Anda di halaman 1dari 33

Pendahuluan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Matematika Dasar 1 mengenai fungsi dan grafiknya, operasi fungsi, fungsi
komposisi, fungsi trigonometri, pendahuluan limit, teorema limit dan
kekontiniuan fungsi. Makalah ini kami kerjakan semaksimal mungkin dan
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu tidak lupa kami sampaikan banyak
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini, khususnya kepada Bapak Pada Oloan Siregar, S.Kom., M.T.I
selaku Dosen mata kuliah Matematika Dasar I yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Jambi, 23 Januari 2015

Penyusun,

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................. ii
BAB I FUNGSI DAN GRAFIKNYA ..................................................... 1
1.2. Pengertian ................................................................................ 1
BAB II OPERASI FUNGSI ................................................................ 4
2.1. Pengertian Operasi Fungsi ....................................................... 4
2.2. Jumlah, Selisih, Hasil Kali dan Bagi, Pangkat ........................... 4
BAB III FUNGSI KOMPOSISI ............................................................ 6
3.1. Pengertian ................................................................................ 6
3.2. Contoh Soal dan Penyelesaian ................................................. 7
BAB IV FUNGSI TRIGONOMETRI .................................................... 9
4.1. Pengertian Fungsi Trigonometri ................................................ 9
4.2. Nilai Fungsi Trigonometri ........................................................ 10
4.3. Fungsi Fungsi Trigonometri ................................................. 12
4.3.1. Fungsi Sinus ..................................................................... 12
4.3.2. Fungsi Cosinus ................................................................. 12
4.3.3. Fungsi Tangen .................................................................. 13
4.4. Fungsi Invers Trigonometri ..................................................... 14
BAB V PENDAHULUAN LIMIT ........................................................ 16
5.1. Definisi Limit ........................................................................... 16
5.2. Limit Kanan dan Kiri (Limit Sepihak) ....................................... 17
5.2.1. Definisi Limit Kanan .......................................................... 18
5.2.2. Definisi Limit Kiri ............................................................... 18
BAB VI TEOREMA LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI ............... 22
6.1. Teorema Limit ......................................................................... 22
6.1.1. Teorema Limit Utama ....................................................... 22
6.1.2. Teorema Substitusi ........................................................... 24
6.1.3. Teorema Apit .................................................................... 24
6.2. Kekontinuan Fungsi ................................................................ 25

ii
6.2.1. Sifat Sifat Fungsi Kontinu ............................................... 26
6.2.2. Kekontinuan Pada Selang ................................................ 28
KESIMPULAN .................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 30

iii
BAB I
FUNGSI DAN GRAFIKNYA
1.2 Pengertian

Fungsi adalah suatu aturan korespodensi (padanan) yang


menghubungkan setiap objek x dalam himpunan yang disebut daerah asal.
Dengan sebuah nilai f(x) dari setiap himpunan kedua. Himpunan nilai yang
diperoleh secara demikian disebut daerah hasil fungsi.

Apabila sebuah fungsi g mengambil suatu bilangan ril x lalu


mengkuadradkan nya x. dan mendapatkan sebuah rumus yang
memberikan pada aturan padanan. g(x)=x maka dapat dibuat sebuah
diagram skematis untuk fungsi ini.

Daerah asal daerah hasil

-2 4

-1 3

0 2

1 1

2 0

Daerah asal disebut juga domain. Sedangkan daerah hasil disebut


juga kodomain.misalnya jika f adalah fungsi dengan aturan f(x) = x +1
dan jika daerah asal dirinci sebagai (-1, 0, 1, 2,3) maka daerah hasilnya
adalah (1,2,5,10). Daerah asal dan aturan menentukan daerah hasil
tersebut.

Daerah asal f(x) = x+1 daerah hasil

3 10

2 5

1
2

1 2

0 1

-1

Ketika fungsi daerah asal nya tidak dirinci, kita slalu menganggap
bahwa daerah asalnya adalah himpunan terear bilangan real sedemikian
rupa sehingga aturan fungsi ada maknanya dan memberikan bilangan
real. Ini disebut daerah asal alami. Bilangan bilangan yang harus anda
ingat untuk ditiadakan dari daerah asal alami adalah nilai nilai yang
menyebkan munculnya pembagian dengan nol atau akar kuadrat bilangan
negatif.

