Anda di halaman 1dari 21

Nama : YOGA KAMDANI

Kelas : XII LISTRIK INSTALASI

SMK TARUNA PERSADA


JLN.ABDUL RABKHAN KM 05 BUKIT TIMAH

TAHUN AJARAN : 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Turunan merupakan salah satu dasar atau fondasi dalam analisis sehingga penguasaan
terhadap berbagai konsep dan prinsip turunan fungsi dapat membantu dalam memecahkan
suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu fungsi dapat dianalisis berdasarkan ide
naik atau turun, keoptimalan, dan titik beloknya dengan menggunakan konsep turunan. Pada
bagian berikut, kita akan mencoba mengamati berbagai permasalahan nyata dan mempelajari
beberapa kasusdan contoh untuk menemukan konsep turunan.

A. TURUNAN FUNGSI

Turunan fungsi ( diferensial ) adalah fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya
fungsi 𝑓 menjadi 𝑓′ yang mempunyai nilai tidak beraturan. Laju perubahan nilai fungsi 𝑓 ∶ 𝑥 →
𝑓(𝑥) pada 𝑥 = 𝑎 dapat ditulis:

Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu fungsi
𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
yang kontinu pada selang - ∞ < 𝑥 < ∞, berlaku lim = 𝑓 ′ (𝑥) (turunan
ℎ →0 ℎ

pertama dari 𝑓(𝑥)). Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut:

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ
Jika nilai limitnya ada, fungsi 𝑓 dikatakan diferensiabel di 𝑥, dan 𝑓′(𝑥) disebut fungsi turunan dari
𝑓 . Turunan dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) sering kali ditulis dengan 𝑦′ = 𝑓′(𝑥). Notasi dari 𝑦′ = 𝑓′(𝑥) juga dapat
𝑑𝑦 𝑑𝑓(𝑥)
ditulis: 𝑑𝑥
= 𝑑𝑥
.

Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa) fungsi
yang tak diketahui. Meskipun persamaan seperti itu seharusnya disebut “Persamaan Turunan”, namun
istilah “persamaan diferensial” (aequatio differentialis) yang diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646-1716) pada tahun 1676 sudah umum digunakan. Sebagai contoh, persamaan diferensial

3𝑥 2
𝑦’ = 𝑥 3 +1
(𝑦 + 1)

dapat ditulis dalam bentuk

3𝑥 2 3𝑥 2 3𝑥 2
𝑑𝑦 = [ 3 (𝑦 + 1)] 𝑑𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 ′ − 3 𝑦= 3
𝑥 +1 𝑥 +1 𝑥 +1

Contoh soal :

1. Tentukan turunan pertama dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 5!


Penyelesaian :
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 5
𝑓(𝑥 + ℎ) = (𝑥 + ℎ)3 + 5
= 𝑥 3 + 3𝑥 2 ℎ + 3𝑥ℎ2 + ℎ2 + 5

𝑓 (𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim ℎ
ℎ →0

𝑥 3 + 3x2 h + 3xh2 + h2 + 5−(x3 + 5)


= lim ℎ
ℎ →0

3x2 h + 3xh2 + h2
= lim ℎ
ℎ →0

ℎ(3𝑥 2 + 3𝑥ℎ+ℎ)
= lim ℎ
ℎ →0

= lim (3𝑥 2 + 3𝑥ℎ + ℎ)


ℎ →0

= 3𝑥 2 + 3𝑥 . 0 + 02

= 3𝑥 2

B. ATURAN PENCARIAN TURUNAN

Turunan suatu fungsi 𝑓 adalah fungsi lain 𝑓’. Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + 7𝑥 adalah rumus
untuk 𝑓, maka 𝑓’(𝑥) = 3𝑥 2 + 7 adalah rumus untuk 𝑓’. Ketika kita menurunkan 𝑓, artinya
kita mendiferensiasikan 𝑓. Turunan mengoperasikan 𝑓 untuk menghasilkan 𝑓’. Kita biasanya
menggunakan simbol 𝐷𝑥 untuk menandakan operasi diferensiasi. Simbol 𝐷𝑥 menyatakan
bahwa kita mengambil turunan (terhadap peubah 𝑥). Maka, kita menuliskan 𝐷𝑥 𝑓(𝑥) =
𝑓’(𝑥) atau 𝐷𝑥 (𝑥 3 + 7𝑥) = 3𝑥 2 + 7.

