Anda di halaman 1dari 24

os

PAPER
MATEMATIKA DASAR I
FUNGSI DAN GRAFIK

NAMA KELOMPOK :
I PUTU BAYU KENANDA
NI PUTU LISNA OKVIANI
ROSALIA GOSAL
AYU PRITA WINDARI

( 1308105003 )
( 1308105019 )
( 1308105010 )
( 1308105041 )

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya fungsi muncul karena adanya ketergantungan suatu kuantitas (besaran)
tertentu pada kuantitas (besaran) lainnya. Fungsi dapat dinyatakan dalam 4 cara yaitu secara
verbal (kata-kata), numerik (tabel nilai), visual (grafik) dan aljabar (rumus eksplisit). Fungsi,
dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota sebuah himpunan (dinamakan
sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai kodomain). Istilah
ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai sehari-hari, seperti alatnya
berfungsi dengan baik. Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan
setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator"
biasanya dipakai secara sinonim.
B. Tujuan
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa dapat menggambarkan grafik fungsi
yang diberikan.
C. Rumusan Masalah
Pengertian Fungsi secara objektif
Domain dan Kodomain Fungsi
Operasi, Komposisi dan Invers Fungsi
Macam-macam Fungsi
Grafik Fungsi
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup permasalahan yang kami bahas adalah mempelajari fungsi
dan grafik dalam kalkulus tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penyajian Fungsi

Sebuah fungsi f adalah aturan yang memasangkan setiap elemen x dalam satu
himpunan, misalkan A, dengan tepat satu elemen f(x) dalam himpunan kedua, misalkan B.
Himpunan B boleh sama dengan himpunan A.
Apabila f merupakan fungsi yang memasangkan setiap anggota A pada tepat satu
anggota B, maka f ditulis sebagai f : A B. Himpunan A disebut domain (daerah asal,
daerah definisi) fungsi f dan himpunan B disebut kodomain (daerah kawan) dari fungsi f.
Empat situasi berikut menggambarkan cara penyajian fungsi, yaitu :
a. Luas daerah A dari suatu lingkaran tergantung pada jarijari r lingkaran tersebut. Aturan
yang mengaitkan r dan A diberikan oleh persamaan A = r2.
Setiap nilai r berhubungan dengan nilai A, maka dikatakan bahwa A adalah fungsi dari r.
Fungsi tersebut disajikan melalui suatu rumus eksplisit.
b. Populasi manusia P di dunia tergantung pada waktu t. Tabel berikut memberikan taksiran
populasi dunia P(t) pada waktu t, untuk tahun tertentu.
c. Biaya pengiriman surat tercatat C tergantung pada beratnya w. Walaupun tidak terdapat
rumus sederhana yang mengaitkan C dan w, kantor pos mempunyai aturan tertentu (dapat
disajikan dengan uraian kata kata) untuk menentukan C bila w diketahui. Aturan yang
digunakan Perusahaan Pos Amerika Serikat tahun 1998 sebagai berikut : Biayanya adalah
32 sen untuk berat sampai dengan satu ons, ditambah 23 sen untuk setiap ons tambahan
sampai dengan 11 ons.
d. Kecepatan tegak tanah a yang diukur oleh seismograf selama gempa adalah fungsi dari
waktu terlewat t. Biasanya digunakan grafik yang menyatakan hubungan antara a dan t.

B. Domain dan Kodomain Fungsi


Domain fungsi f yaitu himpunan elemen-elemen di mana fungsi f mendapat nilai (suatu
bilangan real). Himpunan bagian dari B yang anggota-anggotanya merupakan nilai-nilai yang
diperoleh dari fungsi f disebut range (daerah hasil) dari fungsi f.
Pembicaraan tentang domain dan range memegang peranan penting dalam fungsi
karena hal ini terkait dengan nilai-nilai dimana fungsi mempunyai makna.

f(x)

f(a)

f
Domain

Range

Keterkaitan antar variabel


Lambang yang menyatakan suatu bilangan sebarang pada domain f disebut variabel bebas.
Sedangkan lambang yang menyatakan bilangan pada range f disebut variabel terikat.
Misalnya dalam empat penyajian fungsi di atas, apabila fungsi disajikan dalam bentuk rumus
eksplisit berikut

A = r2

maka r merupakan variabel bebas, sedangkan A adalah

variabel teri Fungsi bentuk eksplisit adalah fungsi yang variabel bebas dan variabel
terikatnya terpisah. Jika x variabel bebas dan y variabel terikat maka notasi fungsi bentuk
eksplisit ditulis y = f(x).
Contoh :
a. y = 3 sin x + cos x
b. y = x2 - 8 x + 10