Notasi fungsi dilambangkan dengan huruf tunggal seperti f (atau g


atau F). maka f(x) dibaca f dari x atau f pada x. menunjukkan nilai yang
diberikan oleh f terhadap x. jadi jika f(x)=x-4. Maka

F(2)= 2-4 = 4

F(-1)=(-1)-4 = -5

F(a)=a-4

Bilamana aturan fungsi diberikan sebuah persamaan y=f(x), x


disebut peubah bebas dan y disebut peubah tak bebas. Sebarang nilai
boleh dipilih sebagai nilai dari peubah bebas x, sedangkan nilai y
bergantung pada pilihan x.

Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah fungsi merupakan


himpunan bilangan real, kita tentu dapat membayangkan fungsi itu
dengan menggambarkan grafik pada bidang koordinat. Dan grafik fungsif
adalah grafik dari persamaan y=f(x)

Selain itu fungsi genap dan ganjil juga menentukan bentuk grafik.
Seringkali kita memperkirakan kesimetrisan suatu fungsi dengan
3

memeriksa rumus fungsi tersebut. Jika f(-x)=f(x) untuk semua x, maka


grafik simetris terhadap sumbu y. fungsi demikian disebut fungsi genap,
barangkali karna fungsi menentukan f(x) sebagai jumlah dari pangkat
pangkat genap x adalah genap. Fungsi f(x)= x-4. Demikian juga f(x) = =
2 ( 3 2)
3 6 2 4 + 11 2 5, f(x) =(1+ 4 ), dan f(x) = 3

y
6

-4 -2 2 4 x

-2

-4

Sedangkan fungsi ganjil adalah fungsi yang memiliki grafik simetris


terhadap titik asal. Fungsi yang memberikan f(x) sebagai jumlah dari
pangkat pangkat ganjil x adalah ganjil. Dengan persamaan f(-x) = -f(x).
Jadi g(x) = 3 2.
BAB II
OPERASI FUNGSI
2.1. Pengertian Operasi Fungsi

Fungsi bukanlah bilangan. Akan tetapi seperti halnya dua bilangan


a dan b. dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a
+ b. demikian juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk
menghasilkan fungsi baru f + g.

Jumlahan f + g , selisih f - g , hasil kali skalar a. f , hasil kali f .g , dan


hasil bagi f /g masing-masing didefinisikan sebagai berikut:

1. (f+g)(x)= f(x) + g(x)

2. (f-g)(x)=f(x) - g(x)

3. (af)(x) = a f(x)

4. (f.g)(x)= f(x)g(x)

5. (f/g)(x)= f(x)/g(x), g(x)0

2.2. Jumlah, Selisih, Hasil Kali, Hasil Bagi, Pangkat.

Jumlah fungsi f dan g dengan rumus rumus

3
() = , () =
2

Kita dapat membuat sebuah fungsi baru f+g dengan cara


memberikan pada x nilai (x-3)/2+x yakni

3
( + )() = () + () = +
2

Dengan catatan daerah asal f+g adalah irisan (bagian bersama)


dari daerah asal f dan g.

Fungsi fungsi f-g, fg, dan f/g diperkenalkan dengan cara yang
analog. Dengan anggapan bahwa f dan g mempunyai daerah asal alami.

4
5

Jika f dan g masing-masing:

Maka tentukan: f + g, f g ,f .g ,dan f/g beserta domainnya.


Penyelesaian:

Karena , maka f + g, f g ,f .g ,dan f/g masing-

masing mempunyai domain:


BAB III
FUNGSI KOMPOSISI

3.1. Pengertian

Fungsi komposisi merupakan sebuah fungsi gabungan dari fungsi


satu ke fungsi lainnya. Penggabungan suatu fungsi selalu menggunakan
metode subtitusi.

Seperti contoh, fungsi f dan fungsi g yang didefinisikan oleh:

F(x) = x2 dan g(x) = 2x + 1

Pilihlah sembarangan bilangan di dalam domain fungsi g, misalkan x = -2,


maka:

g(x) = 2x + 1

g(-2) = 2(-2) + 1

g(-2) = -3

Hasil -3 dari g di proses lagi menjadi masukan untuk fungsi f, diperoleh :

f(x) = x2

f(-3) = (-3)2

f(-3) = 9

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mulai dengan memasukan nilai x dan hitunglah g(x)


2. Pergunakan hasil g(x) sebagai suatu masukan untuk formula fungsi dan
hitunglah f(g(x))

Hasil f(g(x)) sering dinotasikan sebagai ( f o g )(x) dibaca :

1. f bunderan g terhadap x
2. f noktah g terhadap x

6
7

3. f komposisi g terhadap x

Dari kesimpulan tersebut dapat ditarik definisi untuk komposisi fungsi ( f o


g ) yaitu :

1. diberikan dua fungsi f dan g, fungsi ( f o g )(x) ditentukan oleh formula ( f o


g )(x) = f(g(x))
2. Domain dari ( f o g )(x) terdiri atas masukan x (x domain g) dan g(x)
domain f.

Sifat sifat komposisi fungsi

1. Pada umumnya tidak komutatif


(g o f)(x) (f o g)(x)
2. Operasi komposisi pada fungsi bersifat asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g)o h)(x)
3. Terdapat fungsi identitas I(x) = x
(f o I)(x) = (I o f)(x) = x

3.2. Contoh Soal dan Penyelesaian

Diketahui : fungsi f(x) = x 1;g(x) = x + 2; h(x) = x2 1 maka

(f o g)(x) = f(g(x)) (g o f)(x) = g(f(x))

= f(x + 2) = g(x 1)

= (x + 2) 1 = (x 1) + 2

(f o g)(x) = x + 1 (g o f)(x) =x1

(g o h o f)(x) = g(h(f(x))) (h o f o g)(x) = h(f(g(x))

= g(h(x 1)) = h(f(x + 2))

= g((x 1)2 1) = h((x + 2) 1)

= g(x2 2x) = h(x + 1)2 1


8

= (x2 2x) + 2 = (x + 1)2 1

(g o h o f)(x) = x2 2x + 2 = (x2 + 2x + 1) 1

(h o f o g)(x) = x2 + 2x
BAB IV
FUNGSI TRIGONOMETRI

4.1 Pengertian Fungsi Trigonometri

Jika kita perhatikan gambar di samping,


Y perbandingan trigonometri untuk sudut
P masing-masing adalah:

sin =
r y

cos =
O x P1
X
tan =

Karena untuk setiap sudut mengakibatkan hanya ada satu nilai sin ,
cos dan tan maka terdapat pemetaan dari himpunan real (R) ke
himpunan bilangan real (R). Pemetaan-pemetaan atau fungsi-fungsi sin,
cos dan tan merupakan pemetaan dari himpunan sudut ke bilangan real.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

R R R R B R
f f f

sin cos tan

Gambar a Gambar b Gambar c

a. Gambar (a) fungsi sinus didefenisikan f :sin ,R, dengan f

sin

9
10

b. Gambar (b) fungsi kosinus didefenisikan f :cos ,R, dengan f

cos
c. Gambar (c) fungsi tangen didefenisikan f :tan ,B, dengan f

tan

3 3
Untuk B = R \ { , ,2,2, , } artinya semua anggota himpunan
2 2
3 3
bilangan real selain { , ,2,2, ,}
2 2

Fungsi f sin , f cos f tan disebut sebagai fungsi


trigonometri. Adapun nilai sin, cos, dan tan suatu sudut dapat bernilai
positif, nol atau negatif tergantung letak sudut di kuadrannya.

4.2 Nilai fungsi trigonometri


Menentukan nilai fungsi trigonometri sama dengan cara menentukan
fungsi linier, fungsi kuadrat yang sudah kita pelajar, yakni dengan
cara mensubtitusikan nilai variabel yang diberikan kedalam fungsi.

Contoh:
1. Tentukan nilai fungsi dari f(x) = 2 sin x, jika nilai x = 45o
Penyelesaian
f(x) = 2 sin x; x = 45o
f(45o) = 2 sin 45o
1
f(45o) = 2 (2 2)

f(45o) = 2

sin +cos 2
2. Tentukan nilai fungsi f(x) = ; jika x =
sin 2+2 3

Penyelesaian
11


sin + cos 2
3 3 3
f( ) =
3 sin 2 . +2
3 3

1 1
2
3+2(3)2
= 1
2
3+2(2)

35 38
=
3+8 38

3133+40
=
364

43133
f( ) =
3 61


3. Jika f (x) = k.cos x + (k + 4)sin x + 3 dan f( 4 ) = 3 + 2 maka nilai k adalah...

Penyelesaian

f xk.cos x k 4sin x 3

f xk.cos x k.sin x + 4 sin x 3

f xk(cos x + sin x) + 4 sin x + 3


f(4 ) = k(cos ( 4 ) + sin (4 )) + 4 sin ( 4 ) + 3

1 1 1
3 + 2 = (2 2 + 2 2) + 4 (2 2) + 3

3 + 2 = k2 + 22 + 3

k2 = (3 + 2) (22 + 3)

k2 = -2

k = -1
12

4.3 Fungsi Fungsi Trigonometri

4.3.1. Fungsi Sinus

Bentuk Umum

Bentuk umum fungsi sinus adalah f(x) = sin x, dengan x adalah satuan
ukuran sudut.
Grafik fungsi sinus dapat diperoleh dengan membuat tabel nilai sinus dari
sudut - sudut yang berada dalam daerah definisi. Dibawah ini fungsi sinus
untuk daerah definisi [0o, 360o].

xo 0 30 60 90 120 150 180


Sin x 0 0,5 0,86 1 0,86 0,5 0

xo 210 240 270 300 330 360


Sin x -0,5 -0,86 -1 -0,86 -0,5 1

Grafik Fungsi Sinus

Jika daerah definisi diperluas untuk x R maka dapat diamati bahwa f(x)
= sin x adalah fungsi periodik dengan periode 360o atau 2 radian.

4.3.2. Fungsi Cosinus

Bentuk Umum

Bentuk umum fungsi cosinus adalah f(x) = cos x, dengan x adalah satuan
ukuran sudut.
13

Grafik fungsi cosinus dapat diperoleh dengan membuat tabel nilai cosinus
dari sudut - sudut yang berada dalam daerah definisi [0o, 360o].

xo 0 30 60 90 120 150 180


Cos x 1 0,86 0,5 0 -0,5 -0,86 -1

xo 210 240 270 300 330 360


Cos x -0,86 -0,5 0 0,5 0,86 0

Jika daerah definisi diperluas untuk x R maka dapat diamati bahwa f(x)
= cos x adalah fungsi periodik dengan periode 360o atau 2 radian.

Grafik Fungsi Cosinus

4.3.3. Fungsi Tangen

Bentuk Umum

Bentuk umum fungsi tangen adalah f(x) = tan x, dengan x adalah satuan
ukuran sudut.
Grafik fungsi cosinus dapat diperoleh dengan membuat tabel nilai cosinus
dari sudut - sudut yang berada dalam daerah definisi [0o, 360o].
14

xo 0 30 60 90 120 150 180


Tan x 0 0,57 1,73 -1,73 -0,57 0

xo 210 240 270 300 330 360


Tan x 0,57 1,73 -1,73 -0,57 0

Grafik Fungsi Tangen

Jika daerah definisi diperluas untuk x R maka dapat diamati bahwa f(x)
= cos x adalah fungsi periodik dengan periode 180o atau radian.

4.4 Fungsi Invers Trigonometri

Definisi

Jika x = sin y, maka fungsi invers dari sinus didefinisikan dengan y = arc
sin x.
Dengan cara yang sama, jika:
x = cos y maka inversnya adalah y = arc sin x;
x = tan y maka inversnya adalah y = arc tan x.

Contoh:

1. Jika sin y = 0,5, hitunglah y, jika y < 90o!


Penyelesaian:
15

sin y = 0,5
y = arc sin 0,5
y = 30o
Catatan : ingat bahwa sin 30o = 0,5

2. Jika cos y = 0,7071, hitunglah y jika y < 90o!


Penyelesaian:
cos y = 0,7071
y = arc cos 0,7071
y = 45o
Catatan : ingat bahwa cos 45o = 0,7071

3. Jika tan y = 1,7321, hitunglah y, jika y < 90o!


Penyelesaian:
tan y = 1,7321
y = arc tan 1,7321
y = 60o
Catatan : ingat bahwa tan 60o = 1,7321
BAB V
PENDAHULUAN LIMIT
5.1. Definisi Limit
Jika adalah suatu fungsi, maka kita mengatakan bahwa
lim () = dimana < , jika nilai dari () secara sebarang mendekati

saat semakin dekat dengan , dengan kata lain, jarak di antara nilai-
nilai itu kecil.
Contoh : lim 2 = 9, karena 2 secara sebarang akan semakin dekat ke 9
3

ketika mendekat sedekat mungkin 3.


Definisi ini dapat dinyatakan secara lebih tepat sebagai berikut.
lim () = jika dan hanya jika, untuk sebarang bilangan positif, , yang

dipilih berapapun kecilnya, terdapat satu bilangan positif sedemikian


rupa sehingga, apabila 0 < | | < , maka |() | < .
0

+
(i)

(0 )
()
+
(ii)

Setelah dipilih [yakni setelah selang (ii) dipilih], maka dapat


diperoleh [dengan kata lain, selang (i) dapat ditentukan] sehingga, apabila
berada pada selang (i), katakanlah di 0 , maka () berada pada
selang (ii), di (0 ).
Perhatikan fakta pentinga bahwa benar atau tidaknya lim () = ,

tidak tergantung pada nilai () untuk = . Kenyataannya, () bahkan


tidak perlu terdefinisi ketika = .
2 4
Contoh : 1. lim =4
2 2

16
17

2 4 2 4 (2)(+2)
Walaupun tidak terdefinisi ketika = 2. Karena = =+
2 2 (2)

2
2 4
Maka kita lihat bahwa mendekati 4 ketika mendekati 2.
2

Contoh : 2. Buktikan bahwa lim( 2 + 3) = 10.


2

Misalkan kita pilih > 0 . Kita harus membuat > 0 sedemikian rupa,
sehingga apabila 0 < | 2| < maka |( 2 + 3) 10| < . Pertama-
tama kita perhatikan bahwa
|( 2 + 3) 10| = |( 2)2 + 7( 2)| |( 2)2 | 7| 2|
dimana | 2| < . Juga jika 0 < 1, maka 2 . Jadi jika kita buat
menjadi minimum dari 1dan /8, maka apabila 0 < | 2| < ,
|( 2 + 3) 10| < 2 + 7 + 7 = 8

5.2. Limit Kanan dan Kiri (Limit Sepihak)


Sebelum kita membahas konsep Limit kiri dan limit kanan,
perhatikan dengan seksama fungsi f beserta grafik pada contoh berikut :

Contoh : 2 y
1

x 1, x0
f ( x) 0
x
| x | 1, x0 -1

-2

x
Gambar grafik f(x) =
|x|

fungsi f ini terdefenisi pada semua bilangan real kecuali di = 0 jadi Df =


R {0}. Sebagaimana halnya pada contoh 2 maka pada contoh ini kita
x
amati perilaku fungsi () = disekitar = 0. Bilamana cukup dekat
|x|
ke 0, maka ()tidak mendekati suatu nilai tertentu, sehingga kita katakan
x
lim f ( x) lim tidak ada .
x 0 x 0 | x |
18

Akan tetapi, bilamana mendekati 0 dari arah kanan (dari arah nilai-nilai
yang besar dari 0), maka () akan mendekati 1. Dalam hal ini kita
katakan bahwa fungsi mempunyai limit kanan di 0 dengan nilai limit
kanan 1, ditulis
x
lim f ( x) lim 1
x 0 x 0 | x|
Demikian juga bilamana mendekati 0 dari arah kiri (dari arah nilai-
nilai yang lebih kecil 0), maka () akan mendekati bilangan -1. Dalam
hal ini kita katakan bahwa fungsi f mempunyai limit kiri di 0 dengan nilai
limit kirinya -1, ditulis
x
lim f ( x) lim 1
x 0 x 0 | x|
Dari kenyataan ini kita defenisikan limit kanan dan limit kiri sebagai berikut
:

5.2.1. Definisi Limit Kanan


Misalkan f sebuah fungsi paling sedikit terdefinisi pada selang terbuka
(a,b), maka limit kanan f dititik a ditulis sebagai:
lim f ( x) L atau ( f(x) L bila x a+)
xa

jika > 0 terdapat bilangan > 0 sedemikian sehingga


0 < < |() | <
perhatikan bahwa 0 < xa < mengakibatkan x > a yang berarti x terletak
disebelah kanan a

5.2.2. Definisi Limit Kiri


Misalkan f sebuah fungsi paling sedikit terdefinisi pada selang terbuka
(c,a), maka limit kiri f dititik a ditulis sebagai:
lim f ( x) L atau ( f(x) L bila x a-)
x a

jika > 0 terdapat bilangan > 0 sedemikian sehingga


0 < < |() | <
19

perhatikan bahwa 0 < ax < mengakibatkan x < a yang berarti x terletak


disebelah kiri a

Perhatikan gambar dibawah ini yang memperlihatkan situasi geometri


untuk limit kanan dan limit kiri
y
y
f f
f(x)
L
L
f(x)

0 a x b 0 c x a

Gambar Limit Kanan fungsi f di a Gambar Limit Kiri fungsi f di a

Bandingkan kedua defenisi ini dengan defenisi limit fungsi f di a.


lim f ( x) L jika > 0 , > 0 sehingga 0 < | x a | < | f(x) L | <
xa

Bila x a+ , maka x > a. Akibatnya x a > 0, sehingga | x a | = x a,


yang bila digantikan pada defenisi limit akan menghasilkan defenisi limit
kanan.
Demikian juga bila x a- , maka x < a. Akibatnya x a < 0, sehingga
| x a | = a x, yang bila digantikan pada defenisi limit akan
menghasilkan defenisi limit kiri.
Catatan :
1. Semua sifat-sifat limit fungsi disuatu titik berlaku juga untuk limit sepihak
bilamana x a diganti x a+ atau x a-.
2. Jika lim f ( x ) atau lim f ( x ) tidak ada, maka lim f ( x ) juga tidak ada.
xa xa x a

3. Jika fungsi f terdefenisi pada selang terbuka (c,d) maka


lim f ( x) ditulis lim f ( x ) , dan lim f ( x ) ditulis lim f ( x )
x c x c xd x d

Berdasarkan catatan nomor 3, maka dapat dipahami bahwa :

lim x 0
x 0

karena f terdefinisi pada Df = [ 0, ) yang berarti f terdefenisi pada interval


buka (0,), sehingga menurut catatan no.3 :
20

lim f ( x) ditulis lim f ( x ) = 0


x 0 x 0

hubungan antara limit fungsi disatu titik dengan limit kiri dan limit
kanannya dititik itu diberikan dalam teorema berikut :
lim f ( x) lim f ( x) lim f ( x) L
x a x a x a

Catatan :
Teorema ini menyatakan bahwa limit kiri dan limit kanan fungsi f di a dapat
dihitung dengan cara menghitung limit fungsinya di a, asalkan limit fungsi
tersebut ada.

lim f ( x) L1 dan lim f ( x) L2 dengan L1 L2 maka


x a x a

lim f ( x) tidak ada.


x a

Contoh :

1. Diberikan fungsi f ( x) x2 ; x 1
2 ; x 1

Tunjukkan bahwa lim f ( x) tidak ada, dan gambar grafiknya.
x1

y = x2 y=2
2

-1 0 1 x

Untuk menghitung limit kiri dari f digunakan persamaan f ( x) x 2 ; x 1


(domain dari f di sebelah kiri dari 1). Sebaliknya untuk menghitung limit
kanan dari f digunakan persamaan f ( x) 2 ; x 1 . Sehingga
21

lim f ( x) lim x 2 1 sedangkan lim f ( x) lim 2 2 karena limit kiri tidak


x1 x1 x 1 x 1

sama dengan limit kanan maka disimpulkan bahwa lim f ( x) tidak ada.
x1

2. Diberikan f x 1 x 2 . Selidikilah kekontinuan fungsi f.

Penyelesaian : Jelas f tidak kontinu pada , 1 dan pada 1 ,

sebab f tidak terdefinisi pada interval tersebut. Untuk nilai-nilai a dengan


1 < a <1 diperoleh:

lim f x lim
x a xa
1 x 2
xa

lim 1 x 2 1 a 2 f a

Jadi, f kontinu pada (1, 1).

Dengan perhitungan serupa didapatkan:

lim f x 0 f 1 dan lim f x 0 f 1


x 1 x 1

sehingga f kontinu dari kanan di x = 1 dan kontinu dari kiri di x = 1. Jadi, f


kontinu pada 1,1.
BAB VI
Teorema Limit dan Kekontinuan Fungsi

6.1. Teorema Limit


Menghitung limit fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi
dan pembuktian seperti yang telah diuraikan di atas adalah pekerjaan
rumit. Semakin rumit bentuk fungsinya, semakin rumit pula masalah yang
dihadapi. Untuk itu berikut ini diberikan suatu rangkaian rumus-rumus
menghitung limit di suatu titik dengan cara sederhana.

6.1.1. Teorema Limit Utama


Andaikan adalah bilangan bulat positif, adalah konstanta, dan
dan adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di . Maka :
1. Lim k k
x c

2. Lim x c
x c

3. Lim kf x k Lim f x
x c x c

4. Lim f x g x Lim f x Lim g x


x c x c x c

5. Lim f x g x Lim f x Lim g x


x c x c x c

6. Lim f x .g x Lim f x . Lim g x


x c x c x c

Limf x
f x
7. Lim x c dimana Lim g x 0
x c g x Limg x x c
x c

n
8. Lim f x Limf x
n
x c x c
9. Lim n f x n Limf x asalkan Lim f x 0 bilamana n genap
x c x c xc

22
23

Berikut adalah beberapa contoh soal yang penyelesaiannya


dengan menggunakan teorema limit utama.

1. lim (2 x 2 7 x 6) lim 2 x 2 lim 7 x lim 6


x2 3.2.2 (i ) x 2 x2 x2

2 lim x 2 7 lim x lim 6


3.2.2 (ii ) x2 x2 x2
2

2 lim x 7 lim x lim 6
3.2.2 ( v.a ) x 2 x2 x2

2.2 2 7.2 6 0
3.2.1

2. lim 7 x 2 x 1 lim 7 x. lim 2x 1


x 1 3.2.2 (iii ) x 1 x 1


7 lim x lim (2 x 1) 7.1 2.1 1 7
3.2.2 (ii) & (v.c) x 1 x 1

lim (2 x 3)
2x 3 x 1 2.(1) 3 1
3. lim
x 1 5 x 2 3.2.2 (iv ) lim (5 x 2) 5.( 1) 2 3
x 1

x 2 3x 2
4. Hitung lim
x 2 x2 4

Pada soal di atas ini, tidak dapat diselesaikan dengan teorema limit
utama, karena limit penyebut sama dengan 0. Akan tetapi, hal ini bukan
berarti limit di atas tidak ada. Pada soal di atas, yang akan dihitung adalah
nilai limit untuk x mendekati 2, bukan nilai untuk x sama dengan 2. Oleh
karena itu, dengan memanfaatkan teknik-teknik aljabar, untuk x 2
diperoleh:

x 2 3x 2 ( x 2)( x 1) x 1

x2 4 ( x 2)( x 2) x 2
24

x 2 3x 2 x 1 2 1 1
Sehingga: lim lim
x 2 2
x 4 x 2 x 2 3.2.2 (iv ) 2 2 4

x 1
5. Tentukan lim
x 1 x 1

lim
x 1
lim
x 1 x 1 lim
x 1 1 1 2
x 1 x 1 x 1 x 1 x 1

x3 8
6. Tentukan lim
x 2 x 4 16

x3 8 x3 (2)3 x (2) x 2 x.(2) (2)2


x 2 x ( 2) x3 x 2 .( 2) x.( 2) 2 (2)3
lim lim lim
x 2 x 4 16 x 2 x 4 (2) 4

x2 2x 4 444 3
lim
3
x 2 x 2 x 4 x 8 2

8888

8

6.1.2. Teorema Substitusi


Jika adalah suatu fungsi polinom atau fungsi rasional, maka
lim () = () asalkan () terdefinisi. Dalam kasus fungsi rasional nilai

penyebut di c tidak nol.


3x 3 2 x 2 5 3(1)3 2(1) 2 5 3 2 5 0
Contoh : lim 0
x 1 x3 (1) 3 2 2

6.1.3. Teorema Apit


Jika di sekitar c berlaku () () () dan lim () = =

lim (), maka lim () = .



1
Kita akan menghitung lim dengan menggunakan prinsip apit.
0
1 1
Karena di sekitar 0 berlaku | | 1, maka 0 | | ||, dengan
25

limit pengapitnya 0 = 0 = || , maka prinsip apit memberikan


0 0
1 1
| | = 0. Sehingga diperoleh = 0.
0 0

6.2. Kekontinuan Fungsi


Kata Kontinu digunakan untuk memerikan (memberi arti) suatu
proses yg berkelanjutan tanpa perubahan yg mendadak.
Suatu fungsi () disebut kontinu jika fungsi itu kontinu pada
setiap titik domainnya. Suatu fungsi () kontinu di = 0 jika (0 )
terdefinisikan; lim () ada; dan lim () = (0 ).
0 0

Suatu fungsi disebut kontinu pada selang tertutup [, ] jika fungsi


yang membatasi pada [, ] tadi kontinu pada setiap titik [, ]; dengan
kata lain, kita mengabaikan apa yang terjadi di kiri dan di kanan .
Fungsi () tak kontinu di = 0 jika satu atau lebih syarat untuk
kekontinuan tidak berlaku di titik itu.

Syarat kontinu :
(1) lim f ( x) ada
xc

(2) f (c ) ada (yaitu c berada dalam daerah asal )


(3) lim f ( x) f (c)
x c

Jika salah satu dari ketiga fungsi ini tak terpenuhi, maka tak kontinu
(diskontinu) di c.

f

lim f ( x ) tidak ada
x c

x
c
y

f

lim f ( x ) ada, tetapi lim f ( x ) f (c )
x c x c

x
c
26

f
lim f ( x ) = f (c )
x c

x
c

Penyelesaian Contoh : Diandaikan f ( x)


x2 4
, x 2. Bagaimana seharusnya
x2
didefinisikan di = 2 agar kontinu di titik itu ?
x2 4 ( x 2)( x 2)
Penyelesaian : lim lim
x 2 x2 x 2 x2

Kita definisikan = lim ( x 2) 4


, sehingga
x 2

Maka didefinisikan (2) = 4, sehingga


2 4
() = { 2 , 2
4, = 2

6.2.1. Sifat-Sifat Fungsi Kontinu


a. Jika () kontinu pada selang dan jika () (), maka untuk
setiap bilangan c manapun di antara () dan () terdapat sedikitnya
satu nilai , katakanlah = 0 , untuk mana (0 ) = dan 0 .
27

b. Jika () kontinu pada selang , maka () memiliki nilai terkecil


dan nilai terbesar M pada selang tersebut.

c. Jika () kontinu pada selang , dan jika c merupakan sebarang


bilangan di antara a dan b serta () > 0, maka terdapat bilangan > 0
sedemikian rupa sehingga apabila < < + , maka () > 0
28

6.2.2. Kekontinuan pada Selang


Dikatakan fungsi f kontinu pada selang terbuka (a, b) jika f
kontinu di setiap titik (a, b). f kontinu pada selang tertutup [a, b] jika
kontinu pada (a, b), komtinu kanan di a, dan kontinu kiri di b.

Contoh : Dengan menggunakan definisi di atas, uraikan sifat-sifat


kekontinuan dari Contoh
fungsi yang grafiknya di sketsa dalam gambar berikut!

Penyelesaian :
Fungsi yang disketsakan di atas dikatakan kontinu pada

Fungsi itu kontinudan (5,)


pada selangdan pada
terbuka (-,selang
0 ), (0, tertutup [3,5].
3) dan (5, ) dan juga
pada selang tertutup [3, 5].
29

Penutup
Kesimpulan

1. Fungsi adalah suatu aturan korespodensi (padanan) yang


menghubungkan setiap objek x dalam himpunan yang disebut daerah
asal. Dengan sebuah nilai f(x) dari setiap himpunan kedua.
2. Operasi fungsi diaplikasikan sebagaimana bilangan a dan b dapat
ditambahkan menjadi a + b, fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk
menghasilkan fungsi baru f + g.
3. Fungsi komposisi merupakan sebuah fungsi gabungan dari fungsi satu
ke fungsi lainnya.
4. Pemetaan-pemetaan atau fungsi-fungsi trigonometri merupakan
pemetaan dari himpunan sudut ke bilangan real.
5. lim () = jika dan hanya jika, untuk sebarang bilangan positif, ,

yang dipilih berapapun kecilnya, terdapat satu bilangan positif


sedemikian rupa sehingga, apabila 0 < | | < , maka |() | <
.

6. Untuk menghitung fungsi limit di suatu titik dengan menggunakan


definisi dan pembuktian yang bentuk fungsinya rumit, dapat digunakan
suatu rangkaian rumus-rumus menghitung limit di suatu titik dengan
cara sederhana, yang disebut dengan teorema limit.
7. Suatu fungsi f(x) dinyatakan kontinu jika memenuhi syarat:
(1) lim f ( x) ada
xc

(2) f (c ) ada (yaitu c berada dalam daerah asal )

(3) lim f ( x) f (c)


x c
30

Daftar Pustaka

Ayres, Frank. Mandelson, Elliot. 2004. Schaums Easy Outlines Kalkulus.


Jakarta: Erlangga.

Ayres, Frank, dan Elliot Mandelson. 2006. Schaums Outlines Kalkulus Edisi
4. Jakarta: Erlangga.

Martono, Koko. 1999. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Heri. 2005. Kalkulus 1. Jakarta: PT Ercontara Rajawali.

Verberg, Dale. 2004. Kalkulus Jilid 1 Edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Verberg, Dale. 2010. Kalkulus Jilid 1. Tanggerang: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai