Anda di halaman 1dari 22

RANGKUMAN MATEMATIKA UMUM

KELAS X-XII

NAMA : ESTHER MAGDALENA SIAGIAN

KELAS : XII MIPA 4

MA-PEL : MATEMATIKA UMUM

A. ALJABAR

A. Fungsi

Fungsi, atau disebut juga pemetaan, merupakan sebuah relasi yang


khusus. Fungsi/pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A, dengan tepat satu anggota B. Dengan demikian, setiap
anggota himpunan A mempunyai tepat satu kawan dengan anggota himpunan B. Jadi,
fungsi sudah pasti sebuah relasi, tetapi relasi belum tentu sebuah fungsi.
Misalkan f adalah suatu fungsi yang memetakan x anggota A ke y anggota B, maka
fungsi f dapat dinotasikan sebagai berikut:

Aljabar Fungsi
Sebelum membahas komposisi fungsi, mari mengulang lagi tentang sifat-sifat fungsi
aljabar.
Jika f(x) dan g(x) adalah fungsi-fungsi aljabar yang terdefinisi, maka berlaku sifat-
sifat fungsi aljabar berikut.
1. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
2. (f - g)(x) = f(x) - g(x)
3. (f . g)(x) = f(x) . g(x)
4. (f /g)(x) = f(x) / g(x) , g(x) tidak sama dengan 0
5. fn(x) = [f(x)]n

Contoh 1
Diketahui f(x) = 2x + 1, g(x) = x2 - 2, dan h(x) = 4x.Tentukan!
a. (f +g)(x)
b. (f - g)(x)
c. f.g(x), dan
d. (f/g)(x).
Jawaban:
a. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
       = (2x + 1)  +  (x2 - 2)
                   = x2 + 2x – 1
b. (f - g)(x) = f(x) - g(x)
                   = (2x + 1)  -  (x2 - 2)
                   = -x2 + 2x + 3
c. f.g(x) = f(x) . g(x)
              = (2x + 1) (x2 - 2)
              = 2x3 - 4x + x2 - 2
              = 2x3 + x2 - 4x - 2
d. f/g(x) = f(x)/g(x)
                = (2x + 1)/(x2 - 2)

B. Fungsi Komposisi

Misalkan f adalah suatu fungsi dari A ke B dan g adalah fungsi dari B ke C , maka


suatu fungsi h dari A ke C  disebut fungsi komposisi. 
Fungsi komposisi tersebut dinyatakan dengan h(x) = g o f (x) (dibaca: g bundaran
f). Secara grafik, komposisi fungsi di atas digambarkan seperti berikut.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh berikut.

Contoh 1
Diketahui fungsi f(x) = 3x – 5 dan g(x) = 2x + 1.Tentukan!
a. (f o g)(x)
b. (g o f)(x)
c. (f o g)(2)
d. (g o f)(6)

Jawaban:
a. (f o g)(x) = f (g(x)) 
                    = 3 g(x) - 5
                     = 3(2x + 1) - 5
                     = 6x + 3 - 5
                     = 6x - 2
b. (g o f)(x) = g (f(x))
                     = 2 f(x) + 1
                    = 2(3x - 5) + 1
                    = 6x - 10 + 1
                    = 6x - 9
c. (f o g)(x) = 6x - 2
    (f o g)(2) = 6 x 2 - 2
                    = 12 - 2
                    = 10
d. (g o f)(x) = 6x -9
    (g o f)(6) = 6 x 6 - 9
                    = 36 - 9
                    = 27    

Misalkan f o g(x) diketahui dan f(x) diketahui, bagaimana menentukan g(x)? atau
Misalkan f o g(x) diketahui dan g(x) diketahui, bagaimana menentukan f(x)? Mari kita
bahas dengan beberapa contoh berikut.

Contoh 2
Diketahui (f o g)(x) = 6x + 7 dan f(x) = 2x + 3. Tentukan fungsi g(x).

Jawaban:
Caranya, substitusikan g(x)  ke dalam f(x) sehingga diperoleh bentuk berikut.
(f o g)(x) = 6x + 7 atau ditulis:

f(g(x)) = 6x + 7

2.g(x) + 3 = 6x + 7
      2.g(x) = 6x + 7 - 3
      2.g(x) = 6x + 4
         g(x) = (6x + 4) /2
         g(x) = 3x + 2

Jadi, fungsi g(x) = 3x + 2

C. Fungsi Invers

Jika kita mempunyai fungsi f(x) yang memetakan dari x ke y, maka dapat dituliskan
sebagai y = f(x). Namun sebaliknya, jika terdapat suatu fungsi yang memetakan y ke x
sehingga ditulis x = f-1(y), maka fungsi ini dinamakan invers fungsi dari fungsi f(x).
Invers fungsi f(x) ini dituliskan dalam bentuk f-1(x).

Perhatikan contoh berikut untuk menjelaskan pengertian invers fungsi di atas.


Misalkan terdapat fungsi f(x) = 2x + 1, untuk domain {0, 1, 2, 3}
Sehingga diperoleh:
f(0) = 1, f(1) = 3, f(2) = 5, dan f(3) = 7

Untuk sebaliknya, invers fungsinya dapat digambarkan sebagai berikut.


f-1(1) = 0, f-1(3) = 1, f-1(5) = 2, dan f-1(7) = 3

Dari Bentuk pemetaan di atas, bagaimana kita menentukan rumus fungsi inversnya?
Langkah-langkah menentukan invers fungsi  f(x)
1. Jika kita mempunyai fungsi f(x), nyatakan dulu ke dalam bentuk y sama
dengan fungsi x.Misalkan jika kita mempunyai fungsi f(x)=5x + 10, jadikan
dahulu y = 5x + 10.
2. Kita ubah bentuk pada hasil 1) menjadi bentuk x dalam fungsi y.
3. Mengubah x menjadi f-1(y)
4. Dengan keidentikan bentuk aljabar,ubahlah y menjadi x.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan berapa contoh berikut.

Contoh 1
Diketahui fungsi f(x) = 2x + 12. Tentukan invers fungsi tersebut.

Jawaban:
f(x) = 2x + 12
   y = 2x + 12
2x = y -12
  X = (y - 12 )/2
  X = y/2 - 6
f-1(y) = y/2 - 6
f-1(x) = x/2 - 6
Jadi, invers fungsi dari f(x) = 2x + 12 adalah f-1(x) =  x/2 - 6.

D. Grafik Fungsi

Suatu fungsi f(x) dan inversnya yang berupa f -1 (x) merupakan kebalikan satu


dengan lainnya. Kebalikan yang dimaksud dapat dipahami sebagai berikut. Pada fungsi
asalnya f(x), elemen xmerupakan input dan y merupakan output, sedangkan pada fungsi
inversnya f -1 (x), elemen yberperan sebagai input dan x sebagai output. Sederhananya,
invers suatu fungsi membalik input dengan output dari fungsi asalnya. 
Perhatikan gambar berikut.
 Pada pembelajaran sebelumnya, kalian sudah memahami bahwa suatu fungsi
mempunyai fungsi invers jika dan hanya jika fungsi tersebut merupakan fungsi bijektif.
Selain itu, kalian juga telah mempelajari bagaimana menemukan rumus fungsi invers
dari suatu fungsi. Agar kalian ingat kembali cara menemukan rumus fungsi invers,
perhatikan langkah berikut ini.
1. Mengubah fungsi menjadi persamaan y = f (x)
2. Membentuk x sebagai fungsi y pada langkah pertama dan dimisalkan
sebagai f -1 (y)
3. Mengganti y pada f -1 (y) dengan x untuk mendapatkan f -1 (x) yang
merupakan rumus fungsi invers dari fungsi f (x)
B. KALKULUS

Menentukan Nilai Limit Fungsi Aljabar

Terdapat 2 jenis untuk menentukan limit fungsi aljabar, diantaranya yakni:

Bentuk yang pertama:

Serta bentuk yang kedua yaitu:

1. Metode Subsitusi

Metode subsitusi hanya akan mengganti peubah yang mendekati nilai tertentu
dengan fungsi aljabarnya.

Sebagai contoh:

Sehingga nilai fungsi limit aljabarnya yaitu:

2. Metode Pemfaktoran

Metode pemfaktoran digunakan apabila metode atau cara subsitusi yang


menghasilkan nilai limit tidak bisa terdefinisikan.Sebagai contoh:

Metode pemfaktoran digunakan dengan cara menentukan faktor persekutuan antara


pembilang dan penyebutnya.

Dengan hubungannya terhadap bentuk limit kedua terdapat beberapa metode dalam
menentukan nilai limit fungsi aljabar yakni metode atau cara membagi dengan pangkat
tertinggi penyebut serta metode mengalikan dengan faktor sekawan.
3. Metode Membagi Pangkat Tertinggi Penyebut

Sebagai contoh:

Tentukanlah nilai limit fungsi aljabar dari limit di bawah ini:

Besar pangkat pembilang serta penyebut dalam soal yakni 2, sehingga,

Sehingga, nilai limit fungsi aljabar tersebut yaitu

Contoh soal 2.

Tentukan nilai limit fungsi aljabar dari limit di bawah ini:

Besar pangkat pembilang dan penyebut dalam soal adalah 3, sehingga,

Jadi, nilai dari limit fungsi aljabar tersebut adalah:


4. Metode Mengalikan Dengan Faktor Sekawan

Metode ini dipakai apabila dalam metode substitusi akan langsung menghasilkan
nilai limit yang irasional.

Fungsi akan dikalikan dengan akar sekawannya supaya bentuk limit tersebut tidak
irasional, sehingga dapat dilakukan kembali substitusi langsung nilai x → c .

Sebagai Contoh:

Limit Fungsi Aljabar Tak Hingga

Dalam pengoprasian limit fungsi aljabar, terkadang juga terdapa nilai x yang
mendekati tak berhingga (∞).Maka dari itu, apabila disubstitusikan fungsinya akan
menghasilkan nilai yang tidak menentu.Dalam pengoperasian limitnya, ada beberapa
hukum atau teorema limit yang perlu kalian perhatikan. Apabila n merupakan bilangan
bulat, k konstanta, fungsi f dan fungsi g merupakan fungsi-fungsi yang mempunyai nilai
limit yang mendekati bilangan c, maka:
Dan terdapat dua metode dalam menyelesaikan limit fungsi aljabar bentuk tak
berhingga, antara lain:

1. Membagi dengan pangkat tertinggi

Metode ini dipakai dalam limit fungsi bentuk .

Cara atau metode ini bisa dilakukan dengan cara membagi pembilang f(x) dan
penyebut g(x) dengan variabel xn berpangkat tertinggi yang terdapa di dalam fungsi  f(x)
dan g(x). Dan kemudian, baru bisa kita substitusikan dengan x → ∞.

Sebagai contoh:

2. Mengalikan bentuk sekawan

Metode ini dipakai pada limit fungsi bentuk . Metode atau


cara ini bisa diselesaikan dengan perkalian bentuk sekawan, yaitu:

Lalu dilanjutkan dengan pembagian dengan metode pertama yakni membagi dengan
pangkat tertinggi.

Sebagai contoh:

Berikutnya pembilang dan penyebut dibagi pada x pangkat tertinggi yakni x1:
Turunan Fungsi Aljabar

Definisi Turunan

Turunan fungsi f(x) terhadap x didefinisikan oleh:

dengan syarat limitnya ada.

Notasi Turunan

Turunan pertama fungsi y = f(x) pada x bisa kita notasikan seperti berikut ini:

 y’ = f’x ⇒ lagrange

 ⇒ leibniz
 Dxy = Dx[f(x)]⇒ euler

Dari definisi di atas bisa kita turunkan beberapa rumus turunan seperti di bawah ini:

1. f(x) = k  ⇒  f ‘(x) = 0


2. f(x) = k x  ⇒  f ‘(x) = k
3. f(x) = xn ⇒ f ‘(x) = nxn-1
4. f(x) = k u(x)  ⇒ f ‘(x) = k u'(x)
5. f(x) = u(x) ± v(x)  ⇒ f ‘(x) = u'(x) ± v'(x)

dengan k = konstan

Perhatikan beberapa contoh berikut ini:

1. f(x) = 5  ⇒  f ‘(x) = 0


2. f(x) = 2x  ⇒  f ‘(x) = 2
3. f(x) = x2 ⇒  f ‘(x) = 2x2-1 = 2x
4. y = 2x4  ⇒  y’ = 2. 4x4-1 = 8x3
5. y = 2x4 + x2 − 2x  ⇒  y’ = 8x3 + 2x − 2

Untuk mencari turunan dari fungsi yang memuat bentuk akar atau pecahan, langkah
pertama yang harus kita lakukan yaitu merubah terlebih dahulu fungsi tersebut ke dalam
bentuk pangkat (eksponen).

Berikut terdapat beberapa sifat akar dan pangkat yang sering dipakai, atara lain:

 xm . xn = xm+n
 xm/xn = xm-n
 1/xn = x-n
 √x = x1/2
 n
√xm = xm/n
Aturan Rantai

Apabila y = f(u), dengan u merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada x, maka
turunan y terhadap x bisa dinyatakan dalam bentuk:

Dari konsep aturan rantai di atas, maka  untuk y = un, akan didapatkan:

Secara umum bisa dinyatakan seperti berikut ini:

Apabila f(x) = [u(x)]n dengan u(x) merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada x,
maka:

f'(x) = n[u(x)]n-1 . u'(x)

Integral Tak Tentu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, integral tak tentu dalam matematika
merupakan invers/kebalikan dari turunan.

Turunan dari sebuah fungsi, apabila diintegralkan akan menghasilkan fungsi itu
sendiri.

Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar di
bawah ini:

 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 adalah yI = 3x2


 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 8 adalah yI = 3x2
 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 17 adalah yI = 3x2
 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 – 6 adalah yI = 3x2

Seperti yang telah kita pelajari pada materi turunan, variabel dalam sebuah fungsi
akan mengalami penurunan pangkat.

Berdasarkan contoh di atas, maka dapat kita ketahui jika terdapat banyak fungsi
yang mempunyai hasil turunan yang sama yakni yI = 3x2.
Fungsi dari variabel x3 maupun fungsi dari variabel x3 yang dikurang atau ditambah
pada sebuah bilangan (contohnya: +8, +17, atau -6) mempunyai turunan yang sama.

Apabila turunan itu kita integralkan, maka harusnya akan menjadi fungsi-fungsi
awal sebelum diturunkan.

Tetapi, dalam kasus yang tidak diketahui fungsi awal dari sebuah turunan, maka
hasil integral dari turunan tersebut bisa kita tulis menjadi:

f(x) = y = x3 + C

Dengan nilai C dapat berapa pun. Notasi C ini juga disebut sebagai konstanta
integral. Integral tak tentu dari sebuah fungsi dinotasikan seperti berikut:

Dalam notasi di atas dapat kita baca integral terhadap x”. notasi  disebut integran.
Secara umum integral dari fungsi f(x) merupakan penjumlahan F(x) dengan C atau:

Sebab integral dan juga turunan saling berkaitan, maka rumus integral bisa
didapatkan dari rumusan penurunan. Apabila turunan:

Maka rumus integral aljabar didapatkan:

dengan syarat apabila n ≠ 1

Sebagai contoh perhatikan beberapa integral aljabar fungsi-fungsi berikut ini:

Cara Membaca Integral Tak Tentu

Setelah membaca uraian di atas, taukah kalian cara membaca kalimat integral?
Integral di baca seperti ini:
yang di baca Integral Tak Tentu Dari Fungsi f(x) Terhadap Variabel X.

Rumus Umum Integral

Berikut ini adalah rumus umum yang ada pada integral:

Pengembangan Rumus Integral

Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar di
bawah ini:

 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 adalah yI = 3x2


 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 8 adalah yI = 3x2
 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 17 adalah yI = 3x2
 Turunan dari fungsi aljabar y = x3 – 6 adalah yI = 3x2

Uraian mengenai contoh turunan dalam fungsi aljabar di atas silahkan liat lagi pada
sub sebelumnya yang ada di atas.
C. GEOMETRI DAN TRIGONOMETRI

1. Titik

Titik merupakan bagian terkecil dari objek geometri karena tidak memiliki ukuran
tertentu, baik panjang, lebar, maupun tebal. Titik biasanya disimbolkan dengan “ . ” dan
diberi nama dengan huruf kapital (A, B, O, …, dsb). Suatu titik akan menunjukkan posisi
atau letak tertentu dari suatu objek.

2. Garis

Garis merupakan himpunan atau kumpulan titik-titik yang tidak berujung. Jika garis
hanya memiliki pangkal tanpa adanya ujung, maka disebut sinar garis. Tapi, jika garis
tersebut memiliki pangkal dan ujung, maka disebut segmen garis.

3. Bangun

Jika beberapa garis saling berhubungan dan memenuhi syarat-syarat tertentu, maka
akan terbentuk sebuah bangun. Bangun ini terbagi menjadi dua, bangun datar dan bangun
ruang. Kamu pasti sudah tahu ya bedanya bangun datar dengan bangun ruang?

4. Sudut

Sudut merupakan daerah yang terbentuk dari dua sinar garis dengan pangkal yang
sama. Suatu sudut diberi nama dengan satu atau tiga huruf kapital (∠A, ∠ABC, dsb).
Sudut juga banyak sekali jenisnya, tergantung dari besar sudut tersebut. Nah, alat untuk
mengukur besar sudut adalah busur derajat. Satuan sudut adalah derajat (o) atau 𝛑 radian
(1𝛑 radian = 180o).
Wah, banyak juga ya ternyata jenis-jenis sudut. Kirain, cuma tumpul, lancip, sama
siku-siku aja.

Oke, sebelumnya, sudah dijelaskan kalau di geometri itu, kita akan membahas
hubungan antara objek-objek geometri. Nah, materi berikutnya, kita akan mengetahui
hubungan antara titik dan garis pada suatu bidang. Hubungannya bagaimana? Hubungan
yang dimaksud ini terkait dengan posisi atau kedudukan dari kedua objek geometri
tersebut. Supaya lebih jelas, langsung aja yuk kita baca uraian berikut ini.

Terdapat macam-macam kedudukan titik dan garis pada suatu bidang datar, antara
lain:

1. Kedudukan titik pada garis

Misalkan, terdapat garis AB dan dua buah titik X dan Y. Maka,

Titik X terletak pada garis AB dan titik Y terletak di luar garis AB.

2. Kedudukan titik pada bidang

Misalkan, terdapat sebuah bidang datar B dan tiga buah titik X, Y, dan Z. Maka,

Titik X terletak pada bidang B, titik Y terletak di dalam bidang B, dan titik Z terletak
di luar bidang B.
3. Kedudukan garis pada bidang

a. Dua garis saling sejajar

Dua garis dikatakan sejajar apabila dua garis tersebut terletak pada bidang yang
sama, jarak antar garis selalu tetap, dan tidak memiliki titik persekutuan (tidak
berpotongan).

b. Dua garis saling berpotongan

Dua garis dikatakan berpotongan apabila dua garis tersebut terletak pada bidang
yang sama dan saling bertemu di satu titik yang dinamakan titik persekutuan.

c. Dua garis saling berimpit

Dua garis dikatakan berimpit apabila dua garis tersebut terletak pada satu garis lurus
pada bidang yang sama.

d. Dua garis saling bersilangan

Dua garis dikatakan bersilangan apabila dua garis tersebut tidak terletak pada bidang
yang sama dan tidak saling sejajar ataupun berpotongan.
1. Sudut saling berpenyiku (berkomplemen)

Dua sudut dikatakan berpenyiku apabila dua sudut tersebut membentuk sudut siku-
siku (90o) dengan salah satu sudutnya merupakan penyiku dari sudut yang lain.

∠BOC penyiku dari ∠AOC atau sebaliknya. ∠BOC + ∠AOC = 90o.

2. Sudut saling berpelurus (bersuplemen)

Dua sudut dikatakan berpelurus apabila dua sudut tersebut membentuk sudut lurus
(180o) dengan salah satu sudutnya merupakan pelurus dari sudut yang lain.

∠BOC pelurus dari ∠AOC atau sebaliknya. ∠BOC + ∠AOC = 180o.

3. Sudut saling bertolak belakang

Dua sudut dikatakan bertolak belakang apabila dua sudut tersebut memiliki arah
hadap yang berlawanan. Sudut-sudut yang bertolak belakang memiliki besar sudut yang
sama, lho.

∠BOQ bertolak belakang dengan ∠POA (∠BOQ = ∠POA) dan ∠POB bertolak
belakang dengan ∠AOQ (∠POB = ∠AOQ). 
4. Hubungan antarsudut pada dua garis sejajar yang dipotong garis lain

Misalkan terdapat dua garis sejajar, yaitu p dan q yang dipotong oleh garis r di titik
A dan B. Akibatnya, terbentuk sudut-sudut dengan berbagai sifat tertentu, yaitu:

a. Sudut sehadap

Sudut yang menghadap arah yang sama. Contohnya, ∠A1 dan ∠B1, ∠A2 dan ∠B2,
∠A3 dan ∠B3, ∠A4 dan ∠B4.

b. Sudut dalam berseberangan

Sudut yang letaknya di dalam (antara garis p dan q) dan letaknya berseberangan.
Contohnya, ∠A2 dan ∠B4, ∠A3 dan ∠B1.

c. Sudut luar berseberangan

Sudut yang letaknya di luar garis p dan q dan letaknya berseberangan. Contohnya,
∠A1 dan ∠B3, ∠A4 dan ∠B2.

d. Sudut dalam sepihak

Sudut yang letaknya di dalam (antara garis p dan q) dan terletak di sisi yang sama.
Contohnya, ∠A2 dan ∠B1, ∠A3 dan ∠B4.

e. Sudut luar sepihak

Sudut yang letaknya di luar (antara garis p dan q) dan terletak di sisi yang sama.
Contohnya, ∠A1 dan ∠B2, ∠A4 dan ∠B3.
D. STATISKA

a. Rataan Hitung

Squad, rataan hitung ini sama saja dengan rata-rata nilai hasil hitung, ya! Contohnya
nilai rata-rata ulangan matematikamu selama semester 1 di kelas XII. Hayo, nilai rata-
ratanya bagus nggak, nih? Atau ada yang justru masih penasaran gimana cara
menghitung nilai rata-ratanya? Nih, ada rumus yang bisa kamu pakai untuk menghitung
rataan hitung. Lihat rumusnya di bawah, ya! 

b. Modus

Yang dimaksud dengan modus dalam statistika adalah data yang paling sering
muncul atau data yang memiliki frekuensi terbesar di antara data-data lainnya. Coba
sekarang tebak, ya. Kalau di antara data 6 6 6 7 8 9 9 9 9 9 5,nilai modusnya yaitu 9.

c. Median

Kamu sudah tau apa artinya median? Median itu nilai tengah. Kamu tahu nggak, sih,
median ini ada 2 jenisnya. Kedua jenis median tersebut adalah median untuk data ganjil
dan data genap. Rumus yang dipakai untuk menghitungnya pun berbeda. Seperti apa sih,
rumusnya? 

d. Jangkauan

Sesuai dengan namanya, jangkauan itu mencakup data terbesar dan data terkecil.
Jangkauan digunakan untuk menghitung selisih nilai tertinggi dan nilai terkecil dalam
kelompok data tersebut. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk menghitung
jangkauan adalah Xmax-Xmin. 
e. Kuartil

Kuartil atau Qi adalah nilai yang membagi sekumpulan data yang telah disusun ke
dalam 4 bagian sama besar. Wah, maksudnya apa ya? Ilustrasinya kurang lebih seperti
ini, disimak baik-baik ya! 

f. Simpangan Kuartil

Yang dimaksud dengan simpangan kuartil adalah jangkauan dari ketiga kuartil itu
sendiri. Kamu bisa menghitung simpangan kuartil dengan rumus berikut:

g. Simpangan Rata-Rata

Selain simpangan kuartil, ada juga yang namanya simpangan rata-rata. Rumus
simpangan rata-rata ini agak panjang, jadi pastikan kamu memperhatikannya baik-baik,
ya! 
Oh iya, hasil penghitungan dari simpangan rata-rata selalu positif ya, Squad. Jadi
kalau hasilnya negatif, kayaknya kamu salah menghitungnya deh. Hehehe

Ragam

Ragam yang dimaksud dalam statistik bukan ragam makanan favorit atau ragam
acara televisi favorit, ya. Rumusnya juga agak panjang, jadi jangan lupa perhatikan baik-
baik, ya! 

h. Simpangan Baku

Rumus statistik data tunggal yang terakhir adalah simpangan baku, atau yang biasa
dikenal dengan istilah deviasi standar. Rumusnya seperti ini, ya!

Anda mungkin juga menyukai