Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI EFESIENSI REAKTOR UREA (R-201) PABRIK UREA 1A

PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR


Kristinah Haryani1), Mohammad Razak Scesario2), M Sugiarto3) , Suryanto4)
1,2,3)
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Soedharto – 50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058
4)
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof Soedharto – 50239 Semarang
Email: krisyani_83@yahoo.co.id

Abstrak
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan
rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Pabrik Urea Kaltim-1A menggunakan proses Stamicarbon “total recycle
CO2 stripping” dengan memanfaatkan Ammonia cair dan CO2 yang diproduksi oleh unit Ammonia
Kaltim-1A. Unit sintesa ialah suatu unit yang penting dalam proses pembuatan urea. Dalam penelitian
ini permasalahan yang diangkat ialah mengevaluasi efisiensi reaktor urea pada berbagai tingkatan level
didalam reaktor dengan membandingkan hasil perhitungan teoritis dengan aktual yang ada di pabrik
guna untuk melihat kondisi reaktor saat ini. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin tinggi suhu
reaktor maka konversi yang terbentuk semakin besar pula, konversi semakin besar seiring semakin tinggi
posisi larutan di dalam reaktor, dan berdasarkan hasil simulasi didapat letak ketinggian indikator TI-
204, TI-203, TI-202, TI-201 beserta konversi CO2nya.
Kata Kunci : “Evaluasi”, “Efisiensi”, “Reaktor urea”

1. Pendahuluan mengevaluasi efisiensi reaktor urea pada


Urea adalah senyawa organik yang tersusun berbagai tingkatan level didalam reaktor
dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan dengan membandingkan hasil perhitungan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau teoritis dengan aktual yang ada di pabrik
(NH2)2CO. Proses pembentukan urea guna untuk melihat kondisi reaktor saat ini.
merupakan hasil reaksi antara ammonia Reaktor Sintesa urea adalah jantung
(NH3) dan karbon dioksida (CO2). Pabrik terjadinya reaksi pembentukan urea di proses
Urea Kaltim-1A menggunakan proses pabrik-1A. Campuran gas (NH3, CO2) dan
Stamicarbon “total recycle CO2 stripping” larutan (karbamat) dari HPCC akan mengalir
dengan memanfaatkan Ammonia cair dan menuju reaktor melalui 2 line yang berbeda,
CO2 yang diproduksi oleh unit Ammonia dengan temperatur berkisar 176oC. Reaksi
Kaltim-1A. yang diharapkan terjadi pada reaktor adalah:
Secara garis besar proses pembuatan urea NH2COONH4 ⇔ CO(NH2)2 + H2O ∆H=+ 3-
terbagi menjadi beberapa unit penting yaitu, 6 kJ/mol
persiapan bahan baku, sintesa, resirkulasi, Reaksi endotermik diatas disuplai kebutuhan
evaporasi, granulasi dan finishing. Pada panasnya oleh 20% CO2 dan NH3 yang
pabrik urea Kaltim-1A sintesa urea dilakukan mengeluarkan panas saat bereaksi menjadi
dengan menggunakan 4 alat utama yaitu karbamat. Selain reaksi diatas dapat pula
HPCC (High Pressure Carbamat Condenser), terjadi reaksi lanjutan pembentukan biuret,
Reactor, HP Stripper, dan HP Scrubber, 4 sebagai berikut:
alat utama ini membentuk suatu resirkulasi CO(NH2)2 ⇔ NH2CONHCONH2 + NH3
yang dinamakan synthesis loop. Unit sintesa Agar biuret tidak terbentuk, aspek
ialah suatu unit yang penting dalam proses operasional yang perlu dihindari adalah
pembuatan urea. Dalam tugas khusus ini temperatur operasi yang tinggi, waktu tinggal
permasalahan yang diangkat ialah (residence time) yang lama, dan konsentrasi

