Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,

Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

KENDALI OPTIMAL TEMPERATUR


PADA PROSES PRODUKSI BIODIESEL

Rosalia Dewi Lestarini,* M. Isa Irawan, dan Subchan

Pascasarjana Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya, Indonesia
Email *: arien_bee@yahoo.com

Abstrak
Krisis energi bahan bakar fosil telah menjadi masalah global di dunia. Semakin
meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar fosil dan semakin
berkurangnya cadangan energi tersebut, serta semakin tingginya tingkat polusi udara
yang diakibatkan menjadi alasan utama untuk mencari sumber energi alternatif yang
dapat diperbarui dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah biodiesel yang dapat
digunakan sebagai energi alternatif pengganti solar. Untuk memproduksi biodiesel
diperlukan suatu reaksi transesterifikasi yang mengkonversi trigliserida menjadi ester
metil asam lemak (biodiesel). Pada reaksi ini, temperatur menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil reaksi. Upaya pengendalian temperatur dalam proses produksi
biodiesel ini diformulasikan menjadi suatu masalah kendali optimal dengan fungsi
tujuan yaitu memaksimalkan biodiesel yang dihasilkan. Solusi optimal diperoleh dengan
menggunakan metode tak langsung yang menerapkan Pontryagin Maximum Principle
dan metode langsung yang mentransformasikan masalah kendali optimal ke dalam
bentuk NLP (Non Linear Programming). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
upaya pengendalian temperatur tersebut dapat meningkatkan konsentrasi biodiesel yang
dihasilkan.

Kata kunci : Biodiesel, Kendali Optimal, Pontryagin Maximum Principle,


Transesterifikasi

PENDAHULUAN

Selama ini, masyarakat di dunia, termasuk Indonesia, hanya menggantungkan kebutuhan


energi BBM pada sumber energi minyak yang terbuat dari fosil. Padahal, cadangan bahan
pembuatan minyak ini semakin menipis dan akan segera habis dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, dampak negatif penggunaan BBM terhadap lingkungan semakin terlihat jelas dengan
tingkat polusi udara yang semakin tinggi. Untuk mengatasi masalah global ini, diperlukan suatu
upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan. Salah
satu energi alternatifnya adalah biodiesel sebagai bahan bakar pengganti solar.
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif solar yang diproduksi dari sumber daya
alam hayati yang bisa diperbarui, seperti minyak nabati atau lemak hewani (Susilo, 2006). Minyak
nabati dari tanaman mengandung komponen trigliserida yang selanjutnya dikonversi secara kimia
dalam reaksi transesterifikasi menjadi ester metil asam-asam lemak (biodiesel). Beberapa studi
menunjukkan bahwa dalam reaksi transesterifikasi tersebut, terdapat empat faktor utama yang
mempengaruhi hasil reaksi, yaitu rasio molar, waktu reaksi, katalis, dan temperatur reaksi (Leung,
dkk, 2010).

M-1
Rosalia Dewi L, M. Isa Irawan, Subchan / Kendali Optimal Temperatur

Dalam makalah ini disajikan mengenai suatu upaya untuk mengendalikan temperatur agar
optimal selama reaksi transesterifikasi berlangsung sehingga didapatkan hasil biodiesel yang
maksimal. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana bentuk kendali optimal temperatur dalam
proses produksi biodiesel serta menentukan konsentrasi maksimal biodesel yang dihasilkan. Bahan
baku dalam proses produksi biodiesel ini adalah minyak nabati dari tanaman kedelai. Senyawa
trigliserida yang terkandung di dalamnya akan dikonversi menjadi ester metil/biodiesel melalui
reaksi transesterifikasi yang berlangsung di dalam batch reactor. Reaksi transesterifikasi ini
menggunakan metanol sebagai alkhohol dan NaOH sebagai katalis alkali. Sedangkan rasio molar
antara metanol dan trigliserida yang digunakan dalam reaksi ini adalah 6 : 1.

PEMBAHASAN
Model Matematika Kinetika Reaksi Transesterifikasi

Tahapan utama dalam proses produksi biodiesel adalah reaksi transesterifikasi yang
mengkonversi senyawa trigliserida menjadi ester metil/biodiesel dan gliserol sebagai produk
sampingan. Reaksi ini dapat berlangsung dengan bantuan alkohol dan katalis alkali secara
reversible melalui 3 tahapan, yaitu (Noureddini, dkk, 1997), (Benavides, dkk, 2011) :
k1 ,k2
TG+CH3 OH ⇔ DG+R 1 COOCH3
k3 ,k 4
DG+CH3 OH ⇔ MG+R2 COOCH3
k 5 ,k6
MG+CH 3 OH ⇔ GL+R 3 COOCH 3
Reaksi keseluruhan :
TG+3CH3 OH⇔ 3RCOOCH3 +GL
(1)

Berdasarkan prinsip konservasi massa, kinetika dari reaksi transesterifikasi pada


persamaan (1) yang berlangsung di dalam batch reactor dapat diturunkan menjadi suatu model
matematika berupa persamaan diferensial biasa yang non-linear sebagai berikut (Noureddini, dkk,
1997), (Benavides, dkk, 2011) :
b1 b
dC TG −
T ( t)

2

f 1= =−a1 e C TG (t )C A (t )+a2 e T (t ) C DG (t )C E (t )
dt (2)
b1 b2 b3 b4
dC DG −
T (t )
− − −
f 2= =a 1 e CTG (t )C A (t )−a2 e T ( t ) C DG (t )C E (t )−a3 e T (t ) C DG (t )C A (t )+a 4 e T (t ) C MG (t )C E (t )
dt (3)
b3 b b b
dC − −
4

5

6

f 3 = MG =a3 e T (t ) C DG (t )C A (t )−a 4 e T (t ) C MG (t )C E (t ) −a 5 e T (t ) C MG (t )C A (t )+a6 e T (t ) CGL (t )C E (t )


dt
(4)
b1 b b b
dC − −
2

3

4

f 4 = E =a1 e T ( t) C TG (t )C A (t )−a2 e T (t ) C DG (t )C E (t )+a 3 e T (t ) C DG (t )C A (t ) −a4 e T (t ) C MG (t )C E (t )


dt
b5 b6
− −
T( t ) T (t )
+a 5 e C MG (t )C A (t )−a6 e CGL (t )C E (t ) (5)
b1 b2 b3 b4
dC A dC E −
T ( t)

T (t )

T (t )

T ( t)
f 5= =− =−a 1 e C TG (t )C A (t )+a 2 e C DG (t )C E (t )−a 3 e C DG (t )C A (t ) +a 4 e C MG (t )C E (t )
dt dt
b5 b6
− −
T (t ) T (t )
−a5 e C MG (t )C A (t )+a6 e CGL (t )C E (t )

M-2
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
(6)
b5 b
dC GL −
T ( t)

6

f 6= =a5 e C MG (t )C A (t )−a6 e T ( t ) C GL(t )C E (t )


dt (7)

dengan
CTG CA
: konsentrasi trigliserida (mol/L) : konsentrasi metanol (mol/L)
CDG CGL
: konsentrasi digliserida (mol/L) : konsentrasi gliserida (mol/L)
CMG T : temperatur reaksi (K)
: konsentrasi monogliserida (mol/L)
CE : konsentrasi ester metil/biodiesel (mol/L)
ai : faktor frekuensi untuk tiap-tiap komponen (i=1,2,…,6)
bi :
Eai / R , dengan Eai adalah energi aktivasi untuk tiap-tiap komponen ( kJmol
1

3
), (i=1,2,…,6) dan R adalah konstanta gas ( 8.314 10 kJmol K )
-1 -1

Persamaan (2) - (7) merupakan sistem dinamik dari masalah kendali optimal temperatur
dalam proses produksi biodiesel. Adapun fungsi tujuannya adalah memaksimalkan konsentrasi
ester metil/biodiesel yang dihasilkan, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
J =C E (t f ) (8)
dengan kondisi awal dan kondisi batas sebagai berikut :
0<t <t f , T min <T < T max , C TG ( 0 )=C TG , C DG ( 0)=C DG ,
0 0
C MG ( 0 )=C MG , C E ( 0 )=C E , C A ( 0 )=C A , CGL ( 0 )=C GL
0 0 0 0

Penyelesaian Masalah Kendali Optimal Temperatur

Pada umumnya, masalah kendali optimal sulit diselesaikan secara analitik sehingga
diperlukan pendekatan numerik untuk mencari solusinya. Terdapat dua pendekatan numerik yang
dapat digunakan, antara lain ( Subchan, dkk, 2009) :
1. Metode Tidak Langsung ( Indirect Method )
Dalam metode tidak langsung, masalah kendali optimal diselesaikan dengan menurunkan
kondisi perlu berdasarkan Pontryagin Maximum Principle. Metode ini memiliki beberapa kesulitan
karena diperlukan turunan dari persamaan adjoin (co-state), persamaan state, kondisi optimal, dan
kondisi transversality yang tidak mudah diselesaikan.
Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah kendali optimal temperatur pada proses
produksi biodiesel adalah membentuk fungsi Hamiltonian, yaitu :
H ( x(t ),u(t ), λ(t ),t )=V ( x(t ),u(t ),t )+ λ(t )f ( x(t ),u(t ),t )

M-3
Rosalia Dewi L, M. Isa Irawan, Subchan / Kendali Optimal Temperatur
6
H=∑ λ i f i
i=1
b1 b2

( −
T
=λ 1 − a1 e C TG C A +a2 e C DG C E
b1 b2

T
) b3 b4
− − − −
+λ2 (a1 e T CTG C A −a2 e T C DG C E−a3 e T C DG C A +a4 e T C MG C E )
b3 b4 b5 b6

( − −
+λ3 a3 e C DG C A −a4 e T C MG C E −a5 e C MG C A +a6 e T CGL C E
T

T

)
b1 b2 b3 b4 b5 b6
− − − − − −
+λ4 (a1 e C TG C A −a2 e T C DG C E +a 3 e T C DG C A −a4 e T C MG C E +a5 e T C MG C A −a6 e T C GL C E )
T

b1 b2 b3 b4 b5 b6
− − − − − −
T
+λ5 (−a1 e C TG C A +a2 e C DG C E −a3 e C DG C A +a4 e C MG C E −a 5 e C MG C A +a6 e T CGL C E )
T T T T

b5 b6

( −
T
+λ6 a 5 e C MG C A −a6 e T CGL C E

)
(9)

Berdasarkan Pontryagin Maximum Principle, kondisi perlu yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan solusi optimal adalah:

Kondisi Stasioner
Kondisi stasioner yang harus dipenuhi adalah turunan fungsi Hamiltonian terhadap variabel
kendali, yaitu temperatur (T) harus sama dengan nol.
∂H
=0
∂T
b1 b b b
∂H b − b −
2
b −
1
b −
2

=− 12 λ1 a 1 e T C TG C A + 22 λ 1 a2 e T C DG C E + 12 λ 2 a 1 e T C TG C A − 22 λ2 a2 e T C DG C E
∂T T T T T
b3 b b b
b3 −
T b4 −
T
4
b3 −
T
3
b4 −
T
4

− λ 2 a3 e C DG C A + λ2 a 4 e C MG C E + λ3 a3 e C DG C A − λ3 a 4 e C MG C E
T2 T2 T2 T2
b5 b6 b1 b2
b5 −
T b6 −
T
b1 −
T
b2 −
T
− λ 3 a5 e C MG C A + λ3 a 6 e C GL C E + λ 4 a1 e C TG C A − λ 4 a2 e C DG C E
T2 T2 T2 T2
b b4 b5 b6
b3 − 3 b4 − b5 − b6 −
T T T T
+ λ 4 a3 e C DG C A − λ 4 a4 e C MG C E + λ 4 a5 e C MG C A − λ 4 a6 e C GL C E
T2 T2 T2 T2
b1 b b b
b1 −
T b2 −
T
2
b3 −
T
3
b4 −
T
4

− λ 5 a1 e C TG C A + 2
λ5 a 2 e C DG C E − 2
λ 5 a3 e C DG C A + 2
λ5 a 4 e C MG C E
T2 T T T
b5 b6 b5 b6
b5 −
T b6 −
T
b5 −
T
b6 −
T
− 2
λ 5 a5 e C MG C A + 2
λ5 a 6 e C GL C E + 2
λ 6 a5 e C MG C A − 2
λ 6 a6 e CGL C E
T T T T
=0
(10)
Misalkan

