3.1 Pendahuluan
Beberapa pemodelan pada masalah teknik dinyatakan dalam bentuk persamaan
diferensial, misalnya masalah mekanika dan lenturan pada batang. Oleh karena itu,
materi persamaan diferensial penting dipelajari oleh mahasiswa jurusan teknik agar
dapat menyelesaikan masalah teknik yang ditekuninya.
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
2. + 8 𝑑𝑥 − 5𝑦 = 2𝑥 adalah persamaan diferensial orde dua.
𝑑𝑥 2
Matematika Terapan 1
adalah nilai fungsi ataupun nilai turunan fungsi yang diberikan pada kondisi tertentu,
misalnya y(1) = 0 , y’(5) = 12, dan seterusnya.
Contoh 1:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦
= (1 + 𝑥 )(1 + 𝑦)
𝑑𝑥
Jawab:
Matematika Terapan 2
1 2
Penyelesaian yang diperoleh adalah 𝑦 = 𝐾𝑒 𝑥+2𝑥 − 1.
Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 𝑦 2 + 𝑥 𝑦 2
=
𝑑𝑥 𝑥 2 𝑦 − 𝑥 2
Jawab:
Proses reduksi dari persamaan yang variabelnya tidak dapat dipisahkan menjadi dapat
dipisahkan adalah dengan substitusi. Secara khusus pada subbab ini dibahas
𝑑𝑦 𝑦
persamaan yang berbentuk = 𝑓 (𝑥) sehingga disubstitusi oleh persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥.
𝑑𝑥
Metode ini dikenakan pada persamaan diferensial linear orde satu homogen yaitu
persamaan diferensial yang mengandung variabel x dan variabel y yang berderajat
sama (pangkat tertinggi variabel x dan y sama). Persamaan diferensial homogen ini
disubstitusi oleh persamaan 𝑦 = 𝑣𝑥, dengan 𝑣 = 𝑣(𝑥) dan oleh turunannya yaitu
𝑦 ′ = 𝑣 ′𝑥 + 𝑣 sehingga hasilnya dapat diselesaikan dengan metode pemisahan
variabel. Uraiannya dapat dilihat pada contoh berikut.
Contoh 1:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 𝑥 + 3𝑦
=
𝑑𝑥 2𝑥
Matematika Terapan 3
Jawab:
𝑦 2
Penyelesaian yang diperoleh adalah (1 + 𝑥) = 𝐾𝑥.
Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦 2𝑥𝑦 + 3𝑦 2
= 2
𝑑𝑥 𝑥 + 2𝑥𝑦
Jawab:
Faktor pengintegralan (Fi) adalah eksponen pangkat integral dari fungsi P terhadap
variabel x. Ditulis
𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ 𝑃 𝑑𝑥
dengan 𝑃 = 𝑃(𝑥) atau konstanta.
Matematika Terapan 4
Langkah-langkah penyelesaian:
Contoh 1:
𝑑𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu −𝑦 = 𝑥 !
𝑑𝑥
Jawab:
Contoh 2:
𝑑𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 = 𝑥 3 !
Matematika Terapan 5
Jawab:
Langkah 1. Tuliskan persamaan diferensial pada soal sesuai dengan bentuk umum
persamaan diferensial Linear. Hal ini penting dilakukan untuk
mendapatkan fungsi P dan Q dengan tepat. Untuk persamaan diferensial
pada contoh ini, bagi setiap sukunya dengan x sehingga persamaan
diferensial menjadi
𝑑𝑦 𝑦
+ = 𝑥2
𝑑𝑥 𝑥
Langkah 2. Bandingkan persamaan diferensial ini dengan bentuk umum persamaan
1
diferensial Linear maka diperoleh fungsi 𝑃 = dan fungsi 𝑄 = 𝑥 2 .
𝑥
1
Langkah 3. Tentukan Fi yaitu 𝐹𝑖 = 𝑒 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 ln 𝑥 = 𝑥.
Contoh 3:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦
+ 𝑦 cot 𝑥 = cos 𝑥
𝑑𝑥
Jawab:
𝑄 = cos 𝑥.
Karena hasil integral pada langkah 4 ada dua macam, penyelesaian yang diperoleh
1 1
juga dua macam, yaitu 𝑦 = 2 sin 𝑥 + 𝐶 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 atau 𝑦 = − 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 + 𝐶 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝑥 .
Matematika Terapan 6
3.2.4 Persamaan Bernoulli
Langkah-langkah Penyelesaian:
Contoh 1:
𝑑𝑦 𝑦
Soal: Tentukan penyelesaian persamaa diferensial orde satu + = 𝑥 𝑦 2!
𝑑𝑥 𝑥
Jawab:
1 𝑑𝑦 1
+ = 𝑥.
𝑦 2 𝑑𝑥 𝑥𝑦
𝑑𝑧 1
= −𝑦 −2 = − 2 atau 𝑑𝑦 = −𝑦 2 𝑑𝑧.
𝑑𝑦 𝑦
𝑑𝑧 𝑧 𝑑𝑧 𝑧
− + = 𝑥 atau − = −𝑥.
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑥
Matematika Terapan 7
Langkah 4. Selesaikan persamaan diferensial di langkah 3 dengan metode faktor
pengintegralan.
1
𝑦= .
−𝑥 2 + 𝐶𝑥
Contoh 2:
Soal: Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde satu
𝑑𝑦
𝑥 2𝑦 − 𝑥 3 = 𝑦 4 cos 𝑥 !
𝑑𝑥
Jawab:
Langkah 1. Tuliskan persamaan diferensial pada soal dalam bentuk umum persamaan
bernoulli, untuk mendapatkan n yang tepat, yaitu
𝑑𝑦 𝑦 −𝑦 4
− = 3 cos 𝑥,
𝑑𝑥 𝑥 𝑥
diperoleh 𝑛 = 4. Bagilah persamaan diferensial ini dengan 𝑦 4 , diperoleh
1 𝑑𝑦 1 cos 𝑥
4
− 3=− 3 .
𝑦 𝑑𝑥 𝑥𝑦 𝑥
𝑑𝑧 3 1
= −3𝑦 −4 = − 4 atau 𝑑𝑦 = − 𝑦 4 𝑑𝑧.
𝑑𝑦 𝑦 3
1 𝑑𝑧 𝑧 cos 𝑥 𝑑𝑧 3𝑧 cos 𝑥
− =− 3 atau + =3 3 .
−3 𝑑𝑥 𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑥 𝑥
𝑥3
𝑦3 = .
3 sin 𝑥 + 𝐶
Matematika Terapan 8
Latihan 1
A. Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde satu berikut ini
dengan metode pemisahan variabel atau metode substitusi !
𝑑𝑦 1 + 𝑦 𝑑𝑦 𝑎 − 𝑥
1. = 2. =
𝑑𝑥 2 + 𝑥 𝑑𝑥 𝑏 + 𝑦
𝑑𝑦 𝑦2 – 1 𝑑𝑦 𝑥 2 + 1
3. = 4. 𝑥 𝑦 =
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥 𝑦 + 1
𝑑𝑦 𝑑𝑦
5. 𝑥 = 𝑦 + 𝑥𝑦 6. (𝑥 2 − 1) + 2𝑥𝑦 = 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
1 𝑦
7. 𝑑𝑥 − 2 𝑑𝑦 = 0 8. cos 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 𝑑𝑦 = 0
𝑥 𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
9. (𝑥 3 + 3𝑥𝑦 2 ) + 𝑦 3 + 3𝑥 2 𝑦 = 0 10. 𝑦 𝑡𝑎𝑛 𝑥 = (4 + 𝑦 2 ) 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑡2
11. 𝑦𝑒 𝑥𝑦 𝑑𝑥 + (𝑥𝑒 𝑥𝑦 + 𝑦)𝑑𝑦 = 0 12. 2𝑡 𝑙𝑛 𝑦 𝑑𝑡 + 𝑑𝑦 = 0
𝑦
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑦2 + 1
13. 2√𝑦 − 1 = 𝑥 14. =
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑥
1. 4𝑥 𝑑𝑥 + 9𝑦 𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(3) = 0
𝑑𝑣
2. 𝑣 = 𝑔 ; 𝑣(0) = 𝑣0
𝑑𝑡
𝑑𝑦
3. (2𝑦 − 𝑥) = 2𝑥 + 𝑦 ; 𝑦(2) = 3
𝑑𝑥
2
4. (𝑦 − 1)𝑑𝑥 + (𝑥 − 3)𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(0) = .
3
5. 3𝑥 2 𝑦 4 𝑑𝑥 + 4𝑥 3 𝑦 3 𝑑𝑦 = 0 ; 𝑦(1) = 2.
Matematika Terapan 9
Latihan 2
A. Tentukan Penyelesaian Umum dari Persamaan Diferensial Orde Satu
berikut ini dengan Metode Faktor Pengintegralan atau Metode untuk
Persamaan Bernoulli !
𝑑𝑦 𝑥2 + 𝑦2 𝑑𝑦
1. = 2. (𝑥 − 𝑦) = 𝑥+𝑦
𝑑𝑥 𝑥𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
3. 2𝑥 2 = 𝑥2 + 𝑦2 4. (𝑥 2 + 𝑥𝑦) = 𝑥𝑦 − 𝑦 2
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
5. (𝑥 + 1) + 𝑦 = (𝑥 + 1)2 6. 𝑥 − 5𝑦 = 𝑥 7
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
7. (1 − 𝑥 2 ) − 𝑥𝑦 = 1 8. (𝑥 − 2) −𝑦
𝑑𝑥 𝑑𝑥
= (𝑥 − 2)3
𝑑𝑦 𝑑𝑦
9. 𝑥 + 𝑦 = 𝑥 sin 𝑥 10 . tan 𝑥 + 𝑦 = sec 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
11. 2𝑦 − 3 = 𝑦 4 𝑒 3𝑥 12. 𝑦 − 2𝑥 = 𝑥(𝑥 + 1)𝑦 3
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
1. (𝑥 + 4) + 3𝑦 = 3 ; 𝑦(3) = 10.
𝑑𝑥
𝑑𝑦 2𝑦
2. − = 𝑡 2 cos 2𝑡 ; 𝑦(0) = 0
𝑑𝑡 𝑡
Langkah-langkah penyelesaian:
Matematika Terapan 10
Contoh 1. (Gerak Lurus)
Soal:
Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus. Jarak tempuh pada saat t dinyatakan
oleh y, kecepatan benda pada saat t dinyatakan oleh v. Jika diketahui kecepatan benda
linear, yaitu 𝑣 = 4𝑡 + 3. Jika 𝑦 = 5 𝑚, 𝑡 = 1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. Tentukan jarak tempuh y pada
saat 𝑡 = 5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 !
Jawab:
𝑑𝑦
1. Persamaan diferensial orde satu 𝑣 = 𝑑𝑡 = 4𝑡 + 3 dengan syarat 𝑦(1) = 5 𝑚
Jawab:
Diketahui:
y = 𝑦(𝑥 ) = tekanan pada ketinggian x = tekanan pada setiap ketinggian
x = ketinggian dari permukaan laut
1
Syarat batas: 𝑦(6000) = 2 𝑦0
Syarat awal: 𝑦0 = tekanan permukaan laut = 𝑦(0).
Persamaan diferensial:
𝑑𝑦 𝑑𝑦
~ 𝑦 ⟹ = 𝑘𝑦 , 𝑘 < 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
(k negatif karena y mengecil ketika x membesar)
Matematika Terapan 11
Ditanyakan: 𝑦(𝑥 ) = ?
Penyelesaian:
𝑑𝑦
∫ = ∫ 𝑘 𝑑𝑥
𝑦
ln|𝑦| = 𝑘𝑥 + 𝐶
𝑦 = 𝑒 𝑘𝑥+𝐶 = 𝑒 𝑘𝑥 𝑒 𝐶 = 𝐾𝑒 𝑘𝑥
𝑦 = 𝑦0 ekx .....(*)
− ln 2
Substitusi syarat batas pada (*), diperoleh 𝑘 = 6000
= −1,155. 10−4 .
10−4 𝑥
Jadi, penyelesaian khususnya adalah 𝑦 = 𝑦0 e−1,155. .
Dengan demikian, tekanan udara pada setiap ketinggian (pada ketinggian x) adalah
10−4𝑥
𝑦 = 𝑦0 e−1,155.
Jawab:
Diketahui:
𝑇 = 𝑇(𝑡) = suhu benda pada saat t (0 C)
t = waktu (menit)
t = 0 (saat bola panas mulai dicelupkan ke dalam air)
𝑑𝑇
= laju perubahan suhu benda terhadap waktu
𝑑𝑡
Syarat awal: 𝑇(0) = 100℃
Syarat batas: 𝑇(3) = 70℃
Matematika Terapan 12
Persamaan diferensial:
𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝑑𝑡
~ (𝑇 − 30) ⟹ 𝑑𝑡
= 𝑘(𝑇 − 30) , 𝑘 < 0
Ditanyakan: 𝑇 = 31℃ ⟹ 𝑡 = ?
Penyelesaian:
𝑑𝑇
∫ = ∫ 𝑘 𝑑𝑡
𝑇 − 30
ln|𝑇 − 30| = 𝑘𝑡 + 𝐶
𝑇 − 30 = 𝑒 𝑘𝑡+𝐶 = 𝐾𝑒 𝑘𝑡
Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan agar suhu bola mencapai 31℃ adalah
22,75 menit.
Latihan 3
1. Volume air dalam bejana adalah V m3 pada kedalaman h m. Jika kecepatan
perubahan V terhadap h adalah 𝜋(3ℎ − 2)2 𝑚2 , tentukan volume air di dalam
bejana pada kedalaman 2 m !
2. Sebuah mobil mulai dalam keadaan diam kemudian berjalan hingga mencapai
kecepatan 100 m/detik selama 30 detik. Jika percepatannya konstan,
berapakah jarak yang ditempuh selama 30 detik itu?
Matematika Terapan 13
3. Sebuah roket ditembakkan lurus ke atas dengan kecepatan (8𝑡 + 7) 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.
Jika setelah 20 detik mesin roket itu dimatikan, berapakah ketinggian yang
dicapai roket itu sebelum jatuh kembali? (tekanan udara diabaikan).
4. Sebuah benda yang suhunya 100℃ dibawa ke ruangan yang suhunya 22℃.
Setelah 20 menit, suhu benda berubah menjadi 70℃. Berapa waktu yang
dibutuhkan agar suhu benda tersebut mencapai 40℃?
5. Harga sebuah suku cadang sebuah mesin Rp 8 juta. Harga suku cadang ini
𝑑𝐻
mengalami penurunan dengan rumus = −20(𝑡 + 1)2 . H menunjukkan
𝑑𝑡
harga suku cadang setelah t tahun pembelian. Berapakah harga suku cadang
tersebut setelah 4 tahun?
6. Muatan listrik yang diterima oleh kondensor dari sebuah rangkaian listrik yang
dialiri arus sebesar I ampere dalam waktu t detik adalah Q coulomb. Jika arus
𝜋 1
𝐼 = 5 sin 3 𝑡 dan Q = 0 pada saat 𝑡 = 2 detik, tentukan muatan positif terbesar
pada kondensor!
𝑦 ′′ + 𝑝𝑦 ′ + 𝑞𝑦 = 𝑟(𝑥) (3.1)
𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
dengan 𝑦 ′ = dan 𝑦 ′′ = . Jika 𝑟(𝑥) ≠ 0, persamaan (3.1) disebut persamaan
𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
diferensial orde dua tak homogen, tetapi jika 𝑟(𝑥 ) = 0 persamaan ini disebut
persamaan diferensial orde dua homogen. Sebagai contoh persamaan diferensial orde
dua tak homogen yaitu persamaan 𝑦 ′′ + 9𝑦 = 18𝑥 2 . Pada contoh ini, berarti 𝑝 = 0,
𝑞 = 9, dan 𝑟(𝑥) = 18𝑥 2 .
𝑦 ′′ + 𝑝𝑦 ′ + 𝑞𝑦 = 0 (3.2)
Persamaan diferensial orde dua homogen diselesaikan dengan dua langkah yaitu:
Matematika Terapan 14
Penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua homogen ini adalah
penyelesaian homogennya.
Contoh 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial orde dua homogen
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 0
Jawab:
Persamaan karakteristiknya adalah 𝜆2 + 3𝜆 − 4 = 0. Karena kedua akarnya real dan
berbeda, yaitu −4 dan 1, maka penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝐴𝑒 𝑥 +
𝐵𝑒 −4𝑥 . Jadi penyelesaian umumnya adalah 𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .
Contoh 2:
Tentukan penyelesaian khusus persamaan diferensial orde dua tak homogen atau
tentukan penyelesaian masalah nilai awal berikut ini!
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 0 ; 𝑦(0) = 4, 𝑦 ′(0) = 5
Jawab:
Karena ruas kiri persamaan ini sama dengan contoh 1 maka penyelesaian umumnya
adalah
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .
Untuk memperoleh nilai dari konstanta A dan B, substitusikan syarat awal pada
penyelesaian umum. Karena 𝑦(0) = 4, diperoleh 4 = 𝐴 + 𝐵. Karena 𝑦′(0) = 5 dan
𝑦 ′(𝑥 ) = 𝐴𝑒 𝑥 − 4𝐵𝑒 −4𝑥 , diperoleh 5 = 𝐴 − 4𝐵. Jadi 𝐴 = 1,2 dan 𝐵 = −0,2.
Penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua tak homogen adalah
gabungan dari penyelesaian homogen dan integral khusus (𝑦𝑖𝑘 ), ditulis 𝑦=
𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 . Penyelesaian ini disebut juga penyelesaian umum lengkap.
Penyelesaian homogen diperoleh dengan cara yang telah dijelaskan pada subbab 3.4.1.
Persamaan diferensial orde dua tak homogen dimisalkan sebagai persamaan
diferensial orde dua homogen dalam hal ini. Integral Khusus dapat diperoleh dari
metode koefisien tak tentu ataupun metode variasi parameter. Kedua metode ini
memiliki kekurangan dan kelebihan. Metode koefisien tak tentu terbatas hanya untuk
integral khusus berbentuk fungsi eksponen, polinom, trigonometri (sinus dan cosinus)
ataupun kombinasi ketiganya. Pada metode variasi parameter, bentuk fungsi integral
Matematika Terapan 15
khususnya tidak terbatas pada tiga jenis fungsi tadi. Akan tetapi, dalam metode ini
digunakan penghitungan integral pada bagian akhir penyelesaiannya.
Untuk memperoleh 𝑦𝑖𝑘 dengan metode koefisien tak tentu, perhatikan 𝑟(𝑥 ) pada ruas
kanan persamaan diferensial orde dua tak homogen dan tabel berikut!
1. Eksponen x , yaitu 𝑎𝑒 𝑏𝑥 𝑘𝑒 𝑏𝑥
Bentuk umum dari 𝑦𝑖𝑘 adalah pemisalan untuk integral khusus 𝑦𝑖𝑘 . Jika telah
ditentukan bentuk umumnya, selanjutnya bentuk umum ini dihitung turunan pertama
dan turunan keduanya. Setelah itu, hasilnya disubstitusikan pada persamaan
diferensial orde dua tak homogen sehingga diperoleh 𝑦𝑖𝑘 yang sesungguhnya.
Contoh 1:
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 𝑥 2 + 1 !
Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ =
𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 . Karena ruas kanan merupakan polinom berderajat dua, pemisalan
untuk 𝑦𝑖𝑘 adalah
𝑦𝑖𝑘 = 𝑘2 𝑥 2 + 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 ,
′
𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 𝑥 + 𝑘1 , dan
′′
𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 .
Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak homogen di
atas, diperoleh
′
𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘2 + 3 (2𝑘2 𝑥 + 𝑘1 ) − 4(𝑘2 𝑥 2 + 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 ) = 𝑥 2 + 1
Matematika Terapan 16
1 −3 21
sehingga 𝑘2 = − 4 , 𝑘1 = 8
, dan 𝑘0 = −
32
.
1 3 21
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = − 4 𝑥 2 − 8 𝑥 − 32
Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 3 21
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 − 𝑥2 − 𝑥 − .
4 8 32
Contoh 2.
𝑦 ′′ + 9𝑦 = 10 cos 𝑥 !
Jawab:
Bentuk homogen persamaan diferensial orde dua tak homogen di atas adalah 𝑦 ′′ +
9𝑦 = 0. Jadi, persamaan karakteristiknya adalah 𝜆2 + 9 = 0 . Akar-akar dari
persamaan karakteristik ini 𝜆12 = ±3𝑖. Menurut langkah 2 penyelesaian homogennya
adalah 𝑦ℎ = 𝑒 0𝑥 (𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥 ) = 𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥. Bentuk 𝑟(𝑥 ) pada
persamaan diferensial ini berupa fungsi trigonometri dengan ∝ = 1 sehingga dengan
bantuan tabel diperoleh pemisalan 𝑦𝑖𝑘 yaitu
Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial tak homogen, diperoleh
5
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = 4 cos 𝑥 .
Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
5
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵𝑠𝑖𝑛 3𝑥 + cos 𝑥 .
4
Matematika Terapan 17
Contoh 3:
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 𝑥 + 2𝑒 2𝑥 !
Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian umumnya adalah
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .
Karena ruas kanan merupakan kombinasi dari polinom berderajat satu dan eksponen,
pemisalan untuk 𝑦𝑖𝑘 adalah
𝑦𝑖𝑘 = 𝑘1 𝑥 + 𝑘0 + 𝑘𝑒 2𝑥 ,
′
𝑦𝑖𝑘 = 𝑘1 + 2𝑘𝑒 2𝑥 , dan
′′
𝑦𝑖𝑘 = 4𝑘𝑒 2𝑥 .
Substitusikan 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak homogen
di atas, diperoleh
′
𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 4𝑘𝑒 2𝑥 + 3 (𝑘1 + 2𝑘𝑒 2𝑥 ) − 4(𝑘1 𝑥 + 𝑘0 + 𝑘𝑒 2𝑥 ) = 𝑥 + 2𝑒 2𝑥
1 1 3
sehingga 𝑘 = 3 , 𝑘1 = − 4 , dan 𝑘0 = − 16.
1 3 1
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = − 4 𝑥 − 16 − 3 𝑒 2𝑥 .
Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 3 1
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 − 4 𝑥 − 16 − 3 𝑒 2𝑥 .
Contoh 4:
Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen
𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 = 2𝑒 𝑥 !
Jawab:
Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa penyelesaian umumnya adalah
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 .
Matematika Terapan 18
Hasil dari substitusi 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak
homogen di atas adalah
′
𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑒 𝑥 + 3𝑘𝑒 𝑥 − 4𝑘𝑒 𝑥 = 0.
Hasil dari substitusi ini tidak diperoleh simpulan apa pun karena bentuk umum
𝑦𝑖𝑘 sama dengan salah satu suku pada penyelesaian homogen. Jadi, harus dipilih
pemisalan 𝑦𝑖𝑘 yang lain, yaitu 𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑥𝑒 𝑥 (dikalikan dengan variabelnya). Jika masih
sama dengan suku lain pada penyelesaian homogen, 𝑦𝑖𝑘 dikalikan dengan variabelnya
satu kali lagi.
Pada soal ini, pemisalan 𝑦𝑖𝑘 = 𝑘𝑥𝑒 𝑥 tidak lagi sama dengan salah satu suku pada
penyelesaian homogennya sehingga tidak perlu diganti dengan pemisalan yang lain.
Hasil dari substitusi 𝑦𝑖𝑘 , 𝑦𝑖𝑘 ′, dan 𝑦𝑖𝑘 ′′ pada persamaan diferensial orde dua tak
homogen di atas adalah
′
𝑦𝑖𝑘 ′′ + 3𝑦𝑖𝑘 − 4𝑦𝑖𝑘 = 2𝑘𝑒 𝑥 + 𝑘𝑥𝑒 𝑥 + 3(𝑘𝑒 𝑥 + 𝑘𝑥𝑒 𝑥 ) − 4𝑘𝑥𝑒 𝑥 = 2𝑒 𝑥
2
sehingga diperoleh 𝑘 = .
5
2
Jadi, 𝑦𝑖𝑘 = 5 𝑥𝑒 𝑥 .
Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
2
𝑦 = 𝑦ℎ + 𝑦𝑖𝑘 = 𝐴𝑒 𝑥 + 𝐵𝑒 −4𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥 .
5
𝑓 (𝑥) 𝑓2 (𝑥)
𝑊(𝑥) = | 1 | = 𝑓1 (𝑥)𝑓2′ (𝑥)−𝑓2 (𝑥)𝑓1′ (𝑥).
𝑓1 ′(𝑥) 𝑓2 ′(𝑥)
Matematika Terapan 19
2. hitung integral khususnya, yaitu
𝑓2 (𝑥)𝑟(𝑥) 𝑓1 (𝑥)𝑟(𝑥)
𝑦𝑖𝑘 = −𝑓1 (𝑥) ∫ 𝑑𝑥 + 𝑓2 (𝑥) ∫ 𝑑𝑥.
𝑊(𝑥) 𝑊(𝑥)
Contoh:
Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua tak homogen ini dengan
metode variasi parameter 𝑦 ′′ + 9𝑦 = sec 3𝑥 !
Jawab:
Dari contoh 2 pada pembahasan metode koefisien tak tentu, diketahui bahwa
penyelesaian umum persamaan diferensial orde dua homogen 𝑦 ′′ + 9𝑦 = 0 adalah
1 1 1 𝑥
⟺ 𝑦𝑖𝑘 = − cos 3𝑥 ∫ tan 3𝑥 𝑑𝑥 + sin 3𝑥 ∫ 𝑑𝑥 = cos 3𝑥 ln|cos 3𝑥 | + sin 3𝑥 .
3 3 9 3
Dengan demikian, penyelesaian umum (lengkap) dari persamaan diferensial orde dua
tak homogen di atas adalah
1 𝑥
𝑦 = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + 𝐵 𝑠𝑖𝑛 3𝑥 + cos 3𝑥 ln|cos 3𝑥 | + sin 3𝑥
9 3
atau
1 𝑥
𝑦 = (𝐴 + ln|cos 3𝑥 |) 𝑐𝑜𝑠 3𝑥 + (𝐵 + ) 𝑠𝑖𝑛 3𝑥 .
9 3
Latihan 4
A. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial orde dua tak
homogen berikut ini!
1
1. 𝐸 𝐼 𝑦 ′′ = − 𝑤(𝑙 − 𝑥)2 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸, 𝐼, 𝑤 𝑑𝑎𝑛 𝑙 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎.
2
Matematika Terapan 20
2. 𝑦 ′′ − 5𝑦′ + 6𝑦 = 2 sin 4𝑥
3. 𝑦 ′′ − 5𝑦 ′ + 6𝑦 = 𝑒 3𝑥
4. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 4 + 2𝑒 𝑥 + sin 𝑥
5. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = 4 sin 2𝑥
6. 𝑦 ′′ + 2𝑦 ′ − 3𝑦 = 𝑥𝑒 −𝑥
7. 𝑦 ′′ + 4𝑦 = cosec 2𝑥
1 ′ 5
3. 𝑦 ′′ − 5𝑦 ′ + 6𝑦 = 𝑒 6𝑥 ; 𝑦(0) = , 𝑦 (0) =
12 2
3
4. 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ − 8𝑦 = 3𝑒 −2𝑥 ; 𝑦(0) = 1, 𝑦 ′ (0) =
2
𝑑2𝑠 𝑑𝑠
5. + 12𝑡 = 16 sin 𝑡 ; 𝑠(0) = 2, (0) = −4
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
a. Mekanika
𝑑
𝐹= (𝑚𝑣 ),
𝑑𝑡
Matematika Terapan 21
dengan m massa objek yang bergerak, v kecepatan, t waktu, dan F gaya total yang
bekerja pada projek itu. Besaran mv dinamakan momentum.
𝑑
𝐹=𝑚 𝑣 = 𝑚𝑎 ,
𝑑𝑡
dengan a percepatan.
Contoh:
Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan 144 km/jam tiba-tiba direm,
mengakibatkan percepatan negatif konstan 10 m/det 2, berapa lamakah mobil itu akan
berhenti dan berapa jarak yang ditempuh mobil sampai berhenti ?
Jawab:
Misalnya jarak tempuh mobil setelah direm pada waktu t detik adalah y(t). Waktu dan
posisi saat mobil di rem diasumsikan pada t = 0 dan y = 0 . Jadi,
𝑦(0) = 0.
𝑦′(0) = 40.
𝑦 ′′ = −10. (3.3)
Persamaan (3.3) merupakan persamaan diferensial orde dua tak homogen. Jika
diselesaikan dengan cara seperti pada subbab sebelumnya diperoleh persamaan
karakteristik 𝜆2 = 0, sehingga penyelesaian homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝐴 + 𝐵𝑡 . Jika
integral khususnya diperoleh dengan metode koefisien tak tentu, pemisalan untuknya
adalah
𝑦𝑖𝑘 = 𝑘0 𝑡 2 ,
sehingga 𝑦𝑖𝑘 ′′ = 2𝑘0 = −10. Oleh karena itu, 𝑘0 = −5. Jadi, penyelesaian
umumnya adalah
Matematika Terapan 22
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑡 − 5𝑡 2 .
𝑦(𝑡) = 40𝑡 − 5𝑡 2 .
Persamaan diferensial orde dua tak homogen (3.3) dengan nilai 𝑝 = 𝑞 = 0 dapat
diselesaikan dengan integral langsung. Cara ini akan memberikan penyelesaian khusus
yang sama.
b. Oscilasi Harmonik
Sebuah pegas tergantung secara vertikal pada suatu titik tetap. Pada ujung pegas
diikatkan beban dengan massa m. Jika beban tersebut ditarik ke bawah kemudian
dilepaskan, maka beban bergerak naik turun. Bagaimana persamaan gerak beban
tersebut pada setiap waktu? Untuk merumuskan persamaan gerak beban ini, diambil
asumsi gerakan beban hanya vertikal karena massa pegas diabaikan (perbandingan
massa beban >> massa pegas).
Latihan 5
1. Sebuah mobil mencapai kecepatan 80 km/jam, tanpa kecepatan awal. Jika
percepatannya konstan, berapakah jarak yang ditempuh dalam waktu 10 menit?
3. Sebuah benda dengan berat 80 Newton dapat meregangkan pegas sejauh 5 cm.
Tentukanlah persamaan gerak benda tersebut dalam y (t) jika
a. benda ditarik ke bawah sejauh 8 cm;
b. benda ditarik ke bawah sejauh 4 cm dengan kecepatan awal 1,5 m/det;
c. benda didorong ke atas sejauh 8 cm;
d. benda didorong ke atas sejauh 4 cm dengan kecepatan awal 1,5 m/det!
4. Tentukanlah persamaan gerak benda yang dihasilkan pada soal nomor 3, jika
sistem diberikan
Matematika Terapan 23
a. redaman sebesar 100 kg/detik;
b. redaman sebesar 120 kg/detik dan gaya luar F(t) = 2 sin t Newton!
Matematika Terapan 24