Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Salam Sejahtera bagi kita semua

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang Deret Taylor. Deret Taylor dalam
matematika adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari
suku-suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Deret ini dapat
dianggap sebagai limit polinomial Taylor. Deret Taylor mendapat nama dari matematikawan
Inggris Brook Taylor.

Deret Taylor adalah suatu fungsi riil atau fungsi kompleks yang terdefinisikan tak terhingga
dalam sebuah kumpulan bilangan riil/kompleks berupa deret pangkat. Misalnya terdapat
fungsi f(x), maka deret taylor dari fungsi f(x) ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dari rumus diatas berdasarkan nilai sigma, maka kita akan memulai pencarian nilai deret
taylor dimulai dengan n = 0 atau deret ke 0

Misalkan,
Mari kita tentukan deret taylor dari fungsi,
3
f(x) = 𝑥 − 2𝑥 + 4 dimana a = 2

untuk penyelesaian fungsi diatas kita harus mencari nilai turunan atas fungsi f(x), sehingga
diakhir kita akan mendapat hasil turunan bernilai 0.

Dalam proses nya kita akan awali dengan n = 0, sehingga tidak ada proses turunan pada
tahap ini dan nilai x akan kita subtitusikan dengan nilai a = 2

a. Turunan n = 0 dimana a = 2
3
𝑓(𝑥) = 𝑥 − 2𝑥 + 4 , subtitusi a = 2
3
𝑓(𝑎) = 2 − 2(2) + 4
𝑓(𝑎) = 8

b. Turunan n = 1
Lanjut kita akan mencari nilai pada n = 1, sehingga kita akan melakukan proses
𝐼
turunan pada 𝑓(𝑥) menjadi 𝑓 (𝑥) dan hasil turunan akan di subtitusikan dengan nilai
a=2
3
𝑓(𝑥) = 𝑥 − 2𝑥 + 4 > turunan f(x) menjadi
𝐼 2
𝑓 (𝑥) = 3𝑥 −2 > subtitusi a = 2
𝐼 2
𝑓 (𝑎) = 3(2) −2
𝐼
𝑓 (𝑎) = 10
c. Turunan n = 2
Lanjut kita akan mencari nilai pada n = 2, sehingga kita akan melakukan proses
𝐼 𝐼𝐼
turunan pada 𝑓 (𝑥) menjadi 𝑓 (𝑥) dan hasil turunan akan di subtitusikan dengan nilai
a=2
𝐼 2
𝑓 (𝑥) = 3𝑥 −2 > turunan f(x) menjadi
𝐼𝐼
𝑓 (𝑥) = 6𝑥 > subtitusi a = 2
𝐼𝐼
𝑓 (𝑎) = 6(2)
𝐼𝐼
𝑓 (𝑎) = 12

d. Turunan n = 3
Lanjut kita akan mencari nilai pada n = 3, sehingga kita akan melakukan proses
𝐼𝐼 𝐼𝐼𝐼
turunan pada 𝑓 (𝑥) menjadi 𝑓 (𝑥) dan hasil turunan akan di subtitusikan dengan
nilai a=2
𝐼𝐼
𝑓 (𝑥) = 6𝑥 > turunan f(x) menjadi
𝐼𝐼𝐼
𝑓 (𝑥) = 6 > subtitusi a = 2
𝐼𝐼𝐼
𝑓 (𝑎) = 6 > nilai tetap 6 karena tidak ada variabel x pada fungsi

e. Turunan n = 4
Pada proses turunan n = 4 adalah turunan akhir pada deret ini, dikarenakan hasil
𝐼𝐼𝐼 𝐼𝑉
dari turunan 𝑓 (𝑥) menjadi 𝑓 (𝑥) bernilai 0
𝐼𝐼𝐼
𝑓 (𝑥) = 6 > turunan f(x) menjadi
𝐼𝑉
𝑓 (𝑥) = 0 > subtitusi a = 2
𝐼𝑉
𝑓 (𝑎) = 0 > nilai tetap 0 karena tidak ada variabel x pada fungsi

Proses diatas berakhir pada panjang turunan ke 4 dikarenakan hasil turunan bernilai 0,
setelah ini kita akan masukkan hasil tersebut ke dalam rumus deret taylor dimulai dengan n
= 0 sehingga menjadi :

𝑓𝐼(𝑎) 1 𝑓𝐼𝐼(𝑎) 2 𝑓𝐼𝐼𝐼(𝑎) 3 𝑓𝐼𝑉(𝑎) 4


𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) + 1!
(𝑥 − 𝑎) + 2!
(𝑥 − 𝑎) + 3!
(𝑥 − 𝑎) + 4!
(𝑥 − 𝑎)

lalu kita masukkan hasil turunan serta memasukkan nilai a = 2 diatas ke fungsi dibawah ini,

10 1 12 2 6 3 0 4
𝑓(𝑥) = 8 + 1!
(𝑥 − 2) + 2!
(𝑥 − 2) + 3!
(𝑥 − 2) + 4!
(𝑥 − 2)
10 1 12 2 6 3 0 4
𝑓(𝑥) = 8 + 1
(𝑥 − 2) + 2
(𝑥 − 2) + 6
(𝑥 − 2) + 24
(𝑥 − 2)
2 3
𝑓(𝑥) = 8 + 10𝑥 − 20 + 6(𝑥 − 2) + (𝑥 − 2) + 0
Sederhanakan kembali nilai diatas,

2 3 2
𝑓(𝑥) = 10𝑥 − 12 + 6(𝑥 − 4𝑥 + 4) + (𝑥 − 6𝑥 + 12𝑥 − 8) + 0

2 3 2
𝑓(𝑥) = 10𝑥 − 12 + 6𝑥 − 24𝑥 + 24 + 𝑥 − 6𝑥 + 12𝑥 − 8 + 0

3
𝑓(𝑥) = 𝑥 − 2𝑥 + 4 ← Hasil Akhir

3
Didapatkan hasil akhir dimana pada deret taylor menghasilkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 − 2𝑥 + 4 , dan
sesuai dengan fungsi 𝑓(𝑥)

Dari penjelasan singkat diatas berikan pendapat anda tentang Deret Taylor terkait
kelemahan serta kelebihan yang dimiliki pada konsep ini?

Anda mungkin juga menyukai