Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

Pernahkah kalian melihat baling-baling helikopter?


Bagaimanakah bentuknya? Ketika helikopter hendak
mengudara, baling-baling helikopter akan berputar dengan
kecepatan tinggi. Bagaimanakah bentuk baling-baling itu
saat berputar? Saat baling-baling berputar, kalian akan
mengamati sebuah bentuk seperti lingkaran. Dapatkah
kalian mengetahui luas lingkaran yang terbentuk dari
perputaran baling-baling itu? Dengan menggunakan
integral, kalian akan dapat mengetahuinya.

A. DEFINISI INTEGRAL

Integral merupakan salah satu bahasan dalam kalkulus yang merupakan cabang
matematika. Penggunaan integral tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan alam saja,
tetapi juga pada bidang ilmu social dan ekonomi. Arcimedeslah orang yang pertama kali
menemukan ide tentang integral, ia seorang ahli fisika- matematika dari Syrakuse Sisilia
(287-212 SM). Archimedes menggunakan metode pendekatan integral untuk menghitung luas
daerah lingkaran, luas daerah segmen parabola, mencari volume benda putaran, dan
sebagainya.
Pada abad XVI dan XVII, Sir Isaac Newton (1642-1727) Seorang ahli filsafat dan
juga matematika yang berasal dari Jerman menemukan hubungan antara antidiferensial dan
integral yang dikenal dengan teorema dasar kalkulus. Penemuan tentang diferensial dan
integral adala salah satu puncak dari perkembangan matematika sepanjang sejarah, dan orang
yang paling berjasa dalam pengembangan kalkulus tentang integral adalah George Fredereich
Benhard Riemann (1826-1866), seorang matematikawan dari Gottingen Jerman.

1. Definisi Integral Berdasarkan Anti Diferensial


1
Masih ingat rumus diferensial (turunan) suatu fungsi?
𝑑(𝐹(𝑥))
Ya, jika (𝑥) = 𝑎. 𝑥 𝑛 , maka = 𝑛 . 𝑎𝑥 𝑛−1 ⟺ 𝑑(𝐹 (𝑥 )) = (𝑛 . 𝑎𝑥 𝑛−1 )𝑑𝑥 atau
𝑑𝑥

turunannya adalah 𝐹′(𝑥) = 𝑛 . 𝑎𝑥 𝑛−1


Contoh :
𝑑(𝐹(𝑥)) 𝑑(3𝑥 2 +7𝑥+5)
Jika 𝐹(𝑥) = 3𝑥 2 + 7𝑥 + 5, maka = = 6𝑥 + 7 atau
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝐹’(𝑥) = 6𝑥 + 7 dengan 6𝑥 + 7 sebagai derivative (turunan) dari fungsi 𝐹 dengan


𝐹(𝑥 ) = 3𝑥 2 + 7𝑥 + 5 .
Jika ditanyakan, dapatkah anda menentukan rumus suatu fungsi 𝐹 yang turunannya

35
𝑓(𝑥 ) = 6𝑥 + 7?
Nah, proses penentuan rumus suatu fungsi yang turunannya (derivatif) diketahui ini
disebut sebagai antidiferensial yang lazim disebut sebagai integral.
Jika fungsi 𝐹: 𝑅 ⟶ 𝑅 dan 𝑓: 𝑅 ⟶ 𝑅 dan berlaku 𝐹 ′ (𝑥 ) = 𝑓(𝑥) ∀ 𝑥 ∈ ℝ, maka fungsi 𝐹
merupakan antidiferensial atau integral dari fungsi 𝑓.
Dengan kata lain, pengintegralan fungsi 𝑓 terhadap 𝑥 dinotasikan sebagai berikut:

∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥 = 𝐹 (𝑥 ) + 𝑐

dengan:
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 disebut sebagai notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang
matematikawan Jerman) dan 𝑐 sebagai konstanta integrasi.

