Anda di halaman 1dari 14

Persamaan DiferensiaI

I. Definisi

Persamaan diferensial adalah hubungan antara variabel bebas x, variabel tak-
bebas y, dan satu atau lebih koefisien diferensial y terhadap x; misalnya

yaitu
2
d
dx
+ sin =

d
2

dx
2
+
d
dx
+
3x
=

Orde (tingkat) suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi yang
terdapat dalam persamaan tersebut.


d
dx
-
2
= adalah persamaan orde pertama

d
2

dx
2
-
2
sin = adalah persamaan orde kedua

d
3

dx
3
-
d
dx
+
4x
= adalah persamaan orde ketiga

II. Persamaan DiferensiaI Tingkat 1 Derajat 1

Persamaan diferensial (PD) orde satu merupakan bentuk PD yang paling
sederhana, karena hanya melibatkan turunan pertama dari suatu fungsi yang tidak
diketahui. Jika dalam persamaan tersebut variabel bebas dan variabel tak bebasnya
berada pada sisi yang berbeda dari tanda persamaannya, maka disebut PD yang
terpisah dan untuk menentukan selesaiannya tinggal diintegralkan. Jika tidak
demikian, maka disebut PD tak terpisah. Suatu PD orde satu yang tak terpisah
biasanya dapat dengan mudah dijadikan PD terpisah melalui penggantian
(substitusi) dari salah satu variabelnya.

Contoh 1

Bentuklah persamaan diferensial dari fungsi = +
A
X

ita dapatkan = +
A
x
= +
-1


d
dx
= -
-2
= -
A
x
2

Dari fungsi yang diberikan,
A
x
= - = ( - )

d
dx
= -
x(-x)
x
2

= -
(-x)
x
=
x-+x
x
=
2x-
x


d
dx
= -
ni adalah persamaan orde pertama.

a) Persamaan diferensiaI dengan variabeI-variabeI terpisah
Banyak PD orde satu yang dapat direduksi ke dalam bentuk

()' = () (1)

dengan menggunakan manipulasi aljabar. arena :

' = ,

maka kita lebih sering menuliskan (1) sebagai

() = () (2)

arena dalam persamaan (2) variabel x dan y terpisah, yakni masing-masing
berada pada sisi yang berlainan, maka persamaan (2) disebut PD variabel
terpisah, atau secara singkat cukup dinamakan persamaan terpisah. Dengan
melakukan pengintegralan pada dua sisinya, diperoleh

() = () + c (3)

Jika kita menganggap bahwa f dan g fungsi-fungsi yang kontinu, maka integral
dalam (3) ada, dan dengan mengevaluasi integral ini kita dapat memperoleh
selesaian persamaan (1).


Contoh 2

Selesaikan PD:
%' + = .
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel akan diperoleh
% = - .
Dengan pengintegralan pada masing-masing sisinya akan diperoleh selesaian
umum:
%

2
= -
2
+ c
1
atau

2
%
+

= c, uengan c =
c
1
8



Contoh 3
Selesaikan PD:
' = +
2
.
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan akan diperoleh

+
2
= ,
aictan = + c,
= tan( +c)
Perlu diperhatikan bahwa kita harus menambahkan suatu konstanta integrasi
setelah melakukan pengintegralan.

b) Persamaan diferensiaI dengan variabeI-variabeI yang dapat dipisahkan
da beberapa PD orde satu yang tidak terpisah, tetapi dengan melakukan
perubahan variabel, kita bisa mengubahnya menjadi PD terpisah. ni berlaku
untuk persamaan yang berbentuk
' = () (5)
di mana g suatu fungsi () yang diketahui, seperti

()
3
,
sn()

dan sebagainya.
Bentuk persamaan ini menyarankan kepada kita untuk mengambil substitusi
= ,
dengan tetap mengingat bahwa y dan u merupakan fungsi dari x.
Jadi
=
Dengan penurunan diperoleh
' = + '. (6)
Dengan memasukkan (6) dalam persamaan (5) dan mengingat bahwa
() = ()
diperoleh
+ ' = ().
Sekarang kita bisa melakukan pemisahan variabel u dan x dan diperoleh

() -
=


Jika diintegralkan dan kemudian disubstitusikan kembali u dengan y/x akan
diperoleh selesaian (5).

Contoh 4
Selesaikan PD:
' -
2
+
2
=
Penyelesaian:
Pembagian dengan
2
, menghasilkan

i
-

2
+ =
Jika diambil
= ,
dengan (6), persamaan menjadi
( + ') -
2
+ = oo
' +
2
+ = .
Dengan pemisahan variabel akan diperoleh

+
2
= -


Jika diintegralkan diperoleh
n( +
2
) = -n|| + c - oo
+
2
= c.
Dengan mengganti kembali dengan , diperoleh

2
+
2
= c atau
( - c)
2
+
2
= c
2
.

Contoh 5
Selesaikan PD:
( - + )' + - + = .
Penyelesaian.
mbil
- = ,
maka
' = V( - ')
dan persamaan menjadi
( + )' = + .
Dengan pemisahan variabel dan pengintegralan diperoleh
_ -

+
] = uan
-

n| +| = +c
1

arena
= - ,
kita bisa menuliskan
- - 8 + n| - 8 + | + c = .

III. Persamaan DiferensiaI Tingkat n Derajat n

(1)
2
d
dx
+ = diturunkan dari fungsi yang mempunyai 1 konstanta sembarang.
(2) cos
2

d
dx
= - diturunkan dari fungsi yang mempunyai 1 konstanta
sembarang.

(3)
d
2

dx
2
+
d
dx
+ =
2x
diturunkan dari fungsi yang mempunyai 2 konstanta
sembarang
Dari semua ini, maka didapatkan :
Persamaan diferensial tingkat pertama diturunkan dari fungsi yang mempunyai 1
konstanta sembarang (derajat).
Persamaan diferensial orde kedua diturunkan dari fungsi yang mempunyai 2
konstanta sembarang.
Maka, persamaan diferensial tingkat ke-n diturunkan dari fungsi yang mempunyai
n buah konstanta sembarang (derajat).

IV. Persamaan DiferensiaI Homogen

Bentuk umum dari persamaan diferensial homogen dapat dinyatakan sebagai

d
dx
= (, ) =

x

Cara termudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial homogen yaitu
dengan mendefinisikan variable baru
=

x

dan persaman diferensialnya menjadi

dz
dx
+ = (),
di mana ruas kiri dari persamaan diferensial ini diperoleh dengan menerapkan
aturan rantai pada = ,
d
dx
=
d
dz
dz
dx
+
d
dx
=
dz
dx
+ .Dalam bentuk ini kita selalu
akan memisahkan variabel-variabelnya, yakni

dx
x
=
dz
](z)-zi

yang dengan mudah kita dapat selesaikan persamaan diferensial di atas dengan
mengintegralkan kedua ruas persamaan.


Contoh 6
Selesaikan persamaan diferensial

d
dx
=

2
+2x
x
2

Jawab: ita dapat nyatakan persamaan diferensial di atas dalam bentuk


d
dx
=

2
+2x
x
2
=

2
x
2
+

x

Jadi persamaan diferensial di atas merupakan persamaan homogen. Misalkan
=

x
, maka kita peroleh

dz
dx
+ =
2
+
ita pisahkan variable-variabelnya, dan kita akan dapatkan

dx
x
=
dz
z
2
+z
=
1
z
-
1
z+1

ita integralkan kedua ruas persamaan dan kita dapatkan
n|| +n c = n|| -n| +| - c =
z
z+1

ita substitusikan kembali =

x
, dan kita dapatkan penyelesaian dari persamaan
diferensial, yaitu
=
cx
2
1-cxi

dimana konstanta c dapat ditentukan dari kondisi awalnya.

V. Persamaan DiferensiaI Nonhomogen


Bentuk umum persamaan diferensial linear nonhomogen orde n adalah

(n)
+ o
1
()
(n-1)
+ +o
n-1

i
+ o
n
() = (),
Disini () tidak nol. Bila () = maka persamaan diferensial tereduksi
menjadi pers. diferensial linear homogen.
hususnya, pada pasal ini kita perhatikan kasus di mana semua fungsi
koefisien o
]
() = o
]
konstan, = , . . . , n.
Metoda umum:
1. Cari solusi umum dari PD homogen

h
() =
1

1
() +
2

2
() ++
n

n
()
2. Cari solusi khusus
p
dari PD nonhomogen.
3. Dari sifat linier operator diferensial,
h
+
p
adalah solusi umum.
Teorema
Jika
p
adalah solusi khusus dari persamaan nonhomogen
I() = |
x
n
+o
1

x
n-1
++ o
n-1
+ o
n
] = ()

Dan
h
adalah solusi umum dari persamaan homogen I() =
Maka
h
+
p
adalah solusi umum dari persamaan diferensial
I() = ()
:kti Singkat
Misalkan I adalah operator yang bersesuaian dengan PD,
I =
x
n
+o
1

x
n-1
++o
n-1
+o
n

Maka,
I(
h
+
p
) = I(
h
) + I(
p
) = +() = ()
Sebaliknya, jika ()adalah sebarang solusi, maka
I(
h
-
p
) = I(
h
) - I(
p
) = () -() =
kibatnya -
p
adalah solusi pers. homogen, sehingga =
p
+
h


VI. Persamaan DiferensiaI Eksak
Persamaandiferensial eksak, dimana persamaan diferensial itu dapat
dipisahkan variabel - variabelnya, dalam hal ini kita punyai :
y) = ) N y) = Ny).
Dalam sub bagian ini, kita akan membahas bagaimana jika
(, ) +(, )

=
tetapi
(, ) = (), (, ) = ()
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial (2.2.57), kita misalkan suatu
fungsi
(, ()) = c,
dimana c adalah suatu konstanta, dan (, ) adalah suatu fungsi dari dan y()
yang akan kita temukan kemudian. Dengan menggunakan aturan rantai kita punyai:

|(, ())] =
o
o
+
o
o
= ,
maka kita akan peroleh
o
o
= (, )uan
o
o
= (, )
Jika kondisi di atas dipenuhi oleh persamaan diferensial, maka (, ) = c
adalah solusi dari persamaan diferensial. Pertanyaan penting yang perlu kita jawab
adalah

kapan kita bisa terapkan teknik di atas dan bagaimana kita bisa
menyelesaikan (, ) Pertanyaan pertama dapat kita jawab dengan mengingat
kembali dalam calculus multivariabel bahwa
o
2

oo
=
o
2

oo

Jadi kita dapat temukan bahwa
o
o
_
o
o
] =
o
o
uan
o
o
_
o
o
] =
o
o

yang harus sama. Sehingga kita harus memiliki kondisi agar persamaan diferensial
di atas dapat di selesaikan (menjadi persamaan diferensial eksak), yakni
o
o
=
o
o

emudian bagaimana menemukan (, ), kita perhatikan contoh berikut:

Contoh: Selesaikan persamaan diferensial
( + ) + ( - ) =
Jawab. ita pertama perhatikan bahwa
(, ) = + -

=
(, ) = - -
x
=
Jadi Py = Q, dan kita katakan persamaan diferensial tersebut eksak. ita akan
menemukan penyelesaiannya yaitu (, ) dengan:
o
o
= = +
Dan
o
o
= = -

ita integralkan persamaan pertama terhadap variable dan kita akan peroleh
(, ) =
2
+ + ()
dimana h(y) adalah suatu konstanta sebarang terhadap variabel yang dapat
tergantung pada variable y (fungsi dari variabel y). ita substitusikan (, ) ke
dalam persamaan ke dua dan kita akan dapatkan
o
o
= +

= -

Jadi kita peroleh

= -
yang jika kita integralkan akan menghasilkan
() = -
Jadi penyelesaian dari persamaan diferensial eksak di atas adalah
(, ) =
2
+ -
2
= c
dimana kontanta c dapat ditentukan dari kondisi awal.

VII. Persamaan Linear

+ =
Faktor integrasi, I =
c

dan ingat bahwa
In P
=
Memberikan I = . I
Contoh :
Jika kita mempunyai persamaan :

+ = sin
_

+ = _
Maka dalam hal ini
(i) P = 3 ;
(ii) =
(iii) I =
3x


VIII. Persamaan erno:IIi

+ =
n

Bagilah dengan
n
:

-n

+
1-n
=

kemudian misalkan =
1-n

Sehingga, dengan mendiferensialkannya,
dz
dx
= ( - n)
-n
d
dx

alikan

-n

+
1-n
=
Dengan ( -n), maka suku pertamanya akan menjadi
dz
dx
, sehingga

+
1
=
1


IX. METODE LAGRANGE

Metode ini adalah cara menentukan titik maksimum dan minimum suatu fungsi
yang diiringi dengan persyaratan atau kendala yang harus dipenuhi. Metode ini
banyak digunakan dalam berbagai masalah terapan di dunia nyata, terutama di
bidang ekonomi. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin memaksimumkan
keuntungan, tapi dibatasi oleh banyaknya bahan mentah yang tersedia, banyaknya
tenaga kerja dan sebagainya.
Metode ini akan membantu kita untuk memperoleh nilai-nilai maksimim relatif
atau minimum relative dari fungsi f(x,y) yang dipengaruhi oleh fungsi persyaratan
g((x,y) = 0, terdiri atas pembentukan fungsi penolong.
F(x,y, ) = f(x,y) + g(x,y)
dengan persyaratan :
= 0 , = 0, = 0
yang merupakan syarat perlu untuk maksimum relative maupun minimum relative.
Parameter yang tidak tergantung pada x, dan y disebut pengali lagrange.

1. asus Dengan Satu Pengali Lagrange
Untuk suatu masalah yang melibatkan satu persyaratan, diperlukan hanya satu
parameter sebagai pengali lagrange.

Jika f(x,y) merupakan suatu fungsi yang akan ditentuka nilai maksimum atau
minimum relatifnya dan g((x,y) = 0 adalah persyaratan yang harus dipenuhi, maka
fungsi penolongnya berbentuk
F(x,y, ) = f(x,y) + g(x,y)
Fungsi penolong F(x,y, ) ini adalah fungsi dari tiga variabel x,y dan dapat
ditunjukkan bahwa suatu maksimum relatif atau minimum relatif dari F adalah juga
merupakan maksimum (minimum) relatif dari f(x,y) dengan persyaratan g((x,y) = 0

Maka harus dipenuhi persyaratan:
= + = 0
= + = 0
= g(x,y) = 0
Setiap penyelesaian dari sistem persamaan ini adalah suatu nilai kritis dari
fungsi f(x,y).

Contoh :
Sebuah pabrik memproduksi dua macam mesin x dan y dan fungsi ongkos
gabungan adalah :
C(x,y) = x
2
+ 3xy 6y
Untuk meminimumkan biaya, berapa banyak mesin dari setiap jenis harus diproduksi
jika keseluruhannya harus berjumlah 42 mesin.
Jawab :
persyaratan yang harus dipenuhi x + y = 42,
ditulis : g(x,y) = x + y 42 = 0
fungsi penolongnya :
F(x,y, ) = C(x,y) + g(x,y)
= (x
2
+ 3xy 6y) + (x + y 42)
= 2x + 3y + = 0

= 3x 6 + = 0
= x + y 42 = 0
Penyelesaian dari sistem di atas memeberikan
x = 33 y = 9
maka biaya minimum diperoleh jika pabrik memproduksi 33 mesin x dan 9 mesin y.

2. asus Dengan Dua Pengali Lagrange
Metode pengali lagrange diperluas untuk menyelesaikan masalah yang
melibatkan lebih dari suatu persyaratan. Untuk masalah seperti ini, digunakan dua
parameter, yaitu dan atau lebih, yang tidak tergantung pada x dan y. Metode
lagrange ini juga dapat diperluas untuk menyelesaikan fungsi yang melibatkan tiga
variabel atau lebih.
Untuk memperoleh nilai relatif maksimum atau minimum dari fungsi F(x,y,z)
dengan persyaratan ( x,y,z) = 0, dibentuk fungsi pembantu.
G(x,y,z, ) = F(x,y,z) + ( x,y,z)
Metode ini dapat diperluas jika kita ingin menentukan nilai-nilai maksimum atau
minimum dari fungsi dengan beberapa variabel dan beberapa fungsi syarat.
Misalkan kita ingin mencari nilai-nilai maksimum dan minimum fungsi F(x
1,
x
2
, x
3
,..,
x
k
) yang harus memenuhi kendala
1
(x
1,
x
2
,., x
n
) = 0,
2
(x
1,
x
2
,., x
n
) = 0 ...
k
(x
1,
x
2
,., x
n
) = 0 dibentuk fungsi penolong G(x
1,
x
2
,., x
n, 1
,...
k
) = F +
1 +
2
+ .
k k

Dengan
1, 2, .. k
tidak tergantung pada x
1
, x
2 . . .
,x
n
dan disebut pengali lagrange.


Daftar P:staka

Stroud, . . dan Erwin Sucipto. 1986. atematika untuk Teknik. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
http://202.91.15.14/upload/files/2652_BB_O.pdf

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/90069a72a9310f305923ec1a23f813d39
731d1c1.pdf
http://uuniquee.files.wordpress.com/2010/09/persamaan_differensial_-_dr-_st-
_budi_waluya.pdf
http://jalanbaru.blogspot.com/2011/01/metode-lagrange.html

Anda mungkin juga menyukai