Anda di halaman 1dari 24

Integral Pecahan Rasional

By. Kelompok 4
Dini Fitria (11170170000004)
Yessi Alpian (11170170000014)
Silvi Agustina (11170170000033)
Kali ini, kita akan membahas teknik
integrasi yang menyangkut integral suatu
fungsi yang integrannya berupa pecahan
rasional
Lalu,
Apa sih Pecahan
Rasional itu (?)
Pecahan Rasional
Pecahan rasional adalah suatu fungsi yang
dinyatakan dengan
𝑃(𝑥)
𝐻 𝑥 =
𝑄(𝑥)
Dimana P(x) dan Q(x) adalah merupakan suku
banyak (Polinom).
Dalam hal ini ada dua kemungkinan :

Pangkat P(x) Pangkat


lebih BESAR P(x) lebih 𝐻 𝑥 =
𝑃(𝑥)
𝑄(𝑥)
dari Q(x) KECIL dari
Q(x)
PANGKAT PEMBILANG
Contoh Soal LEBIH BESAR

𝑥 4 − 3𝑥
𝐻 𝑥 = 2
𝑥 −𝑥+6
PANGKAT PEMBILANG
LEBIH KECIL 2
14𝑥 − 30
𝐻 𝑥 = 𝑥 +𝑥−5− 2
𝑥 −𝑥+6

𝑥+2
𝐻 𝑥 = 2
𝑥 − 3𝑥 + 4
Kesimpulan:
Jika pangkat pembilang lebih maka
fungsi tersebut dinamakan fungsi SEJATI.
Sedangkan,
Jika pangkat pembilang lebih maka
fungsi tersebut dinamakan fungsi TAK SEJATI.
Memfaktorkan Penyebut Q(x) Fungsi
Tidak Sejati
Hasil kali faktor dibagi menjadi dua:
1. Hasil kali faktor linier berbentuk (ax+b)
2. Hasil kali faktor kuadrat yang tidak dapat diuraikan
(ax2+bx+c dengan b2 - 4ac<0)
𝐴 𝐴𝑥 + 𝐵
dan
(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Dekomposisi (Penguraian)
Pecahan Rasional
Kasus 1 :
Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linear yang berbeda

Dapat dituliskan sebagai berikut :


𝑄 𝑥 = (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )(𝑎2 𝑥 + 𝑏2 )... 𝑎𝑛 𝑥 + 𝑏𝑛
Tanpa ada faktor yang berulang. Dalam hal ini,
teorema pecahan parsial menyatakan bahwa konstanta
𝐴1 , 𝐴2, 𝐴3 , … . , 𝐴𝑘 . Sehingga,

𝑅(𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑘
= + + ⋯+
𝑄(𝑥) 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑎2 𝑥 +𝑏2 𝑎𝑘 𝑥 + 𝑏𝑘
Contoh (1)

3𝑥 + 4
2
𝑑𝑥
𝑥 − 5𝑥 + 6
Penyelesaian:
Lihat persamaan penyebut, x2 – 5x + 6 = (x – 2)(x – 3). Tulislah integralnya menjadi,

3𝑥 + 4 3𝑥 + 4 𝐴 𝐵
= = +
𝑥 2 − 5𝑥 + 6 𝑥−2 𝑥−3 𝑥−2 𝑥−3

Dengan A dan B adalah konstanta-konstanta yang harus ditentukan.


𝐴 𝑥 − 3 + 𝐵(𝑥 − 2) 𝐴𝑥 + 𝐵𝑥 − 3𝐴 − 2𝐵 𝐴 + 𝐵 𝑥 + (−3𝐴 − 2𝐵)
= =
(𝑥 − 2)(𝑥 − 3) (𝑥 − 2)(𝑥 − 3) (𝑥 − 2)(𝑥 − 3)
Sehingga,
3𝑥 + 4 𝐴 + 𝐵 𝑥 + (−3𝐴 − 2𝐵)
=
𝑥 2 − 5𝑥 + 6 𝑥−2 𝑥−3

Variabel X Konstanta
3 = 𝐴 + 𝐵 … … … … … … … (1) 4 = −3𝐴 − 2𝐵 … … … … … . (2)

Nilai 𝐴 = −10 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = 13


LANJUTAN

Nilai 𝐴 = −10 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = 13

3𝑥 + 4 𝐴 𝐵
2
𝑑𝑥 = + 𝑑𝑥
𝑥 − 5𝑥 + 6 𝑥−2 𝑥−3

10 13
= − + 𝑑𝑥
𝑥−2 𝑥−3

= 13 ln 𝑥 − 3 − 10 ln 𝑥 − 2 + 𝐶
Kasus 2 :
Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linear, beberapa
diantaranya berulang
Misalkan faktor linear pertama adalah (a1x+b1) berulang r kali, artinya
(𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )𝑟 muncul dalam faktorisasi Q(x). Maka sebagai pengganti suku
tunggal 𝐴1 (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 ) dalam persamaan

𝑅(𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑘
= + + ⋯+
𝑄(𝑥) 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑎𝑘 𝑥 + 𝑏𝑘
Kita menggunakan

𝑅(𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑟
= + + ⋯ +
𝑄(𝑥) 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )2 (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )𝑟
Sebagai contoh kita dapat menuliskan

𝑥 3 − 3𝑥 + 5 𝐴 𝐵 𝐶 𝐷 𝐸
= + + + +
(𝑥 − 3)2 (𝑥 + 1)3 (𝑥 − 3) (𝑥 − 3)2 (𝑥 + 1) (𝑥 + 1)2 (𝑥 + 1)3
Contoh (2)

2𝑥 2 + 4
4 3 2
𝑑𝑥
𝑥 − 3𝑥 + 2𝑥
Penyelesaian :
2𝑥 2 + 4 2𝑥 2 + 4 𝐴 𝐵 𝐶 𝐷
= 2 = 2+ + +
𝑥 4 − 3𝑥 3 + 2𝑥 2 𝑥 𝑥−1 𝑥−2 𝑥 𝑥 𝑥−1 𝑥−2

Dengan A, B, C, D adalah konstanta. Kemudian tentukan konstanta nya

2𝑥 2 + 4 = 𝐴 𝑥 − 1 𝑥 − 2 + 𝐵 𝑥 − 1 𝑥 − 2 𝑥 + 𝐶 𝑥 − 2 𝑥 2 + 𝐷 𝑥 − 1 𝑥 2

2𝑥 2 + 4 = 𝐴 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 + 𝐵 𝑥 3 − 3𝑥 2 + 2𝑥 + 𝐶 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 𝐷 𝑥 3 − 𝑥 2

Variabel 𝒙𝟑 Variabel 𝒙𝟐 Variabel 𝒙 Konstanta


𝐵+𝐶+𝐷 =0 𝐴 − 3𝐵 − 2𝐶 − 𝐷 = 2 0 = −3𝐴 + 2𝐵 4 = 2𝐴

Sehingga 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 = 2, 𝐵 = 3, 𝐶 = −6 𝑑𝑎𝑛 𝐷 = 3


LANJUTAN
𝐴 = 2, 𝐵 = 3, 𝐶 = −6 𝑑𝑎𝑛 𝐷 = 3

2𝑥 2 + 4 𝐴 𝐵 𝐶 𝐷
4 3 2
𝑑𝑥 = 2
+ + + 𝑑𝑥
𝑥 − 3𝑥 + 2𝑥 𝑥 𝑥 𝑥−1 𝑥−2

2 3 6 3
= 2
+ − + 𝑑𝑥
𝑥 𝑥 𝑥−1 𝑥−2
2
= − + 3 ln 𝑥 − 6 ln 𝑥 − 1 + 3 ln 𝑥 − 2 + 𝐶
𝑥
Kasus 3 :
Q(x) mengandung faktor kuadratik yang tidak dapat diuraikan, tak ada
yang berulang

Jika Q(x) mempunyai faktor 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 dengan 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0 , maka bentuk


untuk 𝑅(𝑥) 𝑄(𝑥) akan memiliki sebuah suku yang berbentuk
𝐴𝑥 + 𝐵
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Dimana A dan B adalah konstanta yang akan ditentukan. Sebagai contoh, fungsi
yang dinyatakan oleh fungsi f(x) memiliki dekomposisi pecahan parsial yang
berbentuk
3𝑥 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶 𝐷𝑥 + 𝐸
= + +
(𝑥 − 3)(𝑥 2 + 4)(𝑥 2 + 9) (𝑥 − 3) (𝑥 2 + 4) (𝑥 2 +9)
Suku yang berbentuk
𝐴𝑥 + 𝐵
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
Dapat di integralkan dengan melengkapkan kuadratnya dan menggunakan rumus
𝑑𝑥 1 −1
𝑥
2 2
= tan +𝐶
𝑥 +𝑎 𝑎 𝑎
Contoh (3)

4𝑥 + 24
2 2
𝑑𝑥
(𝑥 − 1)(𝑥 − 4𝑥 + 5)
Penyelesaian :
𝑥 3 + 4𝑥 2 = 𝑥 2 (𝑥 + 4)
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 2𝑥 2 + 𝑥 − 8 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶
= = + 2
𝑥 3 + 4𝑥 𝑥(𝑥 2 + 4) 𝑥 𝑥 +4
Kalikan dengan 𝑥(𝑥 2 + 4) untuk mendapatkan
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 = A 𝑥 2 + 4 + 𝐵𝑥 + 𝐶 𝑥
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 = 𝐴𝑥 2 + 4𝐴 + 𝐵𝑥 2 + 𝐶𝑥
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 = 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑥 2 + Cx + 4
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 = A + B 𝑥 2 + 𝐶𝑥 + 4𝐴
Samakan koefisien sehingga diperoleh
𝐶𝑥 = 𝑥 → 𝐶 = 1 𝑑𝑎𝑛 4𝐴 = −8 → 𝐴 = −2
Serta A + B 𝑥 2 = 2𝑥 2 → 𝐴 + 𝐵 = 2 → −2 + 𝐵 = 2 → 𝐵 = 4
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 −2 4𝑥 1
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑥 + 𝑑𝑥
𝑥 3 + 4𝑥 𝑥 𝑥2 + 4 𝑥2 + 4

Subtitusikan
𝑢1 = 𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑢1 = 𝑑𝑥. 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑢2 = 𝑥 2 + 4 maka 𝑑𝑢2 = 2𝑑𝑥.
Gunakan rumus

1 1 −1
𝑥
2 2
= tan +𝐶
𝑥 +𝑎 𝑎 𝑎
Dengan 𝑎 = 2
2𝑥 2 + 𝑥 − 8 𝑑𝑢1 𝑑𝑢2 1
3
𝑑𝑥 = −2 +2 + 2
𝑑𝑥
𝑥 + 4𝑥 𝑢1 𝑢2 𝑥 +4
1 −1
𝑥
= −2 ln 𝑢1 + 2 ln 𝑢2 + tan
2 2
2
1 −1
𝑥
= −2 ln 𝑥 + 2 ln 𝑥 + 4 + tan +𝐶
2 2
Kasus 4 :
Q(x) mengandung satu faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan
dan berulang

Jika 𝑄 𝑥 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 (𝑎𝑥 2 +𝑏𝑥 + 𝑐)𝑟 dengan 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0


Maka bukannya pecahan parsial tunggal yang terjadi melainkan
jumlah Yang muncul dalam dekomposisi pecahan parsial dari
R(x)/Q(x).
Contoh (4)

𝑥 3 − 4𝑥
2 2
𝑑𝑥
(𝑥 +1)

Anda mungkin juga menyukai