M-4
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
A=−λ1 a1 b1 CTG C A I =−λ 3 a5 b 5 C MG C A Q=−λ 5 a1 b 1 CTG C A
B=λ 1 a2 b 2 C DG C E J = λ3 a 6 b6 C GL C E R=λ5 a2 b2 C DG C E
C=λ2 a1 b1 C TG C A K =λ 4 a1 b1 C TG C A S=−λ5 a3 b3 C DG C A
D=− λ2 a2 b2 C DG C E L=− λ4 a2 b 2 C DG C E T =λ 5 a4 b 4 C MG C E
E=−λ2 a 3 b3 C DG C A M =λ 4 a3 b3 C DG C A U =−λ5 a5 b 5 C MG C A (11)
F=λ2 a4 b4 C MG C E N =−λ 4 a4 b 4 C MG C E V =λ5 a6 b 6 C GL C E
G=λ 3 a3 b3 C DG C A O=λ 4 a5 b 5 C MG C A W =λ6 a5 b 5 C MG C A
H=−λ 3 a 4 b 4 C MG C E P=− λ4 a6 b 6 CGL C E X =−λ6 a6 b 6 C GL C E

maka didapatkan
4 ( b1 +b 2 +b 3 +b 4 + b5 + b6 )
T=
ln ( ABCDEFGHIJKLLMNOPQRSTUVWX ) (12)

Persamaan State
Berdasarkan fungsi Hamiltonian pada persamaan (9), didapatkan persamaan state yang harus
diselesaikan, yaitu :

∂H
ẋ i (t )=
( )∂ λi
b1 b2
∂H − −
Ċ TG (t )=
( )
∂ λ1
=−a1 e T CTG C A +a 2 e T C DG C E
b1 b2 b3 b4
∂H − − − −
Ċ DG (t )=
( )
∂ λ2
=a1 e T C TG C A −a2 e T C DG C E −a3 e T C DG C A +a4 e T C MG C E
b3 b4 b5 b6

( ∂∂ Hλ ) =a e
− − − −
T T T T
Ċ MG (t )= 3 C DG C A −a 4 e C MG C E−a5 e C MG C A +a6 e CGL C E
3
b1 b2 b3 b4 b5 b6
∂H − − − − − −

( )
Ċ E (t )=
∂ λ4
=a1 e T CTG C A −a 2 e T C DG C E +a3 e T C DG C A −a 4 e T C MG C E + a5 e T C MG C A −a 6 e T C GL C E
b1 b2 b3 b4 b5 b6

( ∂∂ Hλ )=−a e
− − − − − −
T T T T T T
Ċ (t )=
A 1 C TG C A + a2 e C DG C E −a3 e C DG C A + a4 e C MG C E −a5 e C MG C A + a6 e C GL C E
5
b5 b6
∂H − −

( )
ĊGL (t )=
∂ λ6
=a5 e T C MG C A −a6 e T C GL C E

dengan kondisi awal sebagai berikut


CTG ( 0 )=C TG , C DG ( 0)=C DG , C MG ( 0)=C MG , C E ( 0 )=C E , C A ( 0 )=C A , C GL( 0 )=C GL
0 0 0 0 0 0

Persamaan Co-state
∂H
Sedangkan untuk persamaan Co-state dinyatakan oleh
( )
λ̇i (t )=−
∂ xi
, sehingga diperoleh
b1 b1 b1 b1
∂H − − − −
λ̇1 ( t )=−
( ∂ CTG )
=λ1 a 1 e T C A −λ2 a1 e T C A −λ 4 a1 e T C A + λ5 a1 e T C A

M-5
Rosalia Dewi L, M. Isa Irawan, Subchan / Kendali Optimal Temperatur
b2 b2 b3 b3 b2 b3
∂H − − − − − −
λ̇2 (t )=−
( ∂C DG )
=− λ1 a2 e T C E + λ2 a2 e T C E + λ2 a3 e T C A −λ3 a3 e T C A + λ 4 a2 e T C E −λ 4 a3 e T C A
b2 b3
− −
T T
−λ 5 a2 e C E +λ5 a3 e CA
b4 b4 b5 b4 b5 b4
∂H − − − − − −
λ̇3 (t )=−
(
∂C MG
=−λ2 a 4 e
) T
CE + λ3a4 e T
C E + λ 3 a5 e T
C A +λ 4 a 4 e T
C E− λ4 a 5 e T
C A − λ 5 a4 e T
CE
b5 b5
− −
T T
+ λ5 a 5 e C A −λ6 a5 e CA
b2 b2 b4 b4 b6 b2
∂H − − − − − −
λ̇ 4 (t )=−
( ) ∂CE
=−λ 1 a2 e T
C DG + λ2 a2 e T
C DG −λ 2 a 4 e T
C MG + λ3 a4 e T
C MG − λ3 a6 e T
C GL + λ 4 a2 e T
C DG
b4 b6 b2 b4 b6 b6
− − − − − −
T T T T T T
+ λ4 a4 e C MG + λ 4 a6 e C GL −λ 5 a 2 e C DG −λ5 a 4 e C MG− λ5 a6 e C GL + λ 6 a 6 e C GL
b1 b1 b3 b3 b5 b1 b3
∂H − − − − − − −
λ̇5 (t )=−
( )
∂C A
=λ 1 a1 e T
C TG −λ 2 a 1 e T
CTG + λ2 a3 e T
C DG −λ 3 a3 e T
C DG +λ3 a5 e T
C MG −λ 4 a1 e T
CTG −λ4 a 3 e T
C DG
b5 b1 b3 b5 b5
− − − − −
T T T T T
−λ 4 a5 e C MG + λ5 a1 e C TG +λ5 a3 e C DG + λ5 a5 e C MG − λ6 a5 e C MG
b6 b6 b6 b6
∂H − − − −
λ̇6 (t )=−
( ) ∂C GL
=−λ3 a6 e T C E + λ 4 a6 e T C E − λ5 a6 e T C E + λ6 a6 e T C E

dengan kondisi batas yang diturunkan dari kondisi transversality adalah sebagai berikut :
λ1 (t f )=0 , λ 2 (t f )=0 , λ3(t f )=0 , λ4 (t f )=1 , λ 5 (t f )=0 , λ 6 (t f )=0
Kendala lain dalam metode ini adalah sulit untuk menebak nilai awal dari variabel adjoin
karena tidak memiliki deskripsi secara fisis. Oleh karena itu, solusi optimal dari masalah kendali
optimal temperatur pada proses produksi biodiesel tidak dapat ditentukan dengan metode ini
sehingga perlu dilakukan pendekatan lain, yaitu metode langsung.

2. Metode Langsung (direct method)


Metode langsung didasarkan pada transformasi masalah kendali optimal ke dalam
permasalahan Non Linear Programming (NLP) dengan mendiskritisasi persamaan state dan/ atau
persamaan kendali. Penyelesaian masalah kendali optimal temperatur pada proses produksi
biodiesel dilakukan dengan menggunakan toolbox DOTcvp yang dijalankan pada software
MATLAB 7.10.0. DOTcvp (Dynamic Optimization Toolbox with control vector parameterization
approach) merupakan toolbox yang menerapkan metode pendekatan parameterisasi variabel
kendali yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah NLP (Harmijer, dkk, 2008).
Untuk dapat melakukan simulasi dari masalah kendali optimal temperatur dengan
menggunakan DOTcvp, diperlukan nilai-nilai parameter dari model sistem dinamik yang
dinyatakan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Parameter (Benavides, dkk, 2011)


a1 a2 a3 a4 a5 a6
3.92x107 5.77 x105 5.88 x1012 0.98 x1010 5.35 x103 2.15 x104
b1 b2 b3 b4 b5 b6
6614.83 4997.98 9993.96 7366.64 3231.18 4824.87

Simulasi Numerik dan Analisa Hasil

Simulasi untuk masalah kendali optimal temperatur dilakukan dengan waktu awal t0 = 0
dan waktu akhir tf = 100. Variabel kendali adalah temperatur yang memiliki batas bawah 303K dan
batas atas 338K (titik didih metanol). Adapun kondisi awal untuk setiap variabel state dinyatakan
dalam Tabel 2.
M-6
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

Tabel 2. Kondisi Awal Variabel State (Benavides, dkk, 2011)


CTG(0) CDG(0) CMG(0) CE(0) CA(0) CGL(0)
0.3226 0 0 0 1.9356 0

Simulasi dilakukan dalam 3 kasus dengan kondisi awal dari variabel kendali (temperatur) yang
berbeda-beda, yaitu 303K, 313K, dan 323K dengan menggunakan nilai parameter pada Tabel 1 dan
kondisi awal pada Tabel 2.

Kasus dengan temperatur awal T0 = 303K

Tahap pertama adalah melakukan simulasi untuk sistem dinamik dengan mengasumsikan
temperatur adalah konstan, yaitu T = 303 K sehingga diperoleh profil konsentrasi untuk masing-
masing komponen seperti pada Gambar 1(a). Konsentrasi untuk komponen ester metil/biodiesel
(CE) yang dihasilkan adalah 0.5839 mol/L. Tahap selanjutnya adalah melakukan kendali optimal
temperatur dengan T0 = 303K sehingga diperoleh profil konsentrasi pada Gambar 1(b).

2 2
CTG CDG CMG CE CA CGL CTG CDG CMG CE CA CGL
1.8 1.8

1.6 1.6

1.4 1.4
Konsentrasi (mol/L)

1.2
Konsentrasi (mol/L)

1.2

1 1

0.8 0.8

0.6 0.6

0.4 0.4

0.2 0.2

0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit) Waktu (menit)

Gambar 1. Profil konsentrasi (a) T konstan 303K (b) T optimal dengan T0=303K

Tampak pada kedua grafik di atas bahwa konsentrasi komponen trigliserida (CTG) dan
metanol (CA) menurun karena saling bereaksi untuk menghasilkan ester metil/biodiesel (CE) dan
gliserol (CGL), akibatnya grafik konsentrasi kedua komponen tersebut tampak mengalami kenaikan.
Apabila kedua grafik tersebut dibandingkan, tampak bahwa konsentrasi ester metil/biodiesel yang
dihasilkan pada saat temperatur optimal mengalami kenaikan yang signifikan. Konsentrasi
maksimal untuk komponen ester metil/biodiesel (CE) yang dihasilkan pada saat temperatur optimal
mencapai 0.83158 mol/L sehingga terjadi kenaikan yang signifikan sebesar 42.42%.
Sedangkan profil kendali optimal temperatur pada proses produksi biodiesel dalam kasus
ini tampak pada Gambar 2. Grafik tersebut menunjukkan nilai temperatur pada saat t = 0 adalah
334.2 K, sedangkan selama 18 menit pertama temperatur akan menurun dengan skala kecil.
Selanjutnya, temperatur akan terus naik dan setelah reaksi berjalan selama 70 menit temperatur

M-7
Rosalia Dewi L, M. Isa Irawan, Subchan / Kendali Optimal Temperatur
akan stabil pada 338K.
338 338

333 333

328 328
Temperatur (K)

Temperatur (K)
323 323

318 318

313 313

308 308

303 303
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit) Waktu (menit)

Gambar 2. Profil temperatur optimal Gambar 3. Profil temperatur optimal


dengan T0 = 303K dengan T0 = 313K

Kasus dengan temperatur awal T0 = 313K

Pada kasus ini, dilakukan tahapan simulasi yang sama dengan kasus sebelumnya. Dengan
menggunakan temperatur awal sebesar 313 K, profil dari temperatur optimal tampak pada Gambar
3. Jika dilakukan perbandingan antara grafik temperatur optimal pada Gambar 2 dan Gambar 3,
maka tampak tidak ada perbedaan. Ini menunjukkan bahwa meskipun menggunakan temperatur
awal yang berbeda, profil temperatur optimal yang dihasilkan ternyata sama.
Perbandingan hasil konsentrasi masing-masing komponen yang diperoleh pada saat
menggunakan temperatur konstan dan temperatur optimal tampak pada Gambar 4. Konsentrasi
ester metil/biodiesel yang dihasilkan pada saat temperatur konstan 313 K adalah 0.7294 mol/L.
Sedangkan pada saat temperatur optimal, konsentrasi maksimal ester metil/biodiesel yang
dihasilkan mencapai 0.83159 mol/L. Kenaikan yang terjadi pada konsentrasi ester metil/biodiesel
pada dua kondisi tersebut sebesar 14.01% .
2 2
C C C C C C C C C C C C
TG DG MG E A GL TG DG MG E A GL

1.8 1.8

1.6 1.6

1.4 1.4
Konsentrasi (mol/L)

1.2
Konsentrasi (mol/L)

1.2

1 1

0.8 0.8

0.6 0.6

0.4 0.4

0.2 0.2

0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit) Waktu (menit)

Gambar 4. Profil konsentrasi (a) T konstan 313K (b) T optimal dengan T0=313K
M-8
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

Kasus dengan temperatur awal T0 = 323K

Temperatur awal yang digunakan pada kasus simulasi ini adalah 323K. Dengan
melakukan tahapan simulasi yang sama, hasil profil konsentrasi yang diperoleh terdapat pada
Gambar 5. Tampak terdapat kenaikan hasil biodiesel yang diperoleh pada saat menggunakan
temperatur optimal, yaitu sebesar 4.09 %. Kenaikan ini tidak terlalu signifikan dibandingkan dua
kasus sebelumnya. Hal ini dikarenakan konsentrasi ester metil/biodiesel pada saat temperatur
konstan adalah 0.7989 mol/L sedangkan pada saat temperatur optimal konsentrasi maksimal ester
metil/biodiesel mencapai 0.83157 mol/L.
Sedangkan profil dari temperatur optimal pada kasus ini tampak pada Gambar 6. Grafik
yang dihasilkan menunjukkan profil temperatur optimal yang sama dengan dua kasus sebelumnya.
Pada saat waktu t = 0, nilai temperatur adalah 334.2 K, sedangkan pada 18 menit pertama
temperatur akan menurun. Selanjutnya, temperatur akan terus naik hingga setelah reaksi berjalan
selama 70 menit temperatur akan mencapai maksimal dan stabil pada 338K.

2 2
C C C C C C
TG DG MG E A GL C C C C C C
TG DG MG E A GL
1.8 1.8

1.6 1.6

1.4 1.4
Konsentrasi (mol/L)

Konsentrasi (mol/L)

1.2 1.2

1 1

0.8 0.8

0.6 0.6

0.4 0.4

0.2 0.2

0 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit) Waktu (menit)

Gambar 5. Profil konsentrasi (a)T konstan 323K (b) T optimal dengan T0=323K

M-9
Rosalia Dewi L, M. Isa Irawan, Subchan / Kendali Optimal Temperatur

338

333

328

Temperatur (K)
323

318

313

308

303
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Waktu (menit)

Gambar 6. Profil temperatur optimal dengan T0 = 323K

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, kesimpulan yang dapat
diambil adalah :
1. Solusi temperatur optimal dari masalah kendali temperatur optimal pada proses produksi
biodiesel diperoleh dengan menggunakan pendekatan metode tidak langsung.
2. Terdapat tiga kasus simulasi untuk mendapatkan solusi dari masalah kendali optimal
temperatur, yaitu penggunaan temperatur awal 303K, 313K, dan 323K.
3. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan temperatur optimal selama reaksi
berlangsung dapat memaksimalkan konsentrasi ester metil/biodiesel yang dihasilkan daripada
penggunaan temperatur konstan.

4. Kenaikan konsentrasi ester metil/biodiesel yang paling signifikan sebesar 42.42% terjadi
ketika menggunakan temperatur awal 303K. Untuk kasus dengan temperatur awal 313K,
kenaikan konsentrasi ester metil/biodiesel yang terjadi sebesar 14.01%. Sebaliknya, kenaikan
yang tidak signifikan yaitu 4.09% dihasilkan apabila menggunakan temperatur awal 323K.

5. Temperatur optimal yang dihasilkan adalah sama meskipun menggunakan temperatur awal
yang berbeda-beda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tomas Hirmajer, Miroslav Fikar, Eva Balsa
Canto, dan Julio Rodrıguez Banga atas kontribusi beliau dalam pembuatan DOTcvp yang telah
digunakan dalam pembahasan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Benavides,P. T dan Diwekar, U. (2011), "Optimal Control of Biodiesel Production in a Batch


Reactor (Part I: Deterministic Control)", Fuel.

Leung, D.Y.C., Xuan, W., dan Leung, M. (2010), ”A Review on Biodiesel Production Using

M-10
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
Catalyzed Transesterification”, Applied Energy,Vol. 87, hal. 1083.

Noureddini, H. dan Zhu, D. (1997), “Kinetic of Transesterification of Soybean Oils”, JAOCS,


Vol. 74, hal. 1457.

Subchan, S. dan Zbikowski, R. (2009), Computational Optimal Control Tools and Practice, John
Willey and Sons Ltd. Publication, United Kingdom.

Susilo, B. (2006), Biodiesel, Trubus Agrisarana, Surabaya.

Hirmajer, T., Fikar,M., Balsa-Canto,E., dan Banga,J.R. (2008), DOTcvp: Dynamic Optimization
Toolbox with Control Vector Parameterization approach, Technical Report, FCHPT STU
Bratislava, Slovak Republic.

M-11

Anda mungkin juga menyukai