Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya ,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PENERAPAN
DIFERENSIAL ORDE SATU DAN ORDE DUA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI HARI” dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 18 Juni 2020

Kelompok MTK Teknik II


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu


variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya
dalam berbagai orde. Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam
rekayasa, fisika, ilmuekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Persamaan
diferensial muncul dalamberbagal bidang sains dan teknologi, bilamana hubungan
deterministik yang melibatkanbesaran yang berubah secara kontinu dimodelkan
oleh fungsi matematika dan lajuperubahannya dinyatakan seba gai turunan
diketahui atau dipostulatkan.

Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode


yangdigunakan bervariasi sesuai jenis persamaam yaitu: Persamaan diferensial
biasa (PDB)dan Persamaan diferensial parsial (PDP). Baik persamaan diferensial
blasa maupunparsial dapat digolongkan sebagai linier atau nonlinier. Sebuah
persamaan diferensialdisebut linier apabila fungsi yang tidak diketahui dan
turunannya muncul dalam pangkatsatu (hasilkali tidak dibolehkan). Bila tidak
memenuhi syarat ¡ni, persamaan tersebutadalah nonlinier.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah Iebih terarah


danterfokus maka rumusan masalahnya adalah:

 Pengertian Persamaan Diferensial

 Persamaan Diferensial Biasa

 Penerapan Persamaan Diferensial di kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk lebih memahami tentang “PENERAPAN


DIFERENSIAL ORDE SATU DAN ORDE DUA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI HARI ”. Diharapkan dengan makalah ini dapat mudah di pahami dan
juga Makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Penerapan Persamaan
Diferensial Biasa dalam Matakuliah Matematika Teknik II
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu


variabelatau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi Itu sendiri dan turunannya
dalam berbagaI orde.

Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode


yangdigunakan bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial blasa
(PDB) adalahpersamaan diferensial di mana fungsi yang tidak dîketahui (variabel
terikat) adalah fungsidan variabel bebas tunggal.Dalam bentuk paling sederhana
fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi ril atau fungsi kompleks, namun
secara umum bisa juga berupa fungsìvektor maupun matriks.Lebih jauh lagi,
persamaan diferensial blasa digolongkanberdasarkan orde tertinggi dan turunan
terhadap variabel terikat yang muncul dalampersamaan tersebut.

Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan diferensial dimana


fungsi yang tidak diketahuí adalah fungsi dan banyak variabel bebas, dan
persamaan tersebutjuga melibatkan turunan parsial.Orde persamaan
didefinisikan seperti pada persamaandiferensial blasa, namun klasifikasi
lebihjauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik, danparabolik, terutama untuk
persamaan diferensial linear orde dua, sangatlah penting.Beberapa pesamaan
diferensial parsial tidak dapat digolongkan dalam kategoni-kategoritadi, dan
dinamakan sebagai jenis campuran.

Baik pensamaan diferensial blasa maupun parsial dapat digolongkan


sebagai linieratau nonlinier.Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila
fungsi yang tidakdiketahui dan turnannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali
tidak dibolehkan).Bilatidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah
nonlinier.

Persamaan Diferensial juga memiliki orde dan derajat dimana Orde


meupakan orde tertinggi turunan fungsi yang ada dalam persamaan, Sedangkan
Derajat merupakan Pangkat tertinggi dan turunan fungsi orde tertinggi.

CONTOH:
2 5
d3 y d2 y y
( )( )
dx 3
+
dx 2
+ 2+1 =e x
x
Persamaan Diferensial Biasa, Orde tiga, Derajat dua.

2.2 Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan diferensial blasa (PDB) -Ordinary Differential Equations (ODE)


adalahpersamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahul (variabel terikat) adalah
fungsidan variabel bebas tunggal.Peubah bebas biasanya disimbolkan dengan x.Dalam
bentukpaling sederhana fungsi yang tidak diketahul ¡ni adalah fungsi nil atau fungsi
kompleks,namun secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh
lagi,persamaan diferensial blasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dan turunanterhadap
variabel tenikat yang muncul dalam persamaan tersebut dan turunannyamerupakan turunan
blasa.

Contoh-contoh persamaan berikut adalah Persamaan Diferensial Biasa (PDB)

dy
i. dx
=x+ y

ii. y ' =x 2 + y 2
dy
iii. 2 + x 2 y − y=0
dx
iv. y ' ' + y ' cosx−3 y =sin 2 x
v. 2 y ' ' ' −23' =1− y ' '

Peubah bebas untuk contoh (i) sampai (v) adalah x, sedangkan peubah terikatnya
adalah y yang merupakan fungsi dari x, atau ditulis y=g(x)

Berdasarkan turunan tertinggi yang terdapat di dalam persamaannya, PDB


dapat lagi dikelompokkan menurut ordenya, yaitu:

a. PDB orde 1, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah Contoh (i), (ii),
dan (iii) di atas adalah PDB orde 1.
b. PDB orde 2, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah turunan kedua.
Contoh (iv) adalah PDB orde dua.
c. PDB orde 3, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah turunan ketiga
Contoh (v) di atas adalah PDB orde tiga.

Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa (PDB)

dy
PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: =f ( x)
dx
atau dalam bentuk : M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0

1. Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung


dy
Jika PDB dapat disusun dalam bentuk dx =f ( x , y) , maka
persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan integrasi sederhana.
dy 3
 Contoh: x dx =5 x + 4

dy 2 4
Maka dx =5 x + x

5 3
sehingga y= 3 x + 4 lnx +c

 x y ' + y=3
x y ' =3− y

( x y ' ) . 1 =( 3− y ) . 1 Kedua sisi dikali


1
x x x

3− y
y'=
x

dy 3− y
=
dx x

dy 1 3− y 1
(
dx 3− y
=
x 3− y ) ( ) kedua sisi dikali
1
3− y

1 dy 1
. =
3− y dx x

1 1
dy= dx variabel telah sesuai
3− y x

1 1
∫ 3− y dy=∫ x dx Integrasi langsung
1
ln(3-y)=lnx Ingat ∫ x dx=ln +c

3-y=x  y=3-x

2. Penyelesaian PDB orde satu dengan pemisahan variabel


dy
Jika persamaan diferensial berbentuk dx =f ( x , y) , yaitu
persamaan yang ruaskanannya dapat dinyatakan sebagai perkalian
atau pembagian fungsi x dan fungsi y, maka penyelesaian PD dengan
cara memisahkan variabelnya sehingga faktor'y' bisa kita kumpulkan
dengan 'dy' dan faktor'x' dengan 'dx'.

Contoh :
dy
=(1+ x )(1+ y)
dx

Maka jika kita pisahkan berdasarkan variabelnya menjadi:


1
dy=( 1+ x ) dx
( 1+ y )

Jika kita integrasikan kedua ruas menjadi:


1
∫ (1+ y ) dy =∫ ( 1+ x ) dx
1
ln ( 1+ y )=x + x 2+ c
2

2.3 Penerapan Persamaan Diferensial Orde satu dan Orde dua


Dalam penerapanya Persamaan Diferensial ini dalam matematika adalah pencarian
nilai fungsi turunan untuk memudahkan perhitungan, sedangkan untuk penerapan lain
ilmu yang dipengaruhi oleh Persamaan diferensial ini adalah Ilmu Fisika misal dalam
hukum newton, Percepatan dan Kecepatan, Perhitungan Radio Nuklir dan masih
banyak lagi.
1) Penerapan Persamaan Diferensial dalam Ilmu Fisika ( Hukum Newton)
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan masalah fisika dalam bentuk
persamaan diferensial, termasuk dalam pembahasan Hukum Newton, untuk
menentukan percepatan dan kecepatan, dan waktu dari benda jatuh bebas dsb.
Contoh :
a. Tentukan bentuk persamaan gerak dari sebuah benda bila kepadanya dikerjakan
gaya F yang tetap dalam arah sumbu x.
Jawab:
H. Newton II  F = m.a
dx
2
a = percepatan  a= v = dv = dt = dx
t dt dt dt 2

dx 2 2 2
maka, F=m . 2
F dt =m dx
dt
b. Tentukan posisi sebagai fungsi waktu dari sebuah benda jatuh bebas. Diketahui
percepatan pada gerak jatuh bebas sama dengan percepatan gravitasi bumi g.
Jawab:
a=g
d2Y d dy
dt 2
=g
dt dt( )
=g

dy d dy
=g . =g . t
dt dt dt
dy = g.t.dt
1
∫ dy=∫ ¿+Cdt y= 2 g t 2+Ct
1 2
Hukum fisika gerak jatuh bebas y= g t
2
2) Aplikasi Persamaan Diferensial pada Persamaan Bernoulli

Adalah pengembangan dari Persamaan Diferensial Biasa Linier . Persamaan Diferensial

Biasa Bernoulli ini ruas kirinya sama denganruas kiri PDB Linier dan ruas kanannya

adalah ruas kanan PDB Linier yang dikalikan dengan y n , jadi bentuk PDB Bernoulli :

dy
+ P ( x ) y =Q ( x ) y n
dx

dari rumus diatas ini bukan PDB Linier orde satu, tapi dapat diubah menjadi persamaan

