Anda di halaman 1dari 37

2015

MAKALAH TENTANG
ALAT-ALAT LISTRIK RUMAH TANGGA
Mata Kuliah: FISIKA LISTRIK MAGNET
Jurusan: Teknik Elektro
Dosen: Ir. Adib Chumaidi, MT
Oleh: Saiful Badri - NIM: 15224010
DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 3

2 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK PLN UNTUK RUMAH TANGGA ................... 5

2.1 Frekuensi dan Periode Arus Bolak Balik (AC) ......................................... 9

2.2 Frekuensi Sistem PLN........................................................................... 10

2.3 Pengukuran Besaran Listrik Arus dan Tegangan AC ............................. 10


2.3.1 Arus dan Tegangan Bolak Balik 3 Phasa ...................................... 10
2.3.2 Arus dan Tegangan Bolak Balik 1 Phasa ...................................... 12
2.3.3 Nilai-Nilai dari Besaran Listrik Arus dan Tegangan AC ................. 14

3 BEBAN DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK (AC) .............................. 17

3.1 Beban Resistif atau Resistor (R) ........................................................... 17

3.2 Beban Induktif atau Induktor (L) .......................................................... 19

3.3 Beban Kapasitif atau Kapasitor (C) ....................................................... 21

4 DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK ............................................................. 25

4.1 Daya Semu (S) ...................................................................................... 25

4.2 Daya Aktif (P) ....................................................................................... 25

4.3 Daya Reaktif (Q)................................................................................... 26

4.4 Segitiga Daya ....................................................................................... 26

4.5 Faktor Daya (PF) .................................................................................. 27

4.6 Kapasitor untuk memperbaiki Faktor Daya .......................................... 28

5 JENIS JENIS ALAT LISTRIK RUMAH TANGGA.............................................. 29

5.1 Motor Pompa Air ................................................................................. 29

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 1


5.2 Rice Cooker.......................................................................................... 30

5.3 Kompor Listrik ..................................................................................... 31


5.3.1 Kompor Listrik Biasa ................................................................... 31
5.3.2 Kompor Listrik Piring Panas (Hot Plate) ...................................... 32
5.3.3 Kompor Listrik Radiasi ................................................................ 33

5.4 Pesawat Telivisi ................................................................................... 34

5.5 Lampu Penerangan .............................................................................. 34

5.6 Alat-Alat Listrik Rumah Tangga Lainnya ............................................... 34

6 KESIMPULAN ............................................................................................ 35

7 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 2


1 PENDAHULUAN

Energi listrik telah menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat


modern disamping sandang, pangan dan papan. Keluwesan energi listrik dalam
transformasi energinya menjadi bentuk energi yang lain (mekanis, panas,
cahaya) dan kemudahan dalam penyalurannya menyebabkan energi ini
menjadi suatu pilihan.

Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan


peningkatan kesejahteraan penduduk. Penggunaan energi listrik, khususnya
untuk keperluan rumah tangga, juga semakin beragam sebagai akibat dari
ditawarkan berbagai peralatan rumah tangga yang memanfaatkan energi listrik
seperti setrika, majic jar, kulkas, pompa air dan sebagainya.

Di Indonesia pemakai (konsumen) energi listrik disuplai oleh PLN


danpemakai dikelompokkan menjadi kelompok rumah tangga, bisnis, industri
dan publik. Kebijakan energi nasional yaitu memproduksi energi seefisien
mungkin. Demikian pula produksi dan pemakaian energi listrik harus sejalan
dengan kebijakan energi nasional. Usaha untuk meningkatkan efisiensi energi
listrik diantaranya dengan meningkatkan faktor daya listrik (Power Faktor =
PF). Faktor daya listrik rendah pada umumnya terjadi pada beban induktif
yaitu: motor induksi, lamput TL, lampu mercuri, las listrik, transformator dan
sebagainya. Jika terjadi faktor daya rendah (pf<0.9) maka tentunya akan
meningkatkan rugi daya, rugi tegangan, biaya, dan menurunkan efisiensi
sistem serta daya yang tersedia tidak dapat digunakan secara optimal. Untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan meningkatkan faktor daya listrik
yang dilakukan dengan menggunakan peralatan listrik yang memiliki faktor
daya listrik relatif tinggi atau memperbaiki faktor daya listrik. Pada situasi
jaringan tenaga listrik yang sudah terlanjur memiliki faktor daya listrik rendah
agar menjadi relatif tinggi, maka perlu dilakukan perbaikan faktor daya.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 3


Perbaikan faktor daya listrik, padasuatu sistem tenaga listrik dapat dilakukan
dengan pemasangan kapasitor daya. Kapasitor daya dapat memperbaiki faktor
daya rendah menjadi relatif tinggi (>0.9) bahkan mendekati satu.

Sektor rumah tangga merupakan salah satu sektor pengguna energi


listrik yang paling besar. Jumlah energi listrik terjual pada tahun 2013 sebesar
187.541 GWh, meningkat 7,79% dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok
pelanggan Rumah Tangga mengkonsumsi energi sebesar 77.211 GWh
(41,17%), sektor industri 64.381 GWh (34,33%), Bisnis 34.498 GWh (18,40%),
dan lainnya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum) 11.451
GWh (6,11%). Penjualan energi listrik untuk semua jenis kelompok pelanggan
yaitu Industri, Rumah Tangga, Bisnis dan Lainnya mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 6,99%, 7,04%, 1,33% dan 7,08%. Jumlah pelanggan PLN
pada tahun 2013 untuk rumah tangga adalah 50.116.127 pelanggan (92,81%)
dari total pelanggan PLN. Jumlah pelanggan untuk jenis R1 (450VA, 900VA dan
1300VA) ada sekitar 49.105.025 pelanggan, dengan daya sambungan
39.952,37 MVA, dan energi terjual 69.067.615,58 MWh dan pendapatan Rp.
44.201.442.487.120. Khusus untuk pelanggan R1 yang daya terpasangnya
450VA benjumlah 34.373.510 pelanggan (70%) dari total pelanggan pada
sector rumah tangga [Statistik PLN 2013]. Penggunaan energi pada sektor
rumah tangga setiap negara berbeda-beda. Di Australia 25 38% energi
digunakan untuk pengkondisi udara (pemanas dan pendingin), 25% energi
digunakan untuk pemanas air, 7% untuk penerangan, 4% untuk memasak, 7%
untuk lemari pendingin, 16 19 % untuk peralatan listrik lainnya [Pemerintahan
Australia Selatan, 2012].

Sedangkan hasil survei konsumsi energi untuk rumah tangga di Amerika


Serikat tahun 2013 menunjukkan bahwa 41% energi listrik untuk space heater,
18% energi digunakan untuk water heating, 6% untuk AC dan sisanya 35%
untuk appliances, electronic, and lighting [EIA, 2013]. Karaktersitik penggunaan

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 4


energi di Indonesia tentunya berbeda dengan di negara Subtropis dan Negara
yang memiliki 4 musim. Umumnya rumah-rumah di Indonesia tidak dilengkapi
dengan pemanas ruangan.

2 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK PLN UNTUK RUMAH


TANGGA

Arus listrik yang disediakan oleh PLN untuk penggunaan rumah tangga
adalah arus bolak balik atau AC (alternating current), Penggunaan daya listrik
pada pelanggan dibatasi oleh arus listrik yang mengalir ke dalam rumah.
Pembatas yang digunakan adalah pemutus tenaga 2A, 240V untuk rumah yang
berlangganan 450 VA, 4A, 240V untuk rumah yang berlangganan 900 VA, 6A,
240V untuk rumah yang berlangganan 1300 VA dan seterusnya. Ini berarti
bahwa beban-beban yang dipakai pada rumah-rumah tersebut tidak boleh
melebihi dari batasan yang ditetapkan oleh PLN.

Tegangan listrik yang disediakan oleh PLN untuk penggunaan rumah


tangga adalah tegangan sinusoidal murni pada tegangan 220 V. Namun dalam
kenyataanya karena adanya variasi beban, tegangan tersebut berfluktuasi.
Fluktuasi tegangan dapat digambarkan sebagai variasi berulang atau acak
tegangan amplop karena perubahan mendadak dalam daya nyata dan reaktif
ditarik oleh beban. Karakteristik fluktuasi tegangan tergantung pada jenis
beban, ukuran dan kapasitas sistem tenaga listrik.

Dalam menentukan baik tidaknya suplai tegangan pada peralatan listrik,


maka telah dibuat standar tengangan yaitu SNI 04-0227-2003 tentang
tegangan standar. Dalam standar tersebut ditetapkan tegangan standar di
Indonesia adalah 380 V+10% -5% dan 400 V+5% -10%. Ini berarti bahwa
tegangan yang diperbolehkan adalah 361 V s.d 420 V, tegangan 1 fasa berada
pada rentang 209 s.d 242,7 V. Efek utama dari fluktuasi tegangan adalah lampu

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 5


berkedip. Lampu berkedip terjadi ketika intensitas cahaya dari lampu
bervariasi akibat perubahan besarnya tegangan suplai. Intensitas perubahan ini
dapat menciptakan gangguan pada mata manusia. Kerentanan terhadap iritasi
dari lampu berkedip akan berbeda untuk setiap individu. Namun, tes telah
menunjukkan bahwa umumnya mata manusia sangat sensitif terhadap
gelombang tegangan modulasi sekitar frekuensi 6-8Hz. Fluktuasi tegangan juga
dapat menyebabkan salah kerja relai proteksi; mengganggu peralatan
komunikasi; dan menurunkan unjuk kerja peralatan elektronik. Fluktuasi yang
terlalu besar pada beberapa kasus bukan hanya dapat merusak peralatan, tapi
juga tidak dapat dioerasikan dengan baik. Selain itu, motor induksi yang
beroperasi pada torsi maksimum, tidak dapat berputar karena adanya fluktuasi
tegangan yang besarnya signifikan.

Karaktersitik Daya, seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari
perkalian antara tegangan dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem AC
dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya
akan menghasilkan daya semu (apparent power), satuanvoltampere (VA) yang
memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan
oleh konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada
elemen pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai
daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari sisi sumber
ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya yang tidak
termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering
disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-
reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Beban bersifat resistif hanya
mengonsumsi daya aktif; beban bersifat induktif hanya mengonsumsi daya
reaktif; dan beban bersifat kapasitif hanya memberikan daya reaktif.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 6


Gambar 1: Segitiga Daya

Faktor daya =
𝑃(𝑊)
𝐶𝑜𝑠 𝜑 =
𝑆(𝑉𝐴)

Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa


efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita
manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya
(mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber
bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0)
maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya
tampak yang sama.

