PENDAHULUAN................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1. Deviation and Derivative The Error Function (Pengertian dan Penurunan
Fungsi Error) …………………………………………………………………4
BAB III................................................................................................................ 20
PENUTUP ........................................................................................................... 20
PENDAHULUAN
Maka dari itu, supaya mahasiswa mampu memahami suatu materi di tugaskan
untuk membuat makalah supaya mahasiswa lebuh mandiri, dan di harapkan mampu
memahami materi tersebut. Pada makalah ini di bahas mengenai materi Fungsi error,
Fungsi error merupakan salah satu fungsi spesial yang tidak memiliki kaitan sama
sekali dengan error atau kesalahan pengukuran. Untuk mempelajari lebih lanjut
tentang fungsi error, makalah ini akan membahas lebih rinci maksud dari fungsi eror.
2
1.1. Tujuan Masalah
Berdasarkan makalah diatas tujuan masalahnya, yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dan penurunan rumus dari fungsi error.
1.3.2. Untuk mengetahui contoh-contoh soal dari fungsi error.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deviation and Derivative The Error Function (Pengertian dan Penurunan Fungsi
Error)
Menurut Ren (2007:70) Fungsi error merupakan salah satu fungsi spesial yang
tidak memiliki kaitan sama sekali dengan error atau kesalahan pengukuran. Lebih lanjut,
fungsi error ini terkait dengan luasan kurva lonceng y=e−t2 dari 0 hingga x.
𝑥
2 2
erf(𝑥) = − ∫ 𝑒 −𝑡 … … (1)
√𝜋 0
Nilai fungsi error dapat didekati dengan menggunakan deret Mac Laurin pada
nilai x kecil (nilai x antara -1 dan 1). Pencarian deret Mac Laurin untuk fungsi error (erf)
di atas bisa kita mulai dengan pengertian deret Mac Laurin itu sendiri.
′ (0) 2
𝑓 2 (0) 2
𝑓 𝑛 (0)
𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 +𝑥 . + … . . +𝑥 . … … (2)
2! 𝑛!
4
Dari sini, kita bisa mulai menemukan deret Mac Laurin untuk ex. Ingat kembali bahwa
turunan dari ex sama dengan ex.
∞
0
𝑥2𝑒0
0
𝑥2 𝑥𝑛
𝑒𝑥 = 𝑒 + 𝑥𝑒 + + ⋯ = 1 + 𝑥 + … = ∑ … … (3)
2! 2! 𝑛
𝑛=0
2 (−𝑡 2 )2 𝑒 0 𝑡4
𝑒 −𝑡 = 𝑒 0 + (−𝑡 2 )𝑒 0 + + ⋯ = 1 − 𝑡 2 + + ⋯ … . (4)
2! 2!
