Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

“TURUNAN “

Dosen Pengampu :
Dr.Amirhud Dalimunthe, S.T,M.Kom
Mega Silfia Dewy,M.Pd.T

Disusun oleh kelompok 11:

1. M.FATTAH (5233151017)

2. Joko Hendratmo (2312200102770)

3. Alfi Rahmadhani (5231151021)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
DAFTAR ISI

HALAMANSAMPUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................2
C. TUJUAN............................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN...............................................3
A. KAJIAN TEORI..................................................................................................3
1. TURUNAN...................................................................................................3
1.1 DEFINISI TURUNAN.............................................................................3
1.2 ATURAN PENCARIAN TURUNAN.........................................................3
1.3 TEOREMA TURUNAN...........................................................................4
1.4 TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI.....................................................5
1.5 LAJU YANG BERKAITAN......................................................................6
2. NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM..............................................................6
2.1 DEFINISI NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM........................................6
2.2 TEOREMA NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM......................................7
2.3 EKSTRIM LOKAL DAN EKSTRIM PADA INTERVAL TERBUKA.................9
B. PEMBAHASAN.................................................................................................11
1. APLIKASI TURUNAN..................................................................................11
2. TEOREMA DAN ATURAN TURUNAN TERKAIT APLIKASI TURUNAN...........11
3. CARA, LANGKAH, DAN PROSEDUR DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN TERKAIT
APLIKASI TURUNAN......................................................................................11
3.1 LAJU YANG BERKAITAN....................................................................11
3.2 OPTIMASI (APLIKASI TURUNAN).......................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
A. SIMPULAN......................................................................................................21
B. SARAN............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalkulus (bahasa Latin: calculus, artinya “batu kecil”, untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak
terhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan dan ilmu yang mempelajari
tentang operasi dan penerapannya untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya.
Pada masa kini, kalkulus digunakan sebagai suatu alat bantu yang utama dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu
bagian dari kalkulus yang mempunyai peranan besar (baik dalam bidang-bidang lain
maupun matematika itu sendiri) yaitu turunan.

Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk
menyatakan hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau
beberapa variabel bebas lainnya. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus
dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh Sir Isaac Newton (16421727), ahli
matematika dan fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), ahli
matematika bangsa Jerman, dari tahun 1665 sampai dengan tahun 1675 sebagai
suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika.
Dengan mempelajari turunan, maka dapat mempermudah kita dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fungsi, integral, dan bidang kalkulus
lainnya. Turunan juga dapat digunakan untuk menggambarkan grafik suatu fungsi
aljabar, yaitu dengan menggunakan penerapannya. Salah satu penerapan dari
turunan yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah terkait
dengan penentuan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi.

Nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi adalah nilai terbesar dan nilai
terkecil dari fungsi, baik dalam kisaran tertentu (ekstrem lokal atau relative) maupun
di seluruh domain dari fungsi (ekstrem global atau absolut). Pada dasarnya, dalam
menentukan nilai maksimum dan minimum pada suatu fungsi dengan interval
tertentu, sama dengan cara untuk menentukan nilai maksimum dan minimum pada
fungsi yang tidak terdapat interval. Namun, hanya tinggal menambahkan nilai
intervalnya ke dalam fungsi untuk mengetahui nilai maksimum dan minimumnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja aplikasi turunan dalam cabang ilmu matematika yang dapat ditemukan
dalam kehidupan nyata?
2. Apa saja teorema-teorema dan aturan yang dapat dipakai dalam menganalisis
dan menyelesaikan permasalahan terkait aplikasi turunan?
3. Bagaimana cara, langkah, dan prosedur dalam menyelesaikan persoalan terkait
aplikasi turunan yang berhubungan dengan nilai maksimum dan minimum serta
laju yang berkaitan?

C. Tujuan
1. Mengetahui contoh aplikasi turunan dalam cabang ilmu matematika yang dapat
dijumpai pada kehidupan nyata.
2. Mengetahui teorema-teorema dan aturan yang dapat dipakai dalam
menganalisis dan menyelesaikan permasalahan terkait aplikasi turunan.

3. Mengetahui cara, langkah, dan prosedur dalam menyelesaikan persoalan terkait


aplikasi turunan yang berhubungan dengan nilai maksimum dan minimum serta
laju yang berkaitan.

2
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Teori
1. Turunan
1.1 Definisi Turunan
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ yang nilainya pada sebarang bilangan
riil 𝑥 didefinisikan dengan :


(𝑥) = lim 𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓
ℎ→0 ℎ
Daerah asal f’ adalah himpunan semua x pada daerah asal f di mana

Dikatakan f terdiferensiasi di x = a jika lim 𝑓 (𝑎+ℎ)−𝑓(𝑎)


ada.
ℎ→0 ℎ

1.2 Aturan Pencarian Turunan


Aturan pencarian turunan dibagi menjadi beberapa teorema, beberapanya
yakni,

a. Teorema Aturan Selisih


Jika f dan g adalah fungsi- fungsi yang terdiferensiasi, maka :
(𝑓 − 𝑔)’(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)
yakni :
𝐷𝑥[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] = 𝐷𝑥 𝑓(𝑥) − 𝐷𝑥 𝑔(𝑥) Contoh 1.1:
Tentukanlah turunan dari 𝑦 = 4𝑡2 − 𝑡5!
Penyelesaian :

𝐷𝑥(4𝑡2 − 𝑡5) = 𝐷𝑡(4𝑡2) − 𝐷𝑡 (𝑡5)

𝐷𝑥(4𝑡2 − 𝑡5) = 4𝐷𝑡(𝑡2) − 5𝑡4

𝐷𝑥(4𝑡2 − 𝑡5) = 8𝑡 − 5𝑡4

b. Teorema Hasil Kali

3
Jika f dan g adalah fungsi- fungsi yang terdiferensiasi, maka :
(𝑓𝑔)’(𝑥) = 𝑓(𝑥)𝑔’(𝑥) + 𝑔(𝑥)𝑓’(𝑥)
yakni :
𝐷𝑥[𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)] = 𝑓(𝑥)𝐷𝑥 𝑔(𝑥) + 𝑔(𝑥)𝐷𝑥 𝑓(𝑥)

Contoh 1.2 :
Tentukanlah turunan dari 𝑦 = 𝑠2(𝑠3 + 3)!
Penyelesaian :

𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 𝑠2 𝐷𝑥(𝑠3 + 3) + (𝑠3 + 3)𝐷𝑥(𝑠3)

𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 𝑠2(3𝑠2 + 0) + 2𝑠4 + 6𝑠

𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 5𝑠4 + 6𝑠

1.3 Teorema Turunan


a. Teorema Aturan Rantai
Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑢) dan 𝑢 = 𝑔(𝑥) menentukan fungsi komposit 𝑦 =
𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓𝑜𝑔 (𝑥). Jika 𝑔 terdiferensiasi di 𝑥 dan 𝑓 terdiferensiasi di 𝑢
= 𝑔(𝑥) maka 𝑦 = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓𝑜𝑔 (𝑥) terdiferensiasi di x dan :

(𝑓𝑜𝑔)′𝑥 = 𝑓′(𝑔(𝑥))𝑔′(𝑥) atau

𝐷𝑥[𝑓(𝑔(𝑥))] = 𝑓′(𝑔(𝑥))𝑔′(𝑥) atau

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
=
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
Catatan :
Aturan Rantai: Turunan fungsi komposisi adalah turunan fungsi luar
(outer function) yang dievaluasi pada fungsi dalam (inner function) lalu
dikali dengan turunan fungsi dalam.

Contoh 1.3 :
Jika 𝑦 = (2𝑥2 – 4𝑥 + 1)60, carilah 𝐷𝑥𝑦!

Penyelesaian : y = 𝑢 60 dan 𝑢 = 2𝑥2 –


4𝑥 + 1 Fungsi sebelah luar adalah

4
𝑓(𝑢) = 𝑢60 dan fungsi sebelah
dalam adalah :

𝑢 = 𝑔(𝑥) = 2𝑥2 – 4𝑥 + 1. Jadi,

𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥𝑓(𝑔(𝑥))

= 𝑓(𝑢)𝑔(𝑥)
= (60𝑢59)(4𝑥 – 4)

= 60(2𝑥2 − 4𝑥 + 1)59(4𝑥 – 4)

1.4 Turunan Fungsi Trigonometri


Pada turunan fungsi trigonometri terdapat beberapa teorema yakni a.
Teorema A

Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 keduanya terdiferensiasikan, dan :


𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛 𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥; 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 𝑥) = −𝑠𝑖𝑛 𝑥 Bukti :

