3.7.2.Perbaikan
 Cek arus listriknya,matikan dahulu MCB pada panel Air Jet Loom(AJL).
 Lalu bongkar accumulator dalam posisi mati(tidak ada tegangan listrik).

25
 Lepas penutup accumulator.
 Lepas Pin Magnet,Prewinder, Cpu,sama control ACC nya(yang ada di
panel kecil).
 Ganti komponen(IC) pada CPU Acc.
 Pasang kembali Pin Magnet,Prewinder,Cpu,sama control Acc tersebut.
 Lalu cek satu persatu berfungsi atau tidak terutama pada Pin Magnet.
 Tutup kembali petunutup Acc tersebut.
 Naikan kembali MCB pada panel Air Jet Loom(AJL).
 Nyalakan Accumulat

26
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Setelah melakukan praktik kerja industri di PT Sri Rejeki Isman
Tbk.(SRITEX) Sukoharjo,Solo.Penulis mendapatkan beberapa kesimpulan,yaitu:
1.PT Sri Rejeki Isman Tbk.(SRITEX) Sukoharjo,Solo merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang Tekstil dan Garment yang memiliki fasilitas yang
mendukung standar internasional.
2.Air Jet Loom(AJL) merupakan jenis mesin yang mempunyai kecepatan
ketinggian dan mudah pengoperasiannya,yang sistem peluncuran benang pakan di
mesin menggunakan angin bertekanan(air jet) sebagai pembawanya.
3.Bagian-bagian utama yang mengatur sudut pembuka pada mesin tenun air jet
loom(AJL) yaitu:cumes benang,feeder drum,pin feeder drum,main nozzle,gunting
pemotong benang pakan,sub nozzle,sisir,selenoid valve,sensor pendeteksi benang
pakan sampai ke pinggir kain,sensor pendeteksi benang pakan terlalu
panjang,selang angin.
4.Accumulator Air Jet Loom(AJL) merupakan bagian paling berpengaruh yang
berfungsi menjaga tegangan benang,mengatur panjang benang,mengatur variasi
tembakan benang warna.
5.Prinsip peluncuran benang pakan menggunakan udara bertekanan(Compressor).

4.2 SARAN
1.Perlu peningkatan efektifitas kerja industri dengan banyak melakukan praktik
langsung untuk membantu penanganan troble mesin tenun.
2.Perlu adanya modul atau model dari perangkat-perangkat elektronika di mesin
tenun yang ditransformasikan ke sekolah sebagai bentuk pengayaan materi
produktif yang aplikatif.
3.Para pembaca hendaknya memberi saran yang bersifat membangun supaya bisa
lebih meluruskan informasi ini.
4.Kiranya informasi ini bisa menjadi sumber informasih yang bermutu untuk
meperluas pengetahuan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan., Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia., Jakarta, 2004.

Zain,Amir,dkk, Teknologi Perajutan, institut Teknologi Tekstil, Bandung.,1975

Noerati,dkk., Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Profersi Guru (PLPG)


Teknologi Tekstil,Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 2013.

Poerba, Hartono., Utilitas Bangunan, Djambatan, Jakarta, 1995

Mardiyanto, U.(2011). Mengidentifikasi Serat Tekstil. Karanganyar.

Sugiarto. 1978. Teknologi Tekstil. Bandung; Pradnya Parawita

Badan Pusat Statistik. (2017,08,17). Bps. Diambil Kembali dari BPS:


https://www.bps.go.id/subject/8/ekspor-impor.htmI#subjekViewTab6

Ali Baba (2018.4.19) Ali Baba. Data Mesin diambil dari Ali Baba :
Circular Knitting Machines – Buy Circular Knitting Machines.Interlock
Knitting Machinesf.Double Jersey Machine Product on Alibaba.com.htm

28
LAMPIRAN

Gambar 1.Pembongkaran dan Perbaikan Accumulator AJL


Memperbaiki Accumulator pada mesin Air Jet Loom(AJL),Kesalahan disini yaitu
pin magnet nya tidak berfungsi dengan baik.

Gambar 2.Perbaikan Sisir dan Penaikan Beam Baru


Mengganti sisir yang cacat dengan yang baru pada mesin air jet loom.

29
Gambar 3.Accumulator Zhengzou
Memeperbaiki sensor pada accumulator mesin zhengzou supaya benang pakan
tidak putus terus menerus.

Gambar 4.Pembongkaran dan Perbaikan Mesin Rifa


Memperbaiki pengetekan ada mesin rifa.

30
Gambar 5.Penggntian Rapier pada Mesin Rifa
Mengganti rafier yang sudah tajam pada mesin rifa supaya benang pakan tidak
putus.

Gambar 6.Plat body dengan Cutter Mesin Rifa


Mengatur posisi plat body dengan cutter supaya pinggiran kain rapi dan tidak
terjadi cacat kain.

31
Gambar 7.Perbaikan Rangkain Cpu di panel Zhengzou
Mengganti IC pada rangkaian Cpu di panel zhengzou supaya snsor dapat
berfungsi dengan baik

Gambar 8.Memasang Tuck in di Mesin Zhengzou


Memasang serta mengukur tack in yang sudah di rakit pada mesin zhengzou.

32
Gambar 9.Perakitan Tuck in Mesin Zhengzou
Merakit tack in yang akan di gunakan pada mesin zhengzou,mengukur cara
pemasangan cutter agar tidak terjadi cacat kain.

Gambar 10.Perbaikan Tombol Imergenci Zhengzou


Mengganti rangkain tombol imergenci yang lama dengan baru.

33
Gambar 11.Pengecekan Kotak Kontaktor Mesin Suttle
Pengecekan kontak kontraktor mesin suttle,apakah kontraktor ada yang lepas
atau tidak.

Gambar 12.Pengukuran Rpm Mesin Suttle menggunakan Tachomete


Melakukan pengukuran Rpm setiap pagi pada mesin suttle.

34
Gambar 13.Pemberian Materi oleh Pembimbing PKl
Pembekalan materi sebelum bekerja supaya tidak terjadi kesalahan saat bekerja
pembekalan dilakukan oleh pak suyadi.

Gambar 14.Foto Bersama Pembimbing PKL


Foto bersama pembimbing pkl di dapertemen senag kharisma II.

35
Gambar 15.Foto Bersama Mekanik Scoring Zhengzou

36

Anda mungkin juga menyukai