Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR-DASAR DIFFERENSIAL PARSIAL


(Turunan Parsial, Fungsi Implisit, Nilai Maksimum dan Minimum)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kalkulus Variabel Banyak

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Istiqomah Nur Ahya P2A920001


2. Tri Dedy Wahyu P2A920019
3. Ulfa Elvira P2A920023

Dosen Pengampu :

1. Dr. Jefri Marzal, M.Sc.


2. Dr. Nizlel Huda, M.Kes.
3. Dr. Muslim, M.Si.

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu
memberikan limpahan nikmat dan berkah kepada kita, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam atas Nabi SAW. pembawa risalah pencerahan dan risalah ilmu
pengetahuan bagi manusia. Dalam rangka memahami pengetahuan dasar dalam mata kuliah
Kalkulus Variabel Banyak, maka dirangkum lah makalah ini dari sumber buku yang ada.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Turunan Parsial, Fungsi
Implisit, Nilai Maksimum dan Minimum, agar pemahaman kita tentang materi tersebut bertambah
luas. Tidak lupa pula, terimakasih kepada Dosen pengampu yang telah mengampu mata kuliah
Kalkulus Variabel Banyak dan rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Pada penulisan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
berharap adanya kritik dan saran jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Penulis
dengan senang hati menerima dan memperbaiki makalah selanjutnya dengan baik. Dan semoga
makalah ini dapat dipahami bagi yang membacanya.

Jambi, 28 September 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Turunan Parsial .................................................................................................................... 2

B. Fungsi Implisit ..................................................................................................................... 5

C. Nilai Maksimum dan Minimum........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah bidang ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. Untuk itu matematika merupakan ilmu yang penting dipelajari, mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Hal ini yang mendasari pentingnya
matematika dalam pembelajaran siswa disekolah maupun perguruan tinggi secara keseluruhan
dan pemecahan masalah dalam keseharian siswa ataupun mahasiswa.
Kalkulus merupakan salah satu bidang ilmu matematika. Dalam pembelajaran kalkulus,
konsep yang akan dipelajari salah satunya adalah dasar-dasar diferensial parsial yaitu terdiri
dari turunan parsial, fungsi implisit, dan nilai maksimum dan minimum.
Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam beberapa orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi, dan
berbagai macam disiplin ilmu lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Menyelesaikan Turunan Parsial ?
2. Bagaimana cara Menyelesaikan Fungsi Implisit ?
3. Bagaimana cara Menyelesaikan Nilai Maksimum dan Minimum ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk Mengetahui dan Menentukan Turunan Parsial.
2. Untuk Mengetahui dan Menentukan Fungsi Implisit.
3. Untuk Mengetahui dan Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Turunan Parsial
Kita sering mendengar turunan parsial dalam pelajaran matematika tingkat lanjut. Apa
arti sederhana dari turunan parsial. Untuk lebih mudah mengerti, kita bahas dari kata „parsial‟
terlebih dahulu. Parsial secara umum berasal dari kata part dalam bahasa Inggris yang artinya
bagian. Jadi, turunan parsial adalah sebuah perubahan nilai dari suatu fungsi yang mempunyai
2 variabel atau lebih secara sebagian atau tidak seluruhnya dan diturunkan satu-satu. Jika pada
fungsi z = f(x,y) kita turunkan terhadap variabel x maka y akan dianggap sebagai konstanta dan
bisa disebut kita mencari turunan parsial z terhadap x.

1. Fungsi dua peubah


Fungsi dua peubah atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau
implisit. Jika fungsi dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit, maka penulisannya
secara umum dinyatakan dalam bentuk z=F(x,y). Sebaliknya jika fungsi dua peubah
dinyatakan dalam bentuk implisit, maka penulisannya dinyatakan dalam bentuk F(x,y,z) = 0.
Contoh:
1) z = 2x + y
2) xy + xz – yz = 0
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dengan variable bebas x dan y. Karena x dan y variable
bebas maka terdapat beberapa kemungkinan yaitu:

1. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.


2. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah
3. x dan y berubah bersama-sama sekaligus.
Pada kasus 1 dan 2 diatas mengakibatkan fungsinya menjadi fungsi satu peubah,
sedangkan kasus ketiga menjadi fungsi dua peubah, sehingga fungsi tersebut dapat
diturunkan dengan menggunakan definisi turunan pertama yang telah dipelajari pada
kalkulus diferensial.

2
Misal z = F(x,y) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu,

turunan parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan .

Untuk memudahkan persoalan andaikan z = F(x,y) maka untuk menentukan sama


artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap konstan dan selanjutnya y
diturunkan. Demikian pula untuk menentukan sama artinya dengan menurukan variable y
dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan.
Contoh :

a. suatu fungsi , tentukan dan !

