Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Dosen Pengampu : Bpk. Mulyono

Disusun Oleh :

TRI SUYANINGSIH
0103515063

PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI MATEMATIKA


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Take Home Test
TEORI PEMBELAJARAN
Petunjuk:
1. Kerjakan semua soal secara mandiri. Jika ada dua jawaban yang sama, maka kedua
jawaban yang sama tersebut sama-sama dikurangi nilainya.
2. Kerjakan semua soal secara tepat, cermat, sistematis, dan komprehensif.
3. Jawaban diketik dengan MS Word. Kertas A4, batas kiri 3 cm, batas kanan 2,5 cm,
batas atas 3 cm, dan batas bawah 2 cm.
4. Jawaban dikirim ke alamat email: mulyono.mat@mail.unnes.ac.id paling lambat hari
Sabtu tanggal 14 Januari 2017 pukul 12.00 WIB, pada subject email diketik: Take
home test Teori Pembelajaran.

SOAL
1. Apa yang dimaksud teori belajar? Sebutkan dan jelaskan fungsi teori belajar tersebut!
Berikan contoh sebuah teori belajar dan penjelasan implementasinya dalam
pembelajaran!
Jawab: Teori belajar adalah hukum maupun prinsip umum yang melukiskan kondisi
terjadinya belajar (Hudojo, 1988:10). Teori belajar berfungsi: (1) sebagai sumber
hipotesis kunci dan konsep-konsep sehinga pendidik dapat lebih efektif dalam
mengajar (Hudojo, 1988:10), (2) sebagai gambaran/prediksi proses terjadinya belajar,
memprediksi tentang keberhasilan belajar peserta didik, sehingga pendidik mengerti
bagaimana seharusnya memberikan stimulasi sehingga peserta didik menyukai belajar,
(Zevenbergen : 21).
Contoh Teori belajar: Teori belajar kognitif oleh Dienes.
Implementasi dalam pembelajaran: dalam mengajaran geometri bangun datar, guru
mengajarkan siswanya dengan mengenalkan bangun datar meneggunakan benda-bena
konkret. Misalkan persegi panjang ditunjukkan dikenalkan pada siswa dengan bentuk
papan tulis, dsb. Karena menurut Hudojo (1998) seperti halnya bruner, dienes
berpendapat bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara
sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada peserta didik dalam bentuk-
bentuk konkret.
2. Apa tujuan dibuat taksonomi (penggolongan) teori-teori belajar? Secara umum, teori-
teori belajar dapat dibagi menjadi empat aliran (golongan), yaitu: aliran tingkah laku,
kognitif, humanistik, dan sibernetik. Jelaskan keempat aliran tersebut dan sebutkan
tokoh-tokoh untuk masing-masing aliran tersebut!
jawab:
tujuan dibuat taksonomi (penggolongan) teori-teori belajar: untuk menemukan konsep
atau kunci dalam belajar yang disesuaikan dengan perkembangan psikologi maupun
perkembangan mental siswa. Agar siswa maupun pendidik lebih mudah dalam
menerima belajar maupun dalam membelajarkan. Sehingga pendidik dapat memilih
menggunakan teori mana yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
a. aliran tingkah laku
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan demikian stimulus
respon memusatkan perhatian kepada cara respon-respon siswa yang dikontrol dari
luar. tingkah laku peserta didik merupakan respon terhadap situasi lingkungan
yang lampau pada saat respon berlangsung (Hudojo 1988)
Tokoh aliran tingkah laku: Ivan Petrovich Pavlov, Thorndike, Waston, Clark Hull,
Edwin Guthrie, Gagne, dan Skiner
b. aliran kognitif
ahli psikologi kognitif merasa tidak puas dengan penjelasan teori stimulus respon.
para ahli kognitif beranggapan bahwa tingkah laku dari hasil belajar yang
merupakan penstrukturan kebali pengalaman masa lampau. teori psiklogi kognitif
menganggap bahwa pengertian merupakan inti belajar. (Hudojo, 1988:45).
Sehingga munculah teori belajar kognitif yang merupakan suatu teori belajar yang
lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri, belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons, namun lebih erat dari
itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Tokoh aliran kognitif: Piaget, Bruner, Gestalt, Brownell, Dienes, Van Hielle
c. aliran humanistik
teori humanistik belajar berprinsip pada memanusiakan manusia.
Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam
individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi
domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan
humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran
humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa.
Tokoh aliran humanistik: Kolb, Habermas, Honey & Mumfold, Bloom &
Krathwohl
d. aliran sibernetik
Teori belajar sibernetik berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan
ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.
Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa (Budiningsih, 2008: 81).
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun
yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi mungkin akan
dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi
yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Tokoh aliran sibernetik: Landa, Scott

3. Jelaskan apa yang dimaksud model pembelajaran! Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur
dari model pembelajaran!
Jawab: menurut Joyce &Weil model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), meraancan bahan-bahan pembelajaran, dan membimbng pembelajaran di
kelas atau yang lain (dalam Rusman, 2014:133). Model pembelajaran dapaat
digunakan guru disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Unsur-unsur model pembelajaran:
a. Sintak yaitu langkah langkah operasional pembelajaran
b. Sistm sosial, yaitu suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran
c. Prinsip reaksi, yaitu mengambarkan seharusnya bagaimana guru memandang
memperlakukan dan merespon siswa
d. Sistem pendukung, yaitu segala sarana bahan alat atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran
e. Instruksi hasil belajar yaitu dampak pembelajaran secara langsung maupun tidak
langsung. (Joyce &Weil, dalam Santyasa, 2007)
4. Dewasa ini terdapat banyak model-model pembelajaran matematika. Pengembangan
model-model pembelajaran matematika akan terus dilakukan oleh para pengembang
pembelajaran. Mengapa selalu ada pemikiran untuk mengembangkan model-model
pembelajaran padahal sudah banyak tersedia model-model pembelajaran? Bagaimana
pendapat Saudara terhadap kemunculan model-model pembelajaran yang baru itu?
Jawab:
Salah satu prinsip dalam model pembelajaran adalah prinsip ruang hidup dan prinsip
bertujuan. dalam penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan juga tujuan pembelajan. pada masa sekarang ini banyak
ditemukan problem-problem dalam pembelajaran. Sehingga para pendidik tidak
menemukan atau kurang sesuai dengna model yang sudah ada dalam mengatasi
problem dalam pembelajaran. sehingga munculah baerbagai model pembelajaran baru
yang dibuat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dan disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran dan perkembangan zaman. sehingga model pembelajaran pun
selalu terbarukan.
Menurut saya banyaknya model pembelajaran yang baru akan membuat peserta didik
lebih banyak memiliki alternatif dalam membelajarkan materi. Namun disis lain guru
harus lebih bijaksana dalam memilih model pembelajaran yang tepat sasaran untuk
sisiwa.

5. Desainlah secara singkat sebuah kegiatan pembelajaran matematika inovatif berdasar


pada teori-teori pembelajaran dengan topik luas selimut dan volume tabung. Teori
belajar apa yang mendukung desain Anda? (Catatan: desain yang Saudara buat
diutamakan murni hasil kreasi Saudara).
materi: luas selimut dan volume tabung
Teori belajar yang mendukung: teori piaget (operasi konkrit)
langkah kegiatan: (luas selimut tabung)
1. siswa bersama kelompok membuat jaring jaring tabung
.
2. dari jaring yang sudah dibuat siswa mengidentifikasi bangun apa yang terbentuk
dari jaring-jaring tabung tersebut.
3. siswa diminta menghitung bangun dari setiap bangun yang terbentuk, dan
menganalisis bagaimana luas selimut tabung
4. siswa mendiskusikan bersama kelompoknya
5. siswa mempresentasikan hasil analisis bersama kelompok, kelompok yang lain
menganggapi
6. siswa bersama guru melakukan refleksi dan kesimpulan dari apa yang sudah
dipelajari
langkah kegiatan: (volume tabung)
catatan: siswa sudah diajarkan materi volume kerucut sebelumnya.
1. siswa bersama kelompok mengamati kaleng yang berbentuk tabung, serta
sebuah bangun dari kertas berbentuk kerucut yang tinggi dan alasnya sama
dengan tabung.
2. siswa diminta menguluarkan pasir yang sudah dibawa dari rumah.
3. siswa diminta untuk menuangkan pasir kedalam kaleng sampai menggunakan
wadah kerucut sampai penuh (catatan: harus penuh tidah boleh lebih dan tidak
boleh kurang)
4. setelah proses tersebut siswa mengidentifikasi berapa kali mengambil pasil
dengan wadah kerucut agar kaleng dapat terisi penuh. kemudian
mengidentifikasi volume tabung berdasar kaitanya dengan volume kerucut
yang sudah diketahui.
5. siswa mendiskusikan bersama kelompoknya
6. siswa mempresentasikan hasil analisis bersama kelompok, kelompok yang lain
menganggapi
7. siswa bersama guru melakukan refleksi dan kesimpulan dari apa yang sudah
dipelajari

6. Jelaskan apa saja kajian dari psikologi kognitif (Cognitive Psychology)! Berikan
contoh konkrit dalam pembelajaran matematika di sekolah terkait dengan salah satu
kajian psikologi kognitif tersebut!
Jawab: Kajian dari psikologi konitif adalah belajar dan berpikir. apa yang dipelajari
dan dipikir merupakan hasil pengamatan. Psikologi kognitif menyatakan tingkah laku
dari hasil belajar yang merupakan penstrukturan kebali pengalaman masa lampau.
teori psiklogi kognitif menganggap bahwa pengertian merupakan inti belajar. (Hudojo,
1988:45). Sehingga munculah teori belajar kognitif yang merupakan suatu teori belajar
yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri, belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons, namun lebih erat dari itu,
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
1. teori Piaget
piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan
yang bertahap dari konkrit menuju abstrak.
a. Tahap Sensori Motor (usia 0 2 tahun).
b. Tahap Sensori Pra-Operasional (2-7 tahun)
c. Tahap Operasi Konkrit (usia 7 12 tahun).
d. Tahap Operasi Formal (usia 12 tahun keatas).
2. Teori Bruner
Bruner berpendapat bahwa matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur
materi serta mencari hubungan antar konsep. Dalam belajar peserta didik harus
menemukan keteraturan dengan cara pertama-tama memanipulasi material yang
berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki peserta didik. bruner
membagi tiga tahap perkembangan yaitu:
a. enaktif
b. ikonik
c. simbolik
3. Teori Dienes
Dienes mengembangkan teori agar matematika menjadi menarik dan mudah
dipelajaeri. Dienes membagi tahapan konsep mempelajaeri matematika menjadi 6:
a. permainan bebas
b. permainan yang menggunakan aturan
c. permainan mencari kesamaan sifat
d. permainan dengan representasi
e. permainan dengan simbulasi
f. formalisasi
4. Teori David Ausubel
Ausubel menyatakan pembelajaran dapat menjadi bermakna apabila informasi
yang dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki
peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan pengetahuan barunya
dengan struktur kognitif yang dimiliki. Ausubel mengidentifikasi 4 kemungkinan
tipe belajar:
a. belajar dengan penemuan yang bermakna
b. belajar dengan ceramah yang bermakna
c. belajar dengan penemuan yang tidak bermakna
d. belajar dengan penemuan yang tidak bermakna
Contoh konkrit di sekolah: membelajarkan sifat bangun segi empat, guru
menunjukkan berbagai bangun datar segi 4 dan menjelaskan sifat sifatnya, dengan
berprinsip pada teori Ausubel, guru memberikan satu bangun yang bukan segi empat,
siehingga siswa mampu mengidentifikasi mana yang segi 4 atau bukan. hal ini
merupakan pembelajaran yang bermakna, siswa diberi kontras/kebalikan/lawan dari
apa yang akan diajarkan.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan problem posing dalam working


mathematically! Berikan contoh konkritnya dalam pembelajaran matematika di
sekolah!
Jawab: Problem posing dalam working mathematically mendorong siswa untuk
menciptakan masalahnya sendiri. (English, dalam Zevenbergn, 2004:113). Pada
prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran
yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri.
contoh: dalam materi perbandingan (skala)
setelah siswa diajarkan mengenai kosep skala/perbandingan. Guru memerikan contoh
permasalahan :
Kota A dan Kota B memiliki jarak 755 km. Pada peta jarak kedua kota tersebut adalah
5 cm. berapa skala yang digunakan peta itu?
kemudian siswa diminta memahami dan menyeleaikan permasalahan tersebut,
kemudian setelah siswa paham maka guru menginsruksikan siswa untuk membuat
masalah sndiri yag sejenis dengan permasalahan diatas, yaitu mencari skala dimana
diketaui jarak pada gambar dan jarak sebenarnya.
cara pengajuan masalah tersebut merupakan salah satu cara pengajuan masalah secara
mandiri menggunakan Post solution posing, yaitu siswa memodifikasi tujuan atau
kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis.

8. Terdapat tiga kelompok teori yang berpengaruh dalam memahami how students come
to learn and understand mathematic, salah satunya social theories (Zevenbergen, R.,
Dole, S. & Wright, RJ; 2004). Jelaskan social theories dan berikan contoh nyata
implementasi teori tersebut dalam pembelajaran matematika!
Jawab: critical theory (teori kritis) didasarkan pada komitmen terhadap nilai-nilai
keadilan sosial yang egaliter. Teori kritis adalah sebuah perspektif utopis yang
memimpikan terwujudnya kesempurnaan dalam masyarakat.
Teori kritis ini lalu diaplikasikan pada pendidikan matematika menjadi critical
mathematics education atau pendidikan matematika kritis. Kata critical/kritis
mengandung dua makna. Pertama, pendidikan matematika kritis mengindikasikan
bahwa masyarakat dan proses belajar dan mengajar matematika yang berlangsung di
dalamnya sedang berada dalam kondisi kritis. Jadi, pendidikan matematika kritis
memunculkan pertanyaantentang bagaimana matematika dapat berkontribusi
dalammeningkatkankondisi manusia dan bagaimana matematika membantu manusia
untuk bertahan hidup secara bermartabat. Kedua, pendidikan matematika kritis juga
berarti kritik atau ketidaksetujuan. Pendidikan matematika kritis bertanggung jawab
untuk menawarkan kritik-kritik berbasis nilai terhadap masyarakat, ilmu matematika,
dan praktik pembelajaran matematika.
9. Apakah yang dimaksud masalah itu? Apa yang dimaksud pemecahan masalah?
Apakah yang dimaksud kreativitas? Apakah ada kaitan anatara pemecahan masalah
dan kreativitas? Jelaskan!
jawab:

Pengertian masalah: Masalah merupakan suatu situasi ketia sesorang ingin melakukan
sesuatu tetapi tidak tahu cara atau tindakan yang diperlukan untuk memperoleh apa
yang dia inginkan (Newell & Simon dalam Darminto, 2010:24). Suatu pertanyaan
disebut masalah apabila pertanyaan tersebut menantang untuk dijawab dan jawabanya
tidak dapat diselesesaikan secara rutin saja, lebih lanjut pertanyaan yang menantang
tersebut menjadi masalah bagi siswa apabila siswa mau menerima tantangan (Hudojo,
1988:176). Berdasarkan pengertian mengenai masalah dan masalah matematika di atas
dapat disimpulkan bahwa masalah matematika merupakan merupakan situasi yang
terhalang karena belum diberikannya algoritma dalam mencari solusi yang dicari oleh
guru kepada siswa.
Pengertian Pemecahan masalah: Polya (1985) mengemukakan bahwa pemecahan
masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu
tujuan yang tidak dengan begitu saja segera dapat dicapai. Goldstein & Levin (dalam
Rosdiana & Misu, 2013: 2) pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses
kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan
rutin atau dasar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemecahan masalah dalam matematika adalah suatu aktivitas untuk mencari
penyelesaian dari masalah matematika yang dihadapi dengan menggunakan semua
bekal pengetahuan matematika yang dimiliki.
Kaitan anatara pemecahan masalah dan kreativitas: Berpikir kreatif mempunyai
kaitan yang erat dengan kemampuan pemecahan masalah. Dalam pemecahan terdapat
suatu Heuristik atau langkah berpikir untuk menemukan dan memecahkan suatu
masalah atau persoalan matematika. Langkah berpikir heuristik sangat memerlukan
kekreativitasan siswa dalam menemukan solusi melalui serangkaian tahapan berpikir
pada suatu permasalahan/situasi matematis. Dengan kreativitas siswa memandang
pemasalahan dari berbagi sisi serta mengetahui berbaga alternatif solusi permasalahan
sehingga siswa mampu menentukan solusi mana yang tepat dan dan paling efektif
dalam menyelesaikan masalah. Dengan kreaivitas tersebut peserta didik lebih terampil
dalam menjalankan prosedur-prosedur dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan
cermat (Hudojo, 1998).

10. Berpikir itu hierarkis, artinya mempunyai tingkat-tingkat dari yang terendah ke yang
tertinggi. Sebutkan dan jelaskan hierarki berpikir tersebut!
jawab:
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat memperbedakan,
menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Keterampilan ini
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dalam simbol atau
konseptualisasi. Dalam mempelajari keterampilan ini, seseorang memulainya dari hal-
hal yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Gagne membagi kategori hierarki
berpikir menjadi sub-sub keterampilan yang terurut berdasarkan tingkat
kompleksitasnya. Hierarki berpikir ini dirincikan ke dalam lima tingkatan, yaitu
belajar diskriminasi (membedakan), konsep nyata, mendefinisikan konsep, aturan, dan
tatanan aturan yang lebih tinggi menyelesaikan masalah.
a. Diskriminasi (membedakan)
Kemampuan ini merupakan kemampuan pertama yang harus dikuasai seseorang
dalam mempelajari keterampilan intelektual. Kemampuan membedakan yang
dimaksudkan adalah kemampuan untuk memberikan respons yang berbeda
terhadap berbagai stimulus yang diberikan antara bentuk satu atau lebih.
Penjelasan sederhananya adalah, seseorang dapat menyatakan sama atau tidaknya
dua stimulus yang diberikan. Hal ini dapat berupa tekstur, huruf, angka, bentuk,
dan suara.
b. Konsep Nyata
Belajar konsep nyata adalah mengetahui sifat-sifat umum benda nyata atau
kejadian dan mengelompokkan objek-objek atau kejadian-kejadian dalam satu
kelompok.
c. Mendefinisikan Konsep
Seseorang dikatakan telah belajar mendefinisikan konsep jika ia dapat
menunjukkan arti dari beberapa kelas khusus dari objek, kejadian, atau hubungan.
Dengan kata lain, mereka dapat membedakan contoh kejadian baru atau ide
dengan definisi mereka sendiri.
d. Aturann
Tingkatan selanjutnya adalah belajar aturan. Yaitu menerapkan hubungan tunggal
untuk memecahkan suatu bagian masalah.
e. Tatanan Aturan Lebih Tinggi Menyelesaikan Masalah
Aturan tatanan yang lebih tinggi ini disebut juga problem solving, atau
menyelesaikan masalah. Dalam tingkatan ini seseorang menerapkan sebuah
kombinasi aturan baru untuk menyelesaikan sebuah masalah kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Orton, Anthony2004. Learning Mathematics: Issues, Theory and Classroom


Practice.Caseel: University of leeds Centrefor Studies Science and Mathematics
Education
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud
Rusman. 2014. Model Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer: (JICA-UPI
Bandung)
Zevenbergen, R., Dole, S. & Wright,RJ. 2004. Teaching Mathematics in Primary Schools.
Australia: Allen &Unwin

Anda mungkin juga menyukai