Anda di halaman 1dari 24

KALKULUS 2

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Tujuan Pembelajaran Umum:


1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar persamaan diferensial.
2. Mahasiswa mampu menggunakan konsep dasar persamaan diferensial untuk
menyelesaikan masalah-masalah teknik.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian persamaan diferensial.
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan persamaan diferensial orde satu dengan
metode pemisahan variabel, substitusi, faktor pengintegralan, dan persamaan
Bernoulli.
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua
dengan
metode koefisien tak tentu tentu dan metode variasi parameter.
4. Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah penerapan persamaan diferensial
dalam bidang teknik mesin, seperti mekanika dan lenturan pada batang.

3.1 Pendahuluan
Beberapa pemodelan pada masalah teknik dinyatakan dalam bentuk persamaan
diferensial, misalnya masalah mekanika dan lenturan pada batang. Oleh karena itu,
materi persamaan diferensial penting dipelajari oleh mahasiswa jurusan teknik agar
dapat menyelesaikan masalah teknik yang ditekuninya.

Sebuah persamaan diferensial adalah persamaan yang mengandung turunan atau


diferensial. Orde sebuah persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi yang
terdapat dalam persamaan. Persamaan diferensial orde satu adalah persamaan dengan
turunan tertingginya turunan pertama, demikian seterusnya. Sebagai contoh, dapat
dilihat persamaan-persamaan berikut ini.
𝑑𝑦
1. = (1 + 𝑥 )(1 + 𝑦) adalah persamaan diferensial orde satu.
𝑑𝑥

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
2. + 8 𝑑𝑥 − 5𝑦 = 2𝑥 adalah persamaan diferensial orde dua.
𝑑𝑥 2

Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) adalah persamaan yang


hanya melibatkan satu variabel bebas, sedangkan persamaan diferensial yang
melibatkan lebih dari satu variabel bebas disebut persamaan diferensial parsial (partial
differential equation). Persamaan diferensial yang disertai nilai awal disebut masalah
nilai awal, sedangkan yang disertai nilai batas disebut masalah nilai batas. Nilai awal
sebuah persamaan diferensial adalah nilai fungsi ataupun nilai turunan fungsi yang
diberikan pada kondisi awal, misalnya y(0) = 2 , y’(0) = 1, dan seterusnya. Nilai batas

Matematika Terapan 1
adalah nilai fungsi ataupun nilai turunan fungsi yang diberikan pada kondisi tertentu,
misalnya y(1) = 0 , y’(5) = 12, dan seterusnya.

Penyelesaian persamaan diferensial adalah persamaan berbentuk 𝑦 = 𝑔(𝑥 ) atau


berbentuk 𝑔(𝑥, 𝑦) = 𝐶, dengan C konstanta. Penyelesaian persamaan diferensial ada
dua macam, yaitu

1. penyelesaian umum yaitu penyelesaian yang masih mengandung konstanta,


penyelesaian ini diperoleh jika tidak diberikan nilai awal ataupun nilai batas;

2. penyelesaian khusus yaitu penyelesaian yang tidak mengandung konstanta karena


telah disubstitusi oleh nilai awal dan nilai batas yang diberikan.

Metode penyelesaian persamaan diferensial bergantung pada orde dan bentuk


persamaannya. Untuk persamaan diferensial orde satu terdapat beberapa metode.
Metode penyelesaian yang cocok untuk persamaan pada contoh nomor satu di atas
adalah metode pemisahan variabel. Teknik penyelesaiannya akan diuraikan dibawah
ini.

3.2 Penyelesaian Persamaan Diferensial Orde Satu


Metode penyelesaian persamaan diferensial orde satu bergantung pada bentuk
persamaannya. Pembahasan akan diawali dari bentuk persamaan yang paling
sederhana yang dapat diselesaikan dengan pemisahan variabel, sampai pada
persamaan yang agak rumit yaitu persamaan Bernoulli.

3.2.1 Persamaan dengan Variabel Terpisah


𝑑𝑦
Persamaan diferensial ini berbentuk 𝑓 (𝑦) 𝑑𝑥 = 𝑔(𝑥 ). Penyelesaian persamaan ini
diperoleh dengan metode pemisahan variabel, yaitu:

∫ 𝑓 (𝑦)𝑑𝑦 = ∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥.

Contoh 1:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu

𝑑𝑦
= (1 + 𝑥 )(1 + 𝑦)
𝑑𝑥
Jawab:

Langkah 1. Pisahkan suku-suku yang mengandung variabel 𝑥 dan variabel 𝑦,


1
sehingga persamaan menjadi 𝑑𝑦 = (1 + 𝑥)𝑑𝑥.
1+𝑦

Langkah 2. Kemudian lakukan integral pada kedua ruas

Matematika Terapan 2
1 2
Penyelesaian yang diperoleh adalah 𝑦 = 𝐾𝑒 𝑥+2𝑥 − 1.

Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 𝑦 2 + 𝑥 𝑦 2
=
𝑑𝑥 𝑥 2 𝑦 − 𝑥 2
Jawab:

Langkah 1. Pemisahan suku-suku yang mengandung variabel 𝑥 dan variabel 𝑦,


(𝑦−1) (1+x)
menghasilkan persamaan 𝑑𝑦 = 𝑑𝑥
𝑦2 x2

Langkah 2. Sebelum menghitung integral, sederhanakan dulu fungsi-fungsi


integran di kedua ruas, sehingga persamaan di atas menjadi
1 1 1 1
( − 2 ) 𝑑𝑦 = ( 2 + ) 𝑑𝑥
𝑦 𝑦 𝑥 𝑥

Setelah diintegralkan dan disederhanakan bentuknya maka penyelesaian yang


diperoleh adalah
𝑥 𝑥+𝑦
𝐾 = 𝑒 𝑥𝑦
𝑦
.

3.2.2 Persamaan yang Direduksi menjadi Persamaan Terpisah (Pemisalan)

Proses reduksi dari persamaan yang variabelnya tidak dapat dipisahkan menjadi dapat
dipisahkan adalah dengan substitusi. Secara khusus pada subbab ini dibahas
𝑑𝑦 𝑦
persamaan yang berbentuk = 𝑓 (𝑥) sehingga disubstitusi oleh persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥.
𝑑𝑥

Metode ini dikenakan pada persamaan diferensial linear orde satu homogen yaitu
persamaan diferensial yang mengandung variabel x dan variabel y yang berderajat
sama (pangkat tertinggi variabel x dan y sama). Persamaan diferensial homogen ini
disubstitusi oleh persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥, dengan 𝑣 = 𝑣(𝑥) dan oleh turunannya yaitu
𝑦 ′ = 𝑣 ′𝑥 + 𝑣 sehingga hasilnya dapat diselesaikan dengan metode pemisahan
variabel. Uraiannya dapat dilihat pada contoh berikut.