Perlu diingat:

Lambang ∫(integral) untuk pertama kali digunakan Gottfried Wilelm Leibniz yang
diambil dari huruf Jerman S.

2. Integral Tak Tentu Bentuk Aljabar


1
Dapatkah kita menemukan operasi kebalikan (invers) dari pendifferensialan yang
menghasilkan fungsi 𝐹 jika turunannya adalah fungsi?
Perhatikan yang berikut ini :
Misalkan fungsi 𝑓: ℝ ⟶ ℝ didefinisikan 𝑓(𝑥) = 2𝑥, maka kemungkinan untuk fungsi
𝐹 adalah:
Kemungkinan Fungsi 𝐹
1 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 76 karena 𝑓(𝑥) = 2𝑥
2 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 – 37 karena 𝑓(𝑥) = 2𝑥
3 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 2 karena 𝑓(𝑥) = 2𝑥
4 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 karena 𝑓(𝑥) = 2𝑥
Berdasakan beberapa kemungkinan di atas, jika diketahui suatu fungsi 𝑓, maka fungsi 𝐹
yang merupakan kebalikan pendiferensialannya merupakan fungsi yang tidak tunggal.
Oleh karena itu, dapat dituliskan: “Jika 𝑓(𝑥) = 2𝑥 maka 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑐 dengan c
merupakan konstanta”.

36
3. Sifat-Sifat Integral Tak Tentu
1
Sifat 1:
Jika 𝑛 bilangan rasional dan 𝑛 ≠ −1, maka:
𝟏
∫ 𝒂𝒙𝒏 𝒅𝒙 = 𝒂𝒙𝒏+𝟏 + 𝒄, dimana 𝑐 adalah konstanta
𝒏+𝟏

Bukti:
Untuk membuktikan sifat 1, kalian dapat mendiferensialkan 𝑎𝑥 𝑛+1 + 𝑐 yang terdapat
pada ruas kanan sebagai berikut.
𝑑
(𝑎𝑥 𝑛+1 + 𝑐 ) = (𝑛 + 1)𝑎𝑥 𝑛
𝑑𝑥
1
kalikan kedua ruas dengan 𝑛+1, diperoleh
1 𝑑 1
. (𝑎𝑥 𝑛+1 + 𝑐 ) = . (𝑛 + 1)𝑎𝑥 𝑛
𝑛 + 1 𝑑𝑥 𝑛+1
𝑑 𝑎𝑥 𝑛+1
⟺ ( + 𝑐) = 𝑎𝑥 𝑛
𝑑𝑥 𝑛 + 1
Integralkan masing-masing ruas sehingga diperoleh
1
∫ 𝑎𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑎𝑥 𝑛+1 + 𝑐
𝑛+1
Contoh:
1 1
∫ 𝑥 4 𝑑𝑥 = 𝑥 4+1 + 𝑐 = 𝑥 5 + 𝑐
4+1 5
Sifat 2:
Jika 𝑓 fungsi yang diintegralkan dan 𝑘 suatu konstanta, maka:

∫ 𝒌𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = 𝒌 ∫ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙

Bukti:
Untuk membuktikan sifat ini, kalian dapat mendiferensialkan masing-masing ruas seperti
berikut.
𝑑
(∫ 𝑘𝑓(𝑥 )𝑑𝑥) = 𝑘𝑓(𝑥)
𝑑𝑥
Selain itu
𝑑 𝑑
(𝑘 ∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥) = 𝑘 (∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥) = 𝑘𝑓(𝑥 )
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Dari dua hal diatas diperoleht:∫ 𝑘𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥

37
Contoh:
1 4
∫ 4𝑥 2 𝑑𝑥 = 4 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 4. 2+1 𝑥 2+1 + 𝑐 = 3 𝑥 3 + 𝑐
Sifat 3:
Jika 𝑓 dan 𝑔 adalah fungsi-fungsi yang diintegralkan, maka:

∫(𝒇(𝒙) ± 𝒈(𝒙))𝒅𝒙 = ∫ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 ± ∫ 𝒈(𝒙)𝒅𝒙

Bukti:
Untuk membuktikan sifat ini, kalian dapat mendiferensialkan∫(𝒇(𝒙) ± 𝒈(𝒙))𝒅𝒙 yang
terdapat pada ruas kiri dan ∫ 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥 yang terdapat pada ruas kanan dan
seperti berikut.
𝑑 𝑑 𝑑
(∫ 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥) = (∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥) ± (∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥) = 𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
Selain itu
𝑑
(∫(𝑓 (𝑥 ) ± 𝑔(𝑥))𝑑𝑥) = 𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥 )
𝑑𝑥
Dari dua hal diatas didapat: ∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥 ))𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
Contoh:
Hitunglah integral dari ∫(3𝑥 2 − 3𝑥 + 7)𝑑𝑥.
Jawab:

∫(3𝑥 2 − 3𝑥 + 7)𝑑𝑥 = 3 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 − 3 ∫ 𝑥𝑑𝑥 + ∫ 7 𝑑𝑥

3 3
= 𝑥 2+1 − 𝑥 1+1 + 7𝑥 + 𝑐
2+1 1+1
3
= 𝑥 3 − 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐
2

4. Menetukan Nilai Konstanta Integrasi (Nilai C)


1

Dari suatu fungsi 𝑓: ℝ ⟶ ℝ didefinisikan 𝑓(𝑥) = 𝐹’(𝑥) dapat ditentukan anti


diferensialnya, yaitu ∫ 𝐹′(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥 ) + 𝑐. Nilai konstanta integrasi 𝑐 ini dapat
ditentukan asalkan nilai dari variabel 𝑥 dan 𝑦 untuk fungsi 𝑦 = 𝐹(𝑥) telah diketahui ke
dalam hasil pengintegralan fungsi 𝑓 tersebut.
Misalkan 𝐹’(𝑥) dan 𝐹(𝑎) dari suatu fungsi diketahui, maka untuk mencari fungsi
asalnya atau 𝐹(𝑥) dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut.
1) 𝐹(𝑥 ) = ∫ 𝐹 ′ (𝑥 )𝑑𝑥.
2) Subtitusi 𝑥 = 𝑎 pada 𝐹(𝑥 ) untuk mendapatkan nilai 𝑐.
38
3) Persamaan 𝐹 (𝑥) dapat ditentukan.
Contoh:
Diketahui 𝐹’(𝑥) = 5𝑥 − 3 dan 𝐹(2) = 18, tentukan fungsi 𝐹(𝑥).
Jawab:
𝑑(𝐹(𝑥))
𝐹’(𝑥) = 5𝑥 − 3 ⟺ = 5𝑥 − 3
𝑑𝑥

⟺ 𝑑(𝐹 (𝑥 )) = (5𝑥 − 3)𝑑𝑥


⟺ ∫ 𝑑(𝐹 (𝑥)) = ∫(5𝑥 − 3)𝑑𝑥
5
⟺ 𝐹 (𝑥 ) = 2 𝑥 2 − 3𝑥 + 𝑐
5
𝐹(2) = 18 ⟺ 18 = . 22 − 3.2 + 𝑐
2
⟺ 18 = 10 − 6 + 𝑐
⟺ 𝑐 = 18 − 4
⟺ 𝑐 = 14
5
Jadi, 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 − 3𝑥 + 14
2

LATIHAN

1. Integralkan setiap fungsi berikut terhadap 𝑥.


a. 𝑦 = 𝑎𝑥 4
5
b. 𝑦 = 𝑥 3
Jawab:
𝑎 𝑎
a. ∫ 𝑎𝑥 4 𝑑𝑥 = 4+1 𝑥 4+1 + 𝑐 = 5 𝑥 5 + 𝑐
5 5 8
1 3
b. ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥 = 5 𝑥 3+1 + 𝑐 = 8 𝑥 3 + 𝑐
+1
3

𝑑𝑦
2. Carilah nilai 𝑦 apabila 𝑑𝑥 = 6𝑥 2 + 1

Jawab:
𝑑𝑦
= 6𝑥 2 + 1 ⟺ 𝑑𝑦 = (6𝑥 2 + 1) 𝑑𝑥
𝑑𝑥

⟺ ∫ 𝑑𝑦 = ∫(6𝑥 2 + 1) 𝑑𝑥
⟺ 𝑦 = 2𝑥 3 + 𝑥 + 𝑐
𝑑𝑦
3. Sebuah kurva melalui titik (0, 4) dan gradien garis singgung kurva itu = 3𝑥 2 .
𝑑𝑥

Carilah persamaan kurva tersebut.

39
Jawab:
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 ⟺ 𝑑𝑦 = 3𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑𝑥

⟺ ∫ 𝑑𝑦 = ∫ 3𝑥 2 𝑑𝑥
⟺ 𝑦 = 𝑥3 + 𝑐
Kurva melalui (0, 4), maka 4 = 03 + 𝑐 ⟹ 𝑐 = 4
Jadi, persamaan kurva adalah 𝑦 = 𝑥 3 + 4

B. TEKNIK PENGINTEGRALAN

1. Integral Substitusi
1
Setelah mempelajari sifat-sifat integral, proses menentukan integral sebuah fungsi dapat
lebih mudah dilakukan. Namun, banyak sekali bentuk-bentuk fungsi yang integralnya
sulit diselesaikan. Di antara fungsi-fungsi itu, ada bentuk-bentuk yang dapat dilakukan
subtitusi tertentu sehingga bentuk-bentuk tersebut lebih mudah diintegralkan. Beberapa
bentuk yang dapat dilakukan subtitusi adalah sebagai berikut.
𝒏
1.1.Bentuk ∫(𝒇(𝒙)) 𝒅(𝒇(𝒙))
1
Pada pembahasan sebelumnya, kalian telah memahami bahwa ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐.
𝑛
Dengan memandang bentuk tersebut, integral bentuk ∫(𝑓(𝑥)) 𝑑(𝑓 (𝑥 )) dapat
diselesaikan menggunakan subtitusi 𝑢 = 𝑓(𝑥) sehingga integral tersebut berubah
1
menjadi ∫ 𝑢𝑛 𝑑𝑢. Karena ∫ 𝑢𝑛 𝑑𝑢 = 𝑛+1 𝑢𝑛+1 + 𝑐 maka secara umum dapat kita
tuliskan rumus sebagai berikut.
𝑛 1
∫(𝑓(𝑥)) 𝑑(𝑓 (𝑥 )) = ∫ 𝑢𝑛 𝑑𝑢 = 𝑛+1 𝑢𝑛+1 + 𝑐, dengan 𝑢 = 𝑓(𝑥) dan 𝑛 ≠ −1
Contoh:

Tentukan hasil integral berikut.

a. ∫(2𝑥 + 6)(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 𝑑𝑥


b. ∫ 𝑥√𝑥 2 + 4 𝑑𝑥
Jawab:
a. ∫(2𝑥 + 6)(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 (2𝑥 + 6)𝑑𝑥
Cara I:
𝑑𝑢
Misalkan 𝑢 = 𝑥 2 + 6𝑥 + 3 ⟺ 𝑑𝑥 = 2𝑥 + 6
⟺ 𝑑𝑢 = (2𝑥 + 6)𝑑𝑥

40
𝑑𝑢
⟺ 𝑑𝑥 =
(2𝑥 + 6)
sehingga,
𝑑𝑢
∫(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 (2𝑥 + 6)𝑑𝑥 = ∫ 𝑢7 (2𝑥 + 6)
(2𝑥 + 6)
= ∫ 𝑢7 𝑑𝑢
1
= 𝑢8 + 𝑐
8
1
= (𝑥 2 + 6𝑥 + 3)8 + 𝑐
8
Cara II
∫(2𝑥 + 6)(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 (2𝑥 + 6)𝑑𝑥

= ∫(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)7 𝑑(𝑥 2 + 6𝑥 + 3)


1
= (𝑥 2 + 6𝑥 + 3)8 + 𝑐
8
1
2
b. ∫ 𝑥√𝑥 2 + 4 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥(𝑥 + 4)2 𝑑𝑥
𝑑𝑢
Misalkan 𝑢 = 𝑥 2 + 4, maka 𝑑𝑥 = 2𝑥
𝑑𝑢
⟺ 𝑑𝑥 =
2𝑥
Sehingga,
1 𝑑𝑢
∫ 𝑥√𝑥 2 + 4 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥. 𝑢2
2𝑥
1 1
= ∫ 𝑢2 𝑑𝑢
2
1 1 1
= ∙ 𝑢2+1 + 𝐶
2 1+1
2
1 2 3
= ∙ 𝑢2 + 𝐶
2 3
1 2 3
= (𝑥 + 4 )2 + 𝐶
3
1
= (𝑥 2 + 4)√𝑥 2 + 4 + 𝐶
3
1
Jadi, ∫ 𝑥√𝑥 2 + 4 𝑑𝑥 = 3 (𝑥 2 + 4)√𝑥 2 + 4 + 𝐶

𝒅(𝒇(𝒙))
1.2.Bentuk ∫ 𝒇(𝒙)

Pada pembahasan turunan, kalian telah mempelajari turunan bentuk 𝑙𝑛, yaitu jika 𝑦 =
𝑑𝑦 1 𝑑𝑥
ln 𝑥 maka = 𝑥 ⟺ 𝑑𝑦 = . Jika kita integrasikan masing-masing ruas, sehingga
𝑑𝑥 𝑥
𝑑𝑥
diperoleh ∫ 𝑑𝑦= ∫ . Perlu diingat kembali bahwa ∫ 𝑑𝑦= 𝑦 + 𝑐, sehingga diperoleh
𝑥

𝑑𝑥
∫ =𝑦+𝑐
𝑥
41
𝑑𝑥
∫ = ln 𝑥 + 𝑐
𝑥

Karena numerus suatu logaritma tidak boleh berupa bilangan real negatif, maka
𝑑𝑥
∫ = ln|𝑥| + 𝑐
𝑥
Contoh:

Tentukan integral-integral berikut.

𝑑𝑥
a. ∫ 5𝑥+4
3𝑥 2+ 2
b. ∫ 𝑥 3+2𝑥+4 𝑑𝑥

Jawab:

𝑑𝑥
a. ∫ 5𝑥+4
𝑑𝑢 1
Misalkan 𝑢 = 5𝑥 + 4, maka 𝑑𝑥 = 5 ⟺ 𝑑𝑥 = 5 𝑑𝑢.

Sehingga diperoleh
1
𝑑𝑥 𝑑𝑢 1 𝑑𝑢 1 1
∫ = ∫5 = ∫ = ln|𝑢| + 𝑐 = ln|5𝑥 + 4| + 𝑐
5𝑥 + 4 𝑢 5 𝑢 5 5
3𝑥 2+ 2
b. ∫ 𝑥 3+2𝑥+4 𝑑𝑥
𝑑𝑢 𝑑𝑢
Misalkan 𝑢 = 𝑥 3 + 2𝑥 + 4, maka 𝑑𝑥 = 3𝑥 2 + 2 ⟺ 𝑑𝑥 = (3𝑥 2 + 2)

Sehingga diperoleh
3𝑥 2 + 2 3𝑥 2 + 2 𝑑𝑢
∫ 3
𝑑𝑥 = ∫ 2
𝑥 + 2𝑥 + 4 𝑢 (3𝑥 + 2)
𝑑𝑢
=∫
𝑢
= ln|𝑢| + 𝑐
= ln|𝑥 3 + 2𝑥 + 4| + 𝑐
3. Integral Parsial
1

Terkadang bentuk integral ∫ 𝑢 𝑑𝑣, dengan u dan v merupakan fungsi-fungsi dalam


variabel x, sangat sulit dikerjakan, sedangkan ∫ 𝑣 𝑑𝑢 lebih mudah dikerjakan. Jika kita
menjumpai bentuk seperti itu maka kita perlu mengetahui hubungan antara kedua integral
tersebut untuk memperoleh penyelesaian ∫ 𝑢 𝑑𝑣.

42
Misalkan 𝑦 = 𝑢𝑣 dengan 𝑦 = 𝑦 (𝑥 ), 𝑢 = 𝑢 (𝑥 ), 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑣(𝑥) merupakan fungsi
diferensiabel. Jika fungsi 𝑦 diturunkan terhadap 𝑥 maka diperoleh
𝑑𝑦 𝑑(𝑢𝑣)
=
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑣 𝑑𝑢
=𝑢 + 𝑣
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
⟺ 𝑑𝑦 = 𝑢 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑢
⟺ 𝑑(𝑢𝑣) = 𝑢 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑢
Jika kedua ruas persamaan di atas diintegralkan maka diperoleh

∫ 𝑑(𝑢𝑣) = ∫ 𝑢 𝑑𝑣 + ∫ 𝑣 𝑑𝑢

⟺ 𝑢𝑣 = ∫ 𝑢 𝑑𝑣 + ∫ 𝑣 𝑑𝑢

Dengan demikian, diperoleh suatu rumus sebagai berikut.

∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢

Dari rumus di atas terlihat bahwa integral dipisah menjadi 2 bagian, yaitu 𝑢 dan 𝑑𝑣 (yang
mengandung 𝑑𝑥 sehingga disebut sebagai integral parsial. Untuk menggunakan rumus
integral parsial, perlu diperhatikan bahwa bagian yang terpilih sebagai 𝑑𝑣 harus dapat
diintegralkan dan ∫ 𝑣 𝑑𝑢 harus lebih sederhana (lebih mudah dikerjakan) daripada
∫ 𝑢 𝑑𝑣.
Agar lebih memahami integral parsial, perhatikan contoh-contoh berikut.
5𝑥 2
1. Tentukan ∫ (𝑥+2) 𝑑𝑥
Jawab:
5𝑥 2 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 5𝑥 2 (𝑥 + 2)−2 𝑑𝑥
(𝑥 + 2)
1 1
Misal 𝑢 = 5𝑥 2 dan (𝑥 + 2)−2 𝑑𝑥 = 2𝑑 ((𝑥 + 2)2 ), sehingga soal menjadi
1 1

∫ 5𝑥 2 (𝑥 + 2) 2 𝑑𝑥 = ∫ 5𝑥 2 . 2𝑑 ((𝑥 + 2)2 )
1 1
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ∫(𝑥 + 2)2 𝑑(10𝑥 2 )
1 1
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ∫(𝑥 + 2)2 . 20𝑥𝑑𝑥
1 1
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ∫ 20𝑥(𝑥 + 2)2 𝑑𝑥
1 3
2
Misal 𝑢 = 20𝑥 dan (𝑥 + 2)2 𝑑𝑥 = 3 𝑑 ((𝑥 + 2)2 ), sehingga soal menjadi

43
1 1 1 2 3
10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ∫ 20𝑥(𝑥 + 2)2 𝑑𝑥 = 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ∫ 20𝑥. 𝑑 ((𝑥 + 2)2 )
3
1 40 3 3 40
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ( 𝑥. (𝑥 + 2)2 − ∫(𝑥 + 2)2 𝑑 ( 𝑥))
3 3
1 40 3 40 3
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ( 𝑥. (𝑥 + 2)2 − ∫ (𝑥 + 2)2 𝑑𝑥)
3 3
1 40 3 40 2 5
= 10𝑥 2 . (𝑥 + 2)2 − ( 𝑥. (𝑥 + 2)2 − . . (𝑥 + 2)2 )
3 3 5
1 40 3 16 5
= 10𝑥 2 (𝑥 + 2)2 − 𝑥 (𝑥 + 2)2 + (𝑥 + 2)2 + 𝑐
3 3
Namun menggunakan cara tersebut pastilah rumit dan membutuhkan waktu yang
relative lama, untuk itu bisa menggunakanaturan tanzalin yaitu sebagai berikut. Pilih
bagian yang akan didiferensialkan dan pilih bagian yang akan diintegralkan. Misalkan
1
bagian 5𝑥 2 sebagai bagian yang akan didiferensialkan dan pilih (𝑥 + 2)−2 sebagai
bagian yang akan diintegralkan dengan berbantuan table sehingga diperoleh
Didiferensialkan Tanda Diintegralkan
1
5𝑥 2 + (𝑥 + 2)−2
1
10𝑥 − 2(𝑥 + 2)2
10 + 4 3
(𝑥 + 2)2
3
0 − 8 5
(𝑥 + 2)2
15
5𝑥 2 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 5𝑥 2 (𝑥 + 2)−2 𝑑𝑥
(𝑥 + 2)
1 3 5
4 8
= 5𝑥 2 . 2(𝑥 + 2)2 − 10𝑥. 3 (𝑥 + 2)2 + 10. 15 (𝑥 + 2)2 + 𝑐
1 3 5
20 16
= 10𝑥 2 (𝑥 + 2)2 − 𝑥 (𝑥 + 2) 2 + (𝑥 + 2)2 + 𝑐
3 3

8𝑥 3
2. Tentukan ∫ (𝑥+2) 𝑑𝑥

Jawab:
8𝑥 3
∫ 𝑑𝑥 = 8 ∫ 𝑥 3 (𝑥 + 2)−4 𝑑𝑥
(𝑥 + 2)4
Untuk integral di atas bagian yang lebih mudah dideferensialkan adalah 𝑥 3 . Jadi, 𝑢 =
𝑥 3 dan 𝑑𝑣 = (𝑥 + 2)−4 𝑑𝑥. Kita gunakan aturan Tanzalin untuk mengerjakan integral
tersebut. Agar prosesnya lebih mudah, masukkan ke dalam tabel berikut.
Didiferensialkan Tanda Diintegralkan
𝑥3 + (𝑥 + 2)−4

44
3𝑥 2 − 1
− (𝑥 + 2)−3
3
6𝑥 + 1
(𝑥 + 2)−2
6
6 − 1
− (𝑥 + 2)−1
6
0 + 1
− ln|𝑥 + 2|
6
8𝑥 3
∫ 𝑑𝑥
(𝑥 + 2 )

1 1 1
= 8 [𝑥 3 (− ( 𝑥 + 2)−3 ) − 3𝑥 2 ( (𝑥 + 2)−2 ) + 6𝑥 (− (𝑥 + 2)−1 )
3 6 6
1
− 6 (− ln|𝑥 + 2|)] + 𝑐
6

8 𝑥3 −3
𝑥2 8𝑥
=− 3
(𝑥 + 2) − 4 2
− + 8 ln|𝑥 + 2| + 𝑐
3 (𝑥 + 2) ( 𝑥 + 2) 𝑥+2

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfa, M. Januar dan Irwan Arbi. 2014. Buku Lengkap Cerdas Pintar Matematika SMA/MA
Kelas 10, 11, 12. Yogyakarta: Pena Mas Publiser.
2. Anwar, Cecep H.F.S, dkk. 2008. Matematika Aplikasi untuk SMA dan MA Kelas XII
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Kemendikbud: Pusat perbukuan.
3. Buku Guru Matematika SMA/MA Kelas XI tahun 2014.
4. Buku Siswa Matematika SMA/MA Kelas XI tahun 2014.

45

Anda mungkin juga menyukai