Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................. …………………1

PENDAHULUAN................................................................................................. 2

1.1. Latar Belakang........................................................................................ 2

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.1. Tujuan Masalah ...................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

2.1. Deviation and Derivative The Error Function (Pengertian dan Penurunan
Fungsi Error) …………………………………………………………………4

2.2. Contoh Soal ............................................................................................. 16

BAB III................................................................................................................ 20

PENUTUP ........................................................................................................... 20

3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 20

3.2. Saran ..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mata kuliah Fisika Matematika di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNJA,
bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam merumuskan berbagai proses
fisika ke dalam pernyataan matematis dan mampu menyelesaikannya secara analitis.
Mata kuliah Fisika Matematika mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
berpikir analitis kuantitatif berdasarkan pola penalaran matematis logis dalam
memecahkan setiap persoalan fisika.

Soal-soal pada mata kuliah Fisika Matematika menggambarkan terapan


konsep-konsep matematika untuk pemecahan soal-soal fisika. Dengan demikian,
soal-soal pada mata kuliah Fisika Matematika biasanya berbentuk uraian yang berisi
tentang kondisi fisis tertentu dan permasalahan yang ingin dipecahkan. Oleh karena
sifatnya analitis matematis, maka strategi pembelajaran yang digunakan dosen
biasanya ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas rumah, dan diakhiri dengan
ujian tertulis. Selama proses belajar, mahasiswa jarang sekali terlibat dalam diskusi.
Hal-hal itulah yang menyebabkan sebagian besar mahasiswa merasa kesulitan dan
hasil belajar pada mata kuliah ini umumnya rendah.

Maka dari itu, supaya mahasiswa mampu memahami suatu materi di tugaskan
untuk membuat makalah supaya mahasiswa lebuh mandiri, dan di harapkan mampu
memahami materi tersebut. Pada makalah ini di bahas mengenai materi Fungsi error,
Fungsi error merupakan salah satu fungsi spesial yang tidak memiliki kaitan sama
sekali dengan error atau kesalahan pengukuran. Untuk mempelajari lebih lanjut
tentang fungsi error, makalah ini akan membahas lebih rinci maksud dari fungsi eror.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan makalah diatas rumusan masalahnya, yaitu:
1.2.1. Bagaimanakah pengertian dan penurunan rumus dari fungsi error?
1.2.2. Bagaimanakah contoh-contoh soal dari fungsi error?

2
1.1. Tujuan Masalah
Berdasarkan makalah diatas tujuan masalahnya, yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dan penurunan rumus dari fungsi error.
1.3.2. Untuk mengetahui contoh-contoh soal dari fungsi error.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Deviation and Derivative The Error Function (Pengertian dan Penurunan Fungsi
Error)

Menurut Ren (2007:70) Fungsi error merupakan salah satu fungsi spesial yang
tidak memiliki kaitan sama sekali dengan error atau kesalahan pengukuran. Lebih lanjut,
fungsi error ini terkait dengan luasan kurva lonceng y=e−t2 dari 0 hingga x.

𝑥
2 2
erf⁡(𝑥) = − ∫ 𝑒 −𝑡 … … (1)
√𝜋 0

Deskripsi penggunaan fungsi error dijelaskan oleh gambar berikut :

Nilai fungsi error dapat didekati dengan menggunakan deret Mac Laurin pada
nilai x kecil (nilai x antara -1 dan 1). Pencarian deret Mac Laurin untuk fungsi error (erf)
di atas bisa kita mulai dengan pengertian deret Mac Laurin itu sendiri.

Deret Mac Laurin :

′ (0) 2
𝑓 2 (0) 2
𝑓 𝑛 (0)
𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 +𝑥 . + ⁡ … . . +𝑥 . … … (2)
2! 𝑛!

4
Dari sini, kita bisa mulai menemukan deret Mac Laurin untuk ex. Ingat kembali bahwa
turunan dari ex sama dengan ex.


0
𝑥2𝑒0
0
𝑥2 𝑥𝑛
𝑒𝑥 = 𝑒 + 𝑥𝑒 + + ⋯ = 1 + 𝑥 + … = ∑ … … (3)
2! 2! 𝑛
𝑛=0

Kemudian kita menggantikan variabel x pada ex dengan −t2, sehingga


perumusan (3.) berubah menjadi deret berikut.

2 (−𝑡 2 )2 𝑒 0 𝑡4
𝑒 −𝑡 = 𝑒 0 + (−𝑡 2 )𝑒 0 + + ⋯ = 1 − 𝑡 2 + + ⋯ … . (4)
2! 2!

Menurut Finn (2005:76-78) fungsi eror (Gambar 3-3) dapat dianggap sebagai
integral tidak lengkap atas fungsi gamma didefinisikan sebagai integral parsial dari
bentuk :

𝑡
𝛾(𝑡, 𝑝) = ∫0 𝑡 𝑝−1 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 (3.37)

Seringkali, diinginkan untuk menggunakan fungsi gamma yang dinormalisasi sebagai


gantinya :
𝑡
∫0 𝑡 𝑝−1 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
𝛾̂(𝑡, 𝑝) = (3.38)
𝛤(𝑝)

5
Sebagai contoh, normalisasi integral Gaussian diberikan oleh :

1 𝑥 2
𝛤 (2) = 2 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 (3.39)

Dan fungsi eror didefenisikan sebagai integral tak lengkap yang dinormalisasikan :
𝑥 2
2 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 2 𝑥 2
𝐸𝑟𝑓(𝑥) = 1 = √𝜋 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 (3.40)
𝛤( )
2

Integral ini dapat diperluas menjadi sebuat deret, memberikan

2 (−1)𝑛
𝐸𝑟𝑓𝑥) = √𝜋 ∑∞
𝑛=0 𝑛!(2𝑛+1) 𝑥
2𝑛+1
(3.41)

Dengan x kecil didefenisikan sebagai

𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 − erf⁡(𝑥) (3.42)

Fungsi error terkait erat dengan kemungkinan kesalahan dalam pengukuran data
terdistribusi normal. Namun, seperti banyak fungsi matematika standar, normalisasi
sedikit berbeda dari bagaimana fisikawan ingin melihatnya. Hubungannya dengan
distribusi probabilitas Gaussian diberikan oleh :

1 𝑥 2 𝑥
𝑃(−𝑥, 𝑥) = √2𝜋 ∫−𝑥 𝑒 −𝑥′ 𝑑𝑥 ′ = erf⁡(√2) (3.43)

Ini mengembalikan probabilitas bahwa pengukuran data terdistribusi normal


jatuh dalam interval [-x,x]. Buku-bukut abelmatematika akan memiliki tabulasi
setidaknya satu dari dua fungsi ini, jika tidak keduanya.

Menurut Kschischang (2017: 1-4) fungsi eror komplementer,⁡𝑒𝑟𝑓𝑐, didefenisikan


untuk 𝑥 ≥ 0 sebagai berikut :


1 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 2 ∫ 𝑒 (−𝑢) 𝑑𝑢
𝑥 √𝑥

6
Fungsi eror komplementer mewakili area di bawah dua ekor dari fungsi
kepadatan probabilitas Gaussian nol-rata dengan varians 𝜎 2 = 1/2, sebagai ilustrasi
pada gambar 1.Yang disebut "fungsieror," erf (x), didefinisikan melalui :

𝑒𝑟𝑓(𝑥) = 1 − erfc⁡(𝑥)

Dari fakta bahwa fungsi kerapatan probabilitas memiliki unit integral, kita
melihatnya :

erfc(0) = 1

Fungsi eror komplementer erfc(x) diplot dalam Gambar 2, bersama dengan batas
atas dan bawah (ditetapkan dalam Lampiran A). Batas-batasnya sangat ketat secara
asimtotik yaitu, perbedaan antara fungsi terikat dan fungsi actual menyatu dengan nol
untuk x besar.

Menurut Riley (2006: 640), Kami menyebutkan fungsi kesalahan, yang ditemui
dalam teori probabilitas dan dalam solusi dari beberapa persamaan diferensial parsial.
Fungsi kesalahan terkait dengan fungsi gamma tidak lengkap oleh dan dengan demikian
1
γ( ,𝑥 2 )
2
diberikan oleh⁡erf(x) ⁡ = ( )
√π

2 𝑥 2 2 ∞ 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 = 1 − √π ∫0 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢. (18.167)
√π 0

Dari definisi ini kita dapat dengan mudah melihat bahwa

erf(0) = 0 . erf(∞) ⁡ = ⁡1 . 𝑒𝑟𝑓(−𝑥) ⁡ = ⁡ −𝑒𝑟𝑓(𝑥).

7
Dengan membuat substitusi (18,167), kita menemukan,𝑦 = √2𝑢

𝑦 = √2𝑢 𝑦 2 = 2𝑢2

𝑦2
𝑑𝑦 = √2𝑑𝑢 𝑢2 = 2

𝑑𝑦
𝑑𝑢 =
√2
𝑥
2 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
√π 0

2 √2𝑥 𝑦2 𝑑𝑦
erf(𝑥) = ∫ 𝑒− 2
√π 0 √2

2 √2𝑥 𝑦2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√π√2 0

2 √2𝑥 𝑦 2
erf(𝑥) = √ ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
𝜋 0

Fungsi probabilitas kumulatif Φ (x) untuk distribusi Gaussian standar dapat


ditulis dalam hal fungsi error sebagai berikut:

𝑥 𝑦2
1
𝛷(𝑥) = ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√2π 0

𝑥 𝑦2
1
𝛷(𝑥) = 1 + ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√2π 0

1 𝑥
𝛷(𝑥) = 1 + ⁡ 𝑒𝑟𝑓 ( )
2 √𝜋

Hal ini juga kadang-kadang berguna untuk menentukan fungsi kesalahan pelengkap.

1
2 ∞ 𝛤 (2 , 𝑥 2 )
−𝑢2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 − erf(𝑥) = ⁡ ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = .
√π 𝑥 √𝜋

8
Menurut Arfken (2013: 637-638), Fungsi kesalahan erf (z) dan fungsi kesalahan
pelengkap erfc (z) didefinisikan oleh integral :

𝑧 ∞
2 2 2 2
erf(𝑧) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑧) = 1 − erf(𝑧) = ⁡ ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√π 0 √π 𝑧

Faktor-faktor menyebabkan fungsi-fungsi ini harus ditingkatkan sehingga. Untuk


2
plot erf x, erf(∞) = 1
√𝜋

Lihat Gambar. 13.7.Ekspansi kekuatan-seri erf x berikut langsung dari perluasan


eksponensial dalam integran:


2 (−1)𝑛 𝑥 2𝑛+1
𝑒𝑟𝑓⁡𝑥 = ∑
√π 𝑛=0 (2𝑛 + 1)𝑛!

Dari bentuk umum dari integran dan Persamaan. (13.6) kami berharap bahwa erf
1
z dan erfc z mungkin ditulis sebagai fungsi gamma tidak lengkap dengan⁡𝛼 = 2.

Hubungan yang terkait, yaitu :

1 1
1 1
𝑒𝑟𝑓𝑧 = 𝜋 −2 𝛾 (2 , 𝑧 2 ) . 𝑒𝑟𝑓𝑧 = 𝜋 −2 𝛤 (2 , 𝑥 2 )

Menurut Walck (2007:53), Fungsi-fungsi ini dapat didefinisikan untuk argumen


kompleks, tetapi di sini kita terutama tertarik dalam fungsi untuk nilai-nilai positif yang
nyata dari z. Namun, kadang-kadang satu mungkin masih ingin menentukan nilai fungsi
untuk nilai-nilai nyata negatif dari z menggunakan hubungan simetri.

erf(−z) = −erf⁡(𝑧)

9
erfc(−z) = 1 + erf⁡(𝑧)

Seperti yang terlihat fungsi erf, erf adalah fungsi distribusi (atau kumulatif) dan fungsi
kepadatan probabilitas yang sesuai di berikan oleh :

2 2
f (z) = 𝑒 −𝑧
√𝜋

Jika kita membuat transformasi z = ( x- 𝜇)/𝜎√2 kita mendapatkan distribusi normal


yang terlipat :

1⁡
1 2 𝑥−𝜇)2 ⁡
f (x;𝜇, 𝜎) = 𝜎 √𝜋 ⁡𝑒 − 2 ( 𝜎

dimana fungsi di definisikan untuk x⁡> 𝜇⁡yang bersesuaian dengan z⁡>


0, 𝜇⁡𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑟𝑒𝑎𝑙⁡𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎⁡𝜎 > 0.

Ini menyiratkan bahwa erf ( z / √2) sama dengan integral simetrisdari distribusi normal
standar antara –z dan z. Fungsi kesalahan juga dapat di ekspresikan dalam fungsi gamma
tidak lengkap.

2 𝑥 −𝑡 2 1
erf x = ∫ 𝑒 𝑑𝑡 = 𝑃⁡(2 , 𝑥 2 )
√𝜋 0

x di definisikan ≥ 0.

Menurut Boaz (2006: 547), Penurunan fungsi error dapat dibuktikan sebgai
berikut :

dimana: t = x2

x= √𝑡

𝑑𝑥
= 2𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥
dt =
2𝑡

Maka,

10

2
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
0


2 𝑑𝑥
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 .
2𝑡
0

∞ 2 𝑑𝑥 1 ∞ 2 𝑑𝑥
∫0 𝑒 −𝑥 1 ⁡= ∫ 𝑒 −𝑡 1
2 0
2𝑥 2 2𝑥 2


1 2 𝑑𝑥
= ⁡ ∫ 𝑒 −𝑥 1
2
0 2𝑥 2


1 1
= ⁡ ∫ 𝑥 −2 ⁡𝑒 −𝑥 ⁡𝑑𝑥
2
0

1
1
= ⁡Γ −2
2

1 √𝜋
= √𝜋 =
2 2

Sehingga :

2 ∞ 2
 erf (∞) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ 𝜋 0
2 ∞ 2 2 𝑥 2 ∞ 2
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡=
𝜋 0
(∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 + ∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡)
√ √𝜋
2 ∞ 2 2 𝑥 2 2∞ 2
𝜋
∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡⁡= ⁡ 𝜋 ∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 +⁡
𝜋
∫𝑥 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ √ √

erf (∞) erf (x) erfc (x)

1 = erf (x) + erfc (x)

erfc (x) = 1 - erf (x) …..(9.3)

2 𝑥 2
 erf (x) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ 𝜋 0

11
2 𝑥 𝑡4 𝑡6
= ∫ (1𝑡 2 + 2! − ⁡ 3! + ⋯ ) dt
𝜋 0

2 1 𝑡5 𝑡7
= ⁡[⁡𝑡 − ⁡ 𝑡 3 + ⁡ −⁡ + ⋯⁡]0𝑥 ⁡
√𝜋 3 5.2! 7.3!

2 1 𝑥5 𝑥7
= ⁡(⁡𝑥 − ⁡ 𝑥 3 + ⁡ −⁡ +⋯) ……(9.6)
√𝜋 3 5.2! 7.3!

Menurut Suhardi, (2016:53-55) fungsi eror menyatakan luas daerah dibawah


−2
kuva 𝑦 = 𝑒 𝑥 .⁡Fungsi eror didefenisikan dalam bentuk :

2𝑥 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋

Defenisi tersebut adalah defenisi standar fungsi eror, yang dapat dinyatakan
dalam fungsi eror.

𝑥
1 −𝑡 2
𝑝(−∞, 𝑥) = ∫ 𝑑𝑡
√2𝜋 −∞ 2

Misalkan 𝑡 = √2 maka 𝑡 2 = 2𝑢2 dan 𝑑𝑡 = 2√𝑑𝑢 maka ;

𝑥
1 √2 −𝑢2
𝜙(𝑥) = ∫ 𝑒 √2𝑑𝑢
√2𝜋 −∞

𝑥 𝑥
1 √2 −𝑢2 1 √𝜋 2
𝜙(𝑥) = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 + ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
√𝜋 −∞ √𝜋 0

12
Suku kedua dinyatakan sebagai fungsi error :

𝑥
√𝜋 2 2
∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 = √𝜋 erf
0 √𝜋

Sedangkan suku pertama karena merupakan integral dari suatu fungsi genap maka dapat
dituliskan sebagai :


1
0 𝛤(2) √𝜋
−𝑢2 −𝑢2
∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = =
−∞ 0 2 2

Sehingga :

𝑥 1 √𝜋 𝜋
1 0 −𝑢2 𝑑𝑢= + erf⁡(𝑥√2)
Φ(x)=P(−∞, 𝑥) = ∫−∞
𝑑𝑢2 √2
+ ∫0 𝑒 √𝜋 2 2
√𝜋`

1 1 𝑥
Φ(x)=⁡2 + 2 erf⁡( )
√2

Fungsi ϕ(x) dikenal sebagai fungsi distribusi normal standar = fungsi distrobusi
kumulatif Gauss(Gaussian Cumulative distribution function) yang banyak dijumpai
dalam persoalan statistika.

Ada juga fungsi yang disebut sebagai fungsi error kompolenter (complementary
error function ) yang dinyatakan dengan 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥). Defenisinya adalah :


2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥

Bila integral tersebut diuraikan, dapat dinyatakan :


2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥

0 ∞
2 2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥 0

𝑥 ∞
2 −𝑡 2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = −∫ 𝑒 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0 0

13
2 √𝜋 √𝜋
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = − erf(𝑥) +
√𝜋 2 2

Sehingga dapat dinyatakan :


2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥

𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 − 𝑒𝑟𝑓(𝑥)

Dengan menggunakan defenisi fungsi error, maka dapat dinyatakan :


2 2
erf(∞) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0

2 1 1
erf(∞) = 𝛤( )
√𝜋 2 2

2 1
erf(∞) = (√𝜋)
√𝜋 2

erf(∞) = 1

Untuk nilai x yang kecil fungsi erf(x) dapat dinyatakan dengan deret :

𝑥
2 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0

2 1 𝑥 𝑡4
erf(𝑥) = ∫ (1 − 𝑡 2 + − ⋯ ) 𝑑𝑡
√𝜋 2 0 2!

2 1 𝑥 𝑥3 𝑥5
erf(𝑥) = ∫ (𝑥 − + −⋯)
√𝜋 2 0 3 5.2!

Fungsi error imajiner (imaginary error function) yang dinyatakan dengan efri(x)
didefenesikan sebagia berikut:

𝑥
2 3
𝑒𝑟𝑓𝑖(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0

14
Tebel Fungsi error, Menurut Kschischang (2017.1-5) sebagai berikut :

Jadi, dapat disimpulkan bahwa:

erf ( x)  erfc( x)  1

erf ( x)  1  erfc( x) dan erfc( x)  1  erf ( x)

15
Fungsi error banyak dijumpai dalam teori probabilitas. Di dalam fisika, fungsi
error banyak dijumpai dalam mekanika statistiks. Sebagai contoh, fungsi error banyak
digunakan ketika kita hendak menentukan jumlah molekul yang memiliki kecepatan
yang lebih besar atau lebih kecil dari kecepatan tertentu.

2.2. Contoh Soal


1. Menunjukkan bahwa⁡𝑒𝑟𝑓𝑐(−𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 2

Jawaban :

𝑒𝑟𝑓(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1. Ubah x menjadi –x

𝑒𝑟𝑓(−𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(−𝑥) = 1 dimana erf(-x)= -erf(x)

−𝑒𝑟𝑓(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1

−(1 − 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥)) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1

𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 + 1

𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 2

2
2. Plot grafik fungsi ..... (1)⁡𝑦 = 𝑒 −𝑥
Sekarang untuk pengganti di (1)⁡𝑥 = 0.5
Kemudian
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(0.5)
𝑦 = 𝑒 −0.25
𝑦 = 0.7788
Demikian pula untuk yang negatif juga telah mendapatkan hasil yang sama −0.5,
karena nilai negatif menjadi positif dengan mengkuadratkan fungsi dan sekali lagi
fungsi tanda negatif memberikan hasil yang sama dari nilai positif ...... (2)
Untuk pengganti di (1)⁡𝑥 = 1.0
Kemudian :

16
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(1.0)
𝑦 = 𝑒 −1
𝑦 = 0.3678

Untuk pengganti di (1)𝑥 = 2.0


Kemudian :
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(2.0)
𝑦 = 𝑒 −4
𝑦 = 0.0183
Demikian pula untuk yang negatif juga telah mendapatkan hasil yang sama dan dari
(2)−2.0 untuk pengganti di (1)⁡𝑥 = 2.5
Kemudian :
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(2.5)
𝑦 = 𝑒 −6.25
𝑦 = 0.0019
Demikian pula untuk yang negatif juga telah mendapatkan hasil yang sama dan dari
(2)−2.5 untuk pengganti di (1)⁡𝑥 = 2.5
Kemudian :
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(3.0)
𝑦 = 𝑒 −9
𝑦 = 0.0001
Demikian pula untuk yang negatif juga telah mendapatkan hasil yang sama dan dari
(2)3.0. Tabel berikut menunjukkan untuk nilai yang berbeda dari yang dihitung di
2
atas adalah⁡𝑦 = 𝑒 −𝑥 .

Ditunjukkan di bawah ini:

17
2
X 𝑦 = 𝑒 −𝑥
0 0,7788
0,5 0,7788
-0,5 0,3678
1.0 0,3678
1,5 0,1053
-1.5 0,1053
2.0 0,0183
-2,0 0,0183
2,5 0,0019
-2.5 0,0019
3.0 0,0001
-3,0 0,0001

2
Sketsa Grafik𝑦 = 𝑒 −𝑥

𝑦2

3. Menunjukkan bahwa⁡∫−∞ 𝑒 − 2 𝑑𝑦 = √2𝜋dengan menggunakan (9.5) dan(9.2a).

Jawaban:

𝑦2
1 𝑥 −
(9.2a) 𝛷(𝑥) = ∫ 𝑒 2 𝑑𝑦
√2π −∞

(9.5) erf(∞) = 1

∞ 𝑦2
1 − 1 1 𝑥
∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 = + 𝑒𝑟𝑓 ( )
√2π −∞ 2 2 √2

18
∞ 𝑦2 1 1 𝑥
∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓 ( ))
−∞ 2 2 √2

Karena 𝑥 = ∞ maka

𝑥 𝑦2
− 1 1 ∞
∫ 𝑒 2 ⁡𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓 ( ))
−∞ 2 2 √2

𝑥 𝑦2 1 1
∫ 𝑒 − 2 ⁡𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓(∞))
−∞ 2 2

𝑥 𝑦2
− 1 1
∫ 𝑒 2 ⁡𝑑𝑦 = √2π ( + 1)
−∞ 2 2

𝑥 𝑦2

∫ 𝑒 2 ⁡𝑑𝑦 = √2π
−∞

2
∞ −𝑡
Jadi terbukti jika ∫−∞ 𝑒 2 𝑑𝑦 = √2π

4. Buktikan bahwa erf(x) adalah fungsi dari x. Hint: Put t = −s in (9.1).

Jawaban :

2 𝑥 −𝑡 2
erf(𝑥) = ∫0
𝑒 𝑑𝑡 ganti x dengan -x
√ 𝜋

2 −𝑥 −𝑡 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 𝑑𝑡 dimana(𝑡 = −𝑠 dan 𝑑𝑡 = −𝑑𝑠)
√𝜋 0

2 −𝑥 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 −(−𝑠) (−𝑑𝑠) jika (𝑡 = 𝑠 → 𝑠 = 𝑢 dan 𝑡 = −𝑥 → 𝑠 = 𝑥)
√𝜋 0

2 𝑥 −(𝑠)2 2 𝑥 −𝑡 2
erf(−𝑥) = − ( ∫0
𝑒 (𝑑𝑠)) dimana erf(𝑥) = ∫0
𝑒 𝑑𝑡
√ 𝜋 √ 𝜋

erf(−𝑥) = −erf⁡(𝑥)

Jadi (x) adalah fungsi error dari x.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Fungsi error banyak dijumpai dalam teori probabilitas. Di dalam fisika, fungsi
error banyak dijumpai dalam mekanika statistiks. Sebagai contoh, fungsi error
banyak digunakan ketika kita hendak menentukan jumlah molekul yang
memiliki kecepatan yang lebih besar atau lebih kecil dari kecepatan tertentu.

2. a). Fungsi gamma secara umum didefinisikan oleh :



( p)   x p 1e  x dx
0

b). Fungsi error sebagai aplikasi dari fungsi gamma didefinisikan dengan :
x
2
e
t 2
erf ( x)  dt
 0

c). Sedangkan fungsi error pelengkap didefinisikan dengan :


2
e
t 2
erfc( x)  dt
 x

3.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas mengenai fungsi error, maka saran yang kami
sampaikan, yaitu : untuk setiap mahasiswa hendaknya memahami penurunan fungsi
error secara terinci, dan harus teliti dalam mengerjakan soal yang mengenai fungsi
error tersebut dengan bantuan rumus yang telah tercantum.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arfken, GB, Weber, HJ, & Harris, FE. 2013. Metode Matematika Untuk Fisikawan
AEdition Panduan Komprehensif Ketujuh. Amerika Serikat: Elsevier.

Boas, M. 2006. Mathematical Methods In Thr Physical Science. America: The United
State of America.

Finn, John. M. 2005. Introduction to The Special Functions of Mathematical Physics.


America: USA.

Kschischang,F R. 2017. The Complementary Error Function.Toronto:University of


Toronto.
Ren, C., and A. R. MacKenzie (2007). Closed-form approximations to the error and
complementary error functions and their applications in atmospheric science.
Atmos. Sci. Let., 8(3), 70-73, doi: 10.1002/asl.154.

Riley, KF, Hobson, MP, & Bence, SJ. 2006. Metode Matematika untuk Fisika dan
Teknik Edisi Ketiga. New York: Cambridge University Press.

Suhardi, Andi. 2016. Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI
KHUSUS. Bandung: FMIPA UPI.

Walck, C. 2007. Hand-book on STATISTICAL DISTRIBUTION for experimentalists.


London : University Physics Group Fysikum.

21

Anda mungkin juga menyukai