Bagi penyedia layanan (PLN), jaringan dengan faktor daya yang jelek
mengakibatkan dia harus menghasilkan daya yang lebih besar untuk
memenuhi daya aktif yang diminta oleh para konsumen. Apabila konsumen
didominasi oleh konsumen jenis residensial maka mereka hanya membayar
sejumlah daya aktif yang terpakai saja, artinya penyedia layanan harus
menanggung sendiri biaya yang hanya menjadi daya reaktif tanpa
mendapatkan kompensasi uang dari konsumen.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 7


Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat
faktor daya/ 𝑐𝑜𝑠 𝜑 mendekati 1 (satu). Untuk memperbaiki faktor daya dari
suatu beban yang mempunyai faktor daya yang rendah, perlu dipasang
kapasitor pada masing-masing beban atau secara tersentralisir melalui
kapasitor bank. Dengan pemasangan kapasitor tersebut selain untuk
memperbaiki faktor daya juga dapat memperbaiki pengaturan tegangan dan
meningkatkan efisiensi transformator.

Gambar 2: Perbaikan faktor daya (cos ø) pada beban

Hubungan antara daya, tegangan, arus dan faktor daya dapat dituliskan
denganrumus sebagai berikut:
𝑃 = 𝑉. 𝐼 . 𝑐𝑜𝑠 𝜑

Sedangkan energi yang dibutuhkandapat diukur dengan


membandingkan P dan t sesuai dengan rumus:

𝑊 = 𝑃. 𝑡

Dimana: P = daya yang dibutuhkan (watt)


V = tegangan (volt)
I = arus yang mengalir
cos ϕ = faktor daya
W = energi yang dibutuhkan (joule)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 8


2.1 Frekuensi dan Periode Arus Bolak Balik (AC)

Frekuensi arus bolak balik adalah waktu yang diperlukan oleh arus bolak
balik untuk kembali pada harga dan arah yang sama (1 putaran) atau biasa
1
disebut sebagai periode atau 𝐹 = . Bentuk grafik dari frekuensi arus bolak-
𝑇
balik itu sendiri dapat dilihat pada Gambar 3 di baah ini.

Gambar 3: Frekuensi arus bolak balik (AC)

Sumbu axis merupakan fungsi waktu (periode) dalam sekon sedangkan


fungsi ordinat merupakan fungsi arus (I) dalam ampere dan terdapat pula pada
grafik suatu amplitudo yang merupakan harga maksimum arus.

Sedangkan Frekuensi sudut (ω) dalam tegangan gerak elektrik itu sendiri
merupakan frekuensi sudut yang tetap dan dapat dihasilkan oleh sebuah
generator arus bolak-balik di dalam stasiun pembangkit daya komersial seperti
PLN dengan nilai frekuensi sebesar 50 hertz. Frekuensi ini disebut sebagai
frekuensi sistem PLN.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 9


2.2 Frekuensi Sistem PLN

Frekuensi sistem PLN bernilai sebesar 50 Hz, yang berarti bahwa dalam
waktu satu detik (1 sekon) menghasilkan 50 gelombang atau satu gelombang
membutuhkan 1/50 detik. Namun apabila frekuensi besarnya f Hzz, maka
dalam waktu satu detik menghasilkan f gelombang atau satu gelombang
membutuhkan waktu 1/f detik. Untuk mencapai satu gelombang penuh
(perioda penuh) dibutuhkan waktu T detik seperti yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1 2𝜋
𝑇= ; atau ω= ; atau ω = 2𝜋. 𝑓
𝑓 𝑇

2.3 Pengukuran Besaran Listrik Arus dan Tegangan AC

Besar frekuensi sistem PLN yang besarnya 50 Hz dipakai tenaga listrik


untuk industri dan rumah tangga sehingga untuk mengetahui besar dari arus,
tegangan, atau daya yang terpakai harus dilakukan pengukuran besaran listrik.
Dalam hal ini arus dan tegangan bolak-balik (AC) terbagi dalam dua jenis phasa
yaitu:
2.3.1 Arus dan Tegangan Bolak Balik 3 Phasa

Sistem berphasa banyak yang paling umum adalah tiga phasa yang
seimbang. Dari hasil pengukuran tiga terminal bahwa tegangan sinusoida
besarnya sama terletak di antara setiap dua terminal dan berbeda fase 120°.
Beban yang seimbang menyerap daya yang sama dari ketiga phase, tetapi
apabila salah satu di antara tegangan besarnya nol, masing-masing dari kedua
tegangan yang lain akan menjadi setengahnya dari amplitudo semula.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 10


Gambar4: Rangkaian listrik 3 phasa dan diagram fasor 3 phasa

Dari gambar rangkaian listrik tiga phasa di atas tersebut dapat dilihat diagram
fasornya yang memiliki nilai VP = 100. Nilai VP adalah contoh besar nilai
tegangan yang terukur yang dalam hitungan matematisnya untuk mencari
besar tegangan dari setiap line (VAN, VBN, dan VCN) adalah sebagai berikut:

Apabila: VAN =VP ∠ 0°

VBN =VP ∠ -120°

VCN =VP ∠ -240°

Maka VAB dapat dihitung besarnya, dengan menjumlahkan VAN dan VNB atau
dengan mengurangi VAN dengan VBN.
Perumusannya jika ditulis secara matematis adalah sebagai berikut:

VAB = VAN +VNB = VAN - VBN

= VP ∠ 0° - VP ∠ -120°

= VP – (-(VP/2) – j86,6)

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 11


Dari penjumlahan di atas tersebut didapat besar nilai VAB dan untuk nilai
sudut dari VAB diperoleh sebagai berikut:

= √3 VP ∠ 30°

Cara yang sama dalam mencari VAB juga bisa dilakukan dalam mencari VBC dan
VCA: VBC = √3 VP ∠ -90°

VCA = √3 VP ∠ -210°

Dengan menyatakan ssetiap tegangan saluran adalah VL, maka besar VL = √3 VP

2.3.2 Arus dan Tegangan Bolak Balik 1 Phasa

Untuk jenis phasa yang biasanya dihasilkan oleh rangkaian yang


mengandung elemen resistan R, kapasitan C dan induktan L dalam berbagai
kombinasi adalah phasa tunggal atau biasa disebut sebagai satu phasa.

Untuk arus bolak balik satu phasa besar tegangannya adalah V = Vm sin ωt dan
besar arusnya adalah I = Im sin ωt, sehingga perumusan untuk besar dayanya
dapat dilihat sebagai berikut:

P(W) = V x I watt

P(W) = Vm sin ωt x Im sin ωt = Vm . Im sin2 ωt

Gambar5: kurva (sin ωt)2

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 12


Dengan memperoleh besar daya tersebut dapat dilihat pada grafik sin2 ωt yang
memperlihatkan bahwa nilai rata-ratanya pada sejumlah siklus yang banyaknya
bulat adalah ½. Bagian kurva yang ada di atas garis horiontal “1/2” persis
menghilangkan bagian kurva yang dibawah kurva tersebut sehingga kurva
tersebut tidak memiliki nilai negatif sama sekali sehingga daya menjadi:

2
1𝐸𝑚 E𝑚 2 1
𝑃= =( )
2𝑅 √2 𝑅
E𝑚
Dan didapatkan nilai merupakan nilai rms (root mean-square) atau disebut
√2
juga nilai efektif, yang merupakan nilai rata-rata yang diambil pada sejumlah
siklus yang banyaknya bulat atau disebut juga sebagai faktor perata, yang
dalam kasus fungsi-fungsi sinusoidal ini adalah ½. Sehingga untuk tegangan
efektif dan arus efektif dapat ditulis dan dirumuskan sebagai berikut:

𝑉𝑚 𝐼𝑚
𝑉𝑒𝑓𝑓 = dan 𝐼𝑒𝑓𝑓 =
√2 √2

Maka P(W) = Veff . Ieff watt

Sedangkan untuk besar energinya merupakan perkalian dari tegangan efektif


dan arus efektif yang dapat ditulis sebagai berikut

Energi = Veff . Ieff . t (watt detik)

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 13


2.3.3 Nilai-Nilai dari Besaran Listrik Arus dan Tegangan AC

Selain pengukuran dari besaran arus dan tegangan listrik bolak balik
perlu diketahui juga nilai-nilai yang bisa diperoleh dari besaran-besaran
tersebut dan dalam hal ini nilai-nilai dari besaran listrik ini dibagi menjadi
empat jenis yaitu:

1) Nilai Sesaat

Nilai sesaat suatu tegangan atau arus adalah nilai tegangan atau arus
pada sembarang waktu peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya
daya sesaat: p(t) = v(t) x i(t). Nilai sesaat juga bisa didenifisikan sebagai
harga sesaat ketika suatu peralatan listrik berputar dimana nilai pada
lokasi tertentu. Untuk membedakan dengan notasi tegangan dan arus
nilai sesaat dinotasikan sebagai e dan I (huruf kecil).

2) Nilai Maksimum

Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks = Vm atau dalam arus Imaks = Im.
Dalam arus bolak balik terdapat dua nilai maksimum, yaitu maksimum
positif dan maksimum negatif. Bila dua nilai maksimum tersebut
dijumlahkan disebut sebagai nilai puncak-ke puncak (peak-to-peak).

3) Nilai Rata-Rata

Nilai rata-rata dari arus bolak-balik adalah nilai rata-rata dari besar arus
yang diambil melalui suatu jangka waktu selama setengah periode dari
arus bolak-balik tersebut. Alasan mengapa diambil setengah periode
dikarenakan bentuk dari arus bolak balik adalah simetris, yang berarti
bahwa bentuk gelombangnya pada waktu arus positif dan negatif adalah
sama, maka pengambilan harga rata-rata melalui satu periode akan tidak
mempunyai arti, karena harga rata-ratanya adalah nol.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 14


4) Nilai Efektif

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai nilai rms (root


mean-square) bisa disebut juga sebagai harga efektif atau harga guna
dari arus bolak-balik yang berbentuk sinus adalah suatu harga arus yang
lebih penting dari pada harga arus rata-rata. Arus yang mengalir di
dalam suatu tahanan “R” selama waktu “t” akan melakukan sejumlah
usaha yang menurut rumus adalah sebagai berikut:

E = I2.R.t [joule], E = Energi

Usaha ini dalam bentuk panas. Jika tahanan R dilalui arus bolak-balik i =
Im sin ωt dan di dalam waktu t yang sama, arus bolak balik tersebut
melakukan pekerjaan yang sama besarnya dengan E = I2.R.t [joule].

Harga efektif arus bolak balik adalah harga tetap dari arus rata yang di
dalam waktu yang sama melakukan sejumlah usaha ( I2.R.t [joule]) yang
besarnya dengan usaha yang dilakukan oleh arus bolak balik sehingga
bentuk persamaan di atas berubah menjadi sebagai berikut:

E = I2m sin ωt

Yang berarti jika diuraikan rumus besar energi menjadi sebagai berikut:

E = I2m sin ωt

= I2m (½ - ½ cos 2 ωt)

= (½ I2m - ½ I2m cos 2 ωt)

Jadi arus (i2) merupakan arus campuran yang terdiri dari dua bagian
yaitu berupa bagian arus yang rata dengan harga ½ I2m dan bagian yang
berubah-ubah menurut rumus cosinus. ½ I2m cos 2 ωt dari bagian yang
rata adalah sebagai harga puncak yang jika dihitung merupakan harga
efektif dari arus bolak balik adalah akar dari harga puncak yaitu:

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 15


1 2
𝐼 2 = √ I𝑚
2

1
𝐼𝑒𝑓𝑓 = 𝐼𝑚 √
2

𝐼𝑚
𝐼𝑒𝑓𝑓 =
√2

Untuk besar tegangan sama yaitu:

𝑉𝑚
𝑉𝑒𝑓𝑓 =
√2

Satu-satunya alasan untuk menggunakan nilai-nilai rms (efektif) di dalam


rangkaian arus bolak balik adalah untuk membolehkan penggunaan
hubungan-hubungan daya arus searah.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 16


3 BEBAN DALAM RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK (AC)

Sistem distribusi yang dikenal dengan sistem distribusi primer yaitu


tegangan dari tegangan tinggi (TT) diturunkan ke tegangan menengah (TM)
dengan menggunakan transformator step down. Dan sistem distribusi
sekunder dimana tegangan TM diurunkan lagi ke tegangan rendah (TR).

Pemakaian atau utilisasi yang menggunakan tegangan rendah didapat


dengan cara menurunkan tegangan menengah 20 kV ke tegangan 380/220 V
dengan tansformator penurun tegangan pada gardu tiang ataupun gardu
beton yang berada di lingkungan sekitar konsumen. Beban-beban pada
konsumen pemakai daya listrik tersebut terbagi atas tiga jenis beban yaitu:

 Beban Resistif
 Beban Induktif
 Beban Kapasitif

3.1 Beban Resistif atau Resistor (R)

Beban resistif (resistor): adalah beban yang berasal dari suatu komponen
tahanan murni dengan simbol (R), memiliki satuan Ohm (Ω). Beban resistif
terdapat pada generator, bahan penghantar saluran, transformator, motor
listrik, pemanas listrik (heater) dan lain sebagainya.

Bila dihubungkan pada sumber arus bolak-balik maka beban resistansi memiliki
karakteristik seperti gambar berikut:

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 17


Gambar6: Beban resistif pada sumber arus bolak-balik

Gambar7: Diagram vektor beban resistif

Gambar8: Diagram sinusoidal beban resistif

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 18


Resistansi suatu beban diberikan oleh rumus:

𝑉(𝑡)
𝑅= [Ω]
𝑖(𝑡)

Dimana: V(t) = besar tegangan listrik dalam fungsi waktu [volt]


i(t) = besar arus yang mengalir dalam fungsi waktu [ampere]

3.2 Beban Induktif atau Induktor (L)

Beban induktif (induktor): adalah beban yang berasal dari suatu


penghantar untuk menghasilkan medan magnet yang dipergunakan untuk
merubah energi mekanik ke energi listrik ataupun sebaliknya, menaikkan atau
menurunkan tegangan listrik dan lain sebagainya. Induktor memiliki simbol (L)
dengan satuan henry. Beban induktif terdapat pada suatu salauran transmisi
yang merupakan rugi-rugi dari saluran tersebut. Beban induktif juga terdapat
pada generator, motor listrik, kontaktor magnet dan lain sebagainya.

Induktansi diberikan dengan persamaan:

𝑑𝑖 1
𝑉(𝑡) = 𝐿 𝑑𝑎𝑛 𝑖(𝑡) = ∫ 𝑉 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐿

𝑉(𝑡)
𝐿=
𝑑𝑖/𝑑𝑡

Dimana: V(t) = besar tegangan listrik dalam fungsi waktu [volt]


di/dt = turunan pertama dari arus terhadap waktu [ampere]

Bila dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik maka beban induktif


memiliki karaktristik seperti gambar berikut:

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 19


Gambar9: Beban induktif pada sumber arus bolak-balik

Gambar10: Diagram vektor beban induktif

Gambar11: Diagram sinusoidal beban induktif

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 20


Reaktansi induktif suatu beban diberikan dengan rumus:
𝑉 𝑉
𝑋𝐿 = 𝜔 𝐿 = [Ω] maka 𝐿 = [henry]
𝐼 𝐼𝜔

Dimana: 𝜔 = kecepatan sudut [rad/sec] = 2 𝜋f


f = frekuensi tegangan [hertz]
𝑋𝐿 = reaktansi induktif [Ω]

3.3 Beban Kapasitif atau Kapasitor (C)

Beban kapasitif (kapasitor): adalah beban yang berasal dari dua bahan
penghantar (konduktor) yang terpisah, dengan polaritas yang berbeda pada
penghantarnya. Beban kapasitif ini berfungsi menyimpan muatan listrik. Beban
kapasitif diantaranya terdapat pada: saluran penghantar, mesin sinkron
berpenguatan lebih, kapasitor dan lain sebagainya. Kapasitor memiliki simbol
(C) dengan satuan farad.
1 𝑑𝑄 𝑑𝑉
𝑉(𝑡) = ∫ 𝑖𝑑𝑡 ; 𝑖(𝑡) = =𝐶 ; 𝑄(𝑡) = 𝐶. 𝑉(𝑡)
𝐶 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Maka
𝑄 𝜀𝐴 𝜀0 𝜀𝑟 𝐴
𝐶= = = [𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑]
𝑉 𝑑 𝑑

Dimana: V(t) = besar tegangan listrik dalam fungsi waktu [volt]


di/dt = turunan pertama dari arus terhadap waktu [ampere]
C = besar kapasitansi [farad]
Q = muatan pada salah satu konduktor [coulomb]
V = tegangan kedua konduktor [volt]
𝜀 = permitivitas bahan antara dua penghantar
𝜀0 = permitivitas udara (4 𝜋. 10-7)
𝜀𝑟 = permitivitas relatif bahan
A = luas masing-masing pelat penghantar
D = jarak antara dua penghantar

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 21


Bila dihubungkan pada sumber arus bolak-balik maka beban kapasitif memiliki
karaktristik seperti gambar berikut:

Gambar12: Beban kapasitif pada sumber arus bolak-balik

Jika menggunakan bahan dielektrik udara 𝜀0 = 4𝜋. 10−7 diantara dua pelat,
maka kapasitor memiliki diagram vektor sebagai berikut:

Gambar13: Diagram vektor beban kapasitif dielektrik udara

Gambar14: Diagram sinusoidal beban kapasitif dengan dielektrik udara

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 22


Tetapi jika menggunakan bahan dielektrik lain maka akan terjadi rugi-rugi yang
hilang berupa panas. Adanya rugi-rugi ini menyebabkan arus tidak lagi
mendahului (leading) 90° terhadap tegangan. Rugi akibat dielektrik pada suatu
kapasitor digambarkan sebagai suatu rangkaian yang terdiri dari kapasitor
murni diserikan dengan suatu tahanan rendah R1 atau parallel dengan suatu
tahanan tinggi R2.

Gambar15: Rangkaian R dan C seri dengan gambar fasornya

Gambar16: Rangkaian R dan C paralel dengan gambar fasornya

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 23


Daya yang hilang pada kapasitor sebagai rugi-rugi adalah V.I cos ϕ. Kapasitansi
suatu beban diberikan oleh rumus:

1 𝑉 1
𝑋𝐶 = = [Ω] 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐶= [𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑]
𝜔𝐶 𝐼 𝜔𝑉
Dimana: 𝜔 = frekuensi sudut [rad/sec] = 2𝜋𝑓 ; f = frekuensi [herzt]
𝑋𝐶 = reaktansi kapasitif [Ω]

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 24


4 DAYA LISTRIK ARUS BOLAK BALIK

Daya adalah banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam


besaran tegangan dan arus dengan satuan watt. Daya dalam wwatt yang
diserap oleh suatu beban pada setiap saat adalah hasil kali tegangan beban
sesaat (volt) dengan arus sesaat yang mengalir dalam beban tersebut
(ampere).

Dalam kelistrikan dikenal adanya beberapa jenis daya, yaitu:

 Daya Semu (S)


 Daya Aktif (P)
 Daya Reaktif (Q)

4.1 Daya Semu (S)


Daya semu untuk sistem fasa tunggal dengan sirkuit dua kawat adalah
perkalian skalar arus dan tegangan efektifnya.

Jadi daya semu (S) dinyatakan melalui persamaan:

𝑆 = |𝑉| . |𝐼| [𝑉𝐴]

Sedangkan untuk sistem 3 fasa daya semu dinyatakan dengan:

𝑆 = 3|𝑉| . |𝐼| [𝑉𝐴]

4.2 Daya Aktif (P)


Daya aktif (P) dinyatakan melalui persamaan:
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑃= . cos 𝜑
2
P adalah daya rata-rata yang juga disebut sebagai daya aktif.

Persamaan untuk daya beban 3 fasa yang seimbang dinyatakan oleh:

𝑃 = √3|𝑉𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎 | . |𝐼𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎 | . cos 𝜑 [𝑤𝑎𝑡𝑡]

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 25


Dimana: 𝑉𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎 = tegangan efektif [volt]
𝐼𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎 = arus jala-jala efektif [ampere]

4.3 Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif (Q) dituliskan melalui persamaan:
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑄= . sin 𝜑 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = |𝑉| . |𝐼| sin 𝜑 [𝑉𝐴𝑟]
2

4.4 Segitiga Daya


Hubungan antara daya semu (S), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dikenal
dengan istilah segitiga daya. Hubungan antara ketiganya, baik untuk beban
bersifat induktif maupun untuk beban bersifat kapasitif dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar17: Segitiga daya

Dimana: 𝑃 = 𝑉. 𝐼 𝑐𝑜𝑠 𝜑
𝑆 = 𝑉. 𝐼
𝑄 = 𝑉. 𝐼 𝑠𝑖𝑛 𝜑

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 26


Gambar18: Segitiga daya untuk beban induktif

Gambar19: Segitiga daya untuk beban kapasitif

Dari gambar-gambar diatas jelas bahwa:

𝑆 = √𝑃2 + 𝑄2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 = 𝑆 𝑐𝑜𝑠 𝜑 ; 𝑄 = 𝑆 𝑠𝑖𝑛 𝜑

4.5 Faktor Daya (PF)


Daya nyata atau daya aktif (real) dan faktor daya (Power Faktor) berpengaruh
terhadap pemakaian energi listrik (kWh) yang harus dibayar oleh konsumen.
Sehingga apabila efisiensi dari transmisi yang kurang baik konsument harus
membayar biaya listrik lebih tinggi untuk setiap koli watt jamnya (kWh).

Faktor daya pada dasarnya didenifisikan sebagai perbandingan daya reaktif


dengan daya semu dan dapat dirumuskan dengan:
𝑃 (𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑃𝐹) =
𝑆 (𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢)

Sudut ϕ adalah sudut fasa, di mana arus mendahului tegangan (leading) atau
arus tertinggal dari tegangang (lagging) dari beban yang bersangkutan. Semua

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 27


peralatan listrik kecuali motor sinkron, tahanan pemanas dan lampu pijar
mengkonsumsi daya listrik pada faktor pengikut (lagging).

Pada gambar di bawah ini menunjukkan besarnya daya semu (S) dan daya
reaktif (Q) yang berkuran setelah dilakukan perbaikan faktor daya pada beban.

Gambar 20: Perbaikan faktor daya (cos ø) pada beban

Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh PLN memiliki faktor
daya 1, maka daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistem
pendistribusian. Dengan beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar
antara 0,2 hingga 0,5 maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi
tertekan. Jadi daya reaktif (VAr) harus serendah mungkin untuk keluran daya
aktif (W) yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya total (VA).

4.6 Kapasitor untuk memperbaiki Faktor Daya

Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi


faktor daya pada sistem distribusi listrik/installasi listrik di pabrik atau industri
dan hal ini juga dapat diterapkan pada instalasi listrik rumah tangga.

Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya


akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya semu yang dihasilkan oleh
bagian utilitas. Kapasitor yang akan digunakan untuk memperbaiki PF dipasang
paralel dengan rangkaian beban.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 28


5 JENIS JENIS ALAT LISTRIK RUMAH TANGGA

5.1 Motor Pompa Air

Motor pompa air adalah motor listrik yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanis yang memompa air dari dalam sumur atau sumur bor
ke tanki penampungan air. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan
gaya, jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka pada kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan
magnet akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya
menghasilkan tenaga putar atau torque untuk memutar kumparan.

Pada dasarnya, prinsip kerja motor induksi 1-fasa sama dengan motor
induksi 2-fasa yang tidak simetris karena pada kumparan statornya dibuat dua
kumparan (yaitu kumparan bantu dan kumparan utama) yang mempunyai
perbedaan secara listrik dimana antara masing-masing kumparannya tidak
mempunyai nilai impedansi yang sama dan umumnya motor bekerja dengan
satu kumparan stator (kumparan utama). Khusus untuk motor kapasitor-start
kapasitor-run, maka motor ini dapat dikatakan bekerja seperti halnya motor
induksi 2-fasa yang simetris karena motor ini bekerja dengan kedua
kumparannya (kumparan bantu dan kumparan utama) mulai dari start sampai
saat running (jalan).

Motor induksi 1-fasa yang bekerja dengan satu kumparan stator pada
saat running (jalan) dapat dikatakan bekerja bukan berdasarkan medan putar,
tetapi bekerja berdasarkan gabungan medan maju dan medan mundur. Bila
salah satu medan tersebut dibuat lebih besar maka rotornya akan berputar
mengikuti perputaran medan ini. Bentuk gambaran proses terjadinya medan
maju dan medan mundur ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
perputaran medan ganda.

Jenis beban atau daya untuk motor pompa air adalah gabungan dari
beban resistif (R) dan beban induktif (L).

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 29


Gambar 21: Pompa Air

Daya Aktif (P) listrik yang dibutuhkan untuk pompa air untuk rumah tangga
bervariasi antara 125 watt sampai 900 watt.

5.2 Rice Cooker


Rice Cooker adalah alat yang digunakan dalam rumah tangga yang
proses kerjanya senantiasa memerlukan sumber listrik terstandar yang
bertujuan untuk menanak nasi, mengukus dan juga memasak sayur.

Gambar 22: Rice Cooker

Rice Cooker termasuk ke dalam beban resistif murni karena element


pemanasnya menggunakan sejenis bahan resistor yang menghasilkan panas.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 30


Konsumsi Daya aktif (P) untuk peralatan ini bervariasi antara 350 watt sampai
1000 watt tergantung dari kapasitasnya.

5.3 Kompor Listrik


Kebanyakan kompor listrik yang dipakai untuk rumah tangga terbagi
menjadi bermacam-macam jenis jika ditinjau dari proses pemanasannya,
diantaranya adalah:

 Kompor Listrik Biasa


 Kompor Listrik Radiasi
 Kompor Listrik Piring Panas (Hot Plate)
 Kompor Listrik Induksi
 dll

5.3.1 Kompor Listrik Biasa


Kompor Listrik Biasa mempunyai elemen pemanas yang diletakkan di
bagian dalam kepala kompor (Gambar 23).

Gambar 23: Kompor Listrik Biasa dengan elemen pemanas terbuka.

Ketika kompor dihubungkan ke sumber listrik dan di hidupkan, maka


arus listrik akan mengalir ke dalam elemen. Dengan mengalirnya arus tersebut
terjadi pemanasan pada elemen akibat tahanan elemen tersebut. Panas itulah
yang dimanfaatkan untuk memasak makanan. Pada gambar tersebut

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 31


ditunjukkan pula dudukan elemen pemanas dan dudukan tempat masak yang
tahan panas.

Pada tipikal kompor ini dilengkapi dengan sebuah pipa pengatur suhu
yang diletakkan membentang di dekat elemen pemanas. Pipa logam ini
berfungsi mengendalikan suhu kompor sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan
suhu ini memanfaatkan faktor pemuaian pipa tersebut. Bila suhu semakin
tinggi, pipa memuai sehingga batangnya semakin memanjang. Pemanjangan
pipa inilah kemudian dimanfaatkan untuk memutuskan kontak dari sumber
listrik. Bila suhu turun, panjang pipa berkurang dan menghidupkan kompor
kembali. Demikian kerja kompor secara berulang. Kompor listrik jenis ini
termasuk beban resistif murni.

5.3.2 Kompor Listrik Piring Panas (Hot Plate)


Kompor listrik jenis ini mempunyai kepala kompor berupa piring panas
(hot plate) di mana elemen pemanas kompor diletakkan. Berbeda dengan
jeniskompor yang pertama, elemen pemanas pada kompor ini tertutup sama
sekali (Gambar 24) sehingga dilihat dari luar hanya kelihatan kepala
kompornya saja. Elemen pemanas dipasang melekat di bagian bawah piring
panas.

Gambar 24: Kompor Listrik Hot Plate

Kompor jenis ini ada yang biasa dan ada yang cepat (disebut kompor
kilat). Kompor kilat waktu pemanasannya lebih cepat dibandingkan dengan
Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 32
yang biasa. Kedua jenis kompor ini bila ditinjau dari konstruksinya tidak ada
perbedaan. Yang membedakan hanya dayanya yang lebih tinggi dengan ukuran
fisik yang sama. Untuk ukuran diameter yang sama, daya kompor berbeda dan
daya kompor tergantung pada ukuran piring panasnya. Semakin besar
diameter piring panasnya semakin besarpula dayanya.

Kompor listrik jenis ini juga termasuk daya resistif murni.

5.3.3 Kompor Listrik Radiasi


Jenis kompor ini secara prinsip sama dengan jenis kompor biasa di mana
elemen pemanasnya diletakkan di secara terbuka di dalam kepala kompornya.
Bedanya terletak pada bahan elemen pemanasnya, pada kompor ini
menggunakan tungsten.

Ketika kompor beroperasi, elemen pemanas mengeluarkan bara api.


Radiasi dari bara api inilah yang dimanfaatkan untuk memanaskan masakan.
Elemen pemanas kompor jenis ini menggunakan bahan yang anti oksidasi
sehingga walaupun membara namun tidak terbakar. Ilustrasi dari kompor jenis
ini ditunjukkan pada Gambar 25

Gambar 25: Kompor Listrik Jenis Radiasi

Jenis kompor Listrik ini juga masuk kedalam daya resistif murni.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 33


5.4 Pesawat Telivisi
Pesawat telivisi termasuk kedalam daya atau beban campuran antara
beban resistif, induktif dan kapasitif. Daya aktif dari pesawat telivisi bervariasi
tergantung besar layar dan jenisnya.

5.5 Lampu Penerangan


Daya untuk lampu penerangan dapat berupa daya resistif seperti lampu
bohlam (lampu pijar) dan gabungan daya resistif dan induktif untuk lampu TL
dengan trafo ballast tanpa kapasitor. Sedangkan untuk lampu TL yang
dilengkapi dengan kapasitor dan jenis lampu TL dengan kontrol elektronik
maka jenis dayanya adalah gabungan dari daya resistif, induktif dan kapasitif.

5.6 Alat-Alat Listrik Rumah Tangga Lainnya

Masih banyak alat-alat listrik rumah tangga yang belum dibahas pada
makalah ini karena keterbatasan waktu untuk menuliskan dan
menjelaskannya, tetapi sebagian besar peralatan listrik untuk rumah tangga
dayanya terdiri dari gabungan antara daya resistif (R), induktif (L) dan kapasitif
(C). Untuk daya-daya gabungan dari daya resistif dan induktif seoerti pompa
air, kipas angin, lampu TL tanpa kapasitor dan lain-lain diperlukan penambahan
kapasitor untuk memperbaiki faktor dayanya agar dapat mengurangi kerugian
pembayaran kWh meter ataupun menambah penggunaan energi listrik tanpa
menambah daya terpasangnya.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 34


6 KESIMPULAN

Kebanyakan masalah untuk pemakaian energi listrik rumah tangga


adalah efisiensi yang kurang bagus sehingga pembayaran kWh meter lebih
mahal dari daya yang betul betul digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Penghematan pemakaian energi listrik untuk rumah tangga dapat


dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu mengurangi kontrak daya
terpasang, mematikan peralatan listrik yang tidak diperlukan dan memperbaiki
faktor daya menjadi lebih besar dari 0,85.

Peluang konsumsi energi listrik yang dapat dihemat pada rumah tangga
adalah kurang lebih sebesar 65% tiap bulan.

Pemasangan kapasitor untuk penggunaan listrik rumah tangga perlu


disosialisasikan kepada masyarakat awam agar dapat melakukan penghematan
dan memaksimalkan penggunaan daya listrik yang terpasang (VA) dengan
mengurangi pemakaian daya reaktif (VAr).

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 35


7 DAFTAR PUSTAKA

1) PRANYOTO. Energy Saver: Alat Penghemat Listrik Untuk Rumah


Tangga. Majalah Energi & Listrik, Vol. XIV, No. ½ Juni 2005
2) ZUHAL. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT. Gramedia
Pustaka, Jakarta 1995.
3) ARIFIN. Perbaikan Faktor Daya. November 2009
4) F. Danang Wijaya T. haryono,2006"Pengaruh pemasangan kapasitor
daya terhadap penghematan pemakaian energi listrik rumah tangga”,
Forum Teknik, UGM
5) RUSLAN, M. Pd, Drs 2007. Alat Rumah Tangga Listrik.

Institute Sains & Teknologi Nasional Hal. 36

Anda mungkin juga menyukai