Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA HOMOGEN

DAN NON HOMOGEN

OLEH KELOMPOK III


Angelina Mori
Felista Ripo Suka
Vinsensius Watu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

CITRA BAKTI

NGADA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Persamaan
Diferensial Orde Dua Homogen dan Nonhomogen” dapat selesai tepat pada
waktunya.Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Persamaan
Diferensial .
Kami mengucapkan limpah terima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.Kami mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.Kami menyadari dalam
penyususnan makalah ini belum tentu sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Malanuza, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUDL....................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penulis....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Persamaan Diferensial Linear Orde-2 dengan
Koefisien Konstan..............................................................................4
2.2 Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2
Koefisien Konstanta...........................................................................4
2.3 Persamaan Diferensial Linear Nonhomogen Orde-2 dengan
Koefisien Konstan..............................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivatif-derivatif
dari sebuah fungsi yang tak diketahui. Dengan memperhatikan variabel bebas
yang terlibat, terdapat dua bentuk persamaan diferensial yaitu persamaan
diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa
adalah persamaan diferensial yang melibatkan hanya satu variabel bebas.
Sedangkan persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang
melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Persamaan diferensial dikatakan
mempunyai orde 𝑛 jika orde derivatif tertinggi yang terlibat adalah 𝑛. Jika orde
derivatif tertinggi yang terlibat adalah dua, maka persamaan diferensial tersebut
dikatakan persamaan diferensial orde dua. Persamaan diferensial dikatakan linear
jika tidak terdapat perkalian antara variabel bebas dan variabel terikat dalam satu
suku.
Persamaan diferensial linear orde dua memiliki bentuk :
'' '
a 2 ( x ) y + a1 ( x ) y + a0 ( x ) y=r ( x ) dengan a 2( x ) , a1 ( x), a0 ( x ) adalah koefisien. Jika
koefisien tersebut berupa konstanta maka persamaan
a 2( x ) y ' ' + a1 ( x) y ' +a 0 ( x) y=r (x ) merupakan persamaan diferensial linear orde
dua dengan koefisien konstanta. Sedangkan jika koefisien tersebut berupa fungsi
dari maka persamaan a 2( x ) y ' '+ a1 ( x) y '+a 0 (x) y=r ( x ) merupakan persamaan
diferensial linear orde dua dengan koefisien variabel. Jika 𝑟(𝑥)=0 maka persamaan
a 2( x ) y ' ' + a1 ( x) y ' +a 0 ( x) y=r (x ) dinamakan homogen sedangkan jika 𝑟(𝑥)≠0
maka persamaan a 2( x ) y ' '+ a1 ( x) y '+a 0 (x) y=r ( x ) dikatakan tak homogen.
Setelah mendapatkan model matematika yang berbentuk persamaan
diferensial, misalkan persamaan diferensial biasa linear orde dua homogen dengan
koefisien variabel, langkah selanjutnya adalah mencari penyelesaian persamaan
diferensial tersebut. Penyelesaian adalah sebuah fungsi 𝑓(𝑥) yang memenuhi
persamaan diferensial, yaitu jika 𝑓(𝑥) disubstitusikan untuk 𝑦 dalam persamaan
diferensial maka akan menghasilkan suatu pernyataan yang benar.

1
Penyelesaian persamaan diferensial dapat diperoleh menggunakan beberapa
metode. Antara lain metode pemisahan variabel, metode Euler Cauchy, metode
variasi parameter, metode deret pangkat, dan lain sebagainya. Metode pemisahan
variabel adalah metode penyelesaian yang dapat diterapkan pada persamaan
diferensial linear orde pertama. Metode Euler Cauchy dapat digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua homogen dengan koefisien
variabel. Metode variasi parameter dapat digunakan untuk menyelesaikan
persamaan diferensial linear orde dua tak homogen. Metode deret pangkat dapat
digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear orde dua homogen
dengan koefisian variabel. Dalam bidang penerapan persamaan diferensial yang
sering muncul adalah persamaan diferensial linear orde dua homogen dengan
koefisien variabel. Oleh karena itu metode yang tepat digunakan adalah metode
deret pangkat.
Metode deret pangkat ini dapat diterapkan di sekitar titik biasa dan di sekitar
titik singular. Suatu titik 𝑥0 dikatakan titik biasa jika 𝑎2(𝑥0)≠0. Tetapi jika
𝑎2(𝑥0)=0 maka titik tersebut disebut titik singular. Titik singular pada persamaan
diferensial orde dua adalah titik-titik dimana suatu interval tertutup tidak
mempunyai derivatif kedua.
Persamaan diferensial linear orde dua dengan koefisien variabel yang akan
dibahas adalah persamaan diferensial Legendre, persamaan diferensial Hermite
dan persamaan diferensial Bessel. Ketiga persamaan diferensial ini biasa disebut
persamaan diferensial khusus. Persamaan diferensial khusus tersebut akan
diselesaikan dengan metode deret pangkat di sekitar titik biasa dan di sekitar titik
singular yang regular. Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan
dengan metode deret pangkat di sekitar titik biasa adalah persamaan Legendre dan
persamaan Hermite. Persamaan diferensial khusus yang dapat diselesaikan dengan
metode deret pangkat di sekitar titik singular yang regular adalah persamaan
Bessel.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Persamaan Diferensial Linear Orde-2 dengan Koefisien
Konstan?
2. Bagaimana Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2 Koefisien
Konstanta?
3. Bagaimana Persamaan Diferensial Linear Nonhomogen Orde-2 dengan
Koefisien Konstan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Menjelaskan Persamaan Diferensial Linear Orde-2 dengan
Koefisien Konstan.
2. Untuk Menjelaskan Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2 Koefisien
Konstanta.
3. Untuk Menjelaskan Persamaan Diferensial Linear Nonhomogen Orde-2
dengan Koefisien Konstan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persamaan Diferensial Linear Orde-2 dengan Koefisien Konstan
Persamaan diferensial orde-2 dengan koefisien konstan adalah persamaan
(2) dengan p( x ); q (x); dan r (x ) adalah fungsi konstan, sebut
p(x )=r ; q( x )=q ;dan r ( x)=r . Jadi, py + qy ' + ry = s ( x . Karena p ≠ 0 maka
persamaan ini dapat ditulis sebagai: y + ay ' + by = s ( x ) Kita akan mulai
dengan solusi jika s(x )=0 atau versi homogen.
2.2 Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2 Koefisien Konstanta
PD Linier Homogen orde-2 dengan koefisien konstan adalah:
a y ' ' + b y ' + cy=0 a , b , c=konstanta, dimisalkan solusi umum PD: y=emx sehingga
jika kita substitusi ke dalam PD maka:
a y ' ' + b y ' + cy=0
2 mx mx mx
a m e +bm e +c e =0
( a m2 +bm +c ) e mx=0
Jadi y=emx menjadi solusi PD jika a m2 +bm+ c =0 (disebut Persamaan
Ciri/Karakteristik)
Akar-akar Persamaan Ciri/ Karakteristik adalah:
−b ± √ b2−4 ac
m 1,2=
2a

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:


1. Jika √ b2−4 ac >0 , maka m1,2adalah dua akar Real yang berbeda dengan
m1,2 ∈ Rmaka solusi umumnya: y=c1 e m 1 x +c 2 em 2 x

2. Jika √ b2−4 ac =0 , maka m1=m2dengan m1,2 ∈ R, maka solusi umumnya:


mx mx
y=c1 e + c2 x e
3. Jika √ b2−4 ac <0 , maka m1,2=α +iβ dengan α , β ∈ R maka solusi umumnya:
y=c1 e(α +iβ )x +c 2 e(α−iβ) x
dengan rumus Euler , yaitu e ix =cos x+ i sinx maka bentuk trigonometri rumus
dapat

4
ditentukan:
y=c1 e(α +iβ )x +c 2 x e(α −iβ)x
¿ c 1 e∝ x ( cos βx+i sin βx )+ c 2 e αx (−cos βx−isin βx ) ;−cos βx=cos βx
¿ ( c 1 +c 2 ) e∝ x ( cos βx ) +i ( c1−c 2) e ∝ x (sin βx)
∝x ∝x
¿ Ae ( cos βx ) + Be ( sin βx ) , A , B ∈konstanta bil .kompleks
Contoh:
Tentukan penyelesaian umum PD berikut:
'' '
y +2 y + 4 y =0
Penyelesaian:
Akar-akar persamaan karakteristik:
2
m +2 m+ 4=0
−2 ± √−12
m1,2= =−1 ±i √ 3
2
karena α =−1 dan β=√ 3 maka penyelesaian umum PD:
y= Ae cos √ 3 x + Be sin √ 3 x
−x −x

2.3 Persamaan Diferensial Linear Nonhomogen Orde-2 dengan Koefisien


Konstan
Misalkan kita akan menentukan solusi persamaan diferensial orde-2 linear
nonhomogen y + ay ' + by = s ( x ) dengan s(x ) kontinu pada suatu interval
buka I. Misalkan yp (x) adalah salah satu solusi dari y + ay 0 + by = s ( x .
Misalkan y ( x ) adalah sebarang solusi lain dari y + ay ' + by = s ( x ) dan
y h ( x ) = y ( x )− yp( x): Maka
y p ' '+ay p ' + by p=s (x )dan y + ay ' + by = s ( x
Dan diperoleh
( y ' ' + a y ' +by ) − y 'p' + ay 'p+ by p=s ( x )−s ( x ) =0
y ' ' − y ''p +a y ' −ay 'p+ by−by p=0
'' '
( y ¿¿ ' ' − y p )+a( y¿¿ ' − y p )+b ¿ ¿ ¿
y− y p ¿ ' '+ a( y − y p)' +b ¿
y 'h' + ay 'h+ by h=0

5
Dengan demikian yh (x) = y (x) . yp (x) adalah solusi dari versi homogen
y + ay ' + by = s ( x ) :
'' '
y + a y +by =0
Maka, dapat disimpulkan bahwa setiap solusi y (x) dari y + ay ' + by = s ( x )
berbentuk:
y (x )= y h( x)+ yp ( x)dengan y h(x ) adalah solusi versi homogen
'' '
y + a y +by =0 dan yp (x) adalah solusi khusus (partikular) dari
y + ay ' + by = s ( x ) .
Menentukan Solusi Khusus (Partikular)
Bagaimana menentukan solusi khusus atau solusi partikular? Dua metode yang
akan dibahas adalah Metode Koefisien Tak Tentu dan Metoda Variasi Parameter.
Metode Koefisien Tak Tentu Metoda ini berlaku untuk kasus-kasus khusus dari s
(x) ; yaitu jika s (x) adalah merupakan polinom atau hasil kali polinom p (x)
dengan fungsi eksponensial atau dengan fungsi sinus atau kosinus, yaitu
p ( x ) ; p ( x ) e rx , p ( x ) s ∈kx , p ( x ) cos kx , p ( x ) e rx sin kx , p(x )erx cos kx . Contoh bentuk-
bentuk s( x )
2x 2x 2x
1+ x ,e , xe , e + cos 2 x
Metode Variasi Parameter Metode ini, sifatnya lebih umum, digunakan untuk
menentukan solusi khusus dari
y + ay ' + by = s ( x )
dengan menggunakan solusi umum homogennya. Misalkan u 1( x)dan u 2( x)
adalah dua solusi homogen yang bebas linear. Pada metode ini kita mengganti c1
dan c2 pada solusi homogen dengan fungsi v 1(x ) dan v 2(x )
y (x )=v 1( x)u 1(x)+ v 2(x )u 2( x ) atau singkatnya y=v 1 u 1+v 2 u2

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

6
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivatif-derivatif
dari sebuah fungsi yang tak diketahui. Persamaan diferensial orde-2 dengan
koefisien konstan adalah persamaan (2) dengan p(x );q ( x); dan r ( x ) adalah
fungsi konstan, sebut p( x )=r ; q(x )=q ; dan r (x)=r . Jadi,
py + qy ' + ry = s ( x . Karena p ≠ 0 maka persamaan ini dapat ditulis sebagai:
y + ay ' + by = s ( x ) Kita akan mulai dengan solusi jika s(x )=0 atau versi
homogen.
3.2 Saran
Penulis sendiri mengakui masih terdapat banyak kesalahan serta jauh dari
nilai kesempurnaan. Penulis akan selalu memperbaiki bagian makalah tersebut
dengan terus berpedoman pada berbagai banyak sumber serta masukan, kritik
yang cukup membangun dari pembaca

DAFTAR PUSTAKA
Zill, Dennis G. 2009. A First Course in Differential Equations with Modeling
Applications 9thEd. California: Brooks/Cole.

7
Boyce, William E, and Richard C. DiPrima. 2005. Elementary Differential
Equation and Boundary Value Problems 8thEd. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
Canada, A., et al. 2004. AHandbook of Differential Equations Ordinary
Differential Equations Vol. 1. USA: ELSEVIER Inc.
Fachmi. 2012. Kalkulus (Lanjut). Teknik Informatika FIK Univeritas Indonusa
Esa Unggul. (Online)

Anda mungkin juga menyukai