Disusun Oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalkulus
B. Prinsip-Prinsip Dasar Kalkulus
a. Turunan
b. Integral
C. Bentuk-Bentuk Kalkulus
a. Manipulasi Digit
b. Generalisasi
D. Pengembangan Kalkulus
a. Kalkulus Dalam Dunia Pendidikan
b. Kalkulus Dunia Popule
B. Rumusan masalah
Makalah ini memiliki berbagai masalah yang perlu diselesaikan dalam rumusan
masalah adalah sebagai berikut.
1. Diferensial/Turunan
2. Aplikasi Diferensial
3. Integral
4. Aplikasi Integral
C. Tujuan Penulisan
Makalah diatas tadi mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui pengertian Diferensial dan Integral
2. untuk mengetahui macam-macam bentuk Turunan/Integral
3. untuk mengetahui kegunaan Turunan/Integral dalam kehidupan sehari-hari
D. Manfaat Penulisan
Dengan dituliskannya makalah mengenai materi ini, penulis berharap dapat
memberikan informasi tambahan kepada pembaca dan dapat menambah wawasan
pengetahuan mengenai materi kalkulus Diferensial dan Integral.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DIFERENSIAL
A.1 Pengertian Turunan Fungsi
Limit dapat digunakan untuk menentukan gradien dari suatu kurva. Selain
itu, limit juga digunakan untuk mendefinisikan salah satu operasi yang
fundamental pada kalkulus, yaitu turunan
Definisi
Turunan fungsi f adalah fungsi fyang nilainya di c adalah.
( + ) ()
() = lim
0
Asalkan limit ini ada
( + ) ()
() = lim
0
Jika y = f(x) turunan y atau turunan f dinotasikan dengan y, atau , atau f, atau
()
1. jika f(x) = k dengan k konstan untuk setiap x (f fungsi konstan), maka f(x) = 0.
lim (+)()
Bukti: () = 0
lim
= 0
=0
2. jika f(x) = x dengan x (f fungsi identitas), maka f(x) = 1.
lim (+)()
Bukti: () = 0
lim (+)
= 0
lim
= 0
=1
3. jika f(x) = xn dengan n bilangan bulat positif, untuk setiap x, maka f(x) = nxn-1.
lim (+)()
Bukti: () = 0
(+)
= lim
0
(1) 2 2
lim + 1 + + +1 +
2
= 0
(1 2
( 1 + + ... +2 +1 )
2
= lim
0
(1)
= lim ( 1 + 2 + . . . +2 + 1 )
0 2
= lim 1
0
= 1
Contoh 1
Aturan Rantai
misalkan y = f(u) dan u = g(x) menentukan fungsi komposisi yang dirumuskan
dengan y = f(g(x)) = (f g)(x) jika terdiferensialkan di x dan f terdiferensialkan di
u = g(x) maka y = (f g)(x) terdiferensialkan di x dan g
= ( ) ()
= (()) ()
atau
=
Fungsi komposisi dapat diperluas menjadi komposisi 3 fungsi, 4 fungsi dan
seterusnya
Jika y = f(u)
u = g(v)
v = h(x)
Yakni y = (f g h)(x)
maka =
1 ()
=
1=
1
=
2
( )= 2
{
{ {
( + ) ()
() = lim
0
cos( + ) cos
= lim
0
(cos 1) sin
= lim cos lim lim sin lim
0 0 0 0
= cos . 0 sin . 1
= sin
Analog :
= sin = sin
1
x
y
1 2
= cos
1
= cos = 1 2
cos
1
=
1 2
1
jadi, Jika = sin , maka =
1 2
Analog:
1
Jika = cos , maka =
1 2
1
Jika = tg , maka =
1+ 2
1
Jika = ctg , maka =
1+ 2
1
Jika = sec , maka =
2 1
1
Jika = cosec , maka =
2 1
ln( + ) ln
= lim
0
+
ln ( )
= lim
0
ln (1 + )
= lim
0
ln (1 + )
= lim
0
.
ln (1 + )
= lim
0
ln (1 + )
= lim
0
ln (1 + )
= lim
0 lim
0
Mengingat (1) lim ln () = ln lim () dan (2) lim (1 + ) =
0 0 0
Sehingga diperoleh :
lim ln(1+)
0
( ) =
lim
0
ln lim (1 + )
0
=
lim
0
ln
=
1
=
1
Jadi, Jika () = ln , maka () =
ln
= log =
ln
1
= ln
ln
1 1
Sehingga =
ln
1
=
x ln
Jadi, 1
Jika = log , maka =
ln
x = ln
1
x = ln ln
1 1
Sehingga =
ln
Diperoleh = ln
= ln
f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c) f(x) untuk semua x di S
f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau nilai
minimum
Fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan adalah fungsi objektif
Penyelesaian
Untuk mencari titik stasioner kita selesaikan f(x) = -6x2 + 6x = 0, sebagai berikut:
f(x) = -6x2 + 6x = 0
-6x (x - 1) = 0
Jika f (x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I
Jika f (x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I
Contoh Soal
x2 2x 4
Tentukan selang kecekungan dari f ( x)
x2
Penyelesaian
x2 4x
f ' ( x)
( x 2) 2
(2 x 4)( x 2) 2 2( x 2)( x 2 4 x)
f ' ' ( x)
( x 2) 4
( x 2)(( 2 x 4)( x 2) 2( x 2 4 x))
( x 2) 4
2 x 2 8x 8 2 x 2 8x
8
( x 2)3 ( x 2)3
Grafik f cekung keatas pada selang (2,) dan cekung kebawah pada selang (-,2)
Titik Belok
Andaikan f(x) kontinu di x = b. Maka (b,f(b)) disebut titik belok dari kurva f(x)
jika :
terjadi perubahan kecekungan di x = b, yaitu di sebelah kiri dari x =b, fungsi f
cekung ke atas dan di sebelah kanan dari x =b fungsi f cekung ke bawah atau
sebaliknya x = b adalah titik belok, jika f (b) = 0 atau f(b) ada.
Contoh Soal
Tentukan titik belok (jika ada) dari
1. f ( x) 2 x 3 1 2. f ( x) x 4
Penyelesaian
1. f ( x) 2 x 3 1
f ' ( x) 6 x 2 , f ' ' ( x) 12 x
-------------------++++++++++
0
Di x = 0 terjadi perubahan kecekungan, dan f(0)= -1 maka (0,-1) merupakan titik
belok
2. f ( x) x 4
f ' ' ( x) 12 x 2
--------------- ++++++++++
0
Tidak ada titik belok, karena tidak terjadi perubahan kecekungan
f(c) adalah suatu nilai maksimum lokal dari f jika terdapat sebuah interval (a,b)
yang berisi c sehingga f(c) adalah nilai maksimum dari f pada (a,b) S
f(c) adalah suatu nilai minimum lokal dari f jika terdapat sebuah interval
(a,b) yang berisi c sehingga f(c) adalah nilai minimum dari f pada (a,b) S
f(c) adalah suatu nilai ekstrim lokal local dari f jika kedua-duanya adalah sebuah
nilai maksimum local atau sebuah nilai minimum local.
Teorema
Andaikan f kontinu pada selang buka (a,b) yang memuat titik kritis c
Jika f (x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f (x) > 0 untuk semua x
dalam (c,b) maka f(c) adalah nilai maksimum lokal f
Jika f (x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f (x) > 0 untuk semua x
dalam (c,b) maka f(c) adalah nilai minimum lokal f
Jika f (x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim local
f
Definisi
Definisi
(Limit bila x -). Andaikan f terdefinisikan pada ( -, c] untuk suatu bilangan
c, kita katakan bahwa lim x - f(x) = L jika untuk masing-masing >0, terdapat
bilangan M yang berpadanan sedemikian sehingga
X < M f(x) L <
Definisi
(Limit-limit tak- terhingga). Kita katakan bahwa lim xc+ f(x) = jika untuk tiap
bilangan positif M, berpadanan suatu >0 demikian sehingga
0 < x c < f(x) > M
Teorema B
Jika F(x) = G(x) untuk semua x dalam (a,b), maka terdapat konstanta C
sedemikian sehingga F(x) = G(x) + C
Untuk semua x dalam (a,b)
B.6 Aplikasi Turunan dalam Berbagai Bidang
Dalam Bidang Matematika
1. Tentukan ukuran persegi panjang yang dapat dibuat dari kawat sepanjang 100 cm
agar luasnya maksimum !
Jawab
Misal panjang persegi panjang = y, lebar persegi panjang = x
Luas = L = x . y
Karena 2x + 2y = 100 y = 50 - x
Sehingga, L =x.y
= x (50 - x)
= 50x x2 , 0 x 50
L(x) = 50 2x
x = 25
Karena L(x) = -2 < 0, maka di x = 25 maksimum.
Karena L(0) = 0, L(25) = 625, L(50) = 0 agar luas maksimum maka
haruslah
x = 25 dan y = 25
2. Tentukan persamaan garis singgung dari y = x3 - 2x2 - 5 pada titik (3,2).
Jawab
y = f(x) = x3 - 2x2 - 5
y = f(x) = 3x2 - 4x f (3) = 3(3)2 - 4(3) = 15 ; m = 15.
Rumus Persamaan Garis Singgung :
y - yo = m (x - xo)
maka garis singgung fungsi diatas adalah :
y 2 = 15 (x 3) atau y = 15x 43
C. INTEGRAL
C.1 Pengertian Integral
Integral yang biasa disebut juga hitung integral atau kalkulus integral
dapat digunakan untuk mencari luas suatu daerah. Dalam kalkulus integral dapat
diartikan sebagai operasi invers dari turunan disebut juga anti turunan atau anti
diferensial. Integral dilambangkan oleh yang merupakan lambang untuk
menyatakan kembali ()dari ().
Suatu fungsi disebut anti turunan dari suatu fungsi pada selang , jika
untuk setiap nilai di dalam , berlaku () = ().
Berdasarkan pengertian bahwa integral adalah invers dari operasi
pendiferensialan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Apabila terdapat fungsi () yang dapat di diferensialkan pada interval I,
()
sedemikian sehingga = () = (), maka anti turunan dari f(x) adalah
() = () +
Keterangan :
= operasi antiturunan atau lambang integral
C = konstanta integrasi
f(x)dx = fungsi integral, fungsi yang akan dicari anti turunannya
f(x) = fungsi hasil integral
4) a f(x) dx = a f(x) dx
5) [ f(x) g(x) ] dx = f(x) dx g(x) dx
Contoh :
o 2x dx
2
2x dx = 1+1 x1+1 + c
o (4x + 6 ) dx
(4x + 6 ) dx = 4x dx + 6x dx
2x2 + 6x + C
Contoh :
o (3 sin x) dx
(3 sin x) dx = - 3 cos x + c
o (x + tan x) dx
1
(x + tan x) dx = 2 x2 + ln sec x + c
1
f(x)n d[f(x)] = un du = +1 un-1 + c, dengan n 1
Contoh :
Tentukan integral dari 6x2 (2x3 - 4)2 dx
Misal u = 2x3 4 du = 6x2 dx
dx = 6 2
Sehingga, 6x2 (2x3 - 4)2 dx = 6x2u4 6 2
1 1
= u2 du = 5 u5 = (2x3 - 4)5 + c
5
u dv = uv - v du
Contoh :
Tentukanlah x2 +
Misal u = x du = dx
dv = 2 + v = 2 + dx
= (2 + x)1/2 d(2 + x)
2
= 3 (2 + x)3/2 + c
2 2
Sehingga, x2 + = x 3 (2 + x)3/2 - (2 + x)3/2 dx
3
2 2
= 3x (2 + x) - (2 + x) d(2 + x)
3
2 2 2
= 3x (2 + x) - 3 5 (2 + x)5/2 + c
2 4
= 3x (2 + x) 3/2 - 15 (2 + x)5/2 + c
Contoh :
2+1 2+1
23+2 = (1)(2)
= +
1 2
A dan B dapat dicari melalui hubungan :
2+1
= +
2 3+2 1 2
(2)+(1)
= (1)(2)
2 + 1 = ( 2) + ( 1)
2 + 1 = ( + ) 2
( + ) = 2 dan 2 = 1
= 3 dan = 5
3 5
= 1 + 2
Misal : = 1 =
= 2 =
3 5
= +
=3 ln() + 5 ln() +
=3 ln( 1) + 5 ln( 2) +
(2)5
=ln (1)3 +
()
Aturan yang dapat dipedomi untuk penguraian bentuk () sebagai berikut :
3 3 813
2. (+3)(1)2
= + +
+3 1 (1)2
dengan = 4, = 1, dan = 2
6 3 13+22
3. (+3)( 2 2)2
= + + ( 2
+3 2 +2 2)2
dengan = 1, = 1, = 3, = 5 dan = 0
Untuk kasus nbm yaitu derajat polinomial () tidak kurang dari derajat
polinomial (), maka sebelum diterapkan aturan penguraian diatas, perlu
dilakukan penyederhanaan lebih dahulu.
Contoh :
3 1
3 =
+
Dalam