Di susun oleh :
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah matematika wajib yang berjudul “ DIFERENSIAL “ telah di baca dan di setujui oleh :
Mengetahui
Wakasek kurikulum,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ DIFERENSIAL ”.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaam yaitu : Persamaan diferensial biasa (PDB) dan
Persamaan diferensial parsial (PDP). Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial
dapat digolongkan sebagai linier atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial disebut
linier apabila fungsi yang tidak diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu
(hasilkali tidak dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah
nonlinier.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang digunakan
bervariasi sesuai jenis persamaan. Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan
diferensial di mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari
variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini
adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa fungsi
vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan
berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam
persamaan tersebut.
Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier
atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila fungsi yang tidak
diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak dibolehkan). Bila
tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.
2
2.2 Persamaan Diferensial Biasa( PDB)
dy
PDB orde satu dapat dinyatakan dalam: f (x, y)
dx
3x 6x 5 dx
Nilai c tidak dapat ditentukan kecuali jika dalam persamaan di atas diberi keterangan
syarat (sebuah nilai y untuk x tertentu). Solusi dengan nilai konstanta sembarang atau
c disebut solusi umum/primitif, sedangkan solusi disebut khusus jika nilai c dapat
dihitung.
3
kanannya dapat dinyatakan sebagai perkalian atau pembagian fungsi x dan fungsi y,
maka penyelesaian PD dengan cara memisahkan variabelnya sehingga faktor’y’ bisa
kita kumpulkan dengan ‘dy’ dan faktor’x’ dengan ‘dx’. Contoh :
xyy’ + x2 + 1 = 0 Ubah
ke dalam eksplisit xy
(dy/dx) + x2 + 1 = 0
= -(x2 + 1/x) dx
∫ y dy = – ∫((x2 + 1)/x) dx
∫ y dy = – ∫( X + 1/x) dx y2/2 =
ln|x + c ; c = -C
4
2
2x
Persamaan sekarang menjadi:
dv 1 3v
vx
dx 2
dv 1 3v 1 v x v
dx 2 2
2 1
dv dx
1 v x kedua ruas
diintegrasikan menjadi:
2 1
1vdv xdx
2ln1v ln x c
1v c..x 2
y
1 c.xataux y c x
2 3
x
dy
4. Persamaan Linier dalam bentuk Py Q dx dy
Untuk PD yang berbentuk Py Q dengan P dan Q fungsi x atau konstanta maka
dx
Pdx
penyelesaian PD dengan mengalikan kedua ruas dengan faktor integrasi e
Contoh :
selesaikan PD berikut:
dy
yx
dx
5
Penyelesaian : dari persamaan diperoleh P
= -1 dan Q = x faktor integrasinyae Pdx
ex
jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan ex maka
x dy ex.y ex.x e dx d
e .y e
x .x depdx.y epdx.x
x
epdx.Q dx
sehingga penyelesaiannya
de y e x
.xdx ex y exx
x
Pdx
dari contoh di atas jika faktor integrasi e , maka PD linier orde satu
d
, y.Q
dx
Dengan bbentuk diatas, penyelesaianya menjadi
Pdx Pdx
.y .Qdx catau y.e e .Qdx c
dy n
yn dy Py1n Q
dx
6
Kedua, misalkanlah Z = y1- nsehingga
dz dy1n dz 1nyn
dy dx dx dx dx
(PDLinear)
x.y
dx x
Penyelesaian
Kedua ruas dibagi y2 menjadi
y2 dy y x dx 1
dz dy
Misalkan z = y1-n, n = 2 sehingga z = y-1 dan y2
dx dx
dz
Supaya suku pertama didapat maka penyelesaian dikali – 1, diperoleh: dx
Pdx 1
Faktor integral e dimana P maka x
7
1 ePdx e dx
x elnx
1
elnx
1
x
Pdx
.y e .Qdx c
Sehingga
1 1 z
x.z x.1 xdx c x x c
Z cx x2
Karena Z = y-1 = cx – x2 y = (cx – x2)- 1
Q
Dikatakan eksak jika terdapat fungsi Q(x,y), sedemikian sehingga Mx, y
dan
y
Q
Mx, y, dengan mengingat diferensial total dari fungsi Q(x,y), maka y
disimpulkan bahwa persamaan M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 eksak jika hanya jika :
M N
y x
Langkah – langkah untuk menyelesaikan PD Eksak adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Tuliskan PD dalam bentuk diferensial :
M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0
Langkah 2. Uji ke-eksak-an PD:
M N
y x
Langkah 3. Jika eksak, integralkan M terhadap x atau N terhadap y. misalkan dipilih
8
M, maka: Nx, yMx, ydxgy
Langkah 4. turunkan Q terhadap y dan semakan hasilnya dengan N(x,y)
Nx, y
y Mx, ydxg'y
Langkah 5. Integralkan g’(y) untuk memperoleh g(y)
Langkah 6. Tuliskan penyelesaikan umum dalam bentuk implisit: Q(x,y) = c Langkah
7. Tentukan C jika diberikan kondisi awal tertentu.
Contoh :
2 y
Selesaikan PDB dydx yx2 2 x.yo 3
Selesaikan :
Langkah 1. Bentuk diferensial PD adalah : (x – 2y)dx + (y2 – 2x) dy = 0
M N
Langkah 2. Uji ke-esak-an PD ini : 2; 2
y x
Langkah 3. Misalkan dipilih M untuk diitegralkan, maka :
x 2xy gy
Langkah 4. Menyamakan turunan Q(x,y) terhadap y dengan N(x,y):
1
x 2xygy y2 2x
y 2
0 2xg'y y2 2x g'y y2
Langkah 5. Integralkan g’(y), diperoleh : g(x) = 1/3y3
Langkah 6. Penyelesaian umum dalam bentuk implisit Q(x,y) = C
1 1 3C x2xy y
2 3
9
Langkah 7. Dengan kondisi awal y (0) = 3, diperoleh C = 9, sehingga
13 9
penyelesaian khususnya adalah : x 2xy
y
3
M N
y x
Maka PD tersebut disebut PD tak-eksak, suatu PD tak-eksak dapat diubah ke PD
Eksak dengan mengalikan persamaan dengan suatu faktor yang tepat, yang disebut
faktor pengintegralan (integrating factor).Pada bagian sebelumnya, kita mengenal
pxdx
faktor integral: x e untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear
order satu dalam bentuk:
dy
P(x)y Qx
dx
pxdx
Faktor integral x e akan membawa persamaan diferensial linier order
satu
dy berbentuk P(x)y Qx menjadi PD eksak. Secara umum suatu
faktor integral dx
adalah faktor μ(x, y) dapat mengubah persamaan diferensial tidak eksak menjadi
persamaan diferensial eksak.
Contoh :
Tunjukkan bahwa x dy + (2y − xex )dx = 0 tidak eksak, tetapi dengan
mengalikan dengan faktor μ = x PD tersebut menjadi eksak. Kemudian
selesaikan!
Penyelesaian :
10
Uji ke-eksak-an, 2y xe 2
x
x1
x x
Jadi PD adalah tidak eksak. Dengan mengalikan faktor integral x diperoleh:
Qx, y Nx, y
y
Maka x2 + g’(y) = x2 g’(y) = 0 g(y) = 0 jadi solusi PD
adalah: Q(x,y) = c x2y – x2ex + 2xe2 – 2ex = c
M N
atau
y x
M N M N
y y x x
M N
y x x N y M
11
M N
y x
Ada beberapa kasus, yaitu:
(1) Faktor integrasi hanya fungsi x saja atau µ(x,y) = µ(x) maka;
0 N
x
M N
y x
M N N
y x x
M N
M N
e yN x dx
M N
y x
Jadi jika menghasilkan fungsi x saja maka µ(x,y) = µ(x).
N
(2) Faktor integrasi hanya fungsi y saja atau µ(x,y) = µ(y) maka:
M N
y x
e M
dy
M N
y x
Jadi Jika dy menghasilkan fungsi y saja, maka µ = µ(y)
M
M N
y x
(3) Jika menghasilkan fungsi xy, maka µ = µ(y) yNxM
12
M N
(4) Jika y
x
NM
menghasilkan fungsi (x + y) maka µ = µ(x + y)
M N
(5) Jika y
x
yNxM
menghasilkan fungsi (x - y) maka µ = µ(x - y)
M N
y x
(6) Jika menghasilkan fungsi (x2 + y2), maka µ =µ(X2 + y2)
2xN2yM
M N
Kesimpulan : faktor integral ditentukan dengan menghitung kemudian
y x
membaginya sehingga diperoleh fungsi yang mandiri.
Contoh :
Penyelesaian :
M 2yxex 2 dan N x1
y y x x
Sehingga diperoleh
M N
M N y y 1
1 dan fungsidari xsaja
13
y x N x
M N
y x 1
x e
x
N dx exdx elnx
Andaikan t adalah waktu t setelah benda mulai mendingin. Jika T(t) adalah suhu
benda pada saat t , Tm suhu medium yang mengelilinginya, dT/dt laju perubahan suhu
pada saat t , dan k faktor pendingin maka: dT/dt = k(T-Tm) dT/(T-Tm)=kdt int [dT/(T-
Tm)]= Int k dt
1n (T-Tm)=kt + C1
Contoh:
jika suatu benda berada di udara bersuhu 36* dan benda mendingin dari 100* dalam
waktu 10 menit manjadi 68*, berapakah suhu benda setelah 30 menit?
Jawab:
andaikan t adalah waktu dalam menit setelah suhu benda mulai turun. maka suhu
14
benda setelah 30 menit adalah: T=Tm-Ce^kt diketahui: Tm=36*
T=44
2. Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa pada Ilmu Biologi untuk Menghitung Jumlah
Bakteri
Ln y = kt +
c y=e^(kt+c)
Dimana A=e^c konstanta sebarang. Nilai konstanta k dalam persamaan (2) tergantung
pada sifat masalah. Jika k bernilai positif maka persamaan (2) disebut hikum
pertumbuhan eksponensial. Jika k bernilai negative maka persamaan (2) disebut hukum
peluruhan eksponensial.
Soal :
a. Jumlah bakteri dalam suatu kultur adalah 10.000, setelah dua jam menjadi 40.000. di
bawah persyaratan perkembangan yang ideal, menjadi berapa jumlah bakteri setelah
lima jam?
Jawab:
Di bawah persyaratan yang menguntungkan laju perkembangan bakteri dalam suatu
kultur sebanding dengan jumlah bakteri pada saat itu. Jika y banyaknya bakteri dalam
15
kultur pada waktu t maka laju perkembangannya adalah: dy/dt=ky ………………(1)
Dengan k factor pembanding, dengan mengintegralkan persamaan (1) dy/y=k dt
∫1/y dy= ∫k dt
ln y = kt + C ………………………………(2)
pada saat awal t = 0 jumlah bakteri 10.000 (y = 10.000) sehingga dengan memasukkan
menjadi:
ln y = kt + ln 10.000 untuk t =
40.000 – ln 10.000]
= ln √4 = ln 2
ln y = t ln 2 + ln 10.000
= 5 ln 2 + ln 10.000 ln y = ln
16
4. Geogrebra
5. MATLAB
Persamaan differensial sulit untuk diselesaikan. Namun, matlab merupakan suatu
alat canggih untuk menyelesaikaan persamaan differensial. Alat tersebut adalah suatu
fungsi yang benama dsolve, sintaks yang digunakan oleh dsolve harus dalam bentuk
string. Untuk lebih jelasnya misalkan diberikan suatu persamaan differensial orde pertama
sebagai berikut:
Contoh 1:
Kepada anda diberikan sebuah persamaan diferensial berikut : dy/dt=-ay. Maka
solusinya dapat dicari dengan menggunakan matlab sbb:
Contoh 2:
Dari persamaan diatas dy/dt=-a*y, dengan menggunakan parameter 1)0(=y Solusi
khususnya dapat dicari dengan matlab sbb:
17
Contoh 3:
Diberikan persamaan berikut: d2y/dt2 - 2dy/dt - 3y = 0 solusi umumnya dapat
diperoleh dengan menggunakan matlab sebagai berikut:
>> y=dsolve(‘D2y-2*Dy-3*y=0’)
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
19
Didalam persamaan differensial biasa, dipelajari tentang konsep persamaan
differensial linear dan Persamaan differensial linear orde satu. Persamaan differensial
linear adalah persamaan yang mengandung turunan tingkat satu yaitu turunan dengan satu
peubah bebas. Sedangkan Persamaan differensial linear orde satu adalah persamaan yang
mengandung turunan tingkat satu dimana turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan
tersebut adalah satu.
2. Saran
Sebaiknya kita harus memahami dan mengerti tentang persamaan diferensial baik
dari bentuk umumnya sampai pada penyelesaiannya. Karena dengan menguasai
persamaan differensial, kita akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan dalam
persamaan differensial biasa. Selain itu, kita juga harus paham tentang teknik – teknik
turunan maupun teknik pengintegralan yang pernah dipelajari pada pelajaran matematika
wajib sebelumnya. Hal ini agar dapat mempermudah dalam menyelesaikan soal – soal
persamaan differensial biasa, karena dalam persamaan differensial sangat berkaitan
dengan turunan dan integral.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_diferensial_biasa
http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Metode%20Numerik/BAb -
%2008%20Solusi%20Persamaan%20Diferensial%20Biasa.pdf
http://zakylubismy.blogspot.com/2011/11/aplikasi-persamaan-diferensial-pada.html,
http://share.its.ac.id/mod/page/view.php?id=1738
20
http://abrari.wordpress.com/2009/12/17/wxmaxima-software-matematika-handal/
http://sriendang90.wordpress.com/2012/12/25/aplikasi-maple-pada-matematika/
http://matic-ducati.blogspot.com/2012/03/software-matematika-precalculus.html
Benni A. Pribadi, Ph.D. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Gagne, R.M dkk. (2005). Principles of Instructional Design. Newyork: Wadsworth Publishing Co.
Sahid, MSc. 2003. Penggunaan MAPLE untuk pembelajaran Aljabar. Universitas Negeri Yogyakarta
:Journal “Lab Komputer Jurdik Matematika FMIPA UNY
http://heriantisamsu.blogspot.com/2011/10/kegunaan-maple.html 08.00 / 03-10-2012
21