Anda di halaman 1dari 14

RESUME

FUNGSI
Disusun guna memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Matematika Dasar
Dosen pengampu : Dr. Nuriana Rachmani Dewi, S.pd., M.pd
Dr. Nur Karmah Dwidayanti, M.si

Disusun oleh:

Khoirida Hardini K. 0103517101


Citra Niva Kurniasari 0103517136

Kelompok : 01
Rombel : 01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR, S2


FAKULTAS PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
FUNGSI

A. FUNGSI DAN GRAFIKNYA


1. Definisi fungsi, domain, range
Definisi sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang
menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal
(domain), dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua, yang
disebut daerah hasil (range) fungsi.
Fungsi A
f

𝑓(𝑥)
𝑥

Daerah asal Daerah hasil


Definisi domain: misalkan 𝑓: ℜ → ℜ, ℜ adalah himpunan bilangan real.
Domain fungsi f, ditulis dengan 𝐷𝑓 , adalah himpunan semua nilai 𝑥𝜖ℜ, sehingga
f(x) dapat dihitung sebagai suatu bilangan real.
Definisi range: misalkan 𝑓: ℜ → ℜ, ℜ adalah himpunan bilangan real.
Range fungsi f, ditulis dengan 𝑅𝑓 , adalah himpunan bagian ℜ, yang memuat
semua nilai-nilai dari fungsi f. Secara notasi 𝑅𝑓 ditulis dengan 𝑅𝑓 =
{𝑦𝜖ℜ; 𝑦 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑓}
2. Notasi fungsi
Untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti f (atau g
atau F). Maka f(x), yang dibaca “f dari x” atau “f pada x”, menunjukkan nilai
yang diberikan oleh f kepada x.
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 4, maka
𝑓(2) = 23 − 4 = 4
𝑓(𝑎) = 𝑎3 − 4
𝑓(𝑎 + ℎ) = (𝑎 + ℎ)3 − 4 = 𝑎3 + 3𝑎2 ℎ − 3𝑎ℎ2 + ℎ3 − 4
3. Daerah asal dan daerah hasil
Untuk menyebutkan suatu fungsi secara lengkap, kita harus menyatakan,
selain aturan korespondensi daerah asal fungsi tersebut. Misalnya, jika F adalah
fungsi yang didefinisikan oleh 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 1 dengan daerah asal {-1, 0, 1, 2, 3}
maka daerah hasil adalah {1, 2, 5, 10}. Aturan korespondensi bersama dengan
daerah asal, menentukan daerah hasil.

𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 1
3
10
2
5
1
2
0
1
-1
Daerah asal Daerah hasil
Jika untuk sebuah fungsi daerah asal tidak disebutkan, kita menganggap
bahwa daerah asalnya adalah himpunan bilangan real yang terbesar sehingga
aturan fungsi asal maknanya yang disebut daerah asal alami (natural domain).
Bilangan yang seharusnya diingat dari daerah asal alami adalah nilai-nilai yang
akan menyebabkan pembagian oleh nol atau akar kuadrat dari bilangan negatif.
1
Contoh daerah asal alami untuk 𝑓(𝑥) = (𝑥−3)

Jawab:
Kita harus mengecualikan 3 dari daerah asal karena akan mengakibatkan
pembagian oleh nol. Jadi daerah asal alami adalah {𝑥: 𝑥 ≠ 3} . Ini dibaca
“himpunan x dalam bilangan real sedemikian rupa sehingga x tidak sama dengan
3”.
Jika aturan untuk suatu fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y
= f(x), x disebut variabel bebas dan y disebut variabel tak-bebas. Sebarang
elemen dari daerah asal boleh dipilih sebagai nilai dari variabel bebas x. Begitu
dipilih, nilai x ini benar-benar menentukan nilai korespondensi dari variabel tak-
bebas y.
4. Grafik fungsi
Jika daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan real,
kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada
suatu bidang koordinat. Dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y =
f(x).
Contoh sketsakan grafik dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2

Daerah asal dan daerah hasil untuk fungsi dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2 yaitu dengan
daerah asal semua bilangan real dan daerah hasilnya {𝑦: 𝑦 ≥ −2}
5. Sifat fungsi genap dan ganjil
a. Fungsi genap
Definisi: fungsi f(x) yang memiliki sifat 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥) disebut dengan fungsi
genap. Bentuk geometri fungsi genap adalah simetri terhadap sumbu-y.
Contoh:
Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2 adalah genap
karena 𝑓(−𝑥) = (−𝑥)2 − 2 = 𝑥 2 − 2 = 𝑓(𝑥)
b. Fungsi ganjil
Definisi: fungsi f(x) yang memiliki sifat 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥) disebut dengan
fungsi ganjil. Bentuk geometri fungsi ganjil adalah simetri terhadap titik-asal.
Contoh:
𝑥 2 −2
Fungsi 𝑔(𝑥) = adalah ganjil
𝑥
(−𝑥)2 −2 𝑥 2 −2
Karena 𝑔(−𝑥) = = −( ) = −𝑔(𝑥)
−𝑥 𝑥

c. Fungsi bukan genap dan ganjil


Fungsi yang tidak simetri terhadap sumbu-y ataupun titik-asal.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥 + 1

6. Dua fungsi khusus


Fungsi-fungsi yang akan sering digunakan sebagai contoh terdapat dua yang
khusus: fungsi nilai mutlak, | | dan fungsi bilangan bulat terbesar, [| |]. Fungsi-
fungsi ini didefinisikan oleh
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
[|𝑥|] = {
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
dan [|𝑥|] = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x.
|𝑥| merupakan fungsi genap
[|𝑥|] merupakan bukan fungsi genap dan ganjil

7. Penggeseran
Bila grafik fungsi f(x) digeser ke kanan (searah atau sejajar sumbu-x) sepanjang
k maka hasil pergeseran merupakan grafik dari fungsi 𝑓(𝑥 − 𝑘). Bila grafik
fungsi f(x) digeser ke atas (searah atau sejajar sumbu-y) sepanjang a maka hasil
pergeseran merupakan grafik fungsi 𝑓(𝑥) + 𝑎.
Contoh pergeseran pada fungsi 𝑦 = |𝑥|
𝑓(𝑥) = |𝑥| + 2

𝑓(𝑥) = |𝑥|
𝑓(𝑥) = |𝑥 − 3|
B. JENIS-JENIS FUNGSI
1. Fungsi konstanta
Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangan real) disebut
fungsi konstanta dan grafiknya berupa sebuah garis mendatar.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 4

Fungsi konstanta
𝑓(𝑥) = 4

2. Fungsi identitas
Jika fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas dan grafiknya berupa sebuah garis
yang melalui titik-asal dengan kemiringan 1.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 𝑥

Fungsi identitas
𝑓(𝑥) = 𝑥

3. Fungsi polinom
Sebarang fungsi yang diperoleh dari fungsi kontanta dan fungsi identitas dengan
menggunakan operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi
polinomial. Fungsi polinomial yaitu 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan real dan n adalah bilangan bulat
tak negatif. Jika 𝑎𝑛 ≠ 0, maka n adalah derajat fungsi polinomial tersebut.
Konsep dari polinom adalah akar-akar polinom, yaitu nilai 𝑠 𝜖 𝑅 sehingga
𝑓(𝑠) = 0.
a. Fungsi linear
Bila n = 1 atau suku banyak yang memiliki derajat 1 disebut fungsi linear.
Dapat dikatakan bahwa bentuk persamaan umum fungsi linear adalah
f(x)=ax+b. Dimana a menyatakan kemiringan dari grafik fungsi f(x) dan b
diperoleh sebagai nilai y saat x = 0.
Domain fungsi linear adalah 𝐷𝑓 = ℜ dan gambar grafik fungsi linear adalah
garis lurus.
b. Fungsi kuadrat
Bila n = 2 disebut fungsi kuadrat. Dapat dikatakan bahwa 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 +
𝑏𝑥 + 𝑐 adalah fungsi derajat dua, atau fungsi kuadrat. Rumus mencari akar
polinom pada fungsi kuadrat menggunakan rumus yang kita kenal dengan
rumus abc.
Contoh: fungsi kuadrat sederhana 𝑓(𝑥) = 𝑥 2

𝑓(𝑥) = 𝑥 2

c. Fungsi pangkat tiga


Bila n = 3 disebut fungsi pangkat tiga.
4. Fungsi eksponen
Fungsi eksponen yang sering kita pakai di aplikasi-aplikasi matematika adalah
𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 , fungsi ini mempunyai turunan 𝑓 1 (𝑥) = 𝑒 𝑥 dan mempunyai integral
tak tentu 𝑒 𝑥 + 𝑐. Grafik fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥 tidak pernah memotong sumbu-x dan
definit positif (selalu diatas sumbu-x)

𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥
5. Fungsi logaritma
Fungsi logaritma merupakan kebalikan dari fungsi eksponen. Bila 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥
maka kebalikan fungsi f adalah 𝑓 −1 (𝑥) = ln 𝑥. Artinya bila 𝑒 𝑥 = 𝑦 maka ln 𝑦 =
𝑥 atau 𝑒 0 = 1 maka ln 1 = 0, dan sebaliknya.

𝑓(𝑥) = ln(2𝑥)

6. Fungsi trigonometri
Fungsi trigonometri dasar ada 3 macam yaitu sin x, cos x, dan tg x, fungsi-fungsi
ini didefinisikan sebagai perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku.
Bentuk dasar dari fungsi trigonometri diberikan berikut:
𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = csc 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = sec 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑡𝑔 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = cot 𝑥

𝑓(𝑥) = sin(𝑥)

𝑓(𝑥) = cos(𝑥)
𝑓(𝑥) = tan(𝑥)

7. Fungsi irasional
Fungsi yang variabelnya berada di dalam tanda akar sering disebut fungsi
1
irrasional. Contoh fungsi irrasional adalah 𝑓(𝑥) = √𝑥 2 − 2𝑥−1

8. Fungsi pecahan
Fungsi yang terbentuk dari perbandingan dua polinom disebut fungsi pecahan.
Contoh:

(𝑥³ − 2𝑥²)
𝑓(𝑥) =
(2𝑥² − 4𝑥 + 2)
C. OPERASI PADA FUNGSI
1. Jumlah, selisih, hasil-bagi, dan pangkat
Perhatikanlah fungsi-fungsi f dan g dengan rumus-rumus
𝑥−3
𝑓(𝑥) = , 𝑔(𝑥) = √𝑥
2
Kita dapat membuat sebuah fungsi baru 𝑓 + 𝑔 dengan cara memberikan pada x
𝑥−3 𝑥−3
nilai 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥; yakni, (𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥
2 2

Tentu saja kita harus sedikit hati-hati mengenai daerah asal. Jelas x harus berupa
sebuah bilangan dimana f maupun g berlaku. Dengan kata lain, daerah asal 𝑓 +
𝑔 adalah irisan (bagian bersama) dari daerah asal f dan g.
Asumsi f dan g, dapat diperoleh rumus:
a. Penjumlahan dan pengurangan fungsi
𝑥−3
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2
𝑥−3
(𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = − √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2

b. Perkalian dua fungsi


𝑥−3
(𝑓. 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥). 𝑔(𝑥) = √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2

c. Pembagian dua fungsi


𝑓 𝑓(𝑥) 𝑥−3
(𝑔) (𝑥) = 𝑔(𝑥) = dengan daerah asal [0, ∞]
2√𝑥

Pada f/g kita mengecualikan g = 0 untuk menghindari pembagian oleh 0.


d. Perpangkatan fungsi f dengan n
Kita boleh memangkatkan suatu fungsi. Yang dimaksudkan dengan 𝑓 𝑛 adalah
fungsi yang memberikan nilai [𝑓(𝑥)]𝑛 pada x. Pengecualian jika n = -1
karena lambang 𝑓 −1 merupakan fungsi invers.
3
[𝑔(𝑥)]3 = (√𝑥) = 𝑥 √𝑥
2. Komposisi fungsi
Definisi: jika fungsi f dan g memenuhi 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ ∅ maka terdapat fungsi dari
himpunan bagian Df ke himpunan bagian Rg. Fungsi ini dinamakan komposisi
dari g dan f, ditulis 𝑔 ∘ 𝑓 (berarti f dilanjutkan g) dengan persamaan yang
ditentukan oleh (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)).
Jika fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔: 𝐵 → 𝐶 disebut fungsi komposisi yang ditentukan
oleh rumus ℎ = 𝑔 ∘ 𝑓 = 𝑔 ∘ 𝑓(𝑥) = (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) . Fungsi komposisi ini tidak
bersifat komutatif yaitu 𝑓 ∘ 𝑔(𝑥) ≠ 𝑔 ∘ 𝑓(𝑥)
A B C
f g

x f(x) g(f(x))

ℎ = (𝑔 ∘ 𝑓)
Contoh soal:
Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 – 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 1. Tentukan 𝑓 ∘ 𝑔 = 𝑔 ∘ 𝑓.
Peyelesaian:
(i) (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(𝑥 2 + 1) = 𝑥 2 + 1 − 1 = 𝑥 2
(ii) (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = 𝑔(𝑥 − 1) = (𝑥 − 1)2 + 1 = 𝑥 2 − 2𝑥 + 2
Dari contoh tersebut memperlihatkan bahwa komposisi dua fungsi, f dan g, tidak
komutatif, kecuali jika 𝑓 = 𝑔.

D. INVERS FUNGSI
Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-satu dari A ke B, maka kita dapat
menemukan balikan atau inversi (invers) dari 𝑓 . Fungsi inversi dari
𝑓 dilambangkan dengan 𝑓 −1 . Misalkan a adalah anggota himpunan A dan b anggota
himpunan B, maka 𝑓 −1 (𝑏) = 𝑎 jika 𝑓(𝑎) = 𝑏.
Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan juga fungsi
yang invertible (dapat dibalikan), karena kita dapat mendefinisikan fungsi
balikannya. Sebuah fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia
bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya tidak
ada.
𝑓(𝑎)

𝑎 𝑏
−1
𝑓 (𝑏)

Fungsi 𝑓 −1 sebagai inversi fungsi 𝑓


Contoh
Jika 𝑓(𝑥) = 4𝑥 − 5, carilah 𝑓 −1 (𝑥)
𝑓(𝑥) = 4𝑥 − 5 berarti y = 4x – 5
Untuk mencari 𝑓 −1 (𝑥), tukarkan perubah x dan y dan carilah nilai y.
Persamaan aslinya adalah 𝑦 = 4𝑥 − 5
Inversinya adalah 𝑥 = 4𝑦 − 5
Carilah nilai y 4𝑦 – 5 = 𝑥
4𝑦 = 𝑥 + 5
𝑥+5
𝑦= 4
𝑥+5
Maka, 𝑓 −1 = 4
DAFTAR PUSTAKA

Kohn, Edward dan David Alan. 2004. Seri Matematika Aljabar II (ahli bahasa Ervia
Yudha Kusuma). 2004. Bandung : Pakar Raya

Varberg, D., Purcell, E. J., Ringdon, S. E. 2007. Kalkulus (ahli bahasa I Nyoman Susila)
Edisi Kesembilan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Santyadiputra, Gede Saindra. 2014. Kalkulus. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Manik, Ngarap Imanuel. 2014. Matematika Diskrit: Soal – Jawab. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Munir, Rialdi. 2007. Matematika Diskrit. Bandung: Iformatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai