Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah


persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak
diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas,
dan persamaan tersebut juga melibatkan turunan
parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada
persamaan diferensial biasa, namun klasifikasi
lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik,
dan parabolik, terutama untuk persamaan
diferensial linear orde dua, sangatlah penting.
Beberapa pesamaan diferensial parsial tidak dapat

TURUNAN PARSIAL digolongkan dalam kategori-kategori tadi, dan


dinamakan sebagai jenis campuran.
Fajar Sukma Harsa
A. Turunan Parsial

Sebuah fungsi satu variabel f(x) memiliki turunan f’(x) yang menyatakan perubahan fungsi
terhadap x yang berubah-ubah pula. Pada fungsi satu variabel hanya ada satu variabel bebas
berubah-ubah yang menentukan nilai fungsi . Pada fungsi lebih dari satu variabel yang mana nilai
fungsi ditentukan oleh lebih dari satu variabel, kita akan temukan masalah bahwa jika untuk
mencari turunan fungsi tersebut dengan lebih dari satu variabel berubah-ubah, maka akan terdapat
tak terhingga cara untuk mendekati nilai fungsi tersebut. Oleh karena itu pada fungsi dua variabel
f(x,y), perubahan fungsi hanya akan dilihat dari x yang berubah – ubah atau y yang berubah-ubah.
Misal z = f(x,y) adalah fungsi dengan variabel bebas x dan y. Karena x dan y variabel bebas
maka terdapat dua kemungkinan yaitu:
a. y dianggap tetap, sedangkan x berubah-ubah.
b. x dianggap tetap, sedangkan y berubah-ubah

Karena z = f(x,y), maka fungsi z adalah permukaan pada dimensi tiga. Jika terdapat titik P (x0,
y0) yang kontiniu pada fungsi dan sesuai kemungkinan yang telah disebutkan sebelumnya, maka
terdapat dua buah fungsi satu variabel yaitu : saat y = y0 konstan, kita peroleh fungsi satu variabel
g(x) = f(x,y0), dan saat x=x0 konstan, kita peroleh fungsi satu variabel h(y) = f(x0,y).

z z = f(x,y)

h(y)= f(x0,y) g(x)= f(x,y0)

Gambar 1. Dua fungsi


saat y atau x konstan

x
Sebagai contoh, sebuah fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) = 2𝑥 2 𝑦 3 akan ditentukan laju perubahan nilai
fungsi pada titik (𝑎, 𝑏) jika y konstan dan x bervariasi serta x konstan dan y bervariasi. Pada kasus
y konstan dengan 𝑦 = 𝑏, kita akan menentukan laju perubahan nilai fungsi disepanjang garis
𝑦 = 𝑏 dengan x bervariasi, sehingga fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦) hanya melibatkan variabel bebas x. Diperoleh
:
𝑓(𝑥, 𝑏) = 2𝑥 2 𝑏 3

Sesuai aturan turunan fungsi satu variabel, untuk menentukan laju perubahan fungsi pada titik 𝑎
di fungsi 𝑔(𝑥) = 𝑓(𝑥, 𝑏) ( laju perubahan fungsi pada dua variabel akan disebut sebagai
kemiringan garis singgung permukaan) maka :

𝑔’(𝑥) = 𝑓’(𝑥, 𝑏) = 4𝑥𝑏 3 ⟹ 𝑔’(𝑎) = 4𝑎𝑏 3

Selanjutnya, kita dapat defenisikan 𝑔’(𝑎) sebagai turunan parsial terhadap x di titik (a,b) yang
dinotasikan dengan :

𝑓𝑥 (𝑎, 𝑏) = 4𝑎𝑏 3

Pada kasus x konstan dengan 𝑥 = 𝑎, kita akan menentukan laju perubahan nilai fungsi
disepanjang garis 𝑥 = 𝑎 dengan y bervariasi, sehingga fungsi f(x,y) hanya melibatkan variabel
bebas y. Diperoleh :

