Anda di halaman 1dari 16

TEOREMA DASAR KALKULUS

Ahmad Sandi Nurmansyah (3125100129)

Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
Desember 2013

Teorema Dasar Kalkulus (TDK) menjelaskan relasi antara dua operasi


pusat kalkulus, yaitu pendiferensialan (differentiation) dan pengintegralan
(integration). Pada bagaian teorema dasar kalkulus pertama, menunjukkan
bahwa sebuah integral taktentu dapat dibalikkan menggunakan pendiferen-
sialan. Sedangkan pada teorema dasar kalkulus kedua, mengijinkan seseo-
rang menghitung integral tertentu sebuah fungsi menggunakan salah satu
dari banyak antiturunan. Bagian teorema ini memiliki aplikasi yang san-
gat penting, karena ia dengan signifikan mempermudah perhitungan
integral tertentu. Teorema Dasar Kalkulus memberikan hubungan timbal
balik yang tepat antara turunan dan integral. Isaac Newton (1643-1727) dan
Gottfried Leibniz (16461716) yang menemukan hubungan ini dan
menggunakannya untuk mengembangkan kalkulus menjadi metode
matematis yang bersistem. Khususnya, mereka melihat bahwa Teorema
Dasar tersebut memungkinkan untuk menghitung integral secara amat
mudah tanpa harus menghitungnya sebagai limit jumlah Riemann.

1
1 Pendahuluan
1.1 Integral
Definisi 1.1. Fungsi F : I → ℜ disebut suatu integral taktentu f pada
selang terbuka I jika F ′(x) = f (x) untuk semua x dalam I.

Jika x suatu titik ujung I, F (x) hanya perlu turunan sepihak yaitu hanya
turunan kanan atau turunan kirinya saja. Integral taktentu dari f dapat
ditulis ∫f (x)dx.
Definisi 1.2. Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang ter-
∫b
tutup f (x)dx disebut integral tentu f dari a ke b, diberikan oleh
a

∫b
f (x)dx = Lim Σ f (xi)∆x
n→∞ n
a
i=1
Σn
b−a
jika Lim f (xi)∆x ada, dengan ∆x dan xi = a + i∆x.
n→∞ i=1 = n

1.2 Sifat Perbandingan


Teorema 1.1. Jika f dan g terintegrasikan pada [a,b] dan jika f (x) ≤
g(x), ∀x ∈ [a, b] maka
∫b
g(x)dx
∫b
f (x)dx ≤
Bukti :
a a
Misalkan P : a = x0 < x1 < x2 < ..... < xn = b sebagai partisi sembarang
dari[a,b], dan untuk tiap-tiap i anggaplah xi, sebagai titik contoh pada selang

2
bagian ke-i [xi−1, xi], dapat disimpulkan secara berurutan bahwa

f (xi) ≤ g (xi)
f (xi) ∆xi ≤ g (xi) ∆xi
Σn Σn
f (xi) ∆xi g (xi) ∆xi
i=1 i=1

Σ≤ Σn
n
g (xi) ∆xi
lim
f (xi) ∆xi


|P |→0 i=1
i=1
∫b ∫b
f (x)dx g(x)dx
≤ a

1.3 Sifat Keterbatasan


Teorema 1.2. Jika f terintegrasikan pada [a,b] dan m ≤ f (x) ≤ M, ∀x ∈
[a, b] maka
∫b
m(b − a) ≤ f (x)dx ≤ M (b − a)
a

Bukti :
Gambar 1. memberikan ilustrasi teorema ini bahwa m(b-a) adalah luas
yang paling bawah, persegi panjang kecil. M(b-a) adalah luas persegi
panjang
∫b
yang besar dan f (x) adalah luas di bawah kurva.
a

3
Figure 1: Luas persegi panjang pada sifat keterbatasan

4
Untuk membuktikan ketaksamaan di ruas kanan, anggaplah g(x) = M, ∀x ∈
[a, b]. Maka menurut teorema sifat perbandingan.

∫b
g(x)dx
∫b
f (x)dx ≤
a a

∫b
Bagaimanapun g(x) sama dengan luas persegi panjang dengan lebar (b-a)
a
dan tinggi M. Sehingga
∫b
g(x) = M (b − a)
a

Begitu pula halnya dengan ketaksamaan pada ruas kiri.

1.4 Sifat-sifat Linier Integral Tak tentu


Misalkan f dan g mempunyai integral taktentu dan c suatu konstanta. Maka:
∫ ∫
1. cf (x)dx = c f (x)dx dengan c konstanta sembarang
∫ ∫ ∫
2. [f (x) ± g(x)]dx = f (x)dx ± f (x)dx

1.5 Kelinearan Integral Tentu


Teorema 1.3. Andaikan bahwa f dan g terintegrasikan pada [a,b] dan bahwa
k konstanta. Maka kf dan f + g terintegrasikan dan :

∫b ∫b
1. kf (x)dx = k f (x)dx
a a

∫b ∫b ∫b
2. [f (x) ± g(x)]dx = f (x)dx ± f (x)dx
a a a

Bukti :
Pembuktian dari 1 dan 2 bergantung pada kelinearan Σ dan sifat-sifat limit.

5
1.

∫b
n [kf (xi)] ∆xi
Σ
kf (x)dx = lim
|P |→0
i=1
a
" n #
= lim k Σ f (xi) ∆xi
|P |→0
i=1

Σn
= k lim f (xi) ∆xi
|P |→0
i=1

∫b
= k f (x)dx
a

2.

∫b
Σ
n
[f (xi) ± g (xi)] ∆xi
[f (x) ± g(x)]dx = lim
|P |→0
a "
i=1
#
Σn Σn
= lim f (xi) ∆xi g (xi) ∆xi
|P |→0
i= ± i=1
1

= Σn f (x ) ∆x ±
lim Σn g (x ) ∆x
i i i i
|P |→0 i=1
i=1
∫b
f (x)dx
∫b
= f (x)dx ±
a a

1.6 Teorema Nilai Rata-rata untuk Integral)

6
Jika f kontinu pada [a, b], maka terdapat c ∈ [a, b] sedemikian sehingga

∫b
f (x)dx = f (c)(b − a)
a

7
Bukti :

b f (x)dx = 0 dan f (c)(b−a) = 0, sehingga terbukti
Dalam kasus a = b , maka
a
∫b
f (x)dx = f (c)(b − a) dengan c = a = b. Dalam kasus a < b, karena fungsi
a
f kontinu pada [a, b], maka fungsi f mencapai ekstrim mutlaknya pada [a, b],
yaitu terdapat m dan M ∈ R sehingga

m = min f (x) ≤ f (x) ≤ maksf (x) = M


a≤x≤b a≤x≤b

∫b
m(b − a) ≤ f (x)dx ≤ M (b − a)
a

∫b
Karena a < b , maka m ≤ 1
f (x)dx ≤ M .
b a

Misalkan k = 1
∫b
f (x)dx Karena fungsi f kontinu pada [a, b] dan k terletak
b a
di antara m = min f (x) dan M = maksf (x) maka terdapat c ∈ [a, b]
a≤x≤b a≤x≤b
sehingga
1 ∫b
f (c) = f (x)dx
b−a
a
∫b
Terbukti f (x)dx = f (c)(b − a)
a

8
2 Pembahasan
2.1 Teorema Dasar Kalkulus Pertama
∫x
Teorema 2.1. Jika fungsi f kontinu pada [a,b], maka fungsi F (x) = f (t)dt
a
terdiferensialkan pada [a, b] dengan F’(x)=f(x) ∀x ∈ [a, b].
Bukti :
Misal fungsi f kontinu di titik x. Misal x ∈ [a, b] sehingga x + ∆x ∈ [a, b]
maka

F ′(x) = lim F (x + ∆x) − F (x)


∆x→0 ∆x
x∫+∆x 
= lim f (t)dt
1 ∫x
f (t)dt −
∆x→0 ∆x
a a
 
∫a
x∫+∆x
= lim
 1 f (t)dt f (t)dt

∆x→0 ∆x
a x
 
x∫+∆x
= lim 1 f (t)dt
∆x→0
∆x x

1 f (c)∆x, {c = x + θ∆x, 0 < θ < 1}


= lim
∆x→0
∆x
= lim f (x + θ∆x)
∆x→0

= f lim (x + θ∆x)
∆x→0
F ′(x) = f (x)

Pada pembuktian ini bahwa ∆x tidak pernah 0, sehingga tidak dapat


mengatakan bahwa f tidak berubah sepanjang selang [x, x + ∆x]. Maka
∫x
Definisikan G(x) = f (t)dt sehingga didapatkan
9
a

x∫+∆x

G(x + ∆x) − G(x) = f (t)dt


x

1
0
Apabila f bernilai positif dan kontinu dan jika x > a, maka G(x) adalah
luas daerah bidang rata di bawah kurva y = f (x) di atas sumbu x pada
interval [a, x].

Figure 2: Ilustrasi Fungsi G(x)

Pada gambar terlihat bahwa G(x) bertambah jika x bertambah. Jika x


bertambah ∆x , maka G juga bertambah ∆G yaitu daerah yang diarsir
pada gambar di atas dengan alas[x, x + ∆x]. Apabila ∆x sangat kecil, maka
luas daerah tersebut sangat dekat dengan luas f (x)∆x dari persegi panjang
yang beralas[x, x + ∆x] dan tinggi f (x).
Anggaplah untuk bahwa ∆x > 0 dan m, M sebagai nilai minimum dari f
pada selang [x, x + ∆x]. Dengan menggunakan sifat keterbatasan maka

x∫+∆x

m∆x ≤ f (t)dt ≤ M ∆x
x
m∆x ≤ G(x + ∆x) − G(x) ≤ M ∆x
G(x + ∆x) − G(x)
m ≤ ≤M
∆x
Sekarang m dan M bergantung pada ∆x. Selain itu, karena f kontinu, baik m
maupun M harus menghampiri f (x) dengan ∆x → 0. Jadi dengan teorema
apit didapat.
lim G(x + ∆x) − ∆x
∆x→0
G(x)
1
1
= f (x)

1
2
Begitu pula halnya dengan ∆x < 0 ditangani secara serupa.
Satu akibat teoritis dari teorema ini adalah setiap fungsi kontinu f mempun-
yai suatu antiturunan F yang diberikan oleh fungsi akumulasi.
∫x
F (x) = f (t)dt
a

2.2 Teorema Dasar Kalkulus Kedua


Teorema 2.2. Jika fungsi real f terdefinisi dan kontinu pada [a,b] dan F
adalah integral taktentu dari f yang juga kontinu pada [a,b] sedemikian se-
hingga F’(x) = f (x) untuk setiap x[a,b] maka
∫b
f (x)dx = F (b) − F (a)
a

Bukti :
Dimisalkan P = {x0, x1, ...., xn} partisi pada [a,b] di mana a = x0 < x1 <
x2 < x3 < ... < xi−1 < xi < ... < xn = b dan ∆xi = xi − xi−1, karena F
kontinu dan terdiferensial pada [a,b] maka F juga kontinu dan terdiferensial
pada selang bagian ke-i, (xi−1, xi). Menurut Teorema Nilai Rata-rata (TNR)
terdapat ci ∈ (xi−1, xi) sedemikian sehingga berlaku
Σ Σ
n
f (ci)∆xi = n
(F (xi) − F (xi−1))

i=1 i=1
= (F (x1) − F (x0)) + (F (x2) − F (x1)) + ... + (F (xn) − F
(xn−1))
= F (xn) − F (x0)
= F (b) − F (a)
(2.1)
Menurut Definisi
∫ b
lim Σ f (ci)∆xi = f
n→∞ n
a (x)dx
i=1
sehingga persamaan (2.1) menjadi
1
3
Σn
lim f (ci)∆xi = lim (F (b) − F (a))
n→∞ n→∞
i=1

1
4
lim Σ f (ci)∆xi =F (b) − F (a)
n→ n

i=1

∫b
f (x)dx = F (b) − F (a)
a
∫b
Terbukti bahwa f (x)dx = F (b) − F (a)
a

1
References
[1] Purcell, E.J., D.Varberg, and S.E. Rigdon. (2004). Kalkulus. Erlangga.
Jakarta

[2] Sari, Astika. (2009). Modifikasi Teorema Dasar Kalkulus,


(Online)http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/24320/1/Modifikasi-
Teorema-Dasar-Kalkulus.pdf

Anda mungkin juga menyukai