Anda di halaman 1dari 12

MEDIA PENDIDIKAN FISIKA

KELOMPOK 5
ASYIFAH REGINA FINKAN NASUTION (4183321002)
BUKIT TUA SIREGAR (4182121003)
DANIEL THOMSON PURBA
YOSAFAT PAKPAHAN (4182121009)
A. TUGAS DAN PERANAN GURU
Jika ditinjau dari sejarah perkembangan profesi guru, maka tugas mengajar
adalah pelimpahan dari tugas orang tua yang tidak mampu lagi memberikan
sesuatu pengetahuan dan keterampilan memberikan contoh-contoh konkrit.
Dengan dengan berkembangnya kebudayaan yang meliputi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, jumlah anak yang memerlukan pendidikan
disertai dengan keinginan manusia untuk memperoleh kemampuan lebih
banyak, lebih cepat dan lebih mudah, telah membawa pengaruh atas tugas
peranan guru.
Pada zaman Socrates, ilmu pengetahuan yang diajarkan adalah hasil
penemuan/daya piker Socrates sendidri. Karena isi pelajarannya, kemudian
dianggap berbahaya bagi penguasa pada waktu, telah membawa akibat yang
berupa pengorbanan jiwa atas perkembangannya, kemudian pemerintah atau
masyarakat menentukan apa-apa yang harus dianjurkan kepada anak didik,
misalnya: bagaimana cara mengajarkan, membuat jadwal, penilaiannya yang
ditetapkan dalam diri Socrates sendiri. Dalam apa yang disebut kurikulum.
Tetapi dilain pihak timbul perkembangan yang mengarah pada isolasi
sekolah terhadap masyarakat, yaitu bahwa sekolah merupakan suatu
lembaga yang ekslusif yang menyendiri dengan anggota-anggota tertentu.
Kecendrungan ini masih akan cukup terasa bilamana guru masih
berpendapat bahwa ia sebagai penguasa tunggal di dalam kelas, sehingga
segala perintah, perbuatan dan tindakannya harus dipatuhi dan diikuti
oleh semua siswa.
Kecendrungan itu masih terasa bilamana selain guru tidak ada
sumber belajar yang dapat dipergunakan oleh siswa. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk menyediakan sumber belajar yang bervariasi di dalam
kelas, diantaranya berupa buku teks, alat laboratorium, komputer, peta
dan alat-alat pelajaran lainnya. Tetapi kenyataan masih banyak menunjukkan
adanya saran itu sebagai pajangan (hiasan) dan belum merupakan bagian yang
integral dalam proses belajar mengajar.
Ditinjau dari segi komunikasi kelas-kelas di sekolah telah merupakan
suatu dunia komunikasi kecil tersendiri, dimana guru dan siswa/murid
bertukar menukar dan mengembangkan ide da pengertian. Proses ini telah
berjalan puluhan tahun. Guru memegang kunci yang dapat mengontrol
efektifitas dan efisiensi komunikasi ini. Pengalaman juga menunjukkan dalam
komunikas itu banyak terjadi penyimpangan, sehingga tidak efektif dan
efisien. Hal ini disebabkan berbagai hal antara lain: kecendrungan verbalisme
(penggunaan kata-kata lisan yang kurang jelas ketidaksiapan siswa,
kurangnya minat dan kegairan siswa dalam belajar, ketidak harmonisan
dnlam berkomunikasi dan lain-lain.
Dengan makin bertambahnya isi pengetahuan yang harus diberikan guru,
ditambah lagi dongan bertambahnya jumlah murid mengakibatkan
bertambahnya tugas guru, baik karena alasan sosial dan ekonomis, maka
harus ada jalan keluarnya. Salah satu jalan keluarnya adalah penggunann
media pendidikan dalam proses dalam proses belajar mengajar. pembelajaran
di dalam kelas.
Penggunaan media pendidikan ini janganlah sekedar diangggap supaya
membantu guru bersifat pasif, artinve penggunaan media pendidikan bukan semata-
mata ditentukan oleh guru, melainkan upaya membantu anak-anak untuk belajar,
kalau perlu dengan cara individual atau kelompok kecil dan dengan sesama teman.
Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi anata
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin oleh terjadinya
perubahan tingkat pengetahuan, disebabkan keterampilan dan sikapnya.
Jika proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak
lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terancana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi
yang terjadi belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh selama lingkungannya,
antara lain terdiri atas siswa, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau
materi (buku, modul. selebaran, majalah, rekaman sejenisnya), dan sebagai sumber
belajar dan fasilitas (projector overhead, perekam pita audio dan video, radio,
televisi, komputer, internet, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan
lain-lain).
Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran, meliputi (Hamalik, 1994):
1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
2. Fungsi media dalam rangka moncapai tujuan pendidikan
3. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan
4. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran
5. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
6. Berbagai jenis alat dan teknik alat media pendidikan
7. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
8. Usaha inovasi dalam media pendidikan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar demi untuk mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
B. PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
"tengah", atau perantara atau pengantar. Gerlach & Ely (1971) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan keterampilan dan sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau ekonomis untuk
menangkap, memprose dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya
akan diberikan AECT (Association of Educatlon and Communcation
Technology 1977) memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai
sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan mediator,
yang menurut Fleming (1987) adalah penyebab atau alat yang turut campur
tangan dalam pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah menunjukkan fungsi
atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran.
Di samping itu, mediator dapat bila mencerminkan berikut ini. mediator
media pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan pera
mediasi, melalui, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih,
dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan
atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah mediaum
sebagal perantara yang mengantar informasi anatara sumber dan penerima.
Jadi, televisi, film, foto, radio dan rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini,
Hamidojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan manusia untuk menyampaikan atau
menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagas an atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah
alat bantu atau media komunikasi seperti dikemukakan oleh Hamalik
(1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan
lancar dengan hasil maksimal apabila menggunakan alat bantu yany
disebut media komunikasi. Sementar itu, Gagne' dan Briggk (1975)
secara implisit mengatakan bahwa media pembelajuan melipuli alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikanisi materi pengajaran
yang terdiri dari buku, tape recorde, kasel, video kamera, video
recorde, film, slide (gambar bingkai), foto, (Jambar, grafik, televisi
dan komputer. Dengan kata lain, meduu adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengundung materi intruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dilain
pihak, National Education Assocation memberikan definisi media
sebagi bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visulal
dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar atau dibaca.
C. LANDASAN TEORITIS PENGGUNAAN MEDIA
PENDIDIKAN
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman
baru denagan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut
Brunner dalam Arsyad (2004) ada tiga tingkatan utama modus belajar,
yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar
(ionic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung
adalah mengerjakan, misalnya pengalaman langsung adalah
mengerjakan, misalnya arti kata "simpul" dipahami langsung membuat
"simpul". Pada tingkatan kedua yang diberi label ionic (artinya gambar
atau image), kata "simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau
film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat
'simpul' mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar,
lukisan, foto, atau film.
D. CIRI-CIRI MEDIA PENDIDIKAN
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan
oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya.
a. Ciri fiksatif ( Fixate Property )
Media pembelajaran memiliki kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Banyak kejadian-
kejadian penting atau objek-objek yang harus dipelajari oleh siswa. Kejadian-
kejadian itu tentu saja sering kali sudah berlalu, misalnya saja peristiwa-
peristiwa bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat mepelajari
bagaimana peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video
dokumentasi, dan foto-foto. Objek-objek biotik ataupun abiotik yang unik dan
harus dipelajari oleh siswa dapat dihadirkan dengan gampang diruang kelas
dengan rekaman video atau foto. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran
dengan demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika dikehendaki.
b. Ciri Manipulatif ( Manipulative Property )
Kejadian yang berlangsung berhari-hari bahkan bertahun-tahun dapat disajikan dalam waktu
beberapa menit saja. Banyak peristiwa atau objek yang sulit diamati secara langsung dengan
mudah diamati melalui media pembelajaran berupa rekaman video dan foto. Bayangkan, siswa
dapat mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan embrio di dalam kandungan
ibu hanya dalam waktu 10 sampai 15 menit. Proses ini aslinya berlangsung selama 9 bulan di
dalam tubuh ibu. Dengan bantuan teknologi khusus dan proses perekaman yang kemudian
dilakukan manipulasi, waktu dapat dipersingkat dengan mempercepat dengan hanya menampilkan
kejadian-kejadian penting saja. Selain itu, bahkan proses dapat diputar balik dan diulang-ulang.
Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat diperlambat. Teknologi telah menjadikan media
pembelajaran mempunyai peranan yang amat penting untuk memberikan pemahaman akan suatu
peristiwa atau objek bagi siswa.
c. Ciri distributif ( Distributive Property )
Dengan penggunaan media pembelajaran, kejadian atau objek pada suatu tempat dapat
disebarkan ke tempat lain dengan mudahnya. Rekaman film dan foto, pada era digital sekarang
dengan sangat mudah didistribusikan tanpa terkendala ruang dan waktu. Kejadian di daerah-
daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang
kelas mereka tanpa memerlukan banyak usaha keras. Penggunaan internet atau perangkat
penyimpan data seperti flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan bahan-bahan pembelajaran
tersebut ddistribusikan. Konsistensi informasi yang terdapat didalamnya akan selalu terjaga
sebagaimana aslinya (ajeg).

Anda mungkin juga menyukai