Anda di halaman 1dari 42

KONSEP INTEGRAL SEDERHANA DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG

TERKAIT
UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH MATEMATIKA SOSIAL
Yang diampu oleh Ibu Latifah Mustofa Lestyanto, S. Si., M. Pd.

OLEH :
Kelompok 5:

Fithroh Nafa Dzillah 170311611568


Ridho Rafif Adri Prasetyo 170311611556
Rofiud Darojad 170311611601
Shnta Amalia Nizma Putri 170311611609

OFFERING E

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2019
15.1 Antiderivatif dan Aturan Integrasi
a. Antiderivatif
Fungsi 𝐹 adalah antiderivatif dari 𝑓 pada interval 𝐼 jika 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥) untuk
semua 𝑥 di 𝐼.
Jadi, antiderivatif fungsi f adalah fungsi F yang turunannya adalah f. sebagai contoh,
𝐹(𝑥) = 𝑥 2 adalah antiderivative dari 𝑓(𝑥) = 2𝑥 karena
𝑑
𝐹 ′ (𝑥) = 𝑑𝑥 (𝑥 2 ) = 2𝑥 = 𝑓(𝑥)

dan 𝐹(𝑥) = 𝑥 3 + 2𝑥 + 1 adalah antiderivative dari 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 + 2 karena


𝑑 3
𝐹 ′ (𝑥) = (𝑥 + 2𝑥 + 1) = 3𝑥 2 + 2 = 𝑓(𝑥)
𝑑𝑥
Contoh
Misalkan 𝐹(𝑥) = 𝑥, 𝐺(𝑥) = 𝑥 + 2, dan 𝐻(𝑥) = 𝑥 + 𝐶, dimana 𝐶 adalah konstanta.
Tunjukkan bahwa 𝐹, 𝐺, dan 𝐻 adalah antiderivative dari fungsi 𝑓 yang didefinisikan
oleh 𝑓(𝑥) = 1.
Solusi :
Karena
𝑑
𝐹 ′ (𝑥) = 𝑑𝑥 (𝑥) = 1 = 𝑓(𝑥)
𝑑
𝐺′(𝑥) = 𝑑𝑥 (𝑥 + 2) = 1 = 𝑓(𝑥)
𝑑
𝐻′(𝑥) = 𝑑𝑥 (𝑥 + 𝐶) = 1 = 𝑓(𝑥)

Dapat dilihat bahwa 𝐹, 𝐺, dan 𝐻 memang antiderivative dari 𝑓.

Teorema 1
Misalkan G adalah antiderivative dari fungsi 𝑓. Maka setiap antiderivative 𝐹
dari 𝑓 harus dalam bentuk 𝐹(𝑥) = 𝐺(𝑥) + 𝐶, dimana 𝐶 adalah konstanta.
Contoh :
Buktikan bahwa fungsi 𝐺(𝑥) = 𝑥 2 adalah antiderivative dari fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥.
Tuliskan bentuk umum untuk antiderivatif dari 𝑓
Solusi :
Karena 𝐺 ′ (𝑥) = 2𝑥 = 𝑓(𝑥), dapat ditunjukkan bahwa 𝐺(𝑥) = 𝑥 2 adalah
antiderivatif dari 𝑓(𝑥) = 2𝑥. Seusai dengan Teorema 1, setiap antiderivatif dari
fungsi 𝑓(𝑥) = 2𝑥 memiliki bentuk 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 𝐶, dimana 𝐶 adalah konstanta.
b. Integral Tak Tentu
Proses menemukan semua antiderivatif dari suatu fungsi disebut anti-
diferensiasi, atau integrasi. Kami menggunakan simbol ∫ , yang disebut tanda
integral, untuk menunjukkan bahwa operasi integrasi harus dilakukan pada beberapa
fungsi f. Jadi,

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥) + 𝐶

(dapat dibaca dengan “integral dari f (x) terhadap x sama dengan 𝐹 (𝑥) ditambah 𝐶”]
memberi tahu kita bahwa integral tak tentu dari f adalah family dari fungsi yang
diberikan oleh 𝐹(𝑥) + 𝐶, dimana 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥). Fungsi f untuk diintegrasikan
disebut integrand, dan konstanta C disebut konstanta dari integrasi. Ekspresi 𝑑𝑥
mengikuti integrand 𝑓(𝑥) mengingatkan kita bahwa operasi dilakukan terhadap x.
Jika variabel independennya adalah 𝑡, maka kita menulis ∫ 𝑓 (𝑡) 𝑑𝑡. Dalam
pengertian ini baik 𝑡 dan 𝑥 adalah "variabel dummy". Dengan menggunakan notasi
ini, kita dapat menuliskan hasil dari contoh-contoh diatas dengan
∫ 1 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝐶 dan ∫ 2𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 𝐾
Dimana 𝐶 dan 𝐾 adalah konstanta.

c. Aturan Dasar Integrasi


1. Aturan 1 : Integral tak tentu dari suatu konstanta
∫ 𝑘 𝑑𝑥 = 𝑘𝑥 + 𝐶 (𝑘, suatu konstanta)
Untuk membuktikan hal ini, perhatikan bahwa
𝑑
𝐹 ′ (𝑥) = (𝑘𝑥 + 𝐶) = 𝑘
𝑑𝑥
Contoh :
Temukan integral tak tentu berikut ini
a. ∫ 2 𝑑𝑥b. ∫ 𝜋 2 𝑑𝑥

Solusi :

a. ∫ 2 𝑑𝑥 = 2𝑥 + 𝐶 b. ∫ 𝜋 2 𝑑𝑥 = 𝜋 2 𝑥 + 𝐶
2. Aturan 2 : integral tak tentu perpangkatan
1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝐶 (𝑛 ≠ −1)

Antiderivatif dari fungsi pangkat adalah fungsi pangkat lain yang diperoleh dari
integrand dengan meningkatkan pangkat sebesar 1 dan membagi hasil yang
dihasilkan dengan pangkat terbaru.
Untuk membuktikan hal ini, perhatikan bahwa
𝑑 1
𝐹 ′ (𝑥) = ( 𝑥 𝑛+1 + 𝐶)
𝑑𝑥 𝑛 + 1
𝑛+1 𝑛
= 𝑥
𝑛+1
= 𝑥𝑛
= 𝑓(𝑥)
Contoh :
Temukan integral tak tentu berikut ini
1
a. ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥 b. ∫ 𝑥 3⁄2 𝑑𝑥 c. ∫ 𝑥 3⁄2 𝑑𝑥

Solusi :

Setiap integrand adalah fungsi perpangkatan dengan eksponen 𝑛 ≠ −1. Dengan


menggunakan aturan kedua, diperoleh hasil :

3. Aturan 3 : integral tak tentu kelipatan konstan suatu fungsi


∫ 𝑐𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑐∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 (𝑐, konstanta)
Integral tak tentu dari kelipatan konstanta suatu fungsi sama dengan konstanta
kelipatan integral tak tentu dari fungsi.
(hanya konstanta yang dapat “dipindahkan” dari tanda integral)
Contoh :
a. ∫ 2𝑡 3 𝑑𝑡 b. ∫ −3𝑥 −2 𝑑𝑥

Solusi :

1 1 1
a. ∫ 2𝑡 3 𝑑𝑡 = 2 ∫ 𝑡 3 𝑑𝑡 = 2 (4 𝑡 4 + 𝐾) = 2 𝑡 4 + 2𝑘 = 2 𝑡 4 + 𝐶

Dimana 𝐶 = 2𝐾. Mulai sekarang, kita akan menulis konstanta integrasi


sebagai C, karena sembarang nol dari konstanta arbitrary adalah konstanta
arbitrary.
3
b. ∫ −3𝑥 −2 𝑑𝑥 = −3 ∫ 𝑥 −2 𝑑𝑥 = (−3)(−1)𝑥 −1 + 𝐶 = + 𝐶
𝑥

4. Aturan 4 : aturan penjumlahan

∫[𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥

∫[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 − ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥

Integral tak tentu dari jumlah (perbedaan) dari dua fungsi yang dapat
diintegrasikan sama dengan jumlah (perbedaan) integral-integralnya.
Contoh :
Temukan integral tak tentu dari

∫ 3𝑥 5 + 4𝑥 3⁄2 − 2𝑥 −1⁄2 𝑑𝑥

Solusi :

∫ 3𝑥 5 + 4𝑥 3⁄2 − 2𝑥 −1⁄2 𝑑𝑥

= ∫ 3𝑥 5 𝑑𝑥 + ∫ 4𝑥 3⁄2 𝑑𝑥 − ∫ 2𝑥 −1⁄2 𝑑𝑥

= 3 ∫ 𝑥 5 𝑑𝑥 + 4 ∫ 𝑥 3⁄2 𝑑𝑥 − 2 ∫ 𝑥 −1⁄2 𝑑𝑥

1 2
= (3) ( ) 𝑥 6 + (4) ( ) 𝑥 5⁄2 − (2)(2)𝑥 1⁄2 + 𝐶
6 5
1 8
= ( ) 𝑥 6 + ( ) 𝑥 5⁄2 − 4𝑥 1⁄2 + 𝐶
2 5
5. Aturan 5 : integral tak tentu dari fungsi eksponesial

∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝐶

Integral tak tentu dari fungsi ekponen dengan base 𝑒 sama dengan fungsi itu
sendiri (kecuali, tentu saja, untuk konstanta integrasi).
Contoh :
Temukan integral tak tentu berikut :

∫(2𝑒 𝑥 − 𝑥 3 ) 𝑑𝑥

Solusi :

∫(2𝑒 𝑥 − 𝑥 3 ) 𝑑𝑥 = ∫ 2𝑒 𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥

= 2 ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥

1
= 2𝑒 𝑥 − 𝑥 4 + 𝐶
4
6. Aturan 6 : integral tak tentu dari fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 −1
1
∫ 𝑥 −1 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶 (𝑥 ≠ 0)

Untuk membuktikan aturan 6, perhatikan bahwa


𝑑 1
ln|𝑥| =
𝑑𝑥 𝑥
Contoh :
3 4
∫ (2𝑥 + + ) 𝑑𝑥
𝑥 𝑥2
Solusi :
3 4 3 4
∫ (2𝑥 + + 2 ) 𝑑𝑥 = ∫ 2𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 𝑑𝑥 + ∫ 2 𝑑𝑥
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
1
= 2 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + 3 ∫ 𝑑𝑥 + 4 ∫ 𝑥 −2 𝑑𝑥
𝑥
1
= 2 ( ) 𝑥 2 + 3 ln|𝑥| + 4(−1)𝑥 −1 + 𝐶
2
4
= 𝑥 2 + 3 ln|𝑥| − + 𝐶
𝑥

d. Persamaan Diferensial
Mari kita kembali ke masalah yang diajukan di awal bagian: Mengingat turunan
dari suatu fungsi, 𝑓′ , dapatkah kita menemukan fungsi f? Sebagai contoh, misalkan
kita diberi fungsi
𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 − 1 (1)
dan akan ditemukan 𝑓(𝑥). Dari apa yang kita ketahui sekarang, kita dapat
menemukan 𝑓 dengan mengintegrasikan Persamaan (1). Jadi,
𝑓(𝑥) = ∫ 𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥 = ∫(2𝑥 − 1)𝑑𝑥 = 𝑥 2 − 𝑥 + 𝐶 (2)
di mana C adalah konstanta arbitrer. Dengan demikian, banyak sekali fungsi yang
memiliki turunan 𝑓’, masing-masing berbeda satu sama lain dengan konstanta.
Persamaan (1) disebut persamaan diferensial. Secara umum, persamaan
diferensial adalah persamaan yang melibatkan turunan atau diferensial dari fungsi
yang tidak diketahui. [Di kasus Persamaan (1), fungsi yang tidak diketahui adalah f.]
Solusi persamaan diferensial adalah fungsi apa pun yang memenuhi persamaan
diferensial. Jadi, Persamaan (2) memberikan semua solusi dari Persamaan diferensial
(1), dan oleh karenanya disebut solusi umum persamaan diferensial 𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 − 1.

Gambar 1
Grafik 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 𝐶 untuk nilai-nilai C yang dipilih ditunjukkan pada
Gambar 1. Grafik ini memiliki satu sifat yang sama: Untuk setiap nilai tetap 𝑥, garis
singgung pada grafik ini memiliki kemiringan yang sama. Ini mengikuti karena ada
member of family 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 𝐶 harus memiliki kemiringan yang sama pada 𝑥
yaitu, 2𝑥 − 1!
Meskipun ada banyak solusi tak terhingga untuk persamaan diferensial𝑓 ′ (𝑥) =
2𝑥 − 1, kita dapat memperoleh solusi tertentu dengan menentukan nilai tersebut
fungsi harus mengasumsikan pada nilai 𝑥 tertentu. Sebagai contoh, misalkan kita
menetapkan bahwa fungsi 𝑓 yang dipertimbangkan harus memenuhi kondisi 𝑓(1) =
3 atau, ekuivalennya, grafik f harus melewati titik (1, 3). Lalu, gunakan kondisi pada
solusi umum 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 𝐶, dapat ditemukan bahwa
𝑓(1) = 1 − 1 + 𝐶 = 3
dan 𝐶 = 3. Dengan demikian, solusi khusus adalah 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 𝑥 + 𝐶 (lihat
Gambar 1). Kondisi 𝑓(1) = 3 adalah contoh kondisi awal. Lebih umum, suatu
kondisi awal adalah kondisi yang dikenakan pada nilai 𝑓 pada 𝑥 = 𝑎.
e. Masalah nilai awal
Masalah nilai awal adalah masalah di mana kita diharuskan untuk menemukan fungsi
yang memenuhi
1) persamaan diferensial
2) satu atau lebih kondisi awal.

Contoh :

Temukan fungsi 𝑓 jika diketahui bahwa

𝑓 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 − 4𝑥 + 8 dan 𝑓(1) = 9

Solusi :

𝑓 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 − 4𝑥 + 8
}
𝑓(1) = 9

Mengintegrasikan fungsi 𝑓′, didapatkan

𝑓(𝑥) = ∫ 𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥

= ∫(3𝑥 2 − 4𝑥 + 8) 𝑑𝑥

= 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 8𝑥 + 𝐶

Menggunakan 𝑓(1) = 9, diperoleh

9 = 𝑓(1) = 13 − 2(1)2 + 8(1) + 𝐶 = 7 + 𝐶 atau 𝐶=2

Jadi, fungsinya adalah 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 8𝑥 + 2

f. Contoh soal aplikasi


a. Kecepatan Maglev
Dalam uji coba maglev sepanjang jalur monorel yang ditinggikan, data yang
diperoleh dari membaca speedometernya menunjukkan bahwa kecepatan
maglev pada waktu t dapat dijelaskan oleh fungsi kecepatan
𝑣(𝑡) = 8𝑡 (0 ≤ 𝑡 ≤ 30)
Temukan fungsi posisi maglev. Asumsikan bahwa awalnya maglev adalah
terletak di titik awal garis koordinat.
Solusi :
misalkan 𝑠(𝑡) menunjukkan posisi maglev kapan saja 𝑡 (0 ≤ 𝑡 ≤ 30).
Lalu, 𝑠 ′ (𝑡) = 𝑣(𝑡). Jadi, kami memiliki masalah nilai awal
𝑠 ′ (𝑡) = 8𝑡
}
𝑠(0) = 0
Mengintegrasikan kedua sisi persamaan diferensial 𝑠 ′ (𝑡) = 8𝑡, didapatkan

𝑠(𝑡) = ∫ 𝑠 ′ (𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ 8𝑡 𝑑𝑡 = 4𝑡 2 + 𝐶

di mana C adalah konstanta arbitrer. Untuk mengevaluasi C, gunakan kondisi


awal 𝑠(0) = 0 untuk menulis
s(0)=4(0)+C=0 atau C=0
Oleh karena itu, fungsi posisi yang diperlukan adalah 𝑠(𝑡) = 4𝑡 2 (0 ≤ 𝑡 ≤ 30).
b. Sirkulasi Majalah
Sirkulasi Investor's Digest saat ini adalah 3000 eksemplar per minggu. Editor
pelaksana dari proyek mingguan tingkat pertumbuhan
4 + 5𝑡 2⁄3
salinan per minggu, 𝑡 minggu dari sekarang, selama 3 tahun ke depan.
Berdasarkan proyeksinya, berapakah sirkulasi Digest menjadi 125 minggu dari
sekarang?
Solusi :
Misalkan 𝑆(𝑡) menunjukkan sirkulasi Digest waktu 𝑡 minggu dari sekarang.
Kemudian 𝑆(𝑡) adalah tingkat perubahan dalam sirkulasi pada minggu ke-t dan
diketahui bahwa
𝑆 ′(𝑡) = 4 + 5𝑡 2⁄3
Selanjutnya, sirkulasi saat ini dari 3000 salinan per minggu dapat ditulis sebagai
kondisi awal 𝑆(0) = 3000. Mengintegrasikan persamaan diferensial terhadap 𝑡

𝑆(𝑡) = ∫ 𝑠 ′ (𝑡)𝑑𝑡 = ∫(4 + 5𝑡 2⁄3 ) 𝑑𝑡

𝑡 5⁄3
= 4𝑡 + 5 ( ) + 𝐶 = 4𝑡 + 3𝑡 5⁄3 + 𝐶
5
3
Untuk menentukan nilai C, kami menggunakan kondisi 𝑆(0) = 3000 untuk
menulis
𝑆(0) = 4(0) + 3(0) + 𝐶 = 3000
Sehingga 𝐶 = 3000. Oleh karena itu, sirkulasi Digest 𝑡 minggu dari sekarang
akan
𝑆(𝑡) = 4𝑡 + 3𝑡 5⁄3 + 3000
Secara khusus, sirkulasi 125 minggu dari sekarang akan
𝑆(125) = 4(125) + 3(125)5⁄3 + 3000 = 12.875
salinan per minggu.

15.2 Mengintegrasi dengan Subtitusi


a. Bagaimana metode subtitusi bekerja
diketahui integral yang tidak terbatas
∫ 2(2𝑥 + 4)5 𝑑𝑥 (3)
Salah satu cara mengevaluasi integral ini adalah untuk memperluas ekspresi
(2𝑥 + 4)5 dan kemudian mengintegrasikan integrand yang dihasilkan istilah
dengan istilah. Sebagai pendekatan alternatif, mari kita lihat jika kita dapat
menyederhanakan integral dengan membuat perubahan variabel. Tulis
𝑢 = 2𝑥 + 4
dengan diferensial
𝑑𝑢 = 2 𝑑𝑥
Jika kita secara resmi mengganti jumlah ini menjadi Persamaan (3), kita dapatkan

Sekarang, integral terakhir melibatkan fungsi pangkat dan mudah dievaluasi


menggunakan Aturan 2 dari Bagian 15.1. Jadi,
1 6
∫ 𝑢5 𝑑𝑢 = 𝑢 +𝐶
6
Oleh karena itu, dengan menggunakan hasil ini dan mengganti 𝑢 dengan
𝑢 = 2𝑥 + 4, kami memperoleh
1
∫ 2(2𝑥 + 4)5 𝑑𝑥 = (2𝑥 + 4)6 + 𝐶
6
Kita dapat memverifikasi bahwa hasil di atas memang benar dengan komputasi
b. Metode Integrasi dengan Substitusi
Untuk melihat mengapa pendekatan yang digunakan dalam mengevaluasi integral
dalam (3) berhasil, tulis
𝑓(𝑥) = 𝑥 5 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥 + 4
Kemudian, 𝑔′ (𝑥) = 2 𝑑𝑥. Lebih lanjut, integand dari (3) hanyalah komposisi dari 𝑓
dan 𝑔. Jadi,
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
= [𝑔(𝑥)]5 = (2𝑥 + 4)5
Oleh karena itu, (3) dapat ditulis sebagai
∫ 𝑓(𝑔(𝑥))𝑔′ (𝑥) 𝑑𝑥 (4)
Selanjutnya, mari kita tunjukkan bahwa integral yang memiliki bentuk (4) selalu
dapat ditulis sebagai
∫ 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢 (5)
Misalkan 𝐹 adalah antiderivatif dari 𝑓. Menurut aturan rantai, kita punya
𝑑
[𝐹(𝑔(𝑥))] = 𝐹′(𝑔(𝑥)𝑔′(𝑥)
𝑑𝑥
Karena itu,
Misalkan 𝐹 ′ = 𝑓 dan membuat substitusi 𝑢 = 𝑔(𝑥), kita miliki

∫ 𝑓(𝑔(𝑥)𝑔′ (𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑢) + 𝐶 = ∫ 𝐹 ′ (𝑢) 𝑑𝑢 = ∫ 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢

karena kami ingin menunjukkan. Jadi, jika integral yang diubah siap dievaluasi,
seperti pada kasus dengan integral (3), maka metode substitusi akan terbukti
berhasil.

Integrasi dengan Substitusi


Langkah 1 misalkan 𝑢 = 𝑔(𝑥), di mana 𝑔(𝑥) adalah bagian dari integrand,
biasanya “dalam fungsi” dari fungsi komposit 𝑓(𝑔(𝑥)).
Langkah 2 Temukan 𝑑𝑢 = 𝑔′(𝑥) 𝑑𝑥.
Langkah 3 Gunakan subtitusi 𝑢 = 𝑔(𝑥) dan 𝑑𝑢 = 𝑔′(𝑥) 𝑑𝑥 untuk mengonversi
keseluruhan integral menjadi satu yang hanya melibatkan 𝑢.
Langkah 4 Evaluasi integral yang dihasilkan.
Langkah 5 Ganti 𝑢 dengan 𝑔(𝑥) untuk mendapatkan solusi akhir sebagai fungsi
dari 𝑥.
Contoh :
1. Temukan ∫ 𝑥 2 (𝑥 3 + 1)3⁄2 𝑑𝑥
Solusi :
Langkah 1 Integrand berisis fungsi gabungan (𝑥 3 + 1)3⁄2 dengan “dalam
fungsi” 𝑔(𝑥) = 𝑥 3 , jadi misalkan 𝑢 = 𝑥 3 + 1
Langkah 2 Temukan 𝑑𝑢 = 3𝑥 2 𝑑𝑥
Langkah 3 Membuat subtitusi 𝑢 = 𝑥 3 + 1 dan 𝑑𝑢 = 3𝑥 2 𝑑𝑥, atau 𝑥 2 𝑑𝑥 =
1
𝑑𝑢, Kita daptkan
3

Langkah 4 kita evaluasi

Langkah 5 ganti 𝑢 dengan 𝑥 3 + 1, kita dapatkan

(ln 𝑥)2
2. Temukan ∫ 𝑑𝑥
2𝑥

Solusi :
Misalkan 𝑢 = ln 𝑥. Maka,

3. Contoh aplikasi
Biaya Produksi Panel Sel Surya Di Jakarta 1990 kepala departemen penelitian
dan pengembangan ‘Soloron Corporation’ mengklaim bahwa biaya produksi
panel sel surya akan turun pada tingkat
dolar per watt puncak untuk t tahun berikutnya, dengan 𝑡 = 0 sesuai dengan awal
1990. (Puncak watt adalah daya yang dihasilkan pada siang hari pada hari yang
cerah.). Di 1990, panel yang digunakan untuk sistem tenaga fotovoltaik, biaya $
10 per watt puncak. Temukan ekspresi yang memberikan biaya per watt puncak
untuk menghasilkan solar panel sel pada awal tahun t. Berapa biaya pada awal
tahun 2000?
Solusi :
Misalkan 𝐶(𝑡) dinotasikan sebagai biaya per watt puncak untuk memproduksi
panel sel surya pada awal tahun t.

Mengintegrasikan, kita dapat


−58
𝐶 ′ (𝑡) = ∫ 𝑑𝑡
(3𝑡 + 2)2

= −58 ∫(3𝑡 + 2)−2 𝑑𝑡

Misalkan 𝑢 = 3𝑡 + 2
1
𝑑𝑢 = 3 𝑑𝑡 atau 𝑑𝑡 = 3 𝑑𝑢

Kemudian,

di mana k adalah konstanta arbitrer. Untuk menentukan nilai k, perhatikan biaya


per watt puncaknya memproduksi panel sel surya pada awal 1990 (𝑡 = 0)
10, atau 𝐶(0) = 10. Jadi,
58
𝐶(0) = + 𝑘 = 10
3(2)
1
Atau 𝑘 = 3. Oleh karena itu, didapatkan

Biaya per watt puncak untuk memproduksi panel sel surya pada awal tahun
2000 adalah
10 + 20
𝐶(10) = ≈ 0,94
3(10) + 2
atau sekitar $ 0,94 per watt puncak.

15.3 LUAS DAN INTEGRAL TENTU


Misalkan tingkat tahunan konsumsi minyak negara tertentu selama periode 4 tahun
adalah konstan dan diberikan dalam fungsi
𝑓(𝑡) = 1.2 (0 ≤ 𝑡 ≤ 4)
di mana 𝑡 diukur dalam tahunan dan 𝑓(𝑡) dalam jutaan barel per tahun. Kemudian, total
konsumsi minyak negara selama periode waktu yang dimaksud adalah
(1.2)(4 − 0)
atau 4.8 juta barel. Jika anda memeriksa grafik 𝑓 yang ditunjukkan pada gambar 5, anda
akan melihat bahwa total ini hanya luas persegi panjang dibatasi di atas oleh grafik 𝑓,
di bawah oleh sumbu-𝑡, di kiri oleh garis vertikal 𝑡 = 0 (sumbu-𝑦), dan di kanan oleh
garis vertikal 𝑡 = 4.

Gambar 6 menunjukkan konsumsi minyak bumi dari Negara New England selama
periode 4 tahun, dari tahun 1990 (𝑡 = 0) smapai 1994 (𝑡 = 4). Amati bahwa tingkat
konsumsi tidak konstan; yaitu, fungsi 𝑓 bukan merupakan fungsi konstan. Berapa total
konsumsi minyak negara selama periode 4 tahun ini? Tampaknya masuk akal untuk
menduga bahwa itu diberikan oleh “luas” dari daerah yang dibatasi di atas oleh grafik
𝑓, di bawah oleh sumbu-𝑡, di kiri oleh garis vertikal 𝑡 = 0 (sumbu-𝑦), dan di kanan
oleh garis vertikal 𝑡 = 4.
Contoh ini menimbulkan dua pertanyaan, yaitu, 1) Berapa luas daerah yang ditunjukkan
oleh gambar 6? ,dan 2) Bagaimana kita menghitung luasnya?

a. Masalah Luas

Contoh sebelumnya menyentuh masalah mendasar kedua dalam kalkulus: Hitung luas
wilayah yang dibatasi oleh grafik fungsi non-negatif 𝑓, sumbu-𝑥, garis vertikal 𝑥 = 𝑎,
dan 𝑥 = 𝑏 (Gambar 7). Luas ini disebut luas di bawah grafik 𝒇 pada interval [𝑎, 𝑏],
atau dari 𝑎 dan 𝑏.
b. Mendefinisikan Luas – 2 Contoh

Seperti halnya kita menggunakan kemiringan garis-garis potong (jumlah yang dapat
kita hitung) untuk membantu kita menentukan kemiringan garis-garis singgung ke titik
pada grafik fungsi, kita sekarang menggunakan pendekatan paralel dan luas persegi
panjang (jumlah yang dapat kita hitung) untuk membantu kita mendefinisikan luas di
bawah grafik fungsi. Kita mulai dengan melihat contoh spesifik.
Contoh 1
Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 dan amati wilayah 𝑅 di bawah grafik 𝑓pada interval [0,1]
(Gambar 8a). Untuk mendapatkan perkiraan luas 𝑅, mari mengkonstruksi empat
persegi panjang yang tidak tumpang tindih sebagai berikut: Bagi interval [0,1] menjadi
empat subinterval
1 1 1 1 3 3
[0, ] , [ , ] , [ , ] , [ , 1]
4 4 2 2 4 4
1
dengan panjang yang sama . Selanjutnya, buat empat persegi panjang dengan
4
subinterval ini sebagai basis dan dengan ketinggian yang diberikan oleh nilai-nilai
fungsi di titik tengah
1 3 5 7
, , ,
8 8 8 8
Pada masing-masing subinterval. Kemudian, masing-masing persegi panjang ini punya
1
lebar 4 dan tinggi (Figure 8b)

1 3 5 7
𝑓( ),𝑓( ),𝑓( ),𝑓( )
8 8 8 8
Jika kita memperkirakan luas 𝐴 dari 𝑅 dengan total luas empat persegi panjang, kita
memperoleh
𝐴 1 1 1 3 1 5 1 7
≈ 𝑓( )+ 𝑓( )+ 𝑓( )+ 𝑓( )
4 8 4 8 4 8 4 8
1 1 3 5 7
= [𝑓 ( ) + 𝑓 ( ) + 𝑓 ( ) + 𝑓 ( )]
4 8 8 8 8
1 1 2 3 2 5 2 7 2
= [( ) + ( ) + ( ) + ( ) ]
4 8 8 8 8
1 1 9 25 49
= ( + + + )
4 64 64 64 64
21
=
64

atau mendekati 0.328125 unit persegi.


Dengan mengikuti prosedur contoh 1, kita bisa memperoleh perkiraan luas
daerah 𝑅 menggunakan sejumlah 𝑛 persegi panjang (𝑛 = 4 pada contoh 1). Gambar 9a
menunjukkan perkiraan luas daerah 𝐴 dari 𝑅 menggunakan 16 persegi panjang.

Gambar-gambar ini menunjukkan bahwa perkiraan tampaknya akan menjadi lebih baik
dengan meningkatnya 𝑛. Ini ditunjukkan oleh hasil yang dihasilkan pada tabel 1, yang
diperoleh dengan perhitungan komputer.
Tabel 1
Number of 4 8 16 32 64 100 200
rectangles, n
Appromimation 0.328125 0.332031 0.333008 0.333252 0.333313 0.333325 0.333331
of A

1
Perhitungan kita tampaknya menunjukkan bahwa perkiraan mendekati angka ketika
3
𝑛 menjadi lebih besar dan semakin besar. Hasil ini menunjukkan bahwa kita
1
mendefinisikan luas daerah di bawah grafik 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 pada interval [0,1] menjadi 3
satuan persegi.
Pada contoh 1, kita memilih titik tengah dari setiap subinterval sebagai titik dimana
untuk mengevaluasi 𝑓(𝑥) untuk mendapatkan ketinggian dari persegi panjang yang
mendekati. Mari kita perhatikan contoh lain, kali in kita memilih titik titik akhir kiri
dari masing-masing subinterval.
Contoh 2
Misal 𝑅 adalah daerah di bawah garafik 𝑓(𝑥) = 16 − 𝑥 2 pada interval [1,3]. Tentukan
perkiraan luas 𝐴 dari 𝑅 menggunakan 4 subinterval dari [1,3] dengan panjang yang
sama dan pilih titik akhir kiri dari masing-masing subinterval untuk mengevaluasi 𝑓(𝑥)
untuk mendapatkan ketinggian dari persegi panjang yang mendekati.
Grafik 𝑓 digambarkan pada gambar 10a. Karena panjang dari [1,3] adalah 2, kita
2 1
melihat bahwa panjang dari masing-masing subinterval adalah 4, atau 2. Oleh karena
itu, empat subintervalnya antara lain adalah
3 3 5 5
[1, ] , [ , 2] , [2, ] , [ , 3]
2 2 2 2
3 5
Titik akhir kiri dari subinterval-subinterval ini adalah 1, 2 , 2, dan 2. Jadi, tinggi dari
3 5
persegi panjang yang mendekati adalah 𝑓(1), 𝑓 (2) , 𝑓(2), dan 𝑓(2) (Gambar 10b).
Oleh karena itu, perkiraan yang dibutuhkan adalah
𝐴 1 1 3 1 1 5
≈ 𝑓(1) + 𝑓 ( ) + 𝑓(2) + 𝑓 ( )
2 2 2 2 2 2
1 3 5
= [𝑓(1) + 𝑓 ( ) + 𝑓(2) + 𝑓 ( )]
2 2 2
1 2
3 2 2
5 2
= {[16 − (1) ] + [16 − ( ) ] + [16 − (2) ] + [16 − ( ) ]}
2 2 2
1 55 39
=(15 + + 12 + )
2 4 4
101
=
4
atau mendekati 25.25 satuan persegi.
Tabel 2 menunjukkan perkiraan luas 𝐴 pada daerah 𝑅 pada contoh 2 ketika 𝑛 persegi
panjang digunakan untuk pendekatan dan tinggi persegi panjang yang mendekati
ditemukan dengan mengevaluasi 𝑓(𝑥) pada titik akhir kiri.

Sekali lagi, kita lihat bahwa pendekatannya terlihat mendekati bilangan unik karena 𝑛
1
semakin besar dan membesar−kali ini angkanya adalah 23 3. Hasil ini menunjukkan
bahwa kita mendefinisikan luas daerah di bawah grafik 𝑓(𝑥) = 16 − 𝑥 2 pada interval
1
[1,3] menjadi 23 3 satuan persegi.

c. Mendefinisikan Luas – Kasus Umum

Contoh 1 dan 2 menunjukkan cara untuk mendefinisikan luas 𝐴 di bawah sebarang


grafik tapi kontinu dan fungsi nonnegatif 𝑓 pada interval [𝑎, 𝑏] (Gambar 11a).
𝑏−𝑎
Bagi interval [𝑎, 𝑏] menjadi 𝑛 subinterval dengan panjang yang sama∆𝑥 = .
𝑛
Selanjutnya, pilih 𝑛 titik sembarang 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 , disebut titik representatif, masing-
masing dari subinterval pertama, kedua, ... , dna ke-n (Gambar 11b). Kemudian,
pendekatan luas 𝐴 pada daerah 𝑅 dengan 𝑛 persegi panjang, lebar ∆𝑥 dan tinggi
𝑓(𝑥1 ), 𝑓(𝑥2 ), … , 𝑓(𝑥𝑛 ), sehingga luas persegi panjang-persegi panjang adalah
𝑓(𝑥1 )∆𝑥 , 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 , … , 𝑓(𝑥𝑛 )∆𝑥 , kita mempunyai
𝐴 ≈ 𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 )∆𝑥
Jumlah pada ruas kanan ini disebut a Reimann Sum. Sekarang, seperti yang
ditunjukkan oleh contoh-contoh awal, jumlah Reimann akan mendekati angka unik
ketika 𝑛 menjadi besar. Kita menetapkan angka ini sebagai luas 𝐴 dari daerah 𝑅.

Luas Di Bawah Grafik Fungsi


Misal 𝑓 adalah fungsi kontinu nonnegatifpada [𝑎, 𝑏]. Kemudian, luas dari
daerah di bawah grafik 𝑓 adalah
𝐴 = lim [𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + … + 𝑓(𝑥𝑛 )]∆𝑥
𝑛→∞

dimana 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah sebarang titik-titik pada 𝑛 subinterval [𝑎, 𝑏]


𝑏−𝑎
dengan lebar yang sama ∆𝑥 = .
𝑛

d. Integral Tentu

Misal 𝑓 adalah fungsi kontinu yang terdefinisi pada [𝑎, 𝑏]. Jika
lim [𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∆𝑥]
𝑛→∞

ada untuk semua pilihan titik-titik representatif 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 pada 𝑛 subinterval [𝑎, 𝑏]


𝑏−𝑎
dengan lebar yang sama ∆𝑥 = , maka limit ini disebut dengan integral tentu 𝑓 dari
𝑛
𝑏
𝑎 ke 𝑏 dan dinotasikan dengan ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥. Sehingga,
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim [𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∆𝑥]
𝑎 𝑛→∞

𝑎 adalah batas bawah integrasi, dan 𝑏 adalah batas atas integrasi.


Catatan:
𝑏
1. Jika 𝑓 nonnegatif, maka limit pada ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim [𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … +
𝑛→∞

𝑓(𝑥𝑛 ) ∆𝑥] sama dengan limit pada 𝐴 = lim [𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + … + 𝑓(𝑥𝑛 )]∆𝑥 ;
𝑛→∞

sehingga, integral tentu memberi luas di bawah grafik 𝑓 pada[𝑎, 𝑏].


𝑏
2. Limit pada ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim [𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∆𝑥] dinotasikan
𝑛→∞

dengan tanda integral karena, seperti yang kita lihat sebelumnya, integral tentu dan
antiderivatif fungsi 𝑓 terkait.
𝑏
3. Penting untuk menyadari bahwa integral tentu ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 adalah suatu angka,
sedangkan integral tak tentu ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 menyatakan a family of function
(antiderivatif 𝑓).
𝑏
4. Jika imit pada ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim [𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∆𝑥] ada, kita
𝑛→∞

katakan bahwa 𝑓 terintegrasi pada interval [𝑎, 𝑏].

e. Keintegralan Dari Suatu Fungsi

Misal 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏]. Maka, 𝑓 terintegrasi pada [𝑎, 𝑏]; yang mana, integral tentu
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ada.

f. INTERPRETASI GEOMETRI DARI INTEGRAL TENTU

Jika 𝑓 nonnegatif dan terintegrasi pada [𝑎, 𝑏], maka kita punya interpretasi geometri
𝑏
dari integral tentu ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 sebagai berikut.

𝒃
Interpretasi Geometri Dari ∫𝒂 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 Untuk 𝒇(𝒙) ≥ 𝟎 Pada [𝒂, 𝒃]

Jika 𝑓 nonnegatif dan kontinu pada [𝑎, 𝑏] , maka


𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎

sama dengan luas daerah di bawah grafik 𝑓 pada [𝑎, 𝑏] (Gambar 12).
Selanjutnya, mari memperluas interpretasi geometri kita dari integral tentu untuk
memasukkan kasus di mana 𝑓 mengasumsikan baik nilai positif maupun negatif pada
[𝑎, 𝑏]. Pertimbangkan jumlah reimann fungsi 𝑓 ,
𝑓(𝑥1 )∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 )∆𝑥 + … + 𝑓(𝑥𝑛 )∆𝑥
(𝑏−𝑎)
sesuai dengan partisi [𝑎, 𝑏] ke dalam 𝑛 subinterval dengan lebar yang sama 𝑛 , di
mana 𝑥1 ,𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah titik-titik representatif pada subinterval. Jumlahnya terdiri
dari 𝑛 suku, dimana suku positif bersesuaian dengan luas persegi panjang, dengan
tinggi 𝑓(𝑥𝑘 ) ( untuk beberapa bilangan bulat 𝑘) terletak di atas sumbu-𝑥 dan suku
segatif bersesuaian dengan luas persegi panjang, dengan tinggi – 𝑓(𝑥𝑘 ) terletak di
bawah sumbu-𝑥 . (Lihat Gambar 13, yang mengambarkan situasi dengan 𝑛 = 6).

Ketika 𝑛 menjadi semakin lebih besar, jumlah luas persegi panjang yang terletak di atas
sumbu-𝑥 tampaknya memberikan pendekatan yang jauh lebih baik dari luas daerah
yang berada di atas sumbu-𝑥 (Gambar 14). Demikian pula, jumlah luas persegi panjang
yang terletak di bawah sumbu-𝑥 tampaknya memberikan pendekatan yang jauh lebih
baik dari luas daerah yang berada di bawah sumbu-𝑥.

Pengamatan ini menunjukkan interpretasi geometri dari integral tentu berikut ini untuk
sebarang fungsi kontinu pada interval [𝑎, 𝑏].
𝒃
Interpretasi Geometri ∫𝒂 𝒇(𝒙) 𝒅𝒙 pada [𝒂, 𝒃]

Jika 𝑓 kontinu pada [𝑎. 𝑏], maka


𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎

Sama dengan luas daerah di atas [𝑎, 𝑏] dikurangi luas daerah di bawah [𝑎. 𝑏] (Gambar 15).
15.4 TEOREMA DASAR KALKULUS
a. Teorema Dasar Kalkulus

Misal 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏]. Maka


𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎

di mana 𝐹 adalah setiap antiderivatif dari 𝑓; yaitu 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥).


Contoh
Misal R adalah daerah di bawah grafik 𝑓(𝑥) = 𝑥 pada interval [1,3]. Gunakan teorema
dasar kalkulus untuk menemukan luas area 𝐴 pada 𝑅 dan verifikasi hasilnya dengan
cara dasar.
Solusi :
Daerah 𝑅 ditunjukkan pada gambar 16a. Karena 𝑓 nonnegatif pada [1,3], luas 𝑅
diberikan oleh integral tentu 𝑓 dari 1 ke 3; yaitu
3
𝐴 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥
1

Untuk menghitung integral tentu, amati bahwa antiderivatif 𝑓(𝑥) = 𝑥 adalah 𝐹(𝑥) =
1 2
𝑥 + 𝐶, di mana 𝐶 adalah sembarang konstanta. Oleh karena itu, dengan teorema
2
dasar kalkulus , kita punya
3
1 3 9 1
𝐴 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 𝐶 ] = ( + 𝐶 ) – ( + 𝐶) = 4 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖
1 2 1 2 2
Untuk mengecek hasil ini dengan cara dasar, amati bahwa luas 𝐴 adalah luas persegi
1
panjang 𝑅1 (lebar × tinggi) ditambah luas segitiga 𝑅2 (2 alas × tinggi) (Lihat gambar
16b); yaitu,
1
2(1) + (2)(2) = 2 + 2 = 4
2
yang sama dengan hasil yang diperoleh sebelumnya.

b. Menentukan Luas Di Bawah Kurva

Contoh
Tentukan luas daerah 𝑅 di bawah grafik 𝑦 = 𝑥 2 + 1 dari 𝑥 = −1 sampai 𝑥 = 2.
Solusi:
2
1 2 1 1
∫ (𝑥 2 + 1) 𝑑𝑥 = ( 𝑥 3 + 𝑥)] = ( (8) + 2 ) – ( (−1)3 + (−1)) = 6
−1 3 −1 3 3

c. Integral Tentu Sebagai Ukuran Net Change

Pada pengaplikasian di dunia nyata, kita sering tertarik pada perubahan bersih kuantitas
selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, anggap 𝑃 adalah fungsi yang
menyatakan populasi, 𝑃(𝑡), suatu kota pada waktu 𝑡. Maka net change dalam populasi
selama periode dari 𝑡 = 𝑎 sampai 𝑡 = 𝑏 diberikan oleh
𝑃(𝑏) − 𝑃(𝑎)
Jika 𝑃 punya turunan kontinu 𝑃′ dalam [𝑎, 𝑏], maka kita bisa mengambil teori dasar
kalkulus untuk menulis
𝑏
𝑃(𝑏) − 𝑃(𝑎) = ∫ 𝑃′ (𝑡) 𝑑𝑡
𝑎

Jadi, jika kita tau rate of change dari populasi pada seiap waktu 𝑡, maka kita dapat
menghitung net change pada populasi dari 𝑡 = 𝑎 sampai 𝑡 = 𝑏 dengan pendekatan
integral tentu.
Contoh Pengaplikasian – Pertumbuhan Populasi di Kota Clark
Kota Clark di Nevada adalah area metropolitan dengan pertumbuhan tercepat di US.
Dari tahun 1970 sampai 2000, populasi tumbuh pada tingkat
𝑅(𝑡) = 133680𝑡 2 − 178788 + 234633 (0 ≤ 𝑡 ≤ 3)
orang per dekade, di mana 𝑡 = 0 sesuai dengan permulaan 1970. Bagaimana net change
pada populasi selama dekade dari 1980 sampai 1990?
Solusi :
Net change pada populasi selama dekade dari 1980 (𝑡 = 1) sampai 1990 (𝑡 = 2)
diberikan oleh 𝑃(2) − 𝑃(1), di mana 𝑃 menyatakan populasi di kota pada waktu 𝑡 .
Tapi 𝑃′ = 𝑅 , sehingga
2
𝑃(2) − 𝑃(1)
= ∫ 𝑃′ (𝑡) 𝑑𝑡
1
2
= ∫ 𝑅(𝑡)
1
2
= ∫ (133680𝑡 2 − 178788𝑡 + 234633)𝑑𝑡
1
2
= 44560𝑡 3 − 89394𝑡 2 + 234633𝑡]
1
= [44560(2)3 − 89394(2)2 + 234633(2)] − [44560
− 89394 + 234633]
= 278371

Jadi, net change adalah 278371 orang.

Rumus Net change


Net change dalam fungsi 𝑓 selama interval [𝑎, 𝑏] diberikan dengan
𝑏
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) = ∫ 𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥
𝑎

dengan 𝑓′ kontinu pada [𝑎, 𝑏].

d. Validitas Teorema Dasar Kalkulus

Untuk menunjukkan ke-masuk akal-an teorema dasar kalkulus untuk kasus di mana 𝑓
nonnegatif pada interval [𝑎, 𝑏], mari kita mendefinisikan “fungsi luas” 𝐴 sebagai
berikut. Misal 𝐴(𝑡) menyatakan luas daerah 𝑅 di bawah grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) dari 𝑥 =
𝑎 sampai 𝑥 = 𝑡, di mana 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏 ( Gambar 20).
Jika ℎ adalah bilangan positif terkecil, maka 𝐴(𝑡 + ℎ) adalah luas daerah di bawah
grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) dari 𝑥 = 𝑎 sampai 𝑥 = 𝑡 + ℎ. Oleh karena itu, selisih
𝐴(𝑡 + ℎ) − 𝐴(𝑡)
adalah luas di bawah grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) dari 𝑥 = 𝑡 sampai 𝑥 = 𝑡 + ℎ (Gambar 21).

Sekarang, luas daerah terakhir ini dapat didekati dengan luas persegi panjang, lebar ℎ
dan tinggi 𝑓(𝑡), yaitu ℎ ∙ 𝑓(𝑡) (Gambar 22). Oleh karena itu,
𝐴(𝑡 + ℎ) − 𝐴(𝑡) ≈ ℎ ∙ 𝑓(𝑡)
di mana pendekatan meningkat karena ℎ dianggap semakin kecil.

Membagi kedua ruas dengan ℎ, diperoleh


𝐴(𝑡 + ℎ) − 𝐴(𝑡)
≈ 𝑓(𝑡)

Mengambil limit ketika ℎ mendekati nol, kita menemukan, dengan definisi turunan,
bahwa ruas kiri adalah
𝐴(𝑡 + ℎ) − 𝐴(𝑡)
lim ≈ 𝐴′(𝑡)
ℎ→0 ℎ
Ruas kanan, yang independen dari ℎ, tetap konstan selama proses limit (pembatasan).
Karena pendekatan menjadi tepat ketika ℎ mendekati nol, kita menemukan bahwa
𝐴′ (𝑡) = 𝑓(𝑡)
Karena persamaan sebelumnya ada untuk semua nilai𝑡 pada interval [𝑎, 𝑏], kita telah
menunjukkan fungsi luas 𝐴 adalah antiderivatif dari fungsi 𝑓(𝑥). Dengan teorema 1 pada
subbab 15.1, kita dapat menyimpulkan bahwa 𝐴(𝑥) harus punya rumus
𝐴(𝑥) = 𝐹(𝑥) + 𝐶
di mana 𝐹 adalah setiap antiderivatif 𝑓 dan 𝐶 adalah konstanta. Untuk menentukan nilai 𝐶,
amati bahwa 𝐴(𝑎) = 0. Kondisi ini mengakibatkan
𝐴(𝑎) − 𝐹(𝑎) + 𝐶 = 0
atau 𝐶 = −𝐹(𝑎). Selanjutnya, karena luas daerah 𝑅 adalah 𝐴(𝑏) (Gambar 23), kita lihat bahwa
luas yang dibutuhkan adalah
𝐴(𝑏) = 𝐹(𝑏) + 𝐶 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑏
Karena luas daerah 𝑅 adalah ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥

kita punya
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎

15.5 MENGHITUNG INTEGRAL TENTU


Sebelum melanjutkan , kita mendaftar beberapa sifat yang sangat berguna pada
integral tentu.
a. Sifat pada Integral Tentu
Misal 𝑓 dan 𝑔 adalah fungsi yang dapat diintegralkan, maka :
𝑎
1. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
𝑏 𝑎
2. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑏 𝑏
3. ∫𝑎 𝑐𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑐 ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, 𝑐 konstanta
𝑏 𝑏 𝑏
4. ∫𝑎 [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± ∫𝑎 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑏 𝑐 𝑏
5. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫𝑐 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥, (𝑎 < 𝑐 < 𝑏)

Pada sifat ke 5 menyatakan bahwa jika 𝑐 adalah bilangan yang berada antara 𝑎 dan 𝑏
sehingga interval [𝑎, 𝑏] dibagi kedalam interval [𝑎, 𝑐] dan [𝑐, 𝑏], maka integral dari 𝑓
pada interval [𝑎, 𝑏] dapat dinyatakan sebagai jumlah dari integral 𝑓 pada interval
[𝑎, 𝑐] dan integral 𝑓 pada interval [𝑐, 𝑏].
b. Metode Subtitusi pada Integral Tentu
Pada contoh pertama akan menunjukkan dua pendekatan secara umum ketika
menghitung sebuah integral tentu menggunakan metode subtitusi.
4
Contoh Hitunglah ∫0 𝑥√9 + 𝑥 2 𝑑𝑥.