Menurut Finn (2005:76-78) fungsi eror (Gambar 3-3) dapat dianggap sebagai
integral tidak lengkap atas fungsi gamma didefinisikan sebagai integral parsial dari
bentuk :
𝑡
𝛾(𝑡, 𝑝) = ∫0 𝑡 𝑝−1 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 (3.37)
5
Sebagai contoh, normalisasi integral Gaussian diberikan oleh :
1 𝑥 2
𝛤 (2) = 2 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 (3.39)
Dan fungsi eror didefenisikan sebagai integral tak lengkap yang dinormalisasikan :
𝑥 2
2 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 2 𝑥 2
𝐸𝑟𝑓(𝑥) = 1 = √𝜋 ∫0 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥 (3.40)
𝛤( )
2
2 (−1)𝑛
𝐸𝑟𝑓𝑥) = √𝜋 ∑∞
𝑛=0 𝑛!(2𝑛+1) 𝑥
2𝑛+1
(3.41)
Fungsi error terkait erat dengan kemungkinan kesalahan dalam pengukuran data
terdistribusi normal. Namun, seperti banyak fungsi matematika standar, normalisasi
sedikit berbeda dari bagaimana fisikawan ingin melihatnya. Hubungannya dengan
distribusi probabilitas Gaussian diberikan oleh :
1 𝑥 2 𝑥
𝑃(−𝑥, 𝑥) = √2𝜋 ∫−𝑥 𝑒 −𝑥′ 𝑑𝑥 ′ = erf(√2) (3.43)
∞
1 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 2 ∫ 𝑒 (−𝑢) 𝑑𝑢
𝑥 √𝑥
6
Fungsi eror komplementer mewakili area di bawah dua ekor dari fungsi
kepadatan probabilitas Gaussian nol-rata dengan varians 𝜎 2 = 1/2, sebagai ilustrasi
pada gambar 1.Yang disebut "fungsieror," erf (x), didefinisikan melalui :
𝑒𝑟𝑓(𝑥) = 1 − erfc(𝑥)
Dari fakta bahwa fungsi kerapatan probabilitas memiliki unit integral, kita
melihatnya :
erfc(0) = 1
Fungsi eror komplementer erfc(x) diplot dalam Gambar 2, bersama dengan batas
atas dan bawah (ditetapkan dalam Lampiran A). Batas-batasnya sangat ketat secara
asimtotik yaitu, perbedaan antara fungsi terikat dan fungsi actual menyatu dengan nol
untuk x besar.
Menurut Riley (2006: 640), Kami menyebutkan fungsi kesalahan, yang ditemui
dalam teori probabilitas dan dalam solusi dari beberapa persamaan diferensial parsial.
Fungsi kesalahan terkait dengan fungsi gamma tidak lengkap oleh dan dengan demikian
1
γ( ,𝑥 2 )
2
diberikan oleherf(x) = ( )
√π
2 𝑥 2 2 ∞ 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 = 1 − √π ∫0 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢. (18.167)
√π 0
7
Dengan membuat substitusi (18,167), kita menemukan,𝑦 = √2𝑢
𝑦 = √2𝑢 𝑦 2 = 2𝑢2
𝑦2
𝑑𝑦 = √2𝑑𝑢 𝑢2 = 2
𝑑𝑦
𝑑𝑢 =
√2
𝑥
2 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
√π 0
2 √2𝑥 𝑦2 𝑑𝑦
erf(𝑥) = ∫ 𝑒− 2
√π 0 √2
2 √2𝑥 𝑦2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√π√2 0
2 √2𝑥 𝑦 2
erf(𝑥) = √ ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
𝜋 0
𝑥 𝑦2
1
𝛷(𝑥) = ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√2π 0
𝑥 𝑦2
1
𝛷(𝑥) = 1 + ∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦
√2π 0
1 𝑥
𝛷(𝑥) = 1 + 𝑒𝑟𝑓 ( )
2 √𝜋
Hal ini juga kadang-kadang berguna untuk menentukan fungsi kesalahan pelengkap.
1
2 ∞ 𝛤 (2 , 𝑥 2 )
−𝑢2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 − erf(𝑥) = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = .
√π 𝑥 √𝜋
8
Menurut Arfken (2013: 637-638), Fungsi kesalahan erf (z) dan fungsi kesalahan
pelengkap erfc (z) didefinisikan oleh integral :
𝑧 ∞
2 2 2 2
erf(𝑧) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑧) = 1 − erf(𝑧) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√π 0 √π 𝑧
∞
2 (−1)𝑛 𝑥 2𝑛+1
𝑒𝑟𝑓𝑥 = ∑
√π 𝑛=0 (2𝑛 + 1)𝑛!
Dari bentuk umum dari integran dan Persamaan. (13.6) kami berharap bahwa erf
1
z dan erfc z mungkin ditulis sebagai fungsi gamma tidak lengkap dengan𝛼 = 2.
1 1
1 1
𝑒𝑟𝑓𝑧 = 𝜋 −2 𝛾 (2 , 𝑧 2 ) . 𝑒𝑟𝑓𝑧 = 𝜋 −2 𝛤 (2 , 𝑥 2 )
erf(−z) = −erf(𝑧)
9
erfc(−z) = 1 + erf(𝑧)
Seperti yang terlihat fungsi erf, erf adalah fungsi distribusi (atau kumulatif) dan fungsi
kepadatan probabilitas yang sesuai di berikan oleh :
2 2
f (z) = 𝑒 −𝑧
√𝜋
1
1 2 𝑥−𝜇)2
f (x;𝜇, 𝜎) = 𝜎 √𝜋 𝑒 − 2 ( 𝜎
Ini menyiratkan bahwa erf ( z / √2) sama dengan integral simetrisdari distribusi normal
standar antara –z dan z. Fungsi kesalahan juga dapat di ekspresikan dalam fungsi gamma
tidak lengkap.
2 𝑥 −𝑡 2 1
erf x = ∫ 𝑒 𝑑𝑡 = 𝑃(2 , 𝑥 2 )
√𝜋 0
x di definisikan ≥ 0.
Menurut Boaz (2006: 547), Penurunan fungsi error dapat dibuktikan sebgai
berikut :
dimana: t = x2
x= √𝑡
𝑑𝑥
= 2𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑥
dt =
2𝑡
Maka,
10
∞
2
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
0
∞
2 𝑑𝑥
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 .
2𝑡
0
∞ 2 𝑑𝑥 1 ∞ 2 𝑑𝑥
∫0 𝑒 −𝑥 1 = ∫ 𝑒 −𝑡 1
2 0
2𝑥 2 2𝑥 2
∞
1 2 𝑑𝑥
= ∫ 𝑒 −𝑥 1
2
0 2𝑥 2
∞
1 1
= ∫ 𝑥 −2 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
2
0
1
1
= Γ −2
2
1 √𝜋
= √𝜋 =
2 2
Sehingga :
2 ∞ 2
erf (∞) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ 𝜋 0
2 ∞ 2 2 𝑥 2 ∞ 2
∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡=
𝜋 0
(∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 + ∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡)
√ √𝜋
2 ∞ 2 2 𝑥 2 2∞ 2
𝜋
∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡= 𝜋 ∫0 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 +
𝜋
∫𝑥 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ √ √
2 𝑥 2
erf (x) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√ 𝜋 0
11
2 𝑥 𝑡4 𝑡6
= ∫ (1𝑡 2 + 2! − 3! + ⋯ ) dt
𝜋 0
√
2 1 𝑡5 𝑡7
= [𝑡 − 𝑡 3 + − + ⋯]0𝑥
√𝜋 3 5.2! 7.3!
2 1 𝑥5 𝑥7
= (𝑥 − 𝑥 3 + − +⋯) ……(9.6)
√𝜋 3 5.2! 7.3!
2𝑥 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋
Defenisi tersebut adalah defenisi standar fungsi eror, yang dapat dinyatakan
dalam fungsi eror.
𝑥
1 −𝑡 2
𝑝(−∞, 𝑥) = ∫ 𝑑𝑡
√2𝜋 −∞ 2
𝑥
1 √2 −𝑢2
𝜙(𝑥) = ∫ 𝑒 √2𝑑𝑢
√2𝜋 −∞
𝑥 𝑥
1 √2 −𝑢2 1 √𝜋 2
𝜙(𝑥) = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 + ∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
√𝜋 −∞ √𝜋 0
12
Suku kedua dinyatakan sebagai fungsi error :
𝑥
√𝜋 2 2
∫ 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 = √𝜋 erf
0 √𝜋
Sedangkan suku pertama karena merupakan integral dari suatu fungsi genap maka dapat
dituliskan sebagai :
∞
1
0 𝛤(2) √𝜋
−𝑢2 −𝑢2
∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = =
−∞ 0 2 2
Sehingga :
𝑥 1 √𝜋 𝜋
1 0 −𝑢2 𝑑𝑢= + erf(𝑥√2)
Φ(x)=P(−∞, 𝑥) = ∫−∞
𝑑𝑢2 √2
+ ∫0 𝑒 √𝜋 2 2
√𝜋`
1 1 𝑥
Φ(x)=2 + 2 erf( )
√2
Fungsi ϕ(x) dikenal sebagai fungsi distribusi normal standar = fungsi distrobusi
kumulatif Gauss(Gaussian Cumulative distribution function) yang banyak dijumpai
dalam persoalan statistika.
Ada juga fungsi yang disebut sebagai fungsi error kompolenter (complementary
error function ) yang dinyatakan dengan 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥). Defenisinya adalah :
∞
2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥
∞
2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥
0 ∞
2 2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥 0
𝑥 ∞
2 −𝑡 2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = −∫ 𝑒 𝑑𝑡 + ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0 0
13
2 √𝜋 √𝜋
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = − erf(𝑥) +
√𝜋 2 2
∞
2 2
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 𝑥
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 − 𝑒𝑟𝑓(𝑥)
∞
2 2
erf(∞) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0
2 1 1
erf(∞) = 𝛤( )
√𝜋 2 2
2 1
erf(∞) = (√𝜋)
√𝜋 2
erf(∞) = 1
Untuk nilai x yang kecil fungsi erf(x) dapat dinyatakan dengan deret :
𝑥
2 2
erf(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0
2 1 𝑥 𝑡4
erf(𝑥) = ∫ (1 − 𝑡 2 + − ⋯ ) 𝑑𝑡
√𝜋 2 0 2!
2 1 𝑥 𝑥3 𝑥5
erf(𝑥) = ∫ (𝑥 − + −⋯)
√𝜋 2 0 3 5.2!
Fungsi error imajiner (imaginary error function) yang dinyatakan dengan efri(x)
didefenesikan sebagia berikut:
𝑥
2 3
𝑒𝑟𝑓𝑖(𝑥) = ∫ 𝑒 −𝑡 𝑑𝑡
√𝜋 0
14
Tebel Fungsi error, Menurut Kschischang (2017.1-5) sebagai berikut :
erf ( x) erfc( x) 1
15
Fungsi error banyak dijumpai dalam teori probabilitas. Di dalam fisika, fungsi
error banyak dijumpai dalam mekanika statistiks. Sebagai contoh, fungsi error banyak
digunakan ketika kita hendak menentukan jumlah molekul yang memiliki kecepatan
yang lebih besar atau lebih kecil dari kecepatan tertentu.
Jawaban :
−𝑒𝑟𝑓(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 1 + 1
𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) + 𝑒𝑟𝑓𝑐(𝑥) = 2
2
2. Plot grafik fungsi ..... (1)𝑦 = 𝑒 −𝑥
Sekarang untuk pengganti di (1)𝑥 = 0.5
Kemudian
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(0.5)
𝑦 = 𝑒 −0.25
𝑦 = 0.7788
Demikian pula untuk yang negatif juga telah mendapatkan hasil yang sama −0.5,
karena nilai negatif menjadi positif dengan mengkuadratkan fungsi dan sekali lagi
fungsi tanda negatif memberikan hasil yang sama dari nilai positif ...... (2)
Untuk pengganti di (1)𝑥 = 1.0
Kemudian :
16
2
𝑦 = 𝑒 −𝑥
2
𝑦 = 𝑒 −(1.0)
𝑦 = 𝑒 −1
𝑦 = 0.3678
17
2
X 𝑦 = 𝑒 −𝑥
0 0,7788
0,5 0,7788
-0,5 0,3678
1.0 0,3678
1,5 0,1053
-1.5 0,1053
2.0 0,0183
-2,0 0,0183
2,5 0,0019
-2.5 0,0019
3.0 0,0001
-3,0 0,0001
2
Sketsa Grafik𝑦 = 𝑒 −𝑥
𝑦2
∞
3. Menunjukkan bahwa∫−∞ 𝑒 − 2 𝑑𝑦 = √2𝜋dengan menggunakan (9.5) dan(9.2a).
Jawaban:
𝑦2
1 𝑥 −
(9.2a) 𝛷(𝑥) = ∫ 𝑒 2 𝑑𝑦
√2π −∞
(9.5) erf(∞) = 1
∞ 𝑦2
1 − 1 1 𝑥
∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 = + 𝑒𝑟𝑓 ( )
√2π −∞ 2 2 √2
18
∞ 𝑦2 1 1 𝑥
∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓 ( ))
−∞ 2 2 √2
Karena 𝑥 = ∞ maka
𝑥 𝑦2
− 1 1 ∞
∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓 ( ))
−∞ 2 2 √2
𝑥 𝑦2 1 1
∫ 𝑒 − 2 𝑑𝑦 = √2π ( + 𝑒𝑟𝑓(∞))
−∞ 2 2
𝑥 𝑦2
− 1 1
∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 = √2π ( + 1)
−∞ 2 2
𝑥 𝑦2
−
∫ 𝑒 2 𝑑𝑦 = √2π
−∞
2
∞ −𝑡
Jadi terbukti jika ∫−∞ 𝑒 2 𝑑𝑦 = √2π
Jawaban :
2 𝑥 −𝑡 2
erf(𝑥) = ∫0
𝑒 𝑑𝑡 ganti x dengan -x
√ 𝜋
2 −𝑥 −𝑡 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 𝑑𝑡 dimana(𝑡 = −𝑠 dan 𝑑𝑡 = −𝑑𝑠)
√𝜋 0
2 −𝑥 2
erf(−𝑥) = ∫ 𝑒 −(−𝑠) (−𝑑𝑠) jika (𝑡 = 𝑠 → 𝑠 = 𝑢 dan 𝑡 = −𝑥 → 𝑠 = 𝑥)
√𝜋 0
2 𝑥 −(𝑠)2 2 𝑥 −𝑡 2
erf(−𝑥) = − ( ∫0
𝑒 (𝑑𝑠)) dimana erf(𝑥) = ∫0
𝑒 𝑑𝑡
√ 𝜋 √ 𝜋
erf(−𝑥) = −erf(𝑥)
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Fungsi error banyak dijumpai dalam teori probabilitas. Di dalam fisika, fungsi
error banyak dijumpai dalam mekanika statistiks. Sebagai contoh, fungsi error
banyak digunakan ketika kita hendak menentukan jumlah molekul yang
memiliki kecepatan yang lebih besar atau lebih kecil dari kecepatan tertentu.
b). Fungsi error sebagai aplikasi dari fungsi gamma didefinisikan dengan :
x
2
e
t 2
erf ( x) dt
0
2
e
t 2
erfc( x) dt
x
3.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas mengenai fungsi error, maka saran yang kami
sampaikan, yaitu : untuk setiap mahasiswa hendaknya memahami penurunan fungsi
error secara terinci, dan harus teliti dalam mengerjakan soal yang mengenai fungsi
error tersebut dengan bantuan rumus yang telah tercantum.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arfken, GB, Weber, HJ, & Harris, FE. 2013. Metode Matematika Untuk Fisikawan
AEdition Panduan Komprehensif Ketujuh. Amerika Serikat: Elsevier.
Boas, M. 2006. Mathematical Methods In Thr Physical Science. America: The United
State of America.
Riley, KF, Hobson, MP, & Bence, SJ. 2006. Metode Matematika untuk Fisika dan
Teknik Edisi Ketiga. New York: Cambridge University Press.
Suhardi, Andi. 2016. Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI
KHUSUS. Bandung: FMIPA UPI.
21