linier orde satudengan melakukan substitusi ∶ Z= y 1−n

dz
=( 1−n ) . y 1−n−1
dy

¿ ( 1−n ) y −n

dz= (1−n ) y−n dy

dy
∴ + P ( x ) y=Q ( x ) y n dikali ( 1−n ) y−n dy
dx

( 1−n ) y −n dy + ( 1−n ) y 1−n P ( x ) dx= (1−n ) Q ( x ) dx atau

dz + ( 1−n ) Z P ( x ) dx=( 1−n ) Q ( x ) dx

3) Persamaan Diferensial dalam Rangkaian Listrik


Hukum Ampere menyatakan bahwa medan magnet dapat ditimbulkan melalui dua cara,
yaitu lewat arus listrik ( perumusan awal hukum Ampere ), dan dengan mengubah medan
listrik ( tambahan Maxwell ). Koreksi Maxwell terhadap hukum Ampere cukup penting.
Dengan demikian, hukum ini menyatakan bahwa perubahan medan listrik dapat
menimbulkan medan magnet, dan sebaliknya. Dengan demikian, meskipun tidak ada
muatan listrik atau arus listrik, masih dimungkinkan buat memiliki gelombang osilasi
medan magnet dan medan listrik yang stabil dan dapat menjalar terus menerus.
Persamaan Maxwell mendeskripsikan gelombang ini secara kuantitatif, dan lebih lanjut
lagi meramalkan bahwa gelombang ini mestilah memiliki laju tertentu yang universal.
Laju ini dapat dihitung cukup dari dua konstanta fisika yang dapat diukur ( konstanta
elektrik dan konstanta magnetik ).
4) Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Kecepatan Penurunan Temperatur
Seperti yang kita bisa duga, turunnya temperature atau suhu pada makanan tidak linear.
Misalnya Kecepatan penurunan suhu/temperature pada ayam bakar yang nya tergantung
selisih suhu ayam dengan suhu ruang. Makin tinggi selisihnya, makin cepat laju
penurunannya. Oleh karena itu pada awalnya suhu ayam turun begitu cepat dari 200
derajat menuju 140 derajat hanya dalam 10 menit. Tetapi, makin mendekati suhu ruang,
maka selisih suhunya menjadi lebih kecil dan laju penurunannya makin berkurang.
Dalam matematika hal ini bisa dituliskan dalam persamaan differential sbb:

5) Aplikasi Diferensial dalam Peluruhan


Untuk menentukan kereaktifan suatu zat. Seperti pada pembahasan berikut
6) Aplikasi Diferensial dalam Perkiraan Pertumbuhan Populasi
Jadi solusi Khususnya adalah
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penyusun dapat mengemukakansimpulan sebagai


berikut.

1. Persamaan Diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variable


atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi Itu sendiri dan turunannya dalam
berbagaI orde. Orde meupakan orde tertinggi turunan fungsi yang ada dalam
persamaan, Sedangkan Derajat merupakan Pangkat tertinggi dan turunan fungsi
orde tertinggi.
Contoh Persamaan diferensial Biasa Orde 3 derajat 2
2 5
d3 y d2 y y
( )( )
dx
3
+
dx
2
+ 2+1 =e x
x

2. Persamaan Diferensial Biasa orde 1 dengan integrasi secara langsung


dy
Jika PDB dapat disusun dalam bentuk =f ( x , y) , maka persamaan tersebut dapat
dx
diselesaikan dengan integrasi sederhana
dy 3
Contoh: x =5 x + 4
dx

Kalikan dengan Varible “x”

dy 2 4
dx
=5 x + x

Dan integrasikan secara langsung

5
y= x 3 + 4 lnx +c
3

3. Persamaan Diferensial Biasa orde 1 penyelesaian dengan cara memisahkan


variabelnya sehingga faktor'y' bisa kita kumpulkan dengan 'dy' dan faktor'x' dengan
'dx'.

Contoh :

dy
=(1+ x )(1+ y)
dx

Maka jika kita pisahkan berdasarkan variabelnya menjadi :


1
dy=( 1+ x ) dx
( 1+ y )

Jika kita integrasikan kedua ruas menjadi:

1
∫ (1+ y ) dy =∫ ( 1+ x ) dx
1
ln ( 1+ y )=x + x 2+ c
2

4. Beberapa Penerapan Dari Persamaan Diferensial :


1. Penerapan Persamaan Diferensial dalam Ilmu Fisika ( Hukum Newton)
dx 2 2 2
F=m . 2
F dt =m dx
dt

2. Persamaan Bernoulli
Untuk menentukan solusi dari persamaan Bernoulli, perhatikan langkah-langkah
berikut:
dy
+ P y 1−n=Q
−n
1) Bagi kedua ruasnya dengan y n, diperoleh y
dx
2) Misalkan z= y 1−n
dz dy
=( 1−n ) y−n + ( 1−n ) P y 1−n=( 1−n ) Q
dx dx
Substitusikan dengan persamaan (b), diperoleh:
dz
+ P z=Q1
dx 1
3. Persamaan Diferensial dalam Rangkaian Listrik
4. Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Kecepatan Penurunan Temperatur

5. Aplikasi Diferensial dalam Peluruhan

6. Aplikasi Diferensial dalam Perkiraan Pertumbuhan Populasi


Jadi solusi Khususnya adalah

DAFTAR PUSTAKA

Herdiana heris, dkk. (2002). Persamaan Differensial. Bandung: Pustaka Setia


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195804011985031-
ASEP_SYARIF_HIDAYAT/PERSAMAAN_DIFERENSIAL_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai