Anda di halaman 1dari 15

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS

OLEH

1. NINING KARLINA : A1I2 16 042


2. NURHIKMAWATI : A1I2 16 0
3.RINI MAHARANI : A1I2 16 063
4.SRI RISKY MANURANI : A1I2 16 072
5. TRI FAISAL F.A : A1I2 16 082
6. WA ANTI BUTON : A1I2 16 089

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pernahkah kalian membayangkan tombol-tombol (tuts) komputer dan


tampilan pada layar saat kalian mengetik karakter per karakter? Coba perhatikan,
ketika pada tombol tertulis huruf ”a”, setelah diketik pada layar juga muncul huruf
”a”. Demikian juga saat pada tomboldiketik huruf ”k”, pada layar juga muncul
huruf ”k”. Jika kalian pikirkan, tentunya ada hubungan (relasi) antara sistem pada
tombol dan tampilan pada layar. Kasus ini termasuk aplikasi fungsi dalam
kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai.
Fungsi atau pemetaan termasuk ke dalam relasi karena di dalam sebah fungsi
dari himpunan A ke himpunan B terdapat relasi khusus yang memasangkan tiaptiap
anggota yang ada pada himpunan A dengan tiap-tiap anggota pada himpunan B.
Untuk bisa menyelesaikan soal-soal mengenai fungsi komosisi dan invers tentu kita
harus memahami dengan baik konsep ataupun prinsip dasar dari fungsi komposisi
dan fungsi invers.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja defenisi yang ada dalam komposisi fungsi dan fungsi invers?
2. Apa kesulitan yang dihadapi siswa SMA kelas X1 dalam mempelajari
materi komposisi fungsi dan fungsi invers?
3. Apa solusi dari kesulitan yang dihadapi siswa SMA kelas X1 dalam materi
komposisi fungsi dan fungsi invers?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui defenisi komposisi fungsi dan fungsi invers


2. Untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa SMA kelas X1 dalam
mempelajari materi komposisi fungsi dan fungsi invers
3. Untuk mengetahui solusi dari kesulitan siswa SMA kelas X1 dalam materi
komposisi fungsi dan fungsi invers
BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS


1. Operasi Aljabar Pada Fungsi

DEFENISI 1

Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan
daerah asal Dg , maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai berikut.
a) Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai
f + g )( x ) = f ( x ) + g ( x) dengan daerah asal D f +g = Df ∩ Dg .
b) Selisih f dan g ditulis f – g didefinisikan sebagai
f − g )( x )= f ( x )− g ( x )dengan daerah asal D f −g = Df ∩ Dg .
c) Perkalian f dan g ditulis f × g didefinisikan sebagai
( f ×g )( x )= f ( x )×g ( x )dengan daerah asal Dfxg = Df ∩ Dg .
f ( x)
f f f(x)
d) Pembagian f dan g ditulis didefinisikan sebagai ( g)( x) =g(x) dengan
g
daerah asal D gf = Df ∩ Dg − { x │g ( x) = 0}

CONTOH 1

Diketahui fungsi f (x) = x + 3 dan dan tentukan pula daerah asalnya g (x) =
𝑥 2 – 9. Tentukanlah fungsi-fungsi berikut
a) (f + g) (x)
b) (f + g) (x)
c) (f × g) (x)
𝑓
d) ( 𝑔 )(𝑥)

Alternatif Penyelesaian
Daerah asal fungsi f(x) = x + 3 adalah D f = {x│x ∈ R} dan daerah asal fungsi
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 – 9 adalah Dg = { x│ x ∈ R}
a) ( f + g )( x ) = f ( x )+ g ( x )
= ( x +3) + ( x 2 −9)
= x 2 + x −6
Daerah asal fungsi (f + g)(x) adalah:
Df+g = Df ∩ Dg
={ x│ x ∈ R } ∩ { x│ x ∈ R}
={ x│ x ∈ R}
b) ( f − g)( x) = f ( x) −g(x)
= ( x+3 ) − ( x 2 −9)
= −x 2 + x +12

Daerah asal fungsi (f – g)(x) adalah:


Df −g = Df ∩ Dg
= { x │x ∈ R } ∩ { x │x ∈ R}
= { x │x ∈ R}

c) (f × g)(x) = f(x) × g(x)


= (x + 3) × (𝑥 2 – 9)
= 𝑥 3 + 3𝑥 2 – 9x – 27

Daerah asal fungsi (f x g)(x) adalah:

Df xg = Df ∩ Dg
= { x │x ∈ R } ∩ { x │x ∈ R}
= { x │x ∈ R}

𝑓 𝑓(𝑥)
d) (𝑔) (x) = 𝑔(𝑥)

𝑥+3
= 𝑥 2 −9
𝑥+3
= (𝑥+3)(𝑥+3)
1
= 𝑥−3 , 𝑥 ≠ −3, 𝑥 = 3
D 𝑔𝑓 = Df ∩ Dg

= { x │x ∈ R } ∩ { x │x ∈ R} dan 𝑥 2 - 9 ≠ 0
= { x │x ∈ R} dan (x + 3) (x – 3) ≠ 0
= { x │x ∈ R } dan x ≠ -3, x ≠ 3
= { x │x ∈ R, x ≠ -3, x ≠ 3}
2. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi
DEFENISI 2

Jika f dan g fungsi dan R f ∩ Dg ≠ Ø, maka terdapat suatu fungsi h dari


himpunan bagian Df ke himpunan bagian Rg yang disebut fungsi
komposisi f dan g (ditulis: g ◦ f) yang ditentukan dengan

h(x) = (g ◦ f )(x) = g(f(x))

daerah asal fungsi komposisi f dan g adalah, D f x g = { x ∈ Df │ f


(x) ∈ Dg } dengan
Df = daerah asal (domain) fungsi f; Dg = daerah asal (domain) fungsi
g;
Rf = daerah hasil (range) fungsi f; Rg = daerah hasil (range) fungsi g.

CONTOH :
Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 2x + 1 dan fungsi g: R→R dengan
g(x) = x2-1.
 Apakah fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x) terdefinisi?
 Tentukan fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x)!

Alternatif
 Penyelesaian

 f(x) = 2x + 1; g(x) = 𝑥 2 - 1
 Df = { x | x ∈ R} = R; Rf = { y | y ∈ R} = R

 Dg = { x | x ∈ R} = R; Rg = { y | y ∈ R} = R

1. Untuk menentukan apakah fungsi komposisi (g ◦ f)(x) dan (f ◦ g)(x)


terdefinisi, diketahui berdasarkan:

 Jika 𝑅𝑓 ∈ 𝐷𝑔 ≠ Ø maka (g ◦ f)(x) terdefenisi


{y│y ∈ R } ∩ {x│x ∈ R} = R ∩ R = R ≠ Ø,karena 𝑅𝑓 ∩ 𝐷𝑔 ≠ Ø
maka (g ◦ f)(x) terdefenisi.
 Jika Rg ∈ Df ≠ 0 maka (f ◦ g)(x) terdefinisi.
{ y | y ∈ R} ∩ { x | x ∈ R} = R ∩ R = R ≠ Ø, karena 𝑅𝑔 ∩ Df ≠ Ø maka
(f ◦ g)(x) terdefinisi.
2. Untuk menentukan apakah fungsi komposisi (g ◦ f)(x) dan (f ◦ g)(x)
sebagai berikut:
 (g ◦ f)(x) = g(f(x)) = g (2x + 1)
= (2x + 1)2 – 1
= (4𝑥 2 + 4x + 1) – 1
= 4𝑥 2 + 4x
 (f ◦ g)(x) = f(g(x))
= f(𝑥 2 –1)
= 2(𝑥 2 –1) + 1
= 2𝑥 2 – 2 + 1
=2𝑥 2 – 1
sehingga diperoleh (g ◦ f)(x) = 4𝑥 2 + 4x dan (f ◦ g)(x) = 2𝑥 2 – 1.

3. Sifat-sifat Operasi Fungsi Komposisi

CONTOH :

Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 4x + 3 dan fungsi g: R→R dengan


g(x) = x–1.
Tentukanlah rumus fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x)
 Selidiki apakah (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x)!

Penyelesaian :

a) Menentukan rumus fungsi komposisi (g ◦ f )(x) dan (f ◦ g)(x)

 (g ◦ f)(x) = g(f(x))
= g(4x + 3)
= (4x + 3) –1
= 4x + 2
 (f ◦ g)(x) = f(g(x))
= f(x – 1)
= 4(x – 1) + 3
= 4x – 4 + 3
= 4x – 1
Dengan demikian (g ◦ f)(x) = 4x + 2 dan (f ◦ g)(x) = 4x – 1.

b) Selidiki apakah (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x)!


Berdasarkan hasil perhitungan butir (a) di atas
diperoleh (g ◦ f)(x) = 4x + 2, dan
(f ◦ g)(x) = 4x – 1

Andaikan (g ◦ f )(x) = (f ◦ g)(x)


4x + 2 = 4x – 1
2 = –1

Ternyata hasil yang diperoleh adalah kontradiksi dari pernyataan.


Jadi, g ◦ f ≠ f ◦ g
Berdasarkan Contoh di atas, disimpulkan bahwa pada umumnya sifat
komutatif pada operasi fungsi komposisi tidak berlaku, yaitu; g ◦ f ≠ f ◦ g.

Sifat 1 :

Diketahui f, g, dan h suatu fungsi. Jika Rh ∩ Dg ≠ Ø; Rg ∩ 𝐷𝑓 ≠ Ø;


maka pada operasi komposisi fungsi berlaku sifat asosiatif, yaitu;

f ◦(g ◦ h) = (f ◦ g) ◦ h

Sifat 2 :

Diketahui f suatu fungsi dan I merupakan fungsi identitas. Jika Ri ∩ Df


≠Ø maka terdapat sebuah fungsi identitas yaitu: I (x) = x, sehingga
berlaku sifat identitas,yaitu;

f◦I=I◦f=f

4. Fungsi Invers

DEFENISI 3

Jika fungsi f memetakan A ke B dan dinyatakan dalam pasangan berurutan f


= {(x, y) | x ∈ A dan y ∈ B}, maka invers fungsi f (dilambangkan f −1 )
adalah relasi yang memetakan B ke A, dalam pasangan berurutan
dinyatakan dengan f −1= {(y, x) | y ∈ B dan x ∈ A}.

Sifat 3 :

Suatu fungsi f : A → B dikatakan memiliki fungsi invers 𝑓 −1 : B → A


jika dan hanya jika fungsi f merupakan fungsi bijektif.
DEFENISI 4

Jika fungsi f: Df→Rf adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah
fungsi yang didefinisikan sebagai f -1: Rf →Df dengan kata lain f -1 adalah
fungsi dari Rf ke Df .

5. Menentukan Rumus Fungsi Invers

Sifat 4 :

Misalkan 𝑓 −1 adalah fungsi invers fungsi f. Untuk


setiap x ∈Df dan y∈Rf berlaku y = f(x) jika dan hanya
jika 𝑓 −1 (y)= x.

CONTOH :

Diketahui fungsi f: R→R dengan f(x) = 5x + 7. Tentukanlah fungsi


inversnya!.

Alternatif Penyelesaian

Karena y = f (x),maka y = 5x + 7
5x = y – 7
𝑥−7
x= 5
𝑥−7
karena x = 𝑓 −1 (y),maka 𝑓 −1 (y) = 5
𝑥−7 𝑥−7
karena 𝑓 −1(y) = ,maka 𝑓 −1 (x) = ,
5 5
1
= 5 (𝑥 − 7)
1
Jadi fungsi invers f(x) = 5x + 7 adalah 𝑓 −1 (x) = (𝑥 − 7)
5
B. KESULITAN YANG DI HADAPI SISWA SMA KELAS X1
SAAT BELAJAR FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI
INVERS

Komposisi fungsi dan fungsi invers merupakan salah satu meteri wajib di
SMA kelas X1 materi ini juga lanjutan dari materi relasi dan fungsi yang dipelajari
dikelas X. Oleh karena itu,siswa harus menguasai konsep dasar untuk dapat
memahami materi lanjutan.Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan,masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan pada materi komposisi fungsi dan fungsi
invers.Dalam hal ini kami melihat ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan
soal dengan tepat . Kesulitan yang dialami siswa SMA kelas X dalam
menyelesaikan soal komposisi fungsi dan fungsi invers adalah kesulitan dalam
menggunakan konsep .Hal ini juga didukung karena kurangnya perhatian dan
keseriusan belajar dan siswa juga jarang melakukan bimbingan pemantapan dengan
melatih soal-soal komposisi fungsi dan fungsi invers

C. SOLUSI DARI KESULITAN YANG DIHADAPI SISWA


SMA KELAS X1 SAAT BELAJAR FUNGSI KOMPOSISI
DAN FUNGSI INVERS

Solusi dari kesulitan siswa saat belajar komposisi fungsi dan fungsi invers
dari masalah diatas adalah siswa dituntut harus menguasai konsep dasar dari materi
komposisi fungsi dan fungsi invers dimana materi ini merupakan lanjutan dari
materi fungsi dan relasi.Untuk memantapkan pemahaman siswa tersebut tentang
materi ini siswa harus sering berlatih menyelesaikan soal-soal maka secara
ototmatis siswa akan sering berhadapn dengan konsep dari materi yang diajarkan.
Dengan seringnya berlatih siswa akan lebih mudah mengingat konsep yang telah
diajarkan dan juga lebih mudah tertanam di ingatan.Dengan demikian,jika siswa
memahami konsep tersebut dapat menarik minat dan keseriusan belajar siswa
karena apabila siswa tidak memahami konsep dasarnya maka membuat siswa itu
menjadi malas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Defenisi 1 :
Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan
daerah asal Dg , maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai berikut.
a) Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai
f + g )( x ) = f ( x ) + g ( x) dengan daerah asal D f +g = Df ∩ Dg .
b) Selisih f dan g ditulis f – g didefinisikan sebagai
f − g )( x )= f ( x )− g ( x )dengan daerah asal D f −g = Df ∩ Dg .
c) Perkalian f dan g ditulis f × g didefinisikan sebagai
( f ×g )( x )= f ( x )×g ( x )dengan daerah asal Dfxg = Df ∩ Dg .
f ( x)
f f f(x)
d) Pembagian f dan g ditulis didefinisikan sebagai ( g)( x) =g(x) dengan
g
daerah asal D gf = Df ∩ Dg − { x │g ( x) = 0}

Defenisi 2:
Jika f dan g fungsi dan R f ∩ Dg ≠ Ø, maka terdapat suatu fungsi h dari
himpunan bagian Df ke himpunan bagian Rg yang disebut fungsi
komposisi f dan g (ditulis: g ◦ f) yang ditentukan dengan

h(x) = (g ◦ f )(x) = g(f(x))

daerah asal fungsi komposisi f dan g adalah, D f x g = { x ∈ Df │ f (x)


∈ Dg } dengan
Df = daerah asal (domain) fungsi f; Dg = daerah asal (domain) fungsi g;
Rf = daerah hasil (range) fungsi f; Rg = daerah hasil (range) fungsi g.

Defenisi 3 :
Jika fungsi f memetakan A ke B dan dinyatakan dalam pasangan berurutan f
= {(x, y) | x ∈ A dan y ∈ B}, maka invers fungsi f (dilambangkan f −1 )
adalah relasi yang memetakan B ke A, dalam pasangan berurutan
dinyatakan dengan f −1= {(y, x) | y ∈ B dan x ∈ A}.
Defenisi 4 :
Jika fungsi f: Df→Rf adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi f adalah
fungsi yang didefinisikan sebagai f -1: Rf →Df dengan kata lain f -1 adalah
fungsi dari Rf ke Df .

2. Kesulitan yang dialami siswa SMA kelas X dalam menyelesaikan soal


komposisi fungsi dan fungsi invers adalah kesulitan dalam menggunakan
konsep .Hal ini juga didukung karena kurangnya perhatian dan keseriusan
belajar dan siswa juga jarang melakukan bimbingan pemantapan dengan
melatih soal-soal komposisi fungsi dan fungsi invers

3. Solusi dari kesulitan siswa saat belajar komposisi fungsi dan fungsi invers
dari masalah diatas adalah siswa dituntut harus menguasai konsep dasar dari
materi komposisi fungsi dan fungsi invers dimana materi ini merupakan
lanjutan dari materi fungsi dan relasi.Untuk memantapkan pemahaman
siswa tersebut tentang materi ini siswa harus sering berlatih menyelesaikan
soal-soal maka secara ototmatis siswa akan sering berhadapn dengan konsep
dari materi yang diajarkan. Dengan seringnya berlatih siswa akan lebih
mudah mengingat konsep yang telah diajarkan dan juga lebih mudah
tertanam di ingatan.Dengan demikian,jika siswa memahami konsep tersebut
dapat menarik minat dan keseriusan belajar siswa karena apabila siswa tidak
memahami konsep dasarnya maka membuat siswa itu menjadi malas.

B.SARAN
Dalam makalah ini penulis menyadari banyak kesalahan dan
kekurangan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan dari
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anton. Howard, Rorres. Chris. (2005). Elementary Linear Algebra with


Applications. John Wiley & Sons, Inc

Ball, Deborah Loewenberg. (2003). Mathematical Proficiency for All


Students (Toward a Strategic Research and Development Program in
Mathematics Education). United States of America: RAND.

Checkley , Kathy (2006). The Essentials of Mathematics, Grades 7 -12.


United States of America: The Association for Supervision and
Curriculum Development (ASCD).

Chung, Kai Lai. (2001). A Course in Probability Theory, USA: Academic


Press.

Committee on science and mathematics teacher preparation, center for education


national research council (2001). Educating Teachers of science,
mathematics, and technology (new practice for new millennium. United
States of America: the national academy of sciences.

Douglas. M, Gauntlett. J, Gross. M. (2004). Strings and Geometry. United


States of America: Clay Mathematics Institute.

Hefferon, Jim (2006). Linear Algebra. United States of America: Saint


Michael’s College Colchester.
Howard, dkk. (2008). California Mathematics. Consepts, Skills, and Problem
Solving 7. Columbus-USA, The McGraw-Hill Companies, Inc.

Johnstone. P.T. (2002). Notes on Logic and Set Theory. New York:
University of Cambridge.

Magurn A, Bruce. (2002). Encyclopedia of Mathematics and Its Applications.


United Kingdom: United Kingdom at the University Press, Cambridge.

Slavin, Robert, E. (1994). Educational psychology, theories and practice.


Fourth Edition. Masschusetts: Allyn and Bacon Publishers.
Sinaga, Bornok. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak. Surabaya: Program
Pascasarjana UNESA.

Tan, Oon Seng. (1995). Mathematics. A Problem Solving Approach. Singapore:


Federal Publication (S) Pte Lsd.

Urban. P, Owen. J, Martin. D, Haese. R, Haese. S. Bruce. M. (2005).


Mathematics For Yhe International Student (International Baccalaureate
Mathematics HL Course). Australia: Haese & Harris Publication.

Van de Walle, John A. (1990). Elementary school mathematics: teaching


developmentally. New York: Longman.

Van de Walle. Jhon, dkk. (2010). Elementary and Middle School Mathematics
(teaching developmentally). United States of America: Allyn & Bacon.

Anda mungkin juga menyukai