OLEH:
ALAM COKROWASISTO
NIM 160531511001
Penguji 1,
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pendidikan Vokasi,
Pembimbing Industri,
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1. Sejarah Singkat dan Profil PLTH Bayu Baru Pandansimo . ............. 6
2.2. Struktur Organisasi . ......................................................................... 9
2.3. Job Description Karyawan . .............................................................. 10
2.4. Alur (Proses Produksi, Pelayanan Jasa) . .......................................... 12
2.5. Alat dan Teknologi . .......................................................................... 16
2.6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja . .................................................. 26
4.1.Kesimpulan ....................................................................................... 31
4.2. Saran ................................................................................................. 31
Ketua PLTH
Iwan Fahmiharja, A.Md
Sekretaris / Bendahara Wakil
Arif Nofiyanto Jefri Dwi Haryanto
Pada gambar 2.3 diatas siklus kerja pada PLTH yaitu menghasilkan
listrik dari panel dan kincir yang mana hasil produksi disimpan dalam satu
tempat. Jadi pada gambar 2.3 dijelaskan bahwa sumber energi listrik yang
diperoleh dari panas matahari serta angin yang diolah melalui sel surya serta
kincir angin. Listrik yang diperoleh masing-masing, dikontrol dengan sistem
kontrol, kemudian disimpan dalam baterai. Jika listrik akan digunakan, arus
akan dialirkan pada inverter, kemudian baru disalurkan ke pengguna.
b. Kincir angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang mampu memanfaatkan
kekuatan angin untuk dirubah menjadi kekuatan mekanik. Dari proses
itu memberikan kemudahan berbagai kegiatan manusia yang
memerlukan tenaga yang besar seperti memompa air untuk
mengairi sawah atau menggiling biji-bijian. Kincir angin modern
adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik,
disebut juga dengan turbin angin. Gambar 2.6 dibawah adalah salah
satu kincir angin yang terdapat pada PLTH Bayu Baru yang
berkapasitas 1KW / 240 V.
c. Inverter
Energi yang dihasilkan pada turbin berupa tegangan AC
kemudian diubah menjadi DC dan dikendalikan oleh sistem kontrol
untuk disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC.
Untuk dapat digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan
inverter untuk mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50 Hz
seperti listrik jaringan PLN di Indonesia. Inverter pada PLTH Bayu
Baru ada 2 jenis yaitu sistem 48 V / 3,5 KW berjumlah 3 unit yang
terlihat pada gambar 2.7 dan 240 V / 15 KW berjumlah 1 unit yang
terlihat pada gambar 2.8.
g. Anemometer
Anemometer merupakan seperangkat alat untuk mengukur
kecepatan angin. Anemometer PLTH Bayu Baru mengukur kecepatan
dan arah angin yang kemudian ditampikan ke layar monitor
(gambar 2.14) secara wireless. Pada PLTH Bayu Baru, Anemometer
dipasang diatas kantor dan pada menara setinggi 50 m. Pada gambar
2.13 adalah anemometer yang ada di PLTH Bayu Baru yang
diturunkan untuk dilakukan perawatan.
h. Workshop
PLTH Pantai Baru mempunyai WORKSHOP (Gambar 2.15)
yang berfungsi sebagai:
1) Fasilitas penunjang untuk perbaikan komponen-komponen
Sistem PLTH
2) Sarana transfer ilmu mengenai EBT kepada masyarakat
3) Wadah bagi kalangan akademisi untuk melakukan kerja
praktik maupun penelitian
1) Bengkel Elektrik
2) Bengkel Mekanik
3) Bengkel Komposit
3.2. EVALUASI
3.2.1. Panel Surya Sistem 48 V
Panel surya merupakan pengubah energi matahari menjadi energi
listrik. Sel surya photovoltaic merupakan suatu alat yang dapat
mengubah energi sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik.
Pada asasnya sel tersebut merupakan suatu dioda semikonduktor yang
bekerja menurut suatu proses khusus yang dinamakan proses tidak
seimbang. Seperti yang sudah disinggung pada bab 2, panel surya pada
PLTH Bayu Baru Pantai Baru Pandansimo terbagi dalam 2 sistem yaitu
adalah sistem 48 V dan 240 V. Sistem 48 V terdiri dari 48 panel surya
yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menghasilkan tegangan 48 V
yang disimpan dalam baterai yang sudah dirancang dengan sistem 48 V.
Panel surya PLTH Bayu Baru mempunyai spesifikasi daya maksimum
per unit sebesar 100WP, tegangan sebesar 17,24 V dan arus sebesar
5,82 A .Penampakannya seperti yang terlihat pada gambar 3.4 dibawah.
Gambar 3.4 Panel surya 100WP
Sumber : PLTH Bayu baru
P=VxI Ket.
P = 220 x 2 P = Daya (Watt)
P = 440 Watt V= Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere
Jadi dalam 1 grup memiliki daya total 4.400 watt atau 4,4 kW.
Selain ketiga grup diatas ada lagi beban yang harus disuplai, yaitu
Kantor yang memiliki MCB sebesar 4A yang artinya daya maksimal
kantor adalah 880 Watt dengan perhitungan:
P=VxI Ket.
P = 220 x 4 P = Daya (Watt)
P = 880 Watt V= Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
PANEL SURYA
4000
3500
3000
Daya 2500
2000
1500 PANEL SURYA
1000
500
0
12.00
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Waktu
Pada grafik 3.1 dapat dilihat bahwa baterai mulai mengisi dari jam
07.00 sampai jam 14.00 kemudian turun. Hal ini dikarenakan matahari
mulai panas dari jam 07.00 dan terus naik sampai puncaknya jam 14.00
kemudian turun secara perlahan sejalan dengan sore hari.
1000
800
200
0
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Waktu
Grafik 3.2 merupakan daya yang masuk ke inverter dari baterai.
Dapat dilihat bahwa dari pagi hingga sore grafiknya cukup stabil. Hal
ini menunjukkan bahwa kapasitas baterai masih belum habis. Hanya
saja di grup tengah waktu pagi hari daya yang masuk lebih rendah dari
siang hari karena kapasitas baterai berkurang akibat baterai yang tidak
mengisi.
1000
800
200
0
06.00
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Waktu
Pada grafik 3.3 daya yang digunakan dari pagi hingga sore stabil
karena penggunaan beban yang berupa warung kuliner tidak ada
kenaikan atau penurunan yang begitu signifikan. Sama seperti grafik
3.2. grup timur tidak ada data yang ditampilkan karena memakai sistem
240 V pada hari saat data ini diambil.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Setelah selesai melaksanakan praktik industri dari tangal 14 Mei 2018
sampai dengan 07 Juli 2018 dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1 Energi yang dihasilkan Sel Surya tidak sama setiap waktunya, hal ini
tergantung pada intensitas cahaya matahari,
2 Pada daerah Pantai Baru mendapatkan panas matahari yang intensif
setiap hari.
3 Pada siang hari tegangan lebih didominasi oleh tenaga surya daripada
tenaga angin, karena pada siang hari intensitas cahaya yang ada tinggi
sedangkan angin tidak terlalu berhembus. Sedangkan pada malam hari
daya yang dihasilkan lebih didominasi oleh tenaga angin karena tidak ada
cahaya matahari.
4.2. SARAN
1 Perawatan alat-alat seperti panel, kincir dilakukan secara berkala agar
diperoleh barang inventaris yang terawat.
2 Lebih mengutamakan K3 dalam setiap pekerjaan agar meminimalisir
setiap kecelakaan kerja yang terjadi.
3 Melakukan inventarisasi setiap tahun agar mengetahui rincian barang dan
kerusakan di PLTH Bayu Baru.
4 Lebih sering dilakukan perawatan karena tingkat kelembaban yang tinggi
dan mengandung air laut yang ganas terhadap peralatan logam.
5 Perlu ditingkatkan peralatan penunjang yang lebih canggih agar
meningkatkan produktifitas pekerja sehingga menyelesaikan tugas lebih
cepat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tarmizi. 2017. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Menggunakan
Photovoltaic (PV) Sistem 48 Volt di PLTH Bayu Baru Pandansimo Bantul
D.I. Yogyakarta.Laporan Praktik Industri.
Ucok Hasiholan. 2014. Proses Konversi Listrik Pada Pembangkit Tenaga Surya
di PLTH Pandansimo Bantul. Laporan Praktik Industri.