A. TURUNAN FUNGSI
Turunan fungsi ( diferensial ) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya
fungsi 𝑓 menjadi 𝑓′ yang mempunyai nilai tidak beraturan. Laju perubahan nilai fungsi 𝑓 ∶ 𝑥 →
𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 𝑎 dapat ditulis:
Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu fungsi
𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
yang kontinu pada selang - ∞ < 𝑥 < ∞, berlaku lim = 𝑓 ′ (𝑥) (turunan
ℎ →0 ℎ
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ
Jika nilai limitnya ada, fungsi 𝑓 dikatakan diferensiabel di 𝑥, dan 𝑓′(𝑥) disebut fungsi turunan dari
𝑓 . Turunan dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) sering kali ditulis dengan 𝑦′ = 𝑓′(𝑥). Notasi dari 𝑦′ = 𝑓′(𝑥) juga dapat
𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥)
ditulis: 𝑑𝑥
= 𝑑𝑥
.
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa) fungsi
yang tak diketahui. Meskipun persamaan seperti itu seharusnya disebut “Persamaan Turunan”, namun
istilah “persamaan diferensial” (aequatio differentialis) yang diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646-1716) pada tahun 1676 sudah umum digunakan. Sebagai contoh, persamaan diferensial
3𝑥 2
𝑦’ = 𝑥 3 +1
(𝑦 + 1)
3𝑥 2 3𝑥 2 3𝑥 2
𝑑𝑦 = [ 3 (𝑦 + 1)] 𝑑𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 ′ − 3 𝑦= 3
𝑥 +1 𝑥 +1 𝑥 +1
Contoh soal :
𝑓 (𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim ℎ
ℎ →0
3x2 h + 3xh2 + h2
= lim ℎ
ℎ →0
ℎ(3𝑥 2 + 3𝑥ℎ+ℎ)
= lim ℎ
ℎ →0
= 3𝑥 2 + 3𝑥 . 0 + 02
= 3𝑥 2
Turunan suatu fungsi 𝑓 adalah fungsi lain 𝑓’. Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 7𝑥 adalah rumus
untuk 𝑓, maka 𝑓’(𝑥) = 3𝑥 2 + 7 adalah rumus untuk 𝑓’. Ketika kita menurunkan 𝑓, artinya
kita mendiferensiasikan 𝑓. Turunan mengoperasikan 𝑓 untuk menghasilkan 𝑓’. Kita biasanya
menggunakan simbol 𝐷𝑥 untuk menandakan operasi diferensiasi. Simbol 𝐷𝑥 menyatakan
bahwa kita mengambil turunan (terhadap peubah 𝑥). Maka, kita menuliskan 𝐷𝑥 𝑓(𝑥) =
𝑓’(𝑥) atau 𝐷𝑥 (𝑥 3 + 7𝑥) = 3𝑥 2 + 7.
𝐷𝑥 (𝑘) = 0
Bukti
𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ
𝑘−𝑘
= lim
ℎ →0 ℎ
= lim 0
ℎ →0
= 0
𝐷𝑥 (𝑥) = 1
Bukti
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑥+ℎ−𝑥
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
ℎ
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
= 1
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , dengan 𝑛 bilangan bulat positif, maka 𝑓’(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1 ; yakni
𝐷𝑥 (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1
Bukti
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
(𝑥+ℎ)𝑛 − 𝑥 𝑛
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛−1)
𝑥 𝑛 + 𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ+ 𝑥 𝑛−2 ℎ 2 + …. +𝑛𝑥ℎ 𝑛−1 + ℎ2 − 𝑥 𝑛
2
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛−1) 𝑛−2
ℎ[𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 ℎ +⋯+𝑛𝑥ℎ 𝑛−2 + ℎ𝑛−1 ]
2
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
Di dalam kurung, semua suku kecuali yang pertama mempunyai ℎ sebagai faktor, sehingga
masing-masing suku ini mempunyai limit nol bila ℎ mendekati nol. Jadi
𝑓’(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1
𝐷𝑥 (𝑥 3 ) = 3𝑥 2 𝐷𝑥 (𝑥 9 ) = 9𝑥 8 𝐷𝑥 (𝑥 100 ) = 100𝑥 99
Jika 𝑘 suatu konstanta dan 𝑓 suatu fungsi yang terdiferensial maka (𝑘𝑓)’ (𝑥) = 𝑘 . 𝑓’ (𝑥) ;
yakni,
𝐷𝑥 [𝑘 . 𝑓 (𝑥)] = 𝑘. 𝐷𝑥 . 𝑓 (𝑥)
Jika dinyatakan dalam kata-kata, suatu pengali konstanta k dapat dikeluarkan dari operator
Dx.
Bukti
𝐹 ( 𝑥 + ℎ) − 𝐹(𝑥)
𝐹’ (𝑥) = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
𝑘 .𝑓 (𝑥+ℎ)− 𝑘 .𝑓(𝑥)
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
𝑓 (𝑥+ℎ) − 𝑓(𝑥)
= 𝑙𝑖𝑚 𝑘 .
ℎ→0 ℎ
= 𝑘 . 𝑓′(𝑥)
𝐷𝑥 (−7𝑥 3 ) = −7 𝐷𝑥 (𝑥 3 ) = −7 . 3𝑥 2 = −21𝑥 2
dan
4 9 4 4
𝐷𝑥 ( 𝑥 ) = 𝐷𝑥 ( 𝑥 9 ) = . 9𝑥 8 = 12𝑥 8
3 3 3
2. INTEGRAL
Coba kalian perhatikan gambar kubah di bawah ini! Tahukah kalian bagaimana cara menentukan
luas dan volume dari kubah tersebut ? Ternyata konsep-konsep integral yang akan kita pelajari dapat
menolong untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Integral merupakan salah satu bahasan
dalam kalkulus yang merupakan cabang matematika.
1. Pengertian integral
Untuk mengetahui pengertian integral, akan lebih mudah jika kita pahami dulu materi
turunan yang telah dipelajari sebelumnya.
Definisi :
Integral merupakan antiturunan, sehingga jika terdapat fungsi F(x) yang kontinu pada
d ( F ( x))
interval [a, b] diperoleh = F’(x) = f(x). Antiturunan
dx
dari f(x) adalah mencari fungsi yang turunannya adalah f (x), ditulis f(x) dx
Pendiferensialan
x2 + 3x 2x + 3
x2 + 3x + 2 2x + 3
x2 + 3x - 6 2x + 3
x2 + 3x + 3 2x + 3
x2 + 3x +C, dengan 2x + 3
C = konstanta R
Pengintegralan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa dari F(x) yang berbeda diperoleh F′(x)
yang sama, sehingga dapat kita katakan bahwa jika F′(x) = f(x) diketahui sama, maka fungsi asal
F(x) yang diperoleh belum tentu sama. Proses pencarian fungsi asal F(x) dari F′(x) yang diketahui
disebut operasi invers pendiferensialan (anti turunan) dan lebih dikenal dengan nama operasi
integral.
Jadi, secara umum perumusan integrasi dasar sebagai berikut:
1. k dx = kx+C
x n 1
x dx C , bila n ≠ -1
n
2.
n 1
a
ax dx x n 1` c, dengan n 1
n
3.
n 1`
1. sin x dx cos x C
1
2. sin( ax b)dx
a
cos( ax b) C
3. cos x dx sin x C
1
4. cos(ax b)dx a sin( ax b) C
Untuk mengerjakan integral fungsi trigonometri akan digunakan kesamaan-kesamaan
1
1. sin2x +cos2x = 1 4. sin x. cos x = sin 2x
2
1 1
2. sin2x = (1- cos 2x) 5. 1 – cos x = 2 sin2 2 x
2
1 1
3. cos2x = (1 + cos 2x ) 6. 1 + cos x = 2 cos2 2 x
2
Contoh soal :
x6
x dx = C
5
1.
6
4
1 3 4
x 3
x dx = x dx = x3 C
3 3
2.
4 4
3
2 x 3 5x 2
(2 x 5x 3)dx 3x C
2
3.
3 2
1 1 1
4. sin 2 xdx 2 (1` cos 2 x)dx 2 x 4 sin 2 x C
5. 4dx 4x + C
Latihan soal :
2 1
(2 3x) x
2
1. dx. 6. 3
dx.
x2
2. 2sin xdx
7. (cos x sin 2 x) dx.
(1 cos
3 2
3. x ) dx. 8. x dx.
2x 1
4. x2
dx.
9. 3 x( x 1) dx.
dx
5. x x dx 10. 3 x5
dx.
