Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

“PERSAMAAN DIFERENSIAL FISIKA”

Dosen Pengampu : Dr. Nurdin Siregar, M.Si.

DISUSUN KELOMPOK 2 :

NAMA : Asyifah Regina Finkan Nasution (4183321002)

Daniel Thomson Purba (4183121045)

Dewi yanti (41833210025)

Ramadhani Syahfitri (4183321007)

KELAS : Fisika dik a 2018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kehendaknya lah sehingga
critical book review ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun topik dari CBR ini
adalah tentang Persamaan diferensial parsial.

Tujuan dibuatnya CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Persamaan
diferensial fisika yang berbasis KKNI. Penulis berharap semoga tugas CBR ini dapat dijadikan
refrensi bagi pembaca dalam menulis membandingkan dua buku yang memiliki topik
pembahasan yang sama.

Makalah ini masih jauh dari hasil yang diharapkan baik dari segi pengetikan,penyusunan,
isi dan lain lain, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk kelengkapan dan kesempurnaan tugas selanjutnya.

Atas perhatian pembaca,penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 11 Maret 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................

1.2 Tujuan....................................................................................................

1.3 Identitas Buku.......................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Buku I...................................................................................

2.2 Ringkasan Buku II.................................................................................

2.3 Pembahasan............................................................................................

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persamaan differensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan
berbagai macam disiplin ilmu. Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan
teknologi, bilamana hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang berubah secara
kontinu dimodelkan oleh fungsi matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan
diketahui atau dipostulatkan. Ini terlihat misalnya pada mekanika klasik, di mana gerakan sebuah
benda diberikan oleh posisi dan kecepatannya terhadap waktu.

Teori persamaan differensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan
differensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel
bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil
atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks.
Lebih jauh lagi, persamaan differensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari
turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut.
Persamaan differensial parsial (PDP) adalah persamaan differensial di mana fungsi yang
tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut juga
melibatkan turunan parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada persamaan differensial
biasa, namun klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik, dan parabolik,
terutama untuk persamaan differensial linear orde dua, sangatlah penting.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya review pada kedua buku ini adalah untuk mengetahui perbandingan
kedua buku berdasarkan kelebihan maupun kekurangan masing-masing buku yang ditinjau
berdasarkan beberapa aspek.
1.3 Identitas Buku

IDENTITAS BUKU I (UTAMA)

Judul buku : Fisika Matematika I

Pengarang : Elin Yusibani

Tahun terbit : 2017

Penerbit : Syiah Kuala University Press

Kota terbit : Banda Aceh

IDENTITAS BUKU II

Judul buku : Metode Numerik dengan Scilab

Pengarang : Setia Budi Sasongko

Tahun terbit : 2010

Penerbit : C.V ANDI OFFSET

Kota terbit : Yogyakarta

ISBN : 978-979-29-1401-6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Buku I

DIFERENSIAL PARSIAL
Dalam matematika, kita mengenal dengan istilah persamaan diferensial, yang mana
terdapat dua macam yakni persamaan diferensial Umum (ordinary diferential equations, ODEs)
dan persamaan diferensiaal parsial (PDEs). Persamaan diferensial parsial adalah sebuah yang
terdapat banyakfungsi variable yang tidak diketahui bersama dengan turunnya secara parsial.
Berbeda dengan PDEs yang hanya terdapat dari satu variable bersama turunnya.
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang memuat satu atau
lebih turunan parsial dengan dua atau lebih variabel bebas. Orde dari PD parsial :
tingkat tertinggi dari derivatif yang ada dalam PD. Derajat dari PD parsial : pangkat
tertinggi dari turunan tingkat tertinggi yang ada dalam PD.

PD parsial dikatakan linier jika hanya memuat derajad pertama dari


variabel - variabel bebasnya dan derivatif - derivatif parsialnya. Beberapa contoh
PD parsial yang penting :

persamaan gelombang satu dimensi

persamaan konduksi panas satu dimensi

persamaan laplace dua dimensi

persamaan poisson dua dimensi

persamaan laplace tiga dimensi


4.1 Notasi persamaan diferensial parsial
Apabila kita memiliki persmaan

y=f ( x )
Turunan dari fungsi tersebut (df/dx) bisa berarti kemiringan (slope) atau luas alas bidang
dibawah grafik atau sebuah kelajuan (rate) sebuah sistem.
Untuk menunjukkan bahwqa fungsi f tersebut diturunkan terhadap x saja dan y bernilai
konstan (juga sebaliknya) kita tuliskan sbb :

∂f ∂f
z=f ( x , y )→ ,
∂x ∂ y
Penulisan diatas kita sebut sebagai penurunan secara parsial (partial diferensial). Notasi lain
yang juga sering ditunjukkan untuk istilah diferensial parsial adalah

f (x , y )→f x , f y
Ilustrasi kasus
f (x , y)=x 3 y−e xy
∂f ∂f
=f x y3 x 2 − ye xy ; =f y =x3−xe xy
∂x ∂y
2
∂2 f ; ∂ 2 =f xx =6 yx− y 2 e xy
=f =3 x 2 −e xy − yxe xy
∂ x ∂ y xy ∂x

4.2 Deret pangkat untuk dua variable


Untuk mendapatkan sebuah deret pangkat dengan dua variable akan mudah kita temukan
didalam persoalan fisika, seperti ilustrasi dibawah ini :
Ilustrasi I: uraikan persamaan f(x,y)=sin x cos y menggunakan deret Maclaurin
Kita ketahui bahwa

x3 x5 x7
sin x=x− + − +.. .
3! 5 ! 7 ! semua x

y2 y4 y6
cos y=1− + − +. ..
2! 4 ! 6 ! semua y
Maka

x 3 x5 x 7 y2 y4 y6
(
f (x , y )=sin x cos y= x− )(
+ − +.. . 1− + − +. . .
3 ! 5! 7 ! 2! 4! 6! )
xy 2 xy 4 xy 6 6 !
¿ x− + − +.. .
2! 4 !
Maka dengan mudah kita telah mendapatkan sebuah pangkat untuk dua variable

4.3 Menentukan nilai minimum dan maksimum


Untuk mendapatkan nilai maksimum dan minimum kita menggunakan istilah diferensial
dy
y=f ( x )→ =0
dx (nilai maksimum dan minimum)

d2 y
=(−)
dx 2 (nilai maximum)
Untuk persamaan yang memiliki dua variable, maka
dz dz
z=f ( x , y )→ =0 dan 0
dx dy (nilsi maxsimum dan minimum)
Ilustarsi 1 : carilah jarak minimum (jarak = r2=x2+y2+z2) untuk perpotongan 7x+24z=0 dan xy=6

f (x , y , z )=f ( x , y , z )+r 2 =x 2 + y 2 + z2
φ1 ( x , z )=7 x +24 z=0
Diketahui φ2 ( x , y )=xy=6
Untuk kasus minimum dan maximum kita dapatkan
F( x , y , z )=f ( x , y , z )+ λ1 φ1 ( x , z )
F( x , y , z )=x 2 + y 2 + z 2 +7 xλ 1 +24 zλ 1 + λ2 xy =0

Turunkan secara parsial untuk variablenya kita dpatkan :


∂F
=2 x + yλ2 +7 λ1 =0
∂x
∂F
=2 y +xλ2 =0
∂y
∂F
=2 z+24 λ1 =0
∂z

Cari nilai λ2 dan λ1 dan subsitusikan persamaan pembatas untuk persamaan dibawqah.
Berdasakan persamaan pembatas didapat

6 7
xy=6 →x= ; 7 x +2 z=0→ z=− x
y 24
Subsitui

∂F 2y
=2 y +xλ2 =0 → λ2 =−
∂y x
∂F 1 7 x 7 x 42 21
=2 z 24 λ1 =0→ λ1 =− (− )= = =
∂z 12 24 288 288 y 144 y
2.2 Ringkasan Buku II

Persamaan Diferensial
Pendahuluan
Sesuai dengan namanya, suatu persamaan disebut persamaan diferensial apabila
dy dy dy
mempunyai bentuk diferensial, misalnya atau bentuk diferensial . x adalah
dt dx dx
variabel bebas dan y adalah variabel tak Pada bebas. Persamaan diferensial merupakan
manifestasi dalam usaha untuk memahami fenomena alam yang selanjutnya dapat digunakan
untuk memprediksi fenomena tersebut. Jadi, persamaan diferensial merupakan bentuk matematis
dari suatu model atau imitasi fenomena fisis, kimiawi maupun biologis. Pada umumnya, bentuk
persamaan diferensial merupakan bentuk fenomena yang menerangkan objek yang diamati
(variabel tergantungnya) sebagai fungsi waktu (f) dan/atau ruang (x,y,z).
Secara umum, persamaan diferensial dapat dikategorikan berdasarkan variabel bebasnya
(independent variable). Jika hanya mempunyai satu variabel bebas, suatu persamaan disebut
persamaan diferensial biasa (PDB) atau ordinary differential equations (ODE), sedangkan bila
mempunyai lebih dari satu variabel bebas, disebut persamaan diferensial parsial (PDP) atau
partial differential equations (PDE). Persamaan 5.1 merupakan bentuk persamaan diferensial
biasa karena variabel bebasnya (x) hanya satu, sedangkan Persamaan 5.2 disebut persamaan
diferensial parsial karena mempunyai dua variabel bebas, yaitu t dan x. Berikut adalah
persamaan untuk diferensial biasa dan diferensial parsial:
1. persamaan diferensial biasa

d2 y
+y
d x2
dy
=kx
dx
2. persamaan diferensial parsial
∂²T ∂T
α =
∂ x² ∂t
Persamaan Diferensial Parsial (PDE)
Penggolongan untuk persamaan diferensial parsial juga berdasarkan pada unsur yang sama, yaitu
orde, linearitas, dan kondisi batas. Orde dari persamaan diferensial parsial ditentukan
berdasarkan orde dari turunan tertinggi pada persamaan diferensial parsial tersebut. Sebagai
contoh, persamaan diferensial berikut merupakan persamaan orde satu, dua, dan tiga.
∂C ∂C
PDE orde satu: −α =0
∂x ∂y
∂²C ∂C
PDE orde dua: −α =0
∂x² ∂y

∂3 u ∂ ² C ∂C
PDE orde tiga:( )
∂x 3
+
∂x ²

∂y
=0

Persamaan diferensial parsial berikut merupakan bentuk persamaan diferensial orde dua:

∂²u ∂2 u ∂2 u
a(.) +2 b ( . ) α + c ( . ) 2 +d (.)=0
∂ y² ∂x ∂ y ∂x
Selain itu, persamaan diferensial parsial juga digolongkan menjadi persamaan linear, kuasilinear,
dan nonlinear, dengan penjelasan berikut.
1. Apabila koefisien konstan atau fungsi hanya terdiri dari variabel bebas saja , maka persamaan
itu disebut persamaan linear.
2. Apabila koefisien fungsi dari variable tak bebas (dependent variable) dan/atau merupakan
turunan dengan pangkat yang lebih rendah daripada persamaan diferensialnya.
3. Apabila koefisiennya merupakan fungsi dengan turunan sama dengan pangkatnya, maka
persamaan itu disebut persamaan nonlinear.
Persamaan diferensial parsial
(PDP) adalah persamaan yang di dalamnya terdapat suku-suku diferensial parsial, yang
dalam matematika diartikan sebagai suatu hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak
diketahui, yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-turunannya
melalui variabel-variabel yang dimaksud. PDP digunakan untuk melakukan formulasi dan
menyelesaikan permasalahan yang melibatkan fungsi-fungsi yang tidak diketahui, yang
merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti penjalaran suara dan panas, elektrostatika,
elektrodinamika, aliran fluida, elastisitas, atau lebih umum segala macam proses yang
terdistribusi dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan waktu. Kadang beberapa
permasalahan fisis yang amat berbeda memiliki formulasi matematika yang mirip satu sama lain.
Metode Penyelesaian PD Parsial

Beberapa Penyelesaian PD parsial yang akan dibahas adalah:

A. Integral Langsung

ax+by
B. Pemisalan u = e

C. Pemisahan Variabel
BAB III
KELEBIHAN dan KELEMAHAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Buku
- Kelebihan dari kedua buku :

BUKU DIKTAT PERSAMAAN BUKU PERSAMAAN


DIFERENSIAL PARSIAL I DIFERENSIAL PARSIAL II
Penulisan tersususun rapi dan terurut Untuk konsep penulisannya ringkas
sehingga memudahkan pembaca langsung pada topik materi yang
dalam memahaminya dibahas

- Kekurangan dari kedua buku yaitu :

BUKU DIKTAT PERSAMAAN BUKU PERSAMAAN


DIFERENSIAL II DIFERENSIAL BIASA
_ Tidak diberikan tuntunan pengerjaan
dari setiap materi.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi
dan berbagai macam disiplin ilmu. Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan
metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial terbagi menjadi
dua yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial
biasa (PDB) adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat)
adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan
diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan
persamaan tersebut juga melibatkan turunan parsial.
Didalam persamaan diferensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan diferensial
linear dan Persamaan diferensial linear orde satu.  Persamaan diferensial linear adalah persamaan
yang mengandung turunan tingkat satu yaitu turunan dengan satu peubah bebas. Sedangkan
Persamaan diferensial linear orde satu adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat satu
dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan tersebut adalah satu.

3.2 Saran
Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial parsial baik
dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai  persamaan
diferensial parsial , kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam persamaan
diferensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik turunan maupun
teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus sebelumnya. Hal ini agar
dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal persamaan diferensial biasa, karena dalam
persamaan diferensial sangat berkaitan dengan turunan dan integral.
DAFTAR PUSTAKA

Yusibani, Elin. 2017. Fisika Matematika I. Banda Aceh : Syiah Kuala University

Budi Sasongko, Setia. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET

Anda mungkin juga menyukai