DISUSUN KELOMPOK 2 :
JURUSAN FISIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kehendaknya lah sehingga
critical book review ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun topik dari CBR ini
adalah tentang Persamaan diferensial parsial.
Tujuan dibuatnya CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Persamaan
diferensial fisika yang berbasis KKNI. Penulis berharap semoga tugas CBR ini dapat dijadikan
refrensi bagi pembaca dalam menulis membandingkan dua buku yang memiliki topik
pembahasan yang sama.
Makalah ini masih jauh dari hasil yang diharapkan baik dari segi pengetikan,penyusunan,
isi dan lain lain, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kelengkapan dan kesempurnaan tugas selanjutnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.2 Tujuan....................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
2.3 Pembahasan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Persamaan differensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan
berbagai macam disiplin ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan
teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang berubah secara
kontinu dimodelkan oleh fungsi matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan
diketahui atau dipostulatkan. Ini terlihat misalnya pada mekanika klasik, di mana gerakan sebuah
benda diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu.
Teori persamaan differensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel
bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil
atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks.
Lebih jauh lagi, persamaan differensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari
turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut.
Persamaan differensial parsial (PDP) adalah persamaan differensial di mana fungsi yang
tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga
melibatkan turunan parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada persamaan differensial
biasa, namun klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik, dan parabolik,
terutama untuk persamaan differensial linear orde dua, sangatlah penting.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya review pada kedua buku ini adalah untuk mengetahui perbandingan
kedua buku berdasarkan kelebihan maupun kekurangan masing-masing buku yang ditinjau
berdasarkan beberapa aspek.
1.3 Identitas Buku
IDENTITAS BUKU II
ISBN : 978-979-29-1401-6
BAB II
PEMBAHASAN
DIFERENSIAL PARSIAL
Dalam matematika, kita mengenal dengan istilah persamaan diferensial, yang mana
terdapat dua macam yakni persamaan diferensial Umum (ordinary diferential equations, ODEs)
dan persamaan diferensiaal parsial (PDEs). Persamaan diferensial parsial adalah sebuah yang
terdapat banyakfungsi variable yang tidak diketahui bersama dengan turunnya secara parsial.
Berbeda dengan PDEs yang hanya terdapat dari satu variable bersama turunnya.
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat satu atau
lebih turunan parsial dengan dua atau lebih variabel bebas. Orde dari PD parsial :
tingkat tertinggi dari derivatif yang ada dalam PD. Derajat dari PD parsial : pangkat
tertinggi dari turunan tingkat tertinggi yang ada dalam PD.
y=f ( x )
Turunan dari fungsi tersebut (df/dx) bisa berarti kemiringan (slope) atau luas alas bidang
dibawah grafik atau sebuah kelajuan (rate) sebuah sistem.
Untuk menunjukkan bahwqa fungsi f tersebut diturunkan terhadap x saja dan y bernilai
konstan (juga sebaliknya) kita tuliskan sbb :
∂f ∂f
z=f ( x , y )→ ,
∂x ∂ y
Penulisan diatas kita sebut sebagai penurunan secara parsial (partial diferensial). Notasi lain
yang juga sering ditunjukkan untuk istilah diferensial parsial adalah
f (x , y )→f x , f y
Ilustrasi kasus
f (x , y)=x 3 y−e xy
∂f ∂f
=f x y3 x 2 − ye xy ; =f y =x3−xe xy
∂x ∂y
2
∂2 f ; ∂ 2 =f xx =6 yx− y 2 e xy
=f =3 x 2 −e xy − yxe xy
∂ x ∂ y xy ∂x
x3 x5 x7
sin x=x− + − +.. .
3! 5 ! 7 ! semua x
y2 y4 y6
cos y=1− + − +. ..
2! 4 ! 6 ! semua y
Maka
x 3 x5 x 7 y2 y4 y6
(
f (x , y )=sin x cos y= x− )(
+ − +.. . 1− + − +. . .
3 ! 5! 7 ! 2! 4! 6! )
xy 2 xy 4 xy 6 6 !
¿ x− + − +.. .
2! 4 !
Maka dengan mudah kita telah mendapatkan sebuah pangkat untuk dua variable
d2 y
=(−)
dx 2 (nilai maximum)
Untuk persamaan yang memiliki dua variable, maka
dz dz
z=f ( x , y )→ =0 dan 0
dx dy (nilsi maxsimum dan minimum)
Ilustarsi 1 : carilah jarak minimum (jarak = r2=x2+y2+z2) untuk perpotongan 7x+24z=0 dan xy=6
f (x , y , z )=f ( x , y , z )+r 2 =x 2 + y 2 + z2
φ1 ( x , z )=7 x +24 z=0
Diketahui φ2 ( x , y )=xy=6
Untuk kasus minimum dan maximum kita dapatkan
F( x , y , z )=f ( x , y , z )+ λ1 φ1 ( x , z )
F( x , y , z )=x 2 + y 2 + z 2 +7 xλ 1 +24 zλ 1 + λ2 xy =0
Cari nilai λ2 dan λ1 dan subsitusikan persamaan pembatas untuk persamaan dibawqah.
