Anda di halaman 1dari 8

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE TINGGI

Oleh :
Kelompok : V ( Lima )
anggota :
1. Nurul dwi hidayati (1830208041)
2. Melisa Lusiana (1820208011)
3. Rizky Nuraini (1830208045)
4. Siti mahmudah (1830208049)
5. Wulan ratrian putri (1830208053)

Dosen pembimbing
Ravensky Yurianty Pratiwi, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2019

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE TINGGI

I. Pendahuluan
Persamaan Diferensial merupakan mata kuliah yang cukup strategis karena
berkaitan dengan bagian-bagian sentral dalam matematika seperti dalam Analisis,
Aljabar, Geometri dan yang lainnya yang akan sangat berperan dalam pengenalan
konsep maupun pemecahan masalah yang berkaitan dengan dunia nyata. Banyak
masalah yang sangat penting dalam ilmu kimia, ilmu sosial dan yang lainya,
ketika memformulakan dalam bentuk matematika mensyaratkan fungsi yang
memenuhi persamaan yang memuat satu atau lebih turunan-turunan dari fungsi
yang tidak diketahui.
Persamaan Diferensial Order Tinggi Secara teori pada struktur dan
metoda-metoda dalam menemukan solusi yang telah dikembangkan pada bagian
terdahulu yakni persamaan linear orde dua dapat diperluas secara langsung untuk
menemukan solusi persamaan linear orde tiga dan yang lebih tinggi. Bentuk
umum persamaan diferensial tingkat tinggi dan selesaian umum persamaan
diferensia. Persamaan Diferensial tingkat tinggi yang meliputi: persamaan
diferensial tingkat tinggi homogen dengan koefisien konstanta.

II. Pembahasan
A. Bentuk Umum
Persamaan diferensial linear tingkat tinggi disebut pula sebagai persamaan
diferensial linear tingkat-n. Secara umum persamaan diferensial tingkat tinggi
dinyatakan dalam bentuk :
𝑑𝑛 y 𝑑𝑛−1 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑛−2 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑦
𝑃𝑂 + + 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + ⋯ + 𝑃𝑛−𝑞 +
𝑑𝑥 𝑛 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−2 𝑑𝑥 𝑛−3 𝑑𝑥

Pn y = Q(X)

Dengan PO ≠ 0 P1 , P2 , P3 ,… Pn-1 = Pn adalah fungsi atau konstanta.

𝑑𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑3 𝑦 𝑑𝑛−1 𝑦
Karena 𝑑𝑥 = 𝐷𝑦, = 𝐷2 𝑦, = 𝐷3 𝑦, … 𝑑𝑥 𝑛−1 = 𝐷𝑛−1 𝑦 ,
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥 3
𝑑𝑛 𝑦
dan = 𝐷𝑛 𝑦
𝑑𝑥 𝑛

Maka Persamaan

𝑑𝑛 y 𝑑 𝑛−1 𝑑 𝑛−2 𝑦 𝑑 𝑛−2 𝑑 𝑛−2 𝑦 𝑑𝑦


𝑃𝑂 + + 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + ⋯ + 𝑃𝑛−𝑞
𝑑𝑥 𝑛 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−2 𝑑𝑥 𝑛−3 𝑑𝑥
Pn y = Q(X)

dapat dinyatakan dalam bentuk:

PO D n y + P1D n-1 y + P2D n-2 y + P3D n-3 y +…. + Pn-1D y + Pn y = Q (x)

=.(PO D n y + P1D n-1 y + P2D n-2 y + P3D n-3 y +…. + Pn-1D y + Pn )y = Q (x)

= F(D)y = Q (x)

Persamaan yang berbentuk F(D)y = Q (x) dengan Q (x) = 0 maka umumnya


menjadi

(PO D n y + P1D n-1 y + P2D n-2 y + P3D n-3 y +…. + Pn-1D y + Pn )y =0

Pada kasus Q (x) = 0, maka F(D)y = Q (x) disebut persamaan diferensial linear

homogen tingkat tinggi, sedangkan jika Q (x) ≠ 0 maka F(D)y = Q (x) disebut

persamaan diferensial linear tidak homogen tingkat tinggi.

Contoh
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
1. +2 − 15𝑦 = 0
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥

jawab

= (D2 + 2d – 15) y = 0

= y “ + 2y ‘ – 15y = 0

2. (D2 +9) y = x cos x

jawab :

y ’’ + 9y = x cos x
𝑑2 𝑦
+ 9𝑦 = x cos x
𝑑𝑥 2

𝑑𝑦 𝑑𝑦 2
3. (𝑑𝑥 − 𝑦) (𝑑𝑥 − 2𝑦) = 𝑒 2𝑥

jawab
(Dy-y) (Dy-2y)2 = 𝑒 2𝑥

(y’ - y) (y’ -2y)2 = 𝑒 2𝑥

B. Persamaan Diferensial Homogen dengan Koefisien Konstan

Persamaan diferensial linear homogen tingkat tinggi dengan koefisien


konstan dinyatakan dalam bentuk umum:
𝑑𝑛 y 𝑑𝑛−1 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑛−2 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑦
𝑃𝑂 + + 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 +. . . +𝑃𝑛−𝑞 + Pn y = 0
𝑑𝑥 𝑛 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−2 𝑑𝑥 𝑛−3 𝑑𝑥

atau

PO D n y + P1D n-1 y + P2D n-2 y + P3D n-3 y +…. + Pn-1Dn-1y + Pn y = 0

atau

(PO D n y + P1D n-1 y + P2D n-2 y + P3D n-3 y +…. + Pn-1D + Pn )y = 0

atau

F(D)y = 0

Dengan PO ≠ 0 P1 , P2 , P3 ,… Pn-1 = Pn adalah fungsi atau konstanta.


Dan F(D) disebut fungsi operator diferensial.

Selanjutnya jika F (D) dapat difaktorkan, maka F (D) dapat dinyatakan


dalam bentuk ( D- m1) ( D- m2) ( D- m3)…… ( D- mn) = 0. Sebaliknya jika F(D)
= 0. Bentuk ( D- m1) ( D- m2) ( D- m3)…… ( D- mn) = 0 dinamakan persamaan
karakteristik dengan m m1, m2, m3…….. mn disebut akar-akar persaman
karakteristik. Perlu diingat bahwa tidak penting menulis persamaan karakteristik,
karena akar akarnya dapat dibaca secara langsung dari fungsi operator
diferensial.

Persamaan karakteristik f(m) setelah ditentukan akar-akarnya, untuk


menentukan selesaian umum persaamaan.
𝑑𝑛 y 𝑑𝑛−1 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑛−2 𝑑𝑛−2 𝑦 𝑑𝑦
𝑃𝑂 + + 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 +. . . +𝑃𝑛−𝑞 =0
𝑑𝑥 𝑛 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−1 𝑑𝑥 𝑛−2 𝑑𝑥 𝑛−3 𝑑𝑥

mX
ditentukan dengan y = ci e dimana mI akar persamaan karakteristik yang
telah diketahui. Karena m m1, m2, m3…….. mn adalah akar-akar persamaan
karakteristik, maka jenis akar-akarnya adalah bilangan nyata (real) dan tidak
nyata (imajiner).
contoh
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Tentukan selesaian persamaan diferensial +2 − 15𝑦 = 0
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥

jawab

Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk

( 2D2 + 11D – 21)y = 0

Sehingga persamaan karakteristik

( 2D2 + 11D – 21)y = 0

sehingga persamaan karakteristik

2D2 + 11 D + 21 = 0

= ( 2D – 3 ) ( D + 7 ) = 0
3
akar-akarnya persamaan karakterisistik 𝑚1 = 2 dan 𝑚2 = −7, keduanya

berbeda.
3 𝑥
Primitif persamaan di atas adalah 𝑦 = 𝑐1 𝑒 2 + 𝑐2 𝑒 −7𝑥
3 𝑥
Karena 𝑦 = 𝑐1 𝑒 2 + 𝑐2 𝑒 −7𝑥 juga selesaian persamaan.

C. Metode Invers Fungsi Operator

Misal F(D)y = Q(x) adalah persamaan diferensial linear tidak homogen


dengankoefisien konstan, maka selesaiannya Y= y (c) + y (p)

setelah ditentukan y (c) selanjutnya

F(D)y = Q(x)
𝑄(𝑥)
=𝑦= 𝐹(𝐷)

Misal F(D) = (D – m1) (D – m2) (D – m3)…. (D – mn-1) (D – mn) maka


𝑄(𝑥)
𝑦=
(𝐷 − 𝑚1 )(𝐷 − 𝑚2 )(𝐷 − 𝑚3 ) … . (𝐷 − 𝑚𝑛 )
1
Misal 𝑢 = (𝐷−𝑚 ) Q(x)……………..(Persamaan diferensial linear)
𝑛
1
𝑣 = (𝐷−𝑚 u……………… (Persamaan diferensial linear)
𝑛)

1
𝑧 = (𝐷−𝑚 ) t…………...(Persamaan diferensial linear)
1

Contoh
𝑑3 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Tentukan selesaian persamaan diferensial − 4 + 4 𝑑𝑥 = 𝑒 2𝑥
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 2

jawab
Persamaan diferensial di atas mempunyai persamaan karakteristik
D 3 – 4D 2+ 4D = 0
= D (D 2 – 4D + 4) = 0
= D (D – 2) (D -2) = 0
Sehingga akar- akarnya nyata yaitu m1 = 0, m2.3 = 2
Dan fungsi komplemennya y(c) = c1 + (c1 + c3x)e2x
Sehingga khususnya
1
𝑦(𝑝) = 𝐹(𝐷) 𝑄(𝑥)
1
= 𝑦(𝑝) = 𝐹(𝐷−2)(𝐷−2) 𝑒 2𝑥
1
= 𝑦(𝑝) = 𝑒 2𝑥
2(𝐷−2)2
1𝑥
=𝑦(𝑝) = 𝑒 2𝑥
2 2!
𝑥 2 𝑒 2𝑥
= 𝑦(𝑝) = 𝑑𝑥
𝑑3 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Sehingga selesaian persamaan − 4 + 4 𝑑𝑥 = 𝑒 2𝑥 adalah
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 2

Y= y (c) + y (p)
𝑥 2 𝑒 2𝑥
Y = c1 + (c2 + c3x) e2x + 4

D. Metode Pejumlahan N Pecahan Parsial


1
𝑦 = (𝐷−𝑚 )(𝐷−𝑚 )(𝐷−𝑚
𝑄(𝑥)
1 2 3 )….(𝐷−𝑚𝑛 )

dinyatakan dalam bentuk penjumlahan n pecahan parsial yaitu


𝐴1 𝐴2 𝐴3 𝐴𝑛−1 𝐴𝑛
𝑦=( + + + ⋯+ + ) 𝑄(𝑥)
𝐷 − 𝑚2 𝐷 − 𝑚2 𝐷 − 𝑚3 𝐷 − 𝑚𝑛−1 𝐷 − 𝑚𝑛
Dan masing-masing merupakan persamaan diferensial linear tingkat 1 yang
selesaiannya.

𝑦 = 𝐴1 𝑒 𝑚1 𝑥 ∫ 𝑄(𝑥)𝑒 −𝑚1 𝑥 𝑑𝑥 + 𝐴2 𝑒 𝑚2 𝑥 ∫ 𝑄(𝑥)𝑒 −𝑚2 𝑥 𝑑𝑥 + 𝐴3 𝑒 𝑚3 𝑥 +


𝐴𝑛 𝑒 𝑚𝑛 𝑥 ∫ 𝑄(𝑥)𝑒 −𝑚𝑛 𝑥 𝑑𝑥

Contoh

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Tentukan selesaian persamaan − 4 =2
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥

Persamaan diferensial di atas mempunyai persamaan karakteristik

D 2 – 4D + 3 = 0

Sehingga akar-akarnya adalah m1 = 1 atau m2 = 3

Fungsi komplemennya adalah y(c) = c1ex + c2e3x

Selesaian khususnya ditentukan dengan menggunakan metode penjumlahan

n pecahan parsial.
1
𝑦(𝑝) = Q(𝑥)
D2 – 4D + 3

1
𝑦(𝑝) = .2
(D– 1)(D−3 )

𝐴 𝐴
𝑦(𝑝) = ( + )2
𝐷−1 𝐷−3

𝐴(𝐷−3)+𝐵 (𝐷−1)
𝑦(𝑝) = ( )2
𝐷2 −4𝐷+3

diperoleh
1 1
𝐴=− ,𝐵 =
2 2

Sehinggga
−1/2 1/2
𝑦(𝑝) = ( + )2
𝐷−1 𝐷−3
1 1
𝑦(𝑝) = − 𝑒 𝑥 ∫ 2 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 + 𝑒 3𝑥 ∫ 2 𝑒 −3𝑥 𝑑𝑥
2 2
1 1 1
𝑦(𝑝) = − 𝑒 𝑥 (-2 𝑒 −𝑥 ) + − 𝑒 3𝑥 (− 𝑒 −3𝑥 )
2 2 2
2
y(p) = 1-
3
1
y(p) =
3
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
Sehingga selesaian persamaan − 4 𝑑𝑥 + 3𝑦 =2
𝑑𝑥 2

Y = y(x) + y(p)
1
𝑌 = 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 3𝑥 + 3

III. Kesimpulan
Dalam persamaan diffrensial orde tinggi ada selesaian umum pada
persamaan tingkat tinggi homogen dengan koefisien konstan. Terdapat bentuk
umum, persamaan differensial tingkat tinggi homogen dengan kofisien konstan,
serta persamaan differensial tingkat tinggi tidak homogeny menggunakan metode
invers fungsi operator dan penjumlahan parsial.

Anda mungkin juga menyukai