Anda di halaman 1dari 23

DIFFERENTIATION

Matematika Ekonomi
Dosen Pengajar : Ir. Saut Pane,M.B.A

Disusun Oleh :

KEVIN FRANKLYN KOLOAY (2018340350008)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAYABAYA

JAKARTA

2018

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................. 2

BAB I

A. Pengertian Diferensial …………………………………………………... 3

B. Persamaan Diferensial Biasa( PDB)………………….………………... 4

C. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa(PDB)………………… 4-13

D. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa (PDB)………………………… 13-16

E. Software yang dapat menyelesaikan Persamaan Diferensial…...… 16-18

BAB II

Soal............................................................................................................. 19

BAB III

Pembahasan soal........................................................................................ 20-21

Kesimpulan dan saran………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23

2
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variabel


atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai
orde.

Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan
diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari
variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini
adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi
vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan
berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam
persamaan tersebut.

Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan diferensial di mana fungsi


yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan tersebut
juga melibatkan turunan parsial. Orde persamaan didefinisikan seperti pada persamaan
diferensial biasa, namun klasifikasi lebih jauh ke dalam persamaan eliptik, hiperbolik, dan
parabolik, terutama untuk persamaan diferensial linear orde dua, sangatlah penting.
Beberapa pesamaan diferensial parsial tidak dapat digolongkan dalam kategori-kategori
tadi, dan dinamakan sebagai jenis campuran.

Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier
atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila fungsi yang tidak
diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak dibolehkan). Bila
tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.

3
2.2 Persamaan Diferensial Biasa( PDB)

Persamaan diferensial biasa (PDB) -Ordinary Differential Equations (ODE).adalah


persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi
dari variabel bebas tunggal.Peubah bebas biasanya disimbolkan dengan x.Dalam bentuk
paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau fungsi kompleks,
namun secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi,
persamaan diferensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap
variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut dan turunannya merupakan
turunan biasa.

2.3 Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa (PDB)

dy
PDB orde satu dapat dinyatakan dalam:  f ( x, y )
dx

atau dalam bentuk : M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0

1. Penyelesaian PDB orde satu dengan integrasi secara langsung


dy
Jika PDB dapat disusun dalam bentuk  f (x ) , maka persamaan tersebut dapat
dx
diselesaikan dengan integrasi sederhana.
Contoh :
dy
 3x 2  6 x  5
dx
Maka y   3x 2  6 x  5dx  x 3  3x 2  5 x  c

Nilai c tidak dapat ditentukan kecuali jika dalam persamaan di atas diberi keterangan
syarat (sebuah nilai y untuk x tertentu). Solusi dengan nilai konstanta sembarang atau
c disebut solusi umum/primitif, sedangkan solusi disebut khusus jika nilai c dapat
dihitung.

2. Penyelesaian PDB orde satu dengan pemisahan variabel


dy
Jika persamaan diferensial berbentuk  f ( x, y ) , yaitu persamaan yang ruas
dx
kanannya dapat dinyatakan sebagai perkalian atau pembagian fungsi x dan fungsi y,
maka penyelesaian PD dengan cara memisahkan variabelnya sehingga faktor’y’ bisa

4
kita kumpulkan dengan ‘dy’ dan faktor’x’ dengan ‘dx’.
Contoh :

xyy’ + x2 + 1 = 0

Ubah ke dalam eksplisit

xy (dy/dx) + x2 + 1 = 0

Bagi tiap-tiap ruas

y dy = -(x2 + 1/x) dx

Integralkan kedua ruas

∫ y dy = – ∫((x2 + 1)/x) dx

∫ y dy = – ∫( X + 1/x) dx

y2/2 = – (x2/2 + ln|x|) + C

y2 = -x2/2 – ln|x + c ; c = -C

Maka, solusi umumnya adalah y2 = -x2/2 – ln|x + c

3. Persamaan Homogen substitusi y = vx


tinjau persamaan diferensial berikut:
dy x  3 y

dx 2x
persamaan di atas tidak dapat diselesaikan dengan cara memisahkan
variabelnya. Dalam hal ini kita lakukan substitusi y = vx, dengan v adalah
fungsi x. Sehingga penyelesaiannya:
dari y = v x dideferensialkan menjadi
dy dv
vx
dx dx
Sehingga
2  3 y 1  3v

2x 2
Persamaan sekarang menjadi:

5
dv 1  3v
vx 
dx 2
dv 1  3v 1 v
x  v 
dx 2 2
2 1
dv  dx
1 v x
kedua ruas diintegrasikan menjadi:
2 1
 1  vdv   xdx
2 ln 1  v   ln x  c
1  v 2  c..x
substitusi v = y/x didapatkan
2
 y
1    c.x atau  x  y   c x
2 3

 x

dy
4. Persamaan Linier dalam bentuk  Py  Q
dx
dy
Untuk PD yang berbentuk  Py  Q dengan P dan Q fungsi x atau konstanta maka
dx

penyelesaian PD dengan mengalikan kedua ruas dengan faktor integrasi e 


Pdx

Contoh :
selesaikan PD berikut:
dy
yx
dx
Penyelesaian :
dari persamaan diperoleh P = -1 dan Q = x

faktor integrasinya e 
Pdx
 ex
jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan e  x maka
 dy 
e  x   y   e  x x 
 dx 
dy
e x  e  x . y  e  x .x
dx

d x

e . y  e  x .x  d e  . y   e  .x  e  .Q
pdx pdx pdx

dx  
sehingga penyelesaiannya

6
 d e y    e
x x
.xdx
e  x y  e  x x   e  x dx  e  x x  e  x  c
y  x  1  c / e x

dari contoh di atas jika faktor integrasi e 


Pdx
  , maka PD linier orde satu
bisa dinyatakan dalam bentuk
d
 , y   .Q
dx
Dengan bbentuk diatas, penyelesaianya menjadi

. y   .Qdx  c atau y.e    e


Pdx Pdx
.Qdx  c

dy
5. Persamaan Bernoulli berbentuk  Py  Qy n
dx
dy
PD yang berbentuk  Py  Qy n dengan P dan Q fungsi x atau konstanta
dx
diselesaikan dengan cara :
dy
y n  Py1 n  Q
dx
Kedua, misalkanlah Z = y1- nsehingga
dz d y 1n


dz 
 1  n  y n
dy
dx dx dx dx
dz
supaya suku pertama didapat maka persamaan pertama dikalikan (1-n) didapat:
dx

1  n  y n dy  1  n  py 1n  1  n Q
dx
dz
 P1 .Z  Q1 ( PD Linear )
dx
dengan P1 dan Q1 fungsi x atau konstanta. Persamaan terakhir dapat diselesaikan
dengan faktor integrasi. Setelah diperoleh penyelesaian untuk z, dengn substitusi z =
y1- n kita dapatkan y.
Contoh :
selesaikan PD berikut:
dy y
  x.y 2
dx x
Penyelesaian

7
Kedua ruas dibagi y2 menjadi
1

2 dy y
y  x
dx x
dz dy
Misalkan z = y1-n, n = 2 sehingga z = y-1 dan   y 2
dx dx
dz
Supaya suku pertama didapat maka penyelesaian dikali – 1, diperoleh:
dx
dy y 1
 y 2  x
dx x
dz z
   x  PD Linear
dx x

Faktor integral e  dimana P   maka


Pdx 1
x
1
 dx
e   e x  e ln x  e ln x 
Pdx 1 1
x
Bentuk umum penyelesaian PD Linear didapat :

. y   e 
Pdx
.Qdx  c

Sehingga

.z   .1  x dx  c    x  c
1 1 z
x x x
Z  cx  x 2

Karena Z = y-1 = cx – x2 ⟶ y = (cx – x2)- 1

6. Persamaan Diferensial Eksak


PDB dalam bentuk :
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Q
Dikatakan eksak jika terdapat fungsi Q(x,y), sedemikian sehingga  M x, y  dan
y
Q
 M x, y  , dengan mengingat diferensial total dari fungsi Q(x,y), maka
y
disimpulkan bahwa persamaan M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 eksak jika hanya jika :
M N

y x
Langkah – langkah untuk menyelesaikan PD Eksak adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Tuliskan PD dalam bentuk diferensial :

8
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Langkah 2. Uji ke-eksak-an PD:
M N

y x
Langkah 3. Jika eksak, integralkan M terhadap x atau N terhadap y. misalkan dipilih
M, maka: N x, y    M x, y dx  g  y 

Langkah 4. turunkan Q terhadap y dan semakan hasilnya dengan N(x,y)

