Anda di halaman 1dari 21

FISIKA STATISTIK

FSK502A
DISUSUN OLEH :
SENJA YUNIYARSIH (A1C314009)
DOSEN PENGAMPU :
TUGIYO AMINOTO,S.Si.,M.Si
FEBRI BERTHALITA PUJANINGSIH, M.Si

TERMODINAMIKA STATISTIK

PENDAHULUAN
Pendekatan statistik memiliki hubungan yang dekat baik dengan
termodinamika maupun teori kinetik gas.
Termodinamika statistik memberikan penafsiran entropi yang lebih
mendalam.
Termodinamika statistik tidak seperti teori kinetik gas, tidak hanya
berkutat kepada tinjauan tumbukan antar molekul maupun tumbukan
molekul dengan dinding. Lebih dari itu, termodinamika statistik
menyadari kenyataan bahwa molekul-molekul berjumlah sangat
banyak dan karakteristik rata-rata dari sejumlah besar molekul
dapat dihitung bahkan tanpa mengetahui informasi spesifik dari
molekul tertentu.

Mereka yang mengembangkan termodinamika statistik:


- Boltzmann
- Gibbs
dan setelah kemajuan teori kuantum:
- Satyendra Bose
- Albert Einstein
- Enrico Fermi
- Paul Dirac

KEADAAN DAN TINGKAT ENERGI

Tingkat Energi

Tingkat energi atau level energi (energy level) adalah susunan tingkattingkat di mana energi pada tingkat-tingkat tersebut berbeda. Dalam buku
ini suatu tingkat energi diberi label j dan besar energi pada suatu tingkat
adalah J.

Keadaan Energi
Dalam satu tingkat energi terdapat semacam ruang-ruang yang memiliki
energi hampir sama dan dinamakan sebagai keadaan-keadaan energi.

Gambar (1)
(Tiga gelombang stasioner yang pada senar yang terikat
pada kedua ujung)
Terdapat sebuah simpul N pada amplitudo minimum dan perut A pada
amplitudo maksimum. Kesimpulan yang penting dari ini semua adalah bahwa
selalu ada bilangan bulat dari perut dalam mode getaran pada keadaan

steady; Jarak antara simpul dan perut sebesar setengah dari panjang
gelombang, sehingga jika L merupakan panjang dawai, panjang gelombang dari
gelombang stasioner yang mungkin adalah :

Secara umum dapat dinyatakan dengan,


Dimana Nj merupakan jumlah perut = 1,2,3,4,...
Berdasarkan mekanika kuantum, gelombang Schrodinger stasioner
sebenarnya ekuivalen dengan partikel ini, dan panjang gelombang

dari gelombang stasioner berhubungan dengan momentum p dari


partikel yang memenuhi persamaan :

dimana h merupakan konstanta Plankc. Dalam sistem MKS

Momentum partikel yang diperbolehkan hanya memiliki salah satu dari


serangkaian keadaan :

Jika sebuah partikel bergerak babas dalam arah manapun di dalam


kubus dengan sisi L yang sisi-sisinya sejajar dengan sumbu x, y, z
dari sistem koordinat kartesius, komponen momentum x, y, dan z
diperbolehkan hanya memiliki nilai sebagai berikut :

jika pj merupakan resultan momentum dari beberapa momentum nx,


ny, nz.

(n x2 n y2 n z2 ) n 2j maka
atau, jika kita tuliskan

Energi kinetik

dari sebuah partikel bermassa m,

kecepatan v, dan momentum p = mv adalah :

2
p
j
Energi berhubungan
dengan momentumj oleh karea itu :

Nilai dari nx, ny, dan nz disebutkan untuk mendefinisikan keadaan


2

dari sebuah partikel, dan energi yang berhubungan dengann jnilai


kemungkinan dari merupakan tingkat energi.
Untuk partikel bebas dalam kotak kubus adalah :

Tingkat energi terendah (j = 1) adalah untuk nx = ny = nz =n11. 3


Kemudian
dan :
2

Hanya ada satu keadaan (satu set bilangan kuantum nx, ny, nz )
yang memiliki energi ini. Oleh karena itu, tingkat energi terendah
tak terdegenerasi dan g1 = 1. Komponen x, y, dan z berhubungan
dengan momentum p1 adalah sama, dan masing-masing sama
dengan h/2L.
Pada tingkat energi selanjutnya (j = 2) kita mungkin memiliki salah
satu dari keadaan berikut ini :
nx

ny

nz

Oleh karena itu, pada keadaan pertama, contohnya,


momentumnya adalah

n22 ( nx2 n y2 nz2 ) 6


Pada masing-masing keadaan
energi ini

dan pada tingkat

Karena tiga keadaan memiliki energi yang sama, tingkat


degenerasinya g2 = 3.

Gambar
(2)
Pada gambar merepresentasikan sebuah skema konsep keadaan
energi, tingkat energi, dan tingkat degenerasi. Tingkat degenerasi
gj dari j merupakan jumlah kotak pada tingkat energi tertentu.
Jumlah kelereng dalam kotak pada tingkat energi j disebut
bilangan
okupasi
Nj dari
tingkat
energi
tersebut.
Dengan jelas,
jumlah
dari
bilangan
okupasi
Nj dari semua tingkat
energi sama dengan jumlah total partikel N:

Nj
energi total dari partikel pada tingkat energi jj adalah

dan

energi total E dari sistem adalah

Jika sistem berada dalam medan gaya konservatif seperti medan


gravitasi, listrik, atau magnet, energi total E akan terdiri dari
sebagian dari potensial energi Ep dari sistem. Jika energi potensial
adalah nol, energi total E kemudian merupakan energi dalam U
dan

KEADAAN MAKRO DAN MIKRO

Pada termodinamika statistik (menurut Boltzmann) dibedakan


macrostate dan microstate suatu sistem. Spesifikasi jumlah
partikel

kedalam

tingkat-

tingkat

energy

dengan

tidak

meghiraukan apakah partikel- partikel itu terbedakan atau


tidak, disebut keadaan makro ( macrostate ) dari suatu
sistem. Setiap keadaan makro dapat dirinci lagi menjadi
keadaan- keadaan mikro.

Keadaan mikro dapat dipandang sebagai satu hasil pemotretan


dimana data lengkap posisi dan kecepatan setiap molekul
diketahui. Jika pada berbagai titik waktu dilakukan pemotertan,
maka setiap hasil pemotretan ini adalah satu keadaan mikro.
Contoh :
Suatu sistem terdiri dari 3 partikel terbedakan, misalnya a, b,
dan c yang tersebar kedalam dua tingkat energi, 1 dan 2. Jika
sistem tidak tergenerasi, atau jumlah keadaan untuk tiap
tingkat energi adalah satu maka :
a. Tunjukkan keadaan makro yang mungkin
b. Tunjukkan keadaan mikro untuk setiap keadaan makro

Penyelesaian :
a. Keadaan- keadaan makro yang mungkin

N2

N1

Terlihat bahwa terdapat 4 keadaan makro

b. Keadaan-keadaan mikro untuk setiap keadaan makro

PROBABILITAS TERMODINAMIK
Jumlah keadaan mikro yang memiliki kemungkinan sama yang berhubungan
dengan keadaan mikro k disebut probabilitas termodinamika Wk dari
keadaan makro. (Simbol W

berasal dari huruf Jerman yang berarti

probabilitas dari asal kata, Wahrscheinlichkeit.


Sedangkan peluang termodinamika system adalah jumlah semua peluang
termodinamika tiap- tiap keadaan makro, yang biasa dirumuskan sebagai
berikut :

Maka tujuan utama dari teori statistik adalan untuk menurunkan


ungkapan rata-rata dari jumlah partikel
Nj

pada masing-masing

tingkat energi j dari assembly. Ungkapan ini dapat diturunkan yang


disebut bilangan okupasi dari tingkat energi j.
Misalkan Njk merupakan bilangan okupasi dari tingkat energi j pada
keadaan makro k. Nilai rata-rata kelompok dari bilangan okupasi
dari tingkat energi j, N

g
j

ditentukan dengan mengalikan Njk dengan

jumlah replika pada keadaan makro k, dengan menjumlah semua


keadaan makro dan membaginya dengan jumlah replika, N .

Jumlah total dari replika dari sebuah assembly yang berada pada
keadaan makro k sama dengan hasil kali jumlah replika

yang

berada dalam beberapa keadaan


mikro dan jumlah keadaan mikro
W
k

yang terkandung dalam keadaan makro. Oleh karena itu :

Akan tetapi,

Dan karena

sama untuk semua keadaan makro, kita dapat

mengembalikannya dari penyebut dan pembilangnya. Rata-rata


kelompoknya adalah,

t interval yang sama.


Masing-masing keadaan mikro muncul dengan

Total waktu assembly yang ditemukan pada keadaan makro k


merupakan
hasil waktu interval waktu
t

dan jumlah
W keadaan mikro
k

dari keadaan makro k, Jumlah dari hasil perkalian ini untuk semua
keadaan mikro merupakan total waktu t :

Waktu rata-ratanya adalah

t sama untuk semua keadaan makro, kita dapat


Karena
mengembalikannya dari penyebut dan pembilangnya. Rata-rata
kelompoknya adalah :

Anda mungkin juga menyukai