1. Aturan Konstanta dan Aturan Pangkat

 Teorema A : Aturan Fungsi Konstanta

Jika 𝑓(𝑥) = 𝑘 dengan 𝑘 suatu konstanta, maka untuk sebarang 𝑥, 𝑓’(𝑥) = 0;


yakni

𝐷𝑥 (𝑘) = 0

Bukti

𝑓(𝑥+ℎ)− 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim
ℎ →0 ℎ

𝑘−𝑘
= lim
ℎ →0 ℎ

= lim 0
ℎ →0

= 0

 Teorema B : Aturan Fungsi Identitas

Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥, maka 𝑓’(𝑥) = 1 ; yakni

𝐷𝑥 (𝑥) = 1

Bukti

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ

𝑥+ℎ−𝑥
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ


= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
= 1

 Teorema C : Aturan Pangkat

Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , dengan 𝑛 bilangan bulat positif, maka 𝑓’(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1 ; yakni

𝐷𝑥 (𝑥 𝑛 ) = 𝑛𝑥 𝑛−1

Bukti

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓’(𝑥) = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

(𝑥+ℎ)𝑛 − 𝑥 𝑛
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛−1)
𝑥 𝑛 + 𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ+ 𝑥 𝑛−2 ℎ 2 + …. +𝑛𝑥ℎ 𝑛−1 + ℎ2 − 𝑥 𝑛
2
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛−1) 𝑛−2
ℎ[𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 ℎ +⋯+𝑛𝑥ℎ 𝑛−2 + ℎ𝑛−1 ]
2
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

Di dalam kurung, semua suku kecuali yang pertama mempunyai ℎ sebagai faktor, sehingga
masing-masing suku ini mempunyai limit nol bila ℎ mendekati nol. Jadi

𝑓’(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1

Sebagai ilustrasi Teorema C, perhatikan bahwa :

𝐷𝑥 (𝑥 3 ) = 3𝑥 2 𝐷𝑥 (𝑥 9 ) = 9𝑥 8 𝐷𝑥 (𝑥 100 ) = 100𝑥 99

 Teorema D : Aturan Kelipatan Konstanta

Jika 𝑘 suatu konstanta dan 𝑓 suatu fungsi yang terdiferensial maka (𝑘𝑓)’ (𝑥) = 𝑘 . 𝑓’ (𝑥) ;
yakni,

𝐷𝑥 [𝑘 . 𝑓 (𝑥)] = 𝑘. 𝐷𝑥 . 𝑓 (𝑥)

Jika dinyatakan dalam kata-kata, suatu pengali konstanta k dapat dikeluarkan dari operator
Dx.

Bukti

Andaikan 𝐹 (𝑥) = 𝑘 . 𝑓 (𝑥) . Maka

𝐹 ( 𝑥 + ℎ) − 𝐹(𝑥)
𝐹’ (𝑥) = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
𝑘 .𝑓 (𝑥+ℎ)− 𝑘 .𝑓(𝑥)
= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

𝑓 (𝑥+ℎ) − 𝑓(𝑥)
= 𝑙𝑖𝑚 𝑘 .
ℎ→0 ℎ

= 𝑘 . 𝑓′(𝑥)

Contoh-contoh yang mengilustrasikan hasil ini adalah

𝐷𝑥 (−7𝑥 3 ) = −7 𝐷𝑥 (𝑥 3 ) = −7 . 3𝑥 2 = −21𝑥 2

dan

4 9 4 4
𝐷𝑥 ( 𝑥 ) = 𝐷𝑥 ( 𝑥 9 ) = . 9𝑥 8 = 12𝑥 8
3 3 3
2. INTEGRAL

Coba kalian perhatikan gambar kubah di bawah ini! Tahukah kalian bagaimana cara menentukan
luas dan volume dari kubah tersebut ? Ternyata konsep-konsep integral yang akan kita pelajari dapat
menolong untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Integral merupakan salah satu bahasan
dalam kalkulus yang merupakan cabang matematika.

A. Integral Tak Tentu

1. Pengertian integral
Untuk mengetahui pengertian integral, akan lebih mudah jika kita pahami dulu materi
turunan yang telah dipelajari sebelumnya.

Definisi :

Integral merupakan antiturunan, sehingga jika terdapat fungsi F(x) yang kontinu pada
d ( F ( x))
interval [a, b] diperoleh = F’(x) = f(x). Antiturunan
dx

dari f(x) adalah mencari fungsi yang turunannya adalah f (x), ditulis  f(x) dx

Secara umum dapat kita tuliskan :

∫ f(x) dx = ∫F’(x) dx = F(x) + C


Catatan:

 f(x) dx : disebut unsur integrasi, dibaca ” integral f(x) terhadap x”

f(x) : disebut integran (yang diitegralkan)

F(x) : disebut fungsi asal (fungsi primitive, fungsi pokok)

C : disebut konstanta / tetapan integrasi

Perhatikan tabel dibawah ini !

Pendiferensialan

F(x) F′(x) = f(x)

x2 + 3x 2x + 3

x2 + 3x + 2 2x + 3

x2 + 3x - 6 2x + 3

x2 + 3x + 3 2x + 3

x2 + 3x +C, dengan 2x + 3

C = konstanta  R

Pengintegralan

Berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa dari F(x) yang berbeda diperoleh F′(x)
yang sama, sehingga dapat kita katakan bahwa jika F′(x) = f(x) diketahui sama, maka fungsi asal
F(x) yang diperoleh belum tentu sama. Proses pencarian fungsi asal F(x) dari F′(x) yang diketahui
disebut operasi invers pendiferensialan (anti turunan) dan lebih dikenal dengan nama operasi
integral.
Jadi, secara umum perumusan integrasi dasar sebagai berikut:

Integral fungsi aljabar

1.  k dx = kx+C

x n 1
 x dx   C , bila n ≠ -1
n
2.
n 1

a
 ax dx  x n 1`  c, dengan n  1
n
3.
n  1`

4.  ( f ( x)  g ( x))dx   f ( x)dx   g ( x)dx


5.  a. f ( x)dx  a  f ( x)dx, dimana a konstanta sebarang.

Integral fungsi trigonometri


1. sin x dx   cos x  C

1

2. sin( ax  b)dx  
a
cos( ax  b)  C


3. cos x dx  sin x  C

1
4.  cos(ax  b)dx  a sin( ax  b)  C
Untuk mengerjakan integral fungsi trigonometri akan digunakan kesamaan-kesamaan

sebagai berikut berikut ini:

1
1. sin2x +cos2x = 1 4. sin x. cos x = sin 2x
2
1 1
2. sin2x = (1- cos 2x) 5. 1 – cos x = 2 sin2 2 x
2
1 1
3. cos2x = (1 + cos 2x ) 6. 1 + cos x = 2 cos2 2 x
2
Contoh soal :

x6
 x dx = C
5
1.
6

4
1 3 4
x 3
 x dx =  x dx =  x3  C
3 3
2.
4 4
3

2 x 3 5x 2
 (2 x  5x  3)dx    3x  C
2
3.
3 2

1 1 1

4. sin 2 xdx   2 (1` cos 2 x)dx  2 x  4 sin 2 x  C


5. 4dx  4x + C

Latihan soal :

2 1
 (2  3x) x 
2
1. dx. 6. 3
dx.
x2

2.  2sin xdx 
7. (cos x  sin 2 x) dx.

 (1   cos
3 2
3. x ) dx. 8. x dx.

2x  1
4.  x2
dx. 
9. 3 x( x  1) dx.
dx
5. x x dx 10. 3 x5
dx.

2. Kegunaan integral tak tentu

Kegunaan integral tak tentu cukup banyak, diantaranya adalah untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kecepatan, jarak, dan waktu.

Perhatikan contoh berikut :

Sebuah molekul bergerak sepanjang suatu garis koordinat dengan persamaan percepatan
a(t)= -12t + 24 m/detik. Jika kecepatannya pada t = 0 adalah 20 m/detik. Tentukan
persamaan kecepatan moleku ltersebut !

Penyelesaian:

Percepatan molekul a(t) = -12t +24

Sehingga : v =  a dt
v=  (12t  24) dt
v = -6t2 + 24t + C

pada t=0, vo = 20 m/detik, maka 20 = 0 + 0 + C, C = 20

Jadi, persamaan kecepatannya adalah v = -6t2 + 24t + 20

Latihan soal :

1. Kecepatan suatu benda bergerak adalah v(t) = 5 + 2t. Jika s’(t) = v(t), dengan s(t) adalah jarak
benda pada saat t detik. Tentukan rumus umum jarak benda tersebut!
2. Diketahui rumus percepatan a(t) = t2 + 1 dan kecepatan v(0) = 6. Tentukanlah rumus
kecepatan, v(t), jika a(t) = v’(t)!
3. Diketahui turunan fungsi f dinyatakan dengan f’’(x) = 6x2 – 2x + 6, dan f(2) = -7. maka rumus
fungsi tersebut adalah ....
4. Gradien garis singgung di tiap titik (x,y) suatu kurva ditentukan oleh rumus f ‘(x) = 3x(2 – x).
Jika kurva tersebut melalui titik (-1,0), tentukan persamaannya!
5. Sebuah kurva y = f(x) melalui titik (2,0). Jika persamaan gradiennya adalah f ‘(x) = 2x – 4,
tentukan persamaan kurva tersebut!

B. Integral Tertentu

Integral tertentu dinotasikan dengan

 f ( x) dx = F ( x)
b
a = F(b) – F(a)
a

Keterangan:

f(x) adalah integran, yaitu f(x) = F’(x)

a, b adalah batas-batas pengintegralan

[a, b] adalah interval pengintegralan

Contoh soal :

2
1 
2
1  1 
1.  x dx =  x 4  =  (2) 4    (2) 4  = ( 4 – 4 ) = 0
3

2  4  2  4  4 

2
1 
2
1  1 
2.  ( x  4 x) dx =  x 3  2 x 2  =  (2) 3  2(2) 2    (0) 3  2(0) 2 
2

0 3 0 3  3 

2
= (8/3 + 8 ) – ( 0 + 0 ) = 10
3
  
2 2
1 1 1 2
0 cos x dx= 0 2 (1  cos 2 x) dx =  2 x  4 sin 2 x 0
2
3.

1  1   1  1 
= .  sin 2( ) = (  0)  (0  0) 
2 2 4 2  2 2 4 4
Latihan soal :

 (1  x
2
1. ) dx = ....
1

4
1
2 (
0
x
x
) dx = ....


3 ( 2  x ) dx = ....
2

4. Carilah nilai p bila,  x(1  x) dx = 0, p>0 !


0

3 4 4

5. Selidiki apakah 4 x dx  4 x dx     4 x dx
3 3 3

1 3 1

4
1
6. 
0 x
dx = ....


7. sin xdx = ....
0

1 / 2

8.
1/ 4
sin 2 xdx = ....
2


9. ( x 2  6 x  8)dx  ... .
0


10. cos xdx = ....


C. Teknik Pengintegralan

1. Integral Substitusi

Pada bagian ini akan dibahas teknik integrasi yang disebut metode substitusi. Konsep dasar
dari metode ini adalah dengan mengubah integral yang kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana.
Bentuk umum integral substitusi adalah sebagai berikut.

du
 [ f (u) dx ]dx   f (u)du

Contoh soal :

 2 x( x  3) dx !
2 4
a. Tentukan
b. Tentukan  sin x.cos x dx !
3

Penyelesaian:

du du
a. Misalkan u = x  3 , maka  2 x atau dx 
2

dx 2x
du
Sehingga diperoleh,  2 x( x 2  3) 4 dx =  2 x u 4
2x

u
4
= du

1 5
= u C
5

1 2
= ( x  3) 5  C
5

du du
b. Misalkan u = sin x, maka  cos x atau dx 
dx cos x

du
 sin x.cos x dx =  u 3 cos x
3
Sehingga diperoleh,
cos x


= u 3 du

1 4
= u C
4

1
= sin 4 x  C
4
3. LIMIT FUNGSI ALJABAR

Pengertian Limit Fungsi Secara Intuitif


Limit dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel fungsi yang bergerak
mendekati suatu titik terhadap fungsi tersebut.

Untuk dapat memahami pengertian limit secara intuitif, perhatikanlah contoh berikut:

x2  x  2
Fungsi f di definisikan sebagai f (x) =
x2

0
Jika variabel x diganti dengan 2, maka f(x) = (tidak dapat ditemukan)
0

Untuk itu perhatikanlah tabel berikut :

x 0 1,1 1,5 1,9 1,999 2.000 2,001 2,01 2,5 2,7


f(x) 1 2,1 2,5 2,9 2,999 ??? 3,001 3,01 3,5 3,7

x2  x  2
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa f (x) = : mendekati 3. jika x
x2
mendekati 2, baik didekati dari sebelah kiri (disebut limit kiri) maupun di dekati dari sebelah

x2  x  2
kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis : lim 3
x 2 x2

4. Menentukan Limit Fungsi Aljabar Bila Variabelnya Mendekati Nilai Tertentu


Menentukan limit dengan cara diatas tidaklah efisien. Untuk mengatasinya, kita dapat
menentukan nilai limit suatu fungsi dengan beberapa cara, yaitu:

i. Subtitusi
Perhatikanlah contoh berikut!

Contoh:

Tentukan nilai 
lim x 2  8 !
x 3

Penyelesaian :

Nilai limit dari fungsi f(x) = x2 – 8 dapat kita ketahui secara langsung, yaitu dengan cara
mensubtitusikan x =3 ke f(x)

 
lim x 2  8  32  8  9  8
x 3

1

Artinya bilamana x dekat 3 maka x2 – 8 dekat pada 32 – 8 =9 – 8 = 1 Dengan ketentuan


sebagai berikut:

a. Jika f (a) = c, maka lim f ( x)  a


xa

c
b. Jika f (a) = , maka lim f ( x)  ~
0 xa

0
c. Jika f (a) = , maka lim f ( x )  0
c xa

ii. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsi-fungsi tersebut bisa difaktorkan sehingga tidak
menghasilkan nilai tak terdefinisi.

Perhatikanlah contoh berikut!

Contoh:

x2  9
Tentukan nilai lim !
x 3 x  3

32  9 0
Jika x = 3 kita subtitusikan maka f (3) =  .
33 0

Kita telah mengetahui bahwa semua bilangan yang dibagi dengan 0 tidak terdefinisi. Ini

x2  9
berarti untuk menentukan nilai lim , kita harus mencari fungsi yang baru sehingga
x 3 x  3

tidak terjadi pembagian dengan nol. Untuk menentukan fungsi yang baru itu, kita tinggal
menfaktorkan fungsi f (x) sehingga menjadi:

x  3x  3  x  3.  x 3


  1
x  3  x 3
Jadi, lim
x2  9
= lim
x  3x  3
x 3 x  3 x 3 x  3

= lim  x  3
x 3

=3+3=6

iii. Merasionalkan Penyebut


Cara yang ke-tiga ini digunakan apanila penyebutnya berbentuk akar yang perlu
dirasionalkan, sehingga tidak terjadi pembagian angka 0 dengan 0.

Perhatikanlah contoh berikut!

Contoh:

x 2  3x  2
Tentukan nilai lim !
x 2 x2

Penyelesaian:

x 2  3x  2 x 2  3x  2 x  2
lim = lim .
x 2 x2 x 2 x2 x2

x 2
 3x  2  x2 
 
= lim 2
x2
x2

= lim
x  1x  2 x2 
x 2 x  2

= lim x  1 x  2
x 2

= 2  1. 2  2

=1.0

=0

iv. Merasionalkan Pembilang


Perhatikanlah contoh berikut!
Contoh:

3x  2  4 x  3
Tentukan nilai lim !
x 1 x 1

Penyelesaian:

3x  2  4 x  3
lim
x 1 x 1

3x  2  4 x  3 3x  2  4 x  3
= lim .
x 1 x 1 3x  2  4 x  3

  
2
3x  2  4 x  3 2

= lim

x 1  x  1 3 x  2  4x  3 
 x 1
x  1 
= lim
x 1 3x  2  4 x  3

 x  1
x  1 
= lim
x 1 3x  2  4 x  3

1
= lim
x 1 3x  2  4 x  3

1
=
3.1  2  4.1  3

1 1 1
= = =
1 1 11 2

5. Menentukan Limit Fungsi Aljabar Bila Variabelnya Mendekati Tak Berhingga


Bentuk limit fungsi aljabar yang variabelnya mendekati tak berhingga,diantaranya:

dan lim  f ( x)  g ( x)


f ( x)
lim
x ~ g ( x) x ~

Untuk menentukan nilai limit dari bentuk-bentuk tersebut, dapat dilakukan cara-cara
sebagai berikut:

i. Membagi dengan pangkat tertinggi


f ( x)
Cara ini digunakan untuk mencari nilai lim . Caranya dengan membagi f(x) dan g(x)
x ~ g ( x)
dengan pangkat yang tertinggi dari n yang terdapat pada f(x ) atau g (x).

Contoh:

Tentukan nilai limit dari:

4x  1 4x  1
a. lim b. lim
x~ 2 x  1 x ~ x 2  x

Penyelesaian:

4x  1
a. untuk menentukan nilai dari lim perhatikan pangkat tertinggi dari x pada f (x
x~ 2x  1
) = 4x – 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x adalah satu.
4x 1

4x  1 x x
lim = lim
x~ 2 x  1 x~ 2 x 1

x x

1
4
= lim x
x~ 1
2
x

1
4
= ~
1
2
~

40 4
= = =2
20 2

4x  1
b. Perhatikan fungsi h (x) = ! Fungsi tersebut memiliki x dengan pangkat
x2  2
tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 – 2. jadi, untuk menentukan nilai
4x  1
lim maka fungsi 4x + 1 dan x2 – 2 harus dibagi dengan x2 .
x ~ x 2  x

4x 1

4x  1 x 2
x2
lim 2 = lim 2
x ~ x  x x~ x 2

x2 x2
4 1
 2
= lim x x
x~ 2
1 2
x

4 1

~ (~) 2
=
2
1
(~) 2

00
=
1 0

0
= = 0
1

ii. Mengalikan dengan faktor lawan


Cara ini digunakan untuk menyelesaikan lim  f ( x)  g ( x) . Jika kita dimitai
x ~

menyelesaikan lim  f ( x)  g ( x) maka kita harus mengalikan [f (x) + g (x)] dengan
x ~

[f (x)  g (x)]
sehingga bentuknya menjadi:
[f (x)  g (x)]

[f (x)  g (x)]
lim  f ( x)  g ( x) .
x ~ [f (x)  g (x)]

= lim
[f (x)]  [g (x)] 2 
2
ataupun sebaliknya.
x ~ f (x)  g (x)

Contoh:

Tentukan nilai dari lim x2  2x  x2  x


x ~

Penyelesaian:

lim x 2  2 x  x 2  x
x ~

x2  2x  x2  x
= lim x2  2x  x2  x .
x ~
x2  2x  x2  x

= lim
x 2
 
 2  x2  1 
x ~
x  2x  x  x
2 2
3x
= lim
x ~
x  2x  x2  x
2

3x
= lim x
x ~
x2 2x x2 x
  
x2 x2 x2 x2

3
=
1 0  1 0

3
=
2

Anda mungkin juga menyukai