𝑥
𝑓(𝑥) = lim
𝑝→𝑥 𝑝 𝑥
𝑝 +𝑥 𝑝 −𝑥 𝑝+𝑥 𝑝−𝑥
−2 sin ( 2 ) sin ( 2 ) − sin ( 2 ) sin ( 2 )
𝑝 −𝑥
𝑓(𝑥) = lim =
lim
𝑝→𝑥 𝑝 𝑥 𝑝→𝑥

𝑝 𝑥
𝑝 𝑥 sin() 𝑥 𝑥
2
𝑓(𝑥) = lim − sin ( ) . lim 𝑝 −𝑥 = − sin ( ).1
𝑝→𝑥 𝑝→𝑥

𝑥
𝑓(𝑥) = − sin () = − 𝐬𝐢𝐧 𝒙

Contoh 1.4 :
Carilah Dx (x2 sin x)!
Penyelesaian :
Aturan Hasil Kali diperlukan di sini.
Dx (x2 sin x) = 𝑥2𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛 𝑥) + 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝐷𝑥 (𝑥2) Dx (x2 sin

x) = 𝑥2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 + 2𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑥

5
1.5 Laju yang Berkaitan

Jika variabel 𝑦 bergantung pada waktu 𝑡, maka dydt disebut laju


perubahan sesaat (time rate of change). Jika 𝑦 mengukur jarak, maka laju
sesaat ini disebut kecepatan (velocity).
Jika 𝑦 diberikan secara eksplisit sebagai fungsi 𝑡, maka masalah mencari
𝑑𝑦
dapat dilakukan dengan mendiferensiasikan dan kemudian

𝑑𝑡

menghitung turunan pada saat yang diminta. Bisa jadi, sebagai ganti
diketahuinya 𝑦 secara eksplisit dalam 𝑡, kita mengetahui sesuatu tentang 𝑑𝑥.
Kita masih tetap mampu mencari 𝑑𝑦 , karena 𝑑𝑦 dan 𝑑𝑥
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 adalah laju yang berkaitan (related rates).

2. Nilai Maksimum dan Minimum


2.1 Definisi Nilai Maksimum dan Minimum
Misalkan 𝑆 daerah asal 𝑓, mengandung titik 𝑐. Kita katakan bahwa :
(i) 𝑓(𝑐) adalah nilai maksimum (maximum value) dari 𝑓 pada 𝑆 jika
𝑓(𝑐) ≥ 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 di 𝑆.
(ii) 𝑓(𝑐) adalah nilai minimum (minimum value) dari 𝑓 pada 𝑆 jika
𝑓(𝑐) ≤ 𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 di 𝑆.
(iii) 𝑓(𝑐) adalah nilai ekstrim (extreme value) dari 𝑓 pada 𝑆 jika 𝑓(𝑐)
merupakan salah satu dari nilai maksimum atau nilai minimum.
(iv) Fungsi yang dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi
objektif (objective function).

Contoh 2.1 :
Perhatikan grafik berikut!

6
Fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 1
𝑥

Penyelesaian :
Maka, berdasarkan grafik fungsi tersebut diperoleh :
(i) Pada (0, ∞), fungsi 𝑓 tidak memiliki nilai maksimum dan nilai
minimum.
(ii) Pada [1,3], fungsi 𝑓 memiliki nilai maksimum 3 dan nilai minimum
13.
(iii) Pada (1,3], fungsi 𝑓 tidak memiliki nilai maksimum, tetapi memiliki
nilai minimum 13.

2.2 Teorema Nilai Maksimum dan Minimum


a. Teorema A. Teorema Keberadaan Maks-Min (Max-Min Existence
Theorem)
Jika fungsi 𝑓 kontinu pada interval tertutup [𝑎, 𝑏], maka 𝑓
memiliki nilai maksimum dan nilai minimum pada [𝑎, 𝑏].

Catatan :
Teorema di atas memberikan arti bahwa kekontinuan merupakan syarat
cukup suatu fungsi agar memiliki nilai maksimum dan nilai minimum.
b. Teorema Titik Kritis
Misalkan fungsi 𝑓 terdefinisi pada interval 𝐼 yang berisi titik 𝑐.
Jika 𝑓(𝑐) adalah nilai ekstrim, maka 𝑐 harus merupakan titik kritis.

Titik 𝑐 tersebut haruslah memenuhi paling tidak salah satu dari syarat-
syarat berikut, yaitu : (i) Titik ujung dari I; atau

(ii) Titik stasioner dari f; atau (iii)


Titik singular dari f.