Solusi :
Metode 1 Pertama kita mencari integral tak tentu:

𝐼 = ∫ 𝑥√9 + 𝑥 2 𝑑𝑥

Dengan mensubtitusi 𝑢 = 9 + 𝑥 2 sehingga


𝑑𝑢
= 2𝑥
𝑑𝑥
1
𝑑𝑢 = 𝑥𝑑𝑥
2
Maka,
1 1 1
𝐼 = ∫ √𝑢 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢2 𝑑𝑢
2 2
1 3 1 3
= 𝑢2 + 𝐶 = (9 + 𝑥 2 )2 + 𝐶
3 3
Gunakan hasil ini, kita sekarang menghitung integral tentu :
4
1 3
∫ 𝑥√9 + 𝑥 2 𝑑𝑥 = (9 + 𝑥 2 )2 | 4
0 3 0
1 3 1 3 125 27 98
= (9 + 16)2 − 92 = − =
3 3 3 3 3
Metode 2 Mengubah batas dari integral. Sebelumnya, kita membuat subtitusi
𝑢 = 9 + 𝑥2
Sehingga ketika 𝑥 = 0 batas bawah menjadi 𝑢 = 9 + 02 = 9 ,
Sedangkan ketika 𝑥 = 4 batas atas menjadi 𝑢 = 9 + 42 = 25
Maka,
4 25
1 1 3 25
∫ 𝑥√9 + 𝑥 2 𝑑𝑥 = ∫ √𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢2 |
0 9 2 3 9
3 3
252 92 125 27 98
= − = − =
3 3 3 3 3
c. Mencari Luas dibawah Kurva
1
Contoh Carilah luas daerah R dibawah grafik 𝑓(𝑥) = 𝑒 2𝑥 dari 𝑥 = −1 ke 𝑥 = 1
Solusi :

Daerah ditunjukkan pada gambar diatas. Maka luas daerahnya :


1 1
𝐴 = ∫ 𝑒 2𝑥 𝑑𝑥
−1

Untuk menghitung , kita menggunakan subtitusi


1
𝑢= 𝑥
2
Sehingga
1
𝑑𝑢 = 𝑑𝑥 → 2𝑑𝑢 = 𝑑𝑥
2
1 1
Ketika 𝑥 = −1, 𝑢 = − 2 dan ketika 𝑥 = 1, 𝑢 = 2. Maka kita akan mendapatkan

1 1
1 1
𝐴=∫ 𝑒 2𝑥
2
𝑑𝑥 = ∫ 2𝑒 𝑢 𝑑𝑢 = 2𝑒 𝑢 2 = 2(𝑒 12 − 𝑒 −12 )
−1 −
1 1
2 −
2

d. Nilai Rata-rata Fungsi


Nilai rata rata sebuah fungsi pada suatu interval dengan sebuah aplikasi dari integral tentu.
Mengingat bahwa nilai rata-rata dari sebuah himpunan dari 𝑛 bilangan adalah
𝑦1 + 𝑦2 + ⋯ + 𝑦𝑛
𝑛
Sekarang, asumsikan 𝑓 adalah sebuah fungsi kontinu yang terdefinisi pada [𝑎, 𝑏]. Misal
𝑏−𝑎
interval [𝑎, 𝑏] dibagi menjadi 𝑛 subinterval dengan panjang . Pilih titik 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 pada
𝑛
interval ke-1, ke-2 … dan ke-𝑛. Maka,nilai rata rata dari bilangan 𝑓(𝑥1 ), 𝑓(𝑥2 ), … , 𝑓(𝑥𝑛 )
sebagai berikut
𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 )
𝑛
Adalah pendekatan dari rata-rata setiap nilai 𝑓(𝑥) pada interval [𝑎, 𝑏]. Pernyataan ini bisa
kita tulis
𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) 1 1 1
= 𝑓(𝑥1 ) ∙ + 𝑓(𝑥2 ) ∙ + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∙
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
(𝑏 − 𝑎) 1 1 1
= [𝑓(𝑥1 ) ∙ + 𝑓(𝑥2 ) ∙ + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∙ ]
(𝑏 − 𝑎) 𝑛 𝑛 𝑛
1 (𝑏 − 𝑎) (𝑏 − 𝑎) (𝑏 − 𝑎)
= [𝑓(𝑥1 ) ∙ + 𝑓(𝑥2 ) ∙ + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∙ ]
(𝑏 − 𝑎) 𝑛 𝑛 𝑛
1
= [𝑓(𝑥1 ) ∙ ∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 ) ∙ ∆𝑥 + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) ∙ ∆𝑥]
(𝑏 − 𝑎)
Karena 𝑛 akan besar dan terus membesar, maka pernyataan pendekatan nilai rata-rata 𝑓(𝑥)
pada interval [𝑎, 𝑏] dengan ketelitian meningkat. Dengan menggunakan penjumlahan
Riemann, maka kita punya
𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 ) 1
lim = lim [𝑓(𝑥1 ) ∙ ∆𝑥 + 𝑓(𝑥2 ) ∙ ∆𝑥 + ⋯ + 𝑓(𝑥𝑛 )
𝑛→∞ 𝑛 (𝑏 − 𝑎) 𝑛→∞
∙ ∆𝑥]
𝑏
1
= ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑏−𝑎 𝑎
Jadi, kesimpulannya adalah
Jika 𝑓 adalah fungsi yang dapat diintegralkan pada interval [𝑎, 𝑏], maka nilai rata-rata 𝑓 pada
[𝑎, 𝑏] adalah
𝑏
1
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑏−𝑎 𝑎

Contoh Carilah nilai rata-rata dari fungsi 𝑓(𝑥) = √𝑥 pada interval [0,4].
Solusi:
Dengan menggunakan rumus , maka
3
4
1 1 4 1 1 3 4 42 8 4
∫ √𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑥 2 | = −0= =
4−0 0 4 0 6 0 6 6 3
4
Jadi, nilai rat rata 𝑓(𝑥) = √𝑥 pada interval [0,4] adalah 3
15.6 LUAS DIANTARA DUA KURVA
Misalkan konsumsi minyak suatu negara diperkirakan akan tumbuh pada laju itu dari
𝑓(𝑡) juta barel per tahun, 𝑡 tahun dari sekarang, selama 5 tahun ke depan. Lalu, itu
total konsumsi minyak bumi negara selama periode waktu yang bersangkutan
diberikan oleh luas di bawah grafik f pada interval [0, 5].

Selanjutnya, anggaplah bahwa karena penerapan langkah-langkah konservasi energi


tertentu, laju pertumbuhan konsumsi minyak bumi diharapkan menjadi 𝑔(𝑡) juta barel
per tahun sebagai gantinya. Kemudian, total konsumsi minyak bumi negara itu
selama periode 5 tahun diproyeksikan oleh luas di bawah grafik 𝑔 pada interval [0, 5].

Oleh karena itu, luas daerah yang diarsir 𝑆 terletak di antara grafik 𝑓 dan 𝑔 pada
interval [0, 5] menunjukkan jumlah minyak bumi yang akan disimpan selama periode
5 tahun karena tindakan konservasi.

Luas daerah S ditunjukkan luas dibawah grafik 𝑓 pada [0,5] − luas dibawah grafik 𝑔
pada [0,5]
5 5
=∫0 𝑓(𝑡)𝑑𝑡 − ∫0 𝑔(𝑡)𝑑𝑡
5
=∫0 [𝑓(𝑡) − 𝑔(𝑡)]𝑑𝑡
Contoh ini menunjukkan bahwa beberapa masalah bisa diselesaikan dengan mencari
luas daerah diantara dua kurva, dimana bisa dicari dengan menghitung sebuah
integral tentu.
a. Mencari Luas diantara Dua Kurva
Pertama, kita pertimbangkan situasi dimana grafik dari satu fungsi berada diatas yang
lain. Lebih spesifiknya, missal 𝑅 daerah pada bidang 𝑥𝑦 yang dibatasi di atas oleh
grafik fungsi kontinu 𝑓, dibatasi di bawah oleh fungsi kontinu 𝑔 dimana 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)
pada [𝑎, 𝑏], dan batas kiri oleh garis vertikal 𝑥 = 𝑎, batas kanan oleh garis vertikal
𝑥 = 𝑏.

Berdasarkan gambar, kita bisa melihat bahwa


Luas 𝑅 =Luas dibawah 𝑓(𝑥) − Luas dibawah 𝑔(𝑥)
𝑏 𝑏 𝑏
=∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 − ∫𝑎 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫𝑎 [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥

Kesimpulannya adalah
Misal 𝑓 dan 𝑔 adalah fungsi kontinu sehingga 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥) pada interval [𝑎, 𝑏].
Maka,luas daerah yang dibatasi di atas oleh 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan di bawah oleh 𝑦 = 𝑔(𝑥)
pada [𝑎, 𝑏] adalah
𝑏
∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥
𝑎

Contoh Carilah luas daerah yang dibatasi oleh sumbu 𝑥,grafik 𝑦 = −𝑥 2 + 4𝑥 − 8,


dan garis 𝑥 = −1 dan 𝑥 = 4.
Solusi:
Kita bisa melihat bahwa R sebagai daerah yang dibatasi atas oleh 𝑓(𝑥) = 0 dan
bawah
𝑔(𝑥) = −𝑥 2 + 4𝑥 − 8 pada [−1,4]. Oleh karena itu, luas daerah 𝑅 adalah
𝑏 4
∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ [0 − (−𝑥 2 + 4𝑥 − 8)] 𝑑𝑥
𝑎 −1
4
= ∫ 𝑥 2 − 4𝑥 + 8 𝑑𝑥
−1

𝑥3 4
= − 2𝑥 2 + 8𝑥|
3 −1
64 1
=( − 32 + 32) − (− − 2 − 8)
3 3
95 2
= = 31
3 3
2
Jadi luas daerahnya adalah 31 3 satuan luas

15.7 PENGAPLIKASIAN INTEGRAL TENTU UNTUK EKONOMI DAN BISNIS.


a. Surplus Konsumen dan Produsen.
Misalkan 𝑝 = 𝐷(𝑥) merupakan fungsi permintaan dengan 𝑝 adalah harga dan 𝑥
adalah jumlah banrang yang diminta. Lebih jauh lagi misalkan harga pasar yang telah
ditentukan sebesar 𝑝̅ pada sebuah komoditas untuk harga saat banyaknya barang yang
diminta adalah 𝑥̅ unit. Maka konsumen yang dapat membayar lebih dari harga 𝑝̅ dapat
menyimpan kelebihannya. Perbedaan harga saat konsumen akan membeli 𝑥̅ unit dan
biaya yang sebenarnya disebut sebagai surplus konsumen.

Untuk mendapatkan turunan dari surplus konsumen, bagi interval [0, 𝑥̅ ] menjadi 𝑛
subinterval dengan panjang tiap-tiap interval adalah ∆𝑥 = 𝑥̅ /𝑛 dan perhatikan bahwa
titik akhir dari tiap-tiap subinterval adalah 𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑛 = 𝑥̅

Perhatikan gambar dibawah ini. Konsumen yang membayar sebesar 𝐷(𝑥1 ) dolar
untuk ∆𝑥 unit pertama bukannya dengan harga pasar sebesar 𝑝̅ per unit. Kelebihan
dari konsumen tersebut dapat diketahui dengan
𝐷(𝑥1 )∆𝑥 − 𝑝̅ ∆𝑥 = [𝐷(𝑥1 ) − 𝑝̅ ]∆𝑥
menghitung luas daerah persegi pajang 𝑟1. Dengan cara yang serupa, kita juga bisa
mendapatkan
𝐷(𝑥2 )∆𝑥 − 𝑝̅ ∆𝑥 = [𝐷(𝑥2 ) − 𝑝̅]∆𝑥
Sehingga kita juga akan mendapatkan
[𝐷(𝑥1 ) − 𝑝̅]∆𝑥 + [𝐷(𝑥2 ) − 𝑝̅ ]∆𝑥 + ⋯ + [𝐷(𝑥𝑛 ) − 𝑝̅ ]∆𝑥
= [𝐷(𝑥1 ) + 𝐷(𝑥2 ) + ⋯ + 𝐷(𝑥𝑛 )]∆𝑥 − 𝑛𝑝̅ ∆𝑥
= [𝐷(𝑥1 ) + 𝐷(𝑥2 ) + ⋯ + 𝐷(𝑥𝑛 )]∆𝑥 − 𝑝̅𝑥̅
Perhatikan bahwa 𝑝 = 𝐷(𝑥) dengan interval [0, 𝑥̅ ] dengan titik-titik akhir
𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑛 . Jika 𝑛 → ∞ kita akan mendapatkan formula dari surplus konsumen CS.

Surplus Konsumen.
Surplus konsumen didefinisikan sebagai
𝑥̅
𝐶𝑆 = ∫ 𝐷(𝑥) 𝑑𝑥 − 𝑝̅ 𝑥̅
0

Dengan D adalah fungsi pemintaan, 𝑝̅ adalah harga pasar, dan 𝑥̅ adalah kuantitas yang
terjual.
Perhatikan bahwa batas bawah integralnya adalah 0 dan batas atasnya adalah 𝑥̅ . Maka
dapat kita tulis CS sebagai
𝑥̅
𝐶𝑆 = ∫ [𝐷(𝑥) − 𝑝̅ ]𝑑𝑥
0

Selanjutnya adalah tentang surplus produsen. Misalkan 𝑝 = 𝑆(𝑥)adalah fungsi


penawaran dengan 𝑝 adalah harga dan 𝑥 adalah jumlah banrang yang ditawarkan.
Dengan cara yang serupa, misalkan harga pasar sudah ditetapkan sebesar 𝑝̅ pada
sebuah komoditas untuk harga saat banyaknya barang yang ditawarkan adalah 𝑥̅ unit.
Maka produsen yang akan memroduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dari 𝑝̅ .
Perbedaan biaya dan harga jual ini yang disebut sebagai surplus konsumen. Sehingga
bisa didapat surplus produsen PS sebagai

Surplus Produsen.
Surplus produsen didefinisikan sebagai
𝑥̅
𝑃𝑆 = 𝑝̅ 𝑥̅ − ∫ 𝑆(𝑥) 𝑑𝑥
0

Dengan S adalah fungsi penawaran, 𝑝̅ adalah harga pasar, dan 𝑥̅ adalah kuantitas yang
ditawarkan. PS juga dapat dituliskan sebagai
𝑥̅
𝑃𝑆 = ∫ [𝑝̅ − 𝑆(𝑥)] 𝑑𝑥
0

b. Present value dan nilai pada masa depan penghasilan.


Misalkan sebuah perusahaan memiliki penghasilan selama periode waktu tertentu,
sebagai contoh pendapatan dari retail selama 5 tahun. Pendapatan tersebut
diinverstasikan dengan suku bunga tetap. Akumulasi pendapatan selama 5 tahun
adalah total uan yang didapat oleh peruhaan tersebut. Integral tentu bisa digunakan
untuk menentukan nilai akumulasi atau pendapatan selama periode tertentu. Total
pendapatan pada masa depan dapat kita gunakan untuk menentukan nilai
pendapatannya. Misalkan
𝑅(𝑡) = Tingkat pendapatan saat waktu 𝑡
𝑟 = Tingkat bunga majemuk
𝑇 = Waktu

Mari kita bagi interval [0, 𝑇] menjadi 𝑛 subinterval dengan panjang yang sama dan
notasikan titik akhir dari tiap-tiap subinterval dengan 𝑡1 , 𝑡2 , . . . , 𝑡𝑛 = 𝑇. Jika 𝑅 adalah
fungsi yang kontinu pada interval [0, 𝑇] maka perubahan nilai 𝑅(𝑡) akan tidak terlalu
signifikan pada subinterval [0, 𝑡1 ] untuk subinterval yang kecil. Sehingga pendapatan
saat [0, 𝑡1 ] adalah sekitar
𝑅(𝑡1 )∆𝑡
Nilai saat di masa depan, 𝑇 tahun dari sekarang, bisa kita dapatkan dari pendapatan
saat 𝑡1 dengan

[𝑅(𝑡1 )∆𝑡]𝑒 𝑟(𝑇−𝑡1 )


Saat interval waktunya [𝑡1 , 𝑡2 ] pendapatan yang didapat sekitar 𝑅(𝑡2 )∆𝑡 dan nilainya
saat 𝑇 tahun dari sekarang adalah
[𝑅(𝑡2 )∆𝑡]𝑒 𝑟(𝑇−𝑡2 )
Sehingga untuk interval [0, 𝑇] didapat

𝑅(𝑡1 )𝑒 𝑟(𝑇−𝑡1 ) ∆𝑡 + 𝑅(𝑡2 )𝑒 𝑟(𝑇−𝑡2 ) ∆𝑡 + ⋯ + 𝑅(𝑡𝑛 )𝑒 𝑟(𝑇−𝑡𝑛) ∆𝑡


= 𝑒 𝑟𝑇 [𝑅(𝑡1 )𝑒 −𝑟𝑡1 ∆𝑡 + 𝑅(𝑡2 )𝑒 −𝑟𝑡2 ∆𝑡 + ⋯ + 𝑅(𝑡𝑛 )𝑒 −𝑟𝑡𝑛 ∆𝑡]

Nilai akumulasi atau total nilai pada masa depan


Nilai akumulasi atau total nilai pada masa depan setelah 𝑇 tahun dengan pendapatan
𝑅(𝑡) per tahun dan tingkat suku bunga majemuk 𝑟 pertahun didefinisikan dengan
𝑇
𝐴 = 𝑒 𝑟𝑇 ∫ 𝑅(𝑡)𝑒 −𝑟𝑡 𝑑𝑡
0

Cara lain untuk mengukur pendapatan bisa didapat dengan menggunakan present
value. Present value dari sebuah pendapatan 𝑅(𝑡) per tahun dan tingkat suku bunga
majemuk 𝑟 pertahun merupakan nilai 𝑃 yang akan menghasilkan nilai akumulasi yang
sama dengan pendapatan ketika 𝑃 diinvestasikan saat ini untuk periode 𝑇 tahun
dengan tingkat bunga yang sama.
Dengan kata lain kita mempunyai
𝑇
𝑃𝑒 𝑟𝑇 = 𝑒 𝑟𝑇 ∫ 𝑅(𝑡)𝑒 −𝑟𝑡 𝑑𝑡
0

Sehingga present value bisa didapat dengan


𝑇
𝑃𝑉 = ∫ 𝑅(𝑡)𝑒 −𝑟𝑡 𝑑𝑡
0

c. Jumlah dari Anuitas dan Present Value-nya


Anuitas adalah cicilan pembayaran yang dilakukan secara berkala dalam kurun waktu
tertentu. Karena besarnya cicilan tidak harus sama pada setiap pembayarannya maka
kita asumsikan besarnya cicilan sama pada pembahasan ini. Contohnya seperti setoran
rutin rekening tabungan dan pembayaran asuransi.
Banyaknya anuitas adalah jumlah semua pembayaran beserta bunganya. Formula
untuk menghitung anuitas bisa kita dapatkan dari nilai akumulasi atau nilai pada masa
depan.
Misalkan
𝑃 = besarnya anuitas yang harus dibayarkan
𝑟 = suku bunga majemuk
𝑇 = waktu
𝑚 = banyaknya pembayaran
Maka pembayaran anuitas bisa didapat melaui pendapatan 𝑅(𝑡) = 𝑚𝑃. Sehingga
𝑇 𝑇 𝑇
𝑟𝑇 −𝑟𝑡 𝑟𝑇 −𝑟𝑡 𝑟𝑇
𝑒 −𝑟𝑡 1 𝑚𝑃 𝑟𝑇
𝐴=𝑒 ∫ 𝑚𝑃𝑒 𝑑𝑡 = 𝑚𝑃𝑒 ∫ 𝑒 𝑑𝑡 = 𝑚𝑃𝑒 [− + ]| = (𝑒 − 1)
0 0 𝑟 𝑟 0 𝑟

Maka

Besarnya Anuitas
Besarnya Anuitas bisa didapat dengan
𝑚𝑃 𝑟𝑇
𝐴= (𝑒 − 1)
𝑟
Sehingga
Present Value dari anuitas
Present Value dari anuitas bisa didapat dengan
𝑚𝑃
𝐴= (1 − 𝑒 −𝑟𝑇 )
𝑟

d. Kurva Lorentz dan Distribusi Pendapatan


Salah satu metode dalam pendistribusian pendapatan yang digunakan para ekonom
adalah kurva lorentz, yang ditemukan oleh ahli statistika amerika bernama M. D.
Lorentz. Untuk mendeskripsikan kurva lorentz, kita misalkan 𝑓(𝑥) merupakan fungsi
proporsi dari pendapatan dengan domain 0 ≤ 𝑥 ≤ 1. Sebagai contoh misalkan
𝑓(0,3) = 0,1 ini berarti bahwa 30% dari penerima terbawah mendapatkan 10% total
pendapatan
Fungsi 𝑓 memiliki sifat sebagai berikut:
1. 𝐷𝑓 = [0,1]
2. 𝑅𝑓 = [0,1]
3. 𝑓(0) = 0 dan 𝑓(1) = 1
4. 𝑓(𝑥) ≤ 𝑥 untuk setiap 0 ≤ 𝑥 ≤ 1
5. Fungsi 𝑓 adalah fungsi naik pada [0,1]

Berdasarkan sifat-sifat diatas, bisa kita simpulkan bahwa 𝑥 dan 𝑓(𝑥) keduanya
pecahan, 0% penerima terbawah mendapat 0% total pendapatan dan 100% penerima
terbawah mendapat 100% pendapatan, dan 100𝑥% penerima terbawah paling banyak
mendapatkan 100𝑥% pendapatan. Selanjutnya, misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥. Perhatikan
bahwa 100𝑥% penerima terbawah menerima tepat 100𝑥% penghasilan, maka kasus
ini disebut dengan garis ekualitas komplit. Secara geometri, apabila kurva lorentz
semakin mendekati garis, maka distribusi pendapatannya semakin merata.
Pembahasan ini selanjutnya mengarah pada suatu rasio antara area dari kurva lorentz yang
tergolong garis ekuaitas komplit dengan area dari kurva yang berada dibawah garis, rasio ini
disebut dengan koefisien inekualitas kurva lorentz. Sehingga
Koefisien Inekualitas Kurva Lorentz
Koefisien inekualitas kurva lorentz, atau bisa disebut Gini Index, sebuah kurva lorentz
didefinisikan sebagai
1
𝐿 = 2 ∫ [𝑥 − 𝑓(𝑥)]𝑑𝑥
0
Soal:
Proyeksi Penjualan Komputer Sebuah studi yang disiapkan oleh departemen pemasaran
Universal Instruments memperkirakan bahwa, setelah baris baru dari ‘Galaxy Home
Computers’ diperkenalkan ke pasar, penjualan akan tumbuh pada tingkat
2000 − 1500𝑒 −0,05𝑡 (0 ≤ 𝑡 ≤ 60)
unit per bulan. Temukan ekspresi yang memberikan jumlah total komputer itu
akan menjual t bulan setelah mereka tersedia di pasar. Berapa banyak komputer yang akan
dijual Universal di tahun pertama mereka ada di pasaran?
Solusi :
misalkan 𝑁(𝑡) menunjukkan jumlah total komputer yang mungkin diharapkan
untuk dijual t bulan setelah diperkenalkan di pasar. Lalu, tingkat pertumbuhannya
penjualan diberikan oleh 𝑁′(𝑡) unit per bulan. Jadi,
𝑁 ′ (𝑡) = 2000 − 1500𝑒 0,05𝑡
Sehingga,

Setelah mengintegrasikan integral kedua dengan metode substitusi, kami memperoleh

Untuk menentukan nilai C, perhatikan bahwa jumlah komputer yang terjual pada akhir bulan
0 adalah nol, jadi 𝑁(0) = 0. Di dapatkan
𝑁(0) = 30.000 + 𝐶 = 0 Sejak 𝑒 0 = 1
atau C 30.000. Oleh karena itu, ekspresi yang diperlukan yaitu
𝑁(𝑡) = 2000𝑡 + 30.000𝑒 −0,05𝑡 − 30.000
= 2000𝑡 + 30.000(𝑒 −0,05𝑡 − 1)
Jumlah komputer yang bisa dijual Universal di tahun pertama adalah
𝑁(12) = 2000(12) + 30.000(𝑒 −0,05(2) − 1)
= 10.464

Soal:
Balap SpeedBoat – Dalam uji coba pratata baru-baru ini untuk rekor kecepatan air dunia,
kecepatan Sea Falcon II 𝑡 detik setelah menembakkan roket pendorong diberikan oleh
𝑣(𝑡) = −𝑡 2 + 20𝑡 + 40 (0 ≤ 𝑡 ≤ 20)
ft/sec. Tentukan jarak yang ditempuh oleh boat selama 20 detik setelah roket pendorong
diaktifkan.
Solusi:
Jarak diberikan oleh
20 20
∫ 𝑣(𝑡) 𝑑𝑡 = ∫ (−𝑡 2 + 20𝑡 + 40) 𝑑𝑡
0 0
1 20
= [− 𝑡 3 + 10𝑡 2 + 40𝑡 ]
3 0
1
= [− (20)3 + 10(20)2 + 40(20) ] − 0
3
8000
=− + 4000 + 800
3
= −2666,67 + 4000 + 800
= 2133,33
Jadi, jarak yang di tempuh oleh boat selama 20 detik setelah roket pendorong diaktifkan
adalah 2133,33 ft.

Soal :
Konsentrasi dari suatu obat tertentu dalam darah seorang pasien setelah 𝑡 jam injeksi
0,2𝑡
adalah 𝐶(𝑡) = 𝑡 2 +1 𝑚𝑔/𝑐𝑚3. Tentukan rata-rata konsentrasi dari obat dalam aliran darah
pasien setelah 4 jam obat diinjeksikan.
Solusi:
Dengan menggunakan rumus rata-rata, maka rata ratanya adalah
4
1 0,2𝑡
∫ 2 𝑑𝑡
4−0 0 𝑡 +1

Dengan mensubtitusi 𝑢 = 𝑡 2 + 1 sehingga


𝑑𝑢
= 2𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑢
= 𝑡 𝑑𝑡
2
Sedangkan batas bawahnya ketika 𝑡 = 0, 𝑢 = 1, dan batas atas ketika 𝑡 = 4, 𝑢 = 17.
Maka
4
1 0,2𝑡 1 17 0,2 𝑑𝑢
∫ 𝑑𝑡 = ∫
4 − 0 0 𝑡2 + 1 4 1 𝑢 2
1 17 1 ln 𝑢 17
= ∫ 𝑑𝑢 = |
40 1 𝑢 40 1
ln 17 ln 1 ln 17
= − = ≈ 0,071
40 40 40
Jadi, rata rata konsentrasi obat di dalam aliran darah pasien setelah 4 jam adalah
0,071 𝑚𝑔/𝑐𝑚3

Soal:
Karena semakin pentingnya batubara sebagai sumber energi alternatif, produksi dari
batubara telah tumbuh pada tingkat 3,5𝑒 0,05𝑡 miliar ton/tahun, dengan 𝑡 adalah tahun dari
1980. Apabila tidak mengalami krisis energi , tingkat produksi dari batubara sejak 1980
hanya 3,5𝑒 0,01𝑡 miliar ton/tahun. Tentukan berapa banyak tambahan batubara yang
diproduksi antara 1980 dan akhir abad sebagai sumber alternatif.
Solusi :
Misal 𝑓 adalah fungsi yang menyatakan tingkat produksi batubara ketika krisis energi, dan
𝑔 adalah fungi yang menyatakan tingkat produksi batubara ketika tidak krisis energi.
Maka 𝑓(𝑡) = 3,5𝑒 0,05𝑡 dan 𝑔(𝑡) = 3,5𝑒 0,01𝑡 .
Jika 𝑥 = 0 ketika tahun 1980, maka 𝑥 = 2000 − 1980 = 20 ketika akhir abad yaitu tahun
2000.
Perhatikan bahwa 𝑒 0,05𝑡 ≥ 𝑒 0,01𝑡 ketika 𝑡 ≥ 0, sehingga 3,5𝑒 0,05𝑡 ≥ 3,5𝑒 0,01𝑡 , akibatnya
𝑓(𝑡) ≥ 𝑔(𝑡).
Maka banyak tambahan batubara yang diproduksi antara tahun 1980 sampai akhir abad
dinyatakan sebagai
20
20
∫ [3,5𝑒 0,05𝑡 − 3,5𝑒 0,01𝑡 ] 𝑑𝑡 = 70𝑒 0,05𝑡 − 350𝑒 0,01𝑡 |
0 0

= (70𝑒 1 − 350𝑒 0,2 ) − (70 − 350) = 70𝑒 − 350𝑒 0,2 + 280 ≈ 42,79
Jadi, banyak tambahan batubara dari tahun 1980 sampai akhir abad adalah 42,79 miliar ton

Soal:
Pada sebuah studi mengenai kebijakan ekonomi di suatu negara. Diketahui bahwa kurva
lorentz untuk penghasilan guru didefinisikan dengan fungsi
13 2 1
𝑓(𝑥) = 𝑥 + 𝑥
14 14

Sedangkan untuk ahli hukum, kurva lorentz-nya didefinisikan dengan fungsi


9 4 2
𝑔(𝑥) = 𝑥 + 𝑥
11 11

a. Tentukan koefisien inekualitas untuk setiap kurva lorentz diatas!

b. Pekerjaan manakah yang lebih banyak mendapat distribusi pendapatan?

Solusi:

a. Koefisien inekualitas masing masing adalah

1 1
13 2 1 13 13 39 26 13
𝐿𝑓 = 2 ∫ [𝑥 − ( 𝑥 + 𝑥)] 𝑑𝑥 = 2 ∫ [ 𝑥 − 𝑥 2 ] 𝑑𝑥 = 2 ( − ) =
0 14 14 0 14 14 84 84 42
≈ 0,3095

1
9 2
𝐿𝑔 = 2 ∫ [𝑥 − ( 𝑥 4 + 𝑥)] 𝑑𝑥
0 11 11
1
9 9 45 18 27
= 2∫ [ 𝑥 − 𝑥 4 ] 𝑑𝑥 = 2 ( − )= ≈ 0,4909
0 11 11 110 110 55

b. Karena 𝐿𝑓 > 𝐿𝑔 maka dapat disimpulkan bahwa luasan 𝐿𝑓 lebih sedikit perbedaannya
dengan luasan garis ekualitas komplit. Sehingga kurva lorentz dengan fungsi 𝑓, pekerjaan
guru, lebih mendapat banyak distribusi pendapatan daripada kurva lorentz dengan fungsi 𝑔,
pekerjaan ahli hukum.

Anda mungkin juga menyukai