“FUNGSI”
DOSEN PENGAMPU :
FADILA (4191111031)
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah kesehatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini tepat pada
waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bu Nurliani Manurung karena telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Serta, kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Critical Book Report ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarny.
Kami menyadari tugas ini sangat jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan
dan kelemahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk
memperbaiki Critical Book Report ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua buku yang ditulis memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Sehingga kita tidak cukup hanya membaca satu buku sebagai referensi karena
untuk melengkapi pengetahuan yang ada dalam satu buku kita memerlukan satu buku
pembanding. Oleh karena itu, literitasi harus ditingkatkan agar pengetahuan yang dimiliki
lengkap dan jelas. Dengan memberikan kritik yang sifatnya membangun kita bisa memberi
masukan kepada penulis buku agar memperbaiki karyanya kedepan dan tentunya menambah
wawasan kita.
Dengan membuat Critical Book Report ini, kami bermaksud untuk membandingkan
dua buku dengan melihat dari sisi kelebihan dan kekurangannya. Namun bukan bermaksud
untuk menjatuhkan tetapi untuk menambah wawasan dan melengkapi kekurangan dari suatu
buku dengan kelebihan buku yang lain.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
PEMBAHASAN
2.1.1 BUKU 1
Fungsi
A.1 Definisi
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap obyek
x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi.
Untuk memberi nama fungsi dipakai sebuah huruf tunggal seperti f (atau g atau F).
Maka f(x), yang dibaca “f dari x” atau “f pada x”, menunjukkan nilai yang diberikan oleh f
terhadap x.
Untuk merinci suatu fungsi secara lengkap, kita harus menyatakan, di samping aturan
yang bersesuaian, daerah asal fungsi. Misalnya jika F adalah fungsi dengan aturaan F(x) = 𝑥 2 +
1 dan jika daerah asal dirinci sebagai {-1, 0, 1, 2, 3}, maka daerah hasilnya adalah {1, 2, 5,
10}. Daerah asal dan aturan menentukan daerah hasil tersebut.
Bilamana aturan untuk fungsi diberikan oleh sebuah persamaan berbentuk y = f (x), x
disebut peubah bebas dan y disebut peubah tak bebas. Sebarang nilai dari daerah asal boleh
dipilih sebagai nilai dari peubah bebas x, tetapi pilihan itu secara tuntas menentukan nilai
padanan dari peubah tak bebas y. Jadi nilai y bergantung pada pilihan x. Input untuk fungsi
tidak perlu bilangan real tunggal. Dalam banyak aplikasi penting, sebuah fungsi bergantung
pada lebih dari satu peubah bebas.
A.4 Grafik Fungsi
Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan himpunan bilangan
real, kita dapat membayangkan fungsi itu dengan menggambarkan grafiknya pada suatu bidang
koordinat. Dan grafik fungsi f adalah grafik dari persamaan y = f(x).
Jika f(-x) = f(x) untuk semua x, maka grafik simetris terhadap sumbu y. Fungsi yang
demikian disebut funsi genap, barangkali karena funsi yang menentukan f(x) sebagai jumlah
dari pangkat-pangkat genap x adalah genap. Jika f (-x) = -f(x) untuk semua x, grafik simetris
terhadap titik asal. Kita sebut fungsi yang demikian fungsi ganjil. Fungsi yang memberikan
f(x) sebagai jumlah dari pangkat-pangkat ganjil x adalah ganjil.
Di antar fungsi-fungsi yang akan sering digunakan sebagai contoh terdapat dua fungsi
yang sangat khusus : fungsi nilai mutlak, | |, dan fungsi bilangan bulat terbesar [ ]. Fungsi-
fungsi ini didefinisikan oleh
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
|x| =
−𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 < 0
Dan [x] = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x
2 (𝑥) 2
𝑥−3 2 𝑥 2 − 6𝑥 + 9
𝑓 = [𝑓(𝑥)] = [ ] =
2 4
dan
3
𝑔3 (𝑥) = [𝑔(𝑥)]3 = (√𝑥) = 𝑥 3/2
Ada suatu pengecualian terhadap persetujuan pada eksponen di atas, yaitu bilaman n = -1.
Lambang 𝑓 −1 kita cadangkan untuk fungsi nvers, yang akan dibahas dalam subbab 7.2. jadi,
𝑓 −1 bukan berarti 1/f.
Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan g kemudian bekerja pada f(x) untuk
menghasilkan g(f(x)), dikatakan bahwa kita telah mengkomposisikan g dengan f. Fungsi yang
dihasilkan disebut komposisi g dengan f, yang dinyatakan oleh gof. Jadi
𝑥−3 𝑥−3
(gof)(x) = g(f(x)) = g( )= √
2 2
𝑥−3
(fog)(x) = f(g(x)) = f (√𝑥) = 2
Segera kita perhatikan satu hal bahwa gof tidak sama dengan fog. Jadi, kita katakan
bahwa komposisi fungsi tidak komutatif. Kita juga harus hati-hati dalam menguraikan daerah
asal suatu fungsi komposit. Daerah asal gof adalah sama dengan himpunan nilai-nilai x yang
memenuhi sifat-sifat berikut ini :
Sebuah fungsi berbentuk f(x) = k, dengan k konstanta (bilangan real) disebut fungsi konstanta.
Fungsi f(x) = x disebut fungsi identitas. Dari fungsi-fungsi sederhana ini, kita dapat
membangun banyak fungsi-fungsi kalkulus penting.
Sebarang fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstanta dan fungsi identitas dengan
menggunakan operasi penambahan, pengurangan, dan perkalian disebut fungsi polinomial. Ini
sama saja dengan mengatakan bahwa f adalah fungsi polinomial jika berbentuk
Dengan koefisien-koefisien a berupa bilangan real dan n adalah bilangan bulat tak negatif. Jika
𝑎𝑛 ≠ 0. Maka n adalah derajat fungsi polinom tersebut. Secara khusus, f(x) = 𝑎𝑥 +b adalah
fungsi derajat satu, atau fungsi linear, dan f(x) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 adalah fungsi derajat dua, atau
fungsi kuadrat.
Hasil bagi fungsi-fungsi polinom disebut fungsi rasional. Jadi f adalah fungsi rasional jika
berbentuk
𝑎 𝑥𝑛 + 𝑎 𝑥 𝑛−1 + …+ 𝑎1 𝑥+ 𝑎0
f(x) = 𝑏 𝑛𝑥 𝑚 + 𝑏𝑛−1 𝑚−1 + …+ 𝑏 𝑥 + 𝑏
𝑚 𝑚−1 𝑥 1 0
Daerah asal fungsi rasional terdiri atas bilangan-bilangan real dengan penyebut tidak nol.
C. Fungsi Trigonometri
C.1 Definisi
Fungsi sinus dan kosinus, andaikan t menentukan titik P(x, y) seperti ditunjukkan di
atas. Maka :
Pertama, x dan y bervariasi antara sembarang bilangan real, daerah asal untuk kedua
fungsi sinus dan kosinus adalah R. Kedua, x dan y selalu antara -1 dan 1. Jadi, daerah hasil
untuk fungsi sinus dan kosinus adalah selang [-1, 1]. Karena lingkaran mempunyai keliling 2π,
maka nilai t dan t + 2π menentukan titik P(x,y) yang sama.
𝑠𝑖𝑛2 𝑡 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 = 1
𝜋 𝜋
1 = 𝑥 2 + 𝑥 2 = 𝑐𝑜𝑠 2 4 + 𝑐𝑜𝑠 4
Secara umum
2𝜋
C + A sin (𝑎(𝑡 + 𝑏) dan C + A cos (𝑎(𝑡 + 𝑏) memiliki periode dan amplitudo A
𝑎
Sebuah fungsi f dikatakan periode jika terdapat bilangan p sedemikian rupa sehingga
𝑓 (𝑥 + 𝑝) = 𝑓(𝑥)
untuk semua bilangan real x dalam daerah asal f. Bilangan p terkecil semacam itu disebut
periode f. Fungsi sinus dikatakan periode karena si (𝑥 + 2𝜋) = sin x untuk semua x. Juka benar
bahwa
Untuk semua x. Maka, 4π. -2π. dan 12π adalah bilangan-bilangan p dengan sifat sin(𝑥 + 𝑝) =
sin 𝑥. periode didefinisikan sebagai bilangan p terkecil. Untuk fungsi sinus bilangan positif p
terkecil dengan sifat sin(𝑥 + 𝑝) = sin 𝑥 adalah 𝑝 = 2𝜋. Kemudian kita mengatakan bahwa
fungsi sinus adalah periodik dengan periode 2π.
2𝜋
Sin [𝑎 (𝑡 + )] = 𝑠𝑖𝑛[𝑎𝑡 + 2𝜋] = sin(𝑎𝑡)
𝑎
sin 𝑡 cos 𝑡
tan t = cos 𝑡 cot t = sin 𝑡
1 1
sec t = cos 𝑡 csc t = sin 𝑡
C.5 Hubungan Dengan Trigonometri Sudut
Sudut biasanya diukur dengan derajat atau dalam radian. Satu radian didefinisikan
sebagai sudut yang berpadanan dengan busur sepanjang 1 unit lingkaran. Sudut yang
berpadanan terhadap suatu putaran penuh berukuran 360°. Tetapi lainnya 2 π radian. Demikian
pula, sudut lurus berukuran 180° atau π radian, kenyataan yang bermanfaat untuk diingat.
Pembagian suatu putaran menjadi 360° bagian dilakukan sebarang saja (menurut
bangsa babyloma kuno, yang menyenangi kelipatan 60). Pembagian ke dalam bagian 2 π adalah
lebih mendasar dan berlatar belakang pada penggunaan ukuran radian yang umum dalam
kalkulus khususnya. Perhatikan bahwa panjang busur x dan potongan busur dari sebuah
lingkaran berjari-jari r dengan sudut pusat r radian memenuhi.
𝑥 𝑡
=
2𝜋𝑟 2𝜋
Yaitu pecahan dari lingkaran total 2πr dengan sudut t juga merupakan pecahan yang
sama dari unit lingkaran satuan yang berhubungan dengan sudut t. Ini menyatakan bahwa x =
rt .
Sekarang kita dapat membuat hubungan antara trigonometri sudut dan trigonometri
lingkaran satuan. jika 𝜃 adalah sudut yang berukuran t radian yaitu, jika q adalah sudut
potongan busur sepanjang 1 unit lingkaran, maka :
Yang berikut ini benar untuk semua x dan y, asalkan kedua sisi didefinisikan pada x dan y yang
terpilih.
sin(-x) = -sin x
D.7 Identitas Hasilkali
cos(-x) = cos x
1
sin 𝑥 sin 𝑦 = − [cos(𝑥 + 𝑦) − cos(𝑥
tan(-x) = tan x 2
− 𝑦)]
D.3 Identitas Phytagoras
1
cos 𝑥 cos 𝑦 = [cos(𝑥 + 𝑦) + cos(𝑥 −
2
𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 = 1
𝑦)]
2 2
1 + 𝑐𝑜𝑡 𝑥 = 𝑐𝑠𝑐 𝑥
1
2 2
𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) + sin(𝑥
1 + 𝑡𝑎𝑛 𝑥 = 𝑠𝑒𝑐 𝑥 2
− 𝑦)]
D.4 Identitas Sudut-Ganda
D.8 Identitas Kofungsi
sin 2x = 2 sin x cos x
𝜋
2 2 2 sin( 2 − 𝑥) = cos 𝑥
cos 2x = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 = 2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 − 1 =
1 − 2𝑠𝑖𝑛2 𝑥 𝜋
cos( 2 − 𝑥) = sin 𝑥
D.5 Identitas Tengah-Sudut
𝜋
tan( 2 − 𝑥) = cot 𝑥
𝑥 1−cos 𝑥
sin(2) = ± √ 2 D.9 Identitas Penambahan
𝑥
cos(2) = ± √
1+ cos 𝑥 sin(𝑥 + y) = sin x cos y + cos x sin y
2
FUNGSI PEMETAAN
a. Fungsi Irasional
Fungsi Irasional adalah fungsi variable bebsanya terdapat dibawah tanda akar.
Misalnya ƒ (x) = √𝑥 , g(x) = √𝑥 + 1 + 3 dsb.
b. Fungsi Rasional
Fungsi Rasional adalah fungsi yang variable bebasnya terdapat bilangan bulat.
Fungsi rasional meliputi: fungsi polinom, fungsi kubik, fungsi kuadrat, fungsi linier,
fungsi pangkat, dan fungsi pecahan.
c. Fungsi Polinom
Fungsi Polinom (suku banyak) memiliki bentuk ƒ (x) = 𝑎𝑛 𝑥𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 +
⋯ + 𝑎2 + 𝑥 2 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0, dengan 𝑎𝑛 ,𝑎𝑛−𝑝 , … , 𝑎2 ,𝑎𝑝 ,𝑎0 adalah bilangan real, 𝑎𝑛 ≠ 0, 𝑎0 =
𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝, dan n bilangan bulat positif. Fungsi Polinom itu disebut fungsi polinom
berderajat n. Misalnya fungsi polinom ƒ(x) = 𝑥 2 + 4𝑥 2 + 6𝑥 − 5, ƒ(𝑥) = 𝑥 7 − 2𝑥 3 +
5𝑥 2 − 6, 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎.
d. Fungsi Kubik
Fungsi Kubik adalah fungsi yang berpangkat tiga. Misalnya ƒ (𝑥) = 𝑥 3 adalah
fungsi kubik yang paling sederhana.
e. Fungsi Kuadrat
f. Fungsi Linier
(0 , b)
Y = ax + b
0 x
−𝑏
( , 0)
𝑎
g. Fungsi Pangkat
Fungsi pangkat dinyatakan dengan y = 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , dengan n bilangan asli.
Jika n = 2→grafiknya berbentuk parabola
Jika n = 3→grafiknya berbentuk parabola kubik
Jika n = 4→grafiknya berbentuk parabola bi kuadrat
Bentuk umum dari fungsi pangkat :
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 , 𝑦 = 𝑎𝑥 𝑛 + 𝑐
h. Fungsi Pecahan
Bentuk umum dari fungsi pecahan :
Fungsi Transenden adalah fungsi yang bukan merupakan fungsi aljabar. Yang termasuk
fungsi transenden adalah
a. Fungsi Eksponen
Fungsi Eksponen adalah fungsi variabel bebasnya menjadi pangkat dari suatu
bilangan. Fungsi eksponen dinyatakan dalam bentuk umum y = 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 , dengan a ≠
0 dan a ɛ R. sebagai ilustrasi fungsi eksponen 𝑓(𝑥) = 2𝑥 , 𝑔(𝑥) = 10𝑥 , dan
sebagainya.
b. Fungsi Logaritma
Fungsi Logaritma dengan bilangan dasar a > 0 dan a ≠ 1 adalah invers dari
fungsi eksponen dengan bilangan dasar a. Fungsi eksponen y = g(x) = 𝑎 𝑥 , inversnya
adalah fungsi logaritma y = f(x) = a log x.
c. Fungsi Trigonometri
Fungsi triginometri antara lain meliputi fungsi-fungsi y = sin x, y = cos x, y =
tan x ,dan sebagainya, dengan x menyatakan besar suatu sudut (ataua radian atau
derajat) dan y menyatakan nilai fungsi.
d. Fungsi Siklometri
Fungsi siklometri adalah invers dari fungsi trigonometri, seperti y = arc sin c, y
= arc cos x, y = arc tan x dan sebaginya.
𝜋 1 𝜋 1
Catatan : sin 6 = 2 dapat ditulis 6 = arc sin 2
e. Fungsi Hiperbolik
𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
Fungsi hiperbolik antara lain : y = sinh x = , y = cosh x =
2 2
sin ℎ 𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
Dan y = tanh x = cosh 𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 , dan sebagainya.
Catatan: e = 2,71828
1. Fungsi Surjektif
Jika fungsi f : A→ 𝐵 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 atau fungsi onto atau fungsi kepada
jika setiap elemen di B mempunyai pasanagn di A atau 𝑅𝑓 = 𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 setiap
y ɛ B terdapat x ɛA demikian sehingga f(x) = y
2. Fungsi Into
Fungsi f:A→B disebut fungsi into atau fungsi kedalam, jika terdapat elemen B yang
tidak mempunyai pasangan atau prapeta di A.
3. Fungsi Injektif
Fungsi f :A→B disebut fungsi injektif atau fungsi satu satu jika setiap elemen dari B
mempunyai pasangan tepat satu elemen dari A. dengan lain perkataan:
1. Fungsi f: A→B dikatakan fungsi injektif jika untuk setiap 𝑥1,𝑥2 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥1 ≠
𝑥2 , maka f(𝑥1) ≠ 𝑓(𝑥2)
2. Fungsi f: A→B dikatakan fungsi injektif jika untuk setiap 𝑥1,𝑥2 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 f(𝑥1) =
𝑓(𝑥2) maka 𝑥1 = 𝑥2
3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A→B disebut fungsi bijektif,jika F adalah fungsi injektif dan sekaligus
surjektif. Oleh karena itu himpunan A dan himpunan B dikatakan berada dalam
koresponden satu-satu.
Jika f dan g adalah dua buah fungsi yang diketahui,maka jumlah,selisih,hasil kali,dan
hasil bagi kedua fungsi itu, serta pangkat suatu fungsi adalah:
e. 𝑓 𝑛 (𝑥) = [𝑓(𝑥)]𝑛
B. KOMPOSISI FUNGSI
BUKU 1
Kelebihan
Kekurangan
BUKU 2
Kelebihan
Kekurangan
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap obyek
x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi.
Macam-macam fungsi ada fungsi aljabar, fungsi trasenden, fungsi khusus serta fungsi genap
dan fungsi ganjil.
3.2 SARAN
Mari meningkatkan literasi, karena saat ini Indonesia sedang darurat literasi.