Fungsi bentuk implisit adalah fungsi yang variabel bebas dan variabel terikat letaknya
tidak terpisah. Jika x variabel bebas dan y variabel terikat maka notasi fungsi bentuk implisit
ditulis f(x, y) = 0.
Contoh :
a. (x-3) y + 5 x -3 y = 0
b. x2 x y2 + 6 x y 7 x = 0
Fungsi parametrik adalah fungsi yang relasi antara variabel bebas dan variabel
terikatnya disajikan dalam persamaan yang menggunakan parameter. Jika x variabel bebas, y
variabel terikat dan, t parameter maka notasi bentuk fungsi implisit dapat di tulis sebagai

berikut :

x f (t )

y g (t )

, t sebagai parameter

Contoh :

a.

b.

x cos a

y sin a

, a sebagai parameter

x 2t t 2

2
y t 2t

2t 1

, t sebagai parameter

Fungsi y = f(x) merupakan fungsi yang dibentuk dari satu variabel yakni x,
sedangkan fungsi z = f(x, y) adalah fungsi yang dibentuk dari dua varibel yaitu x dan y.
Contoh :
a.

Fungsi satu variabel

y=3x2

z = sin y + cos y

b. Fungsi dua variabel

z = x3 + 4 x2 y - 8

c = a2 b2 + a b4

Apabila sebuah fungsi domainnya tidak dirinci, maka dapat dianggap bahwa
domainnya adalah himpunan bilangan real yang terbesar sehingga fungsi tersebut bernilai
bilangan real. Domain tersebut disebut daerah asal alamiah.
Contoh :

a.

b.

25 x 2

Tentukan domain dan range f(x) =

x 2 25
x5

Tentukan domain dan range g(x) =


Penyelesaian :

a. Domain fungsi f(x) =

25 x 2

adalah nilai-nilai x sehingga f(x) bernilai

bilangan real, yaitu himpunan penyelesaian dari 25 - x2 0. Jadi


D(f) = {x R : 25 - x2 0}
= {x R : x2 25 }
= {x R : -5 x 5}.
Range fungsi f adalah nilai y yang diperoleh apabila x berada dalam D(f). Jadi

R(f) = {y R : y =

b. Domain fungsi g(x) =

25 x 2

x 2 25
x5

, -5 x 5} = {y R : 0 y 5}

adalah nilai-nilai x sehingga g(x) bernilai real. Fungsi g(x)

bernilai real apabila x 5 0, jadi D(g) = {x R : x 5}.

Range fungsi g(x) adalah


y

R(g) = {y R : y =

x 2 25
x5

, x 5}

x 2 25 ( x 5)( x 5)

x 5, x 5 y 10
x5
x5
R(g) = {y R : y 10}

C. Operasi, Komposisi dan Invers Fungsi


Misalkan f dan g adalah fungsi dengan daerah asal A dan B. Maka fungsi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian antara kedua fungsi itu didefinisikan
sebagai berikut :
1. (f + g) (x) = f(x) + g(x) ,daerah asal f + g adalah A B
2. (f g) (x) = f(x) g(x) daerah asal f g adalah A B
3. (f g) (x) = f(x) g(x) daerah asal f g adalah A B
f
f(x)
)(x)
g
g(x)
4. (

f
g
daerah asal

adalah { x A B ; g(x) 0 }

Contoh :

x
Jika f(x) =

dan g(x) =

4 x

f
g

, tentukan f + g, f g, fg,

dan daerah asalnya

Penyelesaian :
Daerah asal f(x) adalah [0, +

) dan daerah asal g(x) adalah [-2, 2] sehingga

irisan daerah asal f(x) dan g(x) adalah [0, +


Jadi menurut definisi diperoleh


) [-2, 2] = [0, 2].

4 x2

x
(f + g)(x) =

4 x2

x
(f g)(x) =

(f g)(x)

4 x2

f
)(x)
g
(

4 x

, dan daerah asal : [0, 2].

, dan daerah asal : [0, 2].

4x x3

x
4 x2

, dan daerah asal : [0, 2].

, dan daerah asal : [0, 2)

Komposisi Fungsi
Diberikan fungsi f dan g, fungsi komposit f

g (disebut juga komposisi dari f dan g),

didefinisikan oleh
(f

g)(x) = f(g(x))

Daerah asal f

g adalah himpunan dari semua x di dalam daerah asal g sedemikian

hingga g(x) berada di dalam daerah asal f. Dengan kata lain, (f


g(x) dan f(g(x)) keduanya terdefinisi. Penjelasan f

g)(x) akan terdefinisi jika

g dapat dilakukan dengan gambaran

diagram mesin berikut :

g(x)

(masukan)

f(g(x))
(keluaran)

Variabel x sebagai masukan, akan diproses mesin g dan akan diperoleh hasil g(x), selanjutnya
g(x) akan menjadi masukan bagi mesin f, hasilnya adalah f(g(x))
Contoh :
x
Jika f(x) =

dan g(x) =

2 x

, tentukan komposisi fungsi berikut daerah asalnya.

a. f
b. g

c. f

d. g

Penyelesaian :

a. (f

g)(x) = f(g(x)) = f(

2 x

)=

2 - x 0

Daerah asalnya adalah

b. (g

f)(x) = g(f(x)) = g(

2-

c. (f

d. (g

terdefinisi, maka x

2 atau x

f)(x) = f(f(x)) = f(

x 2
= (-

, 2]

2- x

0 dan agar

)=

g)(x) = g(g(x)) = g(2 -

maka 2 -

terdefinisi maka 2 -

0, yaitu

0 , yaitu

, dan daerah asalny adalah [0 ,

).

2- 2-x

)=

terdefinisi maka 2 x

2 x

=
x

Agar

4, sehingga daerah asalnya adalah [0, 4].


x

2 x

)=

x
Agar

2-x

=
x

2-x

2 x

0, yaitu x

2 atau x

2- 2-x

2 dan agar

terdefinisi

- 2, sehingga daerah asalnya adalah [-2,

2]


Melakukan komposisi tiga fungsi atau lebih , misalnya f g h, adalah dengan memproses
masukan pada h terlebih dahulu, selanjutnya hasilnya diproses pada g, dan terakhir hasil dari
proses g diproses pada f, rumusannya adalah sebagai berikut


(f g h)(x) = f(g(h(x)))

Contoh :


Carilah f g h jika f(x) =

x
x 1

, g(x) = x5 dan h(x) = x + 3

Penyelesaian :

(x 3 )5
(x 3 )5 1

(f g h)(x) = f(g(h(x))) = f(g(x + 3)) = f((x + 3)5) =

Invers Fungsi.
Suatu fungsi f memadankan suatu nilai x dalam daerah asalnya A dengan nilai tunggal y
dalam daerah hasilnya B. Untuk suatu nilai y dalam B diperoleh kembali nilai x yang oleh f
itu dipadankan dengan y. Fungsi yang baru ini, yang memadankan nilai y dengan x,
dilambangkan dengan f

-1

dan disebut invers dari f. Daerah asal f

1
f
hasilnya adalah A. Lambang f -1 bukan berarti

Hal ini dapat dituliskan


y = f(x) x = f -1(y)
Contoh :
Tentukan f -1(x) dari f(x) = 2 x + 6

Penyelesaian :

Variabel x dapat dicari dari y = f(x) = 2 x + 6, yaitu x =

Sehingga f -1(x) =

x-6
2

y-6
2

= f -1(y)

-1

adalah B dan daerah

D. Macam-macam Fungsi
Beberapa macam fungsi yang disajikan dalam sub bab ini adalah fungsi tangga, fungsi
gasal, fungsi genap, fungsi aljabar, fungsi logaritma, dan fungsi eksponensial
Fungsi Modulus
Fungsi modulus adalah fungsi yang terdefinisi secara sepotong-sepotong Fungsi-fungsi
yang sering digunakan adalah dua fungsi yang sangat khusus yaitu fungsi nilai mutlak ,

dinotasikan | |, dan fungsi bilangan bulat terbesar, dinotasikan

Fungsi nilai mutlak disajikan sebagai | x | =

-x

jika x 0
jika x 0

Grafiknya mempunyai sudut tajam pada titik asal. Perhatikan grafik berikut :

-x

Fungsi bilangan bulat terbesar disajikan sebagai

, yaitu bilangan bulat terbesar

yang lebih kecil atau sama dengan x. Grafiknya melompat pada tiap bilangan bulat.
Contoh :
Biaya pengiriman surat C(w) dengan berat w disajikan sebagai berikut.

C(w) =

0,32
0,55

0,78
1,01

jika
jika
jika
jika

0 w 1
1 w 2
2 w 3
3 w 4

Jika berat surat w = 1,5 maka C(1,5) = 0,55. Selanjutnya C(2,1) = 0,78, C(2,7) = 0,78 dan
seterusnya
Fungsi Genap dan Fungsi Gasal
Fungsi y = f(x) disebut fungsi genap jika f( - x ) = f( x )
Fungsi y = f(x) disebut fungsi gasal jika f( - x ) = - f( x )
Grafik fungsi genap simetris dengan sumbu y, sedangkan grafik fungsi gasal simetri terhadap
titik asal.
Contoh :
a.

Apakah f(x) = 3 x6 2 x4 + 11 x2 5 genap, gasal , atau bukan keduanya ?

b.

Apakah f(x) = x3 2 x genap, gasal, atau bukan keduanya ?


Penyelesaian :
a. Karena f(-x) = 3 (-x)6 2 (-x)4 + 11 (-x)2 5 = 3 x6 2 x4 + 11 x2 5 = f(x)
maka f(x) adalah fungsi genap.
b. Karena f(-x) = (-x)3 2 (-x) = -x3 + 2 x = -( x3 2 x) = - f(x) maka f(x) adalah fungsi
gasal
Fungsi Aljabar
Fungsi f disebut fungsi aljabar jika dapat dibuat dengan menggunakan operasi aljabar
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar). Fungsi aljabar
dikatakan rasional jika variabel x tidak terdapat di bawah tanda akar dan dikatakan
irrasional jika x terdapat di bawah tanda akar. Fungsi aljabar dikatakan bulat rasional jika x

tidak terdapat sebagai penyebut dan dikatakan pecah rasional jika x terdapat sebagai
penyebut.
Contoh :

a. f(x) =

b.

f(x) =

1
3

x3 x2 + 4 x + 1 dan g(x) = x2 + 5 x + 7 adalah fungsi aljabar bulat rasional

x2 x 3
x5

dan g(x) =

x -1
3x 1

adalah fungsi aljabar pecah rasional.

2x -1
x-4
c. f(x) =

merupakan fungsi aljabar pecah irrasional, dan g(x) =

x2

adalah

fungsi aljabar bulat irrasional.


Fungsi Eksponensial
Fungsi f(x) = 2x disebut fungsi eksponensial karena variabel x merupakan eksponen.
Secara umum fungsi eksponensial adalah fungsi yang berbentuk
f(x) = ax
Sifat-sifat fungsi eksponensial dirangkum dalam teorema berikut
Teorema :
Jika a > 0 dan a

dan daerah hasil (0,

1, maka f(x) = ax merupakan fungsi kontinu dengan daerah asal

).

Khususnya, ax > 0 untuk setiap x.


Jika 0 < a < 1, f(x) = ax merupakan fungsi turun
Jika a >1, f(x) merupakan fungsi naik.
Jika a, b > 0 dan x , y
1. ax + y = ax + ay

, maka

2. a x - y =

ax
ay

3. (ax) y = xx y
4. (a b) x = ax bx
Jika a = e bilangan natural maka diperoleh fungsi eksponensial natural,yaitu
y = ex
Fungsi Logaritma
Fungsi eksponensial f(x) = ax mempunyai invers yang disebut fungsi logaritma

log

dengan bilangan pokok a, dilambangkan dengan


invers,
f -1 (x) = y

f(y) = x

maka diperoleh
a

log
x=y

ay = x

sehingga
a

log
(ax) = x untuk setiap x

dan

log x

= x untuk setiap x > 0

Sifat fungsi logaritma diberikan dalam teorema berikut.


Teorema :

. Jika digunakan perumusan fungsi

log

Jika a > 1, fungsi f(x) =

) dan daerah hasil

x merupakan fungsi kontinu dan naik dengan daerah asal (0,

Jika x, y > 0 dan r bilangan real sebarang, maka


a

1.

(x ) = r
a

log

2.

log

x+
a

log

log

(x y) =
a

3.

log

x
a
a
log y
log
log
( )=
x
y

Fungsi logaritma dengan bilangan pokok e disebut logaritma natural dan mempunyai
lambang khusus
e

log
x = ln x

Dari sifat fungsi logaritma diperoleh


ln x = y

e y= x

ln(e x) = x untuk setiap x

e ln x = x untuk setiap x > 0


Untuk x = 1, diperoleh
ln e = 1

Sifat-sifat logaritma Natural


Jika x dan y bilangan positip dan r bilangan rasional, maka
1. ln (x y) = ln x + ln y

x
y
2. ln (

) = ln x ln y

3. ln (xr) = r ln x

E. Grafik Fungsi
Jika daerah asal dan daerah hasil suatu fungsi merupakan bilangan real, maka
fungsi itu dapat digambarkan grafiknya pada suatu bidang koordinat. grafik fungsi f adalah
grafik dari persamaan y = f(x).
Dalam hal menggambar grafik, ada dua bentuk grafik yang digunakan, yaitu sketsa
kasar dan sketsa halus. Untuk menentukan sketsa mana yang akan digunakan, apakah sketsa
halus atau kasar, tentu tergantung dari kebutuhan. Jika yang dibutuhkan hanya pola hubungan
antar variabel, cukup digunakan sketsa kasar, tetapi jika akan digunakan untuk memprediksi
nilai data pada titik tertentu, tentu saja sketsa halus yang dibutuhkan.
Jika bentuk fungsi belum diketahui dan yang diketahui hanya sekumpulan datanya,
maka untuk menentukan bentuk fungsinya, terlebih dahulu diprediksi bentuk fungsi tersebut.
Selanjutnya dengan menggunakan data-data yang tersedia, kemudian dicari konstantakonstanta yang belum diketahui. Untuk menentukan konstanta-konstanta tersebut sering
digunakan metode kuadrat terkecil dan hal ini akan dibahas pada saat pembahasan turunan,
sedangkan pada pembahasan ini akan digunakan pendekatan kasar.
Contoh :
Sketsa grafik y = x
Sketsa grafik y = x2 3 x + 2
Penyelesaian :
a. Jika diambil beberapa nilai x akan diperoleh pula beberapa nilai y berikut
x
-2

y = x
2

-1

Sehingga grafiknya adalah

b.

Grafik untuk fungsi kuadrat di atas berupa parabola yang terbuka ke atas. Untuk
menggambarkan grafik y = x2 3 x +2, maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :

Titik potong dengan sumbu x, y = 0


x2 3 x +2 = 0
(x 1) (x 2) = 0
x = 1 atau x = 2
Titik potong dengan sumbu x adalah (2, 0) dan (1, 0).
Titik potong dengan sumbu y, x = 0
y = 02 3.0 + 2 = 2
Titik potong dengan sumbu y adalah (0, 2)

Sumbu simetri y =

b
3

2a
2

Karena a = 1 > 0, maka grafik terbuka ke atas .

Transformasi fungsi.
Dengan menerapkan transformasi tertentu pada grafik fungsi yang diketahui akan dapat
diperoleh grafik baru yang berkaitan. Ada dua transformasi fungsi yang dapat digunakan
untuk mendapatkan grafik baru , yaitu
1. Pergeseran (translasi) tegak dan mendatar.
Misalkan c > 0. untuk memperoleh grafik

y = f(x) + c, geser grafik y = f(x) sejauh c satuan ke atas

y = f(x) c, geser grafik y = f(x) sejauh c satuan ke bawah

y = f(x + c), geser grafik y = f(x) sejauh c satuan ke kiri

y = f(x c), geser grafik y = f(x) sejauh c satuan ke kanan

2. Peregangan dan pencerminan tegak dan mendatar.


Misalkan c > 1. Untuk memperoleh grafik

y = c f(x), regangkan grafik y = f(x) secara tegak dengan faktor c

y = (1/c) f(x), mampatkan grafik y = f(x) secara tegak dengan faktor c

y = f(c x), mampatkan grafik y = f(x) secara mendatar dengan faktor c

y = f(x/c), regangkan grafik y = f(x) secara mendatar dengan faktor c

y = -f(x), cerminkan grafik y = f(x) terhadap sumbu x

y = f(-x), cerminkan grafik y = f(x) terhadap sumbu y

Terapan Fungsi (Model Matematika)


Model matematika adalah uraian secara matematika (seringkali menggunakan fungsi
atau persamaan) dari fenomena dunia nyata. Beberapa contoh penerapan model matematika
adalah pemodelan pertumbuhan populasi, permintaan untuk suatu barang, kecepatan benda
jatuh, konsentrasi zat hasil pada reaksi kimia, harapan hidup seseorang pada waktu lahir, atau
biaya reduksi emisi. Tujuan model adalah memahami suatu fenomena dan membuat prakiraan
tentang perilaku fenomena tersebut pada masa depan.
Tahapan tahapan permodelan matematika adalah :
1. Bila diberikan suatu persoalan dunia nyata, pahami persoalan tersebut dengan seksama.
2. Rumuskan model matematika dengan cara mengenali dan menentukan variabel bebas dan
variabel terikat, membuat asumsi yang menyederhanakan permasalahan. Selanjutnya,
dengan bekal pengetahuan tentang situasi fisik dan ketrampilan matematika, dapat
dibentuk persamaan yang mengaitkan variabel variabel tersebut.
3. Dengan penerapan pengetahuan matematika pada model matematika dapat dirumuskan
kesimpulan secara matematis. Selanjutnya, kesimpulan matematis tersebut ditafsirkan
sebagai informasi tentang fenomena dunia nyata semula dengan cara menyodorkan
penjelasan atau membuat perkiraan.
4. Langkah terakhir adalah validasi model, yaitu membandingkan hasil prakiraan model
dengan fenomena mula mula. Bila hasil prakiraan model mendekati fenomena mula
mula, maka model dapat dikatakan valid. Jika tidak, model tersebut perlu diperbaiki.
Model matematika tidak pernah merupakan pernyataan akurat secara lengkap dari
situasi fisik, melainkan merupakan pengidealan (yaitu dengan memberlakukan asumsi

asumsi tertentu). Model yang baik menyederhanakan kenyataan (fenomena) sekedar untuk
memungkinkan kalkulasi matematika, tetapi cukup akurat untuk memberikan kesimpulan
yang berharga.
Model Linier
Bila hasil ploting grafik antara variabel terikat dan variabel bebas menunjukkan pola
garis lurus, maka cukup masuk akal untuk mengatakan bahwa y merupakan fungsi linier dari
x. Secara matematis, hal ini dapat dinyatakan dengan

y = f(x) = m x + b.

Contoh :
a. Ketika udara kering bergerak ke atas, ia memuai dan mendingin. Jika suhu permukaan
tanah adalah 20

C dan suhu pada ketinggian 1 km adalah 10 oC. Nyatakan suhu T

( dalam o C ) sebagai fungsi tinggi h (dalam km) dengan anggapan bahwa suatu model
linier sudah memadai. Dan gambarkan grafik fungsi di atas.
Penyelesaian :
Karena dianggap bahwa T merupakan fungsi linier h, maka dapat ditulis
T=mh+b
Pada waktu h = 0 diperoleh T = 20, sehingga
20 = m . 0 + b = b
Pada waktu h = 1, T = 10, sehingga
10 = m . 1 + 20
kemiringan garis adalah m = -10 dan fungsi yang diperoleh
T = -10 h + 20
Grafiknya berupa sketsa kasar

b. Tabel di bawah ini berasal dari percobaan laktonisasi asam hidroksivaleri pada suhu 25 0
C. Tabel menunjukkan konsentrasi C(t) dari asam ini (dalam mol perliter) setelah t menit.
T
C(t)

0
0,0800

2
0,0570

4
0,0408

6
0,0295

8
0,0210

Sketsa grafiknya dan perkirakan nilai C(3), C(5), dan C(7)


Penyelesaian :
Diasumsikan fungsinya berbentuk garis lurus dan melalui titik ((4, 0.0408) dan (8,
0.0210), maka persamaan fungsinya adalah

C(t) 0 ,0408
t4

0,0210 0 ,0408 8 4
C(t)

= - 0,0198 t + 0,2424

Sehingga dengan memasukkan nilai t pada persamaan ini akan diperoleh nilai C(t) yang
diinginkan. C(3) = 0,183 ; C(5) = 0,1434 ; C(7) = 0,1038

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi, dalam istilah matematika adalah pemetaan setiap anggota sebuah himpunan
(dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai
kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai seharihari, seperti alatnya berfungsi dengan baik. Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar
dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta",
"transformasi", dan "operator" biasanya dipakai secara sinonim.
Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek lain),
namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil. Contoh sebuah
fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan riil adalah y=f(2x), yang
menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain yang dua kali lebih besar. Dalam
hal ini kita dapat menulis f(5)=10.
Untuk mendefinisikan fungsi dapat digunakan notasi berikut.
f : AB
Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f yang memetakan setiap elemen
himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah fungsi f yang
memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut
tidaklah terungkapkan dengan baik. Maka kita dapat menggunakan notasi lain.
X A
f : x x2

2
Atau f ( x ) : x

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Ruang Lingkup
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Penyajian Fungsi
B. Domain dan Kodomain Fungsi
C. Operasi, Komposisi dan Invers Fungsi
D. Macam-macam Fungsi
E. Grafik Fungsi
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai