Anda di halaman 1dari 16

Persamaaan Parsial

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus


Yang Diampu Oleh Ibu Firda Hariyanti S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
1. Basori ( 2031723041)
2. Yasirli Rizkia Putri(2031723005)
3. Madinatul Munawwarah (2031723006)
4. Nuzun Najwa Sadrina (2031723003)
5. Firdausy Rizalianti (2031723020)
6. Maz’atul Wahidah (2031723021)
7. Maulid datul khasanah (2031723012)
8. Muhammad Sholikhin (2031723043

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA PASURUAN
2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat, taufik, dan
inayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Persamaaan Parsial” dengan
baik dan lancar. Adapun penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kalkulus ” yang mendapat petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1.) Ibu Firda Hariyanti S.Pd, M.Pd selaku pembimbing kami yang memberikan pengarahan
dan petunjuk serta saran dalam pembuatan makalah.
2.) Bapak, ibu, teman - teman, dan seluruh keluarga atas dukungan dan doa yang selalu
diberikan kepada saya sebagai penulis sehingga makalah ini dapat selesai.
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai
sumber informasi dan wawasan mengenai “Persamaaan Parsial”. Saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya turut menerima saran dan kritik
yang membangun bagi perbaikan makalah ini kedepannya.

Pasuruan 13 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5
A. Turunan Parsial ....................................................................................... 5
B. Interpretasi Dari Turunan Parsial ........................................................ 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan diferensial di mana fungsi
yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga
melibatkan turunan parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada persamaan
diferensial biasa, namun klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik, dan
parabolik, terutama untuk persamaan diferensial linear orde dua, sangatlah penting.
Beberapa pesamaan diferensial parsial tidak dapat digolongkan dalam kategori-kategori
tadi, dan dinamakan sebagai jenis campuran.
B. Rumusan masalah
Bagaimana menghitung turunan parsial dari suatu fungsi multivariabel dengan
menggunakan aturan rantai dan aturan dasar turunan
C. Tujuan masalah
Untuk mengetahui Bagaimana menghitung turunan parsial dari suatu fungsi multivariabel
dengan menggunakan aturan rantai dan aturan dasar turunan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Turunan Parsial

Sebuah fungsi satu variabel f(x) memiliki turunan f’(x) yang menyatakan perubahan fungsi
terhadap x yang berubah-ubah pula. Pada fungsi satu variabel hanya ada satu variabel bebas
berubah-ubah yang menentukan nilai fungsi . Pada fungsi lebih dari satu variabel yang mana nilai
fungsi ditentukan oleh lebih dari satu variabel, kita akan temukan masalah bahwa jika untuk
mencari turunan fungsi tersebut dengan lebih dari satu variabel berubah-ubah, maka akan terdapat
tak terhingga cara untuk mendekati nilai fungsi tersebut. Oleh karena itu pada fungsi dua variabel
f(x,y), perubahan fungsi hanya akan dilihat dari x yang berubah – ubah atau y yang berubah-ubah.
Misal z = f(x,y) adalah fungsi dengan variabel bebas x dan y. Karena x dan y variabel bebas
maka terdapat dua kemungkinan yaitu:
a. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.
b. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah

Karena z = f(x,y), maka fungsi z adalah permukaan pada dimensi tiga. Jika terdapat titik P
(x0, y0) yang kontiniu pada fungsi dan sesuai kemungkinan yang telah disebutkan sebelumnya,
maka terdapat dua buah fungsi satu variabel yaitu : saat y = y0 konstan, kita peroleh fungsi satu
variabelg(x) = f(x,y0), dan saat x=x0 konstan, kita peroleh fungsi satu variabel h(y) = f(x0,y).

z z = f(x,y)

h(y)= f(x0,y) g(x)=


f(x,y0)
Gambar 1. Dua fungsi
saat y atau x konstan

x
Sebagai contoh, sebuah fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 2𝑥2𝑦3 akan ditentukan laju perubahan nilai

5
fungsi pada titik (𝑎, 𝑏) jika y konstan dan x bervariasi serta x konstan dan y bervariasi. Pada kasus
y konstan dengan 𝑦 = 𝑏, kita akan menentukan laju perubahan nilai fungsi disepanjang garis
𝑦 = 𝑏 dengan x bervariasi, sehingga fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) hanya melibatkan variabel bebas x. Diperoleh

6
𝑓(𝑥, 𝑏) = 2𝑥2𝑏3

Sesuai aturan turunan fungsi satu variabel, untuk menentukan laju perubahan fungsi pada titik 𝑎
di fungsi 𝑔(𝑥) = 𝑓(𝑥, 𝑏) ( laju perubahan fungsi pada dua variabel akan disebut sebagai
kemiringan garis singgung permukaan) maka :

𝑔’(𝑥) = 𝑓’(𝑥, 𝑏) = 4𝑥𝑏3 ⟹ 𝑔’(𝑎) = 4𝑎𝑏3

Selanjutnya, kita dapat defenisikan 𝑔’(𝑎) sebagai turunan parsial terhadap x di titik (a,b) yang
dinotasikan dengan :

𝑓𝑥(𝑎, 𝑏) = 4𝑎𝑏3

Pada kasus x konstan dengan 𝑥 = 𝑎, kita akan menentukan laju perubahan nilai fungsi
disepanjang garis 𝑥 = 𝑎 dengan y bervariasi, sehingga fungsi f(x,y) hanya melibatkan variabel
bebas y. Diperoleh :

𝑓(𝑎, 𝑦) = 2𝑎2𝑦3

Sesuai aturan turunan fungsi satu variabel, untuk menentukan laju perubahan fungsi pada titik 𝑎 di
fungsi ℎ(𝑦) = 𝑓(𝑎, 𝑦) maka :

ℎ’(𝑦) = 𝑓’(𝑎, 𝑦) = 6𝑎2𝑦2 ⟹ ℎ’(𝑏) = 6𝑎2𝑦2


Selanjutnya, kita dapat defenisikan h’(a) sebagai turunan parsial terhadap y di titik (a,b) yang
dinotasikan dengan :

𝑓𝑦(𝑎, 𝑏) = 6𝑎2𝑏2

Notasi standar kedua turunan parsial diatas adalah 𝑓𝑥(𝑎, 𝑏) = 4𝑎𝑏3dan 𝑓𝑦(𝑎, 𝑏) = 6𝑎2𝑏2 yang
biasanya disebut dengan turunan parsial orde pertama.

Pada umumnya untuk menentukan turunan parsial terhadap x yang berubah-ubah, kita
hanya cukup menurunkan fungsi dengan menganggap y konstan. Begitupun dengan turunan
parsial terhdap y yang berubah-ubah, kita hanya cukup menurunkan fungsi dengan menganggap x
konstan.

Defenisi formal dari turunan parsial fungsi z = f(x,y) adalah :

7
𝑓(𝑥 + ℎ, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑓(𝑥, 𝑦 + ℎ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑥(𝑥, 𝑦) = lim 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦(𝑥, 𝑦) = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
Dengan 𝑓𝑥(𝑥, 𝑦) adalah turunan parsial terhadax dan 𝑓𝑦(𝑥, 𝑦) adalah turunan parsial terhadap y

Notasi diatas dapat disederhanakan menjadi :

𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑓 𝜕𝑓 𝜕 (𝑓(𝑥, 𝑦)) = 𝑧 = 𝐷 𝑓


= =
𝑥 𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝑥 𝑥

𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑓 𝜕𝑓 𝜕 (𝑓(𝑥, 𝑦)) = 𝑧 = 𝐷 𝑓


= =
𝑦 𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝑦 𝑦

Perbedaan notasi pecahan pada turunan parsial dengan turunan biasa untuk fungsi satu variabel
adalah :

𝑑𝑥
𝑓(𝑥) ⇒ 𝑓′(𝑥) =
𝑑𝑦

𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑓(𝑥, 𝑦) ⇒ 𝑓 (𝑥) = & 𝑓 (𝑥) =
𝑥 𝜕𝑦 𝑦 𝜕𝑦

Contoh Soal :

Tentukan turunan parsial orde pertama dari fungsi dibawah ini :

1) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥4 + 6√𝑦 − 10

2) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥2𝑦5 + 1

9
3) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦7 ln(𝑥2) +
4
𝑦3 − √𝑥
7

Jawab :
1
1) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥4 + 6√𝑦 − 10 = 6.
2
𝜕𝑓 = 4𝑥
3 , 𝜕𝑓 3
1
𝜕𝑦 𝑦2−1 √𝑦
𝜕𝑥 =

8
2) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥2𝑦5 + 1 𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 2𝑥𝑦5 , = 5𝑦4𝑥2
𝜕𝑥 𝜕𝑦

9
9
3) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦7 ln(𝑥2) +
4
𝑦3 − √ 𝑥
7

𝜕𝑓 = 𝑦7 2𝑥 + 0 − 4 4 2𝑦7 4
𝑥7−1
𝑥2 = − 4
𝜕𝑥 7 𝑥 7 √𝑥3
𝜕𝑓 27
= 7𝑦6 ln(𝑥2) + 9(−3)𝑦−3−1 − 0 = 7𝑦6 ln(𝑥2) −
𝜕𝑦 𝑦4

Jika soal no.1 diselesaikan menggunakan defenisi formal, maka akan diperoleh hasil yang sama
yaitu : 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥4 + 6√𝑦 – 10.
𝜕𝑓 𝑓(𝑥 + ℎ, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑥 ℎ→ ℎ
0 (𝑥4 + 4𝑥3ℎ + 6𝑥2ℎ2 + 4𝑥ℎ3 + ℎ4 + 6√𝑦 – 10) − (𝑥4 + 6√𝑦 – 10)

= lim ℎ
ℎ→
0
4𝑥3ℎ + 6𝑥2ℎ2 + 4𝑥ℎ3 + ℎ4
= lim = 4𝑥3
ℎ→0 ℎ
𝜕𝑓 𝑓(𝑥, 𝑦 + ℎ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑦 ℎ→0 ℎ

= lim (𝑥 + 6√𝑦 + ℎ – 10) − (𝑥 + 6√𝑦 – 10)


4 4
ℎ→0 ℎ

= lim
6√𝑦 + ℎ − 6√𝑦 √𝑦 + ℎ + √𝑦
.
ℎ→0 ℎ √𝑦 + ℎ + √𝑦

𝑦 + ℎ −𝑦 3
= 6 lim =
ℎ→0 ℎ(√𝑦 + ℎ + √𝑦) √𝑦)

Bagaimana untuk fungsi implisit ?

Tentukan turunan parsial dari : 𝒙𝒚𝟐 + 𝒚𝒛𝟐 + 𝒛𝒙𝟐 = 𝟎

10
Untuk mendapatkan 𝜕𝑧 dengan z sebagai fungsi x dan y konstan, kedua sisi kiri dan kanan
𝜕𝑥
diturunkan terhadap x serta menuliskan 𝜕𝑧 untuk setiap turunan z terhadap x, sehingga diperoleh
𝜕𝑥

11
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑦2 + 2𝑦𝑧 + 𝑥2 + 2𝑥𝑧 = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑧
(𝑥2 + 2𝑦𝑧) = − 𝑦2 − 2𝑥𝑧
𝜕𝑥
𝜕𝑧 − 𝑦2 − 2𝑥𝑧
=
𝜕𝑥
𝑥2 + 2𝑦𝑧

Dengan cara yang sama, turunan z terhadap y diperoleh :


𝜕𝑧 𝜕𝑧
2𝑥𝑦 + 𝑧2 + 2𝑦𝑧 + 𝑥2 = 0
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕𝑧
(𝑥2 + 2𝑦𝑧) = −2𝑥𝑦 − 𝑧2
𝜕𝑦

𝜕𝑧 −2𝑥𝑦 − 𝑧2
=
𝜕𝑦
𝑥2 + 2𝑦𝑧

B. Interpretasi dari Turunan Parsial

Interpretasi dari turunan parsial berarti menafsirkan penggunaan turunan parsial dan
bagiamana manfaatnya untuk mengamati perilaku fungsi lebih dari satu variabel. Beberapa
interpretasi turunan parsial akan sama dengan turunan fungsi satu variabel.

Jika pada fungsi satu variabel, turunan menyatakan laju perubahan fungsi, maka fungsi dua
variabel turunan parsial menyatakan laju perubahan fungsi f(x,y) terhadap x saat y konstan yaitu
fx (x,y) menyatakan laju perubahan fungsi f(x,y) terhadap y saat x konstan yaitu fy (x,y) .
Beberapa interpretasi turunan parsial yang akan dibahas :
1) Menentukan nilai fungsi pada suatu titik, jika searah sb-x /sb-y, apakah menaik atau
menurun
2) Menentukan gradien dan persamaan garis singgung titik pada fungsi

12
Contoh 1 :
2
Jika determinan f(x,y)= 𝑥 adalah menaik atau menurun di (2,5)
𝑦3

(a) Jika kita biarkan x berubah-ubah dan y tetap.


(b) Jika kita biarkan y berubah-ubah dan x tetap.

Penyelesaian :

(a) Jika x berubah dan y tetap


Pertama kita akan membutuhkan fx(x,y) dan nilainya pada titik

𝑓𝑥(𝑥, 𝑦) = 𝑥
2 → 𝑓𝑥 (2,5) = 4 >0
𝑦3 12
5
Jadi turunan parsial terhadapa x adalah positif dan jika fungsi y tetap meningkat di (2,5) x
berubah-ubah.
(b) Jika y berubah dan x tetap
Untuk bagianini kita membutuhkan fy(x,y) dan nilainya pada titik
2
𝑓 (𝑥, 𝑦) = − 3𝑥 → 𝑓 (2,5) = − 12 < 0
𝑦 𝑦 625
4 𝑦

Disini turunan parsial terhadap y negatif dan fungsi menurun di (2,5) y berubah-ubahdan
x tetap.

Contoh 2:

Diketahui f(x,y) = 10 – 4x2 – y2, maka tentukan fx(1,2) dan fy(1,2).

Penyelesaian:

Kita akan membutuh kan dua devariatif parsial sehingga kita bisamendapatkan lereng.

13
fx(x,y) = -8x fy(x,y) = -2y

untuk mendapatkan lereng semua yang perlu kita lakukan adalah mengevaluasi derivatif parsial
pada titik yang bersangkutan.

fx(1,2) = -8 fy(1,2) = -4

jadi garis singgung di (1,2) untuk melacak z = 10 – 4x2 – y2 untuk garis y = 2 memiliki
kemiringan -8 . juga garis singgung di (1,2) untuk jejak z= 10 – 4x2 – y2 untuk garis x = 1
memiliki kemiringan -4.

Bila kita mempunyai permukaan / surface yang dinyatakan dengan z= f(x,y), maka kita
dapat menyatakan garis singgungnya dalam bentuk fungsi vector: 𝑟⃗ (𝑥, 𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 = 〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥,
𝑦)〉. Kita akan mendapatkan tangent vector dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap x ,
yang berarti dalam persoalan kita dengan mendifferensiasi fungsi irisan permukaan 𝑟⃗ (𝑥,
𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 =
〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉 dengan bidang datar y = b. Irisan yang kita dapat adalah: 𝑟⃗ (𝑥, 𝑏) = 〈𝑥, 𝑏, 𝑧〉 =
〈𝑥, 𝑏, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉. Vektor tangent untuk trace/irisan dengan y constant (y=b) adalah: 𝑟⃗𝑥 (𝑥, 𝑦) =
〈1,0, 𝑓𝑥(𝑥, 𝑦)〉 .
Dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap y , yaitu mendifferensiasi fungsi irisan
permukaan 𝑟⃗ (𝑥, 𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 = 〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉 dengan bidang datar x = a. Irisan yang kita dapat
adalah: 𝑟⃗ (𝑎, 𝑦) = 〈𝑎, 𝑥, 𝑧〉 = 〈𝑎, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉. Vektor tangent untuk trace/irisan dengan x constant
(x=a)adalah: 𝑟⃗𝑦 (𝑥, 𝑦) = 〈0,1, 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)〉 .

Kedua tangent vector 𝑟⃗𝑥 (𝑥, 𝑦) = 〈1,0, 𝑓𝑥(𝑥, 𝑦)〉 dan 𝑟⃗𝑦 (𝑥, 𝑦) = 〈0,1, 𝑓𝑥(𝑥, 𝑦)〉 yang
didapat adalah vector arah yang dari garis singgung yang ingin dicari.
Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan y = b adalah:

𝑟⃗𝑥 (𝑡) = 〈𝑎, 𝑏, 𝑓(𝑎, 𝑏)〉 + 𝑡〈1,0, 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)〉

Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan x = a adalah:

𝑟⃗𝑦 (𝑡) = 〈𝑎, 𝑏, 𝑓(𝑎, 𝑏)〉 + 𝑡 〈0,1, 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)〉

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Turunan parsial adalah alat penting dalam analisis matematika yang memungkinkan kita untuk
memahami perubahan suatu fungsi multivariabel terhadap perubahan dalam variabel-variabel independen
yang terlibat. Dengan menggunakan aturan dasar dan aturan rantai, kita dapat menghitung turunan parsial
dengan akurat dan menerapkannya dalam berbagai konteks aplikasi
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacupada sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembhasan makalah diatas

15
DAFTAR PUSTAKA

ResearchGate https://www.researchgate.net › ...PDF

16

Anda mungkin juga menyukai