Penyelesaian:

dan

2. Fungsi Tiga Peubah


Dengan cara yang sama, andaikan W = F(x,y,z) adalah fungsi tiga peubah yang

terdefinisi dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan , ,

dan .

Selanjutnya turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan
parsial ke n, turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi. Dengan
menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2, 3 dan
seterusnya.

3
Contoh :

a. Suatu fungsi , tentukan , dan !

Penyelesaian :

dan

Sedangkan turunan parsial terhadap z

3. Turunan Parsial Tingkat Tinggi

Turunan parsial fungsi dua peubah atau lebih dapat ditentukan turunan parsial ke n,
turunan parsialnya dinamakan turunan parsial tingkat tinggi. Dengan menggunakan analogi
fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial tingkat 2, 3 dan seterusnya. Artinya
turunan parsial tingkat tinggi ini tidak hanya selesai pada penurunan pertama tetapi akan
diturunkan lagi pada tingkat 2 ataupun 3 sampai turunan ke-n, yang bisa di lambangkan

dengan untuk turunan kedua dan untuk turunan ketiga, sampai ke-n yang

dilambangkan dengan .

Contoh :
a. Suatu fungsi , tentukan turunan tingkat tinggi !
Penyelesaian :

4
B. Fungsi Implisit
Suatu fungsi yang dinyatakan oleh disebut fungsi eksplisit. Sedangkan
dalam bentuk suatu fungsi implisit. Dalam matematika sebuah fungsi implisit
adalah fungsi yang mana variabel tak bebas tidak diberikan secara “eksplisit” dalam bentuk
variabel bebas. Menyatakan sebuah fungsi f secara eksplisit adalah memberikan cara untuk
menentukan nilai keluar dari sebuah fungsi y dari nilai masukan . Sebaliknya
sebuah fungsi adalah implisit apabila nilai y didapatkan dari x dengan persamaan dalam
bentuk .
Fungsi implisit (implicit function) adalah fungsi yang memuat lebih dari satu
variabel, berjenis variabel bebas dan variabel terikat yang berada dalam satu ruas,
sedemikian sehingga tidak bisa dipisahkan pada ruas yang berbeda.
Secara umum, fungsi dengan c bilangan real disebut sebagai persamaan
fungsi implisit. Untuk menurunkan fungsi implisit, aturan turunan fungsi dasar (fungsi yang
hanya terdiri dari satu variabel) tetap berlaku, tetapi pada fungsi implisit, notasi turunan

yang dipakai bukan tanda aksen lagi, melainkan notasi Leibniz, seperti .

5
Penurunan Secara Implisit

Penurunan secara implisit secara tidak langsung telah dibahas dalam kalkulus.
Salah satu manfaat dari aturan parsial adalah untuk menentukan turunan fungsi yang
didefenisikan secara implisit. Misalkan y fungsi dari x yang didefenisikan secara implisit,
dan diberikan oleh persamaan . Karena y fungsi dari x, maka dihasilkan :

Karena , maka dihasilkan rumus :

Dengan cara yang sama, misalkan x fungsi dari y yang didefenisikan secara implisit , dan
diberikan oleh persamaan , maka dihasilkan rumus :

𝜕𝑓
𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝜕𝑓
𝜕𝑦

Contoh :

Bila y merupakan fungsi dari x yang didefenisikan oleh , hitunglah !

Penyelesaian :

Karena pada implisit , andaikan dan


menurunkan f secara parsial terhadap x dan y dihasilkan :

Jadi,

6
Dari rumus penurunan secara implisit yang telah ditentukan, dapat dikembangkan
untuk menentukan turunan fungsi n variabel. Misalkan z adalah fungsi dari x dan y yang
didefenisikan secara implisit, diberikan oleh persamaan . Dengan
menurunkan secara parsial f terhadap x dengan asumsi n konstanta dengan aturan parsial
dihasilkan :

Karena n konstanta, maka , dan mengingat , sehingga dihasilkan rumus :

𝜕𝑓
𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝜕𝑓
𝜕𝑦

Dengan cara yang sama, dan jika diasumsikan n konstanta dengan menurunkan secara
parsial f terhadap n dengan asumsi x konstanta, dengan aturan parsial dihasilkan :

Karena x konstanta, maka dan mengingat , sehingga dihasilkan rumus :

𝜕𝑓
𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑦 𝜕𝑓
𝜕𝑧

Contoh :

Tentukanlah dan dari !

