KELAS X-XII
A. ALJABAR
A. Fungsi
Aljabar Fungsi
Sebelum membahas komposisi fungsi, mari mengulang lagi tentang sifat-sifat fungsi
aljabar.
Jika f(x) dan g(x) adalah fungsi-fungsi aljabar yang terdefinisi, maka berlaku sifat-
sifat fungsi aljabar berikut.
1. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
2. (f - g)(x) = f(x) - g(x)
3. (f . g)(x) = f(x) . g(x)
4. (f /g)(x) = f(x) / g(x) , g(x) tidak sama dengan 0
5. fn(x) = [f(x)]n
Contoh 1
Diketahui f(x) = 2x + 1, g(x) = x2 - 2, dan h(x) = 4x.Tentukan!
a. (f +g)(x)
b. (f - g)(x)
c. f.g(x), dan
d. (f/g)(x).
Jawaban:
a. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
= (2x + 1) + (x2 - 2)
= x2 + 2x – 1
b. (f - g)(x) = f(x) - g(x)
= (2x + 1) - (x2 - 2)
= -x2 + 2x + 3
c. f.g(x) = f(x) . g(x)
= (2x + 1) (x2 - 2)
= 2x3 - 4x + x2 - 2
= 2x3 + x2 - 4x - 2
d. f/g(x) = f(x)/g(x)
= (2x + 1)/(x2 - 2)
B. Fungsi Komposisi
Contoh 1
Diketahui fungsi f(x) = 3x – 5 dan g(x) = 2x + 1.Tentukan!
a. (f o g)(x)
b. (g o f)(x)
c. (f o g)(2)
d. (g o f)(6)
Jawaban:
a. (f o g)(x) = f (g(x))
= 3 g(x) - 5
= 3(2x + 1) - 5
= 6x + 3 - 5
= 6x - 2
b. (g o f)(x) = g (f(x))
= 2 f(x) + 1
= 2(3x - 5) + 1
= 6x - 10 + 1
= 6x - 9
c. (f o g)(x) = 6x - 2
(f o g)(2) = 6 x 2 - 2
= 12 - 2
= 10
d. (g o f)(x) = 6x -9
(g o f)(6) = 6 x 6 - 9
= 36 - 9
= 27
Misalkan f o g(x) diketahui dan f(x) diketahui, bagaimana menentukan g(x)? atau
Misalkan f o g(x) diketahui dan g(x) diketahui, bagaimana menentukan f(x)? Mari kita
bahas dengan beberapa contoh berikut.
Contoh 2
Diketahui (f o g)(x) = 6x + 7 dan f(x) = 2x + 3. Tentukan fungsi g(x).
Jawaban:
Caranya, substitusikan g(x) ke dalam f(x) sehingga diperoleh bentuk berikut.
(f o g)(x) = 6x + 7 atau ditulis:
f(g(x)) = 6x + 7
2.g(x) + 3 = 6x + 7
2.g(x) = 6x + 7 - 3
2.g(x) = 6x + 4
g(x) = (6x + 4) /2
g(x) = 3x + 2
C. Fungsi Invers
Jika kita mempunyai fungsi f(x) yang memetakan dari x ke y, maka dapat dituliskan
sebagai y = f(x). Namun sebaliknya, jika terdapat suatu fungsi yang memetakan y ke x
sehingga ditulis x = f-1(y), maka fungsi ini dinamakan invers fungsi dari fungsi f(x).
Invers fungsi f(x) ini dituliskan dalam bentuk f-1(x).
Dari Bentuk pemetaan di atas, bagaimana kita menentukan rumus fungsi inversnya?
Langkah-langkah menentukan invers fungsi f(x)
1. Jika kita mempunyai fungsi f(x), nyatakan dulu ke dalam bentuk y sama
dengan fungsi x.Misalkan jika kita mempunyai fungsi f(x)=5x + 10, jadikan
dahulu y = 5x + 10.
2. Kita ubah bentuk pada hasil 1) menjadi bentuk x dalam fungsi y.
3. Mengubah x menjadi f-1(y)
4. Dengan keidentikan bentuk aljabar,ubahlah y menjadi x.
Contoh 1
Diketahui fungsi f(x) = 2x + 12. Tentukan invers fungsi tersebut.
Jawaban:
f(x) = 2x + 12
y = 2x + 12
2x = y -12
X = (y - 12 )/2
X = y/2 - 6
f-1(y) = y/2 - 6
f-1(x) = x/2 - 6
Jadi, invers fungsi dari f(x) = 2x + 12 adalah f-1(x) = x/2 - 6.
D. Grafik Fungsi
1. Metode Subsitusi
Metode subsitusi hanya akan mengganti peubah yang mendekati nilai tertentu
dengan fungsi aljabarnya.
Sebagai contoh:
2. Metode Pemfaktoran
Dengan hubungannya terhadap bentuk limit kedua terdapat beberapa metode dalam
menentukan nilai limit fungsi aljabar yakni metode atau cara membagi dengan pangkat
tertinggi penyebut serta metode mengalikan dengan faktor sekawan.
3. Metode Membagi Pangkat Tertinggi Penyebut
Sebagai contoh:
Contoh soal 2.
Metode ini dipakai apabila dalam metode substitusi akan langsung menghasilkan
nilai limit yang irasional.
Fungsi akan dikalikan dengan akar sekawannya supaya bentuk limit tersebut tidak
irasional, sehingga dapat dilakukan kembali substitusi langsung nilai x → c .
Sebagai Contoh:
Dalam pengoprasian limit fungsi aljabar, terkadang juga terdapa nilai x yang
mendekati tak berhingga (∞).Maka dari itu, apabila disubstitusikan fungsinya akan
menghasilkan nilai yang tidak menentu.Dalam pengoperasian limitnya, ada beberapa
hukum atau teorema limit yang perlu kalian perhatikan. Apabila n merupakan bilangan
bulat, k konstanta, fungsi f dan fungsi g merupakan fungsi-fungsi yang mempunyai nilai
limit yang mendekati bilangan c, maka:
Dan terdapat dua metode dalam menyelesaikan limit fungsi aljabar bentuk tak
berhingga, antara lain:
Cara atau metode ini bisa dilakukan dengan cara membagi pembilang f(x) dan
penyebut g(x) dengan variabel xn berpangkat tertinggi yang terdapa di dalam fungsi f(x)
dan g(x). Dan kemudian, baru bisa kita substitusikan dengan x → ∞.
Sebagai contoh:
Lalu dilanjutkan dengan pembagian dengan metode pertama yakni membagi dengan
pangkat tertinggi.
Sebagai contoh:
Berikutnya pembilang dan penyebut dibagi pada x pangkat tertinggi yakni x1:
Turunan Fungsi Aljabar
Definisi Turunan
Notasi Turunan
Turunan pertama fungsi y = f(x) pada x bisa kita notasikan seperti berikut ini:
y’ = f’x ⇒ lagrange
⇒ leibniz
Dxy = Dx[f(x)]⇒ euler
Dari definisi di atas bisa kita turunkan beberapa rumus turunan seperti di bawah ini:
dengan k = konstan
Untuk mencari turunan dari fungsi yang memuat bentuk akar atau pecahan, langkah
pertama yang harus kita lakukan yaitu merubah terlebih dahulu fungsi tersebut ke dalam
bentuk pangkat (eksponen).
Berikut terdapat beberapa sifat akar dan pangkat yang sering dipakai, atara lain:
xm . xn = xm+n
xm/xn = xm-n
1/xn = x-n
√x = x1/2
n
√xm = xm/n
Aturan Rantai
Apabila y = f(u), dengan u merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada x, maka
turunan y terhadap x bisa dinyatakan dalam bentuk:
Dari konsep aturan rantai di atas, maka untuk y = un, akan didapatkan:
Apabila f(x) = [u(x)]n dengan u(x) merupakan fungsi yang bisa diturunkan pada x,
maka:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, integral tak tentu dalam matematika
merupakan invers/kebalikan dari turunan.
Turunan dari sebuah fungsi, apabila diintegralkan akan menghasilkan fungsi itu
sendiri.
Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar di
bawah ini:
Seperti yang telah kita pelajari pada materi turunan, variabel dalam sebuah fungsi
akan mengalami penurunan pangkat.
Berdasarkan contoh di atas, maka dapat kita ketahui jika terdapat banyak fungsi
yang mempunyai hasil turunan yang sama yakni yI = 3x2.
Fungsi dari variabel x3 maupun fungsi dari variabel x3 yang dikurang atau ditambah
pada sebuah bilangan (contohnya: +8, +17, atau -6) mempunyai turunan yang sama.
Apabila turunan itu kita integralkan, maka harusnya akan menjadi fungsi-fungsi
awal sebelum diturunkan.
Tetapi, dalam kasus yang tidak diketahui fungsi awal dari sebuah turunan, maka
hasil integral dari turunan tersebut bisa kita tulis menjadi:
f(x) = y = x3 + C
Dengan nilai C dapat berapa pun. Notasi C ini juga disebut sebagai konstanta
integral. Integral tak tentu dari sebuah fungsi dinotasikan seperti berikut:
Dalam notasi di atas dapat kita baca integral terhadap x”. notasi disebut integran.
Secara umum integral dari fungsi f(x) merupakan penjumlahan F(x) dengan C atau:
Sebab integral dan juga turunan saling berkaitan, maka rumus integral bisa
didapatkan dari rumusan penurunan. Apabila turunan:
Setelah membaca uraian di atas, taukah kalian cara membaca kalimat integral?
Integral di baca seperti ini:
yang di baca Integral Tak Tentu Dari Fungsi f(x) Terhadap Variabel X.
Mari perthatikan baik-baik contoh dari beberapa turunan dalam fungsi aljabar di
bawah ini:
Uraian mengenai contoh turunan dalam fungsi aljabar di atas silahkan liat lagi pada
sub sebelumnya yang ada di atas.
C. GEOMETRI DAN TRIGONOMETRI
1. Titik
Titik merupakan bagian terkecil dari objek geometri karena tidak memiliki ukuran
tertentu, baik panjang, lebar, maupun tebal. Titik biasanya disimbolkan dengan “ . ” dan
diberi nama dengan huruf kapital (A, B, O, …, dsb). Suatu titik akan menunjukkan posisi
atau letak tertentu dari suatu objek.
2. Garis
Garis merupakan himpunan atau kumpulan titik-titik yang tidak berujung. Jika garis
hanya memiliki pangkal tanpa adanya ujung, maka disebut sinar garis. Tapi, jika garis
tersebut memiliki pangkal dan ujung, maka disebut segmen garis.
3. Bangun
Jika beberapa garis saling berhubungan dan memenuhi syarat-syarat tertentu, maka
akan terbentuk sebuah bangun. Bangun ini terbagi menjadi dua, bangun datar dan bangun
ruang. Kamu pasti sudah tahu ya bedanya bangun datar dengan bangun ruang?
4. Sudut
Sudut merupakan daerah yang terbentuk dari dua sinar garis dengan pangkal yang
sama. Suatu sudut diberi nama dengan satu atau tiga huruf kapital (∠A, ∠ABC, dsb).
Sudut juga banyak sekali jenisnya, tergantung dari besar sudut tersebut. Nah, alat untuk
mengukur besar sudut adalah busur derajat. Satuan sudut adalah derajat (o) atau 𝛑 radian
(1𝛑 radian = 180o).
Wah, banyak juga ya ternyata jenis-jenis sudut. Kirain, cuma tumpul, lancip, sama
siku-siku aja.
Oke, sebelumnya, sudah dijelaskan kalau di geometri itu, kita akan membahas
hubungan antara objek-objek geometri. Nah, materi berikutnya, kita akan mengetahui
hubungan antara titik dan garis pada suatu bidang. Hubungannya bagaimana? Hubungan
yang dimaksud ini terkait dengan posisi atau kedudukan dari kedua objek geometri
tersebut. Supaya lebih jelas, langsung aja yuk kita baca uraian berikut ini.
Terdapat macam-macam kedudukan titik dan garis pada suatu bidang datar, antara
lain:
Titik X terletak pada garis AB dan titik Y terletak di luar garis AB.
Misalkan, terdapat sebuah bidang datar B dan tiga buah titik X, Y, dan Z. Maka,
Titik X terletak pada bidang B, titik Y terletak di dalam bidang B, dan titik Z terletak
di luar bidang B.
3. Kedudukan garis pada bidang
Dua garis dikatakan sejajar apabila dua garis tersebut terletak pada bidang yang
sama, jarak antar garis selalu tetap, dan tidak memiliki titik persekutuan (tidak
berpotongan).
Dua garis dikatakan berpotongan apabila dua garis tersebut terletak pada bidang
yang sama dan saling bertemu di satu titik yang dinamakan titik persekutuan.
Dua garis dikatakan berimpit apabila dua garis tersebut terletak pada satu garis lurus
pada bidang yang sama.
Dua garis dikatakan bersilangan apabila dua garis tersebut tidak terletak pada bidang
yang sama dan tidak saling sejajar ataupun berpotongan.
1. Sudut saling berpenyiku (berkomplemen)
Dua sudut dikatakan berpenyiku apabila dua sudut tersebut membentuk sudut siku-
siku (90o) dengan salah satu sudutnya merupakan penyiku dari sudut yang lain.
Dua sudut dikatakan berpelurus apabila dua sudut tersebut membentuk sudut lurus
(180o) dengan salah satu sudutnya merupakan pelurus dari sudut yang lain.
Dua sudut dikatakan bertolak belakang apabila dua sudut tersebut memiliki arah
hadap yang berlawanan. Sudut-sudut yang bertolak belakang memiliki besar sudut yang
sama, lho.
∠BOQ bertolak belakang dengan ∠POA (∠BOQ = ∠POA) dan ∠POB bertolak
belakang dengan ∠AOQ (∠POB = ∠AOQ).
4. Hubungan antarsudut pada dua garis sejajar yang dipotong garis lain
Misalkan terdapat dua garis sejajar, yaitu p dan q yang dipotong oleh garis r di titik
A dan B. Akibatnya, terbentuk sudut-sudut dengan berbagai sifat tertentu, yaitu:
a. Sudut sehadap
Sudut yang menghadap arah yang sama. Contohnya, ∠A1 dan ∠B1, ∠A2 dan ∠B2,
∠A3 dan ∠B3, ∠A4 dan ∠B4.
Sudut yang letaknya di dalam (antara garis p dan q) dan letaknya berseberangan.
Contohnya, ∠A2 dan ∠B4, ∠A3 dan ∠B1.
Sudut yang letaknya di luar garis p dan q dan letaknya berseberangan. Contohnya,
∠A1 dan ∠B3, ∠A4 dan ∠B2.
Sudut yang letaknya di dalam (antara garis p dan q) dan terletak di sisi yang sama.
Contohnya, ∠A2 dan ∠B1, ∠A3 dan ∠B4.
Sudut yang letaknya di luar (antara garis p dan q) dan terletak di sisi yang sama.
Contohnya, ∠A1 dan ∠B2, ∠A4 dan ∠B3.
D. STATISKA
a. Rataan Hitung
Squad, rataan hitung ini sama saja dengan rata-rata nilai hasil hitung, ya! Contohnya
nilai rata-rata ulangan matematikamu selama semester 1 di kelas XII. Hayo, nilai rata-
ratanya bagus nggak, nih? Atau ada yang justru masih penasaran gimana cara
menghitung nilai rata-ratanya? Nih, ada rumus yang bisa kamu pakai untuk menghitung
rataan hitung. Lihat rumusnya di bawah, ya!
b. Modus
Yang dimaksud dengan modus dalam statistika adalah data yang paling sering
muncul atau data yang memiliki frekuensi terbesar di antara data-data lainnya. Coba
sekarang tebak, ya. Kalau di antara data 6 6 6 7 8 9 9 9 9 9 5,nilai modusnya yaitu 9.
c. Median
Kamu sudah tau apa artinya median? Median itu nilai tengah. Kamu tahu nggak, sih,
median ini ada 2 jenisnya. Kedua jenis median tersebut adalah median untuk data ganjil
dan data genap. Rumus yang dipakai untuk menghitungnya pun berbeda. Seperti apa sih,
rumusnya?
d. Jangkauan
Sesuai dengan namanya, jangkauan itu mencakup data terbesar dan data terkecil.
Jangkauan digunakan untuk menghitung selisih nilai tertinggi dan nilai terkecil dalam
kelompok data tersebut. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk menghitung
jangkauan adalah Xmax-Xmin.
e. Kuartil
Kuartil atau Qi adalah nilai yang membagi sekumpulan data yang telah disusun ke
dalam 4 bagian sama besar. Wah, maksudnya apa ya? Ilustrasinya kurang lebih seperti
ini, disimak baik-baik ya!
f. Simpangan Kuartil
Yang dimaksud dengan simpangan kuartil adalah jangkauan dari ketiga kuartil itu
sendiri. Kamu bisa menghitung simpangan kuartil dengan rumus berikut:
g. Simpangan Rata-Rata
Selain simpangan kuartil, ada juga yang namanya simpangan rata-rata. Rumus
simpangan rata-rata ini agak panjang, jadi pastikan kamu memperhatikannya baik-baik,
ya!
Oh iya, hasil penghitungan dari simpangan rata-rata selalu positif ya, Squad. Jadi
kalau hasilnya negatif, kayaknya kamu salah menghitungnya deh. Hehehe
Ragam
Ragam yang dimaksud dalam statistik bukan ragam makanan favorit atau ragam
acara televisi favorit, ya. Rumusnya juga agak panjang, jadi jangan lupa perhatikan baik-
baik, ya!
h. Simpangan Baku
Rumus statistik data tunggal yang terakhir adalah simpangan baku, atau yang biasa
dikenal dengan istilah deviasi standar. Rumusnya seperti ini, ya!