𝑓(𝑎, 𝑦) = 2𝑎2 𝑦 3

Sesuai aturan turunan fungsi satu variabel, untuk menentukan laju perubahan fungsi pada titik 𝑎 di
fungsi ℎ(𝑦) = 𝑓(𝑎, 𝑦) maka :

ℎ’(𝑦) = 𝑓’(𝑎, 𝑦) = 6𝑎2 𝑦 2 ⟹ ℎ’(𝑏) = 6𝑎2 𝑦 2


Selanjutnya, kita dapat defenisikan h’(a) sebagai turunan parsial terhadap y di titik (a,b) yang
dinotasikan dengan :

𝑓𝑦 (𝑎, 𝑏) = 6𝑎2 𝑏 2

Notasi standar kedua turunan parsial diatas adalah 𝑓𝑥 (𝑎, 𝑏) = 4𝑎𝑏 3 dan 𝑓𝑦 (𝑎, 𝑏) = 6𝑎2 𝑏 2 yang
biasanya disebut dengan turunan parsial orde pertama.

Pada umumnya untuk menentukan turunan parsial terhadap x yang berubah-ubah, kita
hanya cukup menurunkan fungsi dengan menganggap y konstan. Begitupun dengan turunan
parsial terhdap y yang berubah-ubah, kita hanya cukup menurunkan fungsi dengan menganggap x
konstan.

Defenisi formal dari turunan parsial fungsi z = f(x,y) adalah :


𝑓(𝑥 + ℎ, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑓(𝑥, 𝑦 + ℎ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = lim 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
Dengan 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) adalah turunan parsial terhadax dan 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) adalah turunan parsial terhadap y

Notasi diatas dapat disederhanakan menjadi :

𝜕𝑓 𝜕
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = 𝑓𝑥 = = (𝑓(𝑥, 𝑦)) = 𝑧𝑥 = 𝐷𝑥 𝑓
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑓 𝜕
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = 𝑓𝑦 = = (𝑓(𝑥, 𝑦)) = 𝑧𝑦 = 𝐷𝑦 𝑓
𝜕𝑦 𝜕𝑦

Perbedaan notasi pecahan pada turunan parsial dengan turunan biasa untuk fungsi satu variabel
adalah :

𝑑𝑥
𝑓(𝑥) ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) =
𝑑𝑦

𝜕𝑓 𝜕𝑓
𝑓 (𝑥, 𝑦) ⇒ 𝑓𝑥 (𝑥) = & 𝑓𝑦 (𝑥) =
𝜕𝑦 𝜕𝑦

Contoh Soal :

Tentukan turunan parsial orde pertama dari fungsi dibawah ini :

1) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 4 + 6√𝑦 − 10

2) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 𝑦 5 + 1

9 7
3) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦 7 ln(𝑥 2 ) + 3
− √𝑥 4
𝑦

Jawab :

1) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 4 + 6√𝑦 − 10

𝜕𝑓 𝜕𝑓 1 1 3
= 4𝑥 3 , = 6. 𝑦 2−1 =
𝜕𝑥 𝜕𝑦 2 √𝑦

2) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 𝑦 5 + 1

𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 2𝑥𝑦 5 , = 5𝑦 4 𝑥 2
𝜕𝑥 𝜕𝑦
9 7
3) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦 7 ln(𝑥 2 ) + 3
− √𝑥 4
𝑦

𝜕𝑓 2𝑥 4 4 2𝑦 7 4
= 𝑦 7 2 + 0 − 𝑥 7−1 = − 4
𝜕𝑥 𝑥 7 𝑥 7√𝑥 3
𝜕𝑓 27
= 7𝑦 6 ln(𝑥 2 ) + 9(−3)𝑦 −3−1 − 0 = 7𝑦 6 ln(𝑥 2 ) − 4
𝜕𝑦 𝑦

