FUNGSI
Disusun guna memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Matematika Dasar
Dosen pengampu : Dr. Nuriana Rachmani Dewi, S.pd., M.pd
Dr. Nur Karmah Dwidayanti, M.si
Disusun oleh:
Kelompok : 01
Rombel : 01
𝑓(𝑥)
𝑥
𝐹(𝑥) = 𝑥 2 + 1
3
10
2
5
1
2
0
1
-1
Daerah asal Daerah hasil
Jika untuk sebuah fungsi daerah asal tidak disebutkan, kita menganggap
bahwa daerah asalnya adalah himpunan bilangan real yang terbesar sehingga
aturan fungsi asal maknanya yang disebut daerah asal alami (natural domain).
Bilangan yang seharusnya diingat dari daerah asal alami adalah nilai-nilai yang
akan menyebabkan pembagian oleh nol atau akar kuadrat dari bilangan negatif.
1
Contoh daerah asal alami untuk 𝑓(𝑥) = (𝑥−3)
Jawab:
Kita harus mengecualikan 3 dari daerah asal karena akan mengakibatkan
pembagian oleh nol. Jadi daerah asal alami adalah {𝑥: 𝑥 ≠ 3} . Ini dibaca
“himpunan x dalam bilangan real sedemikian rupa sehingga x tidak sama dengan
3”.
Jika aturan untuk suatu fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y
= f(x), x disebut variabel bebas dan y disebut variabel tak-bebas. Sebarang
elemen dari daerah asal boleh dipilih sebagai nilai dari variabel bebas x. Begitu
dipilih, nilai x ini benar-benar menentukan nilai korespondensi dari variabel tak-
bebas y.
4. Grafik fungsi
Jika daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan bilangan real,
kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada
suatu bidang koordinat. Dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y =
f(x).
Contoh sketsakan grafik dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2
Daerah asal dan daerah hasil untuk fungsi dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2 yaitu dengan
daerah asal semua bilangan real dan daerah hasilnya {𝑦: 𝑦 ≥ −2}
5. Sifat fungsi genap dan ganjil
a. Fungsi genap
Definisi: fungsi f(x) yang memiliki sifat 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥) disebut dengan fungsi
genap. Bentuk geometri fungsi genap adalah simetri terhadap sumbu-y.
Contoh:
Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2 adalah genap
karena 𝑓(−𝑥) = (−𝑥)2 − 2 = 𝑥 2 − 2 = 𝑓(𝑥)
b. Fungsi ganjil
Definisi: fungsi f(x) yang memiliki sifat 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥) disebut dengan
fungsi ganjil. Bentuk geometri fungsi ganjil adalah simetri terhadap titik-asal.
Contoh:
𝑥 2 −2
Fungsi 𝑔(𝑥) = adalah ganjil
𝑥
(−𝑥)2 −2 𝑥 2 −2
Karena 𝑔(−𝑥) = = −( ) = −𝑔(𝑥)
−𝑥 𝑥
7. Penggeseran
Bila grafik fungsi f(x) digeser ke kanan (searah atau sejajar sumbu-x) sepanjang
k maka hasil pergeseran merupakan grafik dari fungsi 𝑓(𝑥 − 𝑘). Bila grafik
fungsi f(x) digeser ke atas (searah atau sejajar sumbu-y) sepanjang a maka hasil
pergeseran merupakan grafik fungsi 𝑓(𝑥) + 𝑎.
Contoh pergeseran pada fungsi 𝑦 = |𝑥|
𝑓(𝑥) = |𝑥| + 2
𝑓(𝑥) = |𝑥|
𝑓(𝑥) = |𝑥 − 3|
B. JENIS-JENIS FUNGSI
1. Fungsi konstanta
Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangan real) disebut
fungsi konstanta dan grafiknya berupa sebuah garis mendatar.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 4
Fungsi konstanta
𝑓(𝑥) = 4
2. Fungsi identitas
Jika fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas dan grafiknya berupa sebuah garis
yang melalui titik-asal dengan kemiringan 1.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 𝑥
Fungsi identitas
𝑓(𝑥) = 𝑥
3. Fungsi polinom
Sebarang fungsi yang diperoleh dari fungsi kontanta dan fungsi identitas dengan
menggunakan operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi
polinomial. Fungsi polinomial yaitu 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan real dan n adalah bilangan bulat
tak negatif. Jika 𝑎𝑛 ≠ 0, maka n adalah derajat fungsi polinomial tersebut.
Konsep dari polinom adalah akar-akar polinom, yaitu nilai 𝑠 𝜖 𝑅 sehingga
𝑓(𝑠) = 0.
a. Fungsi linear
Bila n = 1 atau suku banyak yang memiliki derajat 1 disebut fungsi linear.
Dapat dikatakan bahwa bentuk persamaan umum fungsi linear adalah
f(x)=ax+b. Dimana a menyatakan kemiringan dari grafik fungsi f(x) dan b
diperoleh sebagai nilai y saat x = 0.
Domain fungsi linear adalah 𝐷𝑓 = ℜ dan gambar grafik fungsi linear adalah
garis lurus.
b. Fungsi kuadrat
Bila n = 2 disebut fungsi kuadrat. Dapat dikatakan bahwa 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 +
𝑏𝑥 + 𝑐 adalah fungsi derajat dua, atau fungsi kuadrat. Rumus mencari akar
polinom pada fungsi kuadrat menggunakan rumus yang kita kenal dengan
rumus abc.
Contoh: fungsi kuadrat sederhana 𝑓(𝑥) = 𝑥 2
𝑓(𝑥) = 𝑥 2
𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥
5. Fungsi logaritma
Fungsi logaritma merupakan kebalikan dari fungsi eksponen. Bila 𝑓(𝑥) = 𝑒 𝑥
maka kebalikan fungsi f adalah 𝑓 −1 (𝑥) = ln 𝑥. Artinya bila 𝑒 𝑥 = 𝑦 maka ln 𝑦 =
𝑥 atau 𝑒 0 = 1 maka ln 1 = 0, dan sebaliknya.
𝑓(𝑥) = ln(2𝑥)
6. Fungsi trigonometri
Fungsi trigonometri dasar ada 3 macam yaitu sin x, cos x, dan tg x, fungsi-fungsi
ini didefinisikan sebagai perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku.
Bentuk dasar dari fungsi trigonometri diberikan berikut:
𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = csc 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = sec 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑡𝑔 𝑥 ; 𝑓(𝑥) = cot 𝑥
𝑓(𝑥) = sin(𝑥)
𝑓(𝑥) = cos(𝑥)
𝑓(𝑥) = tan(𝑥)
7. Fungsi irasional
Fungsi yang variabelnya berada di dalam tanda akar sering disebut fungsi
1
irrasional. Contoh fungsi irrasional adalah 𝑓(𝑥) = √𝑥 2 − 2𝑥−1
8. Fungsi pecahan
Fungsi yang terbentuk dari perbandingan dua polinom disebut fungsi pecahan.
Contoh:
(𝑥³ − 2𝑥²)
𝑓(𝑥) =
(2𝑥² − 4𝑥 + 2)
C. OPERASI PADA FUNGSI
1. Jumlah, selisih, hasil-bagi, dan pangkat
Perhatikanlah fungsi-fungsi f dan g dengan rumus-rumus
𝑥−3
𝑓(𝑥) = , 𝑔(𝑥) = √𝑥
2
Kita dapat membuat sebuah fungsi baru 𝑓 + 𝑔 dengan cara memberikan pada x
𝑥−3 𝑥−3
nilai 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥; yakni, (𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥
2 2
Tentu saja kita harus sedikit hati-hati mengenai daerah asal. Jelas x harus berupa
sebuah bilangan dimana f maupun g berlaku. Dengan kata lain, daerah asal 𝑓 +
𝑔 adalah irisan (bagian bersama) dari daerah asal f dan g.
Asumsi f dan g, dapat diperoleh rumus:
a. Penjumlahan dan pengurangan fungsi
𝑥−3
(𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) = + √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2
𝑥−3
(𝑓 − 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) = − √𝑥 dengan daerah asal [0, ∞]
2
x f(x) g(f(x))
ℎ = (𝑔 ∘ 𝑓)
Contoh soal:
Diberikan fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 – 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 + 1. Tentukan 𝑓 ∘ 𝑔 = 𝑔 ∘ 𝑓.
Peyelesaian:
(i) (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓(𝑥 2 + 1) = 𝑥 2 + 1 − 1 = 𝑥 2
(ii) (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = 𝑔(𝑥 − 1) = (𝑥 − 1)2 + 1 = 𝑥 2 − 2𝑥 + 2
Dari contoh tersebut memperlihatkan bahwa komposisi dua fungsi, f dan g, tidak
komutatif, kecuali jika 𝑓 = 𝑔.
D. INVERS FUNGSI
Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-satu dari A ke B, maka kita dapat
menemukan balikan atau inversi (invers) dari 𝑓 . Fungsi inversi dari
𝑓 dilambangkan dengan 𝑓 −1 . Misalkan a adalah anggota himpunan A dan b anggota
himpunan B, maka 𝑓 −1 (𝑏) = 𝑎 jika 𝑓(𝑎) = 𝑏.
Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan juga fungsi
yang invertible (dapat dibalikan), karena kita dapat mendefinisikan fungsi
balikannya. Sebuah fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia
bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya tidak
ada.
𝑓(𝑎)
𝑎 𝑏
−1
𝑓 (𝑏)
Kohn, Edward dan David Alan. 2004. Seri Matematika Aljabar II (ahli bahasa Ervia
Yudha Kusuma). 2004. Bandung : Pakar Raya
Varberg, D., Purcell, E. J., Ringdon, S. E. 2007. Kalkulus (ahli bahasa I Nyoman Susila)
Edisi Kesembilan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Manik, Ngarap Imanuel. 2014. Matematika Diskrit: Soal – Jawab. Yogyakarta: Graha
Ilmu.