7
Misalkan domain fungsi f adalah interval I = [a,b].

Titik 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏 disebut titik ujung (end point) dari I. Jika 𝑥 = 𝑐 adalah


titik dengan 𝑓′(𝑐) = 0, maka 𝑐 disebut titik stasioner (stationary point).

Jika 𝑥 = 𝑐 adalah titik dalam (interior point) dari 𝐼 dan 𝑓′(𝑐) tidak ada,
maka 𝑐 disebut titik singular (singular point).

Titik ujung, titik stasioner, dan titik singular tersebut disebut juga titik
kritis (critical point) dari fungsi 𝑓.

Contoh 2.2 :
Tentukanlah titik-titik kritis dari fungsi 𝑓, dengan
𝑓(𝑥) = −2𝑥3 + 3𝑥2 di 𝐼 = [−1,2]!
Penyelesaian :

• Untuk mencari titik stasioner, selesaikan :


𝑓𝑥 = −6𝑥2 + 6𝑥 = 0
Diperoleh : 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1.

• Fungsi 𝑓 tidak memiliki titik singular karena 𝑓′(𝑥) = 6𝑥2 + 6𝑥 selalu


ada.
• Titik ujung dari intervalnya ialah : 𝑥 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2.

8
Jadi, titik kritis dari fungsi 𝑓 tersebut ialah -1, 0, 1, dan 2.

2.3 Ekstrim Lokal dan Ekstrim pada Interval Terbuka


a. Teorema Uji Turunan Kedua (Second Derivative Test)
Misalkan 𝑓′ dan 𝑓′′ ada di setiap titik di interval (𝑎, 𝑏) yang
memuat titik 𝑐. Misalkan pula 𝑓′(𝑐) = 0.

(i) Jika 𝑓′′(𝑐) < 0, maka 𝑓(𝑐) merupakan nilai maksimum


lokal dari fungsi f.
(ii) Jika 𝑓′′(𝑐) > 0, maka 𝑓(𝑐) merupakan nilai minimum lokal
dari fungsi 𝑓.

Catatan :

Ingat jika 𝑓′′(𝑥) < 0, maka grafik fungsi 𝑓 cekung ke bawah. Jika 𝑓′′(𝑥) >
0, maka grafik fungsi f cekung ke atas.

Contoh 2.3 :

Tentukanlah nilai ekstrim lokal dari fungsi :

𝑓𝑥 = 13𝑥3 − 𝑥2 − 3𝑥 + 4 pada (−∞, ∞) dengan menggunakan Teorema


Uji Turunan Kedua!

Penyelesaian :

Turunan fungsi 𝑓 adalah 𝑓′(𝑥) = 𝑥2 − 2𝑥 − 3 = (𝑥 − 3)(𝑥 + 1).

Turunan fungsi 𝑓′ adalah 𝑓′′(𝑥) = 2𝑥 − 2.

Perhatikan 𝑓′ − 1 = 0 dan 𝑓′(3) = 0.

Berdasarkan Teorema Uji Turunan Kedua, maka :

(i) Karena 𝑓′′(−1) = −4, maka 𝑓(−1) = adalah nilai


maksimum lokal dari fungsi 𝑓.
(ii) Karena 𝑓′′(3) = 4, maka 𝑓(3) = −5 adalah nilai minimum lokal
dari fungsi f.

Catatan :

9
Apabila suatu masalah/soal tidak diberi keterangan “lokal”, maka nilai
maksimum dan minimum yang dimaksud bersifat global.

10
B. Pembahasan

1. Aplikasi Turunan
Turunan adalah cabang matematika yang merupakan alat untuk
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
menentukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi, laju yang
berkaitan, menentukan kecepatan dan percepatan, pembuatan konstruksi
bangunan, pengukuran suatu tempat, dan lain-lain. Nilai maksimum dan
minimum dapat berupa masalah optimasi.

2. Teorema dan Aturan Turunan Terkait Aplikasi Turunan


Teorema dan aturan turunan yang dapat digunakan dalam menganalisis
dan menyelesaikan permasalahan terkait aplikasi turunan diantaranya teorema
aturan selisih, teorema hasil kali, teorema aturan rantai, teorema A fungsi
trigonometri, laju yang berkaitan, teorema keberadaan maks-min, teorema titik
kritis, teorema uji turunan kedua, dan lain-lain.

3. Cara, Langkah, dan Prosedur dalam Menyelesaikan Persoalan


Terkait Aplikasi Turunan
3.1 Laju yang berkaitan
a) Sebuah wadah berbentuk setengah bola dengan diameter 24 cm. Wadah
tersebut berisi aseton setinggi h cm. Oleh karena aseton tersebut
menguap, tinggi aseton berkurang dengan laju 0,001 cm/detik.

a. Tentukan persamaan luas permukaan aseton bagian atas!


b. Hitunglah laju perubahan luas permukaan aseton bagian atas pada
saat tinggi aseton 6 cm!

Jawaban :

Diketahui :

11
Diameter wadah = 24 cm

Jari – jari wadah (OB = OC = OD) = 12 cm

Berikan variabel jari-jari permukaan cairan aseton (AC) dengan r dan


tinggi cairan aseton dengan h yang ditunjukkan oleh

OA = (12 – h) cm

a. Tentukan persamaan luas permukaan aseton bagian atas!


Penyelesaian :
• Mencari persamaan jari-jari dengan phytagoras pada segitiga
OAC
𝐴𝐶2 = 𝑂𝐶2 − 𝑂𝐴2

𝑟2 = 122 − (12 − ℎ)2

𝑟2 = 144 − (144 − 24ℎ + ℎ2)

𝑟2 = (24ℎ − ℎ2) 𝑐𝑚

• Luas permukaan aseton berupa lingkaran sehingga dapat


dinyatakan sebagai berikut :
𝐿 = 𝜋𝑟2
(substitusikan nilai 𝑟2 = 24ℎ − ℎ2)

𝐿 = 𝜋(24ℎ − ℎ2)
𝐿 = (24𝜋ℎ − 𝜋ℎ2) 𝑐𝑚2
Jadi, persamaan luas permukaan aseton bagian atas ialah :
𝐿 = (24𝜋ℎ − 𝜋ℎ2) 𝑐𝑚2
b. Hitunglah laju perubahan luas permukaan aseton bagian atas pada
saat tinggi aseton 6 cm.
Penyelesaian :

Ditanya (𝑑𝐿) saat h = 6 cm


𝑑𝑡

Diketahui hubungan antara luas permukaan dan tinggi (h) sebagai


𝐿 = (24𝜋ℎ − 𝜋ℎ2)
Diketahui juga laju perubahan ketinggian aseton sebagai 𝑑 ℎ
=
𝑑𝑡

12
0,001 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Laju perubahan luas permukaan aseton dapat dinyatakan sebagai

• Perhatikan turunan dari 𝐿 = (24𝜋ℎ − 𝜋ℎ2) 𝑑𝐿 = 24𝜋 𝑑 ℎ − 2𝜋ℎ

𝑑ℎ

𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝐿
= (24𝜋 − 2𝜋ℎ) 𝑑ℎ
𝑑𝑡 𝑑𝑡

• Maka, 𝑑𝐿 saat h = 6 cm dan dengan 𝑑 ℎ


= 0,001 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑑𝑡 𝑑𝑡 adalah

𝑑𝐿
= (24𝜋 − 2𝜋(6)) 0,001
𝑑𝑡

𝑑𝐿
= (24𝜋 − 12𝜋) 0,001
𝑑𝑡

𝑑𝐿
= (12𝜋) 0,001
𝑑𝑡

𝑑𝐿
= 0,012𝜋 𝑐𝑚2/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑑𝑡

Jadi, laju perubahan luas permukaan aseton bagian atas pada saat
tinggi aseton 6 cm adalah 0,012𝜋 𝑐𝑚2/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

a. Persamaan luas permukaan aseton bagian atas ialah :


𝐿 = (24𝜋ℎ − 𝜋ℎ2) 𝑐𝑚2 ; dan
b. laju perubahan luas permukaan aseton bagian atas pada saat
tinggi aseton 6 cm adalah 0,012𝜋 𝑐𝑚2/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.

b) Pada mesin yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, suatu batang
penghubung yang berukuran 7 inci diikat ke suatu kruk dengan radius 3
inci. Poros kruk berputar berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan
konstan 200 putaran per menit (ppm). Tentukan kecepatan piston ketika
𝜃=𝜋 !

13
3

Jawab :

• Beri label jarak seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini!

• Oleh karena satu putaran penuh sama dengan 2π radian,

Maka : 𝑑𝜃 = 200(2𝜋) = 400𝜋 rad/menit.


𝑑𝑡

• Kecepatan yang diketahui :


𝑑𝜃
= 400𝜋 (laju konstan)
𝑑𝑡

• Temukan :
𝑑𝑥 𝜋
ketika 𝜃 =
𝑑𝑡 3

• Menggunakan Hukum Kosinus untuk menemukan persamaan yang


menghubungkan 𝑥 dan 𝜃. Maka, persamaan tersebut :

14
𝑏2 = 𝑎 + 𝑐2 − 2𝑎𝑐 cos 𝜃
72 = 32 + 𝑥2 − 2(3)(𝑥) cos 𝜃 Laju perubahan jarak (x) terhadap waktu

(𝑑𝑥) atau kecepatan

𝑑𝑡

piston dapat dinyatakan sebagai

• Turunan pertama dari persamaan 7 2 = 3 2 + 𝑥2 −


2(3)(𝑥) cos 𝜃

𝑑𝑥 𝑑𝜃 𝑑𝑥
0 = 2𝑥 − 6 (−𝑥 sin 𝜃 + cos 𝜃 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝑥 𝑑𝜃
(6 cos 𝜃 − 2𝑥) = 6𝑥 sin 𝜃
𝑑𝑡 𝑑𝑡

dx 6x sin   d ….. (Persamaan Turunan)

=   dt
6cos−2x  dt 


• Substitusikan θ = ke dalam persamaan turunan diatas untuk
3
𝑥 sebagaimana yang ditunjukkan di bawah ini : 72 =

32 + 𝑥2 − 2(3)(𝑥) cos 𝜋

49 = 9 + 𝑥2 − 6𝑥 ( )

0 = 𝑥2 − 3𝑥 − 40

15
0 = (𝑥 − 8)(𝑥 + 5)

𝑥=8 (Gunakan nilai 𝑥 yang positif)

• Jadi, Ketika 𝑥 = 8 dan 𝜃 = 𝜋, kecepatan piston ialah :


3

𝑑𝑥


�𝑡

𝑑𝑥

�𝑡

𝑑𝑥
= −4018 𝑖𝑛𝑐𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡.
𝑑𝑡
*Catatan : Kecepatan bernilai negatif karena 𝑥
merepresentasikan suatu kecepatan yang semakin berkurang.

Jadi, kecepatan piston ketika 𝜃 = 𝜋 ialah sebesar −4018 𝑖𝑛𝑐𝑖/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


3

di mana nilai negatif tersebut menunjukkan bahwa kecepatan piston


semakin berkurang.

3.2 Optimasi (Aplikasi Turunan)


• Meminimalkan Material : Luas Permukaan Perhatikan
gambar berikut!

Sebuah pabrik produsen wadah penyimpanan makanan membuat kaleng


silinder dengan volume 500 mL. (1 mL = 1 cm3). Berapa ukuran tinggi dan
jari-jari lingkaran yang akan meminimalkan penggunaan bahan untuk

16
memproduksi masing-masing kaleng, yaitu meminimalkan luas
permukaan dari kaleng tersebut?

Jawaban =

Diketahui Volume silinder = 500 mL

Berikan variabel h = tinggi dan r = jari-jari lingkaran

Volume silinder = 𝜋𝑟2ℎ

500 = 𝜋𝑟2ℎ

ℎ = 5002

𝜋𝑟
Kaleng silinder tersusun oleh dua lingkaran pada tutup dan alas dan
dinding samping yang bila ditaruh mendatar berbentuk persegi

panjang dengan tinggi h dan panjang sama dengan keliling tutup dan
alasnya.

Maka, dapat diketahui bahwa :

Luas permukaan kaleng = 2 × luas lingkaran + luas dinding samping.