Jika soal no.1 diselesaikan menggunakan defenisi formal, maka akan diperoleh hasil yang sama
yaitu : 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦) = 𝑥 4 + 6√𝑦 – 10.
𝜕𝑓 𝑓(𝑥 + ℎ, 𝑦) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑥 ℎ→0 ℎ
(𝑥 4 + 4𝑥 3 ℎ + 6𝑥 2 ℎ2 + 4𝑥ℎ3 + ℎ4 + 6√𝑦 – 10) − (𝑥 4 + 6√𝑦 – 10)
= lim
ℎ→0 ℎ
4𝑥 3 ℎ + 6𝑥 2 ℎ2 + 4𝑥ℎ3 + ℎ4
= lim = 4𝑥 3
ℎ→0 ℎ
𝜕𝑓 𝑓(𝑥, 𝑦 + ℎ) − 𝑓(𝑥, 𝑦)
= lim
𝜕𝑦 ℎ→0 ℎ
(𝑥 4 + 6√𝑦 + ℎ – 10) − (𝑥 4 + 6√𝑦 – 10)
= lim
ℎ→0 ℎ

6√𝑦 + ℎ − 6√𝑦 √𝑦 + ℎ + √𝑦
= lim .
ℎ→0 ℎ √𝑦 + ℎ + √𝑦

𝑦+ℎ−𝑦 3
= 6 lim =
ℎ→0 ℎ(√𝑦 + ℎ + √𝑦) √𝑦)

Bagaimana untuk fungsi implisit ?

Tentukan turunan parsial dari : 𝒙𝒚𝟐 + 𝒚𝒛𝟐 + 𝒛𝒙𝟐 = 𝟎


𝜕𝑧
Untuk mendapatkan dengan z sebagai fungsi x dan y konstan, kedua sisi kiri dan kanan
𝜕𝑥
𝜕𝑧
diturunkan terhadap x serta menuliskan 𝜕𝑥 untuk setiap turunan z terhadap x, sehingga diperoleh
:
𝜕𝑧 𝜕𝑧 2
𝑦 2 + 2𝑦𝑧 + 𝑥 + 2𝑥𝑧 = 0
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑧 2
(𝑥 + 2𝑦𝑧) = − 𝑦 2 − 2𝑥𝑧
𝜕𝑥
𝜕𝑧 − 𝑦 2 − 2𝑥𝑧
= 2
𝜕𝑥 𝑥 + 2𝑦𝑧

Dengan cara yang sama, turunan z terhadap y diperoleh :

𝜕𝑧 𝜕𝑧 2
2𝑥𝑦 + 𝑧 2 + 2𝑦𝑧 + 𝑥 =0
𝜕𝑦 𝜕𝑦

𝜕𝑧 2
(𝑥 + 2𝑦𝑧) = −2𝑥𝑦 − 𝑧 2
𝜕𝑦

𝜕𝑧 −2𝑥𝑦 − 𝑧 2
= 2
𝜕𝑦 𝑥 + 2𝑦𝑧

B. Interpretasi dari Turunan Parsial

Interpretasi dari turunan parsial berarti menafsirkan penggunaan turunan parsial dan
bagiamana manfaatnya untuk mengamati perilaku fungsi lebih dari satu variabel. Beberapa
interpretasi turunan parsial akan sama dengan turunan fungsi satu variabel.

Jika pada fungsi satu variabel, turunan menyatakan laju perubahan fungsi, maka fungsi dua
variabel turunan parsial menyatakan laju perubahan fungsi f(x,y) terhadap x saat y konstan yaitu
fx (x,y) menyatakan laju perubahan fungsi f(x,y) terhadap y saat x konstan yaitu fy (x,y) .
Beberapa interpretasi turunan parsial yang akan dibahas :
1) Menentukan nilai fungsi pada suatu titik, jika searah sb-x /sb-y, apakah menaik atau
menurun
2) Menentukan gradien dan persamaan garis singgung titik pada fungsi
Contoh 1 :
𝑥2
Jika determinan f(x,y)= 𝑦 3 adalah menaik atau menurun di (2,5)

(a) Jika kita biarkan x berubah-ubah dan y tetap.


(b) Jika kita biarkan y berubah-ubah dan x tetap.