79
urea yang tinggi atau konsentrasi ammonia langsung di lapangan serta data spesifikasi
yang rendah. rancangan alat yang dievaluasi. Data primer
Reaktor sintesis urea terdiri dari 11 buah juga didapat dari data logsheet, dan hasil
sieve tray dengan jumlah lubang pada setiap analisa lab unit Urea Pabrik-1A tanggal 31
tray berbeda-beda. Semakin ke atas jumlah Juli 2018. Data sekunder merupakan data
lubang pada tray semakin sedikit. Hal yang diperoleh dari studi literatur umum
tersebut bertujuan untuk meningkatkan maupun dari Unit Urea Pabrik-1A. Data-data
kontak antara fasa gas dan cair dan sekunder yang diperoleh ialah :
memperoleh waktu tinggal yang diperlukan 1) Data Desain Process Flow Diagram
yaitu berkisar 1-1,5 jam. Urea yang terbentuk maupun Process & Instrumentation
memiliki konsentrasi sekitar 38% dengan Diagram unit Sintesa Urea Pabrik-1A
nilai konversi gas CO2 sekitar 60%. Hasil 2) Data desain neraca massa unit Sintesa
reaksi berupa larutan akan keluar melalui Urea dan spesifikasi desain alat dari
overflow pada bagian bottom reaktor dengan Engineering Datasheet dan juga
temperatur 183oC dengan kandungan berupa Mechanical Catalog Urea Pabrik-1A
urea, air, karbamat, dan sisa ammonia untuk 3) Berat molekul komponen
selanjutnya dikirim menuju HP Stripper 4) Enthalpy pembentukan senyawa
(P2E201). Gas NH3, CO2 dan gas inert 5) Densitas larutan pada setiap aliran proses
yang tidak bereaksi keluar reaktor melalui Dalam melakukan pengumpulan data hingga
bagian atas untuk diproses di HP Scrubber penyusunan studi kasus diberlakukan
(P2E203). beberapa asumsi yang perlu diperhatikan
Variabel yang harus di perhatikan saat proses seperti :
sintesa urea adalah : 1) Simulasi Proses dilakukan pada basis
- Rasio N/C mulai inlet HPCC sampai system Steady-state/ keadaan tunak.
keluar reaktor berkisar 2,9 – 3,0 2) Rate Operasi Pabrik Urea-1A proporsional
- Tekanan sintesa yang berkisar antara terhadap mass flow umpan ke unit sintesa.
143 – 145 kg/cm2G 3) Faktor transportasi fluida seperti friksi
- Temperatur inlet reaktor berkisar 170 °C pipa, heat loss, fluid leakage dan factor
- Temperatur outlet reaktor berkisar 182°C faktor lainnya yang mungkin terjadi di
Pada kondisi tersebut di peroleh : lapangan diabaikan.
- Konversi CO2 menjadi urea dalam reaktor 4) CO2 bebas di representasikan sebagai
antara 59 – 60 % liquid dalam bentuk ammonia Carbamate
- Efisiensi stripping di dalam stripper 5) Tidak ada carbamate dan urea dalam
sekitar 80 – 85 % bentuk gas.
(Team Start Up POPKA, 1998) 6) Gas inert hanya didapat dari udara berupa
O2 dan N2.
2. Metode 7) Pembentukan biuret diabaikan
2.1. Pengumpulan Data
2.2. Langkah Penyelesaian Masalah
Dalam pengumpulan data terdapat dua jenis
data yaitu data primer dan data sekunder. Adapun langkah yang digunakan untuk
Data primer merupakan data yang diperoleh menyelesaikan masalah :
dari pengamatan dan pengukuran besaran 1) Mempelajari proses sintesa urea pada
operasi alat yang bersangkutan secara Pabrik-1A

80
2) Mengumpulkan data primer dan data bersifat eksotermis dimana semakin tinggi
sekunder suhu maka kesetimbangan bergeser kearah
3) Membuat permodelan menggunakan kiri (reaktan). Namun panas yang
Neraca Massa dan Neraca Panas berasal dikeluarkan dimanfaatkan oleh reaksi
dari reaktor Urea (2-R-201) dehidrasi urea sehingga konversi CO2
4) Memulai simulasi Reaktor urea (2-R-201) menjadi ammonium karbamat naik.
menggunakan software pemrograman Hubungan konversi dengan suhu ini dapat
Matlab, data yang digunakan untuk dilihat pada gambar 1.
simulasi proses didalam reaktor urea ialah
data desain dari “buku petunjuk operasi
pabrik urea unit-4 POPKA” Pabrik-1A.
5) Mengulangi simulasi dengan
menggunakan data aktual yang didapat
dari lapangan yang digunakan guna
mengevaluasi kinerja Reaktor R-201
dengan membandingkan hasil yang
didapat dari simulasi dengan
menggunakan data desain dan data aktual.
6) Membahas hasil yang didapatkan.
Gambar 1. Hubungan Suhu Reaktor
3. Hasil dan Pembahasan dengan Konversi CO2

3.1. Hubungan Suhu Terhadap Konversi Pada hasil run simulasi terdapat sedikit
Pada Proses Sintesa penyimpangan hasil yakni konversi menjadi
Di dalam reaktor urea terjadi reaksi urea desain sebesar 59,5% lebih besar
pembetukan ammonium karbamat dan reaksi dibandingkan dengan konversi aktual pada
dehidrasi ammonium karbamat menjadi urea. tanggal 31 Juli 2018 sebesar 58,9%. Hal ini
Panas reaksi pembentukan karbamat bisa dikarenakan banyaknya jumlah air yang
dimanfaatkan untuk melakukan reaksi masuk ke dalam reaktor. Semakin banyak
dehidrasi ammonium karbamat menjadi urea karbamat yang terkonversi menjadi urea,
yang bersifat endotermis. Ada nya panas maka semakin banyak air yang terbentuk,
reaksi yang dihasilkan dari reaksi sehingga kesetimbangan akan bergeser ke
pembentukan karbamat yang bersifat arah kiri (ke arah reaktan) hingga suatu
eksotermis menyebabkan suhu didalam kondisi dimana jumlah air lebih banyak
reaktor semakin tinggi. Semakin tingginya daripada jumlah karbamat. Selain itu,
suhu didalam reaktor menyebabkan konversi penyimpangan bisa terjadi diakibatkan
dehidrasi karbamat menjadi urea semakin pengambilan data dari referensi yang
besar. Hal ini disebabkan karena sifat reaksi berbeda. Hal ini berkaitan dengan nilai
dehidrasi ammonium karbamat menjadi urea kapasitas panas (Cp) yang digunakan pada
yang bersifat endotermis, sehingga bila suhu simulasi perhitungan Matlab. Apabila
dinaikkan maka kesetimbangan bergeser digunakan nilai Cp yang berbeda, maka akan
kearah kanan (produk). Sebaliknya, pada berbeda pula besarnya nilai konversi yang
reaksi pembentukan ammonium karbamat didapat dari simulasi (Perry, 1986).

81
3.2. Hubungan Tinggi Terhadap Konversi 3.3. Konversi pada setiap indikator level
Pada Proses Sintesa Berdasarkan hasil simulasi dengan
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa
menggunakan program Matlab yang dapat
ketika tinggi reaktor semakin meningkat
dilihat pada Tabel 1. didapatkan data sebagai
maka konversi akan semakin tinggi. Hal ini
berikut.
dikarenakan semakin tinggi reaktor maka
Tabel 1. Hasil simulasi menggunakan
waktu tinggal didalam reaktor semakin lama.
data aktual tanggal 31 Juli 2018
Hal ini menyebabkan proses pembentukan Konversi
Konversi
karbamat dan proses dehidrasi karbamat Tinggi
Suhu Data
CO2
CO2 Simulasi
Nama Alat (m) Simulasi
menjadi urea semakin lama sehingga dapat Desain
Aktual (°C)
Data aktual
Data Desain
(°C)
(°C)
menghasilkan produk yang lebih banyak.
TI-204 2,7 172,63 10,4 11,03
Berdasarkan rumus,
TI-203 10,5 176,73 34,05 36,35
TI-202 18,3 181,26 50,74 53,31
TI-201 26,1 181,71 62,6 63,9

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa


tinggi berbanding lurus dengan konversi Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
dehidrasi karbamat menjadi urea sehingga konversi CO2 desain dan actual pada suhu
semakin tinggi reaktor maka semakin besar yang sama memiliki perbedaan. Hal ini
pula konversi yang didapat (Levenspiel, disebabkan karena nilai rasio N/C desain
1972). lebih besar daripada rasio N/C actual yang
hanya 3,0. Semakin besar nilai rasio N/C
maka konversi CO2 semakin besar, sehingga
sesuai dengan Azaz Le Chatelier dimana
penambahan konsentrasi pada suatu
komponen dalam reaksi kesetimbangan akan
menggeser kesetimbangan ke arah yang
berlawanan (Zhang, 2001).
Selain itu pada tabel 1 juga dapat dilihat
bahwa suhu pada indikator temperatur
Gambar 2. Hubungan Tinggi Reaktor dan memiliki perbedaan antara aktual dan hasil
Konversi. dari simulasi . Hal ini disebabkan oleh ada
nya perbedaan flowrate input desain dan
Namun semakin tinggi reaktor dapat aktual reaktor sehingga mempengaruhi
menyebabkan pembentukan produk samping perhitungan. Selain itu, nilai kapasitas panas
biuret. Hal ini dikarenakan bila reaktor (Cp) yang digunakan pada simulasi
semakin tinggi maka waktu tinggal perhitungan Matlab juga berpengaruh.
didalamnya semakin lama, sehingga dapat Apabila digunakan nilai Cp yang berbeda,
menyebabkan reaksi lanjutan urea menjadi maka akan berbeda pula besarnya nilai yang
biuret. Biuret merupakan racun bagi tanaman didapat dari simulasi. Keterbatasan software
sehingga keberadaannya sangat diusahakan Matlab yang merupakan pendekatan juga
seminimal mungkin. Oleh karena itu pada mempengaruhi hasil terutama pada
reaktor sintesa urea, waktu tinggal didalam ketinggian diatas 23 m (Perry, 1986).
reaktor hanya 1 jam dan level reaktor dijaga Seharusnya pada kondisi diatas tray terakhir
sebesar 60-70% tinggi reaktor. (23m) sudah tidak terjadi konversi, namun
82
karena pada fungsi matlab ini berbanding 5. Daftar Pustaka
lurus antara tinggi dan konversi sehingga dari
hasil simulasi masih terjadi kenaikan • Levenspiel, O., 1972, “Chemical Reaction
konversi. Engineering”, 2nd ed, John Wiley
and Sons Inc, Singapore
4. Kesimpulan • Perry, R. H., Green, D. W., and Maloney,
Berdasarkan hasil perhitungan, hasil J. O., 1986, “Perry’s Chemical
simulasi, serta data-data yang telah EngineersHandbook”, 6th ed.,
dikumpulkan baik data primer ataupun data McGraw Hill-Book Co, Singapore.
sekunder maka dapat disimpulkan sebagai • Team Start Up POPKA. 1998. ”Buku
berikut. Suhu di dalam reaktor akan Petunjuk Operasi Pabrik Urea Unit-
mempengaruhi konversi didalam reaktor. 4 POPKA”. Bontang : PT. Pupuk
Semakin tinggi suhu reaktor maka konversi Kalimantan Timur.
yang terbentuk semakin besar pula. Akan • Treybal, E. R., 1981, “Mass-Transfer
tetapi pada suhu yang terlalu tinggi dapat Operations”, 3rd ed., McGraw Hill-
menyebabkan pembentukan biuret, sehingga Book Co, Singapore.
perbedaan suhu input dan output dijaga • Zhang, X.P., Yao, P.J., Wu, D., and Yuan,
sekitar 10-11°C untuk mendapatkan konversi Y., 2001, “Simulation of Urea
maksimum, konversi semakin besar seiring Reactor of Industrial Process”.,
semakin tinggi posisi larutan di dalam China : Dalian University of
reaktor, hal ini disebabkan semakin tinggi Technology.
posisi larutan maka semakin lama pula waktu
tinggal didalam reaktor sehingga konversi
semakin besar, dan berdasarkan hasil
simulasi didapat letak ketinggian indikator
TI-204, TI-203, TI-202, TI-201 beserta
konversi CO2nya.

83

Anda mungkin juga menyukai