N x, y  

y
 M x, y dx g '  y 
Langkah 5. Integralkan g’(y) untuk memperoleh g(y)
Langkah 6. Tuliskan penyelesaikan umum dalam bentuk implisit: Q(x,y) = c
Langkah 7. Tentukan C jika diberikan kondisi awal tertentu.
Contoh :
x  2y
. y o   3
dy
Selesaikan PDB  2
dx y  2x
Selesaikan :
Langkah 1. Bentuk diferensial PD adalah : (x – 2y)dx + (y2 – 2x) dy = 0
M N
Langkah 2. Uji ke-esak-an PD ini :  2;  2
y x
Langkah 3. Misalkan dipilih M untuk diitegralkan, maka :
Q  x, y    M  x, y dx  g  y 
  x  2 y dx  g  y 

x  2 xy  g  y 
1

2
Langkah 4. Menyamakan turunan Q(x,y) terhadap y dengan N(x,y):
 1 
 x  2 xy  g  y   y  2 x
2

y  2 
0  2x  g'  y  y 2  2x
g'y  y 2
Langkah 5. Integralkan g’(y), diperoleh : g(x) = 1/3y3
Langkah 6. Penyelesaian umum dalam bentuk implisit
1 1 Q(x,y) = C
x  2 xy  y 3  C
2 3

9
Langkah 7. Dengan kondisi awal y (0) = 3, diperoleh C = 9, sehingga
1 1
penyelesaian khususnya adalah : x  2 xy  y 3  9
2 3

7. Persamaan Diferensial Tak-Eksak


Jika suatu PD orde satu berbentuk :
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Mempunyai sifat :
M N

y x
Maka PD tersebut disebut PD tak-eksak, suatu PD tak-eksak dapat diubah ke PD
Eksak dengan mengalikan persamaan dengan suatu faktor yang tepat, yang disebut
faktor pengintegralan (integrating factor).Pada bagian sebelumnya, kita mengenal
p  x dx
faktor integral:  x   e  untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear
order satu dalam bentuk:

 P( x) y  Q x 
dy
dx
p  x dx
Faktor integral  x   e  akan membawa persamaan diferensial linier order satu

 P( x) y  Qx  menjadi PD eksak. Secara umum suatu faktor integral


dy
berbentuk
dx
adalah faktor μ(x, y) dapat mengubah persamaan diferensial tidak eksak menjadi
persamaan diferensial eksak.
Contoh :
Tunjukkan bahwa x dy + (2y − xex )dx = 0 tidak eksak, tetapi dengan
mengalikan dengan faktor μ = x PD tersebut menjadi eksak. Kemudian
selesaikan!
Penyelesaian :
 
Uji ke-eksak-an,
x
2 y  xe x   2 x   1
x
Jadi PD adalah tidak eksak. Dengan mengalikan faktor integral x diperoleh:
 
x 2 dy  2 xy  x 2 e x dx  0  PD Eksak
M  2 xy  x e x 
2
N  x 2 
  2 x;   2x
y y x x
10
dari langkah-langkah penyelesaian PD eksak, maka:
Q(x,y) = x2y – x2ex + 2xex – 2ex + g(y)
jika diketahui:

Q  x, y   N  x, y 
y
Maka x2 + g’(y) = x2 →g’(y) = 0 →g(y) = 0
jadi solusi PD adalah: Q(x,y) = c → x2y – x2ex + 2xe2 – 2ex = c

8. Menentukan Faktor Itegrasi


Jika M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 PD tak-eksak dan µ(x,y) faktor integrasi, maka
µ(x,y)M(x,y)dx + µ(x,y)N(x,y)dy = 0 adalah PD Eksak, sehingga
M N
 atau
y x
 M  N
M  N 
y y x x
 M N   
     N M
 y x  x y
   
 M N
 y x 

 M N 
  
 y x 
Ada beberapa kasus, yaitu:
(1) Faktor integrasi hanya fungsi x saja atau µ(x,y) = µ(x) maka;
  
0  N
 x 

 M N 
  
 y x 
M N N
  
y x x
 M N 
  
y x
     dx
1
 N
 M N 
  
y x 
 ln     dx
N
 M N 
  
 y x dx

 e N

 M N 
  
 y x 
Jadi jika menghasilkan fungsi x saja maka µ(x,y) = µ(x).
N
11
(2) Faktor integrasi hanya fungsi y saja atau µ(x,y) = µ(y) maka:
 M N 
  
 y x dy
  e M

 M N 
  
 y x 
Jadi Jika dy menghasilkan fungsi y saja, maka µ = µ(y)
M
M N

y x
(3) Jika menghasilkan fungsi xy, maka µ = µ(y)
yN  xM
M N

y x
(4) Jika
N  M menghasilkan fungsi (x + y) maka µ = µ(x + y)

M N

y x
(5) Jika
yN  xM menghasilkan fungsi (x - y) maka µ = µ(x - y)

M N

y x
(6) Jika menghasilkan fungsi (x2 + y2), maka µ =µ(X2 + y2)
2 xN  2 yM

M N
Kesimpulan : faktor integral ditentukan dengan menghitung  kemudian
y x
membaginya sehingga diperoleh fungsi yang mandiri.

Contoh :

Tunjukan faktor integral dari PD x dy + (2y – xex)dx = 0 sehingga menjadi PD


eksak

Penyelesaian :

M(x,y) = (2y – xex) dan N(x,y) = x = 1

M 

y y
 
2 y  xe x  2 dan
N

x x

x   1

Sehingga diperoleh

12
M N

M N y y 1
  1 dan   fungsi dari x saja
y x N x

Maka faktor integralnya adalah

 M N 
  
 y x dx 1
  x dx
 x   e N
e  e ln x  x

Dari sini seperti contoh sebelumnya dapat ditunjukan dengan mengalikan x


pada persamaan dihasilkan PD Eksak.

2.4 Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa (PDB)

1. Aplikasi Persamaan Diferensial Pada Hukum Pendinginan Newton

Andaikan t adalah waktu t setelah benda mulai mendingin. Jika T(t) adalah suhu
benda pada saat t , Tm suhu medium yang mengelilinginya, dT/dt laju perubahan suhu
pada saat t , dan k faktor pendingin maka: dT/dt = k(T-Tm)

dT/(T-Tm)=kdt

int [dT/(T-Tm)]= Int k dt

1n (T-Tm)=kt + C1

T-Tm=e^(kt-C1)=(e^kt)(e^C1)=C jadi penyelesaian persamaan diferensial dari hukum


pendinginan Newton adalah: T=Tm+Ce^kt

13
Contoh:

jika suatu benda berada di udara bersuhu 36* dan benda mendingin dari 100*
dalam waktu 10 menit manjadi 68*, berapakah suhu benda setelah 30 menit?

Jawab:

andaikan t adalah waktu dalam menit setelah suhu benda mulai turun. maka suhu
benda setelah 30 menit adalah:

T=Tm-Ce^kt

diketahui: Tm=36* t=0----------->T(0)=100* C=64,

sehingga: T=36+64e^kt karena pada saat t=10----------- >T(10)=68*

maka: 68=36+64e^10k e^10k=0,5 k=0,1(1n(0,5))=(-0,0693)

jadi, T=36+64e^(-0,0693t)

t=30 => T=36+64(0,125)

T=44

2. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa pada Ilmu Biologi untuk Menghitung Jumlah
Bakteri

Jika y fungsi bernilai positif dalam t, dan k suatu konstanta persamaan


differensial dy/dt=ky ….(1)

menyatakan bahwa laju perubahan y sebanding dengan besarnya y pada sebarang waktu
t.

Persamaan (1) adalah persamaan differensial terpisahkan dan dapat ditulis :


∫dy/y= ∫k dt

Ln y = kt + c

y=e^(kt+c)
y= e^kt e^c atau y= 〖Ae〗^kt ..…(2)

Dimana A=e^c konstanta sebarang. Nilai konstanta k dalam persamaan (2) tergantung
pada sifat masalah. Jika k bernilai positif maka persamaan (2) disebut hikum

14
pertumbuhan eksponensial. Jika k bernilai negative maka persamaan (2) disebut hukum
peluruhan eksponensial.

Soal :

a. Jumlah bakteri dalam suatu kultur adalah 10.000, setelah dua jam menjadi 40.000.
di bawah persyaratan perkembangan yang ideal, menjadi berapa jumlah bakteri
setelah lima jam?

Jawab:
Di bawah persyaratan yang menguntungkan laju perkembangan bakteri dalam suatu
kultur sebanding dengan jumlah bakteri pada saat itu. Jika y banyaknya bakteri dalam
kultur pada waktu t maka laju perkembangannya adalah: dy/dt=ky ………………(1)
Dengan k factor pembanding, dengan mengintegralkan persamaan (1)

dy/y=k dt

∫1/y dy= ∫k dt

ln y = kt + C ………………………………(2)

pada saat awal t = 0 jumlah bakteri 10.000 (y = 10.000) sehingga dengan memasukkan
nilai tersebut ke persamaan (2);

ln 10.000 = k(0) + C

memasukkan C ke persamaan (2) menjadi:

ln y = kt + ln 10.000

untuk t = 2 jam y = 40.000

ln y 40.000 = 2k + ln 10.000

k = 1/2 [ln 40.000 – ln 10.000]

= 1/2 [ ln⁡40.000/ln⁡10.000 ] = 1/2 ln 4 = ln 4^(1/2)

= ln √4 = ln 2

Memasukkan k ke persamaan (2) menjadi:

ln y = t ln 2 + ln 10.000

untuk t = 5 jam y = ….?


15
ln y = 5 ln 2 + ln 10.000

ln y = ln 25 (10.000)

y = 320.000

jadi setelah lima jam jumlah bakteri menjadi 320.000

2.5 Software yang dapat menyelesaikan Persamaan Diferensial


1. Mapel
2. wxMaxima,
3. Autograph
4. Geogrebra
5. MATLAB
Persamaan differensial sulit untuk diselesaikan. Namun, matlab merupakan suatu
alat canggih untuk menyelesaikaan persamaan differensial. Alat tersebut adalah suatu
fungsi yang benama dsolve, sintaks yang digunakan oleh dsolve harus dalam bentuk
string. Untuk lebih jelasnya misalkan diberikan suatu persamaan differensial orde pertama
sebagai berikut:

Contoh 1:
Kepada anda diberikan sebuah persamaan diferensial berikut : dy/dt=-ay. Maka
solusinya dapat dicari dengan menggunakan matlab sbb:

>> y = dsolve('Dy = -a*y')

16
Contoh 2:
Dari persamaan diatas dy/dt=-a*y, dengan menggunakan parameter 1)0(=y
Solusi khususnya dapat dicari dengan matlab sbb:

>> y = dsolve('Dy = -a*y','y(0) = 1')

Contoh 3:
Diberikan persamaan berikut: d2y/dt2 - 2dy/dt - 3y = 0
solusi umumnya dapat diperoleh dengan menggunakan matlab sebagai berikut:
>> y=dsolve(‘D2y-2*Dy-3*y=0’)

17
dengan menerapkan kondisi awal y(0)=0 dan y(1)=1 menghasilkan:
>> y=dsolve(‘D2y-2*Dy-3*y=0’, ’y(0)=0’, ‘y(1)=1’ )

18
BAB II
SOAL

1. Tentukan turunan pertama dari y = (3x-2)4+(4x-1)3 adalah . . .

2. Tentukan turunan pertama dari y = 5x2 + 7 adalah . . .


4x + 3

3. Jika jumlah penduduk suatu daerah dalam t tahun mendatang dapat dinyatakan dalam fungsi t :
f (t) = 10.000.000+11.000t-800 t2 maka dapatkan laju pertumbuhan penduduk didaerah tersebut
pada saat lima tahun mendatang !

4. Jika diketahui fungsi total cost untuk memproduksi x satuan barang adalah TC = x3-
4x2+16x+80, maka tentukan MC pada saat memproduksi 20 satuan barang !

5. Suatu proyek akan diselesaikan dalam x hari dengan biaya proyek perhari adalah
y = (2x + - 80) dalam ribuan rupiah, biaya proyek minimum dalam x hari

19
BAB III
PEMBAHASAN

1. Kita uraikan satu per satu dulu masing-masing persamaan, misalnya :


f (x) = y = (3x-2)4 misal U = (3x-2) du/dx = 3
n-1
dy/dx = n.U . du/dx
= 4. (3x-2)4-1.3
= 12 (3x-2)3
Terus berlanjut ke persamaan berikutnya :
f (x) = y = (4x-1)3 misal U = (4x-1) du/dx = 4
dy/dx = n.U.n-1 . du/dx
= 3. (4x-1)3-1. 4
= 12 (4x-1)2
Setelah kita mengetahui hasil dari masing-masing persamaan, kemudian kita kembali
gabungkan kedua persamaan tersebut :
f (x) = y = (3x-2)4+(4x-1)3
= 12 (3x-2)3 + 12 (4x-1)2
= 12 (3x-2)3 + (4x-1)2

2. y = 5x2 + 7, kita misalkan U = 5x2+7 maka du/dx = 10 x


4x + 3 V = 4x + 3 maka dv/dx = 4

= V. du/dx – U. dv/dx
V2
= (4x+3) (10x) – (5x2 + 7) (4)
(4x + 3)2
= 40x2 + 30x – 20x2 – 28
(4x + 3)2
= 20x2 + 30x – 28
(4x + 3)2

3. f (t) = 10.000.000 + 11.000 t - 8.00 t2


f’ (t) = 11.000 - 8.00 t
sehingga laju pertambahan penduduk 5 tahun mendatang adalah
f’ (5) = 11.000- 8.00 . (5)
= 11.000 – 4.000
= 7.000
Jadi laju pertambahan penduduk 5 tahun mendatang adalah 7.000 orang

20
4. TC = x3-4x2+16x+80
MC = TCI = 3x2-8x+16
Sehingga MC untuk x = 20 adalah
MC = 3 (20)2 – 8 (20) + 16
= 3 (4.00) – 8 (20) + 16
= 1.200 – 1.60 + 16
= 1.050
Satuan rupiah MC = 3 (20)2 – 8 (20) + 16 = 1.050 satuan rupiah
Ini berarti pada posisi x = 20 satuan baran, akan terjadi tingkat perubahan biaya
Sebesar 1.050 satuan rupiah jika x berubah 1 unit.

5. y = (2x + - 80)
y (x) = (2x2 + 10.000 – 80x)
biaya minimum diperoleh jika yI (x) = 0
4x-80 = 0 x = 20
Biaya minimum adalah :
y (20) = 2 (20)2 + 10.000 – 80.20
= 800 + 10.000 – 1.600
= 9.200
Karena satuannya dalam ribuan, maka dikalikan 1.000 = Rp. 9.200.000,-

21
Kesimpulan

Persamaan differensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu


ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu. Teori persamaan differensial sudah cukup
berkembang, dan metode yang digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan
differensial terbagi menjadi dua yaitu persamaan differensial biasa dan persamaan
differensial parsial. Persamaan differensial biasa (PDB) adalah persamaan differensial di
mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas
tunggal. Persamaan differensial parsial (PDP) adalah persamaan differensial di mana
fungsi yang tidak diketahui adalah fungsi dari banyak variabel bebas, dan persamaan
tersebut juga melibatkan turunan parsial.

Didalam persamaan differensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan


differensial linear dan Persamaan differensial linear orde satu. Persamaan differensial
linear adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat satu yaitu turunan dengan satu
peubah bebas. Sedangkan Persamaan differensial linear orde satu adalah persamaan yang
mengandung turunan tingkat satu dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan
tersebut adalah satu.

Saran

Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial baik
dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai
persamaan differensial, kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam
persamaan differensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik
turunan maupun teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus
sebelumnya. Hal ini agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal
persamaan differensial biasa, karena dalam persamaan differensial sangat berkaitan
dengan turunan dan integral.

22
Daftar pustaka PD

http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_diferensial_biasa
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Metode%20Numerik/BAb-
%2008%20Solusi%20Persamaan%20Diferensial%20Biasa.pdf
http://zakylubismy.blogspot.com/2011/11/aplikasi-persamaan-diferensial-pada.html,

http://share.its.ac.id/mod/page/view.php?id=1738

http://abrari.wordpress.com/2009/12/17/wxmaxima-software-matematika-handal/

http://sriendang90.wordpress.com/2012/12/25/aplikasi-maple-pada-matematika/

http://matic-ducati.blogspot.com/2012/03/software-matematika-precalculus.html

Benni A. Pribadi, Ph.D. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Gagne, R.M dkk. (2005). Principles of Instructional Design. Newyork: Wadsworth Publishing Co.
Sahid, MSc. 2003. Penggunaan MAPLE untuk pembelajaran Aljabar. Universitas Negeri Yogyakarta
:Journal “Lab Komputer Jurdik Matematika FMIPA UNY
http://heriantisamsu.blogspot.com/2011/10/kegunaan-maple.html 08.00 / 03-10-2012

http://blog.student.uny.ac.id/intandz/2011/02/23/matlab/ 08.00 / 02-10-2012


http://id.scribd.com/doc/96716054/Tugas-Aplikasi-Sistem-Persamaan-Linear-dengan-Matlab / 09.00
/02 -10-2012
http://syahwilalwi.blogspot.com/2011/04/solusi-persamaan-linear-dengan-linprog.html 07.30 – 03-10-
2012
http://leoriset.blogspot.com/2009/01/matematika-dalam-kehidupan-nyata.html
http://www.dewinuryanti.com/arsip/fungsi-software-maple-dalam-pembelajaran-
matematika.htmlhttp://norrizal96.blogspot.com/2010/10/fungsi-matematika-pada-kehidupan-
sehari.html
http://gunawool.blogspot.com/2012/01/kumpulan-soal-diferensial-dan.html

23

Anda mungkin juga menyukai