Contoh 1:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 𝑥 + 3𝑦
=
𝑑𝑥 2𝑥

Matematika Terapan 3
Jawab:

Langkah 1. Substitusi persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥 dan 𝑦 ′ = 𝑣 ′𝑥 + 𝑣 pada persamaan


𝑥+3𝑣𝑥 1+3𝑣
diferensial, sehingga persamaan menjadi 𝑣 ′𝑥 + 𝑣 = = atau
2𝑥 2
𝑑𝑣 1+3𝑣
𝑥+𝑣 = . Ini adalah persamaan diferensial baru yang dihasilkan
𝑑𝑥 2
setelah substitusi. Perhatikan, variabelnya sekarang adalah v dan x !

Langkah 2. Lakukan penyelesaian dengan metode pemisahan variabel!

𝑦 2
Penyelesaian yang diperoleh adalah (1 + 𝑥) = 𝐾𝑥.

Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 2𝑥𝑦 + 3𝑦 2
= 2
𝑑𝑥 𝑥 + 2𝑥𝑦

Jawab:

Langkah 1. Substitusi persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥 dan 𝑦 ′ = 𝑣 ′𝑥 + 𝑣 pada persamaan


𝑑𝑣 2𝑣+3𝑣 2
diferensial sehingga persamaan menjadi 𝑥+𝑣 = .
𝑑𝑥 1+2𝑣

Langkah 2. Lakukan penyelesaian dengan metode pemisahan variabel.

Penyelesaian yang diperoleh adalah 𝑥𝑦 + 𝑦 2 = 𝐾𝑥 3 .

3.2.3 Persamaan Diferensial Linear Orde Satu

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear


(persamaan diferensial yang variabel y -nya berderajat satu) yaitu metode faktor
pengintegralan.

Bentuk umum persamaan diferensial linear ini yaitu


𝑑𝑦
+ 𝑃𝑦 = 𝑄
𝑑𝑥
dengan P dan Q masing-masing konstanta atau fungsi dalam x.

Faktor pengintegralan (Fi) adalah eksponen pangkat integral dari fungsi P terhadap
variabel x. Ditulis
𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ 𝑃 𝑑𝑥
dengan 𝑃 = 𝑃(𝑥) atau konstanta.

Matematika Terapan 4
Langkah-langkah penyelesaian:

1. Kalikan Fi dengan semua suku pada persamaan diferensial, yaitu


𝑑𝑦
𝐹𝑖 + 𝑃𝑦 𝐹𝑖 = 𝑄𝐹𝑖
𝑑𝑥
.
𝑑
Perhatikan bahwa ruas kiri ekivalen dengan 𝑑𝑥 (𝑦 𝐹𝑖 ) sehingga diperoleh
𝑑 (𝑦 𝐹𝑖 ) = 𝑄 𝐹𝑖 𝑑𝑥
jika kedua ruas dikalikan dengan dx.

2. Integralkan ruas kiri dan ruas kanan, diperoleh 𝑦 𝐹𝑖 = ∫ 𝑄 𝐹𝑖 𝑑𝑥.

Karena setiap penyelesaian langkah-langkahnya sama, untuk selanjutnya setelah


diperoleh Fi, persamaan yang diperoleh pada langkah kedua dapat langsung
digunakan. Perhatikan contoh-contoh berikut ini!

Contoh 1:
𝑑𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu −𝑦 = 𝑥 !
𝑑𝑥

Jawab:

Langkah 1. Bandingkan persamaan diferensial pada soal dengan bentuk umum


persamaan diferensial Linear, diperoleh fungsi 𝑃 = −1 dan fungsi 𝑄 =
𝑥.

Langkah 2. Tentukan Fi yaitu 𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ − 𝑑𝑥 = 𝑒 −𝑥 . Perhatikan, walaupun integral


tak tentu, hasil akhirnya tidak ditambahkan konstanta C.

Langkah 3. Tuliskan persamaan 𝑦 𝐹𝑖 = ∫ 𝑄 𝐹𝑖 𝑑𝑥, dalam hal ini ekivalen dengan


persamaan 𝑦 𝑒 −𝑥 = ∫ 𝑥 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥

Langkah 4. Selesaikan integral pada ruas kanan dengan metode pengintegralan


parsial.

Penyelesaian yang diperoleh adalah 𝑦 = 𝐶𝑒 𝑥 − 𝑥 − 1.

Contoh 2:
𝑑𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 = 𝑥 3 !

Matematika Terapan 5
Jawab:

Langkah 1. Tuliskan persamaan diferensial pada soal sesuai dengan bentuk umum
persamaan diferensial Linear. Hal ini penting dilakukan untuk
mendapatkan fungsi P dan Q dengan tepat. Untuk persamaan diferensial
pada contoh ini, bagi setiap sukunya dengan x sehingga persamaan
diferensial menjadi

𝑑𝑦 𝑦
+ = 𝑥2
𝑑𝑥 𝑥
Langkah 2. Bandingkan persamaan diferensial ini dengan bentuk umum persamaan
1
diferensial Linear maka diperoleh fungsi 𝑃 = dan fungsi 𝑄 = 𝑥 2 .
𝑥

1
Langkah 3. Tentukan Fi yaitu 𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 ln 𝑥 = 𝑥.

Langkah 4. Tuliskan persamaan 𝑦 𝐹𝑖 = ∫ 𝑄 𝐹𝑖 𝑑𝑥, dalam hal ini ekivalen dengan


persamaan 𝑦 𝑥 = ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥

Langkah 5. Selesaikan integral pada ruas kanan.

Penyelesaian yang diperoleh adalah 𝑦 = 14𝑥3 + 𝐶.

Contoh 3:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦
+ 𝑦 cot 𝑥 = cos 𝑥
𝑑𝑥
Jawab:

Langkah 1. Bandingkan persamaan diferensial ini dengan bentuk umum persamaan

diferensial linear maka diperoleh fungsi 𝑃 = cot 𝑥 dan fungsi

𝑄 = cos 𝑥.

Langkah 2. Tentukan Fi yaitu 𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ cot 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 ln sin 𝑥 = sin 𝑥.

