Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

MATA KULIAH KALKULUS DIFERENSIAL

“FUNGSI”

DOSEN PENGAMPU :

Dra. NURLIANI MANURUNG, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

ADE WAHYUNI SIREGAR (4191111058)

ALIZAH FAUZIYYAH FATHIN (4191111045)

DINDA MARDIAH (4191111063)

FADILA (4191111031)

INDAH VERONIKA SUSANTI (4192411024)

NURUL IZZA (4191111038)

WANDA BAHRI NASUTION (4192411025)

WILSON SIHOTANG (4192411022)

KELAS : MATEMATIKA DIK B 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bu Nurliani Manurung karena telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Serta, kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Critical Book Report ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarny.

Kami menyadari tugas ini sangat jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan
dan kelemahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk
memperbaiki Critical Book Report ini.

Medan, 20 November 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya semua buku yang ditulis memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Sehingga kita tidak cukup hanya membaca satu buku sebagai referensi karena
untuk melengkapi pengetahuan yang ada dalam satu buku kita memerlukan satu buku
pembanding. Oleh karena itu, literitasi harus ditingkatkan agar pengetahuan yang dimiliki
lengkap dan jelas. Dengan memberikan kritik yang sifatnya membangun kita bisa memberi
masukan kepada penulis buku agar memperbaiki karyanya kedepan dan tentunya menambah
wawasan kita.

Dengan membuat Critical Book Report ini, kami bermaksud untuk membandingkan
dua buku dengan melihat dari sisi kelebihan dan kekurangannya. Namun bukan bermaksud
untuk menjatuhkan tetapi untuk menambah wawasan dan melengkapi kekurangan dari suatu
buku dengan kelebihan buku yang lain.

1.2 TUJUAN

1.2.1 mengetahui isi buku 1 dan buku 2

1.2.2 mengetahui kelebihan dan kekurangan kedua buku

1.2.3 memenuhi tugas kalkulus diferensial

1.3 MANFAAT

1.3.1 menambah wawasan mengenai materi fungsi

1.3.2 meningkatkan daya kritis terhadap suatu buku

1.3.3 memenuhi tugas kalkulus diferensial


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN ISI BUKU

2.1.1 BUKU 1

Fungsi

A. Fungsi dan Grafiknya

A.1 Definisi

Sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap obyek
x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi.

A.2 Notasi Fungsi

Untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti f (atau g atau F).
Maka f(x), yang dibaca “f dari x” atau “f pada x”, menunjukkan nilai yang diberikan oleh f
terhadap x.

A.3 Daerah Asal Dan Daerah Hasil

Untuk merinci suatu fungsi secara lengkap, kita harus menyatakan, di samping aturan
yang bersesuaian, daerah asal fungsi. Misalnya jika F adalah fungsi dengan aturaan F(x) = 𝑥 2 +
1 dan jika daerah asal dirinci sebagai {-1, 0, 1, 2, 3}, maka daerah hasilnya adalah {1, 2, 5,
10}. Daerah asal dan aturan menentukan daerah hasil tersebut.

Bilamana aturan untuk fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y = f (x), x
disebut peubah bebas dan y disebut peubah tak bebas. Sebarang nilai dari daerah asal boleh
dipilih sebagai nilai dari peubah bebas x, tetapi pilihan itu secara tuntas menentukan nilai
padanan dari peubah tak bebas y. Jadi nilai y bergantung pada pilihan x. Input untuk fungsi
tidak perlu bilangan real tunggal. Dalam banyak aplikasi penting, sebuah fungsi bergantung
pada lebih dari satu peubah bebas.
A.4 Grafik Fungsi

Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan himpunan bilangan
real, kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada suatu bidang
koordinat. Dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y = f(x).

A.5 Fungsi Genap Dan Ganjil

Jika f(-x) = f(x) untuk semua x, maka grafik simetris terhadap sumbu y. Fungsi yang
demikian disebut funsi genap, barangkali karena funsi yang menentukan f(x) sebagai jumlah
dari pangkat-pangkat genap x adalah genap. Jika f (-x) = -f(x) untuk semua x, grafik simetris
terhadap titik asal. Kita sebut fungsi yang demikian fungsi ganjil. Fungsi yang memberikan
f(x) sebagai jumlah dari pangkat-pangkat ganjil x adalah ganjil.

A.6 Dua Fungsi Khusus

Di antar fungsi-fungsi yang akan sering digunakan sebagai contoh terdapat dua fungsi
yang sangat khusus : fungsi nilai mutlak, | |, dan fungsi bilangan bulat terbesar [ ]. Fungsi-
fungsi ini didefinisikan oleh

𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
|x| =
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 < 0

Dan [x] = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x

B. Operasi pada Fungsi

B.1 Jumlah, seliasih, hasilkali, hasilbagi, pangkat

Pandanglah fungsi f dan g dengan rumus-rumus sebagi berikut :

Rumus Daerah asal


𝑥−3 [0,∞)
(f + g)(x) = f(x) + g(x) = + √𝑥
2
𝑥−3 [0,∞)
(f – g)(x) = f(x) – g(x) = − √𝑥
2
𝑥−3 [0,∞)
(f . g)(x) = f(x) . g(x) = √𝑥
2

𝑓 𝑓(𝑥) 𝑥−3 (0,∞)


( ) (𝑥) = =
𝑔 𝑔(𝑥) 2√𝑥
Kita harus mengeluarkan 0 dari daerah asal f/g untuk menghindari pembagian dengan 0. Kita
juga boleh memengkatkan suatu fungsi. Dengan 𝑓 𝑛 , kita maksudkan fungsi yang memberikan
nilai [𝑓(𝑥)]𝑛 pada x. Jadi,

2 (𝑥) 2
𝑥−3 2 𝑥 2 − 6𝑥 + 9
𝑓 = [𝑓(𝑥)] = [ ] =
2 4

dan

3
𝑔3 (𝑥) = [𝑔(𝑥)]3 = (√𝑥) = 𝑥 3/2

Ada suatu pengecualian terhadap persetujuan pada eksponen di atas, yaitu bilaman n = -1.
Lambang 𝑓 −1 kita cadangkan untuk fungsi nvers, yang akan dibahas dalam subbab 7.2. jadi,
𝑓 −1 bukan berarti 1/f.

B.2 Komposisi fungsi

Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan g kemudian bekerja pada f(x) untuk
menghasilkan g(f(x)), dikatakan bahwa kita telah mengkomposisikan g dengan f. Fungsi yang
dihasilkan disebut komposisi g dengan f, yang dinyatakan oleh gof. Jadi

𝑥−3 𝑥−3
(gof)(x) = g(f(x)) = g( )= √
2 2

𝑥−3
(fog)(x) = f(g(x)) = f (√𝑥) = 2

Segera kita perhatikan satu hal bahwa gof tidak sama dengan fog. Jadi, kita katakan
bahwa komposisi fungsi tidak komutatif. Kita juga harus hati-hati dalam menguraikan daerah
asal suatu fungsi komposit. Daerah asal gof adalah sama dengan himpunan nilai-nilai x yang
memenuhi sifat-sifat berikut ini :

1. x adalah daerah asal f


2. f(x) adalah daerah asal g

B.3 Katalog Parsial Fungsi

Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangan real) disebut fungsi konstanta.
Fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas. Dari fungsi-fungsi sederhana ini, kita dapat
membangun banyak fungsi-fungsi kalkulus penting.
Sebarang fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstanta dan fungsi identitas dengan
menggunakan operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi polinomial. Ini
sama saja dengan mengatakan bahwa f adalah fungsi polinomial jika berbentuk

F(x) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + … + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0

Dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan real dan n adalah bilangan bulat tak negatif. Jika
𝑎𝑛 ≠ 0. Maka n adalah derajat fungsi polinom tersebut. Secara khusus, f(x) = 𝑎𝑥 +b adalah
fungsi derajat satu, atau fungsi linear, dan f(x) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 adalah fungsi derajat dua, atau
fungsi kuadrat.

Hasil bagi fungsi-fungsi polinom disebut fungsi rasional. Jadi f adalah fungsi rasional jika
berbentuk

𝑎 𝑥𝑛 + 𝑎 𝑥 𝑛−1 + …+ 𝑎1 𝑥+ 𝑎0
f(x) = 𝑏 𝑛𝑥 𝑚 + 𝑏𝑛−1 𝑚−1 + …+ 𝑏 𝑥 + 𝑏
𝑚 𝑚−1 𝑥 1 0

Daerah asal fungsi rasional terdiri atas bilangan-bilangan real dengan penyebut tidak nol.

C. Fungsi Trigonometri

C.1 Definisi

Fungsi sinus dan kosinus, andaikan t menentukan titik P(x, y) seperti ditunjukkan di
atas. Maka :

Sin t = y dan cos t = x

C.2 Sifat-Sifat Dasar Sinus Dan Kosinus

Pertama, x dan y bervariasi antara sembarang bilangan real, daerah asal untuk kedua
fungsi sinus dan kosinus adalah R. Kedua, x dan y selalu antara -1 dan 1. Jadi, daerah hasil
untuk fungsi sinus dan kosinus adalah selang [-1, 1]. Karena lingkaran mempunyai keliling 2π,
maka nilai t dan t + 2π menentukan titik P(x,y) yang sama.

Sin(t + 2π) = sin t dan cos(t + 2π) = cos t

Sin(-t) = -sin t dan cos(-t) = cos t


𝜋 𝜋
Sin (2 − 𝑡) = cos t dan cos ( 2 − 𝑡) = sin 𝑡

𝑠𝑖𝑛2 𝑡 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 = 1
𝜋 𝜋
1 = 𝑥 2 + 𝑥 2 = 𝑐𝑜𝑠 2 4 + 𝑐𝑜𝑠 4

Secara umum

2𝜋
C + A sin (𝑎(𝑡 + 𝑏) dan C + A cos (𝑎(𝑡 + 𝑏) memiliki periode dan amplitudo A
𝑎

C.3 Periode Dan Amplitudo Fungsi-Fungsi Trigonometri

Sebuah fungsi f dikatakan periode jika terdapat bilangan p sedemikian rupa sehingga

𝑓 (𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥)

untuk semua bilangan real x dalam daerah asal f. Bilangan p terkecil semacam itu disebut
periode f. Fungsi sinus dikatakan periode karena si (𝑥 + 2𝜋) = sin x untuk semua x. Juka benar
bahwa

sin(𝑥 + 4𝜋) = sin(𝑥 − 2𝜋) = sin(𝑥 + 12𝜋) = sin 𝑥

Untuk semua x. Maka, 4π. -2π. dan 12π adalah bilangan-bilangan p dengan sifat sin(𝑥 + 𝑝) =
sin 𝑥. periode didefinisikan sebagai bilangan p terkecil. Untuk fungsi sinus bilangan positif p
terkecil dengan sifat sin(𝑥 + 𝑝) = sin 𝑥 adalah 𝑝 = 2𝜋. Kemudian kita mengatakan bahwa
fungsi sinus adalah periodik dengan periode 2π.

Fungsi sin (at) memiliki periode 2π/a karena

2𝜋
Sin [𝑎 (𝑡 + )] = 𝑠𝑖𝑛[𝑎𝑡 + 2𝜋] = sin(𝑎𝑡)
𝑎

Peiode fungsi cos(𝑎𝑡) juga adalah 2π/a

C.4 Empat Fungsi Trigonometri Lainnya

Empat fungsi trigonometri lainnya adalah :

sin 𝑡 cos 𝑡
tan t = cos 𝑡 cot t = sin 𝑡
1 1
sec t = cos 𝑡 csc t = sin 𝑡
C.5 Hubungan Dengan Trigonometri Sudut

Sudut biasanya diukur dengan derajat atau dalam radian. Satu radian didefinisikan
sebagai sudut yang berpadanan dengan busur sepanjang 1 unit lingkaran. Sudut yang
berpadanan terhadap suatu putaran penuh berukuran 360°. Tetapi lainnya 2 π radian. Demikian
pula, sudut lurus berukuran 180° atau π radian, kenyataan yang bermanfaat untuk diingat.

180° = 𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 = 3,1415927 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛

Ini menuju pada hasil-hasil berikut

1 radian = 57.29578° 1° = 0.0174533 radian

Pembagian suatu putaran menjadi 360° bagian dilakukan sebarang saja (menurut
bangsa babyloma kuno, yang menyenangi kelipatan 60). Pembagian ke dalam bagian 2 π adalah
lebih mendasar dan berlatar belakang pada penggunaan ukuran radian yang umum dalam
kalkulus khususnya. Perhatikan bahwa panjang busur x dan potongan busur dari sebuah
lingkaran berjari-jari r dengan sudut pusat r radian memenuhi.

𝑥 𝑡
=
2𝜋𝑟 2𝜋

Yaitu pecahan dari lingkaran total 2πr dengan sudut t juga merupakan pecahan yang
sama dari unit lingkaran satuan yang berhubungan dengan sudut t. Ini menyatakan bahwa x =
rt .

Bilamana r = 1, ini memberikan x = t dengan kalimat panjang busur pada potongan


lingkaran satuan dengan sudut pusat t radian adalah t. Ini benar bahkan jika t negatif, asalkan
kita menafsirkan panjang adalah negatif bila diukur secara putaran jarum jam.

Sekarang kita dapat membuat hubungan antara trigonometri sudut dan trigonometri
lingkaran satuan. jika 𝜃 adalah sudut yang berukuran t radian yaitu, jika q adalah sudut
potongan busur sepanjang 1 unit lingkaran, maka :

Sin 𝜃 = sin t cos 𝜃 = cos t


D. Daftar Identitas-Identitas Penting

D.1 Identitas Trigonometri

Yang berikut ini benar untuk semua x dan y, asalkan kedua sisi didefinisikan pada x dan y yang
terpilih.

D.2 Identitas Ganjil-Genap 𝑥+𝑦 𝑥− 𝑦


cos 𝑥 + cos 𝑦 = 2𝑐𝑜𝑠 ( )cos( )
2 2

sin(-x) = -sin x
D.7 Identitas Hasilkali
cos(-x) = cos x
1
sin 𝑥 sin 𝑦 = − [cos(𝑥 + 𝑦) − cos(𝑥
tan(-x) = tan x 2
− 𝑦)]
D.3 Identitas Phytagoras
1
cos 𝑥 cos 𝑦 = [cos(𝑥 + 𝑦) + cos(𝑥 −
2
𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 = 1
𝑦)]
2 2
1 + 𝑐𝑜𝑡 𝑥 = 𝑐𝑠𝑐 𝑥
1
2 2
𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) + sin(𝑥
1 + 𝑡𝑎𝑛 𝑥 = 𝑠𝑒𝑐 𝑥 2
− 𝑦)]
D.4 Identitas Sudut-Ganda
D.8 Identitas Kofungsi
sin 2x = 2 sin x cos x
𝜋
2 2 2 sin( 2 − 𝑥) = cos 𝑥
cos 2x = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = 2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 − 1 =
1 − 2𝑠𝑖𝑛2 𝑥 𝜋
cos( 2 − 𝑥) = sin 𝑥
D.5 Identitas Tengah-Sudut
𝜋
tan( 2 − 𝑥) = cot 𝑥
𝑥 1−cos 𝑥
sin(2) = ± √ 2 D.9 Identitas Penambahan

𝑥
cos(2) = ± √
1+ cos 𝑥 sin(𝑥 + y) = sin x cos y + cos x sin y
2

cos(x + y) = cos x cos y – sin x sin y


D.6 Identitas Jumlah
tan 𝑥+tan 𝑦
tan(x + y) = 1−tan 𝑥 tan 𝑦
𝑥+𝑦 𝑥− 𝑦
sin 𝑥 + sin 𝑦 = 2 sin ( ) 𝑐𝑜𝑠 ( )
2 2
2.1.2 BUKU 2

FUNGSI PEMETAAN

Misalkan A dan B adalah himpunan. Suatu himpunan bagian ƒ A x B dinamakan fungsi


atau penetaan dari A ke B ditulis ƒ : A → B, jika untuk setiap elemen a ɛ A terdapat hanya satu
elemen B, sehingga terutut (a,b) ɛ ƒ. Elemen b ɛ B yang memiliki hubungan dengan a ɛ A
dinamakan peta (bayangan) elemen a, ditulis b = ƒ(a) (sebuah nilai unik).

A. MACAM – MACAM FUNGSI

A.1 FUNGSI ALJABAR

Fungsi aljabar adalah fungsi yang menggunakan operasi-operasi penjumlahan,


pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan penarikan akar.

a. Fungsi Irasional
Fungsi Irasional adalah fungsi variable bebsanya terdapat dibawah tanda akar.
Misalnya ƒ (x) = √𝑥 , g(x) = √𝑥 + 1 + 3 dsb.
b. Fungsi Rasional
Fungsi Rasional adalah fungsi yang variable bebasnya terdapat bilangan bulat.
Fungsi rasional meliputi: fungsi polinom, fungsi kubik, fungsi kuadrat, fungsi linier,
fungsi pangkat, dan fungsi pecahan.
c. Fungsi Polinom
Fungsi Polinom (suku banyak) memiliki bentuk ƒ (x) = 𝑎𝑛 𝑥𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 +
⋯ + 𝑎2 + 𝑥 2 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0, dengan 𝑎𝑛 ,𝑎𝑛−𝑝 , … , 𝑎2 ,𝑎𝑝 ,𝑎0 adalah bilangan real, 𝑎𝑛 ≠ 0, 𝑎0 =

𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝, dan n bilangan bulat positif. Fungsi Polinom itu disebut fungsi polinom
berderajat n. Misalnya fungsi polinom ƒ(x) = 𝑥 2 + 4𝑥 2 + 6𝑥 − 5, ƒ(𝑥) = 𝑥 7 − 2𝑥 3 +
5𝑥 2 − 6, 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎.

d. Fungsi Kubik

Fungsi Kubik adalah fungsi yang berpangkat tiga. Misalnya ƒ (𝑥) = 𝑥 3 adalah
fungsi kubik yang paling sederhana.
e. Fungsi Kuadrat

Suatu fungsi yang berbentuk ƒ (x) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐, dengan a,b,c, konstanta dan


a ≠ 0 Dinamakan fungsi kuadrat. Grafik persamaan y = 𝑎𝑥 2 + bx + c berbentuk
parabola.

f. Fungsi Linier

Fungsi F : R→R yang ditentukan oleh f(x) = ax + b, dengan a dan b konstanta


disebut fungsi linier. Kurva fungsi linier adalah garis y = ax + b yang selalu melalui
titik (0,b) dan ( - , 0)

(0 , b)
Y = ax + b

0 x
−𝑏
( , 0)
𝑎

g. Fungsi Pangkat
Fungsi pangkat dinyatakan dengan y = 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , dengan n bilangan asli.
Jika n = 2→grafiknya berbentuk parabola
Jika n = 3→grafiknya berbentuk parabola kubik
Jika n = 4→grafiknya berbentuk parabola bi kuadrat
Bentuk umum dari fungsi pangkat :
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 , 𝑦 = 𝑎𝑥 𝑛 + 𝑐
h. Fungsi Pecahan
Bentuk umum dari fungsi pecahan :

𝑎𝑛 𝑥𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 +⋯+ 𝑎1 𝑥+𝑎0


𝑓 (𝑥) = 𝑏𝑚 𝑥 𝑚 + 𝑏𝑚−1 𝑥 𝑚−1 +⋯+ 𝑏1 𝑥+ 𝑏0

A.2 Fungsi Transenden

Fungsi Transenden adalah fungsi yang bukan merupakan fungsi aljabar. Yang termasuk
fungsi transenden adalah
a. Fungsi Eksponen
Fungsi Eksponen adalah fungsi variabel bebasnya menjadi pangkat dari suatu
bilangan. Fungsi eksponen dinyatakan dalam bentuk umum y = 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 , dengan a ≠
0 dan a ɛ R. sebagai ilustrasi fungsi eksponen 𝑓(𝑥) = 2𝑥 , 𝑔(𝑥) = 10𝑥 , dan
sebagainya.

b. Fungsi Logaritma
Fungsi Logaritma dengan bilangan dasar a > 0 dan a ≠ 1 adalah invers dari
fungsi eksponen dengan bilangan dasar a. Fungsi eksponen y = g(x) = 𝑎 𝑥 , inversnya
adalah fungsi logaritma y = f(x) = a log x.

c. Fungsi Trigonometri
Fungsi triginometri antara lain meliputi fungsi-fungsi y = sin x, y = cos x, y =
tan x ,dan sebagainya, dengan x menyatakan besar suatu sudut (ataua radian atau
derajat) dan y menyatakan nilai fungsi.

d. Fungsi Siklometri
Fungsi siklometri adalah invers dari fungsi trigonometri, seperti y = arc sin c, y
= arc cos x, y = arc tan x dan sebaginya.
𝜋 1 𝜋 1
Catatan : sin 6 = 2 dapat ditulis 6 = arc sin 2

e. Fungsi Hiperbolik
𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
Fungsi hiperbolik antara lain : y = sinh x = , y = cosh x =
2 2
sin ℎ 𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
Dan y = tanh x = cosh 𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 , dan sebagainya.

Catatan: e = 2,71828

A.3 Fungsi Khusus


Fungsi Khusus antara lain meliputi fungsi konstan, fungsi identitas, fungsi modulus,
dengan fungsi dengan parameter.
a. Fungsi Konstan
Fungsi ƒ : x→ c atau f(x) = c, dengan c adalah konstan disebut fungsi konstan. Fungsi
konstan f memasangkan setiap bilangan real dengan konstanta c. Kurva fungsi konstan
berupa garis y = c yang sejajar dengan sumbu X dan melalui titik (0 , c)
b. Fungsi Identitas
Fungsi I :A→A yang ditentukan oleh I(x) disebut fungsi identitas pada A. fungsi I
memasangkan elemen daerah asal dengan dirinya sendiri. Kurva identitas adalah garis y =
x yang melalui titik pangkal 0 (0,0).
c. Fungsi Modulus
Fungsi f : x →│𝑥 │atau f(x) = │𝑥 │yang ditentukan oleh:
𝑥 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
F(x){
𝑥 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
Disebut fungsi modulus (mutlak).
d. Fungsi Parameter
Fungsi dengan parameter x = at + b , y-2𝑡 2 + c, dengan t adalah parameter yang
menetapkan fungsi itu.

A.4 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


a. Fungsi Genap
Jika f(x) = f(-x), maka grafik tersebut simetri terhadap sumbu Y. fungsi yang demikian
disebut fungsi genap
b. Fungsi Ganjil
Jika f(-x) = - f(x), maka grafik tersebut simetri terhadap titik asal. Fungsi demikian
disebut fungsi ganjil.
c. Bukan Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
Jika f(x) ≠ 𝑓(−𝑥) dan 𝑓(−𝑥) ≠ -f(x), maka grafiknya tidak simetris terhadap sumbu
Y atau titik asal. Fungsi uang demikian disebut bukan fungsi genap dan bukan fungsi
ganjil.

A.5 Sifat – Sifat Fungsi

1. Fungsi Surjektif
Jika fungsi f : A→ 𝐵 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 atau fungsi onto atau fungsi kepada
jika setiap elemen di B mempunyai pasanagn di A atau 𝑅𝑓 = 𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 setiap
y ɛ B terdapat x ɛA demikian sehingga f(x) = y
2. Fungsi Into
Fungsi f:A→B disebut fungsi into atau fungsi kedalam, jika terdapat elemen B yang
tidak mempunyai pasangan atau prapeta di A.
3. Fungsi Injektif
Fungsi f :A→B disebut fungsi injektif atau fungsi satu satu jika setiap elemen dari B
mempunyai pasangan tepat satu elemen dari A. dengan lain perkataan:
1. Fungsi f: A→B dikatakan fungsi injektif jika untuk setiap 𝑥1,𝑥2 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥1 ≠
𝑥2 , maka f(𝑥1) ≠ 𝑓(𝑥2)
2. Fungsi f: A→B dikatakan fungsi injektif jika untuk setiap 𝑥1,𝑥2 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 f(𝑥1) =
𝑓(𝑥2) maka 𝑥1 = 𝑥2
3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A→B disebut fungsi bijektif,jika F adalah fungsi injektif dan sekaligus
surjektif. Oleh karena itu himpunan A dan himpunan B dikatakan berada dalam
koresponden satu-satu.

A.5 Aljabar Fungsi

Jika f dan g adalah dua buah fungsi yang diketahui,maka jumlah,selisih,hasil kali,dan
hasil bagi kedua fungsi itu, serta pangkat suatu fungsi adalah:

a. (f + g) (x) = f(x) + g(x), dengan 𝐷𝑓+𝑔 = 𝐷𝑓 ⏜ 𝐷𝑔


b. (f – g) (x) = f(x) – g(x), dengan 𝐷𝑓−𝑔 = 𝐷𝑓 − 𝐷𝑔
c. (f x g) (x) = f(x) x g(x), dengan 𝐷𝑓𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔
𝑓 𝑓(𝑥) 𝑓
d. (𝑥) = dengan g(x) ≠ 0 dan 𝐷𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔
𝑔 𝑔(𝑥)

e. 𝑓 𝑛 (𝑥) = [𝑓(𝑥)]𝑛

B. KOMPOSISI FUNGSI

 Jika fungsi f : A→ 𝐵 dan g : B→ C, maka fungsi h :A→ C disebut fungsi komposisi


yang ditentukan oleh rumus h = 𝑔° 𝑓 = 𝑔° 𝑓(𝑥) = (𝑔°𝑓)(𝑥)
 Sifat fungsi komposisi tidak kumulatif 𝑓 ° 𝑔 ≠ 𝑔° 𝑓
C. FUNGSI INVERS
 Suatu fungsi f : A → B mempunyai fungsi invers 𝑓 −1 ∶ 𝐵 →
𝐴, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐵 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 −
𝑠𝑎𝑡𝑢.
 Sifat komposisi fungsi invers: 𝑓 −1 ° 𝑔−1 = (𝑔 ° 𝑓)1

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

BUKU 1

Kelebihan

1. Membahas konsep fungsi dengan terperinci


2. Membahas operasi-operasi pada fungsi
3. Membahas fungsi trigonometri dengan lengkap

Kekurangan

1. Tidak membahas materi invers fungsi


2. Tidak membahas materi sifat-sifat fungsi
3. Tidak menyajikan macam-macam fungsi dengan lengkap

BUKU 2

Kelebihan

1. Menyajikan macam-macam fungsi dengan jelas dan lengkap


2. Membahas materi sifat-sifat fungsi
3. Dilengkapi dengan gambar yang jelas

Kekurangan

1. Konsep fungsi kurang dibahas dengan jelas


2. Tidak menyajikan materi fungsu trigonometri
3. Tidak menyajikan identitas trigonometri
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap obyek
x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi.
Macam-macam fungsi ada fungsi aljabar, fungsi trasenden, fungsi khusus serta fungsi genap
dan fungsi ganjil.

3.2 SARAN

Mari meningkatkan literasi, karena saat ini Indonesia sedang darurat literasi.

Anda mungkin juga menyukai