Kegunaan integral tak tentu cukup banyak, diantaranya adalah untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kecepatan, jarak, dan waktu.
Sebuah molekul bergerak sepanjang suatu garis koordinat dengan persamaan percepatan
a(t)= -12t + 24 m/detik. Jika kecepatannya pada t = 0 adalah 20 m/detik. Tentukan
persamaan kecepatan moleku ltersebut !
Penyelesaian:
Sehingga : v = a dt
v= (12t 24) dt
v = -6t2 + 24t + C
Latihan soal :
1. Kecepatan suatu benda bergerak adalah v(t) = 5 + 2t. Jika s’(t) = v(t), dengan s(t) adalah jarak
benda pada saat t detik. Tentukan rumus umum jarak benda tersebut!
2. Diketahui rumus percepatan a(t) = t2 + 1 dan kecepatan v(0) = 6. Tentukanlah rumus
kecepatan, v(t), jika a(t) = v’(t)!
3. Diketahui turunan fungsi f dinyatakan dengan f’’(x) = 6x2 – 2x + 6, dan f(2) = -7. maka rumus
fungsi tersebut adalah ....
4. Gradien garis singgung di tiap titik (x,y) suatu kurva ditentukan oleh rumus f ‘(x) = 3x(2 – x).
Jika kurva tersebut melalui titik (-1,0), tentukan persamaannya!
5. Sebuah kurva y = f(x) melalui titik (2,0). Jika persamaan gradiennya adalah f ‘(x) = 2x – 4,
tentukan persamaan kurva tersebut!
B. Integral Tertentu
f ( x) dx = F ( x)
b
a = F(b) – F(a)
a
Keterangan:
Contoh soal :
2
1
2
1 1
1. x dx = x 4 = (2) 4 (2) 4 = ( 4 – 4 ) = 0
3
2 4 2 4 4
2
1
2
1 1
2. ( x 4 x) dx = x 3 2 x 2 = (2) 3 2(2) 2 (0) 3 2(0) 2
2
0 3 0 3 3
2
= (8/3 + 8 ) – ( 0 + 0 ) = 10
3
2 2
1 1 1 2
0 cos x dx= 0 2 (1 cos 2 x) dx = 2 x 4 sin 2 x 0
2
3.
1 1 1 1
= . sin 2( ) = ( 0) (0 0)
2 2 4 2 2 2 4 4
Latihan soal :
(1 x
2
1. ) dx = ....
1
4
1
2 (
0
x
x
) dx = ....
3 ( 2 x ) dx = ....
2
3 4 4
5. Selidiki apakah 4 x dx 4 x dx 4 x dx
3 3 3
1 3 1
4
1
6.
0 x
dx = ....
7. sin xdx = ....
0
1 / 2
8.
1/ 4
sin 2 xdx = ....
2
9. ( x 2 6 x 8)dx ... .
0
10. cos xdx = ....
C. Teknik Pengintegralan
1. Integral Substitusi
Pada bagian ini akan dibahas teknik integrasi yang disebut metode substitusi. Konsep dasar
dari metode ini adalah dengan mengubah integral yang kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana.
Bentuk umum integral substitusi adalah sebagai berikut.
du
[ f (u) dx ]dx f (u)du
Contoh soal :
2 x( x 3) dx !
2 4
a. Tentukan
b. Tentukan sin x.cos x dx !
3
Penyelesaian:
du du
a. Misalkan u = x 3 , maka 2 x atau dx
2
dx 2x
du
Sehingga diperoleh, 2 x( x 2 3) 4 dx = 2 x u 4
2x
u
4
= du
1 5
= u C
5
1 2
= ( x 3) 5 C
5
du du
b. Misalkan u = sin x, maka cos x atau dx
dx cos x
du
sin x.cos x dx = u 3 cos x
3
Sehingga diperoleh,
cos x
= u 3 du
1 4
= u C
4
1
= sin 4 x C
4
3. LIMIT FUNGSI ALJABAR
Untuk dapat memahami pengertian limit secara intuitif, perhatikanlah contoh berikut:
x2 x 2
Fungsi f di definisikan sebagai f (x) =
x2
0
Jika variabel x diganti dengan 2, maka f(x) = (tidak dapat ditemukan)
0
x2 x 2
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa f (x) = : mendekati 3. jika x
x2
mendekati 2, baik didekati dari sebelah kiri (disebut limit kiri) maupun di dekati dari sebelah
x2 x 2
kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis : lim 3
x 2 x2
i. Subtitusi
Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:
Tentukan nilai
lim x 2 8 !
x 3
Penyelesaian :
Nilai limit dari fungsi f(x) = x2 – 8 dapat kita ketahui secara langsung, yaitu dengan cara
mensubtitusikan x =3 ke f(x)
lim x 2 8 32 8 9 8
x 3
1
c
b. Jika f (a) = , maka lim f ( x) ~
0 xa
0
c. Jika f (a) = , maka lim f ( x ) 0
c xa
ii. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsi-fungsi tersebut bisa difaktorkan sehingga tidak
menghasilkan nilai tak terdefinisi.
Contoh:
x2 9
Tentukan nilai lim !
x 3 x 3
32 9 0
Jika x = 3 kita subtitusikan maka f (3) = .
33 0
Kita telah mengetahui bahwa semua bilangan yang dibagi dengan 0 tidak terdefinisi. Ini
x2 9
berarti untuk menentukan nilai lim , kita harus mencari fungsi yang baru sehingga
x 3 x 3
tidak terjadi pembagian dengan nol. Untuk menentukan fungsi yang baru itu, kita tinggal
menfaktorkan fungsi f (x) sehingga menjadi:
= lim x 3
x 3
=3+3=6
Contoh:
x 2 3x 2
Tentukan nilai lim !
x 2 x2
Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 2 3x 2 x 2
lim = lim .
x 2 x2 x 2 x2 x2
x 2
3x 2 x2
= lim 2
x2
x2
= lim
x 1x 2 x2
x 2 x 2
= lim x 1 x 2
x 2
= 2 1. 2 2
=1.0
=0
3x 2 4 x 3
Tentukan nilai lim !
x 1 x 1
Penyelesaian:
3x 2 4 x 3
lim
x 1 x 1
3x 2 4 x 3 3x 2 4 x 3
= lim .
x 1 x 1 3x 2 4 x 3
2
3x 2 4 x 3 2
= lim
x 1 x 1 3 x 2 4x 3
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
=
3.1 2 4.1 3
1 1 1
= = =
1 1 11 2
Untuk menentukan nilai limit dari bentuk-bentuk tersebut, dapat dilakukan cara-cara
sebagai berikut:
Contoh:
4x 1 4x 1
a. lim b. lim
x~ 2 x 1 x ~ x 2 x
Penyelesaian:
4x 1
a. untuk menentukan nilai dari lim perhatikan pangkat tertinggi dari x pada f (x
x~ 2x 1
) = 4x – 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x adalah satu.
4x 1
4x 1 x x
lim = lim
x~ 2 x 1 x~ 2 x 1
x x
1
4
= lim x
x~ 1
2
x
1
4
= ~
1
2
~
40 4
= = =2
20 2
4x 1
b. Perhatikan fungsi h (x) = ! Fungsi tersebut memiliki x dengan pangkat
x2 2
tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 – 2. jadi, untuk menentukan nilai
4x 1
lim maka fungsi 4x + 1 dan x2 – 2 harus dibagi dengan x2 .
x ~ x 2 x
4x 1
4x 1 x 2
x2
lim 2 = lim 2
x ~ x x x~ x 2
x2 x2
4 1
2
= lim x x
x~ 2
1 2
x
4 1
~ (~) 2
=
2
1
(~) 2
00
=
1 0
0
= = 0
1
menyelesaikan lim f ( x) g ( x) maka kita harus mengalikan [f (x) + g (x)] dengan
x ~
[f (x) g (x)]
sehingga bentuknya menjadi:
[f (x) g (x)]
[f (x) g (x)]
lim f ( x) g ( x) .
x ~ [f (x) g (x)]
= lim
[f (x)] [g (x)] 2
2
ataupun sebaliknya.
x ~ f (x) g (x)
Contoh:
Penyelesaian:
lim x 2 2 x x 2 x
x ~
x2 2x x2 x
= lim x2 2x x2 x .
x ~
x2 2x x2 x
= lim
x 2
2 x2 1
x ~
x 2x x x
2 2
3x
= lim
x ~
x 2x x2 x
2
3x
= lim x
x ~
x2 2x x2 x
x2 x2 x2 x2
3
=
1 0 1 0
3
=
2