Penyelesaian :

(a) Jika x berubah dan y tetap


Pertama kita akan membutuhkan fx(x,y) dan nilainya pada titik
2𝑥 4
𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦) = → 𝑓𝑥 (2,5) = >0
𝑦3 125

Jadi turunan parsial terhadapa x adalah positif dan jika fungsi y tetap meningkat di (2,5) x
berubah-ubah.
(b) Jika y berubah dan x tetap
Untuk bagianini kita membutuhkan fy(x,y) dan nilainya pada titik
3𝑥 2 12
𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦) = − → 𝑓𝑦 (2,5) = − 625 < 0
𝑦4

Disini turunan parsial terhadap y negatif dan fungsi menurun di (2,5) y berubah-ubahdan
x tetap.

Contoh 2:

Diketahui f(x,y) = 10 – 4x2 – y2, maka tentukan fx(1,2) dan fy(1,2).

Penyelesaian:

Kita akan membutuh kan dua devariatif parsial sehingga kita bisamendapatkan lereng.
fx(x,y) = -8x fy(x,y) = -2y

untuk mendapatkan lereng semua yang perlu kita lakukan adalah mengevaluasi derivatif parsial
pada titik yang bersangkutan.

fx(1,2) = -8 fy(1,2) = -4

jadi garis singgung di (1,2) untuk melacak z = 10 – 4x2 – y2 untuk garis y = 2 memiliki
kemiringan -8 . juga garis singgung di (1,2) untuk jejak z= 10 – 4x2 – y2 untuk garis x = 1
memiliki kemiringan -4.

Bila kita mempunyai permukaan / surface yang dinyatakan dengan z= f(x,y), maka kita dapat
menyatakan garis singgungnya dalam bentuk fungsi vector: 𝑟⃗(𝑥, 𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 = 〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉. Kita
akan mendapatkan tangent vector dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap x , yang berarti
dalam persoalan kita dengan mendifferensiasi fungsi irisan permukaan 𝑟⃗(𝑥, 𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 =
〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉 dengan bidang datar y = b. Irisan yang kita dapat adalah: 𝑟⃗(𝑥, 𝑏) = 〈𝑥, 𝑏, 𝑧〉 =
〈𝑥, 𝑏, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉. Vektor tangent untuk trace/irisan dengan y constant (y=b) adalah: 𝑟⃗⃗⃗⃗(𝑥,
𝑥 𝑦) =
〈1,0, 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)〉 .
Dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap y , yaitu mendifferensiasi fungsi irisan
permukaan 𝑟⃗(𝑥, 𝑦) = 〈𝑥, 𝑦, 𝑧〉 = 〈𝑥, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉 dengan bidang datar x = a. Irisan yang kita dapat
adalah: 𝑟⃗(𝑎, 𝑦) = 〈𝑎, 𝑥, 𝑧〉 = 〈𝑎, 𝑦, 𝑓(𝑥, 𝑦)〉. Vektor tangent untuk trace/irisan dengan x constant (x=a)
adalah: 𝑟⃗⃗⃗⃗(𝑥,
𝑦 𝑦) = 〈0,1, 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)〉 .

𝑟𝑥 𝑦) = 〈1,0, 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)〉 dan 𝑟⃗⃗⃗⃗(𝑥,


Kedua tangent vector ⃗⃗⃗⃗(𝑥, 𝑦 𝑦) = 〈0,1, 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)〉 yang didapat
adalah vector arah yang dari garis singgung yang ingin dicari.
Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan y = b adalah:

𝑟⃗⃗⃗⃗(𝑡)
𝑥 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑓(𝑎, 𝑏)〉 + 𝑡〈1,0, 𝑓𝑥 (𝑥, 𝑦)〉

Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan x = a adalah:

𝑟⃗⃗⃗⃗(𝑡)
𝑦 = 〈𝑎, 𝑏, 𝑓(𝑎, 𝑏)〉 + 𝑡 〈0,1, 𝑓𝑦 (𝑥, 𝑦)〉

Anda mungkin juga menyukai