Matematika Ekonomi
Dosen Pengajar : Ir. Saut Pane,M.B.A
Disusun Oleh :
AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2018
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................. 2
BAB I
BAB II
Soal............................................................................................................. 19
BAB III
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23
2
BAB I
PEMBAHASAN
Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan
diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari
variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini
adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi
vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan
berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam
persamaan tersebut.
Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier
atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila fungsi yang tidak
diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak dibolehkan). Bila
tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.
3
2.2 Persamaan Diferensial Biasa( PDB)
dy
PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: f ( x, y )
dx
Nilai c tidak dapat ditentukan kecuali jika dalam persamaan di atas diberi keterangan
syarat (sebuah nilai y untuk x tertentu). Solusi dengan nilai konstanta sembarang atau
c disebut solusi umum/primitif, sedangkan solusi disebut khusus jika nilai c dapat
dihitung.
4
kita kumpulkan dengan ‘dy’ dan faktor’x’ dengan ‘dx’.
Contoh :
xyy’ + x2 + 1 = 0
xy (dy/dx) + x2 + 1 = 0
y dy = -(x2 + 1/x) dx
∫ y dy = – ∫((x2 + 1)/x) dx
∫ y dy = – ∫( X + 1/x) dx
y2 = -x2/2 – ln|x + c ; c = -C
5
dv 1 3v
vx
dx 2
dv 1 3v 1 v
x v
dx 2 2
2 1
dv dx
1 v x
kedua ruas diintegrasikan menjadi:
2 1
1 vdv xdx
2 ln 1 v ln x c
1 v 2 c..x
substitusi v = y/x didapatkan
2
y
1 c.x atau x y c x
2 3
x
dy
4. Persamaan Linier dalam bentuk Py Q
dx
dy
Untuk PD yang berbentuk Py Q dengan P dan Q fungsi x atau konstanta maka
dx
Contoh :
selesaikan PD berikut:
dy
yx
dx
Penyelesaian :
dari persamaan diperoleh P = -1 dan Q = x
faktor integrasinya e
Pdx
ex
jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan e x maka
dy
e x y e x x
dx
dy
e x e x . y e x .x
dx
d x
e . y e x .x d e . y e .x e .Q
pdx pdx pdx
dx
sehingga penyelesaiannya
6
d e y e
x x
.xdx
e x y e x x e x dx e x x e x c
y x 1 c / e x
dy
5. Persamaan Bernoulli berbentuk Py Qy n
dx
dy
PD yang berbentuk Py Qy n dengan P dan Q fungsi x atau konstanta
dx
diselesaikan dengan cara :
dy
y n Py1 n Q
dx
Kedua, misalkanlah Z = y1- nsehingga
dz d y 1n
dz
1 n y n
dy
dx dx dx dx
dz
supaya suku pertama didapat maka persamaan pertama dikalikan (1-n) didapat:
dx
1 n y n dy 1 n py 1n 1 n Q
dx
dz
P1 .Z Q1 ( PD Linear )
dx
dengan P1 dan Q1 fungsi x atau konstanta. Persamaan terakhir dapat diselesaikan
dengan faktor integrasi. Setelah diperoleh penyelesaian untuk z, dengn substitusi z =
y1- n kita dapatkan y.
Contoh :
selesaikan PD berikut:
dy y
x.y 2
dx x
Penyelesaian
7
Kedua ruas dibagi y2 menjadi
1
2 dy y
y x
dx x
dz dy
Misalkan z = y1-n, n = 2 sehingga z = y-1 dan y 2
dx dx
dz
Supaya suku pertama didapat maka penyelesaian dikali – 1, diperoleh:
dx
dy y 1
y 2 x
dx x
dz z
x PD Linear
dx x
. y e
Pdx
.Qdx c
Sehingga
.z .1 x dx c x c
1 1 z
x x x
Z cx x 2
8
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Langkah 2. Uji ke-eksak-an PD:
M N
y x
Langkah 3. Jika eksak, integralkan M terhadap x atau N terhadap y. misalkan dipilih
M, maka: N x, y M x, y dx g y
N x, y
y
M x, y dx g ' y
Langkah 5. Integralkan g’(y) untuk memperoleh g(y)
Langkah 6. Tuliskan penyelesaikan umum dalam bentuk implisit: Q(x,y) = c
Langkah 7. Tentukan C jika diberikan kondisi awal tertentu.
Contoh :
x 2y
. y o 3
dy
Selesaikan PDB 2
dx y 2x
Selesaikan :
Langkah 1. Bentuk diferensial PD adalah : (x – 2y)dx + (y2 – 2x) dy = 0
M N
Langkah 2. Uji ke-esak-an PD ini : 2; 2
y x
Langkah 3. Misalkan dipilih M untuk diitegralkan, maka :
Q x, y M x, y dx g y
x 2 y dx g y
x 2 xy g y
1
2
Langkah 4. Menyamakan turunan Q(x,y) terhadap y dengan N(x,y):
1
x 2 xy g y y 2 x
2
y 2
0 2x g' y y 2 2x
g'y y 2
Langkah 5. Integralkan g’(y), diperoleh : g(x) = 1/3y3
Langkah 6. Penyelesaian umum dalam bentuk implisit
1 1 Q(x,y) = C
x 2 xy y 3 C
2 3
9
Langkah 7. Dengan kondisi awal y (0) = 3, diperoleh C = 9, sehingga
1 1
penyelesaian khususnya adalah : x 2 xy y 3 9
2 3
P( x) y Q x
dy
dx
p x dx
Faktor integral x e akan membawa persamaan diferensial linier order satu
M N
y x
Jadi jika menghasilkan fungsi x saja maka µ(x,y) = µ(x).
N
11
(2) Faktor integrasi hanya fungsi y saja atau µ(x,y) = µ(y) maka:
M N
y x dy
e M
M N
y x
Jadi Jika dy menghasilkan fungsi y saja, maka µ = µ(y)
M
M N
y x
(3) Jika menghasilkan fungsi xy, maka µ = µ(y)
yN xM
M N
y x
(4) Jika
N M menghasilkan fungsi (x + y) maka µ = µ(x + y)
M N
y x
(5) Jika
yN xM menghasilkan fungsi (x - y) maka µ = µ(x - y)
M N
y x
(6) Jika menghasilkan fungsi (x2 + y2), maka µ =µ(X2 + y2)
2 xN 2 yM
M N
Kesimpulan : faktor integral ditentukan dengan menghitung kemudian
y x
membaginya sehingga diperoleh fungsi yang mandiri.
Contoh :
Penyelesaian :
M
y y
2 y xe x 2 dan
N
x x
x 1
Sehingga diperoleh
12
M N
M N y y 1
1 dan fungsi dari x saja
y x N x
M N
y x dx 1
x dx
x e N
e e ln x x
Andaikan t adalah waktu t setelah benda mulai mendingin. Jika T(t) adalah suhu
benda pada saat t , Tm suhu medium yang mengelilinginya, dT/dt laju perubahan suhu
pada saat t , dan k faktor pendingin maka: dT/dt = k(T-Tm)
dT/(T-Tm)=kdt
1n (T-Tm)=kt + C1
13
Contoh:
jika suatu benda berada di udara bersuhu 36* dan benda mendingin dari 100*
dalam waktu 10 menit manjadi 68*, berapakah suhu benda setelah 30 menit?
Jawab:
andaikan t adalah waktu dalam menit setelah suhu benda mulai turun. maka suhu
benda setelah 30 menit adalah:
T=Tm-Ce^kt
jadi, T=36+64e^(-0,0693t)
T=44
2. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa pada Ilmu Biologi untuk Menghitung Jumlah
Bakteri
menyatakan bahwa laju perubahan y sebanding dengan besarnya y pada sebarang waktu
t.
Ln y = kt + c
y=e^(kt+c)
y= e^kt e^c atau y= 〖Ae〗^kt ..…(2)
Dimana A=e^c konstanta sebarang. Nilai konstanta k dalam persamaan (2) tergantung
pada sifat masalah. Jika k bernilai positif maka persamaan (2) disebut hikum
14
pertumbuhan eksponensial. Jika k bernilai negative maka persamaan (2) disebut hukum
peluruhan eksponensial.
Soal :
a. Jumlah bakteri dalam suatu kultur adalah 10.000, setelah dua jam menjadi 40.000.
di bawah persyaratan perkembangan yang ideal, menjadi berapa jumlah bakteri
setelah lima jam?
Jawab:
Di bawah persyaratan yang menguntungkan laju perkembangan bakteri dalam suatu
kultur sebanding dengan jumlah bakteri pada saat itu. Jika y banyaknya bakteri dalam
kultur pada waktu t maka laju perkembangannya adalah: dy/dt=ky ………………(1)
Dengan k factor pembanding, dengan mengintegralkan persamaan (1)
dy/y=k dt
∫1/y dy= ∫k dt
ln y = kt + C ………………………………(2)
pada saat awal t = 0 jumlah bakteri 10.000 (y = 10.000) sehingga dengan memasukkan
nilai tersebut ke persamaan (2);
ln 10.000 = k(0) + C
ln y = kt + ln 10.000
ln y 40.000 = 2k + ln 10.000
= ln √4 = ln 2
ln y = t ln 2 + ln 10.000
ln y = ln 25 (10.000)
y = 320.000
Contoh 1:
Kepada anda diberikan sebuah persamaan diferensial berikut : dy/dt=-ay. Maka
solusinya dapat dicari dengan menggunakan matlab sbb:
16
Contoh 2:
Dari persamaan diatas dy/dt=-a*y, dengan menggunakan parameter 1)0(=y
Solusi khususnya dapat dicari dengan matlab sbb:
Contoh 3:
Diberikan persamaan berikut: d2y/dt2 - 2dy/dt - 3y = 0
solusi umumnya dapat diperoleh dengan menggunakan matlab sebagai berikut:
>> y=dsolve(‘D2y-2*Dy-3*y=0’)
17
dengan menerapkan kondisi awal y(0)=0 dan y(1)=1 menghasilkan:
>> y=dsolve(‘D2y-2*Dy-3*y=0’, ’y(0)=0’, ‘y(1)=1’ )
18
BAB II
SOAL
3. Jika jumlah penduduk suatu daerah dalam t tahun mendatang dapat dinyatakan dalam fungsi t :
f (t) = 10.000.000+11.000t-800 t2 maka dapatkan laju pertumbuhan penduduk didaerah tersebut
pada saat lima tahun mendatang !
4. Jika diketahui fungsi total cost untuk memproduksi x satuan barang adalah TC = x3-
4x2+16x+80, maka tentukan MC pada saat memproduksi 20 satuan barang !
5. Suatu proyek akan diselesaikan dalam x hari dengan biaya proyek perhari adalah
y = (2x + - 80) dalam ribuan rupiah, biaya proyek minimum dalam x hari
19
BAB III
PEMBAHASAN
= V. du/dx – U. dv/dx
V2
= (4x+3) (10x) – (5x2 + 7) (4)
(4x + 3)2
= 40x2 + 30x – 20x2 – 28
(4x + 3)2
= 20x2 + 30x – 28
(4x + 3)2
20
4. TC = x3-4x2+16x+80
MC = TCI = 3x2-8x+16
Sehingga MC untuk x = 20 adalah
MC = 3 (20)2 – 8 (20) + 16
= 3 (4.00) – 8 (20) + 16
= 1.200 – 1.60 + 16
= 1.050
Satuan rupiah MC = 3 (20)2 – 8 (20) + 16 = 1.050 satuan rupiah
Ini berarti pada posisi x = 20 satuan baran, akan terjadi tingkat perubahan biaya
Sebesar 1.050 satuan rupiah jika x berubah 1 unit.
5. y = (2x + - 80)
y (x) = (2x2 + 10.000 – 80x)
biaya minimum diperoleh jika yI (x) = 0
4x-80 = 0 x = 20
Biaya minimum adalah :
y (20) = 2 (20)2 + 10.000 – 80.20
= 800 + 10.000 – 1.600
= 9.200
Karena satuannya dalam ribuan, maka dikalikan 1.000 = Rp. 9.200.000,-
21
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial baik
dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai
persamaan differensial, kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam
persamaan differensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik
turunan maupun teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada mata kuliah kalkulus
sebelumnya. Hal ini agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal
persamaan differensial biasa, karena dalam persamaan differensial sangat berkaitan
dengan turunan dan integral.
22
Daftar pustaka PD
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_diferensial_biasa
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Metode%20Numerik/BAb-
%2008%20Solusi%20Persamaan%20Diferensial%20Biasa.pdf
http://zakylubismy.blogspot.com/2011/11/aplikasi-persamaan-diferensial-pada.html,
http://share.its.ac.id/mod/page/view.php?id=1738
http://abrari.wordpress.com/2009/12/17/wxmaxima-software-matematika-handal/
http://sriendang90.wordpress.com/2012/12/25/aplikasi-maple-pada-matematika/
http://matic-ducati.blogspot.com/2012/03/software-matematika-precalculus.html
Benni A. Pribadi, Ph.D. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Gagne, R.M dkk. (2005). Principles of Instructional Design. Newyork: Wadsworth Publishing Co.
Sahid, MSc. 2003. Penggunaan MAPLE untuk pembelajaran Aljabar. Universitas Negeri Yogyakarta
:Journal “Lab Komputer Jurdik Matematika FMIPA UNY
http://heriantisamsu.blogspot.com/2011/10/kegunaan-maple.html 08.00 / 03-10-2012
23