Langkah 3. Tuliskan persamaan 𝑦 𝐹𝑖 = ∫ 𝑄 𝐹𝑖 𝑑𝑥, dalam hal ini ekivalen dengan


persamaan 𝑦 sin 𝑥 = ∫ cos 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥

Langkah 4. Selesaikan integral pada ruas kanan.

Karena hasil integral pada langkah 4 ada dua macam, penyelesaian yang diperoleh
1 1
juga dua macam, yaitu 𝑦 = 2 sin 𝑥 + 𝐶 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 atau 𝑦 = − 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 + 𝐶 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 .

Matematika Terapan 6
3.2.4 Persamaan Bernoulli

Bentuk umum Persamaan Bernoulli adalah


𝑑𝑦
+ 𝑃 𝑦 = 𝑄 𝑦𝑛
𝑑𝑥
dengan P dan Q masing-masing konstanta atau fungsi dalam x, dan n bilangan asli.

Langkah-langkah Penyelesaian:

1. Bagi setiap suku persamaan diferensial dengan 𝑦 𝑛 .


𝑑𝑧
2. Misalnya 𝑧 = 𝑦 1−𝑛 , kemudian tentukan .
𝑑𝑦
3. Substitusi persamaan diferensial dengan y dan dy pada langkah 2 sehingga
diperoleh persamaan yang baru yaitu
𝑑𝑧
+ 𝑃1 𝑧 = 𝑄1
𝑑𝑥
4. Selesaikan dengan metode faktor pengintegralan.

Untuk lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini!

Contoh 1:
𝑑𝑦 𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaa diferensial orde satu + = 𝑥 𝑦 2!
𝑑𝑥 𝑥
Jawab:

Langkah 1. Bandingkan persamaan diferensial pada soal dengan bentuk umum


persamaan bernoulli, diperoleh 𝑛 = 2. Bagilah persamaan diferensial
dengan 𝑦 2 , diperoleh

1 𝑑𝑦 1
+ = 𝑥.
𝑦 2 𝑑𝑥 𝑥𝑦

Langkah 2. Misalnya 𝑧 = 𝑦 1−2 = 𝑦 −1 , diperoleh

𝑑𝑧 1
= −𝑦 −2 = − 2 atau 𝑑𝑦 = −𝑦 2 𝑑𝑧.
𝑑𝑦 𝑦

Langkah 3. Substitusikan hasil langkah 2 pada persamaan diferensial di langkah 1,


diperoleh persamaan diferensial yang baru yaitu

𝑑𝑧 𝑧 𝑑𝑧 𝑧
− + = 𝑥 atau − = −𝑥.
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑥

Matematika Terapan 7
Langkah 4. Selesaikan persamaan diferensial di langkah 3 dengan metode faktor

pengintegralan.

Penyelesaian yang diperoleh adalah

1
𝑦= .
−𝑥 2 + 𝐶𝑥

Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦
𝑥 2𝑦 − 𝑥 3 = 𝑦 4 cos 𝑥 !
𝑑𝑥
Jawab:

Langkah 1. Tuliskan persamaan diferensial pada soal dalam bentuk umum persamaan
bernoulli, untuk mendapatkan n yang tepat, yaitu

𝑑𝑦 𝑦 −𝑦 4
− = 3 cos 𝑥,
𝑑𝑥 𝑥 𝑥
diperoleh 𝑛 = 4. Bagilah persamaan diferensial ini dengan 𝑦 4 , diperoleh

1 𝑑𝑦 1 cos 𝑥
4
− 3=− 3 .
𝑦 𝑑𝑥 𝑥𝑦 𝑥

Langkah 2. Misalnya 𝑧 = 𝑦 −3, diperoleh

𝑑𝑧 3 1
= −3𝑦 −4 = − 4 atau 𝑑𝑦 = − 𝑦 4 𝑑𝑧.
𝑑𝑦 𝑦 3

Langkah 3. Substitusikan hasil langkah 2 pada persamaan diferensial di langkah 1


sehingga diperoleh persamaan diferensial yang baru yaitu

1 𝑑𝑧 𝑧 cos 𝑥 𝑑𝑧 3𝑧 cos 𝑥
− =− 3 atau + =3 3 .
−3 𝑑𝑥 𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑥 𝑥

Langkah 4. Selesaikan persamaan diferensial di langkah 3 dengan metode faktor


pengintegralan.

Penyelesaian yang diperoleh adalah

𝑥3
𝑦3 = .
3 sin 𝑥 + 𝐶

Matematika Terapan 8
Latihan 1
A. Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde satu berikut ini
dengan metode pemisahan variabel atau metode substitusi !

𝑑𝑦 1 + 𝑦 𝑑𝑦 𝑎 − 𝑥
1. = 2. =
𝑑𝑥 2 + 𝑥 𝑑𝑥 𝑏 + 𝑦

𝑑𝑦 𝑦2 – 1 𝑑𝑦 𝑥 2 + 1
3. = 4. 𝑥 𝑦 =
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑦 + 1

𝑑𝑦 𝑑𝑦
5. 𝑥 = 𝑦 + 𝑥𝑦 6. (𝑥 2 − 1) + 2𝑥𝑦 = 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥

1 𝑦
7. 𝑑𝑥 − 2 𝑑𝑦 = 0 8. cos 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 𝑑𝑦 = 0
𝑥 𝑥

𝑑𝑦 𝑑𝑦
9. (𝑥 3 + 3𝑥𝑦 2 ) + 𝑦 3 + 3𝑥 2 𝑦 = 0 10. 𝑦 𝑡𝑎𝑛 𝑥 = (4 + 𝑦 2 ) 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑡2
11. 𝑦𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑥 + (𝑥𝑒 𝑥𝑦 + 𝑦)𝑑𝑦 = 0 12. 2𝑡 𝑙𝑛 𝑦 𝑑𝑡 + 𝑑𝑦 = 0
𝑦

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑦2 + 1
13. 2√𝑦 − 1 = 𝑥 14. =
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑥

B. Tentukan penyelesaian khusus persamaan diferensial orde satu berikut


ini dengan metode pemisahan variabel atau metode substitusi !

1. 4𝑥 𝑑𝑥 + 9𝑦 𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(3) = 0

𝑑𝑣
2. 𝑣 = 𝑔 ; 𝑣(0) = 𝑣0
𝑑𝑡

𝑑𝑦
3. (2𝑦 − 𝑥) = 2𝑥 + 𝑦 ; 𝑦(2) = 3
𝑑𝑥

2
4. (𝑦 − 1)𝑑𝑥 + (𝑥 − 3)𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(0) = .
3

5. 3𝑥 2 𝑦 4 𝑑𝑥 + 4𝑥 3 𝑦 3 𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(1) = 2.

Matematika Terapan 9
Latihan 2
A. Tentukan Penyelesaian Umum dari Persamaan Diferensial Orde Satu
berikut ini dengan Metode Faktor Pengintegralan atau Metode untuk
Persamaan Bernoulli !

𝑑𝑦 𝑥2 + 𝑦2 𝑑𝑦
1. = 2. (𝑥 − 𝑦) = 𝑥+𝑦
𝑑𝑥 𝑥𝑦 𝑑𝑥

𝑑𝑦 𝑑𝑦
3. 2𝑥 2 = 𝑥2 + 𝑦2 4. (𝑥 2 + 𝑥𝑦) = 𝑥𝑦 − 𝑦 2
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
5. (𝑥 + 1) + 𝑦 = (𝑥 + 1)2 6. 𝑥 − 5𝑦 = 𝑥 7
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
7. (1 − 𝑥 2 ) − 𝑥𝑦 = 1 8. (𝑥 − 2) −𝑦
𝑑𝑥 𝑑𝑥
= (𝑥 − 2)3

𝑑𝑦 𝑑𝑦
9. 𝑥 + 𝑦 = 𝑥 sin 𝑥 10 . tan 𝑥 + 𝑦 = sec 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
11. 2𝑦 − 3 = 𝑦 4 𝑒 3𝑥 12. 𝑦 − 2𝑥 = 𝑥(𝑥 + 1)𝑦 3
𝑑𝑥 𝑑𝑥

B. Tentukan penyelesaian khusus persamaan diferensial orde satu


berikut ini dengan metode faktor pengintegralan!

𝑑𝑦
1. (𝑥 + 4) + 3𝑦 = 3 ; 𝑦(3) = 10.
𝑑𝑥

𝑑𝑦 2𝑦
2. − = 𝑡 2 cos 2𝑡 ; 𝑦(0) = 0
𝑑𝑡 𝑡

3.3 Penerapan Persamaan Diferensial Orde Satu


Pada subbab ini akan dibahas penerapan persamaan diferensial orde satu untuk
masalah mekanika (gerak lurus) dan tekanan udara.

Langkah-langkah penyelesaian:

1. Rumuskan model matematika soal yang diberikan, yaitu dalam bentuk


persamaan diferensial orde satu!
2. Tentukan penyelesaian umum dan khususnya!
3. Jawab pertanyaan pada soal!

Matematika Terapan 10
Contoh 1. (Gerak Lurus)
Soal:
Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus. Jarak tempuh pada saat t dinyatakan
oleh y, kecepatan benda pada saat t dinyatakan oleh v. Jika diketahui kecepatan benda
linear, yaitu 𝑣 = 4𝑡 + 3. Jika 𝑦 = 5 𝑚, 𝑡 = 1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Tentukan jarak tempuh y pada
saat 𝑡 = 5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 !

Jawab:
𝑑𝑦
1. Persamaan diferensial orde satu 𝑣 = 𝑑𝑡 = 4𝑡 + 3 dengan syarat 𝑦(1) = 5 𝑚

2. Penyelesaian: ∫ 𝑑𝑦 = ∫(4𝑡 + 3)𝑑𝑡.

Jadi, penyelesaian umum: 𝑦 = 2𝑡 2 + 3𝑡 + 𝐶

Penyelesaian khusus diperoleh dengan mensubstitusi syarat pada penyelesaian

umum maka 5 = 2 + 3 + 𝐶, atau 𝐶 = 0.

Jadi, penyelesaian khusus: 𝑦 = 2𝑡 2 + 3𝑡

3. Jadi, 𝑦(5) = 65 𝑚 atau jarak tempuh pada saat 𝑡 = 5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 adalah 65 m.

Contoh 2: (Tekanan Udara)


Soal:
Dari pengamatan diketahui bahwa makin tinggi jarak dari permukaan laut maka makin
rendah tekanan udaranya. Laju perubahan tekanan sebanding dengan tekanan pada
ketinggian tersebut. Misalkan tekanan permukaan laut dinyatakan oleh 𝑦0 . Jika
tekanan pada ketinggian 6000 m adalah ½ dari tekanan permukaan laut, tentukan
tekanan udara pada setiap ketinggian!

Jawab:

Diketahui:
y = 𝑦(𝑥 ) = tekanan pada ketinggian x = tekanan pada setiap ketinggian
x = ketinggian dari permukaan laut
1
Syarat batas: 𝑦(6000) = 2 𝑦0
Syarat awal: 𝑦0 = tekanan permukaan laut = 𝑦(0).
Persamaan diferensial:

𝑑𝑦 𝑑𝑦
~ 𝑦 ⟹ = 𝑘𝑦 , 𝑘 < 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
(k negatif karena y mengecil ketika x membesar)

Matematika Terapan 11
Ditanyakan: 𝑦(𝑥 ) = ?

Penyelesaian:

𝑑𝑦
∫ = ∫ 𝑘 𝑑𝑥
𝑦

ln|𝑦| = 𝑘𝑥 + 𝐶

𝑦 = 𝑒 𝑘𝑥+𝐶 = 𝑒 𝑘𝑥 𝑒 𝐶 = 𝐾𝑒 𝑘𝑥

Jadi, penyelesaian umumnya adalah 𝑦 = 𝐾𝑒 𝑘𝑥 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾 = 𝑒 𝐶 .

Substitusi syarat awal pada penyelesaian umum, diperoleh 𝑦0 = Ke0 = K. Jadi,

𝑦 = 𝑦0 ekx .....(*)
− ln 2
Substitusi syarat batas pada (*), diperoleh 𝑘 = 6000
= −1,155. 10−4 .

10−4 𝑥
Jadi, penyelesaian khususnya adalah 𝑦 = 𝑦0 e−1,155. .

Dengan demikian, tekanan udara pada setiap ketinggian (pada ketinggian x) adalah
10−4𝑥
𝑦 = 𝑦0 e−1,155.

dengan 𝑦0 tekanan permukaan laut.

Contoh 3: (Hukum Pendinginan Newton)


Soal:
Dari pengamatan diketahui bahwa jika sebuah benda dimasukkan ke dalam sebuah
medium yang suhunya berbeda dengan suhu benda tersebut maka terjadi perubahan
suhu terhadap waktu. Laju perubahan suhu ini berbanding lurus dengan selisih suhu
benda terhadap suhu medium. Misalnya, sebuah bola tembaga dipanaskan sampai
suhu 1000 C. Kemudian bola panas ini dicelupkan ke dalam air yang suhunya
dipertahankan tetap sebesar 300 C. Setelah 3 menit suhu bola menjadi 700 C. Tentukan
waktu t ketika suhu bola menjadi 310 C!

Jawab:
Diketahui:
𝑇 = 𝑇(𝑡) = suhu benda pada saat t (0 C)
t = waktu (menit)
t = 0 (saat bola panas mulai dicelupkan ke dalam air)
𝑑𝑇
= laju perubahan suhu benda terhadap waktu
𝑑𝑡
Syarat awal: 𝑇(0) = 100℃
Syarat batas: 𝑇(3) = 70℃

Matematika Terapan 12
Persamaan diferensial:
𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝑑𝑡
~ (𝑇 − 30) ⟹ 𝑑𝑡
= 𝑘(𝑇 − 30) , 𝑘 < 0

(k negatif karena T mengecil ketika t membesar)

Ditanyakan: 𝑇 = 31℃ ⟹ 𝑡 = ?

Penyelesaian:

𝑑𝑇
∫ = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
𝑇 − 30

ln|𝑇 − 30| = 𝑘𝑡 + 𝐶

𝑇 − 30 = 𝑒 𝑘𝑡+𝐶 = 𝐾𝑒 𝑘𝑡

Jadi, penyelesaian umumnya adalah


𝑇 = 𝐾𝑒 𝑘𝑡 + 30; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾 = 𝑒 𝐶 .

Substitusi syarat awal pada penyelesaian umum, diperoleh 100 = 𝐾𝑒 0 + 30 ⟹ 𝐾 =


70. Jadi,

𝑇(𝑡) = 70𝑒 𝑘𝑡 + 30.....(*)


1 4
Substitusi syarat batas pada (*), diperoleh 𝑘 = 3 ln 7 = −0,1865.

Jadi, penyelesaian khususnya adalah 𝑇(𝑡) = 70𝑒 −0,1865𝑡 + 30.

Pada saat suhu bola mencapai 31℃ diperoleh

31 = 70𝑒 −0,1865𝑡 + 30 ⟹ 𝑡 = 22,75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan agar suhu bola mencapai 31℃ adalah
22,75 menit.

Latihan 3
1. Volume air dalam bejana adalah V m3 pada kedalaman h m. Jika kecepatan
perubahan V terhadap h adalah 𝜋(3ℎ − 2)2 𝑚2 , tentukan volume air di dalam
bejana pada kedalaman 2 m !
2. Sebuah mobil mulai dalam keadaan diam kemudian berjalan hingga mencapai
kecepatan 100 m/detik selama 30 detik. Jika percepatannya konstan,
berapakah jarak yang ditempuh selama 30 detik itu?

Matematika Terapan 13
3. Sebuah roket ditembakkan lurus ke atas dengan kecepatan (8𝑡 + 7) 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.
Jika setelah 20 detik mesin roket itu dimatikan, berapakah ketinggian yang
dicapai roket itu sebelum jatuh kembali? (tekanan udara diabaikan).
4. Sebuah benda yang suhunya 100℃ dibawa ke ruangan yang suhunya 22℃.
Setelah 20 menit, suhu benda berubah menjadi 70℃. Berapa waktu yang
dibutuhkan agar suhu benda tersebut mencapai 40℃?
5. Harga sebuah suku cadang sebuah mesin Rp 8 juta. Harga suku cadang ini
𝑑𝐻
mengalami penurunan dengan rumus = −20(𝑡 + 1)2 . H menunjukkan
𝑑𝑡
harga suku cadang setelah t tahun pembelian. Berapakah harga suku cadang
tersebut setelah 4 tahun?
6. Muatan listrik yang diterima oleh kondensor dari sebuah rangkaian listrik yang
dialiri arus sebesar I ampere dalam waktu t detik adalah Q coulomb. Jika arus
𝜋 1
𝐼 = 5 sin 3 𝑡 dan Q = 0 pada saat 𝑡 = 2 detik, tentukan muatan positif terbesar
pada kondensor!

3.4 Penyelesaian Persamaan Diferensial Orde Dua


Bentuk umum dari Persamaan Diferensial Orde Dua adalah

𝑦 ′′ + 𝑝𝑦 ′ + 𝑞𝑦 = 𝑟(𝑥) (3.1)
𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
dengan 𝑦 ′ = dan 𝑦 ′′ = . Jika 𝑟(𝑥) ≠ 0, persamaan (3.1) disebut persamaan
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
diferensial orde dua tak homogen, tetapi jika 𝑟(𝑥 ) = 0 persamaan ini disebut
persamaan diferensial orde dua homogen. Sebagai contoh persamaan diferensial orde
dua tak homogen yaitu persamaan 𝑦 ′′ + 9𝑦 = 18𝑥 2 . Pada contoh ini, berarti 𝑝 = 0,
𝑞 = 9, dan 𝑟(𝑥) = 18𝑥 2 .

3.4.1 Penyelesaian Persamaan Diferensial Orde Dua Homogen

𝑦 ′′ + 𝑝𝑦 ′ + 𝑞𝑦 = 0 (3.2)

Persamaan diferensial orde dua homogen diselesaikan dengan dua langkah yaitu:

1. Tuliskan persamaan karakteristik dari persamaan (3.2), yaitu: 𝜆2 + 𝑝𝜆 + 𝑞 =


0. Kemudian tentukan akar-akarnya (𝜆1 dan 𝜆2 ).
2. a. Jika 𝜆1 ≠ 𝜆2 dan real, penyelesaian homogennya adalah
𝑦ℎ = 𝐴𝑒 𝜆1 𝑥 + 𝐵𝑒 𝜆2 𝑥
b. Jika 𝜆1 = 𝜆2 = 𝜆 dan real, maka penyelesaian homogennya adalah
𝑦ℎ = (𝐴 + 𝐵𝑥)𝑒 𝜆𝑥
c. Jika 𝜆12 = 𝛼 ± 𝑖𝛽 (bilangan kompleks), maka penyelesaian homogennya
adalah
𝑦ℎ = 𝑒 ∝𝑥 (𝐴𝑐𝑜𝑠 𝛽𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 𝛽𝑥)

Matematika Terapan 14
Penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua homogen ini adalah
penyelesaian homogennya.

Contoh 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde dua homogen
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 0

Jawab:
Persamaan karakteristiknya adalah 𝜆2 + 3𝜆 − 4 = 0. Karena kedua akarnya real dan
berbeda, yaitu −4 dan 1, maka penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝐴𝑒 𝑥 +
𝐵𝑒 −4𝑥 . Jadi penyelesaian umumnya adalah 𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .

Contoh 2:

Tentukan penyelesaian khusus persamaan diferensial orde dua tak homogen atau
tentukan penyelesaian masalah nilai awal berikut ini!

𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 0 ; 𝑦(0) = 4, 𝑦 ′(0) = 5

Jawab:
Karena ruas kiri persamaan ini sama dengan contoh 1 maka penyelesaian umumnya
adalah
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .

Untuk memperoleh nilai dari konstanta A dan B, substitusikan syarat awal pada
penyelesaian umum. Karena 𝑦(0) = 4, diperoleh 4 = 𝐴 + 𝐵. Karena 𝑦′(0) = 5 dan
𝑦 ′(𝑥 ) = 𝐴𝑒 𝑥 − 4𝐵𝑒 −4𝑥 , diperoleh 5 = 𝐴 − 4𝐵. Jadi 𝐴 = 1,2 dan 𝐵 = −0,2.

Jadi, penyelesaian khususnya adalah 𝑦 = 1,2𝑒 𝑥 − 0,2𝑒 −4𝑥 .

3.4.2 Penyelesaian Persamaan Diferensial Orde Dua Tak Homogen

Penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua tak homogen adalah
gabungan dari penyelesaian homogen dan integral khusus (𝑦𝑖𝑘 ), ditulis 𝑦=
𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 . Penyelesaian ini disebut juga penyelesaian umum lengkap.

Penyelesaian homogen diperoleh dengan cara yang telah dijelaskan pada subbab 3.4.1.
Persamaan diferensial orde dua tak homogen dimisalkan sebagai persamaan
diferensial orde dua homogen dalam hal ini. Integral Khusus dapat diperoleh dari
metode koefisien tak tentu ataupun metode variasi parameter. Kedua metode ini
memiliki kekurangan dan kelebihan. Metode koefisien tak tentu terbatas hanya untuk
integral khusus berbentuk fungsi eksponen, polinom, trigonometri (sinus dan cosinus)
ataupun kombinasi ketiganya. Pada metode variasi parameter, bentuk fungsi integral

Matematika Terapan 15
khususnya tidak terbatas pada tiga jenis fungsi tadi. Akan tetapi, dalam metode ini
digunakan penghitungan integral pada bagian akhir penyelesaiannya.

a. Metode Koefisien Tak Tentu

Untuk memperoleh 𝑦𝑖𝑘 dengan metode koefisien tak tentu, perhatikan 𝑟(𝑥 ) pada ruas
kanan persamaan diferensial orde dua tak homogen dan tabel berikut!

Tabel 2 Bentuk Umum Integral Khusus


No 𝑟(𝑥) Bentuk Umum dari 𝑦𝑖𝑘

1. Eksponen x , yaitu 𝑎𝑒 𝑏𝑥 𝑘𝑒 𝑏𝑥

2. Polinom berderajat n 𝑘𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑘𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑘1 𝑥 + 𝑘0

3. 𝐴 𝑐𝑜𝑠 ∝ 𝑥 atau 𝐵 𝑠𝑖𝑛 ∝ 𝑥 𝐶1 𝑐𝑜𝑠 ∝ 𝑥 + 𝐶2 𝑠𝑖𝑛 ∝ 𝑥

4. 𝐴 𝑐𝑜𝑠ℎ ∝ 𝑥 atau 𝐵 𝑠𝑖𝑛ℎ ∝ 𝐶1 𝑐𝑜𝑠ℎ ∝ 𝑥 + 𝐶2 𝑠𝑖𝑛ℎ ∝ 𝑥


𝑥

Bentuk umum dari 𝑦𝑖𝑘 adalah pemisalan untuk integral khusus 𝑦𝑖𝑘 . Jika telah
ditentukan bentuk umumnya, selanjutnya bentuk umum ini dihitung turunan pertama
dan turunan keduanya. Setelah itu, hasilnya disubstitusikan pada persamaan
diferensial orde dua tak homogen sehingga diperoleh 𝑦𝑖𝑘 yang sesungguhnya.

Contoh 1:

Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen

𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 𝑥 2 + 1 !

Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ =
𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 . Karena ruas kanan merupakan polinom berderajat dua, pemisalan
untuk 𝑦𝑖𝑘 adalah

𝑦𝑖𝑘 = 𝑘2 𝑥 2 + 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 ,

𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 𝑥 + 𝑘1 , dan
′′
𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 .

Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak homogen di
atas, diperoleh

𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 + 3 (2𝑘2 𝑥 + 𝑘1 ) − 4(𝑘2 𝑥 2 + 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 ) = 𝑥 2 + 1

Matematika Terapan 16
1 −3 21
sehingga 𝑘2 = − 4 , 𝑘1 = 8
, dan 𝑘0 = −
32
.

1 3 21
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = − 4 𝑥 2 − 8 𝑥 − 32

Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 3 21
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 − 𝑥2 − 𝑥 − .
4 8 32

Contoh 2.

Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen

𝑦 ′′ + 9𝑦 = 10 cos 𝑥 !

Jawab:

Bentuk homogen persamaan diferensial orde dua tak homogen di atas adalah 𝑦 ′′ +
9𝑦 = 0. Jadi, persamaan karakteristiknya adalah 𝜆2 + 9 = 0 . Akar-akar dari
persamaan karakteristik ini 𝜆12 = ±3𝑖. Menurut langkah 2 penyelesaian homogennya
adalah 𝑦ℎ = 𝑒 0𝑥 (𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥 ) = 𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥. Bentuk 𝑟(𝑥 ) pada
persamaan diferensial ini berupa fungsi trigonometri dengan ∝ = 1 sehingga dengan
bantuan tabel diperoleh pemisalan 𝑦𝑖𝑘 yaitu

𝑦𝑖𝑘 = 𝐶1 cos 𝑥 + 𝐶2 sin 𝑥,



𝑦𝑖𝑘 = −𝐶1 sin 𝑥 + 𝐶2 cos 𝑥, dan
′′
𝑦𝑖𝑘 = −𝐶1 cos 𝑥 − 𝐶2 sin 𝑥.

Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial tak homogen, diperoleh

𝑦𝑖𝑘 ′′ + 9𝑦𝑖𝑘 = −𝐶1 cos 𝑥 − 𝐶2 sin 𝑥 + 9(𝐶1 cos 𝑥 + 𝐶2 sin 𝑥) = 10 cos 𝑥


5
sehingga 𝐶1 = 4 , 𝐶2 = 0.

5
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = 4 cos 𝑥 .

Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
5
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥 + cos 𝑥 .
4

Matematika Terapan 17
Contoh 3:

Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen

𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 𝑥 + 2𝑒 2𝑥 !

Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian umumnya adalah

𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .

Karena ruas kanan merupakan kombinasi dari polinom berderajat satu dan eksponen,
pemisalan untuk 𝑦𝑖𝑘 adalah

𝑦𝑖𝑘 = 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 + 𝑘𝑒 2𝑥 ,

𝑦𝑖𝑘 = 𝑘1 + 2𝑘𝑒 2𝑥 , dan
′′
𝑦𝑖𝑘 = 4𝑘𝑒 2𝑥 .

Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak homogen
di atas, diperoleh

𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 4𝑘𝑒 2𝑥 + 3 (𝑘1 + 2𝑘𝑒 2𝑥 ) − 4(𝑘1 𝑥 + 𝑘0 + 𝑘𝑒 2𝑥 ) = 𝑥 + 2𝑒 2𝑥
1 1 3
sehingga 𝑘 = 3 , 𝑘1 = − 4 , dan 𝑘0 = − 16.

1 3 1
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = − 4 𝑥 − 16 − 3 𝑒 2𝑥 .

Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 3 1
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 − 4 𝑥 − 16 − 3 𝑒 2𝑥 .

Contoh 4:
Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 2𝑒 𝑥 !

Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian umumnya adalah

𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .

Karena ruas kanan merupakan eksponen x, pemisalan untuk 𝑦𝑖𝑘 adalah


′ ′′
𝑦𝑖𝑘 = 𝑦𝑖𝑘 = 𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑒 𝑥 .

Matematika Terapan 18
Hasil dari substitusi 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak
homogen di atas adalah

𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑒 𝑥 + 3𝑘𝑒 𝑥 − 4𝑘𝑒 𝑥 = 0.

Hasil dari substitusi ini tidak diperoleh simpulan apa pun karena bentuk umum
𝑦𝑖𝑘 sama dengan salah satu suku pada penyelesaian homogen. Jadi, harus dipilih
pemisalan 𝑦𝑖𝑘 yang lain, yaitu 𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑥𝑒 𝑥 (dikalikan dengan variabelnya). Jika masih
sama dengan suku lain pada penyelesaian homogen, 𝑦𝑖𝑘 dikalikan dengan variabelnya
satu kali lagi.

Pada soal ini, pemisalan 𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑥𝑒 𝑥 tidak lagi sama dengan salah satu suku pada
penyelesaian homogennya sehingga tidak perlu diganti dengan pemisalan yang lain.

Hasil dari substitusi 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak
homogen di atas adalah

𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘𝑒 𝑥 + 𝑘𝑥𝑒 𝑥 + 3(𝑘𝑒 𝑥 + 𝑘𝑥𝑒 𝑥 ) − 4𝑘𝑥𝑒 𝑥 = 2𝑒 𝑥
2
sehingga diperoleh 𝑘 = .
5

2
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = 5 𝑥𝑒 𝑥 .

Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
2
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥 .
5

b. Metode Variasi Parameter

Integral khusus pada metode variasi parameter diperoleh dengan langkah-langkah


sebagai berikut

1. hitung determinan Wronski dari penyelesaian homogen. Misalnya


penyelesaian homogen adalah 𝑦ℎ = 𝐴𝑓1 (𝑥) + 𝐵𝑓2 (𝑥), maka determinan
Wronskinya adalah

𝑓 (𝑥) 𝑓2 (𝑥)
𝑊(𝑥) = | 1 | = 𝑓1 (𝑥)𝑓2′ (𝑥)−𝑓2 (𝑥)𝑓1′ (𝑥).
𝑓1 ′(𝑥) 𝑓2 ′(𝑥)

Matematika Terapan 19
2. hitung integral khususnya, yaitu

𝑓2 (𝑥)𝑟(𝑥) 𝑓1 (𝑥)𝑟(𝑥)
𝑦𝑖𝑘 = −𝑓1 (𝑥) ∫ 𝑑𝑥 + 𝑓2 (𝑥) ∫ 𝑑𝑥.
𝑊(𝑥) 𝑊(𝑥)

Contoh:

Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen ini dengan
metode variasi parameter 𝑦 ′′ + 9𝑦 = sec 3𝑥 !

Jawab:

Dari contoh 2 pada pembahasan metode koefisien tak tentu, diketahui bahwa
penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua homogen 𝑦 ′′ + 9𝑦 = 0 adalah

𝑦 = 𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥.

Penyelesaian ini merupakan penyelesaian homogen, maka determinan Wronskinya


adalah
cos 3x sin 3x
𝑊(𝑥) = | | = 3 cos 2 3x + 3 sin2 3x = 3
−3 sin 3x 3 cos 3x

dan integral khususnya adalah


sin 3𝑥 sec 3𝑥 cos 3𝑥 sec 3𝑥
𝑦𝑖𝑘 = − cos 3𝑥 ∫ 𝑑𝑥 + sin 3𝑥 ∫ 𝑑𝑥
3 3

1 1 1 𝑥
⟺ 𝑦𝑖𝑘 = − cos 3𝑥 ∫ tan 3𝑥 𝑑𝑥 + sin 3𝑥 ∫ 𝑑𝑥 = cos 3𝑥 ln|cos 3𝑥 | + sin 3𝑥 .
3 3 9 3

Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 𝑥
𝑦 = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵 𝑠𝑖𝑛 3𝑥 + cos 3𝑥 ln|cos 3𝑥 | + sin 3𝑥
9 3
atau
1 𝑥
𝑦 = (𝐴 + ln|cos 3𝑥 |) 𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + (𝐵 + ) 𝑠𝑖𝑛 3𝑥 .
9 3

Latihan 4
A. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua tak
homogen berikut ini!

1
1. 𝐸 𝐼 𝑦 ′′ = − 𝑤(𝑙 − 𝑥)2 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸, 𝐼, 𝑤 𝑑𝑎𝑛 𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎.
2

Matematika Terapan 20
2. 𝑦 ′′ − 5𝑦′ + 6𝑦 = 2 sin 4𝑥

3. 𝑦 ′′ − 5𝑦 ′ + 6𝑦 = 𝑒 3𝑥

4. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 4 + 2𝑒 𝑥 + sin 𝑥

5. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 4 sin 2𝑥

6. 𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ − 3𝑦 = 𝑥𝑒 −𝑥

7. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = cosec 2𝑥

B. Tentukan penyelesaian khusus dari persamaan diferensial orde dua tak


homogen berikut ini!
1
1. 𝐸 𝐼 𝑦 ′′ = 𝑤𝑙𝑥 − 𝑤𝑥 2 ; 𝑦(0) = 5 , 𝑦 ′ (𝑙) = 0
2

2. 𝑦 ′′ + 𝑘𝑦 ′ = −𝑔; 𝑦(0) = 𝑦0 , 𝑦 ′ (0) = 𝑣0

1 ′ 5
3. 𝑦 ′′ − 5𝑦 ′ + 6𝑦 = 𝑒 6𝑥 ; 𝑦(0) = , 𝑦 (0) =
12 2
3
4. 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ − 8𝑦 = 3𝑒 −2𝑥 ; 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ (0) =
2

𝑑2𝑠 𝑑𝑠
5. + 12𝑡 = 16 sin 𝑡 ; 𝑠(0) = 2, (0) = −4
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

3.5 Penerapan Persamaan Diferensial Orde Dua


Pada subbab ini akan dibahas masalah mekanika dan lenturan pada batang yang
mengandung bentuk-bentuk persamaan diferensial orde dua tak homogen.
Pembahasan ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang penerapan persamaan
diferensial orde dua tak homogen pada teknik sipil.

a. Mekanika

Hukum dasar mekanika atau dinamika adalah hukum Newton, yaitu

𝑑
𝐹= (𝑚𝑣 ),
𝑑𝑡

Matematika Terapan 21
dengan m massa objek yang bergerak, v kecepatan, t waktu, dan F gaya total yang
bekerja pada projek itu. Besaran mv dinamakan momentum.

Jika m konstan, persamaan di atas menjadi

𝑑
𝐹=𝑚 𝑣 = 𝑚𝑎 ,
𝑑𝑡
dengan a percepatan.

Pada permukaan bumi, massa m dihubungkan dengan bobot W oleh W = mg dengan


g percepatan gravitasi bumi.

Contoh:

Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan 144 km/jam tiba-tiba direm,
mengakibatkan percepatan negatif konstan 10 m/det 2, berapa lamakah mobil itu akan
berhenti dan berapa jarak yang ditempuh mobil sampai berhenti ?

Jawab:

Misalnya jarak tempuh mobil setelah direm pada waktu t detik adalah y(t). Waktu dan
posisi saat mobil di rem diasumsikan pada t = 0 dan y = 0 . Jadi,

𝑦(0) = 0.

Karena kecepatan mobil 144 km/jam = 40 m/det, kecepatan awal mobil

𝑦′(0) = 40.

Selanjutnya, percepatan mobil diartikan sebagai turunan kedua yaitu

𝑦 ′′ = −10. (3.3)

Dengan demikian, model matematika masalah tersebut adalah

𝑦 ′′ = −10 ; dengan syarat awal 𝑦(0) = 0, 𝑦 ′(0) = 40.

Persamaan (3.3) merupakan persamaan diferensial orde dua tak homogen. Jika
diselesaikan dengan cara seperti pada subbab sebelumnya diperoleh persamaan
karakteristik 𝜆2 = 0, sehingga penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝐴 + 𝐵𝑡 . Jika
integral khususnya diperoleh dengan metode koefisien tak tentu, pemisalan untuknya
adalah

𝑦𝑖𝑘 = 𝑘0 𝑡 2 ,

sehingga 𝑦𝑖𝑘 ′′ = 2𝑘0 = −10. Oleh karena itu, 𝑘0 = −5. Jadi, penyelesaian
umumnya adalah

Matematika Terapan 22
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑡 − 5𝑡 2 .

Dengan mensubstitusikan syarat awal pada penyelesaian umum, diperoleh 𝐴 = 0, dan


B = 40 sehingga diperoleh penyelesaian khusus

𝑦(𝑡) = 40𝑡 − 5𝑡 2 .

Persamaan diferensial orde dua tak homogen (3.3) dengan nilai 𝑝 = 𝑞 = 0 dapat
diselesaikan dengan integral langsung. Cara ini akan memberikan penyelesaian khusus
yang sama.

Ketika mobil berhenti 𝑦′(t) = 0, turunan pertama penyelesaian khusus memberikan


persamaan 40 − 10𝑡 = 0, dan diperoleh 𝑡 = 4 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Jadi, mobil hanya bergerak
selama 4 detik setelah direm dan jarak tempuh setelah direm adalah 𝑦(4) = 80 𝑚.

b. Oscilasi Harmonik

Sebuah pegas tergantung secara vertikal pada suatu titik tetap. Pada ujung pegas
diikatkan beban dengan massa m. Jika beban tersebut ditarik ke bawah kemudian
dilepaskan, maka beban bergerak naik turun. Bagaimana persamaan gerak beban
tersebut pada setiap waktu? Untuk merumuskan persamaan gerak beban ini, diambil
asumsi gerakan beban hanya vertikal karena massa pegas diabaikan (perbandingan
massa beban >> massa pegas).

Latihan 5
1. Sebuah mobil mencapai kecepatan 80 km/jam, tanpa kecepatan awal. Jika
percepatannya konstan, berapakah jarak yang ditempuh dalam waktu 10 menit?

2. Sebuah bola menggelinding di permukaan tanah dengan kecepatan awal 35


kaki/detik. Jika bola mengalami perlambatan sebesar 7 kaki/detik 2, berapakah
jarak tempuh bola hingga berhenti?

3. Sebuah benda dengan berat 80 Newton dapat meregangkan pegas sejauh 5 cm.
Tentukanlah persamaan gerak benda tersebut dalam y (t) jika
a. benda ditarik ke bawah sejauh 8 cm;
b. benda ditarik ke bawah sejauh 4 cm dengan kecepatan awal 1,5 m/det;
c. benda didorong ke atas sejauh 8 cm;
d. benda didorong ke atas sejauh 4 cm dengan kecepatan awal 1,5 m/det!

4. Tentukanlah persamaan gerak benda yang dihasilkan pada soal nomor 3, jika
sistem diberikan

Matematika Terapan 23
a. redaman sebesar 100 kg/detik;
b. redaman sebesar 120 kg/detik dan gaya luar F(t) = 2 sin t Newton!

Matematika Terapan 24

Anda mungkin juga menyukai