Penyelesaian :

Karena pada implisit , andaikan , dengan


menurunkan secara parsial f terhadap

Dihasilkan :

7
Jadi,

Adapun turunan fungsi implisit untuk dua variabel atau lebih yaitu :

1. Turunan fungsi implisit dua variabel


Hasil ini digunakan untuk mencari fungsi implisit. Andaikan , dimana n
fungsi implisit dari x, sehingga bisa dicari atau

asalkan

2. Turunan fungsi implisit tiga variabel


Jika fungsi implisit, fungsi dua variabel x dan y diferensiabel
sedemikian hingga , untuk setiap dalam domain fungsi, maka :

8
3. Turunan fungsi implisit empat variabel
Jika fungsi implisit, fungsi tiga variabel dan z diferensiabel
sedemikian hingga untuk setiap dan z dalam domain fungsi,
maka :

C. Nilai Maksimum dan Minimum

Definisi

1. Suatu fungsi 2 peubah memiliki nilai maksimum relatif pada titik ) jika terdapat
lingkaran berpusat di ) s.d.h ) untuk setiap (x, y) di dalam
lingkaran dan f memiliki nilai maksimum mutlak di ) bila )
untuk semua titik (x, y) di domain f .
2. Suatu 2 peubah memiliki nilai minimum relatif pada titik ) jika terdapat
lingkaran berpusat di ) s.d.h ) untuk setiap (x, y) di dalam
lingkaran dan f memiliki nilai minimum mutlak di ) bila )
untuk semua titik (x, y) di domain f.

9
Teorema :
(Teorema Titik Kritis). Andaikan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang
mengandung . Jika f ( ) adalah suatu nilai ekstrim, maka haruslah berupa
suatu titik kritis, yakni berupa salah satu dari :
(i) Suatu titik batas dari S atau
(ii) Suatu titik stasioner dari f
(iii) Suatu titik singular dari f

Jika f memiliki nilai ekstrim relatif pada titik ) dan bila turunan parsialnya ada pada
titik tersbut maka :

Teorema :
Misal f fungsi 2 peubah dengan turunan parsial orde 2 kontinu dalam beberapa lingkaran
pada titik kritis dan misalkan

a) Jika D > 0 dan , maka f punya maksimum relatif


b) Jika D > 0 dan , maka f punya minimum relative
c) Jika D < 0 , maka f memiliki titik pelana
d) Jika D = 0 , maka tidak ada kesimpulan yang dapat digambarkan

Contoh :
Tentukan semua nilai ekstrim relatif dan titik pelana dari

Penyelesaian :

-3 = 0 j.h.j , dan j.h.j . Jadi ada 2 titik stasioner,


yaitu (1,2) dan (-1,2).

Selanjutnya,

, dan

10
Di (1,2), dan D = 6(2) - = 12 0.

Jadi F(1,2) = -6 merupakan nilai minimum relatif.

Di (-1, 2), = 6 (-1) = -6 0 dan D = -6(2)- = -12 .

Jadi. (-1,2) merupakan titik pelana (bukan ekstrim).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Parsial secara umum berasal dari kata part dalam bahasa Inggris yang artinya bagian.
Jadi, turunan parsial adalah sebuah perubahan nilai dari suatu fungsi yang mempunyai 2
variabel atau lebih secara sebagian atau tidak seluruhnya dan diturunkan satu-satu. Jika
pada fungsi z = f(x,y) kita turunkan terhadap variabel x maka y akan dianggap sebagai
konstanta dan bisa disebut kita mencari turunan parsial z terhadap x.
2. Fungsi implisit (implicit function) adalah fungsi yang memuat lebih dari satu variabel,
berjenis variabel bebas dan variabel terikat yang berada dalam satu ruas, sedemikian
sehingga tidak bisa dipisahkan pada ruas yang berbeda.
Adapun turunan fungsi implisit untuk dua variabel atau lebih yaitu :

a. Turunan fungsi implisit dua variabel

b. Turunan fungsi implisit tiga variabel

c. Turnan fungsi implisit empat variabel

12
3. Definisi
a. Suatu fungsi 2 peubah memiliki nilai maksimum relatif pada titik ) jika
terdapat lingkaran berpusat di ) s.d.h ) untuk setiap (x, y)
di dalam lingkaran dan f memiliki nilai maksimum mutlak di ) bila
) untuk semua titik (x, y) di domain f .
b. Suatu 2 peubah memiliki nilai minimum relatif pada titik ) jika terdapat
lingkaran berpusat di ) s.d.h ) untuk setiap (x, y) di dalam
lingkaran dan f memiliki nilai minimum mutlak di ) bila )
untuk semua titik (x, y) di domain f.

Teorema A

Teorema B

B. Saran
Pada materi dimakalah ini, penulis sangat berharap bagi pembaca memberikan
masukan dan kritik agar penulis bisa memperbaiki kekurangan yang ada pada makalah ini
agar menjadi lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Angus E. Taylor & W. Robert Mann. Advanced Calculus. New York. John Wiley & Sons. 1996.
Edwin J. Purcell dan Dale Varberg. Calculus with Analytic Geometry. New York. Prentice Hall
Inc. 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai