DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA:
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1
1. Tumbukan Elastis & Takelastis
Tumbukan elastis & takelastis terjadi karena neutron tak berubah dan momen
magnetiknya sangat kecil, neutron tidak berinteraksi dengan elektron atomik yang
terdapat pada lintasannya tetapi berinteraksi dengan intinya saja. Sebuah neutron dapat
bertumbukkan elastis dan tak elastis dengan inti.
a. Tumbukan Elastis
Jika tumbukan elastis (energi kinetiknya kekal)
b. Tumbukan Takelastis
Jika tumbukannya tak elastis, inti ditinggalkan dalam keeadaan tereksitasi,
kemudian energi eksitasi dikeluarkan dalam peluruhan gama. Tumbukan tak
elastis yang tidak melibatkan penampakan partikel hanya penting pada neutron
relatif cepat (E > MeV) yang jatuh pada inti dengan Z sedang atau besar.
2
Dari hukum kekekalan momentum linear diperoleh :
3
÷
Sehingga:
4
3. Termalisasi Neutron
Gambar 13.5. Peralihan energi dalam tumbukan berhadapan elastis antara partikel
bergerak dan partikel diam.
Termalisasi neutron terjadi karena hampir semua tumbukan berserempetan sebagai
ganti berhadapan, tentu angka-angka diatas hanya menunjukkan maksimumnya, tetapi
jelas bahwa neutron akan kehilangan energi lebih cepat bila dihambur oleh inti yang
lebih ringan.
5
Jelas peralihan energi maksimum untuk m1=m2, yaitu ketika semua energi m1
diberikan pada m2.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, neutron akan mencapai kesetimbangan termal
dengan materi yang mengelilinginya, neutron termal seperti itu memiliki energi
berpeluang terbesar Kt, yaitu sebesar 0,025 MeV pada temperatur kamar.
4. Reaksi Nuklir
Banyak reaksi nuklir sebenarnya berkaitan dengan dua langkah terpisah. Pertama
partikel datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung untuk membentuk inti
baru yang disebut Inti Majemuk.
Inti majemuk tidak memiliki “ingatan” bagaimana terbentuknya, karena nukleonya
tercampur tidak tergantung pada asalnya dan energi yang membawanya menjadi
keadaan tersebut oleh partikel datang dibagi-bagi diantara nukleon-nukleon tersebut.
Jadi inti majemuk tertentu dapat terbentuk melalui berbagai cara.
Tabel 13.1. menunjukkan enam reaksi yang menghasilkan inti majemuk * (tanda
bintang menyatakan keadaan eksitasi, inti majemuk biasanya tereksitasi dengan jumlah
energi sekurang kuranya sama dengan energi ikat partikel-partikel yang datang.
Inti majemuk mempunyai umur-paro dalam orde atau sekitar itu, walaupun
cukup pendek untuk benar-benar mengamati inti seperti itu, namun relatif besar
terhadap waktu yang dibutuhkan untuk sebuah partikel nuklir dengan energi
beberapa MeV melewati inti.
6
Suatu inti majemuk tertentu dapat meluruh melalui satu cara atau lebih, tergantung
pada energi eksitasinya. Jadi * dengan engeri eksitasi katakan, 12 MeV. Dapat
meluruh melalui reaksi atau hanya memancarkan satu dua sinar gama yang beenergi
total 12Mev, tetapi tidak bisa meluruh dengan memancarkan triton
( , karena inti tersebut tidak memliki cukup energi untuk
membebaskan partikel seperti itu.
7
Masing-masing setiap Puncak disebut suatu resonansi yang beranalogi terhadap
akustik biasa atau resonansi rangkaian AC.
Inti majemuk yang lebih memungkinkan dibentuk bila energi eksitasi yang
tersedia justru beradu satu dengan lain dari tingkat energinya kemudian jika energi
eksitasi nya memiliki beberapa nilai yang lain.
c. Lebar dan Umur Rata-Rata
Reaksi seperti pada gambar 13.3 mempunyai resonansi pada 0,176 EV dengan
lebar (pada separuh maksimum) T=0,115Ev. resonansi ini bersesuaian dengan
keadaan eksitasi dalam 114Cd yang kemudian meluruh dengan memancarkan sinar
gamma. umur rata-rata dari keadaan eksitasi ini berkaitan dengan lebar melalui
persamaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. (1992). Konsep Fisika Modern Edisi Ke Empa. Penerjemah: Dr.The
Houw Liong. Jakarta: Erlangga.