Anda di halaman 1dari 20

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN

ORDE – 2
• Pendahuluan
Persamaan Diferensial Linier Orde 2 Homogen perlu
dipelajari karena merupakan dasar penyelesaian
dalam persamaan diferensial orde n.
Pokok bahasan : Ketakbebasan Linier Himpunan
Fungsi, Determinan Wronski, Prinsip Superposisi,
PD Linier Homogen Koefisien Konstanta, Persamaan
Diferensial Linier Homogen Orde -2, Persamaan
Cauchi-Euler, PD Linier Homogen Orde n.
Tujuan Instruksional Umum:
Diharapkan setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa akan
mampu memahami Persamaan Diferensial Linier Orde -2

Tujuan Instruksional Khusus:


1. Mahasiswa dapat memahami konsep ketakbebasan linier dan
prinsip superposisi
2. Mahasiswa dapat menghitung determinan Wronski
3. Mahasiswa dapat menentukan akar Persamaan Karakteristik
4 Mahasiswa dapat menyelesaiakan Persamaan Cauchy-Euler
5 Mahasiswa dapat menyelesaiakan PD Homogen Orde-n
Bentuk umum Persamaan differensial orde n

PD yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas dikatakan


tidak linier.
Contoh:

x
Solusi Persamaam Differensial Homogen
+p(x)+q(x) y=g(x). Jikan g(x) =0 , maka pers
tersebut adalah pers homogen. Karena setiap
sukunya mengandung variabel y atau
turunannya
Persamaan linier orde 2 dan homogen dengan koefisien
konstan

Misalkan y=emx, maka dy/dx=memxdan d2y/dx2=m2emx,
sehingga PD di atas dapat ditulis menjadi a0(m2emx)
+a1(memx)+a2(emx)=0

Faktorkanlah menjadi emx(a0m2+a1m+a2)=0 sehingga


dari sini, haruslah (a0m2+a1m+a2)=0
sebab emx tidak mungkin bernilai 0 untuk setiap x

Persamaan a0 m2+a1m+a2=0 selanjutnya disebut persamaan karakteristik.


Akar penyelesaian untuk m dinamakan akar karakteristik
Contoh :
yang dapat difaktorkan menjadi :
(𝐷 + 1)(𝐷 + 4)𝑦 = 0 atau (𝐷 + 4)(𝐷 + 1)𝑦 = 0

Dalam memecahkan persamaan ini, pecahkan untuk


(𝐷 + 4)𝑦 = 0 dan (𝐷 + 1)𝑦 = 0

yang masing-masing adalah persamaan separable dengan solusi masing-masing :


Karena kedua solusi ini bebas linear maka kombinasi linear dari keduanya akan memuat dua
konstanta sembarang yang merupakan solusi umum. Jadi solusi umum dari persamaan 𝑦′′ +
5𝑦′ + 4𝑦 = 0 adalah (sering disebut sebagai solusi komplementer) :
𝑦 = 𝑐1𝑒−4𝑥 + 𝑐2𝑒−𝑥 atau 𝑦 = 𝑐1𝑒−𝑥 + 𝑐2𝑒−4𝑥

Jika akar-akar persamaan karakteristik dari suatu persamaan diferensial adalah a


dan
b dengan 𝑎 ≠ 𝑏, maka solusi umum dari persamaan diferensial adalah kombinasi
linear dari
𝑒𝑎𝑥 dan 𝑒𝑏𝑥. Dalam bentuk ringkas ditulis :
Solusi umum dari (𝐷 − 𝑎)(𝐷 − 𝑏)𝑦 = 0, 𝑎 ≠ 𝑏 adalah 𝑦 = 𝑐1𝑒𝑎𝑥 + 𝑐2𝑒𝑏𝑥

Jika akar-akar persamaan karakteristik dari suatu persamaan diferensial sama,


dalam
hal ini 𝑎 = 𝑏, maka solusi umum 𝑦 = (𝐴𝑥 + 𝐵) 𝑒𝑎𝑥, atau ditulis :
Solusi umum dari (𝐷 − 𝑎)(𝐷 − 𝑎)𝑦 = 0, 𝑎 = 𝑏 adalah 𝑦 = (𝐴𝑥 + 𝐵) 𝑒𝑎𝑥

Jika akar-akar persamaan karakteristik dari persamaan diferensial berupa bilangan


kompleks (conjugate complex), maka persamaan diferensial dalam ungkapan ,
memiliki solusi umum :
𝑦 = 𝐴𝑒(𝛼+𝑖𝛽)𝑥 + 𝐵𝑒(𝛼−𝑖𝛽)𝑥 = 𝑒𝛼𝑥(𝐴𝑒𝑖𝛽𝑥 + 𝐵𝑒−𝑖𝛽𝑥).
Jika 𝑒±𝑖𝛽𝑥 = cos 𝛽𝑥 ± 𝑖 sin 𝛽𝑥, maka pernyataan dalam tanda kurung Pers. menjadi
sebuah kombinasi linear dari sin 𝛽𝑥 dan cos 𝛽𝑥, sehingga persamaan ini dapat
ditulis sebagai :
𝑦 = 𝑒𝛼𝑥(𝑐1 sin 𝛽𝑥 + 𝑐2 cos 𝛽𝑥)

𝑦 = 𝑐 𝑒𝛼𝑥 sin(𝛽𝑥 + 𝛾)

Contoh :

Pecahkan persamaan 𝑦′′ − 6𝑦′ + 9𝑦 = 0

Jawab :
Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai :
(𝐷2 − 6𝐷 + 9)𝑦 = 0 atau (𝐷 − 3)(𝐷 − 3)𝑦 = 0
Karena akar-akar persamaan karakteristiknya sama, solusinya :
𝑦 = (𝐴𝑥 + 𝐵) 𝑒3𝑥
• Sebelumnya perlu diperkenalkan dulu tentang
operator linier L, yaitu
L[Ø]= Ø’’ + pØ’ + qØ
Operator ini sering ditulis L = D2 + pD + q
Dimana D adalah operator differensial
Besarnya fungsi L(Ø) pada titik x adalah
L[Ø](x)= Ø’’(x) + pØ’(x) + qØ(x)
Contoh :
Jika p(x) = x2 , q(x)=1 + x dan f(x) = sin 3x, maka
L[Ø](x) = (sin 3x)’’ + x2 (sin 3x) + (1 + x ) (sin 3x)
L[Ø](x) =-9 sin 3x + 3 x2 cos 3x + (1 + x ) (sin 3x)
L[Ø](x) =3 x2 cos 3x + x sin 3x- 8 sin 3x
•Teorema
Jika y = y1(x) dan y = y1(x) adalah solusi persamaan differensial homogen L(y) =
y’’ + p(x)y’ + q(x)y =0,
Maka kombinasi linier y = c1y1(x) + c2y2(x) juga merupakan solusi persamaan diff
tersebut.
Sebagai bukti :
Jika L[y1]= y1’’(x) + py1’+ qy1 = 0 dan L[y2]= y2’’(x) + py2’+ qy2 = 0
Maka
L [c1 y1 + c2 y2 ] = 0
L [c1 y1 + c2 y2 ] = (c1 y1 + c2 y2)’’ + p(c1 y1 + c2 y2)’+ q(c1 y1 + c2 y2)
= c1L[y1] + c2L[y2]
=0

Hasil pembuktian teorema diperoleh persamaan


L [c1 y1 + c2 y2 ] == c1L[y1] + c2L[y2]

Suatu operator yang memenuhi sifat diatas dinamakan operator linier, oleh karena
itu operator L dinamakan operator differensial linier orde 2
Kombinasi linier solusi persamaan linier mengarah pada prinsip superposisi
Contoh
Buktikan dengan perhitungan langsung bahwa (x) = c1 cos x
dan c2 sinx adalah solusi persamaan differensial y’’ + y = 0
Jawab :
Substitusikan Ø(x) = y, diperoleh
Ø’’ + Ø = (c1 cos x + c2 sinx)’’ + (c1 cos x + c2 sinx)
= -c1 cos x - c2 sinx + c1 cos x + c2 sinx
= c1 (-cos x + cosx) + c2 (-sinx + sinx)
Ø’’ + Ø = 0 sehingga jika disubstitusikan lagi ke (x)=y,
diperoleh
y’’ + y’ = 0 (terbukti)
Berikut ini adalah contoh soal beserta penyelesaiannya mengenai persamaan diferensial
linear orde dua dengan koefisien konstan.
Soal 1
Tentukan penyelesaian umum dari PD  d2y/dx2−5dy/dx+6y=0.
Soal 2
Tentukan penyelesaian umum dari PD 4d2y/dx2−12dy/dx+5y=0.
Soal 3
Tentukan penyelesaian umum dari PD d2y/dx2−8 dy/dx+16y=0
Soal 4
Tentukan penyelesaian umum dari PD d2y/dx2+9y=0.

Penyelesaian/solusi umum (general solution) adalah penyelesaian yang masih


mengandung bentuk konstanta C. Biasanya bentuk ini ditemukan dalam
persamaan diferensial (melibatkan bentuk integral).
Penyelesaian/solusi khusus(particular solution) adalah penyelesaian
yang tidak mengandung bentuk konstanta C. Biasanya bentuk ini
ditemukan dalam persamaan diferensial (melibatkan bentuk
integral).
Tentukan penyelesaian umum dan penyelesaian khusus dari
PD d2y/dx2−4dy/dx+29y=0 dengan y(0)=0 dan y′(0)=5.

Anda mungkin juga menyukai