Luas permukaan = 2𝜋𝑟2 + 2𝜋𝑟ℎ Oleh

karena diketahui h = 5002, maka :

𝜋𝑟

L = 2𝜋𝑟2 + 2𝜋𝑟 ( 500


2)

17
𝜋𝑟

Masalah = menentukan jari-jari silinder agar meminimalkan banyak


material yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng dimodelkan
dengan mencari r sedemikian hingga L(r) minimum

Analisis penyelesaian :

• Mencari titik kritis


- Titik ujung selang = Tidak ada karena merupakan selang buka

- Titik Stasioner =

𝐿(𝑟) = 2𝜋𝑟2 + 1000


𝑟

𝐿
𝑟

Titik stasioner adalah titik dimana L’(r) = 0

0 = 4𝜋𝑟 − 1000𝑟2

0 = 4𝜋𝑟3𝑟−21000

0 = 4𝜋𝑟3 − 1000

4𝜋𝑟3 = 1000

𝑟
𝜋

3 250
= √
𝑟 𝜋

≈ 4.3 𝑐𝑚
- Titik Singular =
Titik singular adalah titik dimana L(r) tidak terdefinisi. L(r) tidak
terdefinisi di r = 0, tetapi 0 bukan termasuk daerah asal fungsi L
sehingga fungsi L tidak mempunyai titik singular.

Maka, satu-satu nya titik kritis adalah titik stasioner yaitu 𝑟 =

18
𝑐𝑚
• Cek titik kritis
a) Menunjukkan apakah titik kritis merupakan titik minimum atau
maksimum dengan mengecek dari kiri dan kanan titik

------------- +++++++

4.3

Berdasarkan Teorema A Uji Turunan Pertama,

Jika L’(r) < 0 untuk semua x dalam (0,4.3) dan L’(r) > 0 untuk
semua x dalam (4.3,0), maka L(r) adalah nilai minimum lokal.

b) Dengan menggunakan uji turunan kedua

𝐿′′ 2000
𝑟

𝐿′′

3 250 2000
(√ ) = 4𝜋 +
𝐿′′ 𝜋 250
𝜋

3 250 2000
(√ ) = 4𝜋 +
𝐿′′ 𝜋 250
𝜋

𝐿′′ 𝜋

= 12𝜋 > 0

19
Menurut teorema uji turunan kedua, jika f’’(c) > 0, maka f(c)
merupakan nilai minimum lokal dari fungsi f. Dengan catatan,
sesuai pada grafik, jika f”(x) > 0 maka grafik fungsi f cekung ke
atas.

Jadi, jari-jari lingkaran yang menghasilkan nilai minimum adalah

𝑐𝑚 .

Substitusikan nilai r ke persamaan ℎ = 𝜋 500


𝑟2

500
ℎ= 2 ≈ 8 .6 𝑐𝑚
3 250
( √ 𝜋 ) 𝜋

Kesimpulannya adalah untuk mendapatkan luas permukaan yang


minimum sehingga meminimalkan penggunaan bahan dalam
pembuatan kaleng silinder dibutuhkan jari-jari dengan ukuran

𝑐𝑚 dan tinggi dengan ukuran 500 .


2 ≈ 8.6 𝑐𝑚
3 250
𝜋 (√ 𝜋 )

20
BAB II

PENUTUP

A. Simpulan
Aplikasi Turunan dalam cabang Ilmu Matematika banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti mencari luas permukaan benda, laju perubahan
kecepatan, serta menentukan nilai minimum atau maksimum dalam suatu
permasalahan. Terdapat beberapa teorema atau aturan yang digunakan untuk
menganalisis dan menyelesaikan permasalahan terkait aplikasi turunan. Teorama
dan aturan tersebut di antaranya adalah Teorema Aturan Selisih, Teorema Hasil Kali,
Teorema Aturan Rantai, Teorema Titik Kritis, dan Teorema Uji Turunan Kedua. Dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi turunan, penerapan
teorema-teorema tersebut harus dilakukan dengan langkah-langkah yang jelas dan
sistematis agar didapatkan nilai atau hasil yang akurat.

B. Saran
1. Kalkulus merupakan ilmu yang sangat sulit dipelajari, maka setiap orang
dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif.

2. Untuk mempermudah mempelajari kalkulus kita bisa mencoba soalsoal yang


berkaitan.

3. Dalam mencari alternatif menyelesaikan soal kalkulud kita perlu


mengembangkan dan memajukan pola pikir.

DAFTAR PUSTAKA

Bittinger, M. L., D. J. Ellenbogen, dan S. A. Surgent. 2012. Calculus and

Its Applications. 10th ed. Boston: Pearson Education.

Larson, Ron. Dan B. H. Edwards. 2010. Calculus. 9th ed. Belmont:

Cengage Learning.

21
Varberg, D., E. J. Purcell, S. E. Rigdon. 2010. Kalkulus Edisi Kesembilan

Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai