DOSEN PEMBIMBING:
Yosia Dian Purnama Windrayadi,M,Pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 7
TUBAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “DIFERENSIAL FUNGSI MAJEMUK” ini dengan
baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk kita
semua, khususnya bagi kami.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................
C. TUJUAN......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. DIFERENSIAL PARSIAL...........................................................................................
B. DERIVATIF DARI DERIVATIF PARSIAL..............................................................
C. OPTIMASI BERSYARAT..........................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................................
B. SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan diferensial parsial?
2. Apa derivatif dari derivatif parsial?
3. Apa yang dimaksud dengan optimasi bersyarat?
C. TUJUAN
1. Untnuk mengetahui apa yang dimaksud dengan diferensial parsial.
2. Untuk mengetahui derivatif dari derivatif parsial.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan optimasi bersyarat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DIFERENSIAL PARSIAL
Menurut Dumairy, differensiasi parsial merupakan differensiasi untuk fungsi
yang mengandung lebih dari satu macam variabel bebas.
Pada prinsipnya differensiasinya tidak berbeda dengan prinsip untuk fungsi variabel
bebas tunggal. Hanya saja disini akan bertemu dengan prinsip diferensial parsial
(diffensiasi secara bagian demi bagian).
Konsep diferensial fungsi majemuk merupakan salah satu alat analisis yang sangat
penting dalam bisnis dan ekonomi, mengingat pada umumnya suatu variabel ekonomi
berhubungan fungsional, tidak hanya dengan satu macam varibel lain, tetapi justru
dengan beberapa macam variabel sekaligus. Sehingga pengetahuan akan diferensial
fungsi majemuk sangat relevan dimiliki.
Diferensiasi Parsial Sebuah fungsi yang hanya mengandung satu variabel bebas
hanyak akan memiliki satu macam turunan yaitu :
jika y = f(x) maka y¢ = dy / dx. Sedangkan jika sebuah fungsi mengandung lebih dari
satu variabel bebas maka turunannya akan lebih dari satu macam pula, atau jika suatu
fungsi memiliki n variabel bebas maka akan memiliki banyak turunan.
Fungsi yang mengandung satu variabel bebas hanya akan memiliki satu macam
turunan. Apabila y = f(x) maka turunannya hanyalah turunan y terhadap x, dengan
kata lain y’= dy/dx.
Jika y = f (x, z), maka akan terdapat dua macam turunan, yaitu y terhadap x atau
∂y/∂x dan turunan y terhadap z atau ∂y/∂z sebagai berikut:
y = f (x,z)
a).fx (x,z) = ∂y/∂x
y’
b) fz (x,z) = ∂y/∂z3
Contoh:
Contoh:
y = x+ 5z2– 4 x2z – 6xz2 + 8z – 7
y’ 1) ∂y/∂x = 3x2 – 8xz – 6z2
2) ∂y/∂z = 10z – 4x2 – 12xz + 8
Baik ∂y/∂x maupun ∂y/∂z masih dapat diturunkan secara lagi secara parsial baik
terhadap x maupun z:
(1.a.) ∂y/∂x terhadap x: ∂2y/∂x2= 6x – 8z
(1.b.) ∂y/∂x terhadap z: ∂2y/∂x ∂z = -8x – 12z
(2.a.) ∂y/∂z terhadap x: ∂2y/∂z ∂x = -8z – 12z
(2.b.) ∂y/∂z terhadap z: ∂2y/∂z2 = 10 –12x
Ternyata turunan parsial kedua (1.a), (1.b), (2.a), dan (2.b) masih dapat diturunkan
lagi secara parsial baik terhadap x maupun terhadap z .
(1.a.1). ∂2y/∂ x2 terhadap x: ∂3y/∂x3 = 6. (1.a.2). ∂2y/∂ x2 terhadap z: ∂3y/∂x2 ∂z =
-8. (1.b.1). ∂2y/ ∂x ∂z terhadap x: ∂3y/∂x2 ∂z = -8 (1.b.2). ∂2y/ ∂x ∂z terhadap z:
∂3y/∂x ∂z2 = -12 (2.a.1). ∂2y/∂z ∂x terhadap x: ∂3y/ ∂z ∂x2 = -8 (2.a.2). ∂2y/∂z ∂x
terhadap z: ∂3y/ ∂z2 ∂x = - 12 (2.b.1). ∂2y/∂z2 terhadap x: ∂3y/ ∂z2 ∂x = - 12 (2.b.2).
∂2y/∂z2 terhadap z: ∂3y/ ∂z3 = 03.
C. OPTIMASI BERSYARAT
Dalam kenyataan sering kali kita harus mengekstrimkan atau mengoptimumkan
suatu fungsi, yakni mencari nilai maksimum atau nilai minimumnya, tetapi terkekang
oleh suatu fungsi lain yang harus dipenuhi. Dengan kata lain fungsi yang hendak
dioptimumkan tadi menghadapi suatu kendala (constraint).
Kasus optimasi bersyarat semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ekonomi.
Misalnya seseorang hendak memaksimumkan utilitas atau tingkat kepuasannya, tetapi
terikat pada fungsi pendapatan, atau sebuah perusahaan ingin memaksimumkan
labanya, namun terikat pada fungsi produksi.
Pengganda Lagrange
Metode Lagrange dapat digunakan untuk memecahkan masalah diatas yaitu ingin
mengoptimalkan suatu fungsi tetapi terbentur oleh adanya batasan (kendala). Caranya
adalah dengan membentuk sebuah fungsi baru, disebut fungsi Lagrange,yang
merupakan penjumlahan dari fungsi yang hendak dioptimumkan ditambah hasil kali
pengganda lagrange dengan fungsi kendalanya (fungsi yang menjadi kendala λ
senantiasa harus diimplisitkan dulu). Misalkan yang hendak dioptimumkan z = f(x,y)
dengan syarat harus terpenuhi u = g (x,y).Nilai ekstrim F (x,y, ) dapat dicari dengan
memformulasikan masing-masing λ derivatif-parsial pertamanya sama dengan nol.
Pengganda Lagrange adalah suatu λ variabel tak-tentu yang hanya bersifat sebagai
pembantu. Syarat di atas merupakan syarat yang diperlukan untuk menghitung nilai
ekstrim dari fungsi baru yang dibentuk, dan karenanya disebut sebagai syarat yang
diperlukan atau necessary condition. Akan tetapi untuk mengetahui jenis nilai ekstrim
tersebut maksimum atau minimum, masih harus disidik melalui 8 derivatif-parsial
keduanya, yang merupakan syarat yang mencukupkan atau sufficient condition.
Dalam hal ini nilai ekstrim tadi adalah:
Contoh:
Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan syarat x2 + y2 = 8.
Jelaskan jenis nilai ekstrimnya.
Fungsi Lagrange:
F = 2x + 2y + (xλ2 + y2 – 8)
= 2x + 2y + xλ2 + yλ2 – 8λ
Agar F ekstrim, F’= 0
Fx = 2 +2 x = 0,diperoleh = - 1/xλ λ ....................................(1)
Fy = 2 +2 y = 0,diperoleh = - 1/yλ λ ....................................(2)
Berdasaran (1) dan (2) : -1/x = -1/y, atau x = y
Menurut fungsi kendala :
x2+y2= 8y2+y2= 82 y2= 8 y2= 4 y= ± 8
Karena y = ± 2 dan x = ± 2
z = 2x+2y = ± 8
Jadi nilai ekstrim z = ± 8 Penyelidikan nilai ekstrimnya:
Untuk review x = 2 dan y = 2, = - ½λ
Fxx = 2 = - 1 < 0λ
Fyy = 2 = - 1 < 0λ
Karena Fxx dan Fyy < 0, nilai ekstrimnya adalah nilai maksimum dengan z maks = 8
Untuk x = -2 dan y = -2, = ½λ
Fxx = 2 = 1 > 0λ
Fyy = 2 = 1 > 0λ
Karena Fxx dan Fyy > 0, nilai ekstrimnya adalah nilai minimum dengan z min = - 8
Kondisi Kuhn-Tucker
• Merupakan metode pengembangan lebih lanjut dari model optimisasi bersyarat. •
Mengoptimumkan sebuah fungsi terhadap sebuah fungsi yang berbentuk
pertidaksamaan. Bentuk permasalahannya bisa berupa: Maksimumkan fungsi tujuan
f(x,y) terhadap kendala g(z,y) ≤ 0
Minimummkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y) ≥ 0
Prosedur penyelesaian: • Metode Lagrange yang dimodifikasi kemudian diuji dengan
kondisi (persyaratan) Kuhn-Tucker. • Metode Kuhn-Tucker secara langsung.
Prosedur metoda Kuhn-Tucker melalui metode Lagrange yang dimodifikasikan
dilakukan sebagai berikut:
(1). Anggap kendala pertidaksamaannya sebagai sebuah persamaan. Selesaikan
masalahnya dengan metode Lagrange yang biasa hingga diperoleh nilai optimum
yang dicari. Khusus dalam hal ini fungsi Lagrangenya harus dibentuk dengan cara:
F(x,y,λ) = f(x,y) – λg(x,y); jadi, tidak boleh: F(x,y,λ) = f(x,y) + λg(x,y)
(2). Lakukan pengujian terhadap nilai λ. • Jika λ > 0 berarti nilai optimum yang
diperoleh (berdasarkan kendala yang telah dimodifikasi tadi juga merupakan nilai
optimum berkenaan fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan. • Jika λ ≤ 0
berarti berarti optimisasi fungsi tujuan f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x,y)
sudah dengan sendirinya akan memenuhi kendalanya.
• Dalam hal λ ≤ 0 kendala yang bersangkutan dikatakan bersifat tidak mengikat (non-
binding), oleh karenanya dapat diabaikan; • Dalam hal λ > 0 kendalanya disebut
mengikat (binding).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa kesimpulan uraian dalam pembahasan makalah yang sederhana ini
penyusun dapat memberikan kesimpulan sebagaimana yang tercantum di bawah ini :
1. Turunan fungsi permintaan marginal dapat dihitung elastisitas parsialnya.
Ada 2 (dua)macam elastisitas permintaan, yaitu Elastisitas harga permintaan dan
Elastisitas silang permintaan.
2. Apabila sebuah perusahaan menghasilkan dua macam output dan biaya yang
dikeluarkannya untuk memproduksi kedua macam produk itu merupakan biaya
produksi gabungan (joint production cost), maka penghitungan keuntungan
maksimum yang diperoleh dapat diselesaikan dengan pendekatan diferensial parsial.
3. Bahwa keseimbangan konsumsi akan tercapai apabila hasil bagi utilitas marginal
masing-masing barang terhadap harganya bernilai sama.
4. Bahwa produksi optimum dengan kombinasi biaya terendah akan tercapai apabila
hasil bagi produk marginal masing-masing input terhadap harganya bernilai sama.
B. SARAN
Adapun saran yang penulis berikan kepada pembaca, diantaranya:
Para pembaca dapat lebih memahami dan memaknai tentang diferensial fungsi
majemuk.
Dapat menerapkan diferensial fungsi majemuk dalam sebuah perusahaan
Demikianlah makalah mengenai diferensial fungsi majemuk yang dapat kami
sampaikan, kami berharap kepada pembaca agar dapat memberikan kami kritikan
maupun masukan yang positif demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan faedah bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, edisi kedua, BPFE,
Yogyakarta, 1991
Dowliing Edward matematika untuk ekonomi.1995. jakarta