Berdasakan persamaan pembatas didapat
6 7
xy=6 →x= ; 7 x +2 z=0→ z=− x
y 24
Subsitui
∂F 2y
=2 y +xλ2 =0 → λ2 =−
∂y x
∂F 1 7 x 7 x 42 21
=2 z 24 λ1 =0→ λ1 =− (− )= = =
∂z 12 24 288 288 y 144 y
2.2 Ringkasan Buku II
Persamaan Diferensial
Pendahuluan
Sesuai dengan namanya, suatu persamaan disebut persamaan diferensial apabila
dy dy dy
mempunyai bentuk diferensial, misalnya atau bentuk diferensial . x adalah
dt dx dx
variabel bebas dan y adalah variabel tak Pada bebas. Persamaan diferensial merupakan
manifestasi dalam usaha untuk memahami fenomena alam yang selanjutnya dapat digunakan
untuk memprediksi fenomena tersebut. Jadi, persamaan diferensial merupakan bentuk matematis
dari suatu model atau imitasi fenomena fisis, kimiawi maupun biologis. Pada umumnya, bentuk
persamaan diferensial merupakan bentuk fenomena yang menerangkan objek yang diamati
(variabel tergantungnya) sebagai fungsi waktu (f) dan/atau ruang (x,y,z).
Secara umum, persamaan diferensial dapat dikategorikan berdasarkan variabel bebasnya
(independent variable). Jika hanya mempunyai satu variabel bebas, suatu persamaan disebut
persamaan diferensial biasa (PDB) atau ordinary differential equations (ODE), sedangkan bila
mempunyai lebih dari satu variabel bebas, disebut persamaan diferensial parsial (PDP) atau
partial differential equations (PDE). Persamaan 5.1 merupakan bentuk persamaan diferensial
biasa karena variabel bebasnya (x) hanya satu, sedangkan Persamaan 5.2 disebut persamaan
diferensial parsial karena mempunyai dua variabel bebas, yaitu t dan x. Berikut adalah
persamaan untuk diferensial biasa dan diferensial parsial:
1. persamaan diferensial biasa
d2 y
+y
d x2
dy
=kx
dx
2. persamaan diferensial parsial
∂²T ∂T
α =
∂ x² ∂t
Persamaan Diferensial Parsial (PDE)
Penggolongan untuk persamaan diferensial parsial juga berdasarkan pada unsur yang sama, yaitu
orde, linearitas, dan kondisi batas. Orde dari persamaan diferensial parsial ditentukan
berdasarkan orde dari turunan tertinggi pada persamaan diferensial parsial tersebut. Sebagai
contoh, persamaan diferensial berikut merupakan persamaan orde satu, dua, dan tiga.
∂C ∂C
PDE orde satu: −α =0
∂x ∂y
∂²C ∂C
PDE orde dua: −α =0
∂x² ∂y
∂3 u ∂ ² C ∂C
PDE orde tiga:( )
∂x 3
+
∂x ²
+α
∂y
=0
Persamaan diferensial parsial berikut merupakan bentuk persamaan diferensial orde dua:
∂²u ∂2 u ∂2 u
a(.) +2 b ( . ) α + c ( . ) 2 +d (.)=0
∂ y² ∂x ∂ y ∂x
Selain itu, persamaan diferensial parsial juga digolongkan menjadi persamaan linear, kuasilinear,
dan nonlinear, dengan penjelasan berikut.
1. Apabila koefisien konstan atau fungsi hanya terdiri dari variabel bebas saja , maka persamaan
itu disebut persamaan linear.
2. Apabila koefisien fungsi dari variable tak bebas (dependent variable) dan/atau merupakan
turunan dengan pangkat yang lebih rendah daripada persamaan diferensialnya.
3. Apabila koefisiennya merupakan fungsi dengan turunan sama dengan pangkatnya, maka
persamaan itu disebut persamaan nonlinear.
Persamaan diferensial parsial
(PDP) adalah persamaan yang di dalamnya terdapat suku-suku diferensial parsial, yang
dalam matematika diartikan sebagai suatu hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak
diketahui, yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-turunannya
melalui variabel-variabel yang dimaksud. PDP digunakan untuk melakukan formulasi dan
menyelesaikan permasalahan yang melibatkan fungsi-fungsi yang tidak diketahui, yang
merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti penjalaran suara dan panas, elektrostatika,
elektrodinamika, aliran fluida, elastisitas, atau lebih umum segala macam proses yang
terdistribusi dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan waktu. Kadang beberapa
permasalahan fisis yang amat berbeda memiliki formulasi matematika yang mirip satu sama lain.
Metode Penyelesaian PD Parsial
A. Integral Langsung
ax+by
B. Pemisalan u = e
C. Pemisahan Variabel
BAB III
KELEBIHAN dan KELEMAHAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Buku
- Kelebihan dari kedua buku :
3.2 Saran
Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial parsial baik
dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai persamaan
diferensial parsial , kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam persamaan
diferensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik turunan maupun
teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus sebelumnya. Hal ini agar
dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal persamaan diferensial biasa, karena dalam
persamaan diferensial sangat berkaitan dengan turunan dan integral.
DAFTAR PUSTAKA
Yusibani, Elin. 2017. Fisika Matematika I. Banda Aceh : Syiah Kuala University
Budi Sasongko, Setia. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET