PERSAMAAN LAPLACE
Persamaan Maxwell dalam bentuk diferensial untuk medan elektrostatik yang lebih umum
dikenal dengan persamaan Gauss yaitu
E = atau D = (4.1)
dimana medan semata-mata hanya merupakan medan elektrostatis. Disamping itu medan
listrik E dapat dinyatakan sebagai negatif gradien potensial skalar atau
E = (4.2)
E = ( ) = atau ( ) = (4.3)
Perlu diperhatikan bahwa atau 2 merupakan operator diferensial tunggal yang lebih
umum disebut Laplacian merupakan operator diferensial skalar, sehingga dengan demikian
persamaan (4.3) dapat ditulis menjadi
2 = (4.4)
Operator 2 meliputi diferensial terhadap lebih dari satu variabel dan merupakan persamaan
diferensial parsil yang merupakan fungsi dari variabel bebas (x, y, z) dalam sistem koordinat
kartisis. Disamping itu juga dapat dinyatakan dalam sistem koordinat silinder dengan variabel
(r, , z) dan dalam sistem koordinat bola dengan variabel (r, , ). Bentuk 2 dalam
berbagai bentuk sistem koordinat dapat ditentukan dengan menggradienkan potensial skalar
2 2 2
- sistem koordinat kartisis ( x, y , z ) =
2
+ + (4.5)
x2 y2 z2
1 1 2 2
- sistem koordinat silinder 2 (r , , z ) = r + + (4.6)
r r r r 2 2 z 2
1 2 2
2 (r , , ) =
1 1
r + sin + (4.7)
r 2 r r r 2 sin r 2 sin 2 2
Perlu diperhatikan bahwa r dan dalam persamaan (4.6) dan (4.7) mempunyai pengertian
yang berbeda, dimana pada sistem koordinat silinder r merupakan jarak tegak lurus dari
sumbu silinder dan adalah sudut azimut disekitar sumbu ini. Sedangkan pada sistem
koordinat bola r merupakan magnitud vektor dari pusat koordinat dan adalah sudut
polarnya.
4.2. Persamaan Laplace
Untuk muatan ruang = 0, maka persamaan Poisson menjadi bentuk yang lebih sederhana,
yaitu
2 = 0 (4.8)
2 2 2
- sistem koordinat kartisis 2 ( x, y, z ) = + + =0 (4.9)
x 2 y 2 z 2
1 1 2 2
2 (r , , z ) = r + + =0 (4.10)
r r r r 2 2 z 2
1 2 2
2 (r , , ) =
1 1
r + sin + =0 (4.11)
r 2 r r r 2 sin r 2 sin 2 2
Jika merupakan fungsi hanya dengan satu variabel, maka persamaan Laplace menjadi
lebih sederhana dan dapat dibuat dalam bentuk persamaan diferensial biasa. Dengan
menganggap merupakan fungsi x, maka persamaan Laplace dalam fungsi dengan satu
variabel x dalam koordinat kartisis adalah
2
2 ( x ) = =0 (4.12)
x 2
(x ) = Ax + B (4.13)
dengan A dan B adalah konstanta yang dapat ditentukan dari syarat batas.
Selanjutnya, jika dinyatakan persamaan Laplace merupakan fungsi dengan dua variabel (x,y),
maka persamaan Laplace mempunyai bentuk
2 2
2 ( x, y ) = + =0 (4.14)
x 2 y 2
Solusi dari persamaan (4.14) dapat ditentukan dengan cara separasi variabel yaitu dengan
memisalkan fungsi dua variabel merupakan hasil kali dua fungsi dengan satu variabel x dan y,
yaitu
(x, y ) = f1 (x ) f 2 ( y ) (4.15)
f df 2 d 2 f1
= f2 1 = f2 1 ; = f2 2
x x dx x 2 dx
f df 2 d 2 f1
= f1 2 = f1 2 ; = f
y y y 2
1
dy dy 2
d2 f d 2 f2
2
1 d f 1 d 2 f2
f 2 2 + f1 =0 atau + 2 =0 (4.16)
dx dy 2 f1 dx 2 f 2 dy
Karena suku pertama dan suku kedua pada persamaan (4.16) merupakan fungsi yang bebas
linier satu sama lain, maka kedua suku ini dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari dua
konstanta dimana jika suku pertama dinyatakan dengan konstanta k2 maka suku kedua
dengan konstanta k2, atau sebaliknya yaitu suku pertama dinyatakan dengan konstanta k2
maka suku kedua dengan konstanta k2.
Jika alternatif pertama yang digunakan maka dihasilkan
2
1 d f d 2 f1
= k2 atau k 2 f1 = 0
f1 dx 2 dx 2
1 d 2 f2 d 2 f2
= k 2
atau + k 2 f2 = 0
f 2 dy 2 dy 2
Sebaliknya, yaitu suku pertama dinyatakan dengan konstanta k2 maka suku kedua dengan
konstanta k2 akan mempunyai jawaban
Selanjutnya, dengan cara yang sama dapat diturunkan solusi persamaan Laplace dalam sistem
koordinat kartisis dengan tiga variabel yaitu dengan memisalkan
(x, y, z ) = f1 (x ) f 2 ( y ) f 3 (z ) (4.21)
dengan turunan-turunan
2 2 f1 df 2 df 2 df
= f f = f 2 f 3 12 ; = f1 f 3 22 ; = f1 f 2 32
x x y z
2 2 3 2 2 2
dx dy dz
d 2 f1 df df
f 2 f3 2
+ f1 f 3 22 + f1 f 2 32 = 0
dx dy dz
atau
1 d 2 f1 1 df 2 1 df 3
+ 2 + 2 =0 (4.22)
f1 dx 2 f 2 dy f 3 dz
Ketiga suku dari persamaan (4.22) di atas merupakan fungsi yang bebas linier satu sama lain,
sehingga dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tiga konstanta yang dapat disajikan
dalam beberapa bentuk kombinasi, yaitu
Penentuan persamaan mana yang akan digunakan dari keenam persamaan di atas dalam
menyelesaikan sebuah soal akan ditentukan oleh syarat batas soal tersebut. Bila persaman
(4.22) merupakan penjumlahan dari tiga konstanta yang dinyatakan oleh persamaan (4.23a),
maka
k12 k 22 + k 32 = 0
Ini berarti bahwa suku pertama dari persamaan (4.22) dapat dinyatakan dengan :
1 d 2 f1 d 2 f1
= k12 atau + k12 f 1 = 0
f1 dx 2 dx 2
, dengan jawaban
Dengan cara yang sama untuk suku kedua dan ketiga , yaitu
1 d 2 f2 1 d 2 f3
= k 22 dan = k 32
f 2 dy 2 f 3 dz 2
Dengan mengsubsitusikan persamaan (4.26), (4.27) dan (4.28) ke persamaan (4.21) maka
didapatkan jawan umum persamaan (4.9), yaitu
Jawaban
Dengan menganggap posisi plat sejajar dengan bidang yz , berarti jarak plat dalam arah x
dan jika plat bagian atas diberi potensial V dan plat bagian bawah ditanahkan maka dapat
ditentukan syarat batasnya, yaitu y = 0 = 0 dan y = d = V
x z
d
y
0
Gambar 4.1
a. Dengan memasukan harga-harga syarat batas ini kedalam persamaan (4.13), dimana
(x ) = Ax + B (a)
(x ) = Ax (b)
b. Kuat medan diantara kedua plat dapat ditentukan dari persamaan (3.43), yaitu
V V V
E = = y = a y atau E = E =
d d d
dengan a y menyatakan bahwa arah medan listrik E mempunyai arah kebawah yang
berlawanan arah dengan arah vektor satuan a y .
c. Karena E n = , maka dapat ditentukan rapat muatan persatuan luas, yaitu
V
= En =
d
Contoh soal 2
Jika pada contoh soal 1 di atas, diantara kedua plat sejajar tersebut terdapat dua lapis bahan
dielektrik yang masing-masingnya mempunyai ketebalan d1 dan d2 dengan konstanta
dilektriknya adalah 1 dan 2, tentukanlah kapasitansi dari sistem.
Jawaban
Persamaan potensial untuk masing-masing lapisan dapat dinyatakan sbb :
untuk lapisan dengan ketebalan d1 : 1 (x ) = A1 x + B1 (a)
d2
d1
d1 + d 2 2
d1 1 y
0
Gambar 4.2
Pada lapisan kedua dengan persamaan (b) dimana untuk x = d1+ d2 dihasilkan
V = A2 (d1 + d 2 ) + B2 (d)
Pada bidang batas antara kedua lapisan dielektrik yaitu untuk x = d1 1 = 2 dihasilkan
2 1V
V= A2 d1 + A2 d 2 atau A2 = (h)
1 1 d 2 + 2 d1
( 2 1 ) d1V
dan dari persamaan (b) dihasilkan B2 = (i)
1 d 2 2 d1
Dengan mengsubsitusikan persamaan (h) dan (i) kedalam persamaan (b) didapatkan
persamaan potensial pada lapisan dua, yaitu
1V ( 1 ) d1V
2 (x ) = x + 2 (j)
1 d 2 + 2 d1 ( 1d 2 + 2 d1 )
Rapat muatan persatuan luas didapat dari plat kapasitor adalah
1 2V
= 2 E 2 = 2 A2 atau =
x = d1 + d 2
1 d 2 + 2 d1
, sehingga dengan demikian dapat ditentukan muatan total pada plat kapasitor yaitu Q = A =
C V yang menghasilkan
1 2V 1 2 A
A = CV atau C =
1 d 2 + 2 d1 1 d 2 + 2 d1
Persamaan ini merupakan persamaan kapasitansi dari dua plat sejajar dengan dua lapis
dielektrik.
1 1 d 2 + 2 d1 1 1 1 1
= = + = +
C 1 2 A 2 A 1 A C 2 C1
d2 d1
yang merupakan persamaan hubungan seri dari dua buah kapasitor. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kapasitansi dari dua lapis bahan dielektrik diantara dua plat kapasitor
merupakan hubungan seri dari dua kapasitansi yang dihasilkan oleh masing-masing lapisan
bahan dilektrik tersebut.
Contoh soal 3
Kanal yang terbuat dari konduktor berbentuk U dengan lebar a dan tinggi b mempunyai
panjang tak hingga. Bagian atas kanal yang terbuka ditutup dengan plat konduktor yang
Jawaban
y
V
0 a x
Gambar 4.3
x = 0 = 0 ; x = a = 0 ; y = 0 = 0 ; y = b =V
Oleh sebab itu persamaan (4.19) tidak memenuhi syarat, maka diambil alternatif kedua
sebagai jawab umum yaitu persamaan (4.20), dimana
Denga cara yang sama dengan langkah-langkah penyelesaian seperti di atas yaitu dengan
memasukan harga-harga batas x = 0 ; y = 0 maka dihasilkan A1 = 0 dan A2 = 0, sehingga
persamaan (d) menjadi
m m
(x, y ) = B1 B2 sin x sinh y (f)
a a
m m
= V = B1 B2 sin x sinh b (g)
a a
m
Jika dimisalkan B1 B2 sinh b = Am (h)
a
m
berartiV = Am sin x yang merupakan fungsi periodik sehingga dengan
a
menggunakan deret Fourier koefisien Am dapat ditentukan, yaitu
2
a
m 2 V a m
a
Am = V sin x dx = cos x
a0 a a m a 0
, atau
Am =
2 V
m
[cos m 1] =
2 V
m
[
1 ( 1)
m
]
Dalam hal ini, bila dimasukan harga m merupakan bilangan genap maka akan didapatkan
hasil koefisien Am sama dengan nol dan bila harga m merupakan bilangan ganjil maka
4 V
koefisen Am = , sehingga dari persamaan (h) dapat ditentukan konstanta B1 B2, yaitu
m
4 V
B1 B2 = (i )
mb
m sinh
a
Contoh soal 4
Suatu kotak terbuat dari konduktor dengan keempat dinding dan alasnya berhubungan secara
listrik dengan lebar, panjang dan tinggi masing-masingnya adalah a, b dan c. Bagian atas
kotak ditutup dengan plat konduktor yang keempat sisinya terisolasi dengan dinding kotak.
Jawaban
y
z
V
b
c
0
x
a
Gambar 4.4
x = 0 = 0 ; y = 0 = 0 ; z = 0 = 0
x = a = 0 ; y = b = 0 ; z = c =V
Ambil alternatif jawaban persamaan Laplace seperti yang dinyatakan oleh persamaan (4.23a)
dengan jawab umum seperti persamaan (4.29), yaitu
Karena (A2 cos k2y + B2 sin k2y).(A3 cosh k3z + B3 sinh k3z) 0 berarti A1 = 0 sehingga
persamaan (a) menjadi
Karena (B1 sin k1x) (A3 cosh k3z + B3 sinh k3z) 0 berarti A2 = 0 sehingga persamaan (b)
menjadi
(x, y, z ) = B1 B2 sin k1 x sin k 2 y ( A3 cosh k 3 z + B3 sinh k 3 z ) (c)
Karena (B1B2 sin k1x sinh k2y) 0, maka dihasilkan A3 = 0 sehingga persamaan (c) menjadi
Dalam hal ini (B1B2B3 sin k2y sinh k3z) 0, maka sin k1a = 0 yang berarti
Karena B1B2B3 sin k1x sinh k3z 0 maka sin k2b = 0 yang berarti
n
k2b = n atau k2 = (f)
b
Dengan mengsubsitusikan persamaan (e) dan (f) ke persamaan (4.23a) maka didapat
konstanta k3, yaitu
2 2
m n
k3 = k + k = +
1
2 2
2 (g)
a b
Subsitusikan persamaan (e), (f) dan (g) kedalam persamaan (d), maka dihasilkan
m n
2 2
m n
(x, y, z ) = B1 B2 B3 sin x sin y sinh + z (g)
a b a n
m n
2 2
m n
= V = B1 B2 B3 sin x sin y sinh c + (h)
a b a n
2 2
m n
Jika dimisalkan Amn = B1 B2 B3 sinh c + (i)
a b
m n
, maka persamaan (i) menjadi V = Amn sin x sin y (j)
a b
m
Selanjutnya misalkan lagi F ( x ) = Amn sin x (k)
a
n
, maka persamaan (j) menjadi V = F ( x ) sin y (l)
b
Dengan menggunakan analisa deret Fourier yang sama seperti di atas, maka dapat ditentukan
koefisien dari kedua persamaan (k) dan (l) yaitu
m m
a b
= F ( x ) sin F ( x ) = V sin
2 2
Amn x dx dan y dy
a0 a b0 b
mn m
a b
2 2
Amn = V sin x sin y dx dy
a b00 a b
, yang menghasilkan
m = genap m = genap
Amn = 0 ; Amn = 0
n = genap n = ganjil
m = ganjil m = ganjil 16 V
Amn = 0 ; Amn = (m)
n = genap n = ganjil mn 2
Dari persamaan (m) dapat dilihat bahwa harga m dan n yang memenuhi hanya untuk
pasangan bilangan m dan n merupakan bilangan ganjil. Subsitusikan persamaan (m) kedalam
persamaan (i) sehingga didapatkan konstanta
16 V
B1 B2 B3 = (n)
2 2
m n
mn 2 sin c +
a b
Dengan mengsubsitusikan persamaan (n) kedalam persamaan (h), maka dihasilkan jawab
umum untuk persamaan potensial dalam kotak, yaitu
m n m n
2 2
a b
Seperti yang sudah diuraikan di atas, tahapan yang sama digunakan dalam menentukan
jawab umum persamaan Laplace untuk sistem koordinat silinder yang juga dibagi
dalam tiga tahap, yaitu persamaan Laplace yang hanya merupakan fungsi-fungsi; satu
variabel (r), dua variabel (r,) dan tiga variabel (r,,z). Bagian pertama dapat ditinjau untuk
persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder yang hanya merupakan fungsi dengan
satu variabel r. Karena hanya merupakan fungsi dengan satu variabel r maka bentuk turunan
parsil dapat diubah menjadi bentuk turunan atau diferensial biasa sehingga dengan demikian
persamaan (4.10) menjadi
1 1 d d
2 (r ) = r = r =0 (4.30)
r r r r dr dr
1 1 2
(r , ) = r + 2 2 = 0
2
(4.32)
r r r r
Cara yang sama yaitu dengan pemisahan variabel, maka untuk menentukan jawab umum
persamaan (4.32) dapat dimisalkan dengan
(r , ) = f1 (r ) f 2 ( ) (4.33)
Dengan mencari turunan-turunan orde dua dari persamaaan (4.33) , baik terhadap variabel r
maupun variabel dan kemudian disubsitusikan kedalam persamaan (4.32) menghasilkan
persamaan
f 2 d df1 f1 d 2 f 2
2 (r , ) = r + =0 (4.34)
r dr dr r 2 d 2
r d df1 1 d 2 f 2
r + =0 (4.35)
f1 dr dr f 2 d 2
Sama seperti penyelesaian persamaan (4.16), dimana ruas kiri pada persamaan (4.35) juga
dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dua konstanta yang dinyatakan dengan konstanta-
konstanta n2 dan n2. Dalam hal ini untuk memilih apakah suku pertama yang merupakan
fungsi r yang dimisalkan dengan n2 dan suku kedua yang merupakan fungsi yang
dimisalkan dengan n2 atau sebaliknya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Karena persamaan potensial merupakan fungsi (r,) maka dapat digambarkan dalam sistem
koordinat polar dimana untuk setiap satu putaran sudut (satu periode), maka akan berada
pada titik yang sama atau pada potensial yang sama. Ini berarti bahwa fungsi merupakan
fungsi yang periodik, dimana fungsi yang periodik mempunyai jawaban fungsi sinus atau
cosinus. Ini mempunyai arti bahwa suku kedua dari persamaan (4.35) jawabannya haruslah
sinus atau cosinus. Dengan demikian untuk memenuhi hal tersebut maka suku kedua dari
persamaan (4.35) harus sama dengan n2 sehingga suku pertama sama dengan n2. Dengan
demikian suku kedua dari persamaaan (4.35) dapat ditulis menjadi
1 d 2 f2 d 2 f2
2 = n 2 atau 2
+ n2 f2 = 0
f 2 dr dr
f 2 ( ) = ( An cos n + Bn sin n ) (4.36)
n=0
r d df1 d df 2
r = n atau r r 1 n f1 = 0
2
f1 dr dr dr dr
, menghasilkan persamaan
d 2 f1 df
r2
+ r 1 n 2 f1 = 0 (4.37)
dr dr
, atau
(r D
2 2
r )
+ rDr n 2 f1 = 0 (4.38)
yang merupakan persamaan diferensial Euler, dimana operator Dr = d/dr. Untuk menentukan
jawaban persamaan diferensial ini bisa didapat dengan memisalkan r = ez atau z = ln r yang
menghasilkan rDr = Dz dan r 2 Dr2 = Dz2 Dz , sehingga dengan mengsubsitusikan hasil ini
kedalam persamaan (4.38) dihasilkan
(D2
z )
n 2 f1 = 0 atau (Dz n ) (Dz + n ) f1 = 0
f1 (r ) = Cn e nz + En e nz = Cn r n + En r n
atau
E
f1 (r ) = Cn r n + nn (4.39)
r
Dengan mengsubsitusikan persamaan (4.36) dan (4.39) kedalam persamaan (4.33), dihasilkan
jawab umum persamaan Laplace yang merupakan fungsi dua variabel (r,), yaitu
Selanjutnya, untuk persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder dengan tiga variabel
(r,,z) seperti yang diperlihatkan oleh persamaan (4.10), dimana jawab umumnya dapat
ditentukan dengan memisalkan
(r , , z ) = f1 (r ) f 2 ( ) f 3 (z ) (4.41)
f 2 f 3 d df1 f1 f 3 d 2 f 2 d 2 f3
r + + f1 f 2 2 = 0 (4.42)
r dr dr r 2 d 2 dz
1 d df1 1 d 2 f2 1 d 2 f3
r + + =0 (4.43)
f1 r dr dr f 2 r 2 d 2 f 3 dz 2
Langkah pertama untuk menyelesaikan persamaan (4.43) adalah dengan memisalkan suku
ketiga dengan k2, sehingga
1 d 2 f3 d 2 f3
2 = k2 atau 2
k 2 f3 = 0 (4.44)
f 3 dz dz
1 d df1 1 d 2 f2
r + + k2 = 0
f1r dr dr f 2 r d
2 2
r d df1 1 d 2 f 2
r + + k 2r 2 = 0 (4.46)
f1 dr dr f 2 d 2
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas pada penyelesaian suku kedua persamaan (4.35)
dimana fungsi merupakan fungsi periodik dengan pemisalan n2 yang menghasilkan
jawaban sinus dan cosinus. Hal yang sama juga berlaku untuk suku kedua persamaan (4.46)
yang hanya dipenuhi bila suku kedua tersebut sama dengan n2,yang berarti
1 d 2 f2 d 2 f2
= n 2 atau + n2 f2 = 0
f 2 d 2 d 2
r d df1
r +k r n = 0
2 2 2
f1 dr dr
, atau
r2
d 2 f1
dr 2
df
( )
+ r 1 + k 2 r 2 n 2 f1 = 0
dr
Dengan mengsubsitusikan persamaan (4.45), (4.47) dan (4.48) ke persamaan (4.41), maka
dapat ditentukan jawab umum untuk persamaan Laplace dalam sistem koordinat silinder yang
merupakan fungsi (r,,z), yaitu
(r , , z ) = { E J n (kr ) + D Yn (kr ) }(C n cos n + Dn sin n )( A cosh kz + B sinh kz ) (4.49)
n =0
Jawaban
Ua b
Ub
a
Gambar 4.5
Persamaan potensial dalam koordinat silinder untuk fungsi satu variabel r adalah
(r ) = A ln r + B
a. Untuk r = a U a = A ln a + B
r = b U b = A ln b + B
a U ab
U a U b = U ab = A ln , sehingga A =
b ln a ( )
b
U ab
Dari U a = A ln a + B B = U a
( )
ln a
b
ln a
Untuk r = r, maka
U ab U
Ur = ln + U a ab ln a
ln a( )
b
( )
ln a
b
, atau
( ) ( )
U
U r = U a + ab ln r
ln a a
b
U ab U ab
r =a = E r =a = r =b = E r =b =
( )
a ln a
b
;
( )
b ln a
b
d. Kapasitansi sistem
U ab 2 L
Qa = a (luas ) = C U ab (2aL ) = C U ab C =
a ln a ( b) ( )
ln a
b
atau
U ab 2 L
Qb = b (luas ) = C U ab (2bL ) = C U ab C =
b ln a ( b) ( )
ln a
b
Contoh soal 6
Suatu konduktor berbentuk silinder (hollow conductor) yang panjang sekali berjari-jari a
berada tegak lurus dalam medan listrik homogen E0.
Tentukanlah : a. potensial disekeliling silinder
b. medan listrik maksimum pada permukaan silinder.
Jawaban
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas dimana persamaan Laplace untuk fungsi (r,)
dinyatakan oleh persamaan (4.40), yaitu
En
(r , ) = Cn r n + ( An cos n + Bn sin n ) (a)
n =0 rn
Dalam sistem koordinat silinder, pilih arah medan searah sumbu x dan poros silinder searah
sumbu z (tegak lurus bidang).
y
E
a r
z
x
r cos
Gambar 4.6
Dalam hal ini (r , ) = (r , ) , berarti fungsi merupakan fungsi genap maka pada
persamaan (a) yang muncul hanya suku-suku cosinus saja sehingga persamaan (a) menjadi
Bn
(r , ) = An r n + cos n (a)
n =1 rn
Dengan membandingkan kedua persamaan (a) dan (b) di atas, maka harga n yang memenuhi
persamaan (b) pada persamaan (a) adalah n = 1, sehingga persamaan potensialnya menjadi
B1
(r , ) = A1 + cos (c)
r
B
Pada persamaan (c) untuk r = a maka = 0 = A1 a + 1 cos
a
B
Karena cos 0, berarti A1a + 1 = 0 yang menghasilkan
a
B
A1 = 21 atau B1 = a 2 A1 (d)
a
B
Pada persamaan (c) , untuk r = , maka 1 dapat diabaikan terhadap A1 r sehingga
r
persamaan potensialnya menjadi = E 0 x = rE 0 cos A1 r cos yang menghasilkan
A1 = E 0 ; B1 = a 2 E 0
Dengan memasuk hasil konstanta A1 dan B1 ke persamaan (c) maka didapat persamaan
potensialnya yaitu
a 2 E0
(r , ) = E0 r + cos
r
Medan listrik maksimum E maks terjadi jika cos sama dengan 1 atau 1 ( = 0 atau
= ), dimana untuk = 0 dihasilkan E = 2 E 0 a r dan untuk = dihasilkan
E = 2 E 0 a r .
Untuk menentukan jawab umum dari persamaan Laplace dalam sistem koordinat bola yang
dinyatakan dalam variabel (r,,) seperti yang diperlihatkan oleh persamaan (4.11) dapat
ditentukan dengan cara separasi variabel seperti di atas, yaitu dengan memisalkan
f 2 f 3 d 2 df1 f1 f 3 d df 2 f1 f 2 d 2 f 3
r + sin + =0
r2 dr dr r 2 sin d d r 2 sin 2 d 2
r 2 sin 2
Kemudian persamaan ini dikalikan dengan faktor yang menghasilkan persamaan
f1 f 2 f 3
Dengan memisalkan
d 2 f3 d 2 f3
f3 = m 2 atau + m2 f3 = 0 (4.52)
d 2
d 2
menghasilkan jawaban
1 d 2 df1 1 d df m2
r + sin 2 = 0 (4.55)
f1 dr dr f 2 sin d d sin 2
1 d 2 df1 d 2 f1 df
r = r 2 + 2r 1 + 2 f1 = 0
2 2
atau (4.56)
f1 dr dr dr dr
1 d df m2
2 + sin 2 =0 (4.57)
f 2 sin d d sin 2
Dengan cara yang sama seperti penyelesaian persamaan (4.37), maka persamaan (4.56)
menjadi
(D
+ Dz + 2 f1 = 0
2
z )
(4.58)
yang merupakan persamaan diferensial orde dua dengan sepasang akar-akar persamaan yang
merupakan bilangan riil, yaitu
12 + 1
4
2 dan 12 1
4
2
2 + 2 z 2 2 z
f1 (r ) = Cn e
1 1 1 1
4
+ En e 4
(4.59)
f1 (r ) = Cn r 2
1+ 1
2 1 1
2
4
+ En r 2 4
(4.60)
12 1
4 2 = (n + 1) sehingga hasil kali kedua persamaan ini adalah
2 = n (n + 1) atau 2 = n (n + 1) (4.61)
f1 (r ) = Cn r n + En r (n +1) atau f1 (r ) = Cn r n +
En
(4.62)
r n +1
d dx d d
Jika dimisalkan x = cos , maka = = sin sehingga persamaan (4.63)
d d dx dx
menjadi
d df 2 m2
1
sin sin sin + n (n + 1) f2 = 0
sin dx dx sin 2
, atau
df 2 m2
d
dx
(
1 cos
2
dx
)
+ n (n + 1) f2 = 0
1 cos 2
(4.64)
df 2 m2
d
dx
(
1 x
2
) + n (n + 1)
dx
f2 = 0
1 x2
(4.65)
Akhirnya didapatkan jawab umum persamaan Laplace dalam sistem koordinat bola, yaitu
dengan mengsubsitusikan persamaan (4.53), (4.62) dan (4.66) ke persamaan (4.50) sehingga
jawab umum persamaan (4.11) adalah
En m
(r , , ) = C n r n + Pn (cos )( Am cos m + Bm sin m ) (4.67)
m =0 n =0 r n+1
(r , ) = C n r n + Pn (cos )
En
(4.68)
n =0 rn
Sedangkan untuk m = 0, n = 0 dan P0(cos) = 1, maka dari persamaan (4.68) didapat jawaban
persamaan Laplace yang hanya merupakan fungsi satu variabel r, yaitu
E0
(r ) = C0 + (4.69)
n =0 r
Dengan cara lain, persamaan (4.69) juga bisa dibuktikan yaitu dengan menyelesaikan solusi
untuk persamaan Laplace yang merupakan fungsi satu variabel r yaitu
1 2
2 (r ) = r =0 (4.70)
r 2 r r
dengan jawaban
(r ) =
A
+B (4.71)
r
2 ( ) =
1
sin =0 (4.72)
r sin
2
, dengan jawaban ( ) = A ln tan + B (4.73)
2
Contoh soal 7
Dua bola konduktor yang sepusat dengan jari-jari bola bagian dalam a dan jari-jari bola
bagian luar b. Bila bola bagian dalam diberi potensial Ua dan bola bagian luar Ub, tentukanlah
:
a. Distribusi potensial diantara kedua bola konduktor (a < r < b).
b. Intensitas medan listrik diantara kedua bola.
Jawaban
Ub
Ua b
Gambar 4.7
Persamaan potensial untuk fungsi satu variabel r adalah (r ) =
A
+B
r
A
a. Untuk r = a Ua = +B
a
A
r = b Ub = + B
b
1 1 U ab
U a U b = U ab = A menghasilkan A =
a b 1 1
a b
A U ab
Dari U a = + B didapat B = U a
a 1 1
a
a b
U ab U ab
Untuk r = r , maka Ur = +Ua
1 1 1 1
r a
a b a b
,atau
U ab 1 1
Ur = Ua +
1 1r a
a b
A A U ab
E = (r ) = a r + B = a r 2 = ar
r r r 1 1r2
a b
dan besarnya kuat medan listrik
U ab
E= E =
1 1 2
r
a b
e. Kapasitansi sistem
U ab 4
Qa = a (luas ) = C U ab
1 1 2
( )
4a 2 = C U ab C =
1 1
a
a b a b
, atau
U ab 4
Qb = b (luas ) = C U ab
1 1 2
( )
4b 2 = C U ab C =
1 1
b
a b a b
Contoh soal 8
Dua kerucut seporos terbuat dari konduktor yang diisolasi secara listrik pada ujungnya. Jika
kerucut dalam dibentuk oleh sudut 1 diberi potensial U1 dan kerucut luar dibentuk oleh sudut
2 diberi potensial U2, tentukanlah potensial diantara kedua kerucut tersebut pada sudut
dimana 1 < < 2.
z
2
1
x
Gambar 4.8
Jawaban
Persamaan potensial yang dibentuk oleh kerucut dinyatakan oleh persamaan (4.73) di atas
yaitu
( ) = A ln tan + B (a)
2
Untuk : = 1 maka U 1 = A ln tan 1 + B (b)
2
= 2 maka U 2 = A ln tan 2 + B (c)
2
tan 1
2 U 12
U 12 = U 1 U 2 = A ln , atau A = (d)
tan 2 tan 1
2 2
ln
tan 2
2
Dari persamaan (a) didapat
Subsitusikan persamaan (d) dan (e) ke persamaan (a), maka dihasilkan persamaan potensial
diantara dua kerucut seporos pada sudut dimana 1 < < 2 yaitu
( ) =
U 12
tan 1
(
ln tan
2
)+ U 1
U 12
tan 1
ln tan
1
2
2 2
ln ln
tan 2 tan 2
2 2
, atau
tan
( ) = U 1 +
U 12 2
ln (4.74)
tan 1 tan 1
2 2
ln
tan 2
2
Contoh soal 9
Jika kerucut dalam dibentuk oleh sudut 1 = 350 diberi potansial U1 = 125 volt dan kerucut
luar yang dibentuk oleh sudut 2 = 450 diberi potensial U2 = 80 volt. Tentukan besarnya
sudut yang memberikan potensial 100 volt.
Jawaban
Dengan menggunakan persamaan (4.74), maka
125 80 tan
100 = 125 + ln 2
tan 35 tan 35
ln 2 2
tan 45
2
=
(
100 125 ln tan 2 ln tan 2 ) ( 35 )
45 ( ) (
ln tan 35 ln tan 45
2 2
)
(
ln tan =
2
)
25
45
{ ( ) ( )} (
ln tan 35 ln tan 45 + ln tan 35
2 2 2
)
, menghasilkan sudut = 40,30.
Contoh soal 10
Sebuah bola konduktor berjari-jari a tidak bermuatan ditempatkan dalam medan listrik
homogen E0 . Tentukanlah distribusi potensial disekeliling bola dan medan listrik maksimum
pada permukaan bola.
Jawaban
Jawab umum persamaan Laplace untuk koordinat bola adalah
Dalam sistem koordinat bola, buat medan listrik E0 sejajar sumbu z sehingga dengan
demikian persamaan potensial hanya merupakan fungsi r dan (sifat simetris). Dengan
demikian persamaan potensial menjadi lebih sederhana, yaitu
B
(r , ) = An r n + n+n1 Pn (cos ) (a)
n =0 r
E0
a r
z
Gambar 4.9
= E 0 z = E 0 r cos (b)
n = 0 P0 (cos ) = 1
n = 1 P1 (cos ) = cos
n = 2 P2 (cos ) = 1
2 (3 cos 2
1)
Dengan membandingkan persamaan potensial (a) dengan persamaan (b) untuk beberapa
harga n, maka harga-harga n pada persamaan (a) yang memenuhi persamaan (b) adalah 0 dan
1, sehingga dengan demikian dihasilkan persamaan umum potensial yaitu
B0 B
(r , ) = A0 + + A1r + 21 cos (c)
r r
B0
Dalam hal ini akan menghasilkan medan radial yang hanya cocok dengan konduktor bola
r
yang berhubungan dengan muatan total. Karena soal di atas menyatakan bahwa konduktor
bola tidak bermuatan , maka konstanta B0 harus sama dengan nol, sehingga persamaan (c)
menjadi
B1
(r , ) = A0 + A1r + cos (d )
r2
B1
Pada persamaan (d), untuk r >> a, maka dapat diabaikan terhadap A1r, sehingga didapat
r2
(r , ) = A0 + A1 r cos E 0 r cos
Karena bola tidak bermuatan maka untuk r = a, maka persamaan potensial pada persamaan
(e) menjadi
B1
= 0 = E0 a + cos
a2
Karena cos 0 maka dihasilkan B1 = a3E0 sehingga persamaan potensial disekitar bola
adalah
a3
(r , ) = E0 r + 2 E0 cos
r
a
E = = a r +
r r r
a3 a a3
E = a r
E r + E
0 cos
E r + E 0 cos
r r
0 2 0 2
r r
, atau
2a 3 a3
E = a r E 0 + 3 E 0 cos + a E 0 + 3 E 0 sin
r r
2a 3 E 0 a3E
E0 r =a
= a r E0 + cos + a E 0 + 3 0 sin = 3 E 0 cos a r
a3 a
Medan listrik maksimum Emaks terjadi jika cos sama dengan 1 dan 1 ( = 0 ; = ),
sehingga
3E 0 a r untuk = 0
E maks =
3E 0 a r untuk =
B0 B
(r , ) = A0 + + A1r + 21 cos
r r
B0 B
dimana untuk r >> a maka dan 21 dapat diabaikan terhadap A1r sehingga besarnya
r r
potensial dari persamaan (c) di atas adalah
(r , ) = A0 + A1r cos
B0 B
(r , ) = + E 0 r + 21 cos (f)
r r
Besarnya medan listrik
B B B 2B
E = = a r 0 + E0 r + 21 cos = a r 20 + E0 + 31 cos
r r r r r
atau
B 2B
E = E = 20 + E0 + 31 cos
r r
B 2B B 2B
= .E r = a = 20 + E 0 + 31 cos = 20 + E 0 + 31 cos
r r r =a a a
B 2B
Q = 20 + E0 + 31 cos dS
S a a
B 2B
= 20 + E0 + 31 cos a 2 sin d d
S a a
2
B0 2B
= a 2
d a + E0 + 31 cos d (cos ) = 4 B0
a
2
0 0
, atau
Q
B0 =
4
B
(r , ) =
Q
+ E0 r + 21 cos (g)
4 r r
Q B Q
+ E 0 a + 21 cos
4 a a 4 a
B
yang menghasilkan E0 a + 21 cos = 0 .
a
a3E
(r , ) =
Q
+ E0